Hilda Taba:
Kurikulum adalah sebuah rancangan pembelajaran, yang disusun dengan
mempertimbangkan berbagai hal mengenai proses pembelajaran serta
perkembangan individu
Daniel Tanner & Laurel Tanner :
Pengalaman pembelajaran yang terencana dan terarah, yang disusun melalui proses
rekonstruksi pengetahuan dan pengalaman yang sistematis di bawah pengawasan
lembaga pendidikan agar pembelajar dapat terus memiliki minat untuk belajar
sebagai bagian dari kompetensi sosial pribadinya.
Romine :
Kurikulum mencakup semua temu permbelajaran, aktivitas dan pengalaman yang
diikuti oleh anak didik dengan arahan dari sekolah baik di dalam maupun di luar
kelas.
Murray Print. :
Kurikum didefinisikan sebagai semua ruang pembelajaran terencana yang diberikan
kepada siswa oleh lembaga pendidikan dan pengalaman yang dinikmati oleh siswa
saat kurikulum itu terapkan.
Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh
siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan.
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan
siswa.
Dengan program itu, para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga
terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan
pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan
bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar.
1. Kurikulum : suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses berlajar
mengajar di bawah bimbingan dan tanggunga jawab sekolah atau lembaga
pendidikan beserta staf pengajarnya.
2. Kurikulum : adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan
sekolah, jadi selain kegiatan kulikuler yang formal juga kegiatan yang tak formal.
3. Kurikulum : niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau
program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah.
4. Kurikulum adalah niat dan rencana, proses belajar mengajar adalah
pelaksanaanya. Dalam proses tersebut ada dua subjek yang terlibat yakni guru
dan siswa. Siswa adalah subjek yang dibina dan guru adalah subjek yang
membina.
5. Curriculum dalam bahasa Yunani kuno berasal dari kata Curir yang artinya
pelari; dan Curere yang artinya tempat berpacu. Curriculum di artikan jarak yang
harus di tempuh oleh pelari. Dari makna yang terkandung berdasarkan rumusan
masalah tersebut kurikulum dalam pendidikan di artikan sebagai sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh atau disekesaikan anak didik untuk memperoleh
ijasah.
6. Kurikulum adalah program belajar bagi siswa yang disusun secara sistematis
dan logis, di berikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai
program belajar, kurikulum adalah niat, rencana atau harapan.
7. Kurikulum adalah hasil belajar yang diniati atau intended learning out comes
8. Kurikulum adalah program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang
di harapkan yang diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang
tersusun secara sistematis, di berikan kepasa siswa di bawah tanggung jawab
sekolah untuk membantu pertumbuhan atau perkembangan pribadi dan
kompetensi social anak didik.
9. Kurikulum adalah rencana atau program belajar dan pengajaran adalah
pelaksanaan atau operasionalisasi dari rencana atau program.
10. Kurukulum adalah alat atau saran untuk mencapai tujuan pendidikan melalui
proses pengajaran.
11. Kurikulum adalah sesuatu yang diinginkan atau dicita-citakan untuk anak didik.
Artinya, hasil belajar yang diinginkan yang diniati agar dimiliki anak.
Judul :Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek Tahun : 2005
Pengarang : Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata Halaman : 4,5,6
12. (Ronald. C. Doll, 1974, Hal 22) The commonly accepted definition of the
curriculum has changed from content of course of study and list of subject and
courses to all the experience which are offered to learnes unders the auspises or
direction of the school.
13. (Johnson, 1967, hal 130) Kurikulum….a structured series of itended learning out
comes.
14. Kurikulum (curriculum) merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau
pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
15. (Beauchamp, 1968, hal 6) A curriculum is a written document which may contain
many ingredients, but basically it is the plant for education of pupils during their
enrollment in given school. Beauchamp lebih memberikan tekanan behwa
kurikulum adalah siatu rencana pendidikan atau pengajaran.
16. Caswel dan Chambell dalam buku mereka yang terkenal Curriculum
Development (1935), kurikulum….to be composed of all experience children
have a under the guidance of teacher.
17. Zais menjelaskan bahwa kurikulumbukan hanya merupakan rencana tertulis
begi pengajaran, melainkan sesuatu yang fungsional yang beroperasi dalam
kelas, yang memberi pedoman dan mengatur lingnkungan dan kegiatan yang
berlangsung di dalam kelas.
18. Menurut Robert S. Zais (1976, hal 3), kurikulum sebagai bidang studi mencakup
:
a. The range of subject matters with which it is concerned (the
substantive structure), and
b. The procedures of inkiuri and practice it follows (the syntactical
structure).
19. Menurut George A. Beaucham (1976 hal 58-59), kurikulum sebagai bidang studi
membentuk suatu teori yaitu teori kurikulum. Selain sebagai bidang studi
kurikulum juga sebagai rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem (sistem
kurikulum) yang merupakan bagian dari sistem persekolahan.
20. UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidika Nasional Pasal 1 ayat 19
21. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Judul :Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
Pengarang : Dr. Wina Sanjaya, M. Pd.
