Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembentukan suatu organisasi yaitu untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Begitu pula dengan salah satu organisasi yang sangat besar seperti dunia
persekolahan dalam tingkat nasional. Untuk mencapai tujuan pendidikan maka
harus dibuat rancangan untuk mencapai tujuan tersebut agar dalam
pelaksanaannya terorganisir dan terarah. Oleh karena itulah kita perlu
mempelajari kurikulum.
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan
pendidikan di sekolah bagi pihak-pihak yang terkait. Kurikulum dipersiapkan dan
ditampilkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan peserta
didik agar mereka dapat hidup di masyarakat. Makna dapat hidup di masyarakat
itu memiliki arti luas yang bukan saja berhubungan dengan kemampuan peserta
didik untuk menginternalisasi nilai atau hidup sesuai dengan norma masyarakat
akan tetapi juga pendidikan Harus berisi tentang pemberian pengalaman agar
anak dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan minat dan bakat
mereka.
Dengan demikian dalam sistem pendidikan Kurikulum merupakan
komponen yang sangat penting sebab dalam di dalamnya bukan hanya
menyangkut tujuan dan arah pendidikan saja akan tetapi juga pengalaman belajar
yang harus dimiliki setiap siswa serta Bagaimana mengorganisasi pengalaman itu
sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar kurikulum ?
2. Bagaimanakah tujuan dari kurikulum ?
3. Apa sajakah fungsi dari kurikulum ?
4. Apa sajakah landasan kurikulm ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar kurikulum
2. Untuk mengetahui tujuan dari kurikulum
3. Untuk mengetahui fungsi dari kurikulum
4. Untuk mengetahui landasan kurikulm

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Kurikulum
Istilah “kurikulum” berasal dari bahasa Latin, yakni curriculum, awalnya
mempunyai pengertian running course dan dalam bahasa Prancis yakni courier
berarti to run: berlari.1
Dalam dunia pendidikan, istilah kurikulum telah dikenal semenjak kurang
lebih 1 abad yang lampau. Dalam kamus Webster pada tahun 1856, untuk
pertama kalinya digunakan istilah kurikulum. Kurikulum dipakai dalam bidang
olahraga, yaitu alat yang dibawa seseorang mulai start hingga finish.
Ada yang menyatakan bahwa penggunaan istilah kurikulum telah ada
sekitar tahun 1820. Bahkan sebelumnya sudah digunakan di Skotlandia awal abad
ke-17. Kurikulum pada waktu itu merupakan mata pelajaran yang harus diambil
dalam pendidikan dan pelatihan.
Pengertian kurikulum secara umum masih digunakan hingga tahun 1930-
an. Pemahaman ini didasarkan pada pemikiran atau filsafat pendidikan yang
menganggap kurikulum sebagai perencanaan program pembelajaran sekolah.
Pada waktu itu kurikulum terdiri atas mata pelajaran tetap permanen yaitu tata
bahasa membaca pidato logika untuk sekolah tingkat dasar dan buku-buku utama
dari barat untuk sekolah tingkat lanjutan pada saat itu secara esensial kurikulum
terdiri atas bidang studi utama meliputi 5 bidang bahasa ibu dengan tata bahasa
sastra dan menulis matematika sains sejarah dan bahasa asing.
Pada tahun 1935 akibat perkembangan masyarakat yang semakin maju
sehingga terdapat Kesenjangan antara kurikulum yang direncanakan dengan
pengalaman nyata yang diperoleh dari sekolah konsep kurikulum mulai berubah.
Pada tahun 1950-an muncul dugaan bahwa sekolah memiliki
kecenderungan kuat untuk mempengaruhi kehidupan siswa dengan program
program pendidikannya. Oleh karena itu kurikulum dipahami sebagai semua
aspek yang diprogramkan sekolah. Kurikulum adalah semua Bahan pengajaran
yang direncanakan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.2

1
Asep Jihad, Pengembangan Kurikulum Matematika, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), h. 1
2
Hamdani Hamid, Pengembangan Kurikulum Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012), h. 13-14

