ahli dalam
bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tentang
pengertian maupun definisi kurikulum tersebut berbeda-beda satu dengan yang lainnya, sesuai
dengan titik berat inti dan menurut pandangan dari pakar yang bersangkutan.
awalnya istilah kurikulum digunakan dalam dunia olah raga pada jaman Yunani Kuno.
Curriculum dalam bahasa Yunani berasal dari kata “Curriculae”, “ Curir “ artinya pelari dan
“ Curere “ artinya ditempuh atau berpacu. Curriculum diartikan jarak yang harus ditempuh oleh
pelari. Mengambil makna yang terkandung dari rumusan tersebut, kurikulum dalam pendidikan
diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan anak didik untuk
memperoleh ijazah. Kurikulum sebagai program pendidikan harus mencakup : (1). Sejumlah
mata pelajaran atau organisasi pengetahuan; (2) pengalaman belajar atau kegiatan belajar; (3)
program belajar ( plan for learning ) untuk siswa ; (4) hasil belajar yang diharapkan.
Dari rumusan tersebut, kurikulum diartikan “ program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil
belajar yang diharapkan, yang diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang tersusun
secara sistematis, diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan pribadi dan kompetensi sosial siswa. sederhananya,
pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang
bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa dapat
memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa
telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari
telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finish.
Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk
mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.
Kurikulum sebagai ide, adalah cita-cita, keinginan, harapan atau tujuan yang difikirkan mengenai
apa yang terbaik untuk dicapai dalam suatu kegiatan pendidikan (Hasan, 1991), kebijakan
(Schubert, 1986), Teori (Bickman, 1987), Menurut hasan (1991), pada dasarnya kurikulum
sebagai ide ada pada setiap orang. Seorang siswa memiliki satu ide kurikulum apabila ia
berbicara tentang apa yang sebenarnya menjadi tujuan suatu kegiatan pendidikan dan bagaimana
kegiatan tersebut dilaksanakan. Tentu saja apa yang difikirkannya itu sesuai dengan tingkat
pengetahuan dari wawasan yang dimilikinya. Untuk tingkat siswa, keinginan atau harapan itu
lebih berdasarkan kepentingan lingkungan yang sangat individual.
Guru harus memiliki kurikulum sebagai ide. Kurikulum ini yang kemudian digunakannya untuk
emmbaca dan menafsirkan apa yang tertera dalam dokumen kurikulum. Sebagai guru sangat
sukar, bahkan barangkali tidak mungkin, untuk merealisasikan idenya tersebut untuk menjadi
suatu kurikulum nasional ataupun local. Kalaupun apa yang tertera dalam kurikulum nasional
bersesuaian dengan apa yang difikirkannya, hal tersebut adalah lebih banyak sebagai suatu
kebetulan. Meskipun demikian, guru bukanlah instansi terakhir yang paling berwenang
menentukan apa yang akan terjadi di kelas, oleh karena itu dalam merencanakan kegiatan kelas
ide guru adalah yang berlaku.
Kurikulum sebagai alat dalam pendidikan memiliki berbagai macam fungsi dalam pendidikan
yang sangat berperan dalam kegunannya. Fungsi Kurikulum adalah sebagai berikut...
Fungsi Penyesuaian (the adjustive or adaptive function) : Kurikulum berfungsi
sebagai penyesuain adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang
terjadi dilingkungannya karna lingkungan bersifat dinamis artinya dapat berubah-ubah.
Fungsi Integrasi (the integrating function) : Kurikulum berfungsi sebagai penyesuain
mengandung makna bahwa kurikulum merupakan alat pendidikan yang mampu
menghasilkan pribadi-pribadi yang utut yang dapat dibutuhkan dan berintegrasi di
masyarakat.
Fungsi Diferensiasi (the diferentiating function) : Kurikulum berfungsi sebagai
diferensiansi adalah sebagai alat yang memberikan pelayanan dari berbagai perbedaan
disetiap siswa yang harus dihargai dan dilayani.
Fungsi Persiapan (the propaeduetic function) : Kurikulum berfungsi sebagai persiapan
yang mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan mampu mempersiapkan
siswa kejenjang selanjutnya dan juga dapat mempersiapkan diri dapat hidup dalam
masyarakat, jika tidak melanjukan pendidikan.
Fungsi Pemilihan (the selective function) : Kurikulum berfungsi sebagai pemilihan
adalah memberikan kesempatan bagi siswa untuk menentukan pilihan program belajar yang
sesuai dengan minat dan bakatnya.
Fungsi Diagnostik (the diagnostic function) : Kurikulum sebagai
diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum adalah alat pendidikan yang mampu
mengarahkan dan memahami potensi siswa serta kelemahan dalam dirinya. Jika telah
memahami potensi dan mengetahui kelemahannya, maka diharapkan siswa dapat
mengembangkan potensi dan memperbaiki kelemahannya.