Tahun : 2005
A. Tujuan
B. Materi Pembelajaran
Dalam menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar tidak lepas dari filsafat dan
teori pendidikan dikembangkan. Seperti telah dikemukakan di atas bahwa
pengembangan kurikulum yang didasari filsafat klasik (perenialisme, essensialisme,
eksistensialisme) penguasaan materi pembelajaran menjadi hal yang utama. Dalam
hal ini, materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk :
a. Teori; seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling
berhubungan, yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan
menspesifikasi hubungan – hubungan antara variabel-variabel dengan maksud
menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.
b. Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-
kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
c. Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari
analisis, pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
d. Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang
mengembangkan hubungan antara beberapa konsep.
e. Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang
harus dilakukan peserta didik.
f. Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri dari
terminologi, orang dan tempat serta kejadian.
g. Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan
dalam materi.
h. Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk
memperjelas suatu uraian atau pendapat.
i. Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/kata
dalam garis besarnya.
j. Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran
dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat progresivisme lebih
memperhatikan tentang kebutuhan, minat, dan kehidupan peserta didik. Oleh karena
itu, materi pembelajaran harus diambil dari dunia peserta didik dan oleh peserta didik
itu sendiri. Materi pembelajaran yang didasarkan pada filsafat konstruktivisme, materi
pembelajaran dikemas sedemikian rupa dalam bentuk tema-tema dan topik-topik
yang diangkat dari masalah-masalah sosial yang krusial, misalnya tentang ekonomi,
sosial bahkan tentang alam. Materi pembelajaran yang berlandaskan pada teknologi
pendidikan banyak diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa dan
diambil hal-hal yang esensialnya saja untuk mendukung penguasaan suatu
kompetensi. Materi pembelajaran atau kompetensi yang lebih luas dirinci menjadi
bagian-bagian atau sub-sub kompetensi yang lebih kecil dan obyektif.
Dengan melihat pemaparan di atas, tampak bahwa dilihat dari filsafat yang melandasi
pengembangam kurikulum terdapat perbedaan dalam menentukan materi
pembelajaran,. Namun dalam implementasinya sangat sulit untuk menentukan materi
pembelajaran yang beranjak hanya dari satu filsafat tertentu., maka dalam prakteknya
cenderung digunakan secara eklektik dan fleksibel.
C. Strategi pembelajaran
Telah disampaikan di atas bahwa dilihat dari filsafat dan teori pendidikan yang
melandasi pengembangan kurikulum terdapat perbedaan dalam menentukan tujuan
dan materi pembelajaran, hal ini tentunya memiliki konsekuensi pula terhadap
penentuan strategi pembelajaran yang hendak dikembangkan. Apabila yang menjadi
tujuan dalam pembelajaran adalah penguasaan informasi-intelektual,–sebagaimana
yang banyak dikembangkan oleh kalangan pendukung filsafat klasik dalam rangka
pewarisan budaya ataupun keabadian, maka strategi pembelajaran yang
dikembangkan akan lebih berpusat kepada guru. Guru merupakan tokoh sentral di
dalam proses pembelajaran dan dipandang sebagai pusat informasi dan
pengetahuan. Sedangkan peserta didik hanya dianggap sebagai obyek yang secara
pasif menerima sejumlah informasi dari guru. Metode dan teknik pembelajaran yang
digunakan pada umumnya bersifat penyajian (ekspositorik) secara massal, seperti
ceramah atau seminar. Selain itu, pembelajaran cenderung lebih bersifat tekstual.
Strategi pembelajaran yang berorientasi pada guru tersebut mendapat reaksi dari
kalangan progresivisme. Menurut kalangan progresivisme, yang seharusnya aktif
dalam suatu proses pembelajaran adalah peserta didik itu sendiri. Peserta didik
secara aktif menentukan materi dan tujuan belajarnya sesuai dengan minat dan
kebutuhannya, sekaligus menentukan bagaimana cara-cara yang paling sesuai untuk
memperoleh materi dan mencapai tujuan belajarnya. Pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik mendapat dukungan dari kalangan rekonstruktivisme yang
menekankan pentingnya proses pembelajaran melalui dinamika kelompok.
Pembelajaran cenderung bersifat kontekstual, metode dan teknik pembelajaran yang
digunakan tidak lagi dalam bentuk penyajian dari guru tetapi lebih bersifat individual,
langsung, dan memanfaatkan proses dinamika kelompok (kooperatif), seperti :
pembelajaran moduler, obeservasi, simulasi atau role playing, diskusi, dan
sejenisnya.
Dalam hal ini, guru tidak banyak melakukan intervensi. Peran guru hanya sebagai
fasilitator, motivator dan guider. Sebagai fasilitator, guru berusaha menciptakan dan
menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Sebagai
motivator, guru berupaya untuk mendorong dan menstimulasi peserta didiknya agar
dapat melakukan perbuatan belajar. Sedangkan sebagai guider, guru melakukan
pembimbingan dengan berusaha mengenal para peserta didiknya secara personal.
Selanjutnya, dengan munculnya pembelajaran berbasis teknologi yang menekankan
pentingnya penguasaan kompetensi membawa implikasi tersendiri dalam penentuan
strategi pembelajaran. Meski masih bersifat penguasaan materi atau kompetensi
seperti dalam pendekatan klasik, tetapi dalam pembelajaran teknologis masih
dimungkinkan bagi peserta didik untuk belajar secara individual. Dalam pembelajaran
teknologis dimungkinkan peserta didik untuk belajar tanpa tatap muka langsung
dengan guru, seperti melalui internet atau media elektronik lainnya. Peran guru dalam
pembelajaran teknologis lebih cenderung sebagai director of learning, yang berupaya
mengarahkan dan mengatur peserta didik untuk melakukan perbuatan-perbuatan
belajar sesuai dengan apa yang telah didesain sebelumnya.
