Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH KEGIATAN KOLASE BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP

KEMAMPUAN DASAR ANAK DI KELOMPOK B TK AN-NUR BAET


KECAMATAN BAITUSSALAM KABUPATEN ACEH BESAR

PROPOSAL

OLEH

ZETY SUARIZZAH

NPM. 2006104210070

JURUSAN PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERITAS SYIAH KUALA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kontitusi merupakan pedoman dasar suatu negara, setiap negara memiliki


kontitusi yang berbeda-beda. Indonesia memiliki kontitusi yaitu pembukaan UUD
1945 yang merupakan pemikiran tokoh terdahulu berisi tentang keberagaman bangsa
dan negara, cita-cita dan juga harapan bangsa Indonesia. Didalam pembukaan UUD
1945 juga membahas mengenai pendidikan yaitu dalam alenia ke 4 “Pendidikan
merupakan cara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa”. Pendidikan merupakan hal
yang sangat penting.

Di era persaingan tenaga kerja dan sumber daya orang-orang sangat ketat,
tidak peduli apakah negara maju atau tidak saling bersaing untuk meningkatkan
kualitas tenaga kerja, distribusi pendidikan yang merata juga mempengaruhi kualitas
tenaga kerja. Pendidikan harus menjadi salah satu sektor pembangunan nasional ,
karena pendidikan adalah salah satunya indikator negara maju apabila adanya formasi
, kualitas, dan kualitas tenaga kerja.

Pendidikan merupakan upaya sadar oleh pemerintah yang meliputi kegiatan


membimbing , pelatihan atau pendidikan yang dilaksanakan di
sekolah sampai akhir hayat dan di luar sekolah untuk mempersiapkan peserta
didik mampu memahami peran mereka dalam situasi kehidupan yang berbeda
masa depan.

Pendidikan harus diberikan sejak anak masih dalam kandungan hingga setelah
dilahirkan, setelah anak dilahirkan pendidikan pertama yang diiterima oleh anak yaitu
pendidikan dikeluarga, dalam hal ini orang tua bertindak sebagai guru bagi anaknya.
Tidak hanya orang tua yang menjadi guru dalam pendidikan dikeluarga tetapi juga
orang yang merawat anak juga menjadi guru bagi anak. Namun anak tetap harus
mendapat pendidikan yang berasal dari luar keluarga seperti sekolah, terutama
pendidikan anak usia dini.

Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan
melalui dorongan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan saat akan memasuki pendidikan lebih
lanjut, yang ditujukan dari anak lahir sampai usia enam tahun, yang di selenggarakan
baik dari jalur formal, nonformal dan informal.

Adapun pendidikan anak usia dini di bedakan menjadi 3 jalur yaitu jalur
pendidikan informal yaitu dilakukan di lingkungan keluarga. Jalur pendidikan
nonformal meliputi Tempat Penitipan Anak (TPA) dan bentuk lain yang
menggunakan progam untuk anak usia dini, pengasuhan untuk anak usia dini,
Kelompok Bermain (KB) dan lain sebagainya. serta jalur formal seperti Taman
Kanak-Kanak (TK) / Raudhotul Athfal (RA).

Usia dini memiliki peranan penting dalam perkembangan 9 aspekAnak usia


dini yang merupakan tahap kritis , tahap kehidupan seseorang di kehidupan
selanjutnya. Sisi pengembangan Ini mencakup aspek perkembangan fisik dan
psikologis seperti: Perkembangan intelektual, verbal, motorik, dan sosial-emosional.
Aspek pengembangan disebutkan, termasuk pengembangan nilai
Agama , Perkembangan Sosial Emosional, Perkembangan Bahasa,
Perkembangan Kognitif, Perkembangan dan Perkembangan Fisik/Motorik
seni.

Aspek perkembagan anak usia dini di kelompokkan menjadi 2 yaitu


kemampuan dasar dan prilaku. kemampuan dasar yaitu kemampuan yang sudah ada
pada diri anak, kemampuan ini terdiri dari aspek perkembangan fisik motorik,
kognitif, bahasa dan seni. Sedangkan prilaku adalah kemampuan yang dapat
kembangkan, meliputi aspek perkembangan nilai agama dan moral serta sosial
emosional.

