Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTORIAL MANDIRI 1

Mata Kuliah : Perspektif Pendidikan SD


PDGK4104
oleh

Iftita Kharisma Rosi (857727258)

Universitas Terbuka
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Bidang Ilmu
Tahun 2022
TUGAS TUTORIAL KE-1
KODE/NAMA/SKS MATA KULIAH: PDGK 4104 / PERSPEKTIF PENDIDIKAN SD/ 4 SKS
PROGRAM STUDI S-1 PGSD

Nama Penulis : Rujiani, S.Pd.SD., M.Pd


Nama Penelaah : -
Status Pengembangan : Baru
Tahun Pengembangan : 2022.2

Petunjuk Khusus
1. Bacalah soal dengan seksama, dan ikuti rambu-rambu pengerjaannya!
2. Tuliskan jawaban dengan menuliskan identitas (nama, nim, kelas, makul, dan Tugas Tutorial-
1) di sudut kanan atas!
3. Simpan jawaban ke dalam bentuk PDF, dengan format penamaan 1TT_NAMA, pastikan
jawaban terbaca!
4. Jawaban dikirim ke aplikasi http://lms.ut.ac.id paling lambat satu hari sebelum pelaksanaan
Tuweb berikutnya!
5. Mahasiswa yang mendapatkan nilai kurang dari 50, diberikan kesempatan satu kali untuk
perbaikan!

Skor Sumber Tugas


No Uraian Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1. Analisis landasan filosofis dan psikologis-pedagogis 25 Modul 1/ KB 1
Pendidikan sekolah dasar berdasarkan perkembangan
Pendidikan di Indonesia!
2. Jabarkan gambaran tentang bentuk-bentuk 25 Modul 2/ KB 2
penyelenggaraan Pendidikan SD di Indonesia saat ini!
3. Gambarkan alur penentuan visi dan misi serta tuliskan 25 Modul 3/ KB 2
contoh visi dan misi!
4. Jelaskan penerapan metode yang sesuai dengan 25 Modul 4/ KB 2
karakteristik siswa khususnya untuk anak yang pendiam!
JAWAB
1. Pandangan filosofis melihat bagaimana pendidikan dasar dari hakikat pendidikan
dalam kehidupan manusia sehingga akan membahas untuk apa pendidikan sekolah
dasar dikembangkan. Sedangkan psikologis-pedagogis melihat bagaimana cara
pendidikan dasar dari fungsi proses pendidikan dasar dalam pengembangan potensi
individu sesuai dengan karakteristik psikologis peserta didik sehingga membahas
tentang bagaimana pendidikan dasar dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta
didiknya.
Di Indonesia Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) merupakan salah satu
bentuk pendidikan jenjang pendidikan dasar jalur pendidikan formal di Indonesia saat
ini. Bentuk pendidikan ini secara operasional dilaksanakan sebagai satuan pendidikan
masing-masing sekolah, dan menampung anak usia 6 tahun sampai 13 tahun. Indonesia
memilih perorganisasian pendidikan seperti itu berdasarkan 2 sudut pandang
diantaranya yaitu pandangan filosofis dan psikologis-pedagogis. Pandangan ini
mewakili cara pandang pakar dalam bidang filsafat, psikologi, dan pedagogic/ilmu
mendidik terhadap keniscayaan proses pendidikan dasar. Ada beerapa argument
tentang keniscayaan pendidikan untuk anak usia tersebut:
a. Perlembagaan proses pendidikan untuk usia dalam system pendidikan persekolahan
diyakini sangat tepat untuk dilakukan untuk mempengaruhi, mengondisikan, dan
mengarahkan perkembangan mental, fisik, dan social anak dalam mencapai
kedewasaannya secara sistematik dan sistemik.
b. Proses pendewasaan yang sistematik dan sistemik tersebut diyakini lebih efektif
dan bermakna yang mana dapat lebih memberikan hasil yang baik dan
menguntungkan daripada proses pendewasaan yang dilepas secara alami dan
kontekstual
c. Berbagai teori psikologi khususnya teori belajar menjadi landasan konseptual teori
pembelajaran seperti teori behaviorisme, kognitifisme, humanism dan social dll.

