Anda di halaman 1dari 12

ANAK DENGAN KETIDAKMATANGAN SOSIAL EMOSIONAL

(Disusun guna memenuhi tugas Kuliah Masalah Perkembangan Anak)

Dosen Pengampu :
Sylva Alkornia S.Pd., M.Pd

Disusun oleh :
Nur Auliya Hamzah (180210201083)
Nataya Bening Maulidya (180210201014)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2021

i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T yang
maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Atas segala Rahmat, Petunjuk, dan hidayah yang telah
diberikan-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas mata kuliah Masalah
Perkembangan Anak dengan judul pembahasan “ANAK DENGAN KETIDAKMATANGAN
SOSIAL EMOSIONAL”.

Penulisan tugas ini merupakan tugas yang diberikan oleh dosen pengampu Mata Kuliah
Masalah Perkembangan Anak untuk menyelesaikan dan membahas materi perkuliahan pada
Program Studi Pendidikan Luar Sekolah. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan dalam
penulisan makalah ini.

Demi kesempurnaan tugas ini, penulis berharap dan membuka ruang seluas-luasnya
terhadap kritik dan saran dari semua pihak. Akhirnya penulis mengharapkan, mudah-
mudahan tugas ini minimal dapat menambah pengetahuan dan bisa menjadi referensi bagi
pembaca sekalian.

Jember, 23 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

ANAK DENGAN KETIDAKMATANGAN SOSIAL EMOSIONAL...................................................i


KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
2.1 Pengertian Perilaku Ketidakmatangan Sosial-Emosional.......................................................2
2.2 Penyebab Perilaku Ketidakmatangan Sosial- Emosional.......................................................3
2.3 Anak Dengan Ketidakmatangan Sosial – Emosional.............................................................4
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................8
3.2 Saran......................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................9

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar
menguasaitingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek : gerak, berfikir, dan interaksi baik
dengan sesamamaupun dengan benda-benda lingkungan hidupnya. Mengetahui
perkembangan anak melaluiproses perubahan perilaku sosial dan emosi dari
ketidakmatangan menjadi matang darisederhana menjadi kompleks, suatu proses
evaluasi manusia dari ketergantungan menjadimakhluk dewasa yang mandiri. Maka
melalui proses pengembangan berbagai aspekperkembangan kita dapat mengetahui
dengan pemahaman tentang perkembangan anak. Anakmemiliki karakteristik tersendiri dan
anak memiliki dunianya sendiri.

1.2 Rumusan Masalah


1.1.1 Pengertian Perilaku Ketidakmatangan Sosial-Emosional?
1.1.2 Penyebab Perilaku Ketidakmatangan Sosial- Emosional?
1.1.3 Anak Dengan Ketidakmatangan Sosial - Emosional?

1.3 Tujuan Penulisan


1.1.4 Agar masyarakat atau orang tua mengetahui apa itu Pengertian Perilaku
Ketidakmatangan Sosial-Emosional
1.1.5 Untuk mengetahui Penyebab Perilaku Ketidakmatangan Sosial- Emosional
1.1.6 Untuk mengetahui Anak Dengan Ketidakmatangan Sosial - Emosional

1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perilaku Ketidakmatangan Sosial-Emosional


