DISUSUN OLEH
i
KATA PENGANTAR
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Karakteristik yang menonjol pada anak usia sekolah dasar adalah senang
bermain, selalu bergerak, bekerja atau bermain dalam kelompok, dan senantiasa
ingin melaksanakan atau merasakan sendiri. Di samping memperhatikan
karakteristik anak usia SD, implikasi pendidikan dapat pula bertolak dari
kebutuhan peserta didik. Pemaknaan kebutuhan SD dapat diidentifikasi dari tugas-
tugas perkembangannya.
Perkembangan anak pada usia sekolah dasar (enam sampai dua belas
tahun) merupakan sesuatu yang kompleks. Artinya banyak faktor yang turut
berpengaruh dan saling terjalin dalam berlangsungnya proses perkembangan anak.
Baik unsur-unsur bawaan maupun unsur-unsur pengalaman yang diperoleh dalam
berinteraksi dengan lingkungan, saling memberikan kontribusi tertentu terhadap
arah dan laju perkembangan anak tersebut.
2
Guru, terutama guru SD diharapkan mempunyai pemahaman konseptual
tentang perkembangan dan cara belajar anak di SD. Pemahaman konseptual
tersebut meliputi gambaran tentang siapa anak SD dan bagaiamana mereka
berkembang, yang mencakup tentang karakteristik perkembangan anak usia SD
dalam berbagai aspek fisik dan motorik, intelektual emosi, bahasa, sosial, moral,
sikap dan kesadaran beragama.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Bagaimanakah perkembangan pendidikan sekolah dasar di Era Orde Baru?
2) Bagaimanakah perkembangan pendidikan sekolah dasar di Era Reformasi?
3) Bagaimanakah karakteristik perkembangan fisik,motori,emosi dan
sosial anak?
4) Bagaimanakah karakteristik perkembangan intelektual, bahasa, moral dan
spiritual anak?
C. TUJUAN PENULISAN
1) Untuk mengetahui perkembangan pendidikan sekolah dasar di Era Orde Baru.
2) Untuk mengetahui perkembangan pendidikan sekolah dasar di
Era Reformasi.
3) Untuk mengetahui karakteristik perkembangan fisik, motori, emosi dan
sosial anak.
4) Untuk mengetahui karakteristik perkembangan intelektual, bahasa, moral dan
spiritual anak.
D. MANFAAT PENULISAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
1) Perundang-undangan
Semua ketentuan perundang-undangan berdasar pada pasal 31 UUD 1945,
jadi Pendidikan Nasional merupakan produk sejarahdalam pemikiran bangsa
Indonesia untuk mewujudkan salah satu tujuan pemerintahan negara
Indonesia, seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alenia
keempat.
2) Kebijakan Strategis
Yaitu dengan pelaksanaan Pembangunan Jangka Panjang I, dengan jangka
waktu 25 tahun mulai Repelita I hingga Repelita V. hal ini diarahkan pada
perwujudan komitmen nasional terhadap Pancasila dan UUD 1945 sebagai
landasan dan tujuan akhir pendidikan.
3) Isi dan proses
- Kurikulum dan perangkat pendidikan
Isi pendidikan dasar diterapkan sekurang-kurangnya 13 bidang kajian,
yaitu ; Pendidikan Pancasila, Agama, Kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, Membaca dan Menulis, Matematika, Pengantar Sains dan
Teknologi, Ilmu Bumi, SNSU, KTK, PenJaskes, Menggambar, dan Bahasa
Inggris.
- Pengolahan
4
Dengan melaksanakan program perluasan dan pemerataan kesempatan
belajar yang kita kenal Wajib Belajar SD ,yaitu :
Untuk daerah terpencil, dikembangkan SD Kecil dengan menerapkan
pembelajaran kelas rangkap.
Untuk daerah penduduk padat,dengan pembangunan 6 ruangan untuk 6
kelas.