Terkait pandangan tersebut ada beberapa teori yang sangat relevan berdasarkan
pandangan filosofis dan psikologis-pedagogis pendidikan SD/MI.

a. Teori Kognitifisme: Teori perkembangan kognitif yang dikembangkan oleh Jean


Piaget yang menegaskan bahwa pengetahuan bukanlah duplikat daru objek, dan
bukan pula sebagai tampilan kesadaran dari bentuk yang ada dengan sendirinya
dalam diri individu. Pengetahuan sesungguhnya merupakan konstruksi pikiran yang
terbentuk, karena secara biologis adanya interaksi antara organisme dengan
lingkungan, dan secara kognitif adanya interaksi antara pikiran dengan objek (Bell-
Gredler, 1986: 191). Ada 4 tahap perkembangan kognitif: Sensorimotorik,
praoperasional, operasi konkret, operasi formal.
b. Teori Historis-Kultural: Dikembangkan oleh Vigotsky yang memusatkan perhatian
pada penggunaan symbol sebagai alat, dengan dasar pemikiran bahwa manusia
menemukan alat yang telah mengantarkan kemajuan bagi umat manusia. Vigotsky
fokus pada hubungan perilaku dengan proses kognitif yang kemudian lahir 3 konsep
pokok terkait pembelajaran yaitu: hukum genetic perkembangan, zona
perkembangan proksimal, dan mediasi.
c. Teori Humanistik: Menurut teori ini pendidikan adalah pendidikan manusia secara
utuh dan menyeluruh yang memusatkan perhatian pada proses pendidikan yang
memungkinkan peserta didik melakukan belajar menikmati kehidupan atau
mencapai kebutuhan lebih tinggi dalam pengertian kebutuhan akan kehidupan yang
optimal atau kemungkinan pertumbuhan yang positif. Dalam konteks ini
pendidikan humanistic SD/MI diwujudkan dalam bentuk kurikulum bermuatan
humanistic dan struktur sekolah atau kelompok yang humanistic.
2. Berdasarkan Wardani, IG. A.K., dkk (2022) ada beberapa bentuk pendidikan SD yaitu:
a. Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibti daiyah (MI)
SD merupakan jenjang pertama pendidikan dasar yang menyelenggarakan
pendidikan umum bagi anak-anak usia 6-12 tahun. Sedangkan MI adalah madrasah
yang menyelenggarakan pendidikan umum setingkat SD, di samping pendidikan
Agama Islam.
b. SD Unggulan atau Sekolah Nasional Plus
Sekolah yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan keunggulan yang
merupakan kelebihannya dari SD biasa. Kelebihan tersebut yaitu
- Penggunaan Bahasa asing dalam komunikasi sehari-hari atau penggunaan dwi
Bahasa
- Jumlah jam pelajaran lebih banyak
- Tersedia pendidikan khusus, ujian, dan sertifikat bagi siswa yang memenuhi
standar kompetensi pada Lembaga pendidikan global
- Fasilitas yang lengkap dan lebih baik dari sekolah nasional
- Jumlah siswa dalam satu kelas relative kecil
c. Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB)
Sekolah ini adalah sekolah untuk anak-anak yang memerlukan pelayanan khusus
atau yang mempunyai kelainan, peserta didiknya memiliki kesulitan dalam
mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, social
dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Kurikulum yang
digunakan oleh SDLB umumnya sama dengan kurikulum SD biasa dengan
penyesuaian, terutama dalam proses pembelajaran dan evaluasi.
d. Sekolah Dasar Inklusi
SD Inklusi menggabungkan anak-anak biasa (normal) dengan anak luar biasa.
Konsep inklusi ini berawal dari Gerakan pendidikan untuk semua oleh Unesco
sehingga menuntut agar semua anak dapat dididik di sekolah yang terdekat dari
tempat tinggalnya. Maka di sekolah ini terdapat guru pembimbing khusus yang
mempunyai kompetensi membimbing anak-anak luar biasa.
e. Program Paket A
Program Paket A merupakan program pendidikan nonformal setara SD/MI yang
diperuntukkan bagi para peserta didik yang berusia 15-44 tahun. Bersama dengan
Program Paket B, program ini ditujukan untuk menuntaskan Wajib Belajar
Sembilan Tahun bagi warga negara yang karena berbagai alasan tidak mungkin
mengikuti pendidikan formal. Pendidikan kesetaraan ini diselenggarakan oleh
berbagai Lembaga, organisasi, dan komunitas belajar. Peserta didiknya adalah
warga masyarakat yang belum menempuh pendidikan SD dan diutamakan yang
berusia antara 15-44 tahun. Kurikulum program ini disusun secara induktif, tematik,
dan berbasis kecakapan hidup, memperhatikan konteks local dan global, serta
mengacu kepada standar nasional pendidikan.
f. Sekolah Rumah
Sekolah Rumah atau Home Schooling merupakan sekolah yang diselenggarakan di
rumah. Berdasarkan Direktorat Pendidikan Kesetaraan (2006), sekolah rumah
adalah layanan pendidikan secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh roang
tua/ keluarga di rumah atau tepat-tempat lain dimana proses belajar berlangsung
secara kondusif dengan tujuan potensi anak yang unik dapat berkembang secara
optimal.