Kurikulum dibuat dan dirancang sebagai alat untuk bisa mencapai tujuan pendidikan secara
universal dalam setiap kegiatan pembelajaran di sekolah dan memiliki komponen utama &
penunjang yang saling terkait diantara keduanya. Adapun komponen-komponen kurikulum
antara lain yaitu:
Tujuan: Berisikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Materi atau isi : Merupakan bahan ajar yang akan disampaikan oleh pendidik kepada
peserta didik
Media (sarana & prasarana): Alat peraga dan juga sarana prasarana yang menunjang
kegiatan belajar mengajar.
Strategi : Metode atau taktik yang akan diaplikasikan dalam proses belajar mengajar
Proses belajar Mengajar : Mengarah pada sebuah proses dalam pembelajaran yang
meliputi segala bentuk apresiasi peserta didik
A. Pengertian Kurikulum
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh
aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam
perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa
memahami konsep dasar dari kurikulum.
Setiap orang, kelompok masyarakat, atau bahkan ahli pendidikan dapat mempunyai penafsiran yang
berbeda tentang pengertian kurikulum. Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh banyak ahli, dapat
disimpulkan bahwa pengertian kurikulum dapat ditinjau dari dua sisi yang berbeda, yakni menurut
pandangan lama dan pandangan baru (Oemar Hamalik, 2007).
Selain pengertian diatas berikut juga ada pengertian mengenai kurikulum.
1. Pengertian Kurikulum Berdasarkan Etimologis
Secara etimologis istilah kurikulum yang dalam bahasa Inggris ditulis “curriculum” berasal dari bahasa
Yunani yaitu “curir” yang berarti “pelari”, dan “curere” yang berarti “tempat berpacu”. Tidak heran jika
dilihat dari arti harfiahnya, istilah kurikulum tersebut pada awalnya digunakan dalam dunia Olah raga,
seperti bisa diperhatikan dari arti “pelari dan tempat berpacu”, yang mengingatkan kita pada jenis olah
raga Atletik.
2. Pengertian Kurikulum Berdasarkan Istilah
Berawal dari makna “curir” dan “curere” kurikulum berdasarkan istilah diartikan sebagai “Jarak yang harus
ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finish untuk memeroleh medali atau penghargaan”.
Pengertian tersebut kemudian diadaptasikan ke dalam dunia pendididikan dan diartikan sebagai
“Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal hingga akhir program demi
memeroleh ijazah”
3. Kurikulum menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
Menurut UU no. 20 tahun 2003, kurikulum adalah “Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. (Bab I Pasal 1 ayat 19).
B. Definisi Kurikulum
1. Definisi Kurikulum Menurut Murray Print (1993)
a. Kurikulum Sebagai Suatu Program Kegiatan Yang Terencana.
Berdasarkan pandangan komprehensif terhadap setiap kegiatan yang direncanakan untuk dialami
seluruh siswa, kurikulum berupaya menggabungkan ruang lingkup, rangkaian, interpretasi,
keseimbangan subject matter, teknik mengajar, dal lain-lain yang dapat direncanakan sebelumnya
(Saylor, Alexander, dan Lewis, 1986).
b. Kurikulum sebagai Hasil Belajar yang Diharapkan
Kajian ini menekankan perubahan cara pandang kurikulum, dari kurikulum sebagai alat (means) menjadi
kurikulum sebagai tujuan atau akhir yang akan dicapai (ends).
c. Kurikulum sebagai Reproduksi Kultural (Cultural Reproduction)
Pengembangan kurikulum semacam ini dimaksudkan untuk meneruskan nilai-nilai kultural kepada
generasi penerus, melalui lembaga penerus.
d. Kurikulum sebagai Curere
Pandangan yang menekankan pada bentuk kata kerja kuikulum itu sendiri, yaitu curere. Sebagai
pengganti interpretasi dari etimologi arena pacu atau lomba (race course) kurikulum, curere merujuk pada
jalannya lomba dan menekankan masing-masing kapasitas individu untuk mengkonseptualisasi
otobiografinya sendiri.
Masing-masing individu berusaha menemukan pengertian (meaning) ditengah-tengah berbagai peristiwa
terakhir yang dialaminya, kemudian bergerak secara historis ke dalam pengalamannya sendiri di masa
lampau untuk memulihkan dan membentuk kembali pengalaman semula (to recover and reconstitute the
origins), serta membayangkan dan menciptakan berbagai arah yang saling bergantung dengan subdivisi-
subdivisi pendidikan lainnya.
C. Fungsi Kurikulum
Menurut Nurgiantoro (1988 : 45-46), bahwa kurikulum mempunyai fungsi tiga hal. Pertama, fungsi
kurikulum bagi sekolah terdiri dari alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Kurikulum juga
dapat dijadikan pedoman untuk mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan disekolah.
Misalnya, bidang studi, alokasi waktu, pokok bahasan, serta termasukstrategi pembelajarannya.
Kedua, kurikulum dapat mengontrol dan memelihara keseimbangan proses pendidikan. Dengan
mengetahui kurikulum sekolah pada tingkat tertentu, maka kurikulum pada tingkat atasnya dapat
mengadakan penyesuaian,sehingga tidak terjadi pengulangan kegiatan pengajaran sebelumnya. Fungsi
lain kurikulum juga dapat menyiapkan tenaga pengajar, dengan cara mengetahui kurikulum pada tingkat
di bawahnya.
