Anda di halaman 1dari 4

Nama : Riska Arfiani

Jurusan : PAI IV/B


Matkul : Kapita Selekta Pendidikan

‘LANDASAN KONSEPTUAL’
Dalam Pengembangan Kurikulum

A. Kurikulum
Sebelum kita membahas landasan konseptual dalam pengembangan kurikulum sebaiknya kita
mengetahui apa yang dimaksud dengan kurikulum. Oleh karena itu, dalam makalah ini saya
menjabarkan secara ringkas mengenai landsaan konseptual dalam pengembangan kurikulum, dimulai
dengan pembahasan apa yang dimaksud dengan kurikulum.
Kurikulum dalam masyarakat terutama dalam pandangan umum selalu dikaitkan dengan
pendidikan, sehingga ada yang mengatakan bahwa kurikulum merupakan jantungnya pendidikan
(Arifin,2018: 58 ). Namun dilihat dari segi bahasa, kurikulum berasal dari bahasa Yunani (Huda
Rohmadi, 2012: 9) yaitu curir yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu (idi,
2007 :183). Sedangkan dalam bahasa latin curriculum berarti a running , course, or race course
kemudian dalam bahasa prancis, courir yang memiliki arti berlari. Dari beberapa pengertian bahasa
latin tersebut kemudian digunakan istilah “course” atau mata pelajaran yang harus ditempuh untuk
mendapatkan suatu gelar (Natusion, 2003:9). Dahulu, istilah-istillah itu di pakai dala dunia olahraga
yang kemudian kurikulum sendiri diadaptasi dalam dunia pendidikan. Kurikulum dalam dunia
pendidikan kemudian menjadi ekumpulan mata pelajaran yang haru ditempuh oleh peserta didik agar
mendapat ijazah, penghargaan ataupun hasil akhir.
Menurut para ahli, Prof. Dr. S Nasution, dalam bukunya kurikulum dan pengajaran
mengatakan bahwa kurikulum adalah serangkaian penyususnan rencana untuk melancarkan proe
blajar mengajar yang rencananya disusun dibaah tanggung jaab lembaga pendidikan dan para
pengajar. Menurut Dr. Nana Sudjana, dalam bukunya ‘pembinaan dan pengembangan kurikulum di
sekolah’ mengakatan baha kurikulum adalah kumpulan niat dan harapan yang tertuang dalam
bentuk program pendidikan yang kemudian dilaksanakan dan diterapkan oleh guru disekolah.
Sedangkan menurut UU tentang sistem pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 paal 1 butir 19
disebutkan, kurikulum merupakan seperangkat pengaturan dan rencana mengenai tujuan, isi dan
materi pelajaran serta cara yang digunakan ebagai pedoman kegiatan pembelajaran guna mencapat
tujuan pendidikan.
Berbicara mengenai tujuan pendidikan, Dwi Nugroho Hindayanto (2007: 149) dalam
bukunya membahas kurikulum yang memilki empat komponen utama yaitu: 1) tujuan, 2) isi bidang
studi, 3) strategi penyampaian, dan 4) evaluasi.¹ Keempat komponen ini berkaitan bentuk dan
perilaku yang harus dimiliki anak, tingkat dan jenis pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan dan
sejauh mana tingkat dan jenis pengetahuan itu diperoleh. Sedangkan kurikulum menurut
soedijarto(1993;10) membagi pengertian kurikulum menjadi 5 tingkatan. Yaitu:
1) Tingkatan pertama, kurikulum merupakan erangkaian tujuan pendidikan yang
menggambarkan berbagai kemampuan (pengetahuan dan keterampilan), nilaii dan sikap yang
harus dimiliki oleh peserta didik dari satuan jenjang pendidikan.
2) Tingkatan kedua, kurikulum merupakan kerangka materi yang memberikan gambaran tentang
bidang-bidang pelajaran yang perlu dipelajari pelajar untuk menguaai erangkaian
kemampuan, nilai, dan sikap yang secara instituional haru dikuasai para pelajar setelah
menyelesaikan pendidikannya.
3) Tingkatan ketiga,kurikulum merupakan garis besar materi dari suatu bidangpelajaran yang
telah dipilih untuk dijadikan objek belajar.
4) Tingkatan keempat, merupakan panduan dan buku pelajaran yang disusun untuk menunjang
terjadinya proes belajar mengajar.
5) Tingkatan kelima , kurikulum merupakan bentuk dan jenis kegiatan belajar-mengajar yang
dialamioleh pengajar, termasuk didalamnya berbagai bentuk, jenis dan frekuensi evaluasi
yang digunakan sebagai bagian terpadu dari strategi belajar-mengajar yang direncanakan
untuk dialami para pelajar.²
Adapun H.A.R Tilaar (2004;177) mendefinisikan kurikulum adalah keseluruhan program,
failitas dan kegiatan suatu lembaga pendidikan atau pelatihan untuk mewujudkan visi dan misinya.³
Jadi, dari semua penjabaran mengenai kurikulum diatas maka dapat disimpulkan bahwa
kurikulum ini sangat penting, kurikulum memiliki tujuan untuk membantu proses berjalannya
kegiatan belajar-mengajar, mempermudah bagi pengajar untuk memberikan arahan pendidikan,
mengontrol sejauh mana kemampuan peserta didik dalam menempuh target pembelajaraanya yang
telah tersusun dan terencana dalam kurikulum yang telah ditetapkan.

