Anda di halaman 1dari 16

HAKIKAT KURIKULUM DAN SILABUS

Dipersentasikan pada seminar kelas Mata Kuliah Telaah Kurikulum dan Buku
TeksBahasa Arab Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Jurusan Pendidikan Bahasa Arab

DosenPengampuh:
Dr. H. Muh. Arif, M.Ag

Oleh:

Kelompok III

Abd. Fahmi Potabuga

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
IAIN SULTAN AMAI GORONTALO
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum berperan penting dalam menciptakan pendidikan yang efektif
bagi masyarakat. Di dalamnya dijelaskan tentang tujuan, isi, dan segala
perencanaan yang menentukan arah dan proses pendidikan. Sebagai suatu
rencana, kurikulum perlu penerapan pada dunia nyata. Kurikulum
diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, kurikulum dan
pembelajaran tidak dapat dipisahkan karena merupakan suatu kesatuan yang
saling memengaruhi. Dalam penerapannya, kurikulum membutuhkan praktisioner
yang akan menjalankan rencana – rencana yang tertulis dalam dokumen
kurikulum tersebut. Untuk itu, guru adalah faktor penting dalam pengimplikasian
kurikulum karena guru yang berinteraksi langsung dengan siswa. Guru juga
berperan dalam pengembangan kurikulum itu sendiri. Seiring dengan
perkembangan zaman dan tuntutan dari masyarakat, maka dunia pendidikan harus
melakukan inovasi dalam pendidikan. Inovasi pendidikan akan berjalan dan
mencapai sasarannya jika progam pendidikan tersebut dirancang dan di
implementasikan sesuai dengan kondisi dan tuntutan zaman. Karena itu,
kurikulum di Indonesia, begitu pula kurikulum bahasa, telah mengalami beberapa
kali perubahan dan pengembangan dari waktu ke waktu. Harapannya, kurikulum
mampu menyusun suatu pedoman pengajaran yang membentuk manusia manusia
yang mampu berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungannya, baik secara
internal maupun eksternal demi terwujudnya kehidupan berbangsa dan bernegara
yang lebih baik untuk membahas lebih lanjut tentang kurikulum dan aspek-aspek
yang terkait dengan kurikulum, pada Bab II makalah ini akan dijelaskan tentang
hakikat kurikulum, silabus, materi ajar, peranan guru dalam pengembangan
kurikulum, pengembangan kurikulum, dan asal usul pengembangan kurikulum
bahasa.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kurikulum ?

2
2. Apa Saja Komponen Kurikulum ?
3. Bagaimana fungsi Kurikulum ?
4. Apa pengertian Silabus ?
5. Bagaimana prisip-prinsip Silabus ?
6. Bagaimana fungsi Silabus ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum adalah suatu istilah yang berasal YunaniKurikulum
merupakan kumpulan mata pelajaran yang harus di sampaikan oleh guru dan
dipelajari oleh peserta didik. Dalam kondisi dan situasi tertentu pandangan ini
masih dipakai sampai sekarang.Karena pendidikan bertujuan mengembangkan
potensi manusia yang holistik, jasmani-rohani, akal-hati, dan intelektual-
emosional-sosial-spritual, maka kurikulum pendidikan pun mestinya berisi materi,
aturan, kegiatan, dan program yang dapat dan terkait dengan pencapaian tujuan
beragam aspek tersebut.
Kurikulum pendidikan harus berdasarkan norma agama, di samping
budaya.1 Muhammad Qutb (al-Attas, 1979: 48-9) dalam The Role of religion in
Education, tiga puluh tahun yang silam menulis “Agama telah terisolasi dan
teralienasi dari kehidupan dan perasaan kita karena kita tidak menjalakannya
dalam kehidupan nyata. Hidup kita dalam segala aspek, bukanlah contoh dari
kurikulum Allah yang terdiri dari kepercayaan, tugas-tugas ibadah, bekerja,
perasaan tingkah lakuh, politik, ekonomi, sosial, dan seterusnya.
Kurikulum sebagai rencana merupakan dimensi kurikulum yang paling banyak
dikenal dan diketahui orang, baik oleh orang pelaksana kurikulum (guru
pemimpin satuan pendidikan) maupun masyarakat terutama orang tua. Kurikulum
sebagai rencana (a plan of action) atau disebut juga kurikulum tertulis atau
kurikulum sebagai dokumen menjadi acuan, pedoman atau pegangan bagi guru-
guru dan para pelaksana kurikulum lainnya dalam implementasi kurikulum.
Berbentuk dokumen tertulis yang sering juga disebut sebagai kurikulum formal
atau kurikulum lembaga. Berpegang pada kurikulum tertulis tersebut maka
dilaksanakan kurikulum perbuatan, implementasi kurikulum, mencakup apa yang

