Anda di halaman 1dari 18

Perspektif Pendidikan SD

PDGK 4104

TUTOR
Drs.H.Sulistio Trinaryono, MPd.
ID Tutor : 42001049
Email : sulistio.trinaryono@gmail.com
HP. 081575888433
Peta Konsep
Landasan Karakteristik Perkembangan Karakteristik
Pendidikan Pendidikan SD Pendidikan SD Perkembangan
SD Siswa SD

Sumber Daya Karakteristik


SD Belajar Siswa
Perspektif SD
Pendidikan
Evaluasi SD
Program Layanan
Pembelajaran Pendidikan
di SD bagi siswa SD

Potret
Bahan Belajar Kompetensi
Pembelajaran Kurikulum SD
SD Guru SD
di SD
Modul 1 : Landasan Pendidikan SD
KB 1 : A. Landasan Filosofis,Psikologis-Pedagogis, Sosiologis-Antropologis
Pendidikan SD
 Cara pandang Filosofis : cara melihat dikdas dari hakikat dik dalam

kehidupan manusia.
Pertanyaan:Untuk apa dik SD dikembangkan?

 Cara pandang Psiko-pedagogis: cara melihat dari fungsi proses dikdas


dalam pengembangan potensi individu sesuai dengan karakteristik
psikologis peserta didik.
Pertanyaan:Bagaimana dikdas dikembangkan sesuai dengan karakter peserta
didik?

 Cara pandang Sosio-antropologis: cara melihat dikdas dari fungsi proses


dikdas dalam sosialisasi atau pendewasaan peserta didik dalam kehidupan
bermasyarakat, dan enkulturasi/pewarisan nilai dari generasi tua pada
peserta didik.
1. Landasan Filosofis, Psikologis-
pedagogis
Pandangan filosofis dan psikologis-pedagogis
mewakili cara pandang pakar dalam bidang
filsafat,psikologi,pedagogik/ilmu mendidik
terhadap keniscayaan.
 Usia peserta didik SD: 6-13 tahun
 Pendidikan anak usia tersebut berlaku

universal dan nyata (conditio sine quanon).


 Di Indonesia : SD (dikelola Kemendiknas), MI

(dikelola Kemenag), di Luar Negeri : primary


education/elementary education
Beberapa argumen tentang keniscayaan
pendidikan usia 6-13th
1. Pelembagaan proses pendidikan untuk usia dalam sistem
pendidikan persekolahan (schooling system)=> sangat
strategis/ sangat tepat dilakukan, untuk mempengaruhi,
mengondisikan, dan mengarahkan perkembangan
mental, fisik, dan sosial anak dalam mencapai
kedewasaannya secara sistematik dan sistemik.
2. Proses pendewasaan yang sistematik dan sistemik
diyakini lebih efektif dan bermakna, artinya lebih
memberikan hasil yang baik dan menguntungkan,
dibanding proses pendewasaan yang dilepas secara
alami dan kontekstual melalui proses
sosialisasi/pergaulan dalam keluarga dan masyarakat.
3.Berbagai teori psikologi khususnya teori belajar yang
menjadi landasan konseptual teori pembelajaran
seperti: teori behaviorisme, kognitifisme, humanisme,
dan sosial ( Bell-Gredler); filsafat pendidikan seperti
Perenialisme (pentingnya pewarisan kebudayaan),
Esensialisme (transformasi nilai esensial), Progresifisme
(pengembangan potensi individu), Rekonstruksionalisme
sosial (pengembangan individu untuk perubahan
masyarakat): Brameld, sangat mendukung proses
pendewasaan anak melalui pendidikan di sekolah.
Tanpa mengesampingkan teori socio-historical (Vigotsky)
dan teori experential learning (Kolb), menekankan pada
proses belajar melalui interaksi sosial-kultural dan
belajar melalui pengalaman.
Hakikat anak/siswa sebagai : individu, makhluk sosial,
anggota masyarakat.
a.Teori Kognitifisme/teori perkembangan
Kognitif (Jean Piaget)
Piaget menegaskan:
 pengetahuan bukan duplikat dari objek.
 Pengetahuan bukan tampilan kesadaran dari bentuk

yang ada dengan sendirinya dalam diri individu.


