Anda di halaman 1dari 11

LANDASAN KURIKULUM RA

Makalah ini Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Kurikulum RA


Dosen Pengampu: Abdul Baits M.Hum

Oleh :
Silvi Lutpiah:22230100010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH
AZ ZAHRA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai kegiatan menghasilkan
kurikulum atau proses mengaitkan suatu komponrn dengan yang lainnya untuk
menghasilkan kurikulum yang lebih baik dan atau kegiatan penyusunan,
pelaksanaan dan penyempurnaan kurikulum. Pengembangan kurikulum dapat
terjadi kapan saja sesuai dengan kebutuhan. Salah satu kebutuhan yang harus
diperhatikan dalam kurikulum adalah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam
realitas sejarahnya, pengembangan kurikulum tersebut ternyata mengalami
perubahan-perubahan paradigma, walaupun dalam beberapa hal paradigma
sebelumnya masih tetap dipertahankan.
Pada hakikatnya pengembangan kurikulum merupakan usaha untuk
mencari bagaimana rencana mengenai tujuan, isi, dan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelengaraan pembelajaran yang sesuai dengan
perkembangan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu. Pengembangan
kurikulum diarahkan pada pencapaian nilai-nilai umum, konsep-konsep, masalah
dan akan menjadi isi kurikulum yang disusun dengan fokus nilai tersebut. Adapun
selain berpedoman pada landasan yang ada, pengembangan kurikulum juga
berpijak pada prinsip-prinsip pengembangan kurikulum.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Kurikulum?
2. Apa saja yang menjadi Landasan Pengembangan Kurikulum?
3. Bagaimana Prinsip Pengembangan Kurikulum?
BAB II
PEMBAHASAN
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM RA
1. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin “curriculae” yang berarti jarak
yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu itu pengertian kurikulum
adalah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan
untuk memperoleh ijazah.
Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya Manajemen Pengembangan
Kurikulum, diartikan bahwa Kurikulum ialah komponen yang penting dan
merupakan alat pendidikan yang sangat vital dalam kerangka sistem pendidikan
nasional. Dalam arti sempit kurikulum ditafsirkan sebagai materi pelajaran.
Sedangkan menurut pengertian yang luas, kurikulum diartikan sebagai
keseluruhan program lembaga pendidikan (sekolah / universitas).
Syafruddin Nurdin mendefinisikan kurikulum sebagai seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan kegiatan proses belajar
mengajar. Hal ini sependapat dengan Nasution bahwa kurikulum dipandang
sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar di
bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta
para staf pengajarnya. Menurut M. Zain, dalam bukunya Methodologi
Pengajaran Agama, kurikulum adalah segala kegiatan dan pengalaman belajar
yang direncanakan dan diorganisir untuk dilakukan dan dialami oleh anak-anak
didik agar mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
dijelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian di atas secara implisit tergambar
bahwa kurikulum merupakan pedoman dan landasan operasional bagi
implementasi proses belajar mengajar di sekolah.

