Anda di halaman 1dari 15

MENDIDIK ANAK USIA DINI MELALUI PENDEKATAN BCCT

Dosen pengampu :Rahmatun Nessa, S.Pd., M.Ed.

199511072020032101

Disusun Oleh : Kelompok 03

Celvia Anjela 2006104210019

Fitri Ramadani 2006104210025

JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat
dan karunia-NYA, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Tak lupa pula shalawat besertakan salam kami sanjung sajikan kepada
keharibaan Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabatnya
dan seluruh insan yang dikehendaki-Nya.

Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas “Kelompok” mata


kuliah “SENI MENDIDIK AUD” yang berjudul “ MENDIDIK ANAK USIA DINI
MELALUI PENDEKATAN BCCT” .

Kami cukup menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat
membangun demi perbaikan makalah di penyusunan makalah yang akan datang.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan dari
berbagai pihak. Aamiiin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i DAFTAR


ISI.......................................................................................... ii
PENDAHULUAN ....................................................................................... iii

A. Latar Belakang .................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4


C. Tujuan penulisan ................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................5

A. Pengertian BCCT................................................................................. 5
B. Tujuan pendekatan BCCT .................................................................. 6

C. Bagaimana metode pembelajaran pendekatan BCCT.....................7

D. Pembelajaran pendekatan BCCT.................................................... 8

E. Mengetahui upaya untuk mengatasi problematika dalam penerapan


pendekatan BCCT................................................................................................. 9

F. Mengetahui filsafat/teori pendidikan yang mendukung................ 10


BAB III PENUTUP ................................................................................... 12

A. Kesimpulan ...................................................................................... 12
B. Daftar Pustaka .................................................................................13

BAB l

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bermain adalah suatu aktifitas yang merupakan cara bagi anak untuk mengeksplorasi
lingkungan. Anak mampu mengembangkan aspek-aspek perkembangannya. Bermain memiliki
pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan seorang anak. Anak- anak tidak perduli apakah
kondisi fisik dan psikis bagus atau tidak, semuanya dilakukan dengan senang, karena pada
hakikatnya bermain adalah kebutuhan bagi anak (Fauziddin & Mufarizuddin, 2018). Kegiatan
bermain ini seyogyanya terwadahi di dalam pendidikan anak usia dini. Oleh karena itu, ketika
lembaga pendidikan ingin membuat rancangan pembelajaran sebaiknya memperhatikan
aktifitas bermain yang hendak dilakukan bersama-sama antara guru dengan anak-anak (Hijriati,
2017; Musfiroh, 2012). Banyak pendekatan pembelajaran yang bisa dilakukan di lembaga-
lembaga PAUD untuk mengaplikasikan kegiatan bermain salah satunya pendekatan Beyond
Center And Circle Time(BCCT) (Rindaningsih, 2012).

Pendekatan BCCT merupakan pendekatan yang berpusat pada anak yang dalam proses
pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran (Dewi et al., 2017;
Yuyun Istiana, 2014). Pendekatan BCCT dicetus oleh seorang ahli PAUD berkebangsaan Italia,
yaitu Maria Montessori (1870-1952) yang memfokuskan kegiatan anak-anak di sentra untuk
mengoptimalkan seluruh kecerdasan anak. Pendekatan ini dikembangkan melalui hasil kajian
pengembangan dari pendekatan Montessori, High Scope, Head Star, Reggio Emilia yang
dikembangkan oleh The Creative Center for Childhood Research and Training (CCCRT) di Florida,
Amerika Serikat dan di Indonesia telah diterapkan secara baik antara lain di Sekolah Al-Fallah
Jakarta Timur dan Kelompok Bermain Istiqlal Jakarta. Pendekatan ini telah diterapkan di
Creative Pre School Florida USA selama 35 tahun, baik untuk anak normal maupun anak dengan
kebutuhan khusus (Dewi et al., 2017). Strategi BCCT adalah suatu strategi dalam
penyelenggaraa pendidikan anak usia dini merupakan perpaduan antara teori dan pengalaman
praktik (Hasanah, 2019), dengan menggunakan pembelajaran BCCT yang menyenangkan ini
anak lebih termotivasi lagi untuk terus mencoba hal-hal yang baru (Setiyarini et al., 2015).