Berdasarkan uraian di atas, ternyata banyak kemungkinan untuk menentukan strategi
pembelajaran dan setiap strategi pembelajaran memiliki kelemahan dan
keunggulannya tersendiri.
Terkait dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, belakangan ini mulai muncul
konsep pembelajaran dengan isitilah PAKEM, yang merupakan akronim dari
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Oleh karena itu, dalam
prakteknya seorang guru seyogyanya dapat mengembangkan strategi pembelajaran
secara variatif, menggunakan berbagai strategi yang memungkinkan siswa untuk
dapat melaksanakan proses belajarnya secara aktif, kreatif dan menyenangkan,
dengan efektivitas yang tinggi.
D. Organisasi Kurikulum
Beragamnya pandangan yang mendasari pengembangan kurikulum memunculkan
terjadinya keragaman dalam mengorgansiasikan kurikulum. Setidaknya terdapat
enam ragam pengorganisasian kurikulum, yaitu:
a. Mata pelajaran terpisah (isolated subject); kurikulum terdiri dari sejumlah mata
pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan
dengan mata pelajaran lainnya. Masing-masing diberikan pada waktu tertentu dan
tidak mempertimbangkan minat, kebutuhan, dan kemampuan peserta didik,
semua materi diberikan sama
b. Mata pelajaran berkorelasi; korelasi diadakan sebagai upaya untuk mengurangi
kelemahan-kelemahan sebagai akibat pemisahan mata pelajaran. Prosedur yang
ditempuh adalah menyampaikan pokok-pokok yang saling berkorelasi guna
memudahkan peserta didik memahami pelajaran tertentu.
c. Bidang studi (broad field); yaitu organisasi kurikulum yang berupa pengumpulan
beberapa mata pelajaran yang sejenis serta memiliki ciri-ciri yang sama dan
dikorelasikan (difungsikan) dalam satu bidang pengajaran. Salah satu mata
pelajaran dapat dijadikan “core subject”, dan mata pelajaran lainnya dikorelasikan
dengan core tersebut.
d. Program yang berpusat pada anak (child centered), yaitu program kurikulum yang
menitikberatkan pada kegiatan-kegiatan peserta didik, bukan pada mata
pelajaran.
e. Inti Masalah (core program), yaitu suatu program yang berupa unit-unit masalah,
dimana masalah-masalah diambil dari suatu mata pelajaran tertentu, dan mata
pelajaran lainnya diberikan melalui kegiatan-kegiatan belajar dalam upaya
memecahkan masalahnya. Mata pelajaran-mata pelajaran yang menjadi pisau
analisisnya diberikan secara terintegrasi.
f. Ecletic Program, yaitu suatu program yang mencari keseimbangan antara
organisasi kurikulum yang terpusat pada mata pelajaran dan peserta didik.
E. Evaluasi Kurikulum
kurikulum71indonesia.blogspot.com/p/pengertian-kurikulum.html
FORUM GURU 7 INDONESIA Headline Animator
1. Kurikulum : suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses berlajar mengajar di
bawah bimbingan dan tanggunga jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf
pengajarnya.
3. Kurikulum : niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program
pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah.
4. Kurikulum adalah niat dan rencana, proses belajar mengajar adalah pelaksanaanya. Dalam
proses tersebut ada dua subjek yang terlibat yakni guru dan siswa. Siswa adalah subjek yang
dibina dan guru adalah dubjek yang membina.
5. Curriculum dalam bahasa Yunani kuno berasal dari kata Curir yang artinya pelari; dan
Curere yang artinya tempat berpacu. Curriculum di artikan jarak yang harus di tempuh oleh
pelari. Dari makna yang terkandung berdasarkan rumusan masalah tersebut kurikulum dalam
pendidikan di artikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau disekesaikan
anak didik untuk memperoleh ijasah.
6. Kurikulum adalah program belajar bagi siswa yang disusun secara sistematis dan logis, di
berikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar, kurikulum
adalah niat, rencana atau harapan.
7. Kurikulum adalah hasil belajar yang diniati atau intended learning out comes.
8. Kurikulum adalah program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang di
harapkan yang diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang tersusun secara
sistematis, di berikan kepasa siswa di bawah tanggung jawab sekolah untuk membantu
pertumbuhan atau perkembangan pribadi dan kompetensi social anak didik.
9. Kurikulum adalah rencana atau program belajar dan pengajaran adalah pelaksanaan atau
operasionalisasi dari rencana atau program.
10. Kurukulum adalah alat atau saran untuk mencapai tujuan pendidikan melalui proses
pengajaran.
11. Kurikulum adalah sesuatu yang diinginkan atau dicita-citakan untuk anak didik. Artinya,
hasil belajar yang diinginkan yang diniati agar dimiliki anak.
12. (Ronald. C. Doll, 1974, Hal 22) The commonly accepted definition of the curriculum has
changed from content of course of study and list of subject and courses to all the experience
which are offered to learnes unders the auspises or direction of the school.
13. (Johnson, 1967, hal 130) Kurikulum….a structured series of itended learning out comes.