Dalam kurikulum 2013 atau di kenal dengan K13 memiliki sistem yang
berbeda dangan sistem pembelajaran kurikulum sebelumnya. Sistem pembelajaran
berubah dari teacher centered learning menjadi student centered dengan mengunakan
pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang
didesain agar anak dapat aktif dapat mengamati, bertanya , mengumpulkan informasi,
menalar menggunakan logiika dan mengomunikasikan. Baik yang berkaitan dengan
diri sendiri, lingkungan melalui pembelajaran yang menarik dan mengasyikkan. Anak
akan tertarik untuk mengamati suatu objek dengan bebas menurut imajinasi mereka
sehingga anak akan lebih aktif, kreatif, inovatif dalam memecahkan persoalan yang
dihadapi secara sederhana. Pendekatan Saintifik berpusat pada anak sehingga anak
mampu mengekplorasi diri dengan bebas dan berinteraksi dengan lingkungan.

Salah satu kegiatan yang dapat di lakukan adalah kolase. Kolase adalah salah
satu teknik menghias benda dengan bahan lain seperti biji-bijian, daun kering, kertas,
kain percah dan lain-lain dengan cara di tempel pada benda tersebut. Kolase juga
dapat dibuat dari berbagai bahan yang ada di lingkungan sekitar.

Supaya dapat mengembangkan aspek perkembangan anak maka orang tua dan
guru dapat menciptakan kegiatan yang dapat menarik dan disesuaikan dengan
perkembangan pada anak. Hal ini dapat meningkatkan antusias anak untuk melakukan
proses pembelajaran, dalam hal ini tidak jarang pendidik mengabaikan hal tersebut
sehingga kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran terkesan monoton atau
membosankan saat proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran pendidik di
tuntut aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran agar anak dapat menerima dengan
baik materi pembelajaran. Supaya proses pembelajaran menarik bagi anak guru
memerlukan metode atau cara, media dan kegiatan yang menarik pada saat
pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas penulis memutus kan mengambil judul ”


PENGARUH KEGIATAN KOLASE BERBASIS SAINTIFIK TERHADAP
KEMAMPUAN DASAR ANAK DI KELOMPOK B TK AN-NUR BAET
KECAMATAN BAITUSSALAM KABUPATEN ACEH BESAR”.

B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas , dapat diambil identifikasi masalah sebagai berikut


ini :

1. Anak belum mampu mengkoordinasikan gerakan tangan untuk kegiatan


menulis dengan baik dan benar.
2. Anak belum mampu mengkoordinasi gerakan tangan untuk kegiatan
menggambar.
3. Anak belum mampu mengkoordinasi gerakan tangan untuk menempel
mengikuti bentuk pola dengan rapi.
4. Anak belum mampu mewarnai sesuai objek.
5. Anak belum mampu menyelesaikan masalah sederhana seperti
memasangkan gambar.
6. Anak belum mampu mengelompokkan benda sesuai ukuran.
7. Anak belum mampu mengelompokkan benda sesuai warna.
8. Anak belum mampu mengelompokkan benda sesuai bentuk.
9. Anak belum mampu menundas garis huruf dengan rapi.
10. Anak belum mampu membaca kata dan kalimat sederhana.
11. Anak belum mampu menyampaikan hasil karyanya.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah di jabarkan diatas maka penulis


membatasi masalah pada mengelompokkan benda sesuai dengan warna yang
termasuk dalam kemampuan kognitif, mengkoordinasi gerakan tangan untuk
melakukan kegiatan menempel mengikuti pola dengan baik dan rapi yang termasuk
dalam kemampuan motorik halus dan bercerita tentang hasil karyanya yang termasuk
dalam kemampuan bahasa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus latar belakang di atas maka dapat dirumuskan


permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh kegiatan kolase berbasis saintifik terhadap


kemampuan motorik halus anak?
2. Apakah ada pengaruh kegiatan kolase berbasis saintifik terhadap
kemampuan berbahasa anak?
3. Apakah ada pengaruh kegiatan kolase berbasis saintifik terhadap
kemampuan kognitif anak?
4. Apakah ada pengaruh kegiatan kolase berbasis saintifik terhadap
kemampuan dasar anak?