BCCT merupakan pendekatan penyelenggaraan PAUD yang berpusat pada anak yang
dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran (Yuyun
Istiana 2014; Hijriati, 2017). Pendekatan BCCT atau yang biasa disebut dengan SELI (Sentra dan
Lingkaran) atau sekarang lebih dikenal dengan pembelajaran sentra adalah pendekatan
pembelajaran yang digunakan untuk melatih perkembangan anak dengan menggunakan
metode bermain yang berfokus pada anak.Implementasi pembelajaran dengan pendekatan
BCCT sudah banyak dilakukan sebelumnya (Hijriati, 2017; Rindaningsih, 2012). Menurut Piaget
(1972) dalam pelaksanaannya anak dituntut aktif dan kreatif dalam kegiatan di sentra-sentra,
artinya anak aktif melakukan percobaan dan penelitian sendiri sehingga anak belajar dari
pengalaman yang diperolehnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan BCCT

2. Apa tujuan dari pendekatan BCCT

3. Bagaimana metode pembelajaran pendekatan BCCT

4. Apakah kelebihan dan kekurangan dari pendekatan BCCT

5. Bagaimana upaya untuk mengatasi problematika dalam penerapan


pendekatan BCCT

6. Bagaimana filsafat/teori pendidikan yang mendukung

C. Tujuan Pembahasan

1. Mengetahui pengertian dari BCCT

2. Mengetahui tujuan dari pendekatan BCCT

3. Mengetahui metode pembelajaran pendekatan BCCT


4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pendekatan BCCT

5. Mengetahui upaya untuk mengatasi problematika dalam penerapan pendekatan BCCT

6. Mengetahui filsafat/teori pendidikan yang mendukung

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian BCCT

Model pembelajaran sentra atau BCCT ( Beyond Centres And Circle Time )
merupakan model pembelajaran yang menjadikan bermain sebagai wahana
belajar anak yang adobsi dari creative for chilhood Research and Training ( CCRT ).

Model pembelajaran ini dilakukan didalam lingkaran (pada saat guru duduk
bersama peserta didik dengan posisi melingkar untuk memberi pinakan kepada
anak yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain) dan Sentra bermain ( Arena
bermain anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat bermain ) dengan alat
bermain berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk
mengembangkan potensi anak dalam berbagai aspek perkembangan secara
seimbang.

BCCT atau Beyond Center and Circle Time menurut Nidar (2009: 53),
terjemahan dalam bahasa Indonesia “sentra dan lingkaran”. Merupakan suatu
pendekatan dalam pendidikan anak usia dini dimana dalam pelaksanaannya anak
dituntut aktif dan kreatif dalam kegiatan disentra-sentra, artinya anak aktif
mencoba dan bereksperimen sendiri sehingga anak belajar dari pengalaman yang
diperolehnya.

Menurut Depdiknas, (2006: 2), menguraikan pendekatan sentra dan


lingkaran merupakan suatu pendekatan dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
yang fokus pada anak, yang pada proses pembelajarannya berpusat di sentra
main dan menggunakan empat jenis pijakan antara lain: pijakan lingkungan main,
pijakan sebelum main, pijakan selama main, dan pijakan setelah main.

Berdasarkan pendapat Yuliani & Bambang (2010: 81), menjelaskan sentra


merupakan pusat kegiatan belajar atau pusat sumber belajar yang merupakan
suatu wahana yang sengaja didesain untuk menstimulasi berbagai aspek
perkembangan pada anak usia dini.

Berdasarkan pendapat Suyadi. (2010: 306), menjelaskan bahwa dalam


pendekatan Beyond Center and Circle Time (BBCT) anak distimulasi untuk secara
aktif dan kreatif melakukan kegiatan bermain dengan berbagai benda dan orang
disekitarnya. Sedangkan pendidik lebih berperan sebagai motivator, fasilitator,
serta pemberi pijakan.