14. Kurikulum (curriculum) merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan
dalam proses kegiatan belajar mengajar.
15. (Beauchamp, 1968, hal 6) A curriculum is a written document which may contain many
ingredients, but basically it is the plant for education of pupils during their enrollment in given
school. Beauchamp lebih memberikan tekanan behwa kurikulum adalah siatu rencana
pendidikan atau pengajaran.
16. Caswel dan Chambell dalam buku mereka yang terkenal Curriculum Development (1935),
kurikulum….to be composed of all experience children have a under the guidance of teacher.
17. Zais menjelaskan bahwa kurikulumbukan hanya merupakan rencana tertulis begi
pengajaran, melainkan sesuatu yang fungsional yang beroperasi dalam kelas, yang memberi
pedoman dan mengatur lingnkungan dan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas.
18. Menurut Robert S. Zais (1976, hal 3), kurikulum sebagai bidang studi mencakup :1. The
range of subject matters with which it is concerned (the substantive structure), and 2. The
procedures of inkiuri and practice it follows (the syntactical structure).
19. Menurut George A. Beaucham (1976 hal 58-59), kurikulum sebagai bidang studi
membentuk suatu teori yaitu teori kurikulum. Selain sebagai bidang studi kurikulum juga
sebagai rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem (sistem kurikulum) yang merupakan
bagian dari sistem persekolahan.
Tahun : 2005
Halaman : 2-5
21. Pengertian kurikulum sebagai mata dan isi pelajaran dapat ditemukan dari definisi yang
dikemukakan oleh Robert M. Hutchins (1936) yang menyatakan :
The curriculum should include grammar, reading, the toric and logic, and mathematic and
addition at the secondary level introduce the great books of the western world.
22. Pengertian kurikulum sebagai pengalaman belajar mengandung makna bahwa kurikulum
adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik diluar maupun di dalam sekolah asal
kegiatan tersebut berasa di bawah tanggung jawab guru (sekolah).
23. Dorris Lee dan Murray Lee (1940), menyatakan kurikulum sebagai : Those experience of
the child which the school in any way utilizes or attepts to influence.
24. H.H. Giles S. P, Mc Chutcen dan A. N Zechiel: The curriculum…The total experience
with which the school deals in educating young people.
Curriculum interpreted to mean all of the organized courses, activities and experience which
pupils have under direction of school wether in the class room or not.
The curriculum is the sum total of schools efforts to influence learning, wheter in class room,
on the playground, or out of school.
27. Kurikulum sebagai rencana atau program belajar, Hilda Taba (1962):
A curriculum is a plan for learning therefore, whai is know about the learning process and the
development of the individual has bearing on the shaping of the curriculum.
28. Donald E. Orlasky, Othanel Smith (1978) dan Peter F. Olivva (1982) kurikulum pada
dasarnya adalah sebuah perencanaan atau program pengalaman siswa yang diarahkan sekolah.
Tahun : 1992
Halaman : 3
29. Kurikulum adalah suatu formulasi pedagogis yang termasuk paling penting dalam konteks
PBM.
Tahun : 1988
Halaman : 1
30. The Curriculum is generally defined as a plan developed to facilitate the teaching /
learning procces under the direction and guidance of a school, college or university and its staf
member.
31. Curriculum includes all of the planed activities and events which take place under the
auspicies of and educational institution both formal and informal
Tahun : 1988
Halaman : 24
32. Kurikulum dalam arti luas yaitu meliputi seluruh program dan kehidupan dalam sekolah.
Tahun : 2004
Halaman : 1, 2, 4, 5, 6
34. Kurikulum adalah program pendidikan bukan program pengajaran, yaitu program yang
direncanakan, diprogramkan dan dirancang yang berisi berbagai bahan ajar dan pengalaman
belajar baik yang berasal dari waktu yang lalu,sekarang maupun yang akan datang.
35. Kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan
pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancang secara sistematik atas
dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi
tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapi tujuan pendidikan.
Kurikulum adalah semua pengalaman anak yang menjadi tanggung jawab sekolah.
Kurikulum pada sekolah modern dapat didefinisikan sebagai seluruh pengalaman belajar anak
yang menjadi tanggung jawab sekolah.
39. Donald F.Gay (1960)dalam Asnah Said, menggunakan beberapa perumusan kurikulum
sebagai berikut:
a. Kurikulum terdiri atas sejumlah bahan pelajaran yang secara logis.
d. Kurikulum terdiri atas semua pengalaman anak yang mereka lakukan dan
rasakan di bawah bimbingan belajar.
Kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan yang dilakukan oleh sekolah untuk
menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling
baik.
Kurikulum adalah susunan rangkaian dari hasil belajar yang disengaja. Kurikulum
menggambarkan (atau paling tidak mengantisipasi) dari hasil pengajaran.
Kurikulum adalah keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi proses belajar mengajar
baik langsung di kelas tempat bermain, atau di luar sekolah.
Kurikulum diartikan sejumlah mata pelajaran di sekolah atau mata kuliah di perguruan
tinggi yang harus di tempatkan untuk mencapai suatu ijasah.