Ketiga, kurikulum dimaksud untuk menyiapkan kebutuhan masyarakat atau lapangan kerja, sehingga
kurikulum mencerminkan hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat. Karena itu lulusan sekolah paling
tidak dapat memenuhi kebutuhan lapangan pekerjaan (vokasional) di satu sisi, dan dipersiapkan untuk
melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya (akademis) disisi lain.
D. Kurikulum Dalam Perspektif
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang memiliki kedudukan cukup sentral dalam
perkembangan pendidikan, oleh sebab itu dibutuhkan landasan yang kuat dalam pengembangan
kurikulum agar pendidikan dapat menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas. Adapun yang
menjadi landasan dalam pengembangan kurikulum:
1. Landasan Filosofis
Filsafat membahas segala permasalahan manusia, termasuk pendidikan, yang disebut filsafat
pendidikan. Filsafat memberikan arah dan metodologi terhadap praktik-praktik pendidikan, sedangkan
praktikpraktik pendidikan memberikan bahan-bahan bagi pertimbangan filosofis. Keduanya sangat
berkaitan erat. Hal inilah yang menyebabkan landasan filosofis menjadi landasan penting dalam
pengembangan kurikulum.
2. Landasan Psikologis
Dalam proses pendidikan yang tejadi adalah proses interaksi antar individu. Manusia berbeda dengan
makhluk lainnya karena kondisi psikologisnya. Kondisi psikologis sebenarnya merupakan karakter
psikofisik seseorang sebagai individu yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku interaksi dengan
lingkungannya. Dalam pengembangan kurikulum, minimal ada dua landasan psikologi yang
mempengaruhinya, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
3. Landasan Sosiologis
Kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Dengan pendidikan diharapkan muncul
masyarakat-masyarakat yang tidak asing dengan masyarakat. Dengan pendidikan diharapkan lahir
manusiamanusia yang bermutu, mengerti, dan mampu membangun masyarakat.oleh sebab itu tujuan, isi,
maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kondisi, karakteristik, kekeyaan dan
perkembangan masyarakat.
E. Komponen Kurikulum
Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang pada dasarnya
kurikulum memiliki komponen pokok dan komponen penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi
satu sama lainnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari
berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lainnya, sebab kalau satu
komponen saja tidak ada atau tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Para ahli berbeda pendapat dalam menetapkan komponen-komponen kurikulum. Ada yang
mengemukakan 5 komponen kurikulum dan ada yang mengemukakan hanya 4 komponen kurikulum.
Untuk mengetahui pendapat para ahli mengenai komponen kurikulum berikut Subandiyah (1993: 4-6)
mengemukakan ada 5 komponen kurikulum, yaitu: (1) komponen tujuan; (2) komponen isi/materi; (3)
komponen media (sarana dan prasarana); (4) komponen strategi dan; (5) komponen proses belajar
mengajar. Sementara Soemanto (1982) mengemukakan ada 4 komponen kurikulum, yaitu: (1) Objective
(tujuan); (2) Knowledges (isi atau materi); (3) School learning experiences (interaksi belajar mengajar di
sekolah) dan; (4) Evaluation (penilaian). Pendapat tersebut diikuti oleh Nasution (1988), Fuaduddin dan
Karya (1992), serta Nana Sudjana (1991: 21). Walaupun istilah komponen yang dikemukakan berbeda,
namun pada intinya sama yakni: (1) Tujuan; (2) Isi dan struktur kurikulum; (3) Strategi pelaksanaan PBM
(Proses Belajar Mengajar), dan: (4) Evaluasi.
5. Harsono (2005)
Mengungkapkan bahwa kurikulum ialah suatu gagasan pendidikan yang diekpresikan
melalui praktik. Pengertian kurikulum saat ini semakin berkembang, sehingga yang
dimaksud dengan kurikulum itu tidak hanya sebagai gagasan pendidikan, namun
seluruh program pembelajaran yang terencana dari institusi pendidikan nasional.
7. H. Hasan (1992)
Menurutnya kurikulum itu bersifat fleksibilitas. Yakni sebagai suatu pemikiran
kependidikan bagi diklat, sehingga dalam posisi teoritik, harus dikembangkan dalam
kurikulum sebagai sesuatu yang terencana dan juga dianggap sebagai kaidah
pengembang kurikulum.
1. Kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian;
2. Sebagai suatu rencana tertulis, yaitu sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu
ide, didalamnya berisi tentang tujuan, bahan ajar, aktifitas belajar, alat-alat atau media, dan
waktu pembelajaran;
3. Sebagai suatu kegiatan, merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana
tertulis yakni dalam bentuk praktek pembelajaran;
4. Sebagai suatu hasil, yaitu konsekwensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan, melalui
ketercapaiannya tujuan kurikulum terhadap peserta didik.