Depdiknas (2005) menyebutkan model pembelajaran ini digunakan untuk


melatih perkembangan anak dengan menggunakan pendekatan bermain yang
sering disebut sebagai playing with learn atau learning traough play (Arifin 2009 )
hal tersebut sesuai dengan pandangan klogh dan slentz (2011) yang mengatakan
bahwa belajar pada anak usia dini adalah bermain.

Melalui bermain dapat memberi kesempatan bagi anak untuk bereksplorasi,


menemukan mengekpresikan perasaan, berkreasi dan belajar secara
menyenangkan. Selain itu, bermain juga dapat membantu anak mengenal tentang
diri sendiri, dengan siapa ia hidup, dan dilingkungan mana dia hidup. Selain
bermain Verenikina (2010) menjelaskan bahwa pembelajaran pada anak usia dini
sebaiknya dilakukan dengan menggunakan metode scaffolding, yaitu memberikan
bantuan secara bertahap sehingga anak dapat memahami apa yang diajarkan dan
melakukannya sendiri.

B. Tujuan Pendekatan BCCT

Howard Gardner menyatakan bahwa pada hakikatnya setiap anak ialah


cerdas. pandangan ini menentang bahwa kecerdasan hanya dilihat dari faktor IQ.
Gardner melihat kecerdasan dari berbagai dimensi. Setiap kecerdasan yang
dimiliki akan dapat mengantarkan anak mencapai kesuksesan. Pendidik/ guru
perlu memfasilitasi setiap kecerdasan yang dimiliki anak dalam pembelajaran dan
kegiatan belajar. Diantaranya:

- Kecerdasan bahasa ( linguistik ) berkaitan dengan keterampilan dan


persepsi mengelola kata dan bahasa.

- Kecerdasan logika matematika berkaitan dengan keterampilan dan persepsi


dalam bidang angka ( numeriks ) dan alasan logis.

- Kecerdasan musik
Kecerdasan musik berkaitan dengan keterampilan dan persepsi dalam bidang
musik dan suara.

- Kecerdasan gerak tubuh ( kinestesis ) berkaitan dengan keterampilan dan


persepsi dalam bidang mengola dan mengendalikan gerak anggota tubuh.

- Kecerdasan gambar dan ruang ( Visual' Spasial ) berkaitan dengan


keterampilan dan persepsi dalam bidang permainan, garis, warna, bentuk, dan
ruang.

- Kecerdasan diri ( interpersonal ) berkaitan dengan keterampilan dan


persepsi dalam bidang kesadaran dan pengenalan terhadap diri sendiri.

- Kecerdasan berbaur ( interpersonal ) berkaitan dengan keterampilan dan


persepsi dalam bidang membina hubungan dengan orang lain.

- Kecerdasan Alami ( Naturalis ) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi


dalam bidang yang berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitar.

- Kecerdasan rohani ( Spiritual ) berkaitan dengan keterampilan dan persepsi


dalam bidang mengelola rohani.

C. Metode pembelajaran

Pendekatan sentra dan lingkungan atau yang dikenal dengan Beyond Centres
And Circle Time (BCCT) adalah pendekatan penyelenggaraan paud yang berfokus
pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat
anak dalam lingkaran dengan menggunakan 4 jenis pijakan ( scaffolding) untuk
mendukung perkembangan anak yaitu :

a. Pijakan lingkungan main

b. Pijakan sebelum main

c. Pijakan selama main

d. Pijakan setelah main


Pijakan adalah dukungan yang berubah-ubah yang disesuaikan dengan
perkembangan yang dicapai anak yang diberikan sebagai pijakan untuk mencapai
perkembangan yang lebih tinggi. Saat lingkaran adalah di mana pendidikan (guru/
kader/pamong).

Duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan


kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah main.

