MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kajian Kurikulum SMA/MA
Dosen Pengampu: Drs. Uus Sopandi
Disusun Oleh:
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SILIWANGI BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa saya panjatkan atas kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah Kajian
Kurikulum SMA/MA ". Tidak lupa juga shalawat serta salam saya curah limpahkan
kepada nabi Muhammad Saw.
Kemudian saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Saya menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan saya. Oleh karena itu, saya
mengharapkan segala bentuk saran maupun kritikan dari berbagai pihak. Saya harap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB I ……………………………………………………………………………..1
PENDAHULUAN………………………………………………………………...1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………1
C. Tujuan Masalah……………………………………………………………1
BAB II ……………………………………………………………………………2
KAJIAN TEORI…………………………………………………………………2
BAB III……………………………………………………………………………6
TEMUAN DAN PEMBAHASAN……………………………………………….6
A. Alus Tujuan Pembelajaran……………………………………………...6
B. Capaian Pembelajaran PAI Fase E……………………………………..6
C. Modul Ajar PAI Akhlak Fase E………………………………………...8
D. Profil Pelajar Pancasila Pada Kurikulum Merdeka………………….16
BAB IV…………………………………………………………………………..20
PENUTUP……………………………………………………………………….20
A. Simpulan………………………………………………………………...21
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikukulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang di berikan oleh
suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisikan rancangan pelajaran yang akan diberikan
kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Adanya rancangan kurikulum
merupakan ciri utama pendidikan di sekolah. Kurikulum juga merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran . Dapat kita bayangkan, bagaimana bentuk pelaksanaan
suatu pendidikan atau pengajaran di sekolah yang tidak memiliki kurikulum.
Perubahan kurikulum dari waktu ke waktu bukan tanpa alasan dan landasan yang jelas, sebab
perubahan ini disemangati oleh keinginan untuk terus memperbaiki, mengembangkan, dan
meningkatkan kualitas sistem pendidikan nasional. Persekolahan sebagai ujung tombak dalam
implementasi kurikulum dituntut untuk memahami dan mengaplikasikannya secara optimal dan
penuh kesungguhan, sebab mutu penyelenggaraan proses pendidikan salah satunya dilihat dari hal
tersebut.
Sejumlah ahli teori kurikulum berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya meliputi semua
kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan
sekolah. Selain kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan yang tak formal atau kokurikuler/
ekstra kurikuler (co-curriculum atau extra-curriculum).
Dalam pengertian “intrinsic” kependidikan, kurikulum adalah jantung pendidikan, artinya segala
gerak kehidupan yang dilakukan di sekolah didasarkan pada apa yang direncanakan kurikulum.
Kehidupan di sekolah adalah kehidupan yang dirancang berdasarkan apa yang diinginkan
kurikulum. Pengembangn potensi peserta didik menjadi kualitas yang diharapakan didasarkan pada
kurikulum.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kurikulum PAI ?
2. Bagaimana kurikulum PAI dalam mata pelajaran Akhlak di kelas x (Fase E) ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui konsep kurikulum PAI
2. Untuk Mengetahui kurikulum PAI dalam mata pelajaran Akhlak di kelas x (Fase E)
1
BAB II
KAJIAN TEORI
2
untuk mencapai tujuan. Ini bermakna untuk mencapai tujuan pendidikanIslam, diperlukan
adanya kurikulum yangsesuai dengan tujuan pendidikan Islam danbersesuaian pula dengan
tingkat usia, tingkat perkembangan kejiwaan anak dan kemampuanpelajar.
Kurikulum pendidikan Islam bertujuan menanamkan kepercayaan dalam pemikirandan
hati generasi muda, pemulihan akhlak danmembangunkan jiwa rohani. Ia juga
bertujuanuntuk memperoleh pengetahuan secarakontinu, gabungan pengetahuan dan kerja,
kepercayaan dan akhlak, serta penerapanamalan teori dalam hidup.