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan kolase berbasis saintifik terhadap
kemampuan motorik halus anak.
2. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan kolase berbasis saintifik terhadap
kemampuan berbahasa anak.
3. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan kolase berbasis saintifik terhadap
kemampuan kognitif anak.
4. Untuk mengetahui pengaruh kegiatan kolase berbasis saintifik terhadap
kemampuan dasar anak.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kolase Berbasis Saintifik


1. Teknik Kolase
a. Pengertian Kolase

Kata kolase yang dalam bahasa Inggris disebut “collage” berasal dari kata
“coller” dalam bahasa Prancis, yang berarti “merekat”. Selanjutnya kolase
dipahami sebagai sebuah teknik seni menempel berbagai macam materi selain cat,
seperti kertas, kain, kaca, logam, dan sebagainya, atau dikombinasikan dengan
penggunaan cat atau teknik lainnya. Menurut Syakir Muharrar dan Sri Verayanti
kolase adalah sebuah teknik seni rupa yang cara pembuatnya dengan
menempelkan berbagai macam unsur bahan ke dalam satu frame dengan
komposisi yang serasi sehingga menghasilkan karya seni yang baru yang
mewakili perasaan yang membuatnya.

Menurut Novi Mulyani kolase merupakan gabungan dari teknik melukis


(melukis dengan tangan) dengan menempel bahanbahan tertentu. Kolase adalah
menyusun berbagai bahan pada sehelai kertas yang datar, dengan bahan berbagai
bentuk kertas, kain, bahan-bahan berstruktur dan benda-benda menarik lainnya.

Menurut Syakir Muharrar dan Sri Verayanti kolase merupakan karya seni
rupa yang dibuat dengan cara menempelkan bahan apa saja kedalam satu
komposisi yang serasi sehingga menjadi satu karya. Kata kunci yang menjadi
esensi dari kolase adalah menempel dan merekatkan bahan apa saja yang serasi.

Berdasarkan definisi di atas, kita dapat menyimpulkan kolase


Merupakan teknik melukis dengan menggunakan kertas, kayu, plastik dan bahan
pelengkap lainnya. Kolase adalah suatu bentuk gambar yang dibuat dengan cara
menyusun potongan-potongan bahan yang telah direkatkan kemudian direkatkan
menjadi suatu gambar atau pola.
b. Jenis Kolase

Menurut Syakir Muharrar dan Sri Verayanti karya kolase dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, yaitu:

1) Menurut Fungsi
Menurut fungsi, kolase dikelompokkan menjadi dua, yaitu
seni murni (fine art) dan seni pakai (applied art). Seni murni adalah
suatu karya seni yang dibuat semata mata hanya untuk memenuhi
kebutuhan artistiknya saja. Orang membuat karya seni murni,
biasanya untuk mengekspresikan cita rasa estetis. Dan, kebebasan
berekspresi dalam seni murni sangat diutamakan. Sedangkan, seni
terapan atau seni pakai (applied art) adalah karya seni rupa yang
dibuat tidak mengutamankan kebutuhan artistic tapi juga untuk
memenuhi kebutuhan praktis. Unsur artistik yang ada pada seni
terapan bersifat dekoratif.

2) Menurut Matra

Berdasarkan matra , jenis kolase dapat dibagi dua, yaitu


kolase pada permukaan bidang dua dimensi Berdasarkan matra ,
jenis kolase dapat dibagi dua, yaitu kolase pada permukaan bidang
dua dimensi (dwimatra) dan kolase pada permukaan bidang tiga
dimensi (trimatra).

3) Menurut Corak

Menurut coraknya, format kolasenya representatif dan


Tidak representatif. Representatif artinya bentuk tersebut mewakili
bentuk sebenarnya yang masih dapat dikenali. Non-representative
artinya dibuat tanpa mewakili bentuk sebenarnya, tetapi abstrak
dan hanya menampilkan komposisi elemen visual yang indah.
4) Menurut Material

Kolase bisa berupa apa saja yang bisa disusun menjadi sebuah
komposisi yang menarik atau komposisi yang unik, apapun bahannya
(materialnya). Berbagai bahan kolase dapat diaplikasikan pada
berbagai jenis permukaan seperti kayu, plastik, kertas, kaca, keramik,
keramik, karton, dll, selama permukaan benda tersebut relatif datar.