Istilah yang lebih populer untuk ketidakmatangan yaitu inadequary atau kekurangan
dewasaan yaitu immaturity. Ketidakmatangan atau kekurangan dewasaan dapat menunjukkan
pada masalah yang sama yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan seusianya.
Macam-macam contoh perilaku sebagai akibat dari ketidakmatangan sosial emosional adalah
sebagai berikut:
 Andra membanting mainan Lego nya ke lantai "Ah, susah!" Lalu dia pun melengos
pergi, membiarkan mainannya terserah berkeping-keping.
 Beda dengan Aqila, sepulang sekolah dia tampak sangat Murung dan berlanjut sampai
Sore harinya, beruntung Ibu Aqila bisa mengajak Aqila berbicara sehingga
diketahuilah penyebab kemurungan nya. Aqila Murung karena sepatunya Terinjak
temannya pagi tadi, padahal temannya tidak sengaja melakukannya.
Perilaku Andra dan Aqila adalah contoh dampak dari ketidakmatangan nya emosi anak.
Dan Pernahkah anda melihat orang dewasa yang tempramental, tidak sabar mengantri, atau
yang bisa marah tidak karuan hanya karena hal yang sepele? Atau orang yang sangat pemalu
sehingga menghindari interaksi sosial dan datanya itulah yang akan terjadi apabila kita
sebagai orang tua dan guru tidak melatih anak untuk mengelola emosi mereka.
Hurlock mengungkapkan bahwa perkembangan sosial merupakan kemampuan
berperilaku sesuai dengan tuntutan sosial dan menjadi individu yang mampu bermasyarakat
titik untuk menjalani kehidupan yang bermasyarakat. Diperlukan tiga Proses yaitu:
 Belajar dengan bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima di dalam lingkungan
bermasyarakat
 Belajar Bagaimana memainkan peran sosial dalam lingkungan bermasyarakat
 Mengembangkan sikap dan tingkah laku terhadap individu lain dan aktivitas sosial di
lingkungan bermasyarakat.
Manusia adalah makhluk yang emosional, dipenuhi emosi dalam setiap perilakunya.
Emosi adalah energi yang selalu ada dan tak bisa kita hilangkan tetapi bisa kita kelola
menjadi sesuatu yang konstruktif namun itu semua membutuhkan pembelajaran titik emosi
sebagai perasaan timbul Ketika seseorang berada dalam suatu keadaan yang dianggap penting
oleh individu tersebut. Emosi diwakili perilaku yang mengekspresikan kenyamanan atau
ketidaknyamanan terhadap keadaan atau Interaksi yang sedang dialami titik emosi dapat

2
berbentuk rasa senang, takut, marah dan sebagainya. Beberapa perilaku umum yang
menampakan ketidakmatangan emosi yaitu:
 Pemalu atau penyendiri yang
 Takut untuk melakukan hal-hal yang baru
 Emosi meledak-ledak karena hal sepele
 Mudah menyerah
 Tidak mempertimbangkan kemungkinan kemungkinan
 Mudah merajuk dan mengeluh
 Terlalu mengkhawatirkan kesehatan
 Tidak bertanggung jawab

2.2 Penyebab Perilaku Ketidakmatangan Sosial- Emosional


B. Penyebab perilaku ketidakmatangan sosial emosional

Penyebab pertama perilaku ketidakmatangan sosial emosional adalah teori belajar sosial
yaitu penyimpangan perilaku merupakan kegagalan dalam proses memperoleh perilaku
tersebut kecuali mempunyai bukti yang empiris.

Penyebab ketidakmatangan sosial emosional kedua adalah bisa dirunut sejak masa
kecil. Beberapa diantaranya adalah kondisi lingkungan misalnya ada budaya yang
menganggap wajar bila anak perempuan merengek dan anak laki-laki marah-marah dan
memukul. Anak perempuan dilarang melakukan ini itu Mama khawatir luka atau sakit. Anak
laki-laki dianggap pemimpin jika berhasil memaksakan kehendak kepada teman-temannya

Penyebab ketidakmatangan sosial emosional ketiga adalah modeling titik-titik anak


meniru contoh pengelolaan emosi orang tua guru atau orang dewasa disekitarnya.

Adapun beberapa hal yang bisa kita lakukan:

 Menyadarkan anak bahwa ia tidak dapat memperoleh apa yang ia inginkan dengan
menangis atau marah-marah. Misalnya dengan melakukan temper tantrum.
 Jangan membiarkan anak menjadi anak yang egois. Anak-anak cenderung ingin
menang sendiri sesekali ia harus diajarkan bahwa ia tidak bisa selalu menjadi
pemenang

3
 Ajari anak untuk mengekspresikan emosi dengan baik apabila anak mulai tidak
terkontrol emosinya maka coba tenangkan dengan pelukan dan jauhkan dari benda-
benda yang berbahaya.
 Biarkan anak merasakan pengalamannya sendiri tanpa sadar orangtua seringkali
terlalu protektif terhadap anak-anak seharusnya orang tua membiarkan mereka
mencoba hal baru, merasakan jatuh sedikit sakit dan bersenang-senang dengan
inisiatifnya sendiri titik ini akan sangat membantu mereka menghadapi dunia nyata
yang tidak menjadi terlalu bergantung kepada orang tuanya.
 Berikan anak tanggung jawab titik beri anak tugas sesuai usianya dan selalu tekan kan
agar anak menyelesaikan apa yang telah mereka mulai