3. Karakteristik Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Menurut Mujtahid (2011), Tiap jenis kurikulum mempunyai ciri atau
karakteristiktermasuk pendidikan agama Islam. Menurut Abudurrahman al-Nahlawi, dalam
Majid (2004), menjelaskan bahwa kurikulum pendidikan Islam harus memenuhi beberapa
kriteria, yaitu:
1. Memiliki sistem pengajaran dan materi yang selaras dengan fitrah manusia serta
bertujuan untuk mensucikan jiwa manusia, memelihara dari penyimpangan,
danmenjaga keselamatan fitrah manusia sebagaimana diisyaratkan hadits Qudsi
sebagai berikut: "hamba-hamba ku diciptakan dengan kecenderungan (pada
kebenaran). Lalu Syethan menyesatkan mereka."
2. Tujuan pendidikan Islam yaitu memurnikanketaatan dan peribadatan hanya kepada
Allah. Kurikulum pendidikan Islam yangdisusun harus menjadi landasan
kebangkitan Islam, baik dalam aspek intelektual, pengalaman, fisikal, maupunsosial.
Ibadah tidak hanya sekedar diartikanshalat atau zikir akan tetapi pekerjaan
danperbuatan pun merupakan ibadah.
3. Harus sesuai dengan tingkatan pendidikanbaik dalam hal karakteristik, tingkat
pemahaman, jenis jantina serta tugas-tugas kemasyarakatan yang telah dirancang
dalamkurikulum.
4. Memperhatikan tujuan-tujuan masyarakat yang realistis, menyangkut
penghidupandan bertitik tolak dari keislaman yang ideal. Kurikulum pendidikan
Islam sebagai cermin nilai-nilai keadaban danspiritualitas, baik secara personal
maupunkolektif (sosial).
5. Tidak bertentangan dengan konsep dan ajaran Islam, melainkan harus memahami
konteks ajaran Islam yang selama ini belum tergali makna dan sumber kebenarannya.
Masih banyak teks-teks normatif yang belum terungkap pesan dan hikmahnya yang
bisa diteliti untuk kemanfaatan manusia.
3
4. Metode Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Untuk mendesain kurikulumpendidikan Agama Islam yang menarik danbermanfaat,
diperlukan metode yang serasi dengan isi dan konteks sosial kekinian. Isi dankonteks sosial
itu terjadi dalam proses belajar mengajar di kelas atau di manapun berada. Untuk mengemas
pembelajaran itu maka perlumetode yang efektif. Syukri Zarkasyi, pengasuh pondok modern
Gontor pernahmenyatakan bahwa: "Al-thariqatu ahammumin al- maddah, walaakinna al-
mudarrisaahammu min al-thariqah, wa ruh al-mudarris ahammu min al-mudarris nafsihi"
(Metode itulebih penting dari pada materi, akan tetapi guru lebih penting dari metode, dan
jiwa gurulebih penting dari guru itu sendiri). Ungkapanini menegaskan bahwa metode
yangdiperankan oleh guru akan sangat menentukankeberhasilan proses dari interaksi belajar-
mengajar (Mujtahid, 2011).
Metode adalah cara yang digunakantenaga pendidik dan peserta didik dalamproses belajar
mengajar. Oleh karena itu, metode merupakan alat untuk menciptakan interaksi antara guru
dan pelajar dalam mempelajari sebuah materi tertentu. Dalam hal ini, guru berperan sebagai
penggerak, fasilitator, pembimbing dan seterusnya. Sementara pelajar, dapat berperan aktif
dalam kegiatan tersebut (Mujtahid, 2011). Ahmad Tafsir (1994), menyatakan bahwa metode
pendidikan Islam yang saat ini digunakan oleh para pendidik itu merupakan hasil dari metode
yang dikembangkan orang Barat. Karena saat ini kita dengan mudah mengakses sumber
referensi itu dan dapat digunakan untuk memperbaiki cara dan strategi pembelajaran kita.
Metode yang kita terapkan itu misalnya, metode ceramah, brainstorming, soal jawab, diskusi,
sosiodrama, bermain, resitasi dan lainlain. Untuk mengimplementasikan metode itu, maka
diperlukan cara yang tepat dari para guru agar compatible dengan visi-misi materi, tujuan
materi dan karakteristik materi.
