http://www.pusatmakalah.com/2014/12/makalah-kurikulum.html
MAKALAH KURIKULUM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.
berbangsa, dan bernegara di dalam negeri dan isu-isu mutakhir dari luar negeri yang dapat
mempengaruhi kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia merupakan hal-hal yang harus
segera ditanggapi dan dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum baru pada setiap
jenjang pendidikan.
Beberapa hal yang melatar belakangi penyusunan kurikulum baru antara lain:
Perkembangan dan perubahan global dalam berbagai aspek kehidupan yang datang
begitu cepat telah menjadi tantangan nasional dan menuntut perhatian segera dan
serius.
Kondisi masa sekarang dan kecenderungan di masa yang akan datang perlu
dipersiapkan generasi muda termasuk peserta didik yang memiliki kompetensi yang
multidimensional.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kurikulum
Kurikulum yang berasal dari kata Kurikulum yang berarti lintasan untuk balap kereta
kuda yang biasa dilakukan oleh bangsa Romawi pada zaman kaisar Gaius Julius Caesar di
abad pertama tahun masehi. Namun, istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan suatu
konsep yang abstrak. Sehingga kemudian melahirkan banyak pengertian tentang kurikulum,
diantaranya:
1. Schubert berpendapat sederhana bahwa kurikulum sebagai mata pelajaran, muatan hasil
belajar, adanya unsur reproduksi kebudayaan dan pembangunan sosial, serta pentingnya
kecakapan hidup.
2. Kurikulum merupakan seperangkat rancangan nilai, pengetahuan dan ketrampilan yang harus
ditransfer kepada peserta didik dan bagaimana proses transfer tersebut harus dilaksanakan.
3. Kurikulum sebagai sesuatu yang direncanakan sebagai pegangan guna mencapai tujuan
pendidikan.
4. Kurikulum merupakan suatu cara untuk mempersiapkan anak agar berpartisipasi sebagai
anggota yang produktif dalam masyarakatnya.
Beragam pengertian tersebut selalu akan menampilkan hal-hal yang berbeda, bahkan
sering pula bertentangan. Namun, pada dasarnya sama sebagai bentuk upaya untuk
memberikan atau menggali pengetahuan, pengalaman yang ada dalam diri masing-masing
peserta didik agar mampu menghadapi masa depan dengan lebih gemilang dengan materi,
metode, fasilitas yang telah ada.
Sementara itu, Mochtar Buchori mengatakan bahwa kurikulum sebagai blue print
(cetak biru), sebagai suatu penggambaran terhadap sosok manusia yang diharapkan akan
tumbuh setelah menjalani semua proses pendidikan, pengajaran dan pelatihan yang
digariskan dalam kurikulum. Ibarat suatu proses pendirian bangunan kurikulum merupakan
sketsa awal yang menggambarkan bangunan tersebut akan didirikan dalam bentuk model
yang telah dibayangkan dan diinginkan oleh pemiliknya. Adapun kuatnya suatu bangunan,
bagusnya suatu model yang telah digambarkan sebelumnya sangat bergantung kepada
kecanggihan para tukang yang menggarap bangunan tersebut, termasuk juga mutu meteri
yang digunakan untuk mendirikan bangunan itu. Para tukang ini sebagai pendidik, sedangkan
materi bangunan ialah seluruh bahan yang digunakan untuk melaksanakan proses pendidikan
terhadap siswa yang sedang menjalani proses pertumbuhan menjadi sosok manusia ideal
yang dicita-citakan. Dengan demikian, kurikulum bukanlah satu-satunya faktor penentu yang
mendukung lahirnya jati diri seseorang di masyarakat di kemudian hari. Meskipun begitu,
kurikulum menjadi perangkat yang strategis untuk menyemaikan kepentingan dan
membentuk konsepsi dan perilaku individu masyarakat.
2. Konsep Kurikulum
Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktek
pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya.
Menurut pandangan lama, kurikulum merupakan kumpulan mata-mata pelajaran yang harus
disampaikan guru atau dipelajari oleh siswa. Pandangan yang muncul sejak zaman Yunani
kuno ini, dalam lingkungan tertentu masih diakui hingga kini, sebagaimana pendapat Robert
S. Zais, a recesourse of subject matters to be mastered. Menurut pendapat ini, kurikulum
identik dengan bidang studi.
Kurikulum sebagai komponen penting dalam pendidikan, harus memiliki tujuan dan
sasaran yang akan dicapai, seleksi dan organisasi bahan dan isi pelajaran, bentuk dan
kegiatan belajar dan mengajar, dan akhirnya evaluasi hasil belajar. Perbedaan kurikulum
hanya berada pada penekanan unsur-unsur tertentu. Lebih tegas, Dr. Dede Rosyada, M.A.
mengatakan bahwa kurikulum merupakan inti dari sebuah penyelenggaraan pendidikan.
1. Kurikulum sebagai substansi, yakni rencana kegiatan belajar para siswa di sekolah,
mencakup rumusan-rumusan tujuan, bahan ajar, proses kegiatan pembelajaran,
jadwal, dan hasil evaluasi belajar. Kurikulum tersebut merupakan konsep yang telah
disusun oleh para ahli dan disepakati oleh para pengambil kebijakan pendidikan serta
oleh masyarakat sebagai bagian dari hasil pendidikan;
2. . Kurikulum sebagai sebuah sistem, yakni merupakan rangkaian konsep tentang
berbagai kegiatan pembelajaran yang masing-masing unit kegiatan memiliki
keterkaitan secara koheren dengan lainnya. Kurikulum itu sendiri memiliki korelasi
dengan semua unsur dalam sistem pendidikan secara keseluruhan;
3. kurikulum merupakan sebuah konsep yang dinamis, terbuka, dan membuka diri
terhadap berbagai gagasan perubahan serta penyesuaian dengan tuntutan pasar atau tuntutan
idealisme pengembangan peradaban umat manusia.
Rumusan tersebut menjadi lebih jelas dan lengkap, karena suatu kurikulum harus
disusun dengan memperhatikan berbagai faktor penting. Dalam undang-undang telah
dinyatakan, bahwa: Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional
dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan
lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.
Posisi sentral ini menunjukkan bahwa di setiap unit pendidikan kegiatan kependidikan
yang utama adalah proses interaksi akademik antara peserta didik, pendidik, sumber dan
lingkungan. Posisi sentral ini menunjukkan pula bahwa setiap interaksi akademik adalah jiwa
dari pendidikan. Dapat dikatakan bahwa kegiatan pendidikan atau pengajaran pun tidak dapat
dilakukan tanpa interaksi dan kurikulum adalah desain dari interaksi tersebut.
Secara singkat, posisi kurikulum dapat disimpulkan menjadi tiga. Posisi pertama
adalah kurikulum adalah "construct" yang dibangun untuk mentransfer apa yang sudah terjadi
di masa lalu kepada generasi berikutnya untuk dilestarikan, diteruskan atau dikembangkan.
Pengertian kurikulum berdasarkan pandangan filosofis perenialisme dan esensialisme sangat
mendukung posisi pertama kurikulum ini. Kedua, adalah kurikulum berposisi sebagai
jawaban untuk menyelesaikan berbagai masalah social yang berkenaan dengan pendidikan.
Posisi ini dicerminkan oleh pengertian kurikulum yang didasarkan pada pandangan filosofi
progresivisme. Posisi ketiga adalah kurikulum untuk membangun kehidupan masa depan
dimana kehidupan masa lalu, masa sekarang, dan berbagai rencana pengembangan dan
pembangunan bangsa dijadikan dasar untuk mengembangkan kehidupan masa depan.
Posisi kurikulum yang dikemukakan di atas barulah pada posisi kurikulum dalam
mengembangkan kehidupan social yang lebih baik. Posisi ketiga yaitu kurikulum merupakan
"construct" yang dikembangkan untuk membangun kehidupan masa depan sesuai dengan
bentuk dan karakteristik masyarakat yang diinginkan bangsa. Posisi ini bersifat konstruktif
dan antisipatif untuk mengembangkan kehidupan masa depan yang diinginkan. Dalam posisi
ketiga ini maka kurikulum seharusnya menjadi jantung pendidikan dalam membentuk
generasi baru dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan potensi
dirinya memenuhi kualitas yang diperlukan bagi kehidupan masa mendatang.
Bagi Kepala Sekolah, kurikulum berfungsi untuk menyusun perencanaan dan program
belajar. Dengan demikian, penyusunan kalender sekolah, pengajuan sarana dan prasarana
sekolah. Menyusun berbagai kegiatan ekstrakulikuler dan kegiatan kegiatan lain.
3. Kurikulum 1968
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan
sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964. Pokok-pokok
pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah: bahwa pemerintah
mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada
jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik,
2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya
perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa
pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan
perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan
konsekuen.
Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan
pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi kecerdasan dan
keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: Mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang
dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila
sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok
pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.
Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. Hanya memuat mata
pelajaran pokok-pokok saja, katanya. Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak
mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya pada materi apa saja
yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang pendidikan.
4. Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif.
Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO
(management by objective) yang terkenal saat itu, kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur
Pembinaan TK dan SD Depdiknas.
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran
setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan
instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan
evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk menulis rincian apa yang akan
dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
5. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut
Kurikulum 1975 yang disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar.
Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini
disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R.
Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986 yang juga Rektor IKIP
Jakarta sekarang Universitas Negeri Jakarta periode 1984-1992. Konsep CBSA yang
elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami
banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah
kurang mampu menafsirkan CBSA.
7. Kurikulum 2004
Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai
berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila
dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun
nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai,
evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa
besar pemahaman dan kompetensi siswa.
Meski baru diujicobakan, toh di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan kota
besar di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan. Guru-guru pun
tak paham betul apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.
8. KTSP 2006
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian
target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan
dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan
kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa
serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi
lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran
untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi
pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan
kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah
Kabupaten/Kota. (TIAR)
makalah Kurikulum Pendidikan
By Mohmmad Rusdi March 01, 2016 No comments
BAB I
PENDAHULUAN
Kurikulum merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu proses pendidikan. Karena suatu
pendidikan tanpa adanya kurikulum akan kelihatan amburadul dan tidak teratur. Hal ini akan
menimbulkan perubahan dalam perkembangan kurikulum, khususnya di Indonesia. Kurikulum
merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan sekaligus digunakan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat sekolah.
Kurikulum menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa, akan diarahkan
kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan, semua itu ditentukan dan
digambarkan dalam suatu kurikulum pendidikan. Kurikulum haruslah dinamis dan terus berkembang
untuk menyesuaikan berbagai perkembangan yang terjadi pada masyarakat dunia dan haruslah
menetapkan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan.
Semua aspek pendidikan kemudian menjadi sorotan seluruh masyarakat Indonesia. Aspek
pendidikan yang dimaksud adalah guru, kurikulum, tujuan, dan metode, pemerintah sebagai
penanggung jawab, dan tentu saja sistem yang memayungi kegiatan pendidikan tersebut. Semua
aspek tersebut bagaikan mata rantai yang mana harus di benahi terlebih dahulu.
Dalam kaitannya dengan usaha membenahi masalah-masalah tersebut mungkin aspek kurikulum
yang paling mendesak untuk mendapat sentuhan terlebih dahulu. Hal ini bukan berarti aspek yang
lain tidak mendesak untuk ditinjau ulang. Yang jadi pertanyaan di sini mengapa kurikulum? Karena
kurikulum dipandang sebagai perangkat pendidikan yang akan membawa arah pendidikan itu
sendiri. Kurikulum bagaikan jarum kompas di tengah gelombang yang menimbulkan ketidak pastian
seorang guru dan peserta didik di tengah samudra pendidikan yang sangat luas.[1]
B. Rumusan Masalah
Bertumpu pada latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan yang
berkaiatan dengan kurikulum pendidkan yaitu:
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
1. Sockett mengatakan bahwa kurikulum adalah the curriculum is look upon as being composed of
all actual experience pupils have under school direction, writing a ourse of study became but small
part of curriculum program. (Kurikulum tersusun dari semua pengalaman murid yang bersifat aktual
di bawah bimbingan sekolah, sedangkan mata pelajaran yang ada hanya sebagian kecil dari program
kurikulum).[2]
2. Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu.[3]
3. Ronald C. Doll mengatakan bahwa kurikulum adalah all the experince which are offered to
learners under the auspices or direction of the school (Kurikulum meliputi semua pengalaman yang
disajikan kepada peserta didik di bawah bantunan atau bimbingan sekolah)
Definisi Doll tidak hanya menunjukkan adanya perubahan penekanan dari isi kepada proses, tetapi
juga menunjukkan adanya perubahan lingkup, dari konsep yang sangat sempit kepada yang lebih
luas. Jadi, pengalaman tersebut dapat berlangsung di sekolah, di rumah ataupun di masyarakat,
bersama guru atau tanpa guru, berkenaan langsung dengan pelajaran ataupun tidak. Definisi
tersebut juga mencakup berbagai upaya guru dalam mendorong terjadinya pengalaman tersebut
serta sebagai fasilitas yang mendukungnya.[4]
4. Mauritz Johnson mengatakan bahwa kurikulum adalah a structured series of intended learning
outcomes.(....)
Definisi Mauritz Johson ini merupakan bentuk pengajuan keberatan terhadap konsep pengertian
kurikulum yang dikemukakan oleh Ronald C Doll. Lebih lanjut menurutnya bahwa pengalaman hanya
akan muncul apabila terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. Interaksi seperti
itu bukan kurikulum, tetapi pengajaran. Johson membedakan antara kurikulum dengan pengajaran.
Semua yang berkenaan dengan perencanaan, dan pelaksanaan, seperti perencanaan isi, kegiatan
belajar mengajar, evaluasi, termasuk pengajaran, sedangkan kurikulum hanya berkenaan dengan
hasil-hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa.
Terlepas dari pro dan kontra terhadap pendapat Muaritz Johnson, Mac Donald memandang
kurikulum sebagai rencana pendidikan atau pengajaran. Menurut dia, sistem persekolahan
terbentuk atas empat subsistem, yaitu:
a) Mengajar merupakan kegiatan atau perlakuan profesional yang diberikan oleh guru.
b) Belajar merupakan kegiatan atau upaya yang dilakukan siswa sebagai respon terhadap kegiatan
mengajar yang diberikan oleh guru.
d) Kurikulum merupakan suatu perencanaan yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses
kegiatan belajar mengajar.[5]
Dari sejumlah pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa kurikulum adalah semua pengalaman,
kegiatan, dan pengetahuan peserta didik di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau
guru. Dengan demikian semua kegiatan yang dilakukan peserta didik memberikan pengalaman
belajar, yang selanjutnya akan menjadi kristal nilai yang akan dipraktikkan dalam kehidupan yang
lebih luas di masyarakat.
B. Fungsi Kurikulum
Fungsi kurikulum dapat dilihat dari tiga sudut: 1. Bagi sekolah yang bersangkutan, 2. Bagi sekolah
pada tingkatan di atasnya, 3. Bagi masyarakat/pemakai lulusan sekolah tersebut.
Menurut para ahli pendidikan mengenai fungsi kurikulum telah dijabarkan di antaranya adalah:
5) Fungsi pemilihan. Oleh karena itu rancangan kurikulum akan menjadi pertimbangan tersendiri
bagi peserta didik untuk memilih pendidikan yang sesuai dengan keinginannya sendiri.
6) Fungsi Diagnosis. Kurikulum akan memberikan acuhan bagi guru dalam memberikan diagnosa
tentang perkembangan belajar peserta didik. Hasil diagnosis tersebut akan menjadi pedoman dalam
memberikan langkah bimbingan dan penyuluhan.
Beberapa fungsi kurikulum tersebut, akan menjelaskan kepada kita bahwa kurikulum sangat
dominan dalam kesuksesan pendidikan. Dengan mengacu pada fungsi kurikulum, seorang pendidik
akan memiliki wawasan yang luas dalam menjalankan tugasnya.[7]
C. Komponen-komponen Kurikulum
Kurikulum dapat diumpamakan sebagai suatu organisme manusia ataupun binatang, yang memiliki
susunan anatomi tertentu. Unsur atau komponen-komponen dari anatomi tubuh kurikulum yang
utama adalah: tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian dan media, serta evaluasi.
Keempat komponen tersebut berkaitan erat satu sama lain.[8]
a. Tujuan Kurikulum
Dalam kurikulum atau pengajaran, tujuan memegang peranan penting, akan mengarahkan semua
kegiatan pengajaran dan mewarnai komponen-komponen kurikulum lainnya. Tujuan kurikulum
dirumuskan berdasarkan dua hal. Pertama perkembangan tuntutan, kebutuhan dan kondisi
masyarakat. Kedua, didasari oleh pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai
filisofis, terutama falsafah negara.[9]
Menurut Zakiah Daradjat, tujuan yang terkandung di dalam kurikulum suatu sekolah di antaranya
adalah:
Selaku lembaga pendidikan, setiap sekolah mempunyai sejumlah tujuan yang ingin dicapainya
(tujuan lembaga pendidikan atau tujuan institusional).
Tujuan-tujuan setiap bidang studi dalm kurikulum itu ada yang disebut tujuan kurikuler dan ada pula
yang disebut tujuan instruksional, di mana tujuan instruksional merupakan penjabaran lebih lanjut
dari tujuan kurikuler.
b. Isi Kurikulum
Isi program kurikulum dari suatu sekolah dapat dibedakan atas dua hal, yaitu:
Jenis-jenis tersebut dapat digolongkan ke dalam isi kurikulum dan ditetapkan atas dasar tujuan yang
ingin dicapai oleh sekolah yang bersangkutan, yaitu tujuan institusional.
Bahan pengajaran dari setiap bidang studi termasuk ke dalam pengertian isi kurikulum, Bahan
pengajaran ini ditetapkan atas dasar tujuan-tujuan kurikurel dan instruksional.[10]
Menurut pendapat Nana Syaodih Sukmadinata untuk mencapai tiap tujuan mengajar yang telah
ditentukan diperlukan bahan ajar. Bahan ajar tersusun atas pokok bahasan (topik) dan sub pokok
bahasan yang mengandung ide-ide pokok yang relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pokok
bahasan dan sub pokok bahasan tersebut tersusun dalam sekuens tertentu yang membentuk suatu
sekuens (sederetan pernyataan-pernyataan yang urutan dan pelaksanaan eksekusinya runtut)
.bahan ajar. Adapun cara menyusun sekuens bahan ajar, yaitu: sekuens kronologis, sekuens kausal,
sekuens struktural, sekuens logis dan psikologis, sekuens spiral, rangkaian ke belakang, dan sekuens
berdasarkan hierarki belajar[11].
c. Starategi
Penyusunan sekuens bahan ajar berhubungan erat dengan strategi metode mengajar. Pada waktu
guru menyusun sekuens suatu bahan ajar, ia juga harus memikirkan strategi mengajar mana yang
sesuai untuk menyajikan bahan ajar dengan urutan seperti itu.
