NIM : 857669267
KELAS : PGSD-BI/2019.2. Kelas A
UPBJJ : 42/SEMARANG
Menurut S. Hamid Hasan ada empat dimensi tentang konsep dan teori kurikulum, yang
menjadi acuan dalam pengertian kurikulum, yaitu:
1. Kurikulum sebagai ide, adalah cita-cita, keinginan, harapan atau tujuan yang difikirkan
mengenai apa yang terbaik untuk dicapai dalam suatu kegiatan pendidikan. Pada
dasarnya kurikulum sebagai ide ada pada setiap orang. Seorang siswa memiliki satu ide
kurikulum apabila ia berbicara tentang apa yang sebenarnya menjadi tujuan suatu
kegiatan pendidikan dan bagaimana kegiatan tersebut dilaksanakan. Tentu saja apa yang
difikirkannya itu sesuai dengan tingkat pengetahuan dari wawasan yang dimilikinya.
Untuk tingkat siswa, keinginan atau harapan itu lebih berdasarkan kepentingan
lingkungan yang sangat individual.
2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis tentnag pembelajaran (dokumen
pendidikan). Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis memiliku format tertentu. Di
Indonesia kita mengenal format matriks yang digunakan kurikulum 1975, kurikulum
1986, kurikulum 1994, dan seterusnya.
3. Kurikulum sebagai proses kegiatan belajar mengajar (PBM). Pengertian kurikulum
sebagai suatu kegiatan (proses) adalah dimensi kurikulum yang langsung berhadapan
dengan realita lapangan. Persoalan ini adalah persoalan kurikulum yang paling kritis
dalam keseluruhan proses pengembangan kurikulum. Oleh karena itu (Waring 1979)
mengingatkan bahwa apabila apa yang terjadi di lapangan berbeda secara prinsipal
dengan ide semula maka kurikulum yang diimplementasiaknnya bukan kurikulum
semula.
4. Kurikulum sebagai hasil belajar (output, outcome, benefit, impact). Dimensi kurikulum
sebagai kegiatan (implementasi) terdiri atas dua aspek utama. Pertama adalah aspek
perencanaan guru. Guru mengembangkan kurikulum sebagai rencana dan kegiatan
tertulis yang disebut RPP. Dimensi kurikulum sebagai suatu kegiatan inilah yang
menentukan apa yang diperoleh siswa. Jadi, hasil belajar siswa ditentukan oleh
kurikulum yang dialaminya dan bukan oleh kurikulum dalam bentu sebagai suatu
rencana tertulis. Artinya, apa yang sesungguhnya dialami siswa tidak dapat dikenakan
pada kurikulum sebagaimana yang ditetapkan oleh menteri Pendidikan Nasional.