2
Pengertian kurikulum yang dipandang cukup populer, diantaranya:
1. Ralp Tyier, mendefiniskan: ‘kurikulum adalah semua pelajaran-pelajaran
murid yang direncanakan dan dilakukan oleh pihak sekolah untuk mencapai
tujuan-tujuan pendidikannya”.
2. Hilda Taba, mendefinikan: “kurikulum adalah pernyataan tentang tujuan-
tujuan pendidikan yang bersifat umum dan khusus, dan materinya dipilih dan
diorganisasikan berdasarkan suatu pola tertentu untuk kepentingan belajar
dan mengajar. Biasanya dalan suatu kurikulum sudah termasuk dengan
program penilaian hasilnya”.
3. Saylor J. Galen dan William N. Alexander, mendefinisikan: “kurikulum
adalah keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar baik
berlangsung di kelas, di halaman maupun di luar sekolah”.
4. S. Nasution, mendefinisikan: “kurikulum adalah suatu rencana yang disusun
untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah dan bimbingan dn
tanggung jawab sekolah”.
5. Dalam Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1, ayat 19 Undang-undang RI Nomor
20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa yang
dimaksud dengan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakansebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan tertentu. Dengan kata lain kurikulum dapat diartikan sebagai
program pengajaran suatu jenjang pendidikan.3
6. A. Glatthorn, mendefinisikan: “kurikulum adalah rencana-rencana yang
dibuat untuk membimbing dalam belajar di sekolah, yang biasanya meliputi
dokumen, level secara umum, dan aktualisasi dari rencana-rencana itu di
kelas, sebagai pengalaman murid, yang telah dicatat dan ditulis oleh seorang
ahli; pengalman-pengalman tersebut ditempatkan dalam lingkungan belajar.4
7. E. Eisner, mendefinisiskan: kurikulum adalah pengalaman-pengalaman yang
ditawarkan kepada murid di bawah petunjuk dan bimbingan sekolah.
8. M. Skillbeck, mendefinisikan kurikulum adalah pengalaman-pengalaman
murid yang diekspresikan dan diantisipasi kan dalam cita-cita dan tujuan
tujuan rencana rencana dan desain-desain untuk belajar dan implementasi

3
Asep JIhad, Op Cit, h. 1-2)
4
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), h. 5

3
dari rencana rencana dan desain desain tersebut di lingkungan sekolah.5
9. Menurut Undang-undang Republik Indonsia Nomor 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) yang dimaksud kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar.6
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum
merupakan kegiatan dan pengalaman belajar yang dirumuskan, direncanakan dan
diorganisir untuk dilakukan dan dialami oleh anak didik baik di dalam maupun di
luar sekolah agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

B. Tujuan Kurikulum
Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah rumusan tujuan dari setiap
program pendidikan yang akan diberikan dan harus dicapai oleh siswa.
Mengingat kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka tujuan
kurikulum pada setiap program pendidikan harus merupakan penjabaran dari
tujuan pendidikan nasional.
Tujuan kurikulum dibagi menjadi empat yaitu:
1. Tujuan pendidikan nasional (TPN)
TPN adalah tujuan umum yang sarat dengan muatan filosofis. Tpn
merupakan sasaran akhir yang harus harus dijadikan pedoman oleh setiap
usaha pendidikan artinya setiap usaha pendidikan artinya setiap lembaga dan
penyelanggaraan itu, baik pendidikan yang di selanggaraan oleh lembaga
pendidikan formal, informal maupun non formal. Tujuan pendidikan umum
biasanya di rumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal sesuai dengan
pandangan hidup dan filsafat suatu bagsa yang dirumuskan oleh pemerintah
dalam bentuk undang-undang. TPN merupakan sumber dan pedoman dalam
usaha penyelenggaraan pendidikan.

2. Tujuan istitusional (TI)


Tujuan institusional adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap
5
Abdullah Idi, Op Cit, h. 4--5
6
Erman Suherman, dkk, Common Text Book Strategi Pembelajaran atematika Kontemporer, (Bandung: Jica,
2003), h. 64