44. J. Galen Saylor dan William M. Alexander dalam buku Curriculum Planning for
Better Teaching on Learning (1956), menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut” The
curriculum is the sum totals of schools efforts to influence learning, whether in the
class room, on the play ground, or out of school. Jadi segala usaha sekolah untuk
mempengaruhi anak belajar, apakah dalam ruang kelas, di halaman sekolah, atau di
luar sekolah termasuk kurikulum. Kurikulum meliputi juga apa yang disebut kegiatan
ekstra kulikuler.
45. Harold B. Albertycs, dalam Reorganizing the High School Curriculum (1965)
memandang kurikulum sebagai ” all of the activities that are provided for student by
the school”.
46. B. Othanel smith, W. O. Stanley dan J. Harlan Shores memandang kurikulum
sebagai ” a asequence of potential experiences set up in the school for the purpose of
displlning children and yoyuth in group ways of thinking and acting”.
47. William B. Ragan, dalam buku Modern Elementary Curriculum (1966),
menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut : The tendency in recent decades has been
to use the term in a broader sense to refer to the whole life and program of the school.
The term is used…to include all the experiences of children for which the school
accepts responsibility. It denotes the results of efferots on the part of the adults of the
children the finest, most whole some influences that exist in the culture.
48. J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller dalam buku school improvement. Menurut
mereka dalam kurikulum juga termasuk metode mengajar dan belajar, cara
mengevaluasi murid dan seluruh program, perubahan tanaga mengajar, bimbingan dan
penyuluhan, supervise dan administrasi dan hal-hal structural mengenai waktu, jumlah
ruangan serta kemingkinan memilih mata pelajaran.
49. Alice Miel, dalam bukunya Changing the curriculum: a social process (1946), Ia
mengemukakan bahwa kurikulum juga meliputi keadaan gedung, suasana sekolah,
keinginan, keyakinanpengetahuan dan sikap orang-orang melayani dan dilayani
sekolah, yakni anak didik, masyarakat, para pendidik dan personalia.
50. Edward A. Krug dalam The secondary school curriculum (1960) menunjukkan
pendirian yang terbatas tapi realitas tentang kurikulum. Definisinya adalah ” A
curriculum consists of the means used to achieve or carry out given purpose of
schooling
51. Smith dan kawan-kawan memandang kurikulum sebagai rangkaian pengalaman
yang secara potensial dapat di berikan pada anak.
52. Dalam kamus Webster (1955) kurikulum diberi arti : a. a course esp. a specified
fixed as in a school or college. As one leading to a degree. b. The whole body of course
offered in ad educational institution or department there of, the usual sense. Disini
kurukulum khusus digunakan dalam pendidikan dan pengajaran, yakni sejumlah mata
pelajaran di sekolah atau mata kuluah di perguruan tunggi, yang harus ditempuh untuk
mencapai suatu ijasah atau tingkat.
53. Kurikulum sebagai salah satu bentuk perubahan untuk memperbaiki proses
pendidikan sehingga tercipta suatu efektifitas sekolah dimana ada suatu kombinasi
antara apa yang telah dihasilkan sekolah (school output) dan apa yang telah
dimasukkan ke dalam sekolah (school input).
54. Kurikulum itu dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang
direncanakan sebagai panduan guru untuk mengajar dan sisiwa untuk belajar.
55. Kurikulum merupakan tujuan dari pada hasil pembelajaran untuk menciptakan
interaksi siswa yang diharapkan.
56. Kurikulum adalah urutan pengalaman yang ditetapkan oleh sekolah untuk
mendisiplinkan cara berfikir dan bertindak (Valiga, T & Magel, C.)
57. Kurikulum secara pribadi adalah suatu jadwal dimana tidak mencakup semua
pelajaran yang menyangkut teori maupun praktek yang dibuat oleh lembaga
pendidikan untuk diterapkan oleh peserta didik selama mengikuti proses pendidikan
tertentu sehingga dapat memperlancar pencapaian tujuan pengajaran.
58. Kurikulum dapat dipandang sebagai produk dimana hal ini menunjukkan suatu
dokumen hasil perencanaan, pengembangan dan konstruksi kurikulum. Konsep yang
dominant adalah mengenai kurikulum sebagai bahan yang diajarkan oleh guru dan
dipelajari oleh murid.
59. Kurikulum sebagai program meliputi peristiwa di sekolah yang direncanakan untuk
mencapai tujuan pendidikan.
60. Kurikulum sebagai kegiatan belajar sehingga tidak hanya mementingkan bahan tapi
juga mementingkan proses belajar. Hal ini meliputi ketrampilan, pengetahuan, sikap
terhadap belajar dan mementingkan hasil.
63. Kurikulum yaitu serangkaian interaksi global yang menyediakan bahan dasar untuk
mengajar yang bersifat khusus.
Sumber: www.bsn.or.id/SNI
65. Kurikulum adalah serangkaian mata ajar dan pengalaman belajar yang mempunyai
tujuan tertentu, yang diajarkan dengan cara tertentu dan kemudian dilakukan evaluasi.
(Badan Standardisasi Nasional SIN 19-7057-2004 tentang Kurikulum Pelatihan
Hiperkes dan Keselamatan Kerja Bagi Dokter Perusahaan).[1]
Sumber: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/08/pengertian-kurikulum/
66. Dalam pandangan klasik, lebih menekankan kurikulum dipandang sebagai rencana
pelajaran di suatu sekolah atau pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh
di sekolah.