 Pengetahuan sesungguhnya konstruksi pikiran yang

terbentuk, karena secara biologis adanya interaksi


antara organisme dg lingkungan, dan secara
kognitif adanya interaksi antara pikiran dengan
objek.
 Pengetahuan merupakan suatu proses (Bell-

Gredler).
Teori Perkembangan Kognitif (Bell-Gredler)
mencakup 3 proses mental:
1. Assimilation (asimilasi): integrasi data baru
dengan struktur kognitif yang sudah ada
dalam pikiran.
2. Accomodation (akomodasi): proses
penyesuaian struktur kognitif dengan situasi
baru.
3. Equilibration (ekuilibrasi): proses penyesuaian
yang sinambung antara asimilasi dan
akomodasi.
Tabel : 4 tahap perkembangan kognitif Piaget
USIA TAHAP KARAKTERISTIK
Prasimbolik dan praverbal; kecerdasan mencakup
0----1,5-2th Sensorimotorik
perkembangan pola tindak; mampu membedakan
dirinya dengan lingkungan; mampu membedakan ciri
fisiknya; mulai tumbuh konsep tetap mengenai suatu
objek.

2-3---7-8th Praoperasional Pikiran logis parsial mulai tumbuh; konsep ketetapan


suatu objek mengarahkan pada identitas kualitas;
proses pikiran bertolak dari isyarat perseptual, dan
anak belum sadar akan pernyataan yang saling
bertentangan; perkembangan bahasa dimulai dan
bertambah dengan cepat; bicara spontan didominasi
oleh monolog.

Perilaku impulsif mulai diganti dengan refleksi dasar


7-8---12-14th Operasi konkret
dan anak mulai dapat membedakan perbedaan
pandangan orang lain; mulai bermain bersama
termasuk kesepakatan aturan dan kerjasama; cara
berpikir logis terkait dengan objek

Pikiran tentang rencana hidup dan peran orang dewasa


> 14th Operasi formal
mulai tumbuh; kemampuan berpikir logis dalam
berbagai situasi mulai tumbuh; individu mampu
bernalar dari situasi hipotetis sampai konkret.
b. Teori Historis-kultural(Cultural Historical
Theories)=Lev S.Vygotsky
 Teori ini memusatkan perhatian pada
penggunaan simbol sebagai alat
 Manusia menemukan alat yang telah

mengantarkan kemajuan bagi manusia


 Sistem simbol yang dikembangkan adalah

bahasa lisan dan tulisan, sistem matematika,


notasi musik, dll.
 Yang menjadi perhatian Vygotsky adalah

behavior and cognitive process (hubungan


perilaku dengan proses kognitif.
Teori Vigotsky yang berhubungan dengan
pembelajaran:

1. Hukum genetik perkembangan(genetic law of development)


Menurut hukum genetik perkembangan: pertumbuhan dan
perkembangan kognitif seseorang berlangsung dalam dua
tataran yaitu:- lingkungan sosial(faktor utama/primer),
-suasana psikologis dalam diri seseorang yang tumbuh sebagai
implikasi dari proses internalisasi terhadap proses sosial.
2. Zona perkembangan proksimal(zone of proximal development)
adalah ruang antara perkembangan aktual, nyata,
perkembangan potensial seseorang, yang ada dalam diri.
3. Mediasi(mediation)
Dengan menggunakan teori Vigotsky, proses pendidikan di SD/MI
diperlakukan sebagai proses pertumbuhan kemampuan dalam
diri individu, sebagai produk interaksi antara kemampuan
intramental dan intermental individu dalam konteks sosial-
kultural.
c. Teori Humanistik
 Menekankan pada potensi manusia sebagai
ciri utama; hubungan yang hangat,
kepercayaan, penerimaan, kesadaran akan
perasaan orang lain, kejujuran antar pribadi,
pengetahuan kemasyarakatan.
 Pendidikan humanistik adalah pendidikan