Sentra main adalah zona atau area main anak yang dilengkapi dengan
seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan
untuk mendukung perkembangan anak dalam 3 jenis main yaitu :

1. main sensorik-motor atau fungsional.

2. Bermain sensorik motor atau fungsional yang memfungsikan panca indra


anak agar dapat berhubungan dengan lingkungan sekitar.

3. Bermain sensorik motor penting untuk mempertebal sambungan antar


neuron.

D. Kelebihan dan Kekurangan dari Penerapan Pendekatan BCCT

Kelebihan Antara lain :

a) hubungan interaksi yang terjalin antara pendidik dengan orang tua sangat baik;

b) fasilitas atau sarana prasarana yang ada sudah cukup memadai;

c) kurikulum sudah terstruktur untuk membantu pendidik dalam membuat RKM


dan RKH; dan

d) minimnya kebosanan anak

Kekurangan antara lain:

a) pembagian waktu pendidik dalam membuat RKH;


b) pendidik dirasa masih kurang dalam mengembangkan ragam main dan
menciptakan APE yang disesuaikan dengan tema;

c) pola perubahan (jika ada perubahan kebijakan di sekolah);d) SDM

E. Upaya untuk mengatasi problematika dalam menerapkan pendekatan BCCT


Dalam mengatasi berbagai masalah selama penerapan pendekatan BCCT ini ada
beberapa hal yang dilakukan, yakni:

Pembinaan Guru. Yang mana tenaga pendidik diarahkan untuk berperan sebagai
fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Pembinaan guru dilakukan dengan cara
sistem magang atau studi banding ke pusat studi pembelajaran BCCT yang
kemudian dijadikanperbandingan dalam mengembangkan Yayasan
Realfunrainbow sendiri sebagaimana perluyang harus dipastikan, bagaimana
mengupayakan guru PAUD yang kompeten bagi setiap anak (Oktaria, 2013;
Sujiono, 2010; Zaman et al., 2010). “Kita ikut studi banding, karena ini sesuatu
yang baru caranya gimana supaya kita paham, supaya kita dapat lihat langsung.
Dan juga pelatihan/ pelatihan, atau pembinaan guru juga.” Diskusi/Sharing.
Diskusi/sharing bersama dilakukan antara para guru, bidang kurikulum, kepala
sekolah, dan dengan elemen-elemen yang terkait. Juga dilakukan diskusi secara
berkala, seminggu sekali dalam satu bulan. Diskusi/sharing juga diwadahi oleh
KKG(Kelompok Kerja Guru) yang membahas program-program kedepan, serta
guru sentra ini diberikan kesempatan menyampaikan keluhan serta permasalahan
mengenai kegiatan pembelajaran yang ada. Selain itu, kepala sekolah juga
mengupayakan untuk selalu mengajak berdiskusi dan sharing untuk memberikan
solusi yang terbaik untuk kemajuan Yayasan Realfunrainbow ini (Mulyasa, 2014;
Nurmadiah, 2016).

