Nim : 855856495
1. Menurut Anda di antara Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 13 yang
manakah sesuai dengan perwuju dan kondisi sosiologis dan antropologis Indonesia? Berikan
alasannya!
Jawab :
A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang system Pendidikan nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah
dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) danStandar
Kompetensi Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang
2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh
Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun
pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu
sendiri. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP
mengacu pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan
yang memuat:
a. kerangka dasar dan struktur kurikulum,
b. beban belajar,
c. kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan
d. kalender pendidikan.
SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari
satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang
Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan
oleh kepala sekolah setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata
lain, pemberlakuan KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada
intervensi dari Dinas Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP
selain melibatkan guru dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para
ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan
KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi
Sedangkan kurikulum terbaru saat ini yang digunakan di Indonesia yaitu Kurikulum Tahun
2013, di mana kurikulum ini lebih mirip dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Model
kurikulum berbasis kompetensi ini ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap,
berbagai mata pelajaran. Walaupun hampir mirip dengan model Kurikulum Berbasis
dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dan
kemampuan yang mereka miliki. Di dalam kurikulum ini memandang bahwa setiap peserta
didik itu memiliki potensinya masing-masing yang perlu digali dan dikembangkan, sehingga
kelak potensinya tersebut dapat bermanfaat di dalam kehidupan si peserta didik nantinya
dalam bermasyarakat. Kurikulum ini dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa setiap peserta
didik berada pada posisi sentral dan aktif dalam belajar, sehingga dapat dikatakan bahwa guru
Dari pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa di antara Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013 yang manakah sesuai dengan perwujudan kondisi
1. Sistem pendidikan
Sekolah formal menggunakan standar yang disesuaikan oleh lembaga sekolah dan juga departemen
pendidikan nasional. Homeschooling lebih bertujuan kepada kebutuhan anak dan kondisi keluarga
2. Fasilitas Pembelajaran
Sekolah formal memiliki fasilitas yang lengkap dan bisa dibilang memadai untuk tumbuh kembang
anak, seperti perpustakaan, lab bahasa maupun sains, lapangan untuk berolahraga dan fasilitas
pendukung lainnya. Berbeda dengan model homeschooling yang lebih prefer kepada fasilitas yang
ada dirumah, semua tergantung dengan kelengkapan dari fasilitas rumah itu sendiri.
3. Kurikulum
Sekolah formal memiliki kurikulum yang ketat karena sudah menjadi rancangan dari lembaga
sekolahan dan juga departemen pendidikan nasional. Beda halnya dengan homeschooling yang
memiliki kurikulum yang fleksibel sehingga bisa disesuaikan dengan bakat dan minat anak itu
sendiri.
Kelebihan Homeschooling bagi Anak
2. Sarana pengembangan diri dan berkarakter, semakin banyak memiliki keahlian dan daya
kreativitas maka akan semakin baik pula kualitas seseorang. Dalam pendidikan formal merupakan
mediator untuk pengembangan daya kreativitas karena saat menempuh pendidikan disediakan
beragam program pengembangan siswa
3. Uraikanlah perbandingan isi dan proses pendidikan Sekolah Dasar antara era orde baru dan era
reformasi!
Jawab :
Pada pendidikan orde baru kesetaran dalam pendidikan tidak dapat diciptakan karena unsur
dominatif dan submisif masih sangat kental dalam pola pendidikan orde baru. Pada masa ini,
peserta didik diberikan beban materi pelajaran yang banyak dan berat tanpa memperhatikan
keterbatasan alokasi kepentingan dengan faktor-faktor kurikulum yang lain untuk menjadi peka
terhadap lingkungan. Beberapa hal negatif lain yang tercipta pada masa ini adalah:
Era reformasi telah memberikan ruang yang cukup besar bagi perumusan kebijakan-
kebijakan pendidikan baru yang bersifat reformatif dan revolusioner. Bentuk kurikulum
menjadi berbasis kompetensi. Begitu pula bentuk pelaksanaan pendidikan berubah dari
sentralistik (orde lama) menjadi desentralistik. Pada masa ini pemerintah menjalankan amanat
UUD 1945 dengan memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari
anggaran pendapatan belanja negara.
Dengan didasarkan oleh UU No. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah, yang
diperkuat dengan UU No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah,
maka pendidikan digiring pada pengembangan lokalitas, di mana keberagaman sangat
diperhatikan. Masyarakat dapat berperan aktif dalam pelaksanaan satuan pendidikan.
Memasuki tahun 2003 pemerintah membuat UU No.20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional menggantikan UU No 2 tahun 1989., dan sejak saat itu pendidikan
dipahami sebagai: “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Ada beberapa kesalahan dalam pengelolaan pendidikan pada masa ini, telah
melahirkan hasilnya yang pahit yakni:
1. Angkatan kerja yang tidak bisa berkompetisi dalam lapangan kerja pasar global.
2) Kurikulum dapat diperluas, diperdalam, dan disesuaikan dengan potensi siswa (normal,
sedang, dan tinggi).
Secara umum KTSP tidak jauh berbeda dengan KBK namun perbedaan yang
menonjol terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada
desentralisasi sistem pendidikan. Pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar, sedangkan sekolah dalam hal ini guru dituntut untuk mampu
mengembangkan dalam bentuk silabus dan penilaiannya sesuai dengan kondisi sekolah dan
daerahnya.
Jadi pada kurikulum ini sekolah sebagai satuan pendidikan berhak untuk menyusun
dan membuat silabus pendidikan sesuai dengan kepentingan siswa dan kepentingan
lingkungan. KTSP lebih mendorong pada lokalitas pendidikan. Karena KTSP berdasar pada
pelaksanaan KBK, maka siswa juga diberikan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan
secara terbuka berdasarkan sistem ataupun silabus yang telah ditetapkan oleh masing-masing
sekolah.