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam mengajar. Rowntree membagi strategi mengajar
itu atas Exposition-Discovery learning dan Groups-Individual learning. Sedangkan Ausubel dan
Robinson membaginya atas strategi Reception Learning-Discovery Learning dan Rate Learning-
Meaningful Learning.
d. Media Mengajar
Media mengajar merupakan segala macam bentuk perangsang dan alat yang disediakan guru untuk
mendorong siswa belajar. Rowntree mengelompokkan media mengajar menjadi lima macam dan
disebut Modes, yaitu: Interaksi insani, realita, pictorial, simbol tertulis, dan rekaman suara.
e. Evaluasi Mengajar
Evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai
proses pelaksanaan mengajar secara keseluruhan. Tiap kegiatan akan memberikan umpan balik,
demikian juga dalam pencapaian tujuan-tujuan belajar dan proses pelaksanaan mengajar. Umpan
balik tersebut digunakan untuk mengadakan berbagai usaha penyempurnaan baik bagi penentuan
dan perumusan tujuan mengajar, penentuan sekuens bahan ajar, strategi, dan media mengajar.[12]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bahwa kurikulum adalah semua pengalaman, kegiatan, dan pengetahuan peserta didik di bawah
bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau guru. Dengan demikian semua kegiatan yang dilakukan
peserta didik memberikan pengalaman belajar, yang selanjutnya akan menjadi kristal nilai yang akan
dipraktikkan dalam kehidupan yang lebih luas di masyarakat.
2. Fungsi kurikulum menjelaskan kepada kita bahwa kurikulum sangat dominan dalam kesuksesan
pendidikan. Dengan mengacu pada fungsi kurikulum, seorang pendidik akan memiliki wawasan yang
luas dalam menjalankan tugasnya.
3. Kurikulum dapat diumpamakan sebagai suatu organisme manusia ataupun binatang, yang
memiliki susunan anatomi tertentu. Unsur atau komponen-komponen dari anatomi tubuh kurikulum
yang utama adalah: tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian dan media, serta
evaluasi. Keempat komponen tersebut berkaitan erat satu sama lain
B. Saran
Kebutuhan pendidikan kini semakin kompleks, begitu pula dengan kebutuhan kurikulum yang ada
juga semakin berkembang, maka disarankan agar tiap sekolah atau lembaga pendidikan menerapkan
suatu sistem kurikulum yang sesuai dengan keadaan lingkungan sekolahnya. Oleh karena itu, tujuan,
isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan
dan perkembangan yang ada di masyakarakat.
DAFTAR RUJUKAN
Sukmadinata, Nana Syaodih. Pengembangan Kurikulum Treori dan Praktek, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004.
Daradjat, Zakiah, Dkk. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
[1] Mohammad Thoha, Horizon Pendidikan Isalam, (Pena Salsabila, 2013), hlm.50
[3] Zakiah Dardjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Bumi Aksara, 2000), hlm.122.
[4] Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Remaja Rosdakarya,
2004), hlm.4.
Pengertian kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan yang terjadi dalam dunia
pendidikan. Dalam pengertian sederhana, kurikulum dianggap sebagai sejumlah mata
pelajaran (subjects) yang harus ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program
pelajaran untuk memperoleh ijazah, sedangkan dalam pengertian lebih luas kurikulum
mencakup semua pengalaman belajar (learning experiences) yang dialami siswa dan
mempengaruhi perkembangan pribadinya.
Kurikulum memiliki peranan yang sangat strategis dalam pencapaian tujuan pendidikan.
Terdapat tiga peranan kurikulum yang dinilai sangat penting, yaitu peranan konservatif,
peranan kritis atau evaluatif, dan peranan kreatif. Ketiga peranan kurikulum tersebut harus
berjalan seimbang dan harmonis untuk mencapai tujuan pendidikan secara optimal.
Pelaksanaan ketiga peranan kurikulum menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait
dalam proses pendidikan.
FungsiKurikulum
Secara umum fungsi kurikulum adalah sebagai alat untuk membantu peserta
didik untuk mengembangkan pribadinya ke arah tujuan pendidikan. Kurikulum
itu segala aspek yang mempengaruhi peserta didik di sekolah, termasuk guru
dan sarana serta prasarana lainnya. Kurikulum sebagai program belajar bagi
siswa, disusun secara sistematis dan logis,diberikan oleh sekolah untuk
mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar, kurikulum adalah niat,
rencana dan harapan.Menurut Alexander Inglis, fungsi kurikulum meliputi :
1. Fungsi bagi sekolah yang bersangkutan yakni sebagai alat untuk mencapai tujuan-
tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman dalam mengatur kegiatan
pendidikan sehari-hari.
2. Fungsi bagi sekolah yang diatasnya adalah untuk menjamin adanya pemeliharaan
keseimbangan proses pendidikan
3. Fungsi bagi masyarakat dan pemakai lulusan .
Peranan Kurikulum
Kurikulum bagi program pendidikan dimana sekolah sebagai institusi social
melaksanakan oprerasinya, paling tidak dapat ditentukan 3 jenis kurikulum :
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu
lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada
peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini
disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan
pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Kurikulum juga dapat diartikan sebagai sebagai suatu rencana tulis yang menggambarkan cakupan
dan susunan program pendidikan yang diprojekkan bagi suatu sekolah.
Jadi kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan
pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancang secara sistematik atas dasar
norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga
kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum,
yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan
yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Tujuan Kurikulum
Kurikulum bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Artikel Pada Blog ini kami kutip dari berbagai sumber. Semoga Artikel Tentang Pengertian Dan
Tujuan Kurikulum Dapat Bermanfaat Dan Apabila artikel ini berguna untuk anda silahkan copy paste
dengan menyertakan Sumbernya. Kami Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada Kesalahan Dan
Kekurangan Pada penulisan Artikel ini. Terima kasih atas perhatiannya.
Home
Tentang Kami
Daftar Isi
Kontak Kami
Privacy Policy
Disclaimer
Makhluk mengerikan akan keluar dari tubuh jika di pagi hari kamu minum segelas
Resep penurun berat asli! Turun 27kg dalam 3 hari! Tuliskan: Di pagi hari...
Berusia 40, tapi terlihat bak usia 20! Rahasia awet muda: saya mengaplikasikan..
Cara murah untuk langsing dalam 9 hari! Perut buncit hilang dengan mengkonsumsi
Pengertian Kurikulum Menurut Definisi Para Ahli| Ada banyak pendapat para ahli/pakar
yang memberikan definisi pengertian kurikulum. Sebelumnya diinformasikan pengertian
kurikulum, fungsi dan komponennya, sedikit mengulang kembali tentang Pengertian
Kurikulum Secara Umum. Pengertian kurikulum adalah program rancangan belajar mengajar
yang dipedomani oleh pendidik dan peserta didik.
Dari peran yang sangat strategis dan fundamental dalam berjalannya pendidikan yang baik
maka kurikulum memiliki peran dalam pencapaian tujuan karna baik atau tidaknya suatu
kurikulum dilihat dari proses dan hasil pencapaian yang telah ditempuh. Kurikulum berasal
dari bahasa inggris yaitu Curriculum yang berarti rencana pelajaran, dimana Curriculum
berasal dari bahasa latin Currere yang memiliki banyak arti seperti berlari cepat, maju dengan
cepat, menjalani dan berusaha.
Inilah ringkasan tentang definisi atau pengertian kurikulum secara umum dan tujuannya
lengkap dengan manfaatnya. Istilah kurikulum biasanya selalu berkaitan dengan dunia
pendidikan dan istilah ini sering di temukan di sekolah-sekolah baik itu sekolah dasar,
menengah, atas, hingga perguruan tinggi. Apa yang dimaksud kurikulum? Jika kamu ingin
memahaminya, kamu dapat membaca penjelasannya pada tulisan ini.
A. Penjelasan Kurikulum
Yang dimaksud dengan Kurikulum adalah suatu perangkat pendidikan yang menjadi jawaban
terhadap berbagai kebutuhan dan tantangan di dalam masyarakat, atau Kurikulum dapat di
artikan sebagai suatu perangkat mata pelajaran maupun program pendidikan yang memuat
rancangan berbagai jenis pelajaran di sekolah. Dengan adanya kurikulum maka proses
belajar-mengajar di sekolah dapat berjalan dengan baik dan teratur. Kurikulum tentunya
wajib di terapkan di setiap sekolah yang ada di Indonesia sesuai dengan ketentuan dan
kebijakan yang berlaku. Dengan adanya kurikulum maka aktivitas dalam belajar-mengajar
yang dilakukan di sekolah mampu memenuhi standar pendidikan. Kurikulum juga harus di
gunakan sesuai dengan jenjang pendidikan siswa.
