Oleh :
NPM : 03292111003
UNVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2023
KURIKULUM PENDIDIKAN
A. Definisi kurikulum
Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata dalam Bahasa
Latin “curir” yang artinya pelari, dan “currere” yang artinya tempat
berlari. Pengertian awal kurikulum adalah suatu jarak yang harus
ditempuh oleh pelari mulai dari garis startsampai garis finish. Dengan
demikian, istilah awal kurikulum diadopsi dari bidang olahraga pada
zaman romawi kuno di Yunani, baru kemudian diadopsi ke dalam dunia
pendidikan. Yang diartikan sebagai rencana dan pengaturan tentang belajar
peserta didik di suatu lembaga pendidikan. Sedangkan dalam bahasa Arab
diterjemahkan dengan kata Manhaj (kurikulum) yang bermakna jalan yang
terang yang dilalui manusia di berbagai bidang kehidupannya.
C. Kegunaan Kurikulum
1) Untuk kepala sekolah.
Kepala sekolah adalah pimpinan dan manajer dalam penyelengaraan
pendidikan di sekolah. Tugas kepala sekolah sebagai pimpinan dalam
pengelolaan pendidikan di sekolah diantaranya adalah melakukan
koordinasi dan supervisi pembelajaran dalam lingkup sekolah.
2) Untuk guru.
Bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan
proses pembelajaran yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya.
3) Untuk siswa.
Siswa adalah pihak yang menjadi pusat perhatian dalam proses
pendidikan di sekolah. Dengan demikian sejumlah informasi terkait
dengan rencana-rencana atau program-program belajar apa yang akan
dan harus dilaluinya harus sampai kepada siswa.
4) Untuk masyarakat/orang tua.
Masyarakat dalam hal ini orang tua tidak terlibat secara langsung dalam
proses pembelajaran di sekolah, akan tetapi orang tua memiliki peranan
dan kontribusi bagi kelancaran dan keberhasilan belajar anak-anaknya di
sekolah.
2) Landasan Psikologis
Landasan ini didasarkan pada prinsip bahwa
perkembangan seseorang dipengaruhi oleh lingkungan dan
kematangan. Lingkungan yang dimaksud dapat berasal dari
proses pendidikan. Kurikulum sebagai alat untuk mencapai
tujuan dalam pendidikan tentu saja berkaitan dengan proses
perubahan yang terjadi pada peserta didik. Dengan adanya
kurikulum diharapkan perubahan yang terjadi pada peserta
didik dapat membentuk kemampuan atau kompetensi aktual
maupun potensial. Karakteristik perilaku setiap individu pada
berbagai tingkatan perkembangan merupakan kajian dari
psikologi perkembangan. Oleh karena itu, dalam pengembangan
kurikulum harus senantiasa berhubungan dengan program
pendidikan untuk kepentingan peserta didik maka landasan
psikologi mutlak harus menjadi dasar pengembangan kurikulum.
Perkembangan-perkembangan yang dialami oleh peserta didik,
pada umumnya diperoleh melalui proses belajar. Guru/pendidik
harus selalu mencari upaya untuk dapat membelajarkan peserta
didik. Cara belajar dan mengajar yang dapat memberikan hasil
optimal tentu memerlukan pemikiran yang mendalam, yaitu dilihat
dari kajian psikologi belajar (Susilana, dkk.: 2006).
3) Landasan Sosiologis
Landasan ini didasari bahwa pendidikan adalah proses
budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui interaksi insani
menuju manusia yang berbudaya. Dalam konteks inilah anak
didik dihadapkan dengan budaya manusia, dibina, dan
dikembangkan sesuai dengan nilai budayanya serta dipupuk
kemampuan dirinya menjadi manusia (Susilana, dkk. 2006).
Kurikulum dalam setiap masyarakat pada dasarnya
merupakan refleksi dari cara orang berpikir, berasa, bercita-
cita atau kebiasaan-kebiasaan. Karena itu, dalam
mengembangkan suatu kurikulum perlu memahami kebudayaan.
Kebudayaan adalah pola kelakuan yang secara umum terdata
dalam satu masyarakat, meliputi keseluruhan ide, cita-cita,
pengetahuan, kepercayaan, cara berpikir, dan kesenian.
Pengembangan kurikulum yang dilandasi oleh hal tersebut sifatnya
umum, artinya berlaku bagi kehidupan masyarakat.