2. Landasan Pengambangan Kurikulum RA


Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh
terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam
pendidikan, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara
sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang
kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.
Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat
berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan.
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan
memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan
lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing
satuan pendidikan (Bab IX, pasal 37 UU no. 20 Sisdiknas). Kurikulum terus
berkembang dan menyesuaikan dengan kemajuan teknologi, pegembangan
kurikulum mengindikasikan pada aktivitas menghasilkan kurikulum.
Pengembangan ini mencakup penyusunan, pelaksanaan, penilaian dan
penyempurnaan.
Ada 4 landasan Raudhatul Athfal di Indonesia.
a. Landasan Filosofis
Al quran dan hadist sebagai sumber utama merupakan landasan filosofis
Kurikulum RA . Al quran diterapkan sebagai sumber pendidikan islam karena
terdapat kebenaran mutlak yang dapat dibuktikan dan dinalar manusia sebagai kitab
suci umat islam, Alquran berfungsi sebagai petunjuk , pedoman, dan pandangan
hidup bagi kehidupan umat manusia.
Hadist merupakan sumber ajaran kedua setelah Alquran kedudukanya sebagai
dasar pendidikan islam yang memiliki dua fungsi, pertama menjelaskan sistem
pendidikan islam yang terdapat dalam al quran dan menjelaskan hal hal yang tidak
terdapat didalamnya. Kedua menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan
Rosululloh bersama para sahabatnya.
b. Landasan Psikologis
Dalam dunia pendidikan selalu terjadi interaksi antar individu, yaitu
antara pendidik dan peserta didik, juga antara pseserta didik dengan orang-orang
lainnya. interaksi yang tercipta dalam siruasi pendidikan harus sesuai dengan
kondisi psikologis para peserta didik maupun pendidiknya. Tugas utama dari para
pendidik adalah membantu perkembangan peserta didik secara optimal,
perkembangan seluruh aspek kehidupannya.
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal
terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum, yaitu
Psikologi perkembangan dan Psikologi belajar. Psikologi perkembangan
merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan
perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakikat
perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-
tugas perkembangan individu serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan
perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dan mendasari perkembangan kurikulum, yaitu pada tingkat
pendidikan mana suatu pengalaman belajar tertentu harus diberikan, karena harus
sesuai dengan perkembangan jiwa anak. Psikologi perkembangan mengkaji
karakteristik perilaku individu pada tahap-tahap perkembangan serta pola
perkembangan individu. Psikologi perkembangan diperlukan dalam menentukan
isi kurikulum yang diberikan kepada peserta didik agar tingkat keluasan dan
kedalamanya sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik tersebut.
Sedangkan Psikologi adalah suatu studi tentang bagaimana individu
belajar. Secara sederhana belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku
yang terjadi melalui pengalaman. Psikologi belajar mengkaji hakikat belajar dan
teori-teori belajar, serta berbagai perilaku aspek individu lainnya dalam belajar
yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari
pengembangan kurikulum. Psikologi belajar digunakan sebagai landasan dalam
men-screen tujuan pembelajaran umum/standar kompetensi (tentative general
objek) yang sudah dirumuskan, untuk merumuskan kompetensi dasar (precise
education) dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar yang akan
dirumuskan dalam kurikulum.
.
c. Landasan Sosial – Budaya
Kurikulum dapat dipandang sebgai suatu rancangan pendidikan. Sebagai
suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan.
Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal
pengetahuan, ketrampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai
perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Dengan kata lain pendidikan
merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke lingkungan
masyarakat.
Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik
formal maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi
kehidupan masyarakat pula. Kehidupan masyarakat dengan segala karakteristik
dan kekayaan budayanya menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.
Melalui pendidikan diharapkan dapat menciptakan individu-individu yang
mampu mengerti membangun kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu,
tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan,
kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyarakatnya.
Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki sosial budaya
tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar anggota
masyarakat. Salah satu aspek penting dalam sisial budaya adalah tatanan nilai-
nilai yang mengatur cara berkehidupan dan cara berperilaku para warga
masyarakatnya. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari agama, budaya, politik
atau segi-segi kehidupan lainnya. sejalan dengan perkembangan masyarakat
maka nilai-nilai yang ada dalam masyarakat juga turut berkembang sehingga
menuntut setiap warga masyarakat untuk melakukan perubahan dan penyesuaian
terhadap tuntutan perkembangan yang terjadi di sekitar masyarakat.
Pengembang kurikulum harus memperhatikan setiap tuntutan dan tekanan
masyarakat yang berbeda-beda. Di sini perlu adanya usaha untuk menyerap
berbagai informasi yang dibutuhkan masyarakat. Selanjutnya para pengembang
kurikulum menjalankan peran evaluuative dan kritisnya dalam menentukan
muatan kurikulum, untuk menentukan muatan-muatan yang memang layak untuk
dimasukkan ke dalam kurikulum.
Melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta
dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan mendatang
(Nana Syaodih Sukmadinata). Dengan demikian kurikulum yang dikembangkan
sudah seharusnya mempertimbangkan, merespon dan berlandaskan pada
perkembangan sosial budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal,
nasional maupun global.
d. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu pengetahuan adalah seperangkat pengetahuan yang disusun secara
sistematis, yang dihasilkan melalui riset atau penelitian. Sedangkan teknologi
adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah
praktis dalam kehidupan. Ilmu dan teknologi tidak dapat dipisahkan. Sejak abad
pertengahan ilmu pengetahuan telah berkembang dengan pesat. Perkembangan
ilmu pengetahuan masa kini banyak didasari oleh penemuan dan hasil pemikiran
para filsuf masa lalu.
Seiring dengan perkembangan pemikiran manusia, dewasa ini banyak
dihasilkan temuan-temuan baru dalam berbagai bidang kehidupan manusia,
seperti kehidupan sosial, ekonomi, budaya, politik dan kehidupan lainnya. ilmu
pengetahuan dan teknologi bukan menjadi monopoli suatu bangsa atau kelompok
tertentu. Baik secara langsung maupun tidak langsung perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut berpengaruh pula terhadap pendidikan.
Perkembangan teknologi industri mempunyai hubungan timbal balik dengan
pendidikan. Industri dengan teknologi maju memproduksi berbagai macam alat-
alat dan bahan yang secara langsung maupun tidak langsung dibutuhkan dalam
pendidikan dan sekaligus menuntut sumber daya manusia yang handal untuk
mengaplikasikannya.
Kegiatan pendidikan membutuhkan dukungan dari penggunaan alat-alat
hasil industri seperti televisi, radio, video, komputer dan peralatan lainnya.
penggunaan alat-alat yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan program
pendidikan, apalagi disaat perkembangan produk teknologi yang semakin
canggih, menuntut pengetahuan dan ketrampilan serta kecakapan yang memadai
dari para guru dan pelaksana program pendidikan lainnya. mengingat pendidikan
merupakan upaya menyiapkan peserta didik menghadapi masa depan dan
perubahan masyarakat yang semakin pesat, termasuk di dalamnya perubahan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka pengembangan kurikulum haruslah
berlandaskan pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung
berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum yang di dalamnya mencakup
pengembangan isi / materi pendidikan, penggunaan strategi dan media
pembelajaran, serta penggunaan sistem evaluasi. Secara tidak langsung menuntut
dunia pendidikan untuk dapat membekali peserta didik agar memiliki kemampuan
memecahkan masalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan maslah pendidikan.

