Dosen Pengampu :
Sylva Alkornia S.Pd., M.Pd
Disusun oleh :
Nur Auliya Hamzah (180210201083)
Nataya Bening Maulidya (180210201014)
UNIVERSITAS JEMBER
2021
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T yang
maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Atas segala Rahmat, Petunjuk, dan hidayah yang telah
diberikan-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas mata kuliah Masalah
Perkembangan Anak dengan judul pembahasan “ANAK DENGAN KETIDAKMATANGAN
SOSIAL EMOSIONAL”.
Penulisan tugas ini merupakan tugas yang diberikan oleh dosen pengampu Mata Kuliah
Masalah Perkembangan Anak untuk menyelesaikan dan membahas materi perkuliahan pada
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan dalam
penulisan makalah ini.
Demi kesempurnaan tugas ini, penulis berharap dan membuka ruang seluas-luasnya
terhadap kritik dan saran dari semua pihak. Akhirnya penulis mengharapkan, mudah-
mudahan tugas ini minimal dapat menambah pengetahuan dan bisa menjadi referensi bagi
pembaca sekalian.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
BAB II PEMBAHASAN
2
berbentuk rasa senang, takut, marah dan sebagainya. Beberapa perilaku umum yang
menampakan ketidakmatangan emosi yaitu:
Pemalu atau penyendiri yang
Takut untuk melakukan hal-hal yang baru
Emosi meledak-ledak karena hal sepele
Mudah menyerah
Tidak mempertimbangkan kemungkinan kemungkinan
Mudah merajuk dan mengeluh
Terlalu mengkhawatirkan kesehatan
Tidak bertanggung jawab
Penyebab pertama perilaku ketidakmatangan sosial emosional adalah teori belajar sosial
yaitu penyimpangan perilaku merupakan kegagalan dalam proses memperoleh perilaku
tersebut kecuali mempunyai bukti yang empiris.
Penyebab ketidakmatangan sosial emosional kedua adalah bisa dirunut sejak masa
kecil. Beberapa diantaranya adalah kondisi lingkungan misalnya ada budaya yang
menganggap wajar bila anak perempuan merengek dan anak laki-laki marah-marah dan
memukul. Anak perempuan dilarang melakukan ini itu Mama khawatir luka atau sakit. Anak
laki-laki dianggap pemimpin jika berhasil memaksakan kehendak kepada teman-temannya
Menyadarkan anak bahwa ia tidak dapat memperoleh apa yang ia inginkan dengan
menangis atau marah-marah. Misalnya dengan melakukan temper tantrum.
Jangan membiarkan anak menjadi anak yang egois. Anak-anak cenderung ingin
menang sendiri sesekali ia harus diajarkan bahwa ia tidak bisa selalu menjadi
pemenang
3
Ajari anak untuk mengekspresikan emosi dengan baik apabila anak mulai tidak
terkontrol emosinya maka coba tenangkan dengan pelukan dan jauhkan dari benda-
benda yang berbahaya.
Biarkan anak merasakan pengalamannya sendiri tanpa sadar orangtua seringkali
terlalu protektif terhadap anak-anak seharusnya orang tua membiarkan mereka
mencoba hal baru, merasakan jatuh sedikit sakit dan bersenang-senang dengan
inisiatifnya sendiri titik ini akan sangat membantu mereka menghadapi dunia nyata
yang tidak menjadi terlalu bergantung kepada orang tuanya.
Berikan anak tanggung jawab titik beri anak tugas sesuai usianya dan selalu tekan kan
agar anak menyelesaikan apa yang telah mereka mulai
4
Dalam pergaulan dengan teman sebaya cenderung menjadi pengikut dari pada
menjadi pemimpin.
Bila melakukan tugas perlu petunjuk yang jelas dan memerlukan dukungan yang lain.
Bila bekerja memerlukan waktu yang lama, banyak menghapus, lebih banyak diam.
Cara menangani anak yang dependen yaitu tergantung pada pola pengasuhan oleh
orangtua, sekolah, maupun lingkungan masyarakat yang ada di sekitar.
Berikan kesempatan dan latihan pada anak untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya
dapat dilakukan.
Tanamkan disiplin
Hindarkan situasi yang dapat menyebabkan anak merasa tertekan, terancam, sehingga
timbul kecemasan dan rasa takut yang akan mengahmbat gerak dan langkahnya
C. Tempertantrum
Tempertantrum merupakan perilaku marah yang dimiliki anak secara berlebihan. Ini
terjadi pada anak yang berumur 4 tahun. Perilaku ini muncul lebih sering pada anak saat
anak menginginkan sesuatu, dengan cara seperti marah secara berlebihan anak mengetahui
keinginannya kan dipenuhi.