B. Komponen Kurikulum
Terdapat 4 (empat) komponen utama yang membentuk suatu kurikulum, komponen tersebut
diantaranya sebagai berikut ini:
1. Tujuan
Komponen tujuan ini selalu berkaitan dengan hasil yang di harapkan. Dalam arti sempit
biasanya tujuan ini berkaitan dengan sistem nilai yang dianut oleh masyarakat. Biasanya
rumusan tujuan juga dapat menggambarkan suatu masyarakat yang di cita-citakan. Misalnya
seperti sistem nilai atau filsafat yang dianut oleh masyarakat Indonesia yaitu Pancasila, maka
biasanya tujuan dari kurikulum untuk membentuknya masyarakat yang Pancasialis.
Sedangkan dalam arti luas komponen tujuan ini berkaitan dengan visi dan misi sekolah atau
tujuan dari proses pembelajaran.
Komponen isi atau materi ini biasanya berkaitan dengan seluruh aspek baik itu yang
berkaitan dengan materi pelajaran atau kegiatan peserta didik yang diarahkan untuk mencapai
tujuan pendidikan. Jadi komponen ini berkaitan dengan pengalaman belajar yang harus
dimiliki oleh para peserta didik.
3. Strategi Pelaksanaan
4. Evaluasi
Komponen evaluasi ini digunakan untuk menilai efektivitas suatu kurikulum dalam mencapai
tujuan dan untuk menilai proses pembelajaran. Melalui evaluasi maka dapat di tentukan nilai
suatu kurikulum apakah perlu dipertahankan atau tidak, atau bisa juga bagian mana saja di
dalam kurikulum yang perlu di perbaiki supaya lebih sempurna dan lebih baik lagi.
C. Fungsi Kurikulum
Umumnya kurikulum berfungsi untuk pedoman atau acuan guru dalam memberikan
pendidikan kepada para siswa atau muridnya. Jadi bagi guru kurikulum berfungsi sebagai
pedoman dalam melakukan proses pembelajaran di sekolah. Sedangkan bagi sekolah dan
pengawas berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan pengawasan pendidikan. Bagi
orang tua kurikulum berfungsi untuk pedoman dalam membimbing anaknya saat belajar. Lalu bagi
masyarakat kurikulum berfungsi untuk pedoman dalam memberikan batuan bagi terselenggaranya
proses pendidikan. Dan bagi pelajar atau siswa kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
belajar khususnya di sekolah. Untuk lebih lengkapnya berikut ini penjelasan mengenai fungsi
dari kurikulum:
1. Secara Umum
Berfungsi sebagai penyedia dan pengembang pendidikan bagi para peserta didik.
2. Secara Khusus
Supaya para pengajar atau guru terhindar dari berbagai macam hal yang tidak sesuai dengan
standar atau kurikulum pendidikan, jadi intinya supaya guru tetap memberikan pelajaran
kepada para siswa sesuai standar atau sesuai kurikulum yang berlaku. Sebagai pedoman
dalam memperbaiki pelaksanaan mengajar jika terjadi penyimpangan dari kurikulum yang
sudah di tentukan, dan sebagai pedoman untuk mengarahkan ke arah yang benar dalam
melaksanakan dan mengembangkan proses pembelajaran.
Baca juga tentang: Pengertian manajemen pendidikan dan fungsinya serta ruang
lingkupnya.
Kurikulum menjadi suatu media dalam mencapai tujuan dari program pendidikan, jadi
kurikulum sangat penting dalam pendidikan karena berperan penting untuk mencapai tujuan
pendidikan yang di selenggarakan.
Kurikulum sangat penting untuk perkembangan para siswa, karena pendidikan dapat menjadi
upaya untuk membentuk karakter orang yang mandiri dan bermanfaat bagi masyarakat
maupun bagi dirinya sendiri. Jadi disini betapa pentingnya kurikulum yang menjadi standar
pendidikan.
Kurikulum sangat penting bagi para pendidik, karena dengan kurikulum pendidik dapat
melakukan proses pembelajaran yang sesuai dengan standar yang di tetapkan. Selain itu bagi
pendidik kurikulum juga berperan sebagai pedoman kerja dalam menyusun sekaligus
menorganisir pengalaman belajar para siswa, lalu sebagai pedoman untuk melakukan
evaluasi terhadap perkembangan para siswa, dan sebagai pedoman untuk mengatur kegiatan
pembelajaran.
4. Untuk Pimpinan
Kurikulum juga berfungsi untuk pimpinan khususnya untuk menjalankan visi dan misi serta
sebagai pedoman untuk memperbaiki kualitas belajar para siswa supaya lebih kondusif
sehingga belajar siswa menjadi lebih baik, selain itu dapat menjadi pedoman untuk
memberikan bantuan kepada para pengajar atau guru supaya lebih mudah dalam menjalankan
tugasnya, dan sebagai acuan untuk melakukan evaluasi terhadap proses belajar-mengajar
yang dilakukan di sekolah.
Tidak hanya bagi guru dan pimpinan tapi kurikulum juga berperan penting bagi para orang
tua siswa untuk membina para anaknya dalam belajar. Orang tua siswa dapat membantu
sekolah atau pendidikan dengan melakukan pembinaan di rumah dan orang tua juga dapat
memantau perkembangan anaknya dalam penyerapan ilmu pengetahuan yang didapatkannya
di sekolah.
6. Untuk Masyarakat
Kurikulum berperan juga bagi masyarakat khususnya dalam memberikan bantuan untuk
memperlancar pelaksanaan program pendidikan yang tentunya membutuhkan kerjasama
dengan masyarakat juga. Atau masyarakat dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun atau menyempurnakan program pendidikan di sekolah.
Jadi kurikulum berperan juga untuk pendidikan tingkat atas, khususnya untuk memelihara
keseimbangan pendidikan. Misalnya jika sebagaian kurikulum sekolah tersebut sudah di
ajarkan pada sekolah tingkatan di bawahnya, maka sekolah tersebut dapat meninjau kembali
apakah perlu atau tidak kurikulum tersebut di ajarkan kembali kepada para siswanya.
Kurikulum juga dapat berguna bagi sekolah tingkatan atas untuk menyiapkan tenaga kerja
baru sesuai yang di butuhkan masyarakat dan perusahaan.
Instansi atau Perusahaan dapat memberikan bantuan pada pendidikan yang sesuai dengan
standar misalnya seperti mengadakan kerjasama. Selain itu bantuan yang diberikan juga dapat
berguna untuk memperlancar pelaksanaan program pendidikan dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat maupun lapangan kerja, dan instansi atau perusahaan dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun penyempurnaan program pendidikan.
Adapun fungsi kurikulum berdasarkan dari sudut pandang siswa, diantaranya sebagai berikut:
1. Penyesuaian
Kurikulum sebagai upaya dalam memberikan pendidikan kepada para siswa, dan tentunya
dapat membantu siswa dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan
lingkungannya.
2. Integrasi
3. Diferensiasi
4. Persiapan
Maksudnya kurikulum berfungsi untuk mempersiapkan para siswa jika siswa tersebut akan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, atau mempersiapkan jika siswa
tidak melanjutkan pendidikan siswa sudah siap terjun ke dunia kerja.
5. Pemilihan
Maksudnya kurikulum berfungsi juga supaya para siswa dapat memilih program keahlian
sesuai yang diminatinya. Tujuannya supaya para siswa dapat mengembangkan keahlian yang
dimilikinya secara maksimal. Biasanya pemilihan keahlian terjadi pada tingkatan pendidikan
yang lebih tinggi misal di tingkat SMA, SMK dan Perguruan Tinggi.
6. Diagnostik
Maksudnya kurikulum berperan dalam memberikan pemahaman kepada para siswa terhadap
potensi yang dimilikinya serta kekurangan yang ada pada dirinya. Maka diharapkan para
siswa dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara maksimal dan dapat
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang dimilikinya.
Baca juga tentang: Pengertian karakter dan pendidikan karakter secara umum.
D. Manfaat Kurikulum
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan beberapa manfaat dari kurikulum
diantaranya seperti:
Dapat menjadi pedoman untuk merancang, melaksanakan dan mengevaluasi hasil kegiatan
pembelajaran.
Dapat menjadi acuan standar bagi orang tua untuk ikut serta dalam membimbing
anaknya dalam belajar.
Dengan kurikulum, masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam rangka
mengembangkan program pendidikan melalui kritik dan juga saran yang membangun
yang menyempurnakan program pendidikan.
Itulah tulisan yang membahas tentang pengertian kurikulum, semoga pembahasan kali ini
dapat kamu pahami dan tentunya semoga dapat memberikan manfaat. Sekian dan terimakasih
serta mohon maaf jika ada kesalahan.
pengertian, peranan dan fungsi kurikulum
Jumat, 12 Juni 2015
pengertian, peranan dan fungsi kurikulum
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu faktor yang menentukan pembangunan di bidang pendidikan akan mencapai
sasarannya adalah perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik tentunya mensyaratkan tersedianya
dukungan data yang benar-benar mencerminkan keadaan yang sebenarnya (akurat) dan mutakhir.
Syarat lain yang tidak kalah pentingnya adalah proses penyusunan yang benar-benar sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan kemampuan daerah, melibatkan stakeholder pendidikan, dan
akuntabel. Perencanaan yang baik memiliki karakteristik tersendiri, yaitu perencanaan seharusnya
sesederhana mungkin namun harus jelas kaitan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya sehingga
mudah dipahami dan diimplementasikan.