68. Dalam pandangan modern, pengertian kurikulum lebih dianggap sebagai suatu
pengalaman atau sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan, seperti
dikemukakan oleh Caswel dan Campbell (1935) yang mengatakan bahwa kurikulum
yaitu to be composed of all the experiences children have under the guidance of
teachers. Dipertegas lagi oleh pemikiran Ronald C. Doll (1974) yang mengatakan
bahwa : ” …the curriculum has changed from content of courses study and list of
subject and courses to all experiences which are offered to learners under the auspices
or direction of school.
69. Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa konsep kurikulum dapat ditinjau
dalam empat dimensi, yaitu:
1. kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian,
khususnya dalam bidang kurikulum dan pendidikan.
Sumber: http://zulharman79.wordpress.com/2007/08/04/evaluasi-kurikulum-pengertian-
kepentingan-dan-masalah-yang-dihadapi/
71. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19 UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional);
72. Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta
metode yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran
(Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan di bidang Kesehatan.).
73. Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan
tinggi (Pasal 1 Butir 6 Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa);
74. Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan
keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut
disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman
dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum
harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives)
pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Sumber: http://destalyana.blogspot.com/2007/09/beberapa-pengertian-kurikulum.html
76. www.ppk.kpm.my/definasi.htm
” Suatu program pendidikan yang termasuk kurikulum dan kegiatan kokurikulum yang
merangkumi semua pengetahuan, kemahiran, norma, nilai, unsure kebudayaan dan
kepercayaan untuk membantu perkembangan seseorang murid dengan sepenuhnya dari
segi jasmani, rohani, mental dan emosi serta untuk menanam dan mempertingkatkan
nilai moral yang diingini dan untuk menyampaikan pengetahuan”
77. www.kopertis4.or.id
Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi
maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan
tinggi.
78. www.ciast.gov.my/backup/malay
Curriculum as, ‘All the learning which is planned andguided by the school, whether it
is carried on ingroups or individually, inside or outside the school.
3. Curriculum as process.
79. www.mail-archive.com/ppi@freelists.org/msg29777.html
Kurikulum yakni bahwa konsep kurikulum dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis
pengertian yang meliputi: (1) kurikulum sebagai produk; (2) kurikulum sebagai
program; (3) kurikulum sebagai hasil yang diinginkan: dan (4) kurikulum sebagai
pengalaman belajar bagi peserta didik.
80. www.karyanet.com.my/knet/ebook
‘Kurikulum’ dalam bahasa Latin mempunyai kata akar ‘curere’. Kata ini bermaksud
‘laluan’ atau ‘jejak’. Secara yang lebih luas pula maksudnya ialah ‘jurusan’ seperti
dalam rangkai kata jurusan peperangan’. Perkataan’kurikulum’ dalam bahasa Inggris
mengandungi pengertian ‘jelmaan’ atau ‘metamorfosis’. Paduan makna kedua-dua
bahasa ini menghasilkan makna bahawa perkataan kurikuluin’ ialah ‘laluan dan satu
peringkat ke satu peningkat’. Perluasan makna ini memberikan pengertian ‘kurikulum’
dalam perbendaharaan kata pendidikan bahasa Inggeris sebagai jurusan pengajian yang
diikuti di sekolah.
(Kliebard, 1982)
81. www.kopertis4.or.id
Kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan keluaran (out7 comes) yang
diharapkan dari suatu pembelajaran.Perencanaan tersebut disusun secara
terstrukturuntuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi
untuk mengembangkan strategi pembelajaran (Materi di dalam kurikulum harus
diorganisasikan dengan baik agar sasaran (goals) dan tujuan (objectives) pendidikan
yang telah ditetapkan dapat tercapai.
(Grayson 197)
82. www.kopertis4.or.id
(Harsono 2005)
83. www.hotnickname.blogspot.com
Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta
metode yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran
84. www.bsn.or.id/SNI
Kurikulum adalah serangkaian mata ajar dan pengalaman belajar yang mempunyai
tujuan tertentu, yang diajarkan dengan cara tertentu dan kemudian dilakukan evaluasi
85. www.metos2004.250free.com/curriculum/kurikulum.htm
86. www.destalyana.blogspot.com
Kurikulum dapat diartikan keseluruhan pengalaman, yang tak terarah dan terarah,
terumpu kepada perkembangan kebolehan individu atau satu siri latihan pengalaman
langsung secara sedar digunakan oleh sekolah untuk melengkap dan menyempurnakan
pendedahannya. Konsep beliau menekankan kepada pemupukan perkembangan
individu melalui segala pengalaman termasuk pengalaman yang dirancangkan oleh
sekolah.
87. www.depdiknas.go.id/jurnal
Kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk
dipelajari oleh siswa. Sementara itu, pandangan lain mengatakan bahwa kurikulum
sebagai dokumen tertulis yang memuat rencana untuk peserta didik selama di sekolah
88.www.depdiknas.go.id/jurnal/35
Menurut Hasan Kurikulum bersifat fleksibilitas mengandung dua posisi. Pada posisi
pertama berhubungan dengan fleksibilitas sebagai suatu pemikiran kependidikan bagi
diklat. Dengan demikian, pada posisi teoritik yang harus dikembangkan dalam
kurikulum sebagai rencana. Pengertian kedua yaitu sebagai kaidah pengembang
kurikulum. Terdapatnya posisi pengembang ini karena adanya perubahan pada
pemikiran kependidikan atau pelatihan.