manusia secara utuh dan menyeluruh,


memusatkan perhatian pada proses
pendidikan yang memungkinan peserta didik
melakukan belajar menikmati kehidupan.
Pendekatan humanistik memiliki karakteristik:
1. Menjadikan peserta didik sendiri sebagai isi, peserta
didik belajar tentang perasaan dan perilakunya sendiri.
2. Mengenal imaginasi peserta didik yang dapat dibahas
bersama dengan teman sekelas.
3. Memberikan perhatian khusus terhadap ekspresi non-
verbal, sebagai ungkapan perasaan dan sikap yang
dikomunikasikan.
4. Menggunakan permainan, improvisasi, bermain peran
sebagai wahana simulasi perilaku yang dapat dikaji dan
diubah.
Pendidikan humanistik untuk SD/MI diwujudkan dalam
bentuk kurikulum bermuatan humanistik, seperti
kebutuhan berteman, perilaku agresif dll, yang
dirancang untuk membantu peserta didik agar dapat
mengelola persoalan di dalam kehidupannya.
Tujuh aspek tujuan pendidikan
humanistik:
1. Perkembangan personal
2. Perilaku kreatif
3. Kesadaran antar pribadi
4. Orientasi terhadap mata pelajaran disiplin ilmu
5. Materi (Matematika,IPS,dll)
6. Metode Pembelajaran afektif (seperti: bermain peran)
7. Guru dan tenaga kependidikan
Pertanyaan:
8. Bagaimana anda menangani perilaku siswa yang
senang menyendiri?
9. Bagaimana anda menangani perilaku siswa yang selalu
menjadi bintang ditengah teman-temannya?
B. Landasan Sosiologis-Antropologis
Pendidikan SD
 Secara sosiologis-antropologis masyarakat dan bangsa
Indonesia sangat heterogen dalam segala aspeknya.
 Secara konstitusional menganut satu sistem pendidikan
nasional, tetapi instrumentasi atau pengelolaan sistem
pendidikan tidak dapat dilakukan secara homogen,
masyarakat dan bangsa Indonesia pluralistik atau
berbhineka tetapi terikat oleh komitmen satu kesatuan
tanah air, kebangsaan, dan bahasa persatuan.
 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) masing-
masing SD dapat mengakomodir keunikan
lingkungannya (perkotaan,pedesaan, pantai,dsb) dengan
tetap merujuk pada standar nasional pendidikan.
 Implikasi dari karakteristik sosiologis dan sosial-politis
masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia perlu dibangun satu
sistem pendidikan nasional yang terdesentralisasi.
 Menurut UU No.2 tahun 1989 tentang Sisdiknas bersifat

sentralistik
 Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas bersifat

desentralistik
Penjelasan UU No.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas sbb:
1. Secara makro nasional gerakan reformasi di Indonesia menuntut
diterapkannya: demokrasi, desentralisasi, keadilan, menjunjung
tinggi hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
2. Keseluruhan prinsip tersebut memberi implikasi terhadap
kandungan, proses dan manajemen pendidikan nasional.
3. Sesuai UU No.32 tahun 2006 tentang Pemerintah Daerah beserta
PP RI No.38 tahun 2007, sebagian besar urusan pendidikan telah
didesentralisasikan ke Pemkab/Pemkot, memunculkan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) danKTSP. Pemerintah pusat
berperan sebagai regulator dan penjamin mutu.
KB2: Landasan Historis, Ideologis, dan
Yuridis Pendidikan SD
 SD pertama kali didirikan pada zaman VOC tahun 1617=> menjadi
Sekolah Batavia tahun 1622=>ditutup tahun1632. Sejenis SD didirikan
oleh masyarakat (Burger School) bertujuan pendidikan budi pekerti
 Pada akhir abad 18 dan awal abad 19 Pemerintah Hindia Belanda

membuka sekolah untuk Bumi Putra, bertujuan memperoleh tenaga


terampil untuk kepentingan penjajah dengan model dualistik: untuk
penduduk Eropa dan Bumi Putra.
Bumi Putra didirikan 2 sekolah :
- SD Kelas Pertama (de scholen der eerste klasse)=>HIS (Hollandsch
Inlandsche School) untuk anak tokoh pribumi,bangsawan,orang kaya.
- SD kelas Dua (de scholen der tweede klasse) untuk pribumi umum.
 Pada abad 20 ada dua jenis SD:

- SD berbahasa Belanda, untuk keturunan Eropa dan Timur asing


- SD berbahasa Daerah, untuk pribumi yang disebut Sekolah Rendah
Bumi Putra (Inlandsche School) dan Sekolah Bumi Putra-Belanda
(Hollandsch Inlandsche School/HIS) untuk bangsawan.

Anda mungkin juga menyukai