c. Manfaat Kolase

Kolase adalah salah satu teknik seni dengan menempelkan berbagai


macam unsur ke dalam satu frame, sehingga menghasilkan karya seni baru.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kolase adalah komposisi artistik
dari berbagai bahan (kain, kertas, kayu) yang ditempelkan pada permukaan
gambar. Kolase menurut Mayesky memiliki beberapa manfaat yaitu:
1) Mengembangkan kemampuan motorik halus
2) Mengembangkan kemampuan koordinasi tangan dan mata
3) Mengembangkan kreativitas
4) Mengeksplorasi kegunaan baru dari berbagai macam kertas dan
mempelajari tentang konsep-konsep desain dari pola, penempatan,
ukuran dan bentuk.
Sedangkan menurut Luchantic manfaat kolase bagi anak adalah:
1) Melatih kemampuan motorik halus,
2) Meningkatkan kreativitas
3) Melatih konsentrasi
4) Mengenal warna
5) Mengenal bentuk
6) Melatih memecahkan masalah
7) Mengasah kecerdasan spasial
8) Melatih ketekunan
9) Meningkatkan kepercayaan diri anak

d. Peralatan dan Teknik Kolase


Menurut Syakir Muharrar dan Sri Verayanti, jenis peralatan yang
digunakan dan teknik yang digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik
barang yang digunakan. Secara umum, bahan yang diperlukan meliputi:
1) Alat potong, seperti: gunting, pisau, tang, gergaji dan lain-lain.
2) Bahan perekat, seperti: lem kayu, lem putih, lem g, lem plastik,
jarum dan benang jahit, dan lain sebagainya (disesuaikan dengan
bahan yang dipakai)
Berbagai jenis kolase baik yang berbentuk dua dimensi atau yang
berbentuk tiga dimensi biasanya di buat dengan teknik yang bervariasi seperti:
teknik sobek, teknik potong, teknik gunting, teknik rekat, teknik rakit, teknik
ikat, teknik jahit, menempel, menabur dan sebagainya.
Berbagai metode yang digunakan untuk membuat karya kolase antara
lain:
1) Tumpang tindih atau saling tutup (overlapping).
2) Penataan ruang (spatial arrangement).
3) Repetisi/pengulangan ( repetition).
4) Komposisi/kombinasi beragam jenis tekstur dari berbagai material.

e. Pembelajaran Kolase Bagi Anak PAUD


Menurut Syakir Muharrar & Sri Verayanti ada beberapa hal-hal perlu
di pertimbangkan saat melakukan kegiatan kolase sebagai berikut:
1) Gunakan alat pemotong yang mudah digunakan, dampingi anak saat
menggunakan benda tajam.
2) Bahan yang disediakan sebaiknya mudah dipotong sehingga tidak
menyulitkan anak saat memotong bahan.
3) Bidang dasar kolase menggunakan kertas tebal, karton atau kertas
duplex yang tidak terlalu besar sehingga anak tidak kesulitan untuk
menempel bidang tersebut secara keseluruhan.
4) Teknik boleh dipadukan antara gambar tangan dan tempelan atau
kolase.
5) Tema yang dekat dengan anak.

f. Langkah-Langkah Pembelajaran Kolase di PAUD


Menurut Sumanto dalam melaksanakan kegiatan kolase guru harus
mempersiapkan langkah-langkah dalam mengajarkan pembuatan karya kolase di TK
adalah:

1) Guru menyiapkan kertas gambar/karton sesuai ukuran yang diinginkan,


menyiapkan bahan yang akan ditempelkan, lem dan peralatan lainnya.
2) Bahan membuat kolase disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat,
untuk lingkungan desa gunakan bahan yang mudah ditempelkan. Misalnya
daun kering, batang pisang kering dan lainnya. Untuk lingkungan kota
gunakan bahan buatan, bahan limbah, bekas dengan pertimbangan lebih
mudah di dapatkan.
3) Guru memandu langkah kerja membuat kolase dimulai dari, menyiapkan
bahan yang akan ditempelkan, memberi lem pada bahan yang akan
ditempelkan dan cara menempelkan bahan yang telah diberi lem sampai
menjadi kolase.
4) Guru diharapkan juga mengingatkan pada anak agar dapat melakukannya
dengan tertib dan setelah selesai merapikan/membersihkan tempat
belajarnya.