Perencanaan juga harus memiliki isi yang sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat dan
sesuai dengan kapasitas daerah untuk melaksanakannya, serta terukur sehingga mudah untuk dilihat
hasil yang telah dicapai dengan pengukuran yang dapat dilakukan dengan trsedianya data yang akurat
dan mutakhir dari waktu ke waktu. Perencanaan harus benar-benar dapat dijadikan acuan dalam
pelaksanaan program dan kegiatan.
Untuk itulah, pada makalah ini kami akan membahas makalah tentang Pengertian, Fungsi,
dan Peranan Kurikulum yang merupakan wujud perencanaan dalam pembelajaran di bidang
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah:
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang
pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dengan dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-
beda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar
bersangkutan1[1]. Kurikulum juga dapat diartikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar dan hasil belajara serta yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan
pendidikan.2[2]
Secara etemologis (bahasa), istilah curriculum dinyatakan sebagai istilah yang berasal dari
bahasa Latin, yakni curro atau currere dan ula atau ulums yang diartikan sebagai racecorse, yakni
lapangan pacuan kuda, jarak tempuh untuk lomba lari, perlombaan, pacuan balapan, dan lain-
lain.3[3]
Pemakaian istilah yang semula dipakai dalam dunia olahraga ini sepertinya disesuaikan dengan
makna atau hakikat yang dikandung oleh istilah tersebut, yakni adanya jarak atau proses yang harus
ditempuh untuk mencapai tujuan.
Secara termenologis kurikulum diartikan sebagai sejumlah matri/ mata pelajaran yang
harus dikuasai (a course of subject matters to be mastered).4[4]
Dulu kurikulum pernah diartikan sebagai Rencana Pelajaran, yang terbagi menjadi rencana
pelajaran minimum dan rencana pelajaran terurai. Dalam kenyataannya di sekolah rencana
pelajaran tersebut tidak semata-mata hanya membicarakan proses pengajaran saja, bahkan yang
dibahas lebih luas lagi yaitu, mengenai masalah pendidikan.
Dengan demikian kurikulum itu merupakan program pendidikan buka program pengajaran,
yaitu program yang direncanakan diprogramkan dan dirancangkan yang berisi berbagai bahan ajar
dan pengalaman belajar baik yang berasal dari waktu yang lalu, sekarang maupun yang akan datang.
Berbagai bahan ajar tersebut direncanakan secara sistematik, artinya direncanakan dengan
memperhatikan keterlibatan berbagai faktor pendidikan secara harmonis. Berbagai bahan ajar yang
dirancang tersebut harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku sekarang, diantaranya harus
sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, GBHN, UU SISDIKNAS, PP No. 27 dan 30, adat istiadat dan
sebagainya. Program tersebut akan dijadikan pedoman bagi tenaga pendidik maupun peserta didik
dalam pelaksanaan proses pembelajaran agar dapat mencapai cita-cita yang diharapkan sesuai
dengan yang tertera pada tujuan pendidikan.
Jadi kurikulum ialah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan
pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistematik atas
norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga
kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989 Bab I pasal 1 disebutkan
bahwa, Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar mengajar5[5].
Saylor, Alexander, dan Lewis, membuat kategori rumusan pengertian kurikulum, yaitu:6[6]
C. Fungsi Kurikulum
Pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum
berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan
pengawas, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervise atau pengawasan.
Bagi orang tua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah.
Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi
terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Sedangkan bagi siswa, kurikulum berfungsi sebagai
suatu pedoman belajar.
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam fungsi
kurikulum, yaitu:8[8]
1. Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well adjusted yaitu mampu menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri
senantiasa mengalami perubahan dan bersifat dinamis. Oleh karena itu, siswa pun harus memiliki
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di lingkungannya.
2. Fungsi Integrasi
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagi alat pendidikan harus mampu
menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral
dari masyarakat. Oleh karena itu, siswa harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat
hidup dan berintegrasi dengan masyarakatnya.
3. Fungsi Diferensiasi
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa. Setiap siswa memiliki perbedaan,
baik dari aspek fisik maupun psikis yang harus dihargai dan dilayani dengan baik.
4. Fungsi Persiapan
Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu
mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu,
kurikulum juga diharapkan dapat mempersiapkan siswa untuk dapat hidup dalam masyarakat
seandainya karena sesuatu hal, tidak dapat melanjutkan pendidikannya.
5. Fungsi Pemilihan
Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar yang sesuai
dengan kemampuan dan minatnya.
6. Fungsi Diagnostik
Fungsi diagnostic mengandung makna bahwa kurikulum sebagi alat pendidikan harus mampu
membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan
kelemahan yang dimilikinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Kurikulum diorganisis menjadi dua, kurikulum adalah sejumlah rencana isi yang
merupakan sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk insitusi pendidikan
yang isinya berupa proses dan kompetensi yang harus dimiliki. Selanjutnya kurikulum adalah seluruh
pengalaman dibawah bimbingan dan arahan dari insitusi pendidikan yang membawa kedalam kondisi
belajar.
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagai
pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum
itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervise atau pengawasan. Bagi orang tua,
kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi
masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi
terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai
suatu pedoman belajar.
Kurikulum berperan dalam pencapaian tujuan pendidikan, yakni memiliki peran konservatif, kreatif,
kritis dan evaluatif.
B. Saran
1. Setiap guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan kurikulum, maka ia harus pula memahami
seluk beluk kurikulum.
2. Pemerintah sebagai pengambil kebijakan dalam memajukan pendidikan di negara ini, hendaknya
tanggap terhadap esensi kurikulum.
DAFTAR PUSTAKA
Antasri Press.
Rajawali pers.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembentukan suatu organisasi yaitu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Begitu pula
dengan salah satu organisasi yang sangat besar seperti dunia persekolahan dalam tingkat nasional.
Untuk mencapai tujuan pendidikan maka harus dibuat rancangan untuk mencapai tujuan tersebut
agar dalam pelaksanaannya terorganisir dan terarah. Oleh karena itulah kita mengenal yang
namanya kurikulum.
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah
bagi pihak-pihak yang terkait. Selain sebagai pedoman, bagi siswa kurikulum memiliki enam fungsi,
yaitu: fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi
pemilihan, dan fungsi diagnostik.
Mengingat pentingnya pemahaman menyeluruh konsep dasar dari kurikulum ini, maka
penulis tergerak untuk menyusunnya menjadi sebuah makalah yang khusus mengungkap mengenai
hal tersebut. Kiranya kehadiran makalah ini dapat sedikit membuka wawasan para pembaca semua.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
C. Tujuan
Mengacu dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari kurikulum
2. Mengetahui dimensi-dimensi dari kurikulum
3. Mengetahui fungsi kurikulum
4. Mengetahui berbagi peranan dari kurikulum
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kurikulum
Perkataan kurikulum mulai dikenal sebagai suatu istilah dalam dunia pendidikan sejak
kurang lebih satu abad yang lalu, dimana istilah kurikulum itu untuk pertama kalinya digunakan
dalam bidang olahraga, yaitu suatu alat yang membawa orang dari start sampai ke finish. Baru pada
tahun 1955 istilah kurikulum digunakan dalam bidang pendidikan, dengan arti sejumlah materi
pelajaran dari suatu perguruan. Untuk lebih memahami pengertian kurikulum, berikut ini adalah
beberapa pengertian kurikulum yang ditinjau dari beberapa sudut pandang :
Websters Third New International Distionery menyebutkan kurikulum berasal dari kata
curere dalam bahasa latin Currerre yang berarti : Berlari cepat, tergesa-gesa, menjalani. Lalu kata
Currerre dikatabendakan menjadi Curriculum yang berarti :
Menurut satuan pelajaran SPG yang dibuat oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yang berarti jarak yang ditempuh. Oleh karena itulah istilah
tersebut pertama kali dipakai dalam bidang olahraga.
Pengertian tradisional ini telah diterapkan dalam penyusunan kurikulum seperti Kurikulum
SD dengan nama Rencana Pelajaran Sekolah Rakyat tahun 1927 sampai pada tahun 1964 yang
isinya sejumlah mata pelajaran yang diberikan pada kelas I sampai kelas VI.
3. Pengertian Kurikulum Secara Modern :
Menurut Saylor J. Gallen & William N. Alexander dalam bukunya Curriculum Planning menyatakan
Kurikulum adalah Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar baik berlangsung
dikelas, dihalaman maupun diluar sekolah.
Menurut B. Ragan, beliau mengemukakan bahwa Kurikulum adalah semua pengalaman anak
dibawah tanggung jawab sekolah.
Menurut Soedijarto, Kurikulum adalah segala pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan
dan diorganisir untuk diatasi oleh siswa atau mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang
telah ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan.
Dari berbagai pengertian kurikulum diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum ditinjau dari
pandangan modern merupakan suatu usaha terencana dan terorganisir untuk menciptakan suatu
pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan untuk
mencapai suatu tujuan.
Menurut Hilda Taba dalam bukunya Curriculum Development; Theory and Practice,
sebagaimana dikutip oleh Khoiron Rosyadi, kurikulum diartikan sebagai sesuatu yang direncanakan
untuk dipelajari oleh anak didik. Dalam pengertian yang lain, kurikulum merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Pengertian ini menggarisbawahi
adanya 4 (empat) komponen pokok dalam kurikulum, yaitu tujuan, isi/bahan, organisasi dan strategi.
Jadi, segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak itu belajar, apakah dalam ruangan
kelas, di halaman sekolah, atau di luar sekolah, dapat dikategorikan sebagai kurikulum. Dengan
demikian, kurikulum meliputi segala pengalaman yang disajikan oleh sekolah agar anak mencapai
tujuan yang diinginkan. Hal demikian dikarenakan suatu tujuan tidak akan tercapai dengan suatu
pengalaman saja, akan tetapi melalui berbagai pengalaman dalam bermacam-macam situasi, di
dalam maupun di luar sekolah.
Berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para ahli lainnya, yakni:
a) Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah semua pembelajaran yang
dirancang dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di
luar sekolah.
b) Pengertian Kurikulum Menurut Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang
oleh pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah
ditentukan.
c) Pengertian Kurikulum Menurut Neagley dan Evans (1967): kurikulum adalah semua pengalaman
yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak sekolah.
d) Pengertian Kurikulum Menurut Beauchamp (1968): Kurikulum adalah dokumen tertulis yang
mengandung isi mata pelajaran yang diajar kepada peserta didik melalui berbagai mata pelajaran,
pilihan disiplin ilmu, rumusan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
e) Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973): Kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun
urutan pelajaran yang sistematik.
Agama;
Pasal ini jelas menunjukkan berbagai aspek pengembangan kepribadian peserta didik yang
menyeluruh dan pengembangan pembangunan masyarakat dan bangsa, ilmu, kehidupan agama,
ekonomi, budaya, seni, teknologi dan tantangan kehidupan global. Artinya, kurikulum haruslah
memperhatikan permasalahan ini dengan serius dan menjawab permasalahan ini dengan
menyesuaikan diri pada kualitas manusia yang diharapkan dihasilkan pada setiap jenjang pendidikan.
B. Dimensi Kurikulum
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengertian kurikulum terus berkembang
sejalam dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Namun berdasarkan hasil kajian,
diperoleh beberapa dimensi pengertian kurikulum sebagai berikut :
Dimensi ini memandang kurikulum sebagai rencana kegiatan belajar bagi siswa di sekolah
atau sebagai perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum dapat juga menunjuk pada suati
dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal dan
evaluasi.
Dimensi ini memandang kurikulum sebagai bagian dari sistem prsekolahan, sistem
pendidikan dan bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia
dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan
menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem adalah tersusunnya kurikulum.
Dimensi ketiga memandang kurikulum sebagai bidang studi, yaitu bidang study kurikulum.
Hal ini merupakan ahli kajian para ahli kurikulum dann ahli pendidikan dan pengajaran. Mereka yang
mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep konsep dasar tentang kurikulum, melalui studi
kepustakaan dan kegiatan penelitian dan percobaan, sehingga menemukan hal hal baru, yang
dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.
1. Kurikulum sebagai suatu ide; yang dihasilkan melalui teori-teori dan penelitian, khususnya dalam
bidang kurikulum dan pendidikan.
2. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis, sebagai perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide;
yang didalamnya memuat tentang tujuan, bahan, kegiatan, alat-alat, dan waktu.
3. Kurikulum sebagai suatu kegiatan, yang merupakan pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu
rencana tertulis; dalam bentuk praktek pembelajaran.
4. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan,
dalam bentuk ketercapaian tujuan kurikulum yakni tercapainya perubahan perilaku atau
kemampuan tertentu dari para peserta didik.
Sementara itu, Purwadi (2003) memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian, yaitu :
2. Kurikulum formal berupa dokumen yang dijadikan sebagai pedoman dan panduan dalam
melaksanakan kurikulum.
C. Fungsi Kurikulum
Pada dasarnya kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum
berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi kepala sekolah dan
pengawas, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan.
Bagi orang tua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar dirumah.
Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi
terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Sedangkan bagi siswa, sisiwa kurikulum berfungsi
sebagi suatu belajar.
Selain itu fungsi kurikulum identik dengan pengertian kurikulum itu sendiri yang berorientasi
pada pengertian kurikulum dalam arti luas, maka fungsi kurikulum memiliki arti sebagai berikut:
a. Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian mengandung makna kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu
mengarahkan siswa agar memiliki sifar well adjusted 11 yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
b. Fungsi Integrasi
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu
menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya merupakan anggota dan bagian
integral masyarakat.ke jenjang yang lebih tinggi.
c. Fungsi Diferensiasi
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan
layanan terhadap perbedaan individusiswa. Setiap siswa memiliki perbedaan baik dari aspek fisik
maupun psikis.
d. Fungsi persiapan
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memprsiapkan
siswa melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih.
e. Fungsi pemilihan
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan
dan minatnya. Fungsi pemilihan ini sangat erat kaitannya dengan fungsi diferensiasi karena
pengakuan atas adanya perbedaan individual siswa berarti pula diberinya kesempatan bagi siswa
tersebut untuk memilih apa yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.
f. Fungsi diagnostik
Mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan
mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima potensi dan kelemahan-kelemahan yang
ada pada dirinya. Maka diharapkan siswa dapat mengembangkan sendiri potensi yang dimilikinya
aau memperbaiki kelemahan-kelemahannya.
D. Peranan Kurikulum
Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah atau madrasah memiliki peranan yang sangat
strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendiidikan. Terdapat tiga peranan yang dinilai sangat
penting yaitu:
a. Peranan Konservatif
Salah satu tugas dan tanggung jawab sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan adalah
mewariskan nilai-nilai dan budaya masyarakat kepada generasi muda yakni siswa. Siswa perlu
memahami dan menyadari norma-norma dan pandangan hidup masyarakatnya, sehingga ketika
mereka kembali ke masyarakat mereka dapat menjunjung tinggi dan berperilaku sesuai dengan
norma-norma tersebut. Peran konservatif kurikulum adalah melestarikan berbagai nilai budaya
sebagai warisan masa lalu. Dikaitkan dengan era globalisasi sebagai akibat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang memungkinkan mudahnya pengaruh budaya asing menggerogoti
budaya lokal, maka peran konservatif dalam kurikulum memiliki arti yang sangat penting. Melalui
peran konservatifnya, kurikulum berperan dalam menangkal berbagai pengaruh yang dapat merusak
nilai-nilai luhur masyarakat, sehingga keajegan dan identitas masyarakat akan tetap terpelihara
dengan baik. Peranan ini menekankan bahwa kurikulum dapat dijadikan sebagai sarana untuk
mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada
generasi muda, dalam hal ini para siswa.
b. Peranan Kreatif
Apakah tugas dan tangung jawab sekolah hanya sebatas pada mewariskan nilai-nilai lama?
Ternyata juga tidak. Sekolah memiliki tanggung jawab dalam mengembangkan hal-hal baru sesuai
dengan tuntunan zaman. Sebab, pada kenyataannya masyarakat tidak bersifat statis, akan tetapi
dinamis yang selalu mengalami perubahan. Dalam rangka inilah kurikulum memiliki peran kreatif.
Kurikulum harus mampu menjawab setiap tantangan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
masyarakat yang cepat berubah. Dalam peran kreatifnya, kurikulum harus mengandung hal-hal baru
sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar
dapat berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat yang senan tiasa bergerak maju secara
dinamis. Mengapa kurikulum harus berperan kreatif? Sebab, manakala kurikulum tidak mengandung
unsur-unsur baru maka pendidikan selamanya akan tertinggal, yang berarti apa yang diberikan di
sekolah pada akhirnya akan kurang bermakna, karena tidak relevan lagi dengan kebutuhan dan
tuntutan sosial masyarakat.
Dalam proses pengembangan kurikulum ketiga peran di atas harus berjalan secara
seimbang. Kurikulum yang terlalu menonjolkan peran konservatifnya cenderung akan membuat
pendidikan ketinggalan oleh kemajuan zaman; sebaliknya kurikulum yang terlalu menonjolkan peran
kreatifnya dapat membuat hilangnya nilai-nila budaya masyarakat.