3. Berikut alur penentuan visi dan misi serta contoh visi dan misi:
Berdasarkan pada penjelasan UU Sisdiknas 20/2003, pendidikan nasional mempunyai
visi ‘terwujudnya system pendidikan sebagai pranata social yang kuat dan berwibawa
untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah’. Berikut alur dalam penentuan visi dan misi
a. Alur penentuan visi misi
1) Perumusan Visi Sekolah
- Sekolah membentuk Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang terdiri atas unsur:
Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Administrasi, Komite
Sekolah, Orang Tua dan para pemangku kepentingan pendidikan lainnya.
- Membagi tugas sesuai dengan bidangnya
- Berdasarkan hasil analisis Evaluasi Diri Sekolah, Analisis SWOT dan Analisis
Konteks, TPS menyusun rancangan (draf) rumusan visi sekolah.
- Mengadakan pertemuan/rapat dengan dewan pendidikan untuk membahas
rancangan (draf) visi yang disusun dan direvisi/dirumuskan berdasarkan
masukan dari warga sekolah dan para pemangku kepentingan pendidikan.
- Menyelaraskan visi sekolah dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan
nasional.
- Memutuskan rumusan visi melalui rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh
Kepala Sekolah dengan memperhatikan masukan Komite sekolah.
- Menyosialisasikan visi kepada warga sekolah dan para pemangku kepentingan
pendidikan.
- Meninjau dan merumuskan kembali visi secara berkala sesuai perkembangan di
masyarakat.
- Perangkat : SK tim pengembang, notulen rapat, daftar hadir rapat, dokumen visi
sekolah yang memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Dijadikan sebagai cita-cita bersama warga sekolah dan para pemangku
kepentingan pendidikan pada masa yang akan datang;
• Mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada warga
sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan;
• Dirumuskan berdasarkan masukan dari berbagai warga sekolah dan
para pemangku kepentingan pendidikan, selaras dengan visi institusi di
atasnya serta visi pendidikan nasional; dan
• Diputuskan oleh rapat dewan pendidikan yang dipimpin oleh kepala
sekolah dengan memperhatikan masukan komite sekolah.
2) Perumusan Misi Sekolah
Misi Sekolah
- Menyusun rancangan (draf) misi sekolah sebagai arah dalam mewujudkan visi
sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
- Merumuskan visi berdasarkan kepada tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu
tertentu dan menjadi dasar program pokok sekolah.
- Merumuskan misi yang menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu
lulusan yang diharapkan oleh sekolah.
- Merumuskan misi yang memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan
dengan program sekolah.
- Merumuskan misi yang memberikan keluwesan dan ruang gerak pengembangan
kegiatan satuan-satuan unit sekolah yang terlibat.
- Memutuskan rumusan misi melalui rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh
kepala sekolah.
- Menyosialisasikan misi kepada warga sekolah dan kepada para pemangku
kepentingan pendidikan.
- Perangkat : dokumen misi sekolah memperhatikan hal-hal, yaitu :
• Arah dalam mewujudkan visi sekolah sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional
• Tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu
• Dasar program pokok sekolah
• Kualitas layanan peserta didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh
sekolah
• Pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan program sekolah
• Ruang gerak pengembangan kegiatan satuan- satuan unit sekolah yang
terlibat
• Rumusan berdasarkan masukan dari para pemangku kepentingan
pendidikan, termasuk komite sekolah dalam rapat dewan pendidikan yang
dipimpin oleh kepala sekolah.
b. Contoh visi misi sekolah:
VISI: Terwujudnya Generasi Islami, berilmu, berakhlak mulia, dapat meneladani
kehidupan nabi Muhammad SAW dan Berwawasan lingkungan
MISI:
• Melaksanakan hidup islami sebagai upaya pengenalan, pemahaman,
penghayatan dan pengamalan ajaran agama islam sesuai dengan yang
diajarkan nabi Muhammad SAW
• Melaksanakan pembinn belajr secara efektif dan melatih berfikir kreatif
serta terbuka terhadap perubahan
• Melaksanakan pembinaan budi pekerti serta memberi keteladanan untuk
terbentuknya akhlakul karimah
• Melaksanakan hidup sehat dan berwawasan lingkungan
4. Ada beberapa metode dalam pembelajaran SD seperti metode bercerita, bermain,
demonstrasi, pemberian tugas hingga diskusi dan tanya-jawab. Dalam pembelajaran
guru hendaknya mengenali setiap perkembangan siswa, siswa memiliki karaktertistik
tidak banyak bicara sehingga tampak tidak aktif dalam pembelajaran pasti memiliki
penyebab tersendiri. Mungkin anak tersebut lebih aktif dalam bergerak, mungkin ia
kurang berminat dengan pembelajaran, atau mungkin ia cepat bosan dengan
pembelajaran yang monoton. Guru dapat mempelajarinya terlebih dahulu. Biasanya
siswa SD lebih suka jika diajak kegiatan fisik karena mereka sangat aktif. Namun, ada
juga siswa yang enggan sehingga ia semakin tidak termotivasi. Metode bercerita dapat
digunakan oleh guru untuk mengajak siswa yang pendiam agar ia aktif di kelas.
Biasanya siswa SD sangat suka jika ditanyai hal-hal yang mereka lakukan meskipun itu
hal yang sederhana. Guru dapat bertanya tentang apakah mereka sudah melakukan
shalat subuh tadi pagi, atau bangun jam berapa tadi pagi, sarapan apa tadi pagi. Siswa
akan larut dalam ceritanya. Metode tersebut cocok bagi siswa yang pendiam namun
tidak suka aktivitas fisik. Selain itu, metode diskusi dan tanya jawab juga dapat
digunakan guru untuk siswa dengan karakter pendiam. Biasanya siswa akan lebih
mudah terbuka jika bersama teman dekatnya. Guru dapat mengatur siswa untuk
berkelompok dan memberikan topik diskusi sederhana. Dengan topik diskusi tersebut
siswa yang pendiam akan memiliki bahan untuk dibicarakan. Selain itu, guru juga bisa
mengajak tanya jawab dengannya agar diskusi juga berlangsung bersama guru.

Anda mungkin juga menyukai