1
Jejen Mushaf, Manajemen Pendidikan, ( Jakarta: Kharisma Putra Utama,2015 ), h.79

3
terjadi di kelas dan di luar kelas, baik yang dikerjakan oleh guru maupun peserta
didik.2
Sebagai dokumen tertulis kurikulum tidak hanya terdiri atas mata
pelajaran, atau uraian isi mata pelajaran atau persiapan mengajar dalam bentuk
silabus dan satuan pelajaran, tetapi mencakup semua dokumen tertulis yang
berkaitan dengan rencana pembelajaran. Kurikulum tertulis selain mencakup hal-
hal diatas, juga meliputi landasan dan azas-azas pengembangan kurikulum, sturtur
dan sebaran mata pelajaran, garis-garis besar program pembelajaran pedoman-
pedoman pelaksanaan seperti pedoman : pengelolaan, bimbingan, dan evaluasi ;
media dan sumber pembelajaran, seperti media elektronik dan nonelektronik;
buku, modul dan handout; program-program pembelajaran, seperti pembelajaran
melalui komputer, film, video, audio.
Dalam UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, kurikulum didefinisikan
sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan dalam
penysunan kurikulum tingkat satuan pendidikan atau silabusnya pada setiap tahun
pendidikan kegiatan belajar mengajar.3
Batasan menurut undang-undang itu tampak jelas, bahwa kurikulum
memiliki dua aspek. Aspek pertama sebagai rencana yang harus dijadikan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dan kedua pengaturan
adalah isi yaitu cara pelaksanaan rencana yang digunakan sebagai upaya
pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Setelah kita kaji diberbagai konsep kurikulum, maka kurikulum dapat
diartikan sebagai sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang
harus dicapai, isi materi, dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa,
strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang

2
Herry Widyastono, Pengembangan Kurikulum Di Era Otonomi Daerah, (Jakarta : PT
Bumu Askara), h.6
3
Zaenal Arifin, Pegembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam,(Jogjakarta
: DIVA Press), h. 36.

4
untukmengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi
dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata.
2. Komponen Kurikulum
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-
komponen tertentu, diantaranya yaitu :4
a. Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang
diharapkan. Berhasil atau tidaknya program pengajaran di sekolah dapat
diukur dari seberapa jauh dan banyaknya pencapaian tujuan-tujuan
tersebut.
Tujuan pendidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang
sangat umum sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat
diukur, yang dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan
menjadi empat yaitu:
1) Tujuan pendidikan nasional
Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan yang bersifat paling
umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman
oleh setiap usaha pendidikan.
2) Tujuan institusional
Tujuan institusional merupakan tujuan antara mencapai tujuan
umum yang dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap
jenjang pendidikan.
3) Tujuan Kurikuler
Tujuan kurikuler merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan
lembaga pendidikan. Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus
dapat mendukung dan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional.
Contoh tujuan kurikuler adalah tujuan bidang studi matematika di SD,
tujuan pelajaran IPS di SLTP, dan sebagainya.