2.3 Anak Dengan Ketidakmatangan Sosial – Emosional


A. Mau menang sendiri
Yaitu perilaku anak yang tidak mau dan tidak bisa menerima kekalahan maksudnya
keadaan yang menyebabkan anak merasa tidak berhasil mencapai apa yang diinginkannya.
Faktor yang menyebabkan anak memiliki sikap mau menang sendiri yaitu :
 Anak terlalu manja
 Efek tidak keharmonisan dalam keluarga
 Anak merasa kurang diperhatikan
Cara mengatasi anak yang mau menang sendiri yaitu dengan cara :
 Perlakukan anak dengan sabar
 Mengajarkan anak cara bergaul dengan baik dan menyenangkan
 Memberikan kasih sayang yang cukup namun tidak boleh berlebihan.
B. Dependen (ketergantungan/ tidak mandiri)
Dependen adalah sikap dan perilaku anak yang selalu ingin dibantu dalam melakukan
berbagai hal yang sebenarnya sudah dapat dilakukannya sendiri.Proses pengembangan
kemandirian pada anak diawali sejak usia yang sanagt dini. Ketika anak mulai sadar dan
menunjukan perkembangan keterampilan motorik kasar dan sedikit motorik halus. Pada usia
2 tahun anak mulai sadar bahwa dirinya terpisah dari ibu/ pengasuhnya, sehingga anak bisa
melakukannya sendiri apa yang ingin ia lakukan.
Ciri- ciri anak yang dependen:
 Sering mengatakan tidak bisa, tidak mampu, sulit bila menghadapi suatu tugas.
 Tampak tidak bersemangat, malas, ragu- ragu dan cemas. Bila melakukan tugas sering
minta bantuan atau tidak segera melakukan tugas supaya dibantu.

4
 Dalam pergaulan dengan teman sebaya cenderung menjadi pengikut dari pada
menjadi pemimpin.
 Bila melakukan tugas perlu petunjuk yang jelas dan memerlukan dukungan yang lain.
 Bila bekerja memerlukan waktu yang lama, banyak menghapus, lebih banyak diam.
Cara menangani anak yang dependen yaitu tergantung pada pola pengasuhan oleh
orangtua, sekolah, maupun lingkungan masyarakat yang ada di sekitar.
 Berikan kesempatan dan latihan pada anak untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya
dapat dilakukan.
 Tanamkan disiplin
 Hindarkan situasi yang dapat menyebabkan anak merasa tertekan, terancam, sehingga
timbul kecemasan dan rasa takut yang akan mengahmbat gerak dan langkahnya
C. Tempertantrum
Tempertantrum merupakan perilaku marah yang dimiliki anak secara berlebihan. Ini
terjadi pada anak yang berumur 4 tahun. Perilaku ini muncul lebih sering pada anak saat
anak menginginkan sesuatu, dengan cara seperti marah secara berlebihan anak mengetahui
keinginannya kan dipenuhi.
Tempertantrum ini adalah permasalahan perkembagan emosi pada anak usia dini. Anak
yang memiliki permasalahan pada perkembangan emosinya, jika mereka menginginkan
sesuatu yang tidak segera dipenuhi mereka akan mengamuk yang berlebihan seperti
memecahkan barang yang ada disekitarnya, berguling-guling dilantai, meninju, menjerit,
menangis, menendang serta menghentakkan kaki.
Cara mengatasi anak dengan sikap tempertantrum :
 Orangtua harus tetap tenang
 Mencari penyebab tantrum
 Mengalihkan perhatian anak
 Hindari memukul anak
 Memberi waktu anak untuk tenang dan menunggunya
D. Pemalu
Pemalu merupakan emosi yang negatif yang ada pada diri anak maupun seseorang
yang sudh dewasa. Emosi pemalu yang negative pada anak sangat berdampak tidak baik
untuk berhubungan dengan orang lain karena emosi ini bisa menghambat dan mengganggu
anak dalam berhubungan dan bersosialisasi dengan orang lain yang ada disekitarnya.