B. Landasan Konseptual Perkembangan Kurikulum


Pengembangan kurikulum di sekolah dapat dipandang sebagai suatu model perencana
kurikulum mikro. Hal ini menggunakan landasan-landasan konseptual seperti halnya yang digunakan
dalam penyusunan kurikulum makro. Proses pengembangan kurikulum dimulai dari proses
memikirkan berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan disekolah(ide) yang ada
didalam pikiran si pengembang tersebut, sementara ide ini datang dari hasil buah pemikiran juga
penelitian si pengembang, kemudian hasil pemikiran tadi berpedoman pada kurikulum resmi yang
dikeluarkan oleh kementrian pendidikan dan kebudayaan. Selanjutnya, ide-ide itu dituangkan dalam
rencana tertulis atau kurikulum resmi yaitu buku kurikulum yang akan dipakai oleh seluruh sekolah
yang ada diseluruh wilayah nusantara. Sedangkan dalam konteks kurikulum mikro, kurikulum resmi
adalah kurikulum sekolah dan atau dilaksanakan disekolah tersebut. Berdasarkan kurikulum resmi
itulah,proses pendidikan dilaksanakan (implementasi kurikulum). Sedangkan proes pendidikan di
sekolah yang merupakan implementasi kurikulum disebut dengan kurikulum tak-resmi. kurikulum
ideal meliputi kurikulum yang idenya akan dituangkan dalam rencana yang tertulis.yang nantinya
membaa implikasi pentingnya untuk menuangkan konsep-konsepnya secara jelas dan lugas. Serta
dalam pelaksaan kurikulum, senantiaa ada hasil belajar siswa yang tidak tertuang dalam rencana
tertulis yang bersifat positif dan bisa juga bersifat negatif , hasil belajar inilah yang disebut
kurikulum tersembunyi. Hal ini perlu di perhatikan karena mengingat ada sisi negatif yang bisa
muncul ,maka diperlukannya antisipasi yang nanti dapat mengatasi apabila timbulnya efek negatif
dari kurikulum tersembunyi.
Adapun kurikulum yang dikonsep yang memilki tujuan untuk membentuk pribadi yang baik
melalui pelaksanaan pendidikan, maka hal ini berkaitan erat dari titk awal dibentuknya kurikulum itu
sendiri , kurikulum harus dirancang memiliki tujuannya masing-masing. Ada tujuan pendidikan yaitu
sebagai kurikulum makro sedangkan tujuan pengajaran yaitu level kurikulum mikro. Tujuan yang
ingin dicapai juga harus berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu UUD, serta harus memiliki hasil
penelitian , pengetahuan profesional juga haru dirumuskan berdasarkan kebutuhan mayarakat
terutama siswa sebagai pengemban ilmu pengetahuan.
Secara konseptual penyusunan kurikulum ini pada dasarnya memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. kurikulum ini disusun dan dirancang berdasarkan pemilihan ide ide
yang sekiranya dapat memajukan proses pendidikan. Oleh karena itu dibuatlah kurikulum , yang
menjadi hipotesis lalu diuji dengan praktik. Apakah nantinya kurikulum ini berhasil memenuhi
kebutuhan masyarakat. Karena kembali lagi pada tujuan bahwa adanya rancangan atau konsep
kurikulum ini dibuat dengan harapan dapat menghasilkan kurikulum yang sesuai kebutuhan
mayarakat melalui pelaksanaannya dalam sekolah-sekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Khamam Khosiin, Kurikulum Pendidikan Islam,(Malang: Inteligensia Media, 2021)
Gramedia.com,” pengertian kurikulum dan fungsinya dalam dunia pendidikan”,
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-kurikulum-dan-fungsinya/ (diakses pada 19 januari
2023)
Syafnan Lubis, “BAB III Landasan Kependidikan”, (3 September 2020),
https://syafnan.dosen.iain-padangsidimpuan.ac.id/2020/09/bab-iii-landasan-kependidikan.html?
m=1#:~:text=Landasan%20yang%20bersifat%20konseptual%20identik,dan%2Fatau%20dalam
%20rangka%20bertindak (diakses pada 19 januari 2023)

Anda mungkin juga menyukai