Anda di halaman 1dari 4

RIVIEW JURNAL

Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum PAI


Dosen Pengampu : Prof. Husniyatus Salamah Zainiyati, M.Ag

Disusun Oleh :
NAMA : Zein Auliaur Rahman
NIM : 02040822059
KELAS :D

MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


UNIVERSITAS UIN SUNAN AMPEL SURABAYA
2022

RIVIEW JURNAL
Judul Pengembangan Kosepsi Kurikulum Dalam Pendikan Islam
Jurnal Nasional
Volume & Halaman Volume (9) & Halaman 1-23
Tahun 2014
Penulis Yunus Mustaqim
Link Jurnal https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Edukasia/article/view/761/730
Riviewer Zein Auliaur Rahman
Tanggal 13 September 2022

Abstrak Jurnal yang Berjudul “Pengembangan Konsepsi Kurikulum


Dalam Pendidikan Islam” berisi tentang bagamaiana cara
mengembangkan Konsepsi Kurikulum Pendidikan Islam agar
penetapan kebijakanya sesuai dengan tujuan dari Kurikulum
yang akan digunakan. Karena sejauh ini penulis menerangkan
bahwa masih banyak output yang belum memiliki kompetensi
atau kepribadian yang diharapkan.
Pengantar Di dalam paragraf pertama dan seterusnya, penulis menegaskan
bahwa kurikulum sudah menjadi disiplin ilmu tersendiri dan
telah berkembang cukup signifikan, baik secara teoritis maupun
praktis. Dahulu, kurikulum dinamakan kurikulum tradisional
yang lebih banyak memfokuskan mata pelajaran dengan metode
klasik/ dominasi ceramah. Sesuai dengan tuntutan era global,
sekarang kurikulum dinamakan kurikulum modern yang lebih
banyak diorientasikan pada kecakapan hidup (life skill),
pengembangan diri, pembangunan politik, hukum, ekonomi,
industri, dan sosial-budaya untuk menciptakan peradaban dunia
yang tertata rapi.
Dengan perkembangan media teknologi sekarang dan seterusnya,
tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan tersebut akan
memacu perkembangan pengetahuan dan metode belajar pun
semakin bervariasi, dan dari disiplin ilmu kurikulum ini harus
membuka diri terhadap kekuatan internal dan eksternal yang
dapat memengaruhi proses perkembangan kurikulum dari yang
konvensional menjadi inkonvensional, dari yang
tradisional/klasik menjadi modern.
Dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003, dinyatakan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu (UUSPN, 2003: 6.)
Engkoswara, guru besar Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung telah membuat 4 (empat) rumus pengertian kurikulum,
lengkap dengan visualisasinya. Sebagimana masyarakat yang
bisa digunakan sebagai sumber belajar dan dapat dimanfaatkan
sebagai sumber konten kurikulum. Oleh karena itu, nilai, moral,
kebiasaan, adat/tradisi, dan cultural tertentu harus dapat
diakomodasi sebagai konten kurikulum. Konten kurikulum
haruslah tidak bersifat formal semata, tetapi society and cultural-
besed, dan open to problems yang hidup dalam masyarakat.
Tujuan dari penelitian ini adalah kurikulum pendidikan Islam
perlu mendapat perhatian bagi praktisi pendidikan yang berposisi
menentukan kebijakan pendidikan nasional pada umumnya dan
para teknisi pelaksana pendidikan Islam, guru/pendidik, pada
khususnya. Hal ini mengingat bahwa pendidikan Islam di
Indonesia masih jauh dari harapan dalam menjadikan out put-nya
yang benar-benar memiliki kompetensi, khususnya kepribadian.
Pembahasan Pada bagian pembahasan ini penulis membagi sub pokok
bahasan menjadi 3 sub bagian, yaitu:
Kurikulum harus dikembangkan : Kurikulum pendidikan
Islam harus dikembangkan dalam mencapai keberhasilan peserta
didik tidak dalam ranah kognitif semata, karena hal ini akan
melahirkan demoralisasi peserta didik, yakni kurangnya peserta
didik dalam kompetensi kepribadian dan minimnya keterampilan
yang membawa peserta didik selalu dalam ketergantungan
hidupnya. Serta kurikulum pendidikan Islam harus dievaluasi
dan dikembangkan seiring dengan perkembangan budaya dan
peradaban manusia. Perkembangan ini senantiasa menggunakan
pendekatan secara holistik, yakni menggali semua potensi peserta
didik yang berupa bakat, minat, mental, emosi, perilaku,
keterampilan personal dan sosial secara seimbang.
Faktor pengaruh perkembangan kurikulum pendidikan
islam: Adalah tujuan yang hendak dicapai, tuntutan masyarakat
global, isi atau materi yang disesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kondisi psikologis peserta
didik. Di samping itu, faktor yang terpenting lagi mempengaruhi
perkembangan kurikulum kaitannya dengan Pendidikan Islam
adalah faktor sumber hukum Islam berupa al- Quran-Hadits.
Tujuan menjadi modal dasar setiap langkah kegiatan manusia,
terlebih dalam pendidikan yang melibatkan pendidik dan peserta
didik. Mereka sama-sama hidup yang mempunyai tujuan sama,
yaitu menjadi manusia yang berguna bagi dirinya sendiri, agama,
nusa dan bangsa. Pada kecenderungan masyarakat global ini
pengembangan kurikulum “tanpa terbatasi oleh waktu minimal
atau maksimal” menjadi suatu keniscayaan sesuai dengan
karakteritik kurikulum itu sendiri, yakni dinamis. Karakter
kurikulum yang dinamis sangat tergantung kreatifitas pelaku
pendidikan, yaitu; kepala sekolah, pendidik, dan pemerintah yang
berkompeten. Serta Faktor isi/materi juga sangat mempengaruhi
perkembangan kurikulum dengan alasan bahwa masih banyak
problematika yang harus dipecahkan melalui validitas kurikulum
yang diajarkan sekolah kepada peserta didiknya. Oleh karena itu,
isi/materi kurikulum hendaknya disesuaikan dengan hasil-hasil
penelitian atau penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
syarat dengan kebaruannya. Didalam faktor kondisi psikologis
peserta didik mempunyai pengaruh terhadap pengembangan
kurikulum. Sebagai contoh, mayoritas peserta didik dalam suatu
negara yang dilanda kerusuhan, perang saudara, atau dalam
kehidupan keluarganya, orang tua/ayah-ibu, tidak harmonis akan
menjadikan peserta didik tersebut terganggu konsentrasinya
dalam belajar yang imbasnya adalah proses pembelajaran tidak
maksimal. Hal ini lain dengan peserta didik yang berada dalam
negara yang aman, tenteram, makmur dan dalam kehidupan
keluarganya harmonis, maka akan menjadikan peserta didik
semangat dalam belajar. Dan juga faktor pengembangan Al-
Qur’an dan al-Hadits mempunyai pengaruh besar dalam
pengembangan kurikulum, karena nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya syarat dengan banyaknya kemunculan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang serba baru dan modern. Al-
Quran telah memberikan kepuasan penalaran yang sesuai dengan
kesederhanaan dan fitrah manusia tanpa unsur paksaan dan di sisi
lain disertai dengan pengutamaan afeksi dan emosi manusia.
Mengembangkan Konsepsi Kurikulum Pendidikan Islam:
bertujuan untuk menentukan arah pengajaran dan pendidikan
agar mencapai tujuan yang optimal, dan perlu adanya
pemahaman pada masing-masing konsepsi kurikulum yang sudah
dirumuskan oleh para ahli pendidikan. Konsepsi kurikulum yang
dimaksud adalah: kurikulum akademik, humanistik, teknologi,
dan rekonstruksi sosial. Untuk konsepsi kurikulum pendidikan
Islam dengan ciri-ciri: sistem pengajaran selaras dengan fitrah
manusia, lebih mengutamakan kepentingan umum daripada
kepentingan pribadi, lebih mengutamakan ‘amaliah (praktek)
dari pada nadhariah (teori).
Dalam sub pokok bahasan diatas penulis menjelaskan dengan
sangat rinci bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan.
Pembahasan yang dilakukan oleh penulis mudah dipahami
maksud dan tujuannya oleh pembaca.
Simpulan Pada bagian kesimpulan ini penulis menjelaskan bahwa
Kurikulum pendidikan Islam harus dikembangkan untuk
mencapai keberhasilan peserta didik tidak dalam ranah kognitif
semata, karena hal ini akan melahirkan demoralisasi peserta
didik, yakni kurangnya peserta didik dalam kompetensi
kepribadian dan minimnya keterampilan yang membawa peserta
didik selalu dalam ketergantungan hidupnya. Serta faktor yang
faktor yang terpenting lagi mempengaruhi perkembangan
kurikulum kaitannya dengan Pendidikan Islam adalah
tujuan,tuntutan masyarakat global, isi atau materi yang telah
disesuaikan, kondisi psokologis peserta didik dan juga faktor
sumber hukum Islam berupa al-Qur’an dan al-Hadits.
Kekuatan Penelitian 1. Teori dan model analisis yang digunakan sudah tepat
2. Bahasa yang digunakan oleh penulis mudah dipahami
oleh pembaca
Kelemahan Penelitian 1. Penulis kurang lengkap dalam menyimpulkan
keseluruhan dari isi jurnal
2. Penulis kurang detail dalam analisis yang
disampaikannya
3. Tidak ada gagasan yang nyata terkait teori atau konsepsi
yang ingin dipakai

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1992. Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung: Sinar Baru.
an-Nahlawi, Abdurrahman. 1996. Ushûlu Tarbiyah al-Islâmiyah wa Asâlîbiha; fî al-Bait wa al-
Madrasah wa al-Mujtam’a. Damsyiq: Darul Fikr.
. 1996. Ushûlu Tarbiyah al-Islâmiyah wa Asâlîbiha; fî al-Bait wa al-Madrasah wa al-
Mujtam’a. Terjemahan oleh Shihabuddin. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Madrasah,
Jakarta: Gema Insani Press
Engkoswara. 1984. Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran, Jakarta: Bina Aksara.
Faesal, Jusuf Amir. 1995. Reorientasi Pendidikan Islam. Jakarta: Gema Insani Press.
Harsono, Eko Budi. 2004. Undang-undang tentang Pendidikan Agama Islam. Tersedia di
http://www.suarapembaruan.com/ news/2004/01/10/kesra/ke02. htm. Diakses pada Tanggal 5
Juni 2015.
Ihsan, Hamdani dan A. Fuad Ihsan. 2007. Filsafat Pendidikan Islam.
Bandung: CV Pustaka Setia.
McNeil, John. D. 1981. Curriculum: A Comprehensive Introduction, (Terj) Subandijah (1988),
Kurikulum Sebuah Pengantar Komprehensif. Jakarta: Wira Sari.
Nasution. 1995. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara. Sudjana, Nana. 1996. Pembinaan
dan Pengembangan Kurikulum di
Sekolah. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Tafsir, Ahmad. 1997. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya
Offset.

Anda mungkin juga menyukai