S. H. Hasan (1992)
Sumber: http://www.sabda.org/pepak/pustaka/020077/
90. Dalam arti kontemporer “kurikulum” diartikan secara lebih luas, karena kurikulum
tidak lagi menekankan pada daftar isi materi rencana pelajaran yang memiliki topik-
topik yang telah disusun, tapi lebih menekankan kepada pengalaman-pengalaman
proses belajar mengajar yang dapat diberikan kepada para murid dalam konteks
dimana murid-murid berada.
91. Dalam konteks pelayanan anak Kristen “kurikulum” dimengerti sebagai program
pengajaran lengkap untuk anak-anak yang di dalamnya mencakup daftar subyek/topik
pengajaran dalam Alkitab yang telah diintegrasikan dengan pengalaman-pengalaman
untuk disesuaikan dengan konteks gereja setempat yang berdasarkan prinsip-prinsip
Alkitab dan yang berpusat pada Kristus serta dipimpin oleh Roh Kudus untuk tujuan
pertumbuhan rohani murid (anak didik).
Sumber: http://maydina.multiply.com/journal/item/551/Apa_itu_kurikulum
The curriculum is a goal or a set of values, which are activated through a development
for students. The degree to which those experiences are a true representation of the
envisioned goal or goals is a direct function of the effectiveness of the curriculum
development efforts. (Kurikulum ialah seperangkat nilai-nilai, yang digerakkan melalui
suatu pengembangan proses kulminasi dalam pengalaman-pengalaman di kelas untuk
murid-murid. Tingkat terhadap pengalaman tersebut merupakan suatu representasi
yang benar terhadap cita-cita yang diimpikan ialah suatu fungsi langsung daripada
efektivitas dari usaha-usaha pengembangan kurikulum)
Sumber:http://www.gpdi.us/index.php?option=com_content&view=article&id=313:peng
ertian-kurikulum&catid=54:pelnap&Itemid=25
95. Kurikulum adalah sederetan materi yang harus ditempuh atau diajarkan di sekolah
minggu. Materi yang dipelajari biasanya berupa pengalaman di masa lampau artinya
tentang pengalaman mengajar sebelumnya. Pengertian Kurikulum
96. Menurut Nasution, “Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun untuk
melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah
atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.” ( Nasution, kurikulum dan
Pengajaran, Bumi Aksara, Jakarta, 1999, hal.5).
97. Kurikulum merupakan suatu perencanaan dalam proses belajar dan mengajar di
sekolah minggu. Perencanaan mencakup seluruh aspek kehidupan dari anak sekolah
minggu. Baik itu Kognitif (pengetahuan/pikiran), afektif (perasaan) dan behavior
(tingkah laku).
Sumber: http://pakdesofa.blog.plasa.com/archives/16
98. Bam pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidangpendidikan dengan
arti sejumlah matapelajaran pada perguruan tinggi. Di dalam kamus tersebut
(Webster), kurikulum diartikan dalam dua macam, yaitu:
1) sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari murid di sekolah atau
perguruan tinggi untuk memoeroleh ijazah tertentu.
2) sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau suatu
departemen.
2) Kurikulum diartikan sebagai pengalaman belajar yang diperoleh murid dan sekolah
100. Menurut pandangan tradisional, sejumlah pelajaran yang harus ditempuh murid di
suatu sekolah ilulah yang merupakan kurikulum, sehingga menimlbulkan kesan seolah-
olah belajar di sekolah hanya sekedar mempelajari bukubuku teks yang sudah
ditentukan sebagai bah an pelajaran.
Sumber: http://teoripembelajaran.blogspot.com/2008/12/pengertian-kurikulum.html
102. Dalam proses pendidikan, kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan
dan sasaran pendidikan yang diinginkan.
103. Kurikulum ditinjau dari asal katanya berasal dari bahasa Yunani yang mula-mula
digunakan dalam bidang olah raga, yaitu kata currere, yang berarti jarak tempuh lari.
Dalam kegiatan berlari tentu saja ada jarak yang harus ditempuh mulai dari start
sampai dengan finish. Jarak dari start sampai finish ini disebut currere (Subandijah,
1993: 1).
104. Pendapat lain mengatakan pada mulanya kurikulum dijumpai dalam dunia atletik
pada zaman Yunani kuno, yang berasal dari kata curir yang artinya pelari, dan curere
artinya tempat berpacu atau tempat berlomba. Sedangkan curriculum mempunyai arti
“jarak” yang harus ditempuh oleh pelari (Syafruddin Nurdin, 2002: 33).
105. Dalam kosa kata Arab, istilah kurikulum dikenal dengan kata manhaj yang berarti
jalan yang terang atau jalan terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai
kehidupannya (Al-Syaibany, 1997: 478).
106. Apabila pengertian manhaj atau kurikulum dikaitkan dengan pendidikan, maka
berarti jalan terang yang dilalui pendidik atau guru latih dengan orang-orang yang
dididik atau dilatihnya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
mereka (Al-Syaibany, 1997: 478).