4
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran,
(Bandung: RAJAWALI PERS, 2011), h. 9

5
4) Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan bagian dari tujuan kurikuler,
dapat didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki oleh anak
didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi
tertentu dalam satu kali pertemuan.5
b. Isi (Bahan Ajar)
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa. Isi kurikulum itu
menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan pengetahuan
atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap mata
pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan siswa. Baik
materi maupun aktivitas seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan
yang ditentukan.
Untuk menacapai tiap tujuan mengejar yang telah ditentukan
diperlukan bahan ajar. Bahan ajar tersusun atas topik-topik dan sub topik
tertentu. Tipa topik mengandung ide-ide pokok yang relevan dengan
tujuan yang telah ditetapkan.6 Bertolak dari uraian tersebut, tujuan
pembelajaran harus dapat dijembatani oleh bahan ajar yang telah
diberikan kepada peserta didik.
Isi atau materi kurikulum adalah semua pengetahuan, keterampilan,
nilai-nilai da sikap yang organisasi dalam mata palajaran.7 Artinya bahan
ajar yang terangkum dalam mata pelajaran tersebur harus memuat
pengetahuan (aspek kognitif), keterampilan (aspek motorik), dannila-niai
yan tercantum dakam sikap dan perilaku (aspek efektif). Hal yang
merupakan fungsi khusus dari kurikulum pendidikan dicapai dengan cara

5
Ibid ., h. 47.
6
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek, (Bandung:
PT. Remaja Rosda Karya, 2001), h. 105.
7
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), h.
276

6
paling efektif dan supaya pengetahuan juga dapat disajikan kepada
peserta didik dengan utuh.
Intisari uraian di atas adalah bahwa “isi” atau “bahan ajar”
merupakan materi yang diajarkan kepada peserta didik, baik berupa
pengetahuan, nilai-niali, maupun kemampuan tertentu, dimana siswa
diharapkan dapat menguasainya melalui pelaksanaan kurikulum yang
diberlakukan dalam institusi yang ditempatinya.
c. Metode/Strategi
Metode dapat juga diartikan sebagai strategi pembelajaran.
Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran sangat
penting, karena berhubungan dengan implementasi kurikulum. Strategi
meliputi rencana, metode dan perangkat kegiatan yang direncanakan
untuk mencapai tujuan tertentu.
Strategi atau metode berkaitan dengan upaya yang harus dilakukan
dalam rangka pencapaian tujuan. Strategi yang ditetapkan dapat berupa
strategi yang menempatkan siswa sebagai pusat dari setiap kegiatan,
ataupun sebaliknya. Strategi bagaimana yang dapat digunakan sangat
bergantung kepada tujuan dan materi kurikulum.
d. Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas
pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi dapat berfungsi
untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan sudah tercapai
atau belum, dan evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam
perbaikan strategi yang telah ditetapkan.
3. Fungsi dan Peran Kurikulum
a. Fungsi Kurikulum
Kurikulum memiliki berbagai fungsi. Bagi guru, kepala sekolah,
pengawas, orang tua, dan peserta didik, fungsi kurikulum sebagai berikut
(Sanjaya, 2011).
1) Bagi guru berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak berpedoman pada

7
kurikulum tidak akan berjalan dengan sistematis dan efektif, sebab
pembelajaran adalah proses yang bertujuan sehingga segala sesuatu
yang dilakukan guru dan peserta didik diarahkan untuk mencapai
tujuan. Tanpa kurikulum, dapat diastikan pembelajaran tanpa arah dan
tujuan.
2) Bagi kepala sekolah, kurikulu berfungsi untuk menyusun perencanaan
dan program sekolah. Penyusunan kalender sekolah, pengajuan
sarana-prasaran sekolah kepada Komite sekolah, penyusunan berbagai
kegiatan sekolah, baik intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakurikuler, dan
kegiatan-kegiatan lainya didasarkan pada kurikulum yang digunakan.8
3) Bagi pengawas, kurikulum berfungsi sebagai paduan dalam
melaksanakan supervisi ke sekolah. Dengan berpedoman pada
kurikulum, pengawas dapat melihat apakah program sekolah,
termasuk pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah
sesuai dengan tuntunan kurikulum, bagain-bagian mana yang sudah
dilaksanakan, bagian-bagian mana yang sedang dilaksanakan, dan
bagian-bagian mana yang dilaksanakan. Dengan demikian, pengawas
bisa memberikan masukan atau saran perbaikan.
4) Bagi orang tua peserta didik, kurikulum sebagai pedoman untuk
memberikan bantuan bagi penyelenggaraan program sekolah dan
membantu putra-putrinya belajar dirumah sesuai dengan program
sekolah. Melalui kurikulum, orang tua dapat mengetahui tujuan yang
harus di capai peserta didik serta ruang lingkup materi pelajarannya.
5) Bagi peserta didik, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar.
Melalui kurikulum, peserta didik dapat memahami kopetensi apa yang
harus dicapai, baik itu pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
Ketika memulai pembelajaran guru memberitahu peserta didik dapat
memahami kompetensi apa yang harus dicapai, baik itu pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap. Ketika memulai pelajaran guru memberi