2. Pendekatan Saintifik
a. Pengertian Saintifik
Menurut Ridwan Abdullah Sani Pendekatan saintifik berkaitan erat
dengan metode saintifik. Metode saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan
kegiatan pengamatan atau observasi yang diperlukan untuk perumusan
hipotesis atau mengumpulkan data.11 Ali Nugraha berpendapat bahwa
pendekatan saintifik adalah salah satu pendekatan dalam mendorong cara
berfikir anak agar memiliki kemampuan menalar yang didapatkan melalui
proses mengamati sampai pada mengomunikasikan hasil pikirnya.
Menurut Ridwan Abdullah Sani tahapan pembelajaran saintifik tidak
harus dilakukan mengikuti prosedur yang ada, namun dapat disesuaikan
dengan materi yang akan dipelajari. Pada suatu pembelajaran mungkin
dilakukan observasi terlebih dahulu sebelum memunculkan pertanyaan, namun
pada pembelajaran yang lain mungkin siswa mengajukan pertanyaan terlebih
dahulu sebelum melakukan eksperimen dan observasi.
Pendekatan saintifik merupakan pendekatan pembelajaran yang
diterapkan pada kurikulum 2013. Keterampilan proses saintifik berpusat pada
anak sehingga anak dapat membangun pengetahuan mereka sendiri yang
melalui seluruh panca indra mereka melalui pembelajaran yang unik, menarik
dan menyenangkan. Sehingga mendorong anak untuk menyelidiki objek yang
ada di sekitarnya sampai menemukan pengalaman baru dan pengetahuan baru
bagi anak.
b. Keterampilan Proses Saintifik
Menurut Ali Nugraha didalam pembelajaran yang menggunakan
pendekatan saintifik terdapat keterampilan proses pembelajaran di dalamnya
yaitu :
1) Mengamati
Mengamati digunakan untuk mengetahui objek dengan
menggunakan semua indera (penglihatan, penghiduan,
pendengaran, peraba dan pengecap) untuk mengenali suatu
benda yang diamatinya. Semakin banyak indera yang
digunakan dalam proses mengamati maka semakin banyak pula
informasi yang diterima anak. Guru berperan sebagai pengamat
dan pendukung, bukan sebagai instruktur.
2) Menanya
Menanya adalah proses berfikir yang didorong oleh rasa
keingintahuan anak tentang suatu benda atau kejadian. Pada
dasarnya anak senang bertanya, anak akan terus bertanya
sampai rasa penasarannya terjawab.
3) Mengumpulkan Informasi
Mengumpulkan informasi adalah proses mencari jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan yang telah disampaikan anak pada tahap
menanya. Mengumpulkan data dapat dilakukan berulang-ulang
dipijakan awal sebelum bermain setiap hari dengan cara
berbeda. Mengumpulkan data dapat berasal dari berbagai
sumber: manusia, buku, film, mengunjungi tempat atau internet
4) Menalar (mengasosiasi)
Menalar adalah kemampuan menghubungkan informasi yang
sudah dimiliki anak dengan informasi baru yang diperoleh
sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang
suatu hal.
5) Mengkomunikasikan
Mengomunikasikan adalah proses penguatan pengetahuan/
keterampilan baru yang diperoleh anak. mengomunikasikan
merupakan kegiatan untuk menyampaikan hal-hal yang telah
dipelajari dalam berbagai bentuk, misalnya melalui cerita,
gerakan dan dengan menunjukkan hasil karya berupa gambar,
berbagai bentuk dari adonan boneka dari bubur kertas, kriya
dari bahan daur ulang dan hasil anyaman.

B. Kemampuan Dasar
Kemampuan dapat diartikan sebagai kekuatan seorang individu untuk
melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Sedangkan dasar memiliki banyak
arti, namun arti dasar sagat berhubungan dengan kemampuan adalah bakat atau
bawaan sejak lahir. Kemampuan dasar erat hubungannya dengan potensi, potensi
menurut Lubis adalah sebagai kemampuan bawaan yang dimiliki seorang anak sejak
lahir. Menurut Winda Gunarti kemampuan dasar adalah suatu kesanggupan/
kecakapan/kekuatan seorang anak manusia untuk berkembang yang merupakan
pembawaan sejak lahir.
Winda Gunarti berpendapat bahwa kemampuan dasar memiliki ruang lingkup
pembahasan yaitu fisik motorik (fisik, motorik kasar dan motorik halus), bahasa, kognitif dan
seni.18 Dalam penelitian ini peneliti membahas pentang motorik halus, bahasa dan kognitif.

Anda mungkin juga menyukai