5
Ciri-ciri anak yang memiliki perilaku pemalu ini yaitu sebagai berikut :
 Anak lebih senang bermain sendiri.
 Anak lebih senang menyendiri.
 Pendiam.
 Tidak berani tampil saat bermain.
 Tidak mau maju kedepan/berdiri didepan kelas.
Cara mengatasi sikap pemalu pada anak :
 Memberi kesempatan anak untuk mengeksplor hal baru
 Menghindari menyebut mereka pemalu didepan umum
 Sering mengajak anak berinteraksi sosial
 Jika anak gagal melakukan sesuai hindari sikap memarahi atau menghukumnya
 Menjadi role model yang baik untuk anak
E. Pembangkang
Pembangkang yaitu perilaku yang tidak mau menuruti yang diperintahkan. Perilaku ini
dapat dilihat pada diri anak seperti anak tidak patuh saat diperintah dan bersikap keras
kepala, seenaknya sendiri dalam melakukan hal-hal apapun dan tidak patuh dalam apa yang
diperintahkan kepada mereka.
Cara menangani anak yang membangkak :
 Persiapkan diri menerima reaksi yang tidak diharapkan
 Menghindari memberikan agrumen balik ke anak
 Fokus tentang apa yang harus dilakukan
 Jika orang tua mulai hilang kendali, ambil sedikit waktu untuk menenangkan diri
 Orang tua harus bersikap positif
 Menghindari penggunaan sindiran yang tajam
 Coba untuk memberi penghargaan yang positif pada anak jika ia mendengarkan
orangtuanya
F. Pembohong
Pembohong atau berbohong merupakan perilaku yang negatif yang dilakukan secara
sadar. Perilaku ini muncul pada anak karena anak takut kalau dimarahi karena kesalahan
yang mereka buat, berbohong untuk mengatasi kekurangan yang ada pada diri anak.
Mengatasi anak yang suka berbohong :

6
 Membina hubungan baik dengan anak
 Menjelaskan pentingnya kejujuran
 Jangan marahi anak jika ia berkata jujur
 Memberi apresiasi ketika anak jujur
 Memberikan contoh mengenai kejujuran sehari-hari
G. Penakut
Rasa takut merupakan hal yang alami. Perilaku ini merupakan bentuk emosi
kecemasan. Jika rasa takut yang dialami anak sangat berlebihan ini berdampak tidak baik
pada anak karena perilaku malu yang berlebihan dapat mengganggu aktivitas anak.
Cara mendidik anak penakut :
 Memberi contoh sikap berani kepada anak
 Berusaha meredam emosi saat mendidik anak
 Tidak terlalu memanjakan anak
 Meminimalisir rasa ketakutan anak dengan sebuah petualangan baru
 Selalu memberi apresiasi atas semua sikap keberaniannya

7
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan, kita sebagai pendidik harus memberi motivasi kepada anak,
agar anak tersebut tidak dependen dan mau menang sendiri, supaya anak tersebut
memiliki sikap yangbaik, akan tetapi tergantung pola pengasuhan oleh orantua,
sekolah, maupun lingkungan masyarakat sekitar. untuk itu bagi para orang tua harus
mengajarkan kepada anak sejak diniagar memiliki sikap yang baik, dan tidak memiliki
sifat dependen dan mau menang sendiri.

3.2 Saran
Para orang tua atau guru prasekolah sudah seharusnya dapat memberikan pembekalan
yang memadai tentang pengelolaan emosi pada setiap anak agar dapat memenuhi tuntutan
penyesuaian diri dari lingkungannya, baik dari lingkungan keluarga, sekolah maupun teman
bermain. Jika kebutuhan untuk memenuhi tuntutan tersebut tidak segera diupayakan maka
dampak negatif tersebut di atas akan mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial anak
lebih serius.

8
DAFTAR PUSTAKA
Nadhirah Firda Yahdinil. 2017. Perilaku Ketidakmatangan Sosial-Emosional Pada Anak Usia
Dini. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. Vol.2(1)

Anda mungkin juga menyukai