8
Ibid , h. 9

8
tahu peserta didik tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai
setelah mengikuti pembelajaran maka peserta didik bisa self-
evaluation, melakukan penilaian diri ketika pembelajaransudah
selesai. Apa yang harus dilakukannya setekah menguasai kompetensi
tertentu, apa yang harus dilakukannya apabila dirinya belum
menguasainya.9
5. Pengertian Silabus
Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum
berisikan garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
rancangan penilaian. Dengan kata lain, silabus adalah rencana pembelajaran
pada suatu atau kelompok mata pelajaran, tema tertentu yang mencakup
kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar silabus merupakan salah satu
bentuk kurikulum, silabus disebut juga kurikulum mikro10 silabus dan
GBPP pada dasarnya sama, secara umum berisi rumusan tentang
komponen-komponen tujuan, bahan, proses pembelajaran termaksud
penggunaan media sumber, tugas-latihan, dan evaluasi pembelajaran,
terdapat beberapa perbedaan antara keduanya berkenaan dengan bentuk
format dan rincian dari bahan ajar dan proses pembelajarannya, isi silabus
mulai dari identitas/mata kuliah, tujuan, bahan ajar, proses pembelajaran
yang terdiri atas pendekatan dan metode pembelajaran, media dan sumber
belajar, tugas-tugas dan latihan, serta penilaian hasil belajar, silabus
merupakan desain pembelajaran untuk satu mata kuliah/mata kuliah dalam
kurun waktu satu semester, satu catur wulan atau satu kuartal.11

9
Ibid ., h. 10

10
Supriadi, Strategi belajar mengajar, Penerbit Cakrawala ilmu, Yogyakarta, 2015, h.
110.
11
Nana Syaodih sukmadinata dan Erliana Syaodih, Kurikulum dan Pembelajaran
Kompetensi, Pt Reika Aditama, Bandung, 2012, h. 88

9
Silabus juga merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran
untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus dikembangkan
berdasarkan standar kompetensi lulusan (SKL ) dan standar isi (SI) untuk
satuan pendidikan dasar dan menegah sesuai dengan pola pembelajaran
pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus dapat digunakan sebagai acuan
dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.12
6. Prinsip pengembangan silabus
Dalam mengembangkan silabus terdapat beberapa prinsip, antara lain:
a. Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.
Untuk mencapai kebenaran ilmiah tersebut, dalam penyusunan silabus
selayaknya dilibatkan para pakar dibidang keilmuan masing-masing mata
pelajaran. Hal ini dimaksudkan agar materi pelajaran yang disajikan
dalam silabus valid.
b. Relevan
Cakupan, kedalaman, tingakt kesukaran dan urutan penyajian
materi dalam silabus sesuai atau ada keterkaitan dengan tingkat
perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta
didik.

c. Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
d. Konsisten
Adanya hubungan yang konsisten ( ajek, taat asas ) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian.