Untuk daerah normal, melalui SD Tradisional ( Konvensional), SD
Pamong, Program Kejar Paket A, SLB, SDLB, Sekolah Terpadu.
1) Perundang-undangan
Ketentuan Perundang-undangan yaitu Pasal 31 UUD 1945, yang terjabar atas:
2) Kebijakan Strategis
Pembaharuan sistem pendidikan meliputi penghapusan diskriminasi antara
pendidikan yang dikelola pemerintah dan pendidikan yang dikelola
masyarakat, sera pembedaan antara pendidikan agama dan pendidikan umum.
Ditandai dengan lahirnya Standar Nasional Pendidikan, yang terdiri atas:
a) Standar isi
b) Standar Proses
c) Standar Kelulusan
5
e) Standar Sarana dan Prasarana
f) Standar Pengelolaan
g) Standar Pembiayaan
h) Standar Penilaian
6
Kelas V : 32 jam + 4 jam = 36 jam
Kelas VI : 32 jam + 4 jam = 36 jam
4) Pengolahan
7
Anak yang jarang sakit biasanya memiliki tubuh lebih berat dan tinggi
dari pada anak yang sering sakit- sakitan.
g) Suku Bangsa/ras
Keadaan fisik anak dapat juga dipengaruhi oleh suku bangsa/ras yang
diwarisi dari nenek moyangnya.
2) Karakteriistik Perkembangan Motorik
Perkembangan motorik adalah gerakan – gerakan tubuh yang terkoodinasi
karena adanya kerja sama antara otot, otak dan syaraf. Semakin bertambah
usia anak semakin sempurna gerakan motoriknya, hingga benar-benar dapat
menyamai orang dewasa. Contohnya: Cara memegang; Cara berjalan; Cara
menendang
3) Karakteristik Perkembangan Emosi
Anak usia SD sudah mampu mengendalikan emosinya, karena mereka sadar
bahwa emosi yang tidak terkendali dapat menimbulkan prilaku yang tidak
diterima oleh teman-teman atau orang lain disekitarnya.
4) Karakteristik Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial dapat terlihat dari keinginan anak SD untuk
berkelompok dengan teman sebaya. Mereka lebih senang berkumpul dengan
teman-teman sebaya dibanding dengan anggota keluarga yang lain. Hubungan
sosial anak SD terbagi dalam 3 tahap, yaitu:
- Tahap pemunuhan kebutuhan
Pada tahap ini secara perlahan-lahan anak mulai meninggalkan
egosentrisnya. Pada tahap ini anak menghargai teman sebagai individu
bukan karena status ekonomi atau yang lainnya.
- Tahap balas jasa
Pada tahap ini mendapatkan teman karena adanya suat kepentingan rasa
keadilan. Tahap ini biasanya dilakukan kelompok-kelompok dengan
berjenis kelamin sama.
- Tahap akrab
Pada tahap ini anak-anak menjalin persahabatan yang betul-betul akrab.
Mereka saling berbagi perasaan, masalah maupun konflik, bercanda,
tertawa, bercerita dan kadang-kadang terjadi pertengkaran kecil yang
8
kemudian bersahabat lagi sehingga akan terbentuk ikatan emosional yang
mendalam.
9
Prinsip kedua, ialah bahwa benda dan kejadian mempunyai lebih dari satu
dimensi, misalnya berat dan ukuran, dan dimensi ini mungkin terdiri dari
hubungan yang berbeda-beda. Anak mengetahui bahwa sebuah batu
kerikil itu kecil dan ringan, sebuah bola boling: kecil dan berat, sebuah
balon besar walaupun ringan, mobil besar dan berat.