4
lembaga pendidikan. Dengan kata lain tujuan ini dapat di defenisikan sebagai
kualifikasi yang harus di miliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh
atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan tertentu.
Tujuan intitusional merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum
yang di rumuskan dalam bentuk kompetinsi lulusan setiap jenjang pendidikan.
Seperti misalnya standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan
dan jenjang pendidikan tinggi. Contohnya tujuan institusioal, seperti yang
tertuang dalam peraturan pemerintahan nomor 19 tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan Bab 5 pasal 26 yang menjelaskan bahwa standar
kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan menengah umum bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
sesuai kejuruannya.
3. Tujuan Kurikuler (TK)
Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi
atau mata pelajaran. Tujuan kurikuler daapat didefenisikan sebagai kualifikasi
yang harus di miliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang
studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler juga pada
dasarnya merupakan tujuan untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan.
Dengan demikian, setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan di
arahkan untuk mencapai tujuan konstitusional.
4. Tujuan Pembelajaran atau Instruksional.
Tujuan pembelajaran atau instruksional merupakan tujuan yang paling khusus.
Tujuan pembelajaran adalah kemampuan atau keterampilan yang diharapkan
dapat dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses merupakan syarat
mutlak bagi guru. 7

C. Fungsi Kurikulum
1. Berbagai fungsi kurikulum.

7
Wina Sanajaya, Kurikulum dan Pembelajaran (Teori dan Praktik KTSP), (Jakarta: Kencana Prenada, 2009), H.
106-117

5
a. Fungsi penyesuaian, di sini fungsi kurikulum harus mampu menata
keadaan masyarakat agar dapat dibawa ke lingkungan sekolah untuk
dijadikan objek pelajaran mahasiswa.
b. Fungsi pengintegrasian, karena kelompok sosial dapat mempengaruhi
tingkah laku anak, baik pengaruh negatif maupun positif. Maka disini
kurikulum berfungsi sebagai penyiapan pangalaman belajar yang dapat
mendidik pribadi yang terintegrasi.
c. Fungsi pembedaan, adanya pembedaan individu di sekolah harus menjadi
dasar pertimbangan dalam memberikan pelayanan. Karena siswa yang
belajar dari lingkungan dan latar belakang ekonomi yang berbeda. Semua
itu merupakan generasi yang harus mendapat pengayoman dan pendidikan
yang disesuaikan dengan potensi mereka masing-masing.
d. Fungsi penyiapan, biasanya individu yang belajar pada suatu jenjang
pendidikan mempunyai keinginan untuk melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi, maka dalam hal ini kurikulum harus mampu mempersiapkan
anak didik agar dapat melanjutkan studi meraih ilmu pengetahuan yang
lebih tinggi.
e. Fungsi pemilihan, dalam usaha memuaskan kebutuhan akan
perkembangan bakat minat anak didik, maka sekolah harus berupaya
menyiapkan program yang mamppu mendukung dan mengembangkan
bakat minat siswa.
f. Fungsi diagnosa, fungsi ini merupakan fungsi kurrikulum yang pada
gilirannya akan mempengaruhi penghasilan.penerapan program-program
pengalaman belajar yang diikuti oleh anak didik sejalan dengan upaya
memahami bakat minat anak.
2. Fungsi kurikulum bagi berbagai pihak.
a. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan-tujuan pendidikan yang hendak dicapai dengan menggunakan
kurikulum adalah semua jenis tujuan pendidikan, yang secara hirarkis
tujuan pendidikan tersebut berawal dari tujuan pendidikan nasional, tujuan
intraksional, tujuan kurikuler, dan tujuan pengajaran. Tujuan- tujuan
tersebut harus dicapai secar bertingkat.
b. Fungsi kurikulum bagi anak.
Bagi anak, kurikulum berfungsi sebagai salah satu konsumsi pendidikan