12
Trianto Ibnu Banar al-Tabany, mendesain model pembelajaran, prenadamedia group,
Jakarta, 2014, h. 246

10
e. Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang
terjadi.13
f. Actual dan Kontekstual
Yaitu cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang
terjadi. Hal ini merupakan konsekuensi logis dalam tataran ilmu, bahwa
sifat dinamisasi ilmu menuntut subtansi-subtansi yang up to date supaya
tidak dikatakan ketinggalan zaman.
g. Fleksibel
Artinya bahwa keseluruhan komponen solabus dapat
mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika
perubahan yang terjadi diskeolah dan tuntutan masyarakat. Keragman
dimaksud selain dalam arti keberadaan tingkat pencapaian peserta didik
dari sisi intelegensi. Juga keragaman dari sisi etnis, suku, ras, agama,
maupun keragaman latar belakang sosial budaya. Denhgan demikian
tidak ada lagi istilah rasialis maupun etnisitas yang mengangkat dan
mengedepankan unsur sara dalam proses pembelajaran.

h. Menyeluruh
Yaitu bahwa komponen silabus mencakup keseluruhan ranah
kompetensi ( kognitif, afektif, psikomotor).14
7. Fungsi Silabus

13
Masnur Muslich, Kurikulum tingkat satuan pendidikan, bumi aksara, jakarta 2007, h.
25-26

11
Sebagai pedoman kerja dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
a. Preventif
Mencegah pengajar untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai
dengan yang telah ditentukan dalam kurikulum.
b. Kolektif
Sebagai aturan atau batasan yang harus ditaati dan sebagai
pedoman dalam melaksanakan pendidikan.
c. Konstruktif
Memberikan arah secara rinci bagi pelaksanaan dan pengembangan
pendidikan yang mengacu pada kurikulum.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan materi pelajaran, praktik, kegiatan, dan seleruh
pengalaman peserta didik di sekolah yang didesain secara matang agar peserta
didik cerdas intelektual, emosional, dan spritual. Kurikulum sekolah mencakup
kebiasaan, tata tertib, ekstrakulikuler dan teladan dari pendidik, staf dan kepala
sekolah.

12
Kurikulum mencakup semua hal yang bisa mencerahkan dan memberi
pelajaran kepada peserta didik, langsung maupun tak langsung. Kurikulum
pendidikan antara lain : buku pelajaran, interaksi guru murid, murid dengan
murid, tata tertib, suasan dan kondisi kelas dan sekolah. Karena itu, semua hal
ini harus dirancang (by design) dengan matang untuk pembelajaran.
Setelah kita kaji berbagai konsep kurikulum, maka kurikulum dapat
diartikan sebagai sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang
harus dicapai, isi materi, dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa,
strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk
mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari
dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata.
Silabus merupakan salah satu produk pengembangan kurikulum berisikan
garis-garis besar materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, dan rancangan
penilaian. Dengan kata lain, silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu
atau kelompok mata pelajaran, tema tertentu yang mencakup kompetensi inti,
kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar silabus merupakan salah satu bentuk kurikulum.
Silabus juga merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus dikembangkan berdasarkan standar
kompetensi lulusan (SKL ) dan standar isi (SI) untuk satuan pendidikan dasar
dan menegah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran
tertentu.
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.
Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab pertanyaan
berikut.:
a. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu
kegiatan pembelajaran
b. Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan / membentuk
kompetensi tersebut

13
c. Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut
sudah dimiliki peserta didik.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin Zaenal, Pegembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam,


Jogjakarta : DIVA Press.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 2006.
Mushaf Jejen, Manajemen Pendidikan, Jakarta: Kharisma Putra Utama,2015
Muslich Masnur, Kurikulum tingkat satuan pendidikan, bumi aksara, jakarta
2007.
Supriadi, Strategi belajar mengajar, Penerbit Cakrawala ilmu, Yogyakarta, 2015.

14
Syaodih sukmadinata Nana dan Syaodih Erliana, Kurikulum dan Pembelajaran
Kompetensi, Pt Reika Aditama, Bandung, 2012.
Syaodih Sukmadinata Nana, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek,
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001.

15

Anda mungkin juga menyukai