b) Seriasi
Karakteristik lain dari tahap operasional konkret ialah kemampuan
untuk mengatur benda sesuai dengan beberapa dimensi kuantitatif seperti
berat atau ukuran. Kemampuan ini disebut seriasi. Seorang anak usia 8
tahun dapat mengatur delapan tongkat dengan panjang yang berbeda
dengan urutan terpendek sampai terpanjang. Seriasi menggambarkan
kemampuan anak akan logis lain yang penting disebut transitivitas, yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan tetap yang tertentu di antara
kualitas dari benda. Misalnya A lebih panjang dari B dan B lebih panjang
dari C, maka A harus lebih panjang dari C. Anak-anak dalam tahap operasi
konkret mengetahui berlakunya peraturan itu bahkan juga bila mereka
tidak pernah melihat benda A, B dan C. Kemampuan yang oleh Piaget
disebut seriasi penting untuk mengerti hubungan satu nomor dengan yang
lain dan karenanya untuk mempelajari ilmu hitung.
c) Pemikiran Relasional
Anak tahap operasional konkret menghargai istilah seperti lebih
tinggi, lebih pendek, dan lebih gelap daripada besar absolut. Anak yang
lebih kecil berpikir dalam istilah absolut dan menginterpretasikan lebih
gelap dengan arti ”sangat gelap” daripada ”lebih gelap dari benda lain”.
Bila pada mereka diperlihatkan dua benda warna cerah, salah satu di
antaranya sedikit lebih gelap, dan mereka diminta untuk mengambil benda
yang lebih gelap, maka mereka mungkin tidak menjawab atau mereka
akan berkata bahwa tidak ada yang lebih gelap. Berpikir relasional
merupakan gambaran lain dari kemampuan untuk menimbang lebih dari
satu kejadian secara bersamaan karena ia membutuhkan perbandingan dari
dua benda atau lebih.
d) Inklusi Kelas
10
Anak tahap operasional konkret dapat berpikir secara bersamaan tentang
bagian dan keseluruhan. Bila pada seorang anak usia 8 tahun diperlihatkan
delapan permen kuning dan empat permen coklat dan ditanya, ”Apakah
terdapat lebih banyak permen kuning atau coklat?” anak itu menjawab,
”terdapat lebih banyak permen”. Demikian juga seorang anak yang berusia
5 tahun yang diberi persoalan yang sama biasanya akan berkata, ”lebih
banyak permen kuning”. Jawaban ini menurut Piaget mencerminkan
ketidakmampuan anak kecil untuk memikirkan tentang sebagian dan
keseluruhan secara bersama-sama.
Pengertian anak tentang pemasukan kelas menggambarkan prinsip
logis bahwa terdapat hubungan hirarki antar golongan. Anak operasional
konkret menghargai bahwa beberapa himpunan golongan saling sesuai
dengan yang lain. Misalnya, semua jeruk termasuk golongan buah-buahan,
semua buah-buahan tergolong dalam makanan, dan semua makanan
termasuk dalam golongan yang lebih besar barang-barang yang dapat
dimakan. Pertama, anak dapat mengerjakan sebuah operasi dan secara
mental memisahkan setiap golongan benda dan menggabungkannya
kembali.
Golongan makanan terdiri dari semua barang yang dapat dimakan,
termasuk buah yang dapat dimakan dan semua makanan lain yang bukan
merupakan buah-buahan. Kedua, anak operasi konkret menyadari bahwa
sifat khusus dari benda dapat termasuk lebih dari satu golongan atau lebih
dari satu hubungan pada satu saat, sebuh prinsip yang disebut
penggandaan kelas atau relasi. Anak-anak menghargai bahwa pisang dapat
termasuk bersama-sama dalam golongan makanan alamiah dan golongan
makanan manis, sedang roti termasuk golongan makanan buatan dan
golongan tepung.
Walaupun anak-anak operasional lebih maju dari tahap
praoperasional dalam berpikir, pemecahan masalah dan logika, pemikiran
mereka tetap terbatas pada di sini dan sekarang (here and now) dari
operasional konkret. Pada tingkat ini anak-anak menjaga kuantitas dan
jumlah, dapat menyusun dan menggolongkan benda nyata dan benda lain.