Tempertantrum ini adalah permasalahan perkembagan emosi pada anak usia dini. Anak
yang memiliki permasalahan pada perkembangan emosinya, jika mereka menginginkan
sesuatu yang tidak segera dipenuhi mereka akan mengamuk yang berlebihan seperti
memecahkan barang yang ada disekitarnya, berguling-guling dilantai, meninju, menjerit,
menangis, menendang serta menghentakkan kaki.
Cara mengatasi anak dengan sikap tempertantrum :
Orangtua harus tetap tenang
Mencari penyebab tantrum
Mengalihkan perhatian anak
Hindari memukul anak
Memberi waktu anak untuk tenang dan menunggunya
D. Pemalu
Pemalu merupakan emosi yang negatif yang ada pada diri anak maupun seseorang
yang sudh dewasa. Emosi pemalu yang negative pada anak sangat berdampak tidak baik
untuk berhubungan dengan orang lain karena emosi ini bisa menghambat dan mengganggu
anak dalam berhubungan dan bersosialisasi dengan orang lain yang ada disekitarnya.
5
Ciri-ciri anak yang memiliki perilaku pemalu ini yaitu sebagai berikut :
Anak lebih senang bermain sendiri.
Anak lebih senang menyendiri.
Pendiam.
Tidak berani tampil saat bermain.
Tidak mau maju kedepan/berdiri didepan kelas.
Cara mengatasi sikap pemalu pada anak :
Memberi kesempatan anak untuk mengeksplor hal baru
Menghindari menyebut mereka pemalu didepan umum
Sering mengajak anak berinteraksi sosial
Jika anak gagal melakukan sesuai hindari sikap memarahi atau menghukumnya
Menjadi role model yang baik untuk anak
E. Pembangkang
Pembangkang yaitu perilaku yang tidak mau menuruti yang diperintahkan. Perilaku ini
dapat dilihat pada diri anak seperti anak tidak patuh saat diperintah dan bersikap keras
kepala, seenaknya sendiri dalam melakukan hal-hal apapun dan tidak patuh dalam apa yang
diperintahkan kepada mereka.
Cara menangani anak yang membangkak :
Persiapkan diri menerima reaksi yang tidak diharapkan
Menghindari memberikan agrumen balik ke anak
Fokus tentang apa yang harus dilakukan
Jika orang tua mulai hilang kendali, ambil sedikit waktu untuk menenangkan diri
Orang tua harus bersikap positif
Menghindari penggunaan sindiran yang tajam
Coba untuk memberi penghargaan yang positif pada anak jika ia mendengarkan
orangtuanya
F. Pembohong
Pembohong atau berbohong merupakan perilaku yang negatif yang dilakukan secara
sadar. Perilaku ini muncul pada anak karena anak takut kalau dimarahi karena kesalahan
yang mereka buat, berbohong untuk mengatasi kekurangan yang ada pada diri anak.
Mengatasi anak yang suka berbohong :
6
Membina hubungan baik dengan anak
Menjelaskan pentingnya kejujuran
Jangan marahi anak jika ia berkata jujur
Memberi apresiasi ketika anak jujur
Memberikan contoh mengenai kejujuran sehari-hari
G. Penakut
Rasa takut merupakan hal yang alami. Perilaku ini merupakan bentuk emosi
kecemasan. Jika rasa takut yang dialami anak sangat berlebihan ini berdampak tidak baik
pada anak karena perilaku malu yang berlebihan dapat mengganggu aktivitas anak.
Cara mendidik anak penakut :
Memberi contoh sikap berani kepada anak
Berusaha meredam emosi saat mendidik anak
Tidak terlalu memanjakan anak
Meminimalisir rasa ketakutan anak dengan sebuah petualangan baru
Selalu memberi apresiasi atas semua sikap keberaniannya
7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan, kita sebagai pendidik harus memberi motivasi kepada anak,
agar anak tersebut tidak dependen dan mau menang sendiri, supaya anak tersebut
memiliki sikap yangbaik, akan tetapi tergantung pola pengasuhan oleh orantua,
sekolah, maupun lingkungan masyarakat sekitar. untuk itu bagi para orang tua harus
mengajarkan kepada anak sejak diniagar memiliki sikap yang baik, dan tidak memiliki
sifat dependen dan mau menang sendiri.
3.2 Saran
Para orang tua atau guru prasekolah sudah seharusnya dapat memberikan pembekalan
yang memadai tentang pengelolaan emosi pada setiap anak agar dapat memenuhi tuntutan
penyesuaian diri dari lingkungannya, baik dari lingkungan keluarga, sekolah maupun teman
bermain. Jika kebutuhan untuk memenuhi tuntutan tersebut tidak segera diupayakan maka
dampak negatif tersebut di atas akan mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial anak
lebih serius.
8
DAFTAR PUSTAKA
Nadhirah Firda Yahdinil. 2017. Perilaku Ketidakmatangan Sosial-Emosional Pada Anak Usia
Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Vol.2(1)