F. Filsafat/Teori Pendidikan yang Mendukung

Aliran filsafat Konstruktivisme merupakan aliran filsafat yang sesuai


bagi metode BCCT, sebab konstruktivisme adalah suatu posisi filosofis
dan psikologis yang banyak berperan dari belajar dan mengeri individu
yang di konstruksi olehindividu itu sendiri (Graves & Graves, 1994).
Konstruktivisme merupakan pandangan filsafat yang pertama kali
dikemukaan oleh sejarawan Italia yang bernama Giambatista Vico pada
tahun 1710. Filsafat konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan
adalah hasil konstruksi manusia melalui interaksi dengan
objek,fenomena dan lingkungan. Pengertian tersebut sesuai dengan
pendapat Poedjiadi(2005:70) dalam Adisusilo (2006:1), bahwa
konstruktivisme bertitik tolak dari pembentukan pengetahuan dan
rekonstruksi pengetahuan. Rekonstruksi pengetahuan adalah
mengubah pengetahuan yang dimiliki sebelumnya setelah berinteraksi
dengan lingkungannya. Aliran konstruktivisme ini cocok diterapkan
dalam dunia pendidikan terutama dalam model pembelejaran BCCT
karena tidak hanya menekankan pada hasil tetapi juga menitikberatkan
pada proses pembelajaran siswa. Proses pembelajaran akan
memberikan pengalaman belajar yang cukup sehingga siswa mampu
mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri. Interaksi dengan
lingkungan belajar akan menambah kekayaan pengetahuan,
pengalaman serta sosialnya. Beberapa Filsafat yang mendukung Filsafat
Konstruktivisme yaitu Naturalisme Romantic dan Idealisme. Menurut
Aliran filsafat Naturalisme Romantic,Setiap anak dilahirkan membawa
bakat yang baik. maka pendidikan adalah pengembangan bakat anak
secara maksimal melalui pembiasaan, pelatihan, permainan, partisipasi
dalam kehidupan sehari-hari serta penyediaan kesempatan belajar
selaras dengan tahap-tahap perkembangan anak. Sedangkan menurut
aliranfilsafat Idealisme, manusia merupakan makhluk individu sekaligus
mahluk sosial.Maka pendidikan harus ditujukan pada pembentukan
karakter, watak manusia yang berbudi luhur,berbakat insani dan
kebajikan sosial.Selain itu, model ini pun didukung oleh beberapa teori
yaitu Maslow, Anna Freud, Erick Erickson, Lev Vygotsky, dan Jean
Piaget.

•Maslow : Kebutuhan dasar harus terpenuhi sebelum meningkat


padakebutuhan yang lebih tinggi.

•Anna Freud : Mengemukakan garis perkembangan berisi urutan tahap


perkembangan anak dari ketergantungan menjadi mandiri, dari
irrasionalmenjadi rasional, dari hubungan yang pasif menjadi aktif
dalam realita.Salah satu dari enam garis perkembangan Anna Freud
yang digunakan sebagaidasar teori BCCT ini adalah garis perkembangan
yang menunjukkan bahwaanak belajar mulai dengan badan, mainan,
dan bermain.

• Erick Erickson : Anak perlu dikembangkan rasa percaya pada diri


sendiri danlingkungannya, kemandirian, inisiatif, dan ketekunannya.
Kesimpulan

Model pembelajaran sentra atau BCCT ( Beyond Centres And Circle Time )
merupakan model pembelajaran yang menjadikan bermain sebagai wahana
belajar anak yang adobsi dari creative for chilhood Research and Training ( CCRT ).

Model pembelajaran ini dilakukan didalam lingkaran (pada saat guru duduk
bersama peserta didik dengan posisi melingkar untuk memberi pinakan kepada
anak yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain) dan Sentra bermain ( Arena
bermain anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat bermain ) dengan alat
bermain berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk
mengembangkan potensi anak dalam berbagai aspek perkembangan secara
seimbang.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/332753189/BCCT

2006. Pedoman penetapan pendekatan " Beyond Centres And Circle Time (Beet) "
(pendekatan sentra dan lingkungan) dalam pendidikan anak usia dini.

Suyadi. 2009. Permainan edukatif yang mencerdaskan. Jokjakarta: power


books(IHDINA).

2007 . Pedoman pembelajaran bidang pengembangan fisik/motorik di taman


kanak-kanak. Jakarta: Depdiknas.

Yuyun Istiana. (2014). Konsep-Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Didaktika,
Vol. 20

No. 2 Februari 2014, 5(1), 329–333. https://doi.org/10.1101/112268

Zahro, I. F. (2015). Penilaian dalam Pembelajaran Anak Usia Dini. Tunas Siliwangi.

Zaman, B., Pd, M., & Eliyawati, H. C. (2010). Media Pembelajaran Anak Usia Dini.
In Media Pembelajaran Anak Usia Dini (p. 34).
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PGTK/197010221998022-
Cucu_Eliyawati/Media_Pembelajaran_Anak_Usia_Dini-PPG_UPI.pdf

Depdiknas .2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta :


Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai