Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“PERKEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah filsafat pendidikan

Dosen Pengampu :Zainul Arifin M.Pd.

Disusun Oleh :

1. Nadia Oktaviana Karina Putri (1121017)


2. Riska Maulidiyah (1121021)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini berjudul
“PERKEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM”
Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang membantu penulisan makalah ini.
Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal itu
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.
Akhir kata mohon maaf dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan.
Wassalamualaikum wr.wrb.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman,
dan latihan-latihan yang dilaluinya pada masa kecilnya. Seseorang yang pada waktu
kecilnya tidak mendapatkan pendidikan agama, maka pada masa dewasanya nanti ia
tidak akan merasakan pentingnya agama dalam hidupnya. Lain halnya dengan orang
yang pada masa kecilnya mempunyai pengalaman-pengalaman agama, misalnya Ibu
dan Bapaknya orang yang beragama, lingkungan sosial dan kawan-kawannya juga
hidup menjalankan agama, ditambah pula dengan pendidikan agama di rumah,
masyarakat, dan sekolah secara sistematis. Maka, dengan sendirinya orang tersebut
akan mempunyai kecenderungan kepada hidup dalam aturan beragama, terbiasa
menjalankan ibadah, takut melangkahi larangan-larangan agama, dan dapat
merasakan betapa nikmatnya hidup beragama.

B.Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian kurikulum PAI?


2. Bagaimana Karakteristik Kurikulum Islami?
3. Bagaimana Pengembangan Kurikulum PAI?

C.Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum PAI.


2. Untuk mengetahui karakteristik kurikulum islami.
3. Untuk memehami perkembangan kurikulum PAI.
BAB II
PEMBAHASAN

1.Pengertian Kurikulum PAI


Istilah kurikulum (Curriculhum) berasal dari bahasa latin. Kata curir
bermakna pelari dan curere memiliki makna tempat berpacu. Pada awalnya, kedua
Istilah tersebut digunakan dalam dunia olahraga. Pada saat itu kurikulum diartikan
sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai finis
untuk memperoleh medali/ penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut diterapkan
dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus
ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk
memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah.
Glenys G. Unruh dan Adolph Unruh dalam Mulyani Soemantri (1988:)
mendefinisikan kurikulum sebagai suatu rencana tentang tujuan dan isi dari apa yang
dipelajari dan di dalamnya terdapat antisipasi hasil-hasil pengajaran, sedangkan
pengajaran adalah proses penyampaian kurikulum dan penyediaan lingkungan belajar
bagi peserta didik.
William H. dalam Mulyani Soemantri mengemukakan beberapa batasan
berkenaan dengan kurikulum
1. Kurikulum sebagai Subject Matter atau Content
Dalam hal ini kurikulum disamakan pengertiannya dengan mata pelajaran
yang diajarkan.Mata pelajaran dalam hal ini dipandang sebagai pengalaman
orang tua atau orang pandai pada masa lalu yang telah disusun secara
sistematis, artinya menurut urutan tertentu, logis dapat diterima oeh akal dan
pikiran. Dengan demikian, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang
harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah
pengetahuan.
2. Kurikulum sebagai Program of Planned Activities
Kurikulum sebagai perencanaan, pandangan ini dikemukakan oleh Saylor
Alexander & Lewis (1981).
Perencanaan program Pendidikan yang disediakan untuk pembelajaran siswa
atau dengan kata lain menyediakan lingkungan bagi siswa untuk memberikan
kesempatan belajar. Oleh sebab itu, Suatu kurikulum dirancang sedemikian
rupa, dalam arti kurikulum tidak hanya terbatas pada sejumlah mata pelajaran
saja, melainkan meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi
Perkembangan siswa seperti Bangunan Sekolah, Alat Pelajaran, Perlengkapan
Perpustakaan, Gambar – gambar, Halaman sekolah dan lain lain yang pada
gilirannya menyediakan kemungkinan siswanya bejalar dengan efektif.
3. Kurikulum sebagai Experiences (Pengalaman)
Menurut pandangan modern, kurikulum bukan hanya rencana pengajaran atau
bidang studi, tetapi merupakan semua yang secara nyata terjadi dalam proses
pembelajaran. Dalam pendidikan, kegiatan yang dilakukan siswa dapat
memberikan pengalaman,seperti : berkebun, olahraga, pramuka, PMR, dan
pergaulan selain mempelajari bidang studi. Semuanya itu merupakan
pengalaman belajar yang bermanfaat sehingga pandangan modern
berpendapat bahwa semua pengalaman belajar adalah kurikulum.
4. Kurikulum sebagai Cultural Production
Sebagian orang berpendapat bahwa kurikulum merupakan refleksi
kebudayaan. Sekolah berfungsi untuk memproduk kebudayaan dan nilai-nilai
untuk generasi penerus. Hal ini merupakan tugas para pendidik apakah
keterampilan, pengetahuan, dan apresiasi terhadap budaya ditransfer ke dalam
kurikulum untuk disampaikan kepada anak atau tidak.
2.Karakteristik Kurikulum Islami
Adurrahman An-Nahlawi (1983:196) menjelaskan bahwa kurikulum Islami
harus memenuhi beberapa ketentuan. Ketentuan tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, memiliki sistem pengajaran dan materi yang selaras dengan fitrah
manusia serta bertujuan untuk menyucikan manusia,memelihara dari penyimpangan,
dan menjaga keselamatan fitrah manusia .
Kedua, harus mewujudkan tujuan pendidikan 1slam, yaitu memurmikan
ketaatan dan peribadatan hanya kepada Allah. Kurikulum Islam yang disusun pun
harus menjadi landasan kebangkitan Islam, baik dalam aspek intelektual,
pengalaman, fisikal, maupun sosial.
Ketiga, harus sesuai dengan tingkatan pendidikan baik dalam hal karakteristik,
usia, tingkat pemahaman, jenis kelamin, serta tugas-tugas kemasyarakatan yang telah
dirancang dalam kurikulum.
Keempat,memperhatikan tujuan-tujuan masyarakat yang realistis, menyangkut
penghidupan dan bertitik tolak dari keislaman yang ideal, Seperti merasa bangga
menjadi umat Islam.
Kelima, tidak bertentangan dengan konsep-konsep Islam, mengacu pada
kesatuan Islam, dan selaras dengan integrasi psikologis yang telah Allah ciptakan
untuk manusia serta selaras dengan kesatuan pengalaman yang hendak diberikan
kepada anak didik, baik yang berhubungan dengan sunah, kaidah, sistem maupun
realitas alam sehingga terjalin hubungan yang hamonis antara berbagai bidang ilmu.
Keenam, harus realistis sehingga dapat diterapkan selaras dengan
kesanggupan negara yang hendak menerapkannya sesuai dengan tuntutan dan kondisi
negara itu sendiri.
Ketujuh, harus memilih metode yang elastis sehingga dapat diadaptasikan ke
dalam berbagai kondisi, lingkungan, dan keadaan tempat ketika kurikulum itu
ditetapkan.
Kedelapan, harus efektif, dapat memberikan hasil pendidikan yang bersifat
behavioristik, dan tidak meninggalkan dampak emosional yang meledak-ledak dalam
diri generasi muda.
Kesembilan, harus sesuai dengan berbagai tingkatan usia anak didik.
Kesepuluh, memperhatikan aspek pendidikan tentang segi-segi perilaku yang
bersifat aktivitas langsung, seperti berjihad dan dakwah islam.

3.Pengembangan Kurikulum PAI


Pendidikan Islam itu berupaya untuk mengembangkan individu sepenuhnya,
maka sudah Sewajarnyalah untuk dapat memahami hakikat pendidikan Islam itu
bertolak dari pemahaman terhadap konsep manusia menurut Islam AL-Quran
meletakkan kedudukan manusia sebagai Khalifah Allah di bumi (Al-Baqarah: 30).
Esensi makna Khalifah adalah orang yang diberi amanah oleh Allah untuk memimpin
alam. Dalam hal ini manusia bertugas untuk memelihara dan memantaatkan alam
guna mendatangkan kemaslahatan bagi manusia.
Proses pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam Islam harus
didasarkan pada asumsi tentang hakikat manusia, hakikat masyarakat, dan hakikat
pendidikan itu sendiri. Keberadaan manusia di dunia ini bukan kemauan sendiri, atau
hasil proses evolusi alami, melainkan kehendak Yang Maha Kuasa Allah Swt.
Dengan demikian, manusia dalam hidupnya mempunyai ketergantungan kepada-Nya.
Manusia tidak bisa lepas dari ketentuanNya, dan sebagai makhluk, manusia berada
pada posisi lemah (terbatas) dalam arti tidak bisa menolak, menentang, atau
merekayasa yang sudah dipastikan-Nya. Karena tujuan pendidikan secara umum
adalah untuk memanusiakan manusia.
BAB II
PENUTUP

Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa Pengertian
kurikulum selama ini masih mengacu pada konsep kurikulum Barat,dalam pengertian,
teorinya diambil dari sana.Al-Quran dan Al-Hadis bukanlah buku sains, bukanlah
filsafat atau mistik.Al-Quran berisi pokok-pokok ajaran agama. Oleh karena itu,akan
sia-sia jika mencari teori kurikulum dalam Al-Quran atau Hadis. Berdasarkan Al-
Quran dan Hadis tersebut,para pakar Pendidikan muslim menyusun wawasan mereka
tentang kurikulum.Akan tetapi,sampai saat ini para pakar Pendidikan muslim belum
ada yang menulis kurikulum dengan terperinci dan sistematis seperti para penulis
Barat. Hal ini bukan berarti para ahli pendidikan muslim tidak memiliki wawasan
sama sekali tentang kurikulum.
William H. dalam Mulyani Soemantri mengemukakan beberapa batasan
berkenaan dengan kurikulum.
1. Kurikulum sebagai Subject Matter atau Content
2. Kurikulum sebagai Program of Planned Activities
3. Kurikulum sebagai Experiences (Pengalaman)
4. Kurikulum sebagai Cultural Production
DAFTAR PUSTAKA

Derajat, Zakiyah. 2009. Ilmu Pendidikan islam. Jakarta : Bumi Aksara.


Majid, Abdul. 2011. Perencanaan pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
2006. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. - Miller, John. P, dan Seller W. 1985. Curriculum perspective and
Paratice, NEW York & London: Logman.

Anda mungkin juga menyukai