11
Namun mereka tidak dapat berpikir tentang hal abstrak, hipotetik atau
kejadian semu. Selanjutnya, walaupun mereka dapat menyusun
serangkaian kotak menurut ukuran, mereka mendapat kesulitan dalam
memecahkan masalah lisan yang abstrak seperti, ”Ani lebih tinggi dari
Lidwin. Lili lebih pendek dari Lidwin. Siapa yang paling tinggi?”.
2) Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak
Anak sejak awal telah menunjukkan kemampuan berbahasa yang terus
berkembang. Ada aspek linguistik dasar yang bersifat universal dalam otak
manusia yang memungkinkan menguasai bahasa tertentu (Tarigan, 1986:
257). Bahasa adalah sarana berkomunikasi dengan orang lain. Dalam
pengertian ini tercakup semua cara berkomunikasi, dimana pikiran dan
perasaan dinyatakan dalam bentuk tulisan, lisan, isyarat, atau gerak dengan
menggunakan kata-kata,kalimat, bunyi, lambang, gambar, atau lukisan.
Dengan bahasa semua manusia dapat mengenal dirinya, sesama manusia,
alam sekitar, ilmu pengetahuan dan nilai-nilai moral atau agama.
a) Perkembangan bahasa
Perkembangan bahasa dimulai dari tangisan bayi, berceloteh,
sampai kemampuan mengobrol. Bentuk komunikasi pada manusia
merupakan yang paling sempurna dari pada binatang, karena manusia
dapat melakukannya melalui berbagai sarana dan prasarana yang ada.
b) Fungsi bicara
- Untuk mengekspresikan perasaan
- Untuk mempengaruhi orang lain
- Untuk menyampaikan informasi
c) Tahap-tahap bicara
- Menangis
Menangis merupakan cara bayi untuk berkomunikasi dan juga
melakukan hubungan sosial dengan sekelilingnya.
- Berceloteh
Dengan bertambahnya umur dan semakin berkembangnya mekanisme
suara, bayi dapat mengeluarkan sejumlah bunyi eksplosif.
- Holofrase
12
Mulai usia 2 tahun sampai menjelang sekolah, anak sudah mulai jelas
berbicaranya, mereka belajar bicara tidak lagi dengan ibu atau
pengasuhnya tetapi juga dengan lingkungannya. Oleh karena itu anak
berkomunikasi juga memerlukan ekpresikan untuk menyampaikan
maksud yang bisa di pahami oleh orang dewasa.
- Mengobrol
Mengobrol merupakan bentuk berbicara yang mempunyai makna
sosial, bertujuan agar pembicaraannya didengar dan dimengerti oleh
orang lain.
d) Faktor-faktor yang memacu anak cepat bicara
- Keluarga
- Media elektronik
- Sekolah
3) Perkembangan Moral
Istilah “moral” berasal dari kata “mores”(latin) yang artinya tata cara
dalam kehidupan,adat istiadat,atau kebiasaan (Gunarsa, 1988: 36). Moral
adalah baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,sikap kewajiban
dsb.(KBBI: 1993: 31).
a) Perkembangan moral menurut beberapa pakar :
- Menurut Piaget
Anak usia sekitar 5 tahun mempunyai konsep bahwa benar salah
masih dipahami dengan kaku.