Hal yang sama ditunjukkan pula oleh Muhaimin et al., (2001), mengatakan bahwa metode
yang digunakan untuk implementasi kurikulum pendidikan agama Islam tak jauh berbeda
dengan metode yang digunakan pendidikan umum. Sebenarnya, hampir tidak jauh berbeda
antara keduanya, bahwa proses pendidikan apa pun namanya, kerangka atau aspek
domainnya yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Oleh itu, pendidikan Agama Islam harus berorientasi pada "penyadaran" dalam ketiga
aspek di atas. Ketiga aspek tersebut, dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam, tidak
dapat dipisahkan antara satu dan lainnya. Asas inilah, menurut A. Malik Fadjar (1998),
bahwa pendidikan agama Islam adalah proses pendidikan yang mampu menggugah
kesadaran peserta didik untuk menjadi pribadi muslim sejati.
4
Metode yang perlu digunakan, menurut A. Malik Fadjar (1998), haruslah memiliki dua
landasan. Pertama, landasan motivasional, yaitu pemupukan sifat individu peserta didik
untuk menerima ajaran agamanya dansekaligus bertanggung jawab terhadap pengalamannya
dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, landasan moral, yaitu tertanamnyanilai keagamaan dan
kayakinan peserta didiksehingga perbuatannya selalu mengacu padaisi, jiwa dan semangat
akhlak karimah. Selainitu, supaya tersusunnya tata nilai (valuesystem) dalam peserta didik
yang bersumber pada ajaran yang otentik, sehingga memiliki daya tahan dalam menghadapi
setiap tantangandan perubahan zaman. Noorzanah. (2017)
5
BAB III
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
10
Diferensiasi :
Untuk siswa yang berminat belajar dan mengeksplorasi topik ini lebih jauh, disarankan
untuk membaca manfaat menghindari sikap berfoya-foya, riya’,sum’ah, takabur, dan
hasad, dampak negatif dan cara menghindarinya secara lebih mendalam di dalam kitab-
kitab tasawuf dan kitab akhlak karya para ulama.
Guru dapat menggunakan alternatif metode dan media pembelajaran sesuai dengan
kondisi masing-masing agar pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan
(joyfull learning) sehingga tujuan pembelajaran bisa tercapai.
Untuk siswa yang kesulitan belajar topik ini, disarankan untuk belajar kembali manfaat
menghindari sikap berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabur, dan hasad, dampak negatif dan
cara menghindarinya pada pembelajaran di dalam dan atau di luar kelas sesuai kesepataan
antara guru dengan siswa. Siswa juga disarankan untuk belajar kepada teman sebaya atau
belajar kepada ustadz di lingkungan tempat tinggal masing-masing.
Refleksi Guru :
Pertanyaan kunci yang membantu guru untuk merefleksikan kegiatan pengajaran di
kelas, misalnya:
1. Apakah semua siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran?
2. Kesulitan apa yang dialami?
3. Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
4. Apakah kegiatan pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis pada
diri siswa?
5. Apakah kegiatan pembelajaran ini bisa membangun kesadaran siswa tentang
pentingnya akhlak terhadap sesama untuk saling menghargai dan menyayangi?
Asesmen :
1. Asesmen Diagnostik (Sebelum Pembelajaran)
Untuk mengetahui kesiapan siswa dalam memasuki pembelajaran, dengan pertanyaan:
Pertanyaan Jawaban
Ya tidak
1. Apakah sudah pernah membaca buku atau kitab karya ulama
tentang akhlak mazmumah?
2. Apakah kalian ingin menguasai materi pelajaran
dengan baik?
11
3. Apakah kalian sudah siap melaksanakan
pembelajaran dengan metode tutor sebaya?
Refleksi Siswa :
Nama Siswa : ..................
Kelas : ..................
Pertanyaan refleksi Jawaban Refleksi
1. Bagian manakah yang menurutmu
paling sulit dari pelajaran ini?
2. Apa yang akan kamu lakukan untuk
memperbaiki hasil belajarmu?