3. Prinsip Pengembangan Kurikulum PAUD


Berdasarkan UU no. 20 tagun 2003 Bab X tentang kurikulum, pasal 36
ayat 1 bahwa pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Suatu
kurikulum diharapkan memberikan landasan, isi dan menjadi pedoman
pengembangan kemampuan peserta didik secara optimal sesuai dengan tuntunan
dan tantangan perkembangan masyarakat.
Setiap pengembangan kurikulum, selain harus berpijak pada sejumlah
landasan juga harus menerapkan atau mengggunakan prinsip-prinsip tertentu.
Dengan adanya prinsip tersebut, setiap pengembangan kurikulum diikat oleh
ketentuan atau hukum sehingga dalam pengembangannya mempunyai arah yang
jelas sesuai dengan prinsip yang telah disepakati. Prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum tersebut adalah:
a. Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi berkenaan dengan kesesuaian antara komponen tujuan,
isi, strategi dan evaluasi. Ada dua macam relevansi yang harus dimiliki
kurikulum, yaitu relevansi keluar dan relevansi di dalam kurikulum itu
sendiri. Relevansi keluar yaitu tujuan, isi dan proses belajar yang tercakup
dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan dan
perkembangan masyarakat. Adapun relevansi di dalam yaitu ada kesesuaian
antara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, isi, proses
penyampaian dan penilaian. Relevansi ini menunjukkan keterpaduan suatu
kurikulum.
b. Prinsip Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas berkenaan dengan kebebasan atau keluwesan yang
dimiliki guru dalam mengimplementasikan kurikulum dan adanya alternatif
pilihan program pendidikan bagi peserta didik sesuai dengan minat dan
bakatnya. Kurikulum seharusnya tidak kaku dalam upaya pengembanganya,
sehingga dalam pelaksanaannya lebih mudah diterima dan mampu mencapai
tujuan pendidikan secara optimal.