- Menurut Kohlberg
Pada tahap ini anak mengikuti semua peraturan yang telah diberikan
dengan tujuan untuk mengambil hati orang lain dan berharap dapat
diterima dalam kelompok.
b) Faktor-faktor yang mempengaruhi moral
- Lingkungan rumah
- Lingkungan sekolah
- Teman sebaya dan aktivitasnya
4) Perkembangan agama
13
Perkembangan agama pada anak-anak berawal dari mencontoh prilaku
orang tua dirumah maupun guru disekolah. Pembelajaran agama di SD
dilakukan dengan cara:
a) Metode bercerita
Bercerita dapat dipakai sebagai metode untuk menyampaikan nilai-nilai
yang berlaku dimasyarakat, kisah tokoh agama atau cerita tentang
kehidupan sehari-hari
b) Metode bermain
Melalui bermain dapat juga dilakukan pembelajaran, karena siswa senag
belajar sambil bermain.
c) Metode karyawisata
Dengan karyawisata siswa dapat melihat dan mengamati langsung
kehidupan aneka binatang, tumbuhan atau keindahan alam sebagai bukti
adanya kehidupan.
d) Metode demonstrasi
Melalui metode demonstrasi siswa dapat mengenal langkah-langkah
dalam melaksanakan ibadah.
e) Metode pemberian tugas
Guru bisa memberikan tugas menghafal surat-surat pendek kepada
siswanya dengan menghafal tersebut pada saat mengerjakan sholat siswa
hafal bacaan sholat tersebut.
f) Metode diskusi dan tanya jawab
Metode diskusi lebih tepat untuk siswa kelas tinggi karena pada
umumnya mereka sudah bisa berpikir secara abstrak. Sedangkan metode
tanya jawab lebih tepat digunakan untuk siswa kelas rendah masalah
hafalan atau pertanyaan yang tidak memerlukan pemikiran yang lebih
mendalam.
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1) Karakteristik perkembangan anak usia SD dapat dilihat dari berbagai aspek
perkembangan, meliputi fisik, motorik, emosi dan sosial
2) Peserta didik diartikan sebagai anggota msyarakat yang berusaha
mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jejang dan
jenis pendidikan tertentu.
3) Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu
kelancaran proses belajar, baik dalam bidang pengetahuan maupun
keterampilan. Oleh karena itu, perkembangan motorik sangat menunjang
keberhasilan belajar peserta didik.
4) Perkembangan intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama,
antara lain kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan
orang tua.Kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan
dan latihan (pembiasaan). Dalam proses peniruan, kemampuan orang tua
dalam mengndalikan emosinya sangatlah berpengaruh pada anak.
5) Bahasa telah berkembang sejak anak berusia 4 - 5 bulan. Orang tua yang
bijak selalu membimbing anaknya untuk belajar berbicara mulai dari yang
sederhana sampai anak memiliki keterampilan berkomunikasi dengan
mempergunakan bahasa. Oleh karena itu bahasa berkembang setahap demi
setahap sesuai dengan pertumbuhan organ pada anak dan kesediaan orang tua
membimbing anaknya.
6) Berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan
kelompok teman sebayanya maupun dengan lingkungan masyarakat
sekitarnya. Moral pertamakali diperkenalkan oleh lingkungan keluarga,
sekolah dan lingkungan masyarakat. Moral itu dikenalkan kepada anak agar
anak bisa membedakan mana yang benar, mana yang salah dan bisa
menentukan sikap anak sehubungan dengan perkembangan sosial nilai dan
sikap.
15
7) Agama diperkenalkan kepada anak agar, anak dalam bertidak dapat sesuai
dengan ajaran agama.
B. SARAN
Sebagai calon guru hendaknya kita tahu dan memahami siapa sebenarnya
anak didik kita, agar nantinya dalam kegiatan belajar tidak terjadi salah
arah. Hendaknya kita bisa menjadi panutan yang baik untuk anak-anak didik
kita,karena segala tingkah laku kita akan mudah sekali ditiru oleh peserta didik
kita.
Dengan materi yang kami sajikan dalam makalah ini, kami beharap
saudara-saudara dapat menjadikan referensi untuk bekal kelak saudara dalam
mengetahui dan mahami perkembangan peserta didik. Sehingga nanti pada saat
anda mengajar anda dapat melakukan proses pembelajaran berdasarkan
perkembangan peserta didik tersebut.
16