Sumber:http://us.geocities.com/gpibimmanueldepok/Kur_BPK_PT.htm
107. Pengertian kurikulum dalam arti yang luas menyangkut seluruh aspek dalam
sebuah proses belajar-mengajar yang terjadi dalam upaya pendidikan yang diterapkan
dalam sebuah lembaga (keluarga, sekolah, gereja, masyarakat dlsb) untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
108. Kurikulum dalam pengertian yang sempit adalah bagian dari keseluruhan aspek
dalam sebuah proses belajar-mengajar yang tertuang secara tertulis dan dipergunakan
sebagai pedoman untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh sebuiah lembaga
Sumber: http://zanikhan.multiply.com/journal/item/1518
109. Kurikulum diartikan sebagai: suatu dokumen atau rencana tertulis mengenai
kualitas pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik melalui uatu pengalaman
belajar. Pengertian ini mengandung arti bahwa kurikulum harus tertuang dalam satu
atau beberapa dokumen atau rencana tertulis.
112. Dalam istilah yang digunakan Tanner dan Tanner (1980:104) perennialism
mengembangkan kurikulum yang merupakan proses bagi “cultivation of the rational
powers: academic excellence” sedangkan essentialism memandang kurikulum sebagai
rencana untuk mengembangkan
“academic excellence dan cultivation of intellect”. (Tanner dan Tanner, 1980:109)
114. Kurikulum adalah dokumen tertulis yang berisikan berbagai komponen sebagai
dasar bagi guru untuk mengembangkan kurikulum guru (Zais,1976:10).
115. Kurikulum adalah rencana yang mungkin saja terlaksana tapi mungkin juga
tidak sedangkan apa yang terjadi di sekolah/kelas adalah sesuatu yang
benar-benar terjadi yang mungkin berdasarkan rencana tetapi mungkin juga
berbeda atau bahkan menyimpang dari apa yang direncanakan.
116. Definisi yang dikemukakan oleh Unruh dan Unruh (1984:96)
mewakili pandangan ini dimana mereka menulis curriculum is defined as a plan
for achieving intended learning outcomes: a plan concerned with purposes, with
what is to be learned, and with the result of instruction. Olivia (1997:8.)
mengatakan bahwa we may think of the curriculum as a program, a plan,
content, and learning experiences, whereas we may characterize instruction as
methods, the teaching act, implementation, and presentation.
117. Olivia (1997:8) termasuk orang yang setuju dengan pemisahan antara kurikulum
dengan pengajaran dan merumuskan kurikulum sebagai a plan or program for all the
experiences that the learner encounters under the direction of the school.
Lebih lanjut ia mengatakan (Olivia, 1997:9) I feel that the cyclical has
much to recommend.
118. Marsh (1997:5) yang menulis curriculum is an interrelated set of plans and
experiences which a student completes under the guidance of the school.
119. Schubert (1986:6) dengan mengatakan the interpretation that teachers give to
subject matter and the classroom atmosphere constitutes the curriculum that students
actually
experience.
122. Kurikulum adalah materi yang dikembangkan dari disiplin ilmu; tujuan adalah
penguasaan konsep, teori, atau hal yang terkait dengan disiplin ilmu.
124. Kurikulum merupakan rancangan dan kegiatan pendidikan yang secara maksimal
mengembangkan potensi kemanusiaan yang ada pada diri seseorang baik sebagai
individu mau pun sebagai anggota masyarakat untuk kehidupan dirinya, masyarakat,
dan bangsanya di masa mendatang.
126. Kurikulum adalah “construct” yang dibangun untuk mentransfer apa yang sudah
terjadi di masa lalu kepada generasi berikutnya untuk dilestarikan, diteruskan atau
dikembangkan.
127. Kurikulum sebagai jawaban untuk menyelesaikan berbagai masalah social yang
berkenaan dengan pendidikan.
128. Kurikulum untuk membangun kehidupan masa depan dimana kehidupan masa
lalu, masa sekarang, dan berbagai rencana pengembangan dan pembangunan bangsa
dijadikan dasar untuk mengembangkan kehidupan masa depan.
Sumber: http://adogaloe.blogspot.com/2009/02/pengertian-dan-landasan-
kurikulum.html
129. Kurikulum adalah suatu teknik/cara yang digunakan dalam penyampaian seluruh
isi materi ajar secara urut, terstruktur dan berkesinambungan sebagai pedoman
pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
131. Menurut Hasan Kurikulum bersifat fleksibilitas mengandung dua posisi. Pada
posisi pertama berhubungan dengan fleksibilitas sebagai suatu pemikiran
kependidikan bagi diklat. Dengan demikian, pada posisi teoritik yang harus
dikembangkan dalam kurikulum sebagai rencana. Pengertian kedua yaitu sebagai
kaidah pengembang kurikulum. Terdapatnya posisi pengembang ini karena adanya
perubahan pada pemikiran kependidikan atau pelatihan. S. H. Hasan (1992)
132.Kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk
dipelajari oleh siswa. Sementara itu, pandangan lain mengatakan bahwa kurikulum
sebagai dokumen tertulis yang memuat rencana untuk peserta didik selama di
sekolah
(Hilda Taba ;1962)
Sumber: http://dhammacitta.org/artikel/willy-yandi-wijaya/memahami-kurikulum-
pendidikan-buddhis
134. Kurikulum yaitu: segala metode, cara, atau sistem pembelajaran yang
diterapkan pada lembaga pendidikan, termasuk materi atau mata pelajaran yang
diajarkan dan tempat pelaksanaan pendidikan.