6
mereka. Dengan ini maka diharapkan mereka akan mendapat sejumlah
pengalaman baru yang kemudian hari dapat dikembangkan seirama dengan
perkembangan anak.
c. Fungsi kurikulum bagi guru.
Kurikulum bagi guru berfungsi sebagai pedoman kerja dalam menyusun
dan mengorganisasi pengalaman belajar pada anak serta pedoman untuk
mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak dalam rangka sejumlah
pengalaman belajar yang disampaikan.
d. Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah dan pembina sekolah.
Bagi kepala sekolah dan pembina lainnya selalu administrator dan
supervisor, kurikulum merupakan barometer keberhasilan program
pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut untuk
menguasai dan mengontrol, apakah kegiatan-kegiatan proses pendidikan
yang dilakukan disekolahnya ini sesuai dengan kurikulum yang berlaku
atau tidak.
e. Fungsi kurikulum bagi orang tua.
Bagi orang tua murid fungsi kurikulum yaitu agar orang tua turut serta
dapat membantu usaha sekolah dalam memajukan putra-putrinya.
f. Fungsi kurikulum bagi sekolah yang ada di atasnya.
1. Fungsi kesinambungan, maksudnya bahwa sekolah pada tingkat yang
lebih atas harus mengetahui kurikulum yang ada di bawahnya sehingga
sekolah tersebut dapat menyesuaikan kurikulum yang diselenggarakan.
2. Fungsi penyiapan tenaga, yaitu bila suatu sekolah berfungsi
menyiapkan tenaga bagi sekolah yang ada di bawahnya, maka perlu
sekali sekolah itu menetahui kurikulum sekolah yang dibawahnya,
yang menyangkut pengetahuan tentang isi, susunan maupun cara
pengajarannya, dimana hal itu akan membantu sekolah, guru dalam
rangka pengadakan perubahan dan penyesuaian di dlam kurikulum.
g. Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah.
Bagi masyarakat, dengan mengetahui suatu sekolah, masyarakat dan
pemakai lulusan sekolah tersebut sekurang-kurangnya dapat melakukan
dua hal, yaitu : ikut memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan
program pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan orang tua atau

7
masyarakat.8

D. Landasan Kurikulum
Menurut nana sadjana, landasan kurikulum dibagi menjadi
tiga, yaitu asas filosofi, landasan sosial-budaya, dan landasan
psikologis. S. Nasution mengatakan bahwa ada empat landasan,
yakni landasan filosofi, landasan psikologis, landasan sosiologis,
landasan organisator. Nana syaodih sukmadinata menyebutkan
ada empat, yakni landasan filosofis, landasan psikologis,
landasan sosial budaya, dan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Sedangkan, Omar Mohammad al-Toumy al-
Syaibany menyebutkan empat asas yakni landasan agama,
landasan falsafah, landasan psikologis, dan landasan
sosiologis9. Rahmad raharjo menyatakan bahwa landasan
kurikulum ada lima, yaitu landasan filosofi, landasan psikologis,
landasan sosiologis, dan landasan empirik.
Dengan demikian, terdapat delapan asas kurikulum
diantaranya: asas agama, asas filosofis, asas yuridis, asas
psikologis, asas sosiologis dan sosial budaya, asas ilmu
pengetahuaan dan teknologi, asas organisator, asas empirik.
1. Landasan agama
Kurikulum yanng berlandaskan ajaran agama islam
harus berupaya mampu menolong peserta didik untuk
membina iman. Dengan iman yang kuat mereka mampu
mengamalkan aspek-aspek nilai didapatkan di sekolah,
sebagai kerangka dalam mengantarkan peserta didik yang
bermamfaat bagi dirinya maupun orang lain dan
lingkunganya. Kurikulum juga harus mampu menanamkan
nilai-nilai yang berpegang teguh pada jaran-ajaran agama
dan akhlak mulia. Dengan demikian, untuk mencapai tujuan
tersebut, kurikulum harus bersifat mendalam dan

8
Asep JIhad, Op Cit, h. 26-28
9
Omar muhammad al-Toumy al-Syaibany, Falsafatut Tarbiyyah Al-islamiyah “falsafah pendidikan islam”, terj.
Hasan langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 523-530.

8
menyeluruh.
2. Landasan filosofis
Kata filsafat berasal dari kata yunani kuno, yaitu
philosophia (philore = cinta, senang, suka, dan sophia =
kebaikan dan kebenaran). Setiap negara mempunyai
landasan filsafat yang berbeda, artinya landasan filosofis dan
tujuan pendidikan juga berbeda. Landasan filosofis
dimaksudkan, pentingnya filsafat dalam mengembangkan
kurikulum lembaga pendidikan.10 Pendidikan berintikan
interaksi antar manusia, terutama antara pendidik dan
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sekolah bertujuan mendidik anak agar menjadi manusia
ynag “baik”. Pada hakikatnya, “baik” ditentukan oleh nilai-
nilai, cita-cita atau filsafat yanng dianut oleh nilai-nilai, cita-
cita atau filsafat yang dianut oleh negara, guru, orang tua,
masyarakat, bahkan dunia. Dengan adanya perbedaan
filsafat ini, maka timbullah perbedaan tujuan pendidikan,
materi ajaran, strategi pembelajaran dan penilaian.
3. Landasan Yuridis
Adapun landasan kurikulum dari tahun 1994 sampai
kurikulum 2013 yaitu:, pertama, UUD 1945 dan
perubahannya Bab XIII tentang pendidikandan kebudayaan
pasal 31. Kedua, amanat UU N0.2 tahun 1998 tentang sistem
pendidikan nasional. Sampai ke, peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 67 tahun 2013 tentang
kompetensi dasar dan struktur kurikulum SD/MI.
4. Landasan psikologis.
Landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum
meliputi faktor-faktor psikologis yang harus dijadikan dasar
pertimbangan dalam pengembangan kurikulum. Landasan
psikologi diperlukan terutama dalam seleksi dan organisasi
bahan pelajran, menentukan kegiatan belajar yang paling
10
Sukiman, Pengembangan Kurikulum: Teori Dan Praktik Pada Perguruan Tinggi,
(Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2013) h. 33