Sesuai dengan peran yang harus dimainkan kurikulum sebagai alat dan pedoman
pendidikan, maka isi kurikulum harus sejalan dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Mengapa
demikian? Sebab, tujuan yang harus dicapai oleh pendidikan pada dasarnya mengkristal dalam
pelaksanaan perannya itu sendiri. Dilihat dari cakupan dan tujuannya menurut McNeil (1990) isi
kurikulum memiliki empat fungsi, yaitu 1) fungsi pendidikan umum (Common and General
Education). 2) Suplementasi (Supplementation), 3) Eksplorasi (Esploration) dan 4). Keahlian
(Specialization). Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan
sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat
pada masa sekarang dan masa mendatang.
c. Peranan Kritis dan Evaluatif
Apakah setiap nilai dan budaya lama harus diwariskan kepada setiap anak didik? Apakah
setiap nilai dan budaya baru sesuai dengan perkembangan zaman juga harus dimiliki oleh setiap
anak didik ? Tentu tidak. Tidak setiap nilai dan budaya lama harus tetap dipertahankan, sebab
kadang-kadang nilai dan budaya lama itu sudah tidak sesuai dengan tuntutan perkembangan
masyarakat; demikian juga ada kalanya nilai dan budaya baru itu juga tidak sesuai dengan nilai-nilai
lama yang masih relevan dengan keadaan dan tuntutan zaman. Dengan demikian kurikulum
berperan untuk menyeleksi nilai dan budaya mana yang perlu dipertahankan, dan nilai atau buadaya
baru yang mana yang harus dimiliki anak didik. Dalam rangka inilah peran kritis dan evaluatif
kurikulum diperlukan. Kurikukum harus berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala
sesuatu yang dianggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik. Peranan ini dilatarbelakangi oleh
adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami
perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan
dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Awal mulanya kata curriculum digunakan dalam bidang olahraga karena memiliki arti suatu
jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan finish. Namun pada
tahun 1995 istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana
dan pengaturan tentang sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam
menempuh pendidikan di lembaga pendidikan. Berdasarkan seluruh pandangan dari berbagai sudut
mengenai pengertian kurikulum, maka dapat disimpulkan pengertian kurikulum adalah sederet
rancangan peraturan pembelajaran yang dibuat oleh institusi pendidikan untuk membantu peserta
didik mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pengertian kurikulum terus berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik
pendidikan. Namun dalam pengkajiannya bisa ditinjau melalui sudut pandang dimensi yang telah
dikemukakan oleh para ahli diantaranya : R. Ibrahim (2005) yang mengelompokkan kurikulum
menjadi tiga dimensi, yaitu: kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai sistem, dan kurikulum
sebagai bidang studi. Ada pula Hamid Hasan (1988) yang mengelompokan kurikulum menjadi empat
dimensi dimana satu dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan. Kemudian Purwadi (2003)
yang memilah pengertian kurikulum menjadi enam bagian.
Kurikulum dalam pendidikan formal di sekolah atau madrasah memiliki fungsi sebagai acuan
atau pedoman dalam kegiatan pendidikan. Selain itu memiliki peranan yang sangat strategis dan
menentukan pencapaian tujuan pendidikan diantaranya ada peranan konservatif, kreatif serta kritis
dan evaluatif.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Wisnu. (tanpa tahun). Apa itu Kurikulum. [Online]. Tersedia: http://wisnuajiku.wordpress.com/apa-itu-
kurikulum/ [16 September 2014]
Kurnia, Wawan Haris. (2012). Pengertian, Fungsi, Dimensi, dan Peranan Kurikulum. [Online]. Tersedia:
http://wawanhariskurnia.blogspot.com/2012/12/pengertian-fungsi-dimensi-peranan.html [17
September 2014]
3 komentar:
1.
Balas
2.
kunjungi pipinpirmansyah.blogspot.com
Balas
3.
Balas
Social Profiles
Search
Popular
Tags
Blog Archives
Labels
Ilmiah
Blog Archive
2014 (2)
o Desember (2)
MAKALAH PENGERTIAN, DIMENSI, FUNGSI DAN PERANAN KU...
LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT
Unordered List
Blogger templates
Blogger news
Blogroll
jamu.jamu
Belajar bersama
Beranda
About
makalah pancasila
Makalah Haji dan Umroh
Makalah Kenakalan Remaja
MAKALAH KETAHANAN NASIONAL
Hubungan Indonesia dan Amerika
Makalah HAM
Makalah Islam
Makalah Hardware & Software
Makalah Jenis dan Fungsi Uang
Makalah Ketahanan Nasional
Makalah kurikulum
Makalah Proses Pembuatan Gula
Makalah Ilmu Jiwa dan Psycologi
HAKIKAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Makalah kurikulum
13 Votes
BAB I
HAKIKAT KURIKULUM
1. Pengertian kurikulum
Kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan
yang harus dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi
dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi
tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk
myata. Dengan demikian, pengembangan kurikulum meliputi penyusunan dokumen,
implementasi dokumen serta evaluai dokumen yang telah disusun.
Sebagai salah satu komponen suatu sistem pendidikan, paling tidak kurikulum mempunyai
peran, yaitu :
peran kritis dan evaluatif yaitu menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu
yang di anggap bermanfaat untuk kehidupan anak didik
suplementasi
eksplorasi
keahlian
maka jelaslah kurikulum berfungsi untuk setiaporang atau lembaga yang berhubungan baik
langsung maupun tidak langsung.
fungsi penyesuaian
fungsi integrasi
fungsi difersiasi
fungsi persiapan
fungsi pemilihan
fungsi diasnogtik
Saylor, oliva mengatakan bahwa kurikulun dan pengajaran memiliki keterkaitan yang sangat
erat. Dan digambarkan denagn model sebagai berikut:
model dualistik
model berkaitan
model konsentris
model siklus
Kurikulum ideal adalah kurikulum yang diharapkan dapat dilaksanakan dan berfungsi sebagai
acuan atau pedoman guru dalam proses belajar dan mengajar. Kuurikulum aktual adalah
kurikulum yang secara riil dapat dilaksnakan oleh guru sesuai dengan keadaan dan kondisi
yang ada.
1. Kurikulum tersembunyi
Muray Printr (1993) mencatat peran guru dala levvel ini adalah implementers, adapters,
develover, dan researchers.
BAB II
Prinsip-prinsipnya yaitu :
prinsip relevansi
prinsip fleksibilitas
prinsip kontinuitas
efektifitas
efisiensi
a. sensorimotor
b. praopersional
c. operasional konkret
d. operasional formal
landasan sosiologis-teknologis dalam pengembangan
BAB III
DESAIN KURIKULUM
Mendesain kurikulum berarti menyusun rancangan atau menyusun model kurikulum sesuai
visi dan misi sekolah
Terdapat tiga bentuk organisasi kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu:
correlated curriculum
integrated curriculum
Ada tiga perspektif desain kurikullum yang berorientasu pada kehidupan masyarakat, yaitu:
perspektif pembaharuan
Desain kurikulum yang berorientasi pada anak didik, dapat dilihat minimal dari dua
perspektif, yaitu:
perspektif psikologi.
materi kurikulum disusun dari mulai yang sederhana menuju yang kompleks
BAB IV
Ada dua pendekatan yang dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum. Yaitu:
Menurut Good(1972) dan Traves(1973) model adalah abstraksi dunia nyata atau representasi
peristiwa komplek atau sistem dalam bentuk naratif, matematis, grafis,dan lainnya.
Manfaat-manfaat model,yaitu:
1. Model tyler
Model pengembangan tyler bersifat bagaimana merancang suatu kurikulum sesuai dengan
tujuan dan misi suatu instuisi pendidikan. Menurut Tyler ada 4 halyang fundamental untuk
mengembangkan kurikulum, yaitu:
menentukan tujuan
evaluasi
2. Model Taba
Menurut Hilda Taba sebaiknya kurikulum dikembangkan secara terbalik, yaitu dengan
pendekatan induktif. Ada 5 langkah pengembangan model Taba, yaitu:
3. Model Oliva
Menurut Oliva suatu model kurikulum harus bersifat simpel, komprehensif dan sistematik.
Menurutnya model ini dapat dikembangkan kedalam 3 dimensi, yaitu:
1. Model Beauchamp
implementasi kurikulum
1. Model Wheeler
melakukan evaluasi
6. Model Nichools
analisis situasi
evaluasi
Menurut Skilbeck model dynamic adlah mode pengembangan kurikulum pada level sekolah.
Dan langkah-langkahnya yaitu:
menganalisis situasi
memformulasikan tujuan
menyusun program
BAB V
A. Pendahuluan
tujuan
isi kurikulum
metode
evaluasi
Perumusan tujuan merupakan salah satu komponen yang sangat penting dala sebuah
kurikulm
1. Klasifikasi tujuan
Menurut Bloom bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan
kedalam 3 domain, yaitu:
Domain kognitif
a. pengetahuan d. analisis
b. pemahaman e. sintesis
c. penerapan f. evaluasi
Domain afektif
a. penerimaan d. mengorganisasi
b. merespons e. Karakterisasi nilai
c. menghargai
Domain psikomotor
2. Haerarkis tujuan
Dilihat dari haerarkis tujuan pendidikan terdiri atas tujuan umum dan husus yang bersifat
spesifik dan dapat diukur dan diklasifikasikan menjadi 4, yaitu:
Bahan atau materi kurikulum adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami siswa
dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.
siswa
ilmu pengetahuan
identifikasi kebutuhan
analisis bahan
fakta
konsep
prinsip
hukum
keterampilan
BAB VI
Dalam standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, Ayat 15) bahwa KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan yang
disusun oleh satuan pendidikan dan dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
kurikulum teknologis
B. Tujuan KTSP
Pengembangan KTSP didasarkan pada 2 landasan pokok, yakni landasan empiris dan
landasan formal. Yang menjadi landasan empirik antaranya adalah
indonesia adalah negara yang sangat luas yang memiliki keragaman sosial
budaya dengan potensi dan kebutuhan yang berbeda
beragam da terpadu
kalender pendidikan
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun KTSP, yaitu:
analisis konteks
mekanisme penyusunan
kegiatan
pemberlakuan
BABVII
1. Dokumen satu tentang acuan pengembangan KTSP, secara lengkap dokumen tersebut
adalah sebagai berikut:
BAB I. Pendahuluan
A. Tujuan Pendidikan
C. Misi Sekolah
A. Mata pelajaran
B. Muatan Lokal
E. Ketuntasan Belajar
G. Penjurusan
B. Program Tahunan
C. Program semester
2. Dokumen dua berisi tentang silabus mata pelajaran berisi tentang silabus dan RPP.
Silabus adalah rancangan program pembelajaran satu atau kelompok mata pelajaran yang
berisi tentan standar kompetensi. Manfaatnya sebagai pedoman dalam menyusun pelaksaan
pembelajaran. Prinsip- prinsipnya yaitu:
ilmiah memadai
konsisten menyeluruh
RPP adalah program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran
untuk setiap kegiatan proses pembelajaran. Komponen-komponen RPP yaitu:
tujuan pembelajaran
evaluasi
BAB VIII
SISTEM PEMBELAJARAN
Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling
berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan
yang tela ditetapkan. 3 karakteristik sistem, yaitu:
Manfaat sistem adalah untuk merancang atau merencanakan suatu proses pembelajaran.