c. Prinsip Kontinuitas
Prinsip Kontinuitas berkenaan dengan adanya kesinambungan materi
pelajaran antara berbagai jenis dan jenjang sekolah serta antar tingkat kelas.
Perkembangan dan proses belajar berlangsung secara berkesinambungan,
tidak terputus-putus atau terhenti. Sebagai contoh dalam pendidikan anak usia
dini, di awal memasuki sekolah, anak mulai diperkenalkan dengan huruf dan
angka, hal ini bertujuan untuk memberikan stimulasi membaca dan berhitung
anak untuk mempersiapkan diri menghadapi tuntutan membaca dan berhitung
di jenjang pendidikan berikutnya.
d. Prinsip Praktis dan Efisiensi
Kurikulum harus mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana
dan biayanya juga terjangkau. Tepat pelaksanaannya dan menghasilkan
sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya.
e. Prinsip Efektifitas
Keberhasilan pelaksanaan Kurikulum harus diperhatikan baik kuantitas
maupun kualitas. Keberhasilan kuantitas ditinjau dari komponen-komponen
kurikulum seperti tujuan, isi, proses belajar, dan evaluasi. Sedangkan
keberhasilan kualitasnya dilihat dari pelaksanaan kurikulum yang ada.
f. Prinsip Khusus
Prinsip khusus yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum
antara lain: prinsip keimanan, nilai dan budi pekerti luhur, penguasaan
integrasi nasional, keseimbangan etika, logika, estetika dan kinestetika,
kesamaan memperoleh kesempatan, ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi, pengembangan ketrampilan hidup, berpusat pada anak serta
pendekatan menyeluruh dan kemitraan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum
merupakan pedoman dan landasan operasional bagi implementasi proses belajar
mengajar di sekolah.
Landasan Pengembangan kurikulum meliputi
- Landasan Filosofis
- Landasan Psikologis
- Landasan Sosial-Budaya
- Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Sedangkan Prinsip pengembangan kurikulum meliputi:
- Prinsip Relevansi
- Prinsip Fleksibilitas
- Prinsip Praktis dan Efisiensi
- Prinsip Efektifitas, dan
- Prinsip Khusus
Kritik dan Saran:
Demikian makalah tentang Landasan Pengembangan Kurikulum PAUD ini
disusun, dalam penyusunannya kami yakin masih terdapat banyak kesalahan.
Kritik dan Saran dari pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan penyusunan
makalah-makalah berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sumiyati, PAUD Inklusi PAUD Masa Depan, Jogjakarta: Cakrawala Institute, 2011
Sumiyati, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Jogjakarta: Cakrawala
Institue, 2014
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang: Sistem Pendidikan
Nasional, Jakarta: Depdiknas , 2003
http://LANDASAN_PENGEMBANGAN_20KURIKULUM_Suwilah_Blog.html
http://digilib.unisby.ac.id/kajian_pustaka_pengertian_pengembangan_kurikulum
https://indahtriwinahyu.wordpress.com/2013/10/13/landasan-filosofi-pengembangan-
kurikulum/
https://www.academia.edu/7613267/
landasan_psikologis_dalam_pengembangan_kurikulum

Anda mungkin juga menyukai