9
serasi, dan merencanakan kondisi belajar yang optimal agar
tujuan belajar tercapai.
5. Landasan sosiologis dan sosial budaya.
Tiap masyarakat mempunyai norma-norma, adat
kebiasaan yang harus terinternalisai dalam diri anak. Tiap
masyarakat memiliki beragam corak yang dianut yang
mempengaruhi latar belakang kebudayaan anak.
Pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan.
Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui interaksi insani
menuju manusia yang berbudaya. Selain itu, pendidikan
harus menantisipasi tuntutan perkembangan sehingga
mampu menyiapkan anak didik untuk dapat hidup wajar
sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat.
6. Landasan ilmu pengetahuan dan teknologi
Teknologi pada hakekatnya adalah penerapan ilmu
pengetahuan. Teknologi memegang peranan penting dalam
kehidupan budaya manusia. Implikasi ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam pengembangan kurikulum adalah kurikulum
harus dapat meningkatkan dan mengembangkan
kemampuan peserta didik untuk lebih banyak menghasilkan
teknologi baru sesuai dengan perkembangan zaman dan
kharakteristik masyarakat indonesia.
Pengembangan kurikulum harus difokuskan pada
kemampuan peserta didik untuk mengenali produk teknologi
yang telah lama dimamfaatkan oleh masyarakat indonesia
sesuaai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
7. Landasan organisatoris
Landasan organisatoris adalah kerangka umum
program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada
peserta didik. Landasan organisatoris merupakan asas yang
paling mendasa, karena kurikulum akan berjalan baik apabila
diarganisasikan dengan baik pula, hal ini memudahkan

10
pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga guru dapat
lebih mudah dalam menyajikan bahan-bahan pelajaran yang
beragam kepada peserta didik.
8. Landasan empirik
Pendidikan yang berjalan saat ini didorong oleh
kepentingan untuk menjawab berbagai masalah, diantaranya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat
pesat yang memunculkan tuntutan baru dalam berbagai
aspek kehidupan seperti diterapkannya sistem demokrasi,
desentralisasi, keadilan yang masuk dalam sistem
pendidikan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Berbagai fungsi kurikulum diantaranya adalah: fungsi penyesuaian, fungsi
pengintegrasian, fungsi pembedaan, fungsi penyiapan, fungsi pemilihan, fungsi
diagnosa.
Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah rumusan tujuan dari setiap
program pendidikan yang akan diberikan dan harus dicapai oleh siswa.
Mengingat kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka tujuan

11
kurikulum pada setiap program pendidikan harus merupakan penjabaran dari
tujuan pendidikan nasional. Ada 4 tujuan kurikulum yaitu: Tujuan pendidikan
nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan pembelajaran/
instruksional.
Terdapat delapan landasan kurikulum diantaranya: asas agama, asas
filosofis, asas yuridis, asas psikologis, asas sosiologis dan sosial budaya, asas
ilmu pengetahuaan dan teknologi, asas organisator, asas empirik.

B. Saran
Berdasarkan pembahasan makalah ini, kami menyarankan kepada semua
pembaca, terutama calon pendidik supaya dapat memahami konsep dasar
kurikulum, fungsi dan tujuan serta landasan kurikulum dan dapat menerapkannya
dalam dunia pendidikan.

12

Anda mungkin juga menyukai