faktor guru
faktor siswa
faktor lingkungan
C. Komponen-komponen sistem pembelajaran
tujuan
materi pelajaran
media
evaluasi
BAB IX
B. Makna mengajar
C. Prinsip mengajar
aktivitas
individualitas
integritas
interaktif
inspiratif
menyenangkan
menantang
motivasi
D. Makna belajar
1. belajar signal
6. belajar konsep
7. belajar kaidah atau belajar prinsip
4. belajar sikap
D. Teori-teori belajar
Berangkat dari konsep manusia yang berbeda, dalam menjelaskan terjadinya perilaku, kedua
aliran teori belajar yaitu aliran behavioristik elementeristik, dan aliran kognitif wholistik,
memiliki perbedaan.
ciri-cirinya, yaitu:
mementingkan bagian-bagian
ciri-cirinya adalah:
mementingkan keseluruhsn
mengutamakanfunsi kognitif
teori konstrutivistik
BAB X
A. Motivasi
motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri manusia yang ditandai oleh munculnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Fungsi motivasi yaitu:
mendorong siswa untuk beraktivitas
sebagai pengarah
3. Jenis-jenis motivasi
perspektif kebutuhan
perspektif fungsional
sifat motivasi
Kondisi yang dapat dilakukan untuk memberikan kepuasan pada siswa yang dapat
mendorong untuk berperilaku baik, yakni:
berikan penilaian
berikan komentar
Dalam aktivitas pembelajaran di sekolah, guru harus menciptaka agar siswa dapat melakukan
pengamatan sebaik-baiknya agar tidak terjadi kesalahan dalam menapsirkan pengamatannya.
Untuk itu ada beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu:
Bagi guru, meningkatkan perhatian siswa bisa dilakuka dengan beberapa cara, yaitu:
pemusatan perhatian
kebisuan guru
BAB XI
a. kompetensi pribadi
b. kompetensi profesional
BAB XII
STRATEGI PEMBELAJARAN
Suatu strategi pembalajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang
digunakan, sdangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode
pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode pembelajaran guru dapat menentukan
teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan teknik itu setiap guru
memiliki taktik yang mungkin berbeda antarta guru yang satu dengan yang lain.
prinsip komunikasi
prinsip kesiapan
prinsip berkelanjutan
persiapan menyimpulkan
penyajian mengaolikasikan
krelasi
1. Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawaban yang sudah pastu dari suatu masalah yang dipertanyakan. Prinsipnya:
prinsip berinteraksi
prinsip bertanya
prinsip keterbukaan
Langkah-langkahnya:
langkah-langkah SPK:
BAB XIII
Inovasi kurikulum dan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu ide, gagasan atau
tindakan-tindakan tertentu dalam bidang kurikulum dan pembelajaran yang dianggap baru
untuk memecahkan masalah pendidikan.
sisi proses adalah adanya anggapan bahwa salama ini proses pendidikan yang
dibangun guru dianggap cenderung terbatas.
Sisi hasil yaitu rendahnya kualitas pendidikan dilihat dari tidak meratanya
setiap sekolah dalam mencapai rata-rata nilai ujian nasional.
Suatu program pembelajaran dapat dikatakan memiliki tingkat efesiensi tinggi, manakala
dengan jumlah biaya yang minimal dapat menghasilkan atau dapat mencapai tujuan yang
maksimal.
Difusi adalah proses komunikasi atau saling tukar informasi tentang suatu bentuk inovasi
antara warga masyarakat sasaran sebagai penerima inovasi dengan menggunakan saluran
tertentu dan dalam waktu teryentu pula. Ada 2 bentuk difusi, yaitu difusi sentralisasi dan
difusi desentralisasi.
D. Hambatan-hambatan Inovasi
Ibrahim(1988) mencatat ada 6 faktor utama yan dapat menghambat suatu inovasi, yaitu:
masalah finansial
pemberlakuan KTSP
BAB XIV
EVALUASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN
A. Evaluasi dan Pengukuran
2. Fungsi evaluasi
3. Tipe evaluasi
B. Evaluasi Kurikulum
evaluasi kurikulum pada dasarnya adalah sebagai suatu proses mengumpulkan berbagai
informasi dalam rangka membuat sesuatu keputusan tentang program pendidikan.
1. Pengertian
penilaian berbasis kelas merupakan bagian integral dalam proses pembelajaran yang
dilakukan sebagai proses pengumpulan dan pemanfaatan informasi yang menyeluruh tentang
hasil belajar yang diperoleh siswa untuk menetapkan tingkat pencapaian dan penguasaan
kompetensi seperti yang ditentukan dalam kurikulum da sebagai umpan balik untuk
perbaikan proses pembelajaran.
motivasi validitas
adil terbuka
berkesinambungan bermakna
menyeluruh edukatif
D. Jenis-jenis Evaluasi
tes
a. observasi
b.wawancara
BAB XV
PENILAIAN PORTOFOLIO
A. Pengertian
Penilaian portofolio adalah penilaian terhadap karya-karya siswa selama proses pembelajaran
yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang dikumpulkan salam a priod tertentu
dan digunakan untuk mementau perkembangan siswa baik mengenai pengetahuan ,
keterampilan maupaunsikap siswa terhadap mata pelajaran yang bersangkutan.
B. Perbedaan tes dan portofolio
1. tes
2. portofolio
keputusan dilakukan secara kolaboratif antara orang tua, siswa, dan guru
saling percaya
keterbukaan
kerahasiaan
milik bersama
budaya pembelajaran
refleksi
Keunggulan:
Kelemahannya, yaitu:
A. Fungsi Kurikulum
Fungsi Penyesuaian.
Fungsi Penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well
adjusted yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik
lingkungan fi-sik maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri
senantiasa mengalami perubahan dan bersifat dinamis. Karena itu,
siswa pun harus memiliki kemam-puan untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan yang terjadi di lingkungan-nya.
Fungsi Integrasi.
Fungsi Diferensiasi.
Fungsi Persiapan.
Fungsi Pemilihan.
Fungsi Diagnostik
B. Peranan Kurikulum
Peranan Konservatif.
Peranan Kreatif.
purnaan.
Home Pendidikan Pengertian Kurikulum serta Definisi Kurikulum Menurut Para Ahli
Di Indonesia sendiri istilah kurikulum boleh dikatakan baru menjadi populer sejak
tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh pendidikan di
Amerika Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar pendidikan. Sebelumnya yang
lazim digunakan adalah rencana pelajaran pada hakikatnya kurikulum sama sama artinya
dengan rencana pelajaran.
Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan sebagai berikut ini.
Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program
pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu para siswa
melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah
laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah
menyediakan lingkungan bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya,
suatu kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut dapat tercapai.
Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala
sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa, seperti: bangunan sekolah, alat
pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain; yang
pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Semua kesempatan dan
kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam suatu kurikulum.
Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran
yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan.
Mata ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang
pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis. Mata ajaran tersebut
mengisis materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa, sehingga memperoleh sejumlah
ilmu pengetahuan yang berguna baginya.
Kurikulum sebagai pengelaman belajar. Perumusan/pengertian kurikulum lainnya yang
agak berbeda dengan pengertian-pengertian sebelumnya lebih menekankan bahwa kurikulum
merupakan serangkaian pengalaman belajar. Salah satu pendukung dari pengalaman ini
menyatakan sebagai berikut:
Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences
which pupils have under direction of the school, whether in the classroom or not (Romine,
1945,h. 14). Pengertian itu menunjukan, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas
dalam ruang kelas saja, melainkan mencakup juga kegiatan-kegiatan diluar kelas. Tidak ada
pemisahan yang tegas antara intra dan ekstra kurikulum. Semua kegiatan yang memberikan
pengalaman belajar/pendidikan bagi siswa pada hakikatnya adalah kurikulum.
Kurikulum sebagai alat dalam pendidikan memiliki berbagai macam fungsi dalam pendidikan
yang sangat berperan dalam kegunannya. Fungsi Kurikulum adalah sebagai berikut...
Kurikulum dibuat dan dirancang sebagai alat untuk bisa mencapai tujuan pendidikan secara
universal dalam setiap kegiatan pembelajaran di sekolah dan memiliki komponen utama &
penunjang yang saling terkait diantara keduanya. Adapun komponen-komponen kurikulum
antara lain yaitu:
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami
perubahan, Perkembangan Mengenai Kurikulum, telah berganti-ganti. yaitu pada tahun 1947,
1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 1999, 2004 dan 2006. antara lain sebagai berikut