3. Kepada siapa kamu akan meminta
bantuan untuk memahami pelajaran ini?
4. Jika kamu diminta untuk memberikan bintang 1
sampai 5, berapa bintang akan kamu berikan
pada usaha yang telah
kamu lakukan?
Daftar Pustaka
1. Ba’adillah, Ibnu Ibrahim. 2011. Ihya Ulumuddin. Jakarta: Gramedia
12
2. Ahmad Taufik dan Nurwastuti Setyowati. 2021. PAI dan Budi Pekerti Kelas X SMA,
Jakarta: Kemdikbud RI
Lembar Kerja Siswa :
Nama Siswa : ...........................
Kelas : ...........................
Tahapan Kegiatan Siswa/ Pertanyaan Catatan Hasil Kegiatan
13
Bahan Bacaan Siswa :
a. https://www.republika.co.id/berita/moiz17/ini-bahaya-pola-hidup-boros
b. https://kalam.sindonews.com/read/364560/72/riya-dan-sumah-2-perkara-ini- sering-
diremehkan-kalangan-perempuan-1615770212
c. https://kumparan.com/hijab-lifestyle/bahaya-mempunyai-sikap-sombong-
1537408922383434983/full
Bahan Bacaan Guru :
d. Kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Ghazali
e. Kitab Tanbighul Ghafilin karya al-Faqih Abu Laits as-Samarkandi
f. Kitab Bidayatul Hidayah karya Imam Ghazali
g. Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi
Materi Pengayaan Dan Remedial :
Siswa yang memperoleh capaian tinggi akan diberikan pengayaan berupa kegiatan tambahan
terkait dengan kajian topik. Siswa mempelajari manfaat menghindari sikap berfoya-foya, riya’,
sum’ah, takabur, dan hasad, dampak negatif dan cara menghindarinya didalam kitab-kitab karya
para ulama, misalnya kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Ghazali atau kitab Riyadhus Shalihin
karya Imam Nawawi. Kemudian siswa menelusuri dalil yang terkait dengan sikap berfoya-foya,
riya’, sum’ah, takabur, dan hasad baik di dalam al-Qur’an maupun hadis.
Sedangkan siswa yang menemukan kesulitan akan memperoleh pendampingan dari guru berupa
bimbingan personal atau kelompok dengan langkah-langkah kegiatan yang lebih sederhana. Siswa
diminta mempelajari kembali materi manfaat menghindari sikap berfoya-foya, riya’, sum’ah,
takabur, dan hasad, dampak negatif dan cara menghindarinya
Manfaat menghindari sikap berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabur, dan hasad.
1) Hati menjadi tenang dan damai
2) Merasa selalau bersyukur atas semua karunia Allah Swt
3) Dicintai dan disayangi oleh orang lain
4) Optimis dalam menjalani hidup
Dampak negatif sifat hidup berfoya-foya
Banyak dampak negatif dari sikap hidup berfoya-foya, diantaranya:
1) Terlalu sibuk mengurusi kebahagiaan duniawi, melalaikan akhirat
2) Menimbulkan sifat iri, dengki, dan pamer
3) Dapat memicu frustasi apabila hartanya habis
4) Berpotensi menimbulkan sifat kikir
14
Cara menghindari sifat hidup berfoya-foya:
Agar terhindar dari sifat hidup berfoya-foya, lakukanlah hal-hal berikut ini
1) Membelanjakan harta sesuai dengan skala priorias kebutuhan
2) Membiasakan bersedekah dan membantu orang lain.
3) Bergaya hidup sederhana
4) Selalu bersyukur
5) Bertindak selektif dan terencana
6) Bersikap rendah hati
Dampak negatif sifat riya’ dan sum’ah
Perbuatan riya’ dan sum’ah akan berdampak negatif bagi pelakunya dan masyarakat secara umum.
Dampak negatif tersebut antara lain:
1) Muncul rasa tidak puas atas amal yang telah dikerjakan
2) Muncul rasa gelisah saat melakukan amal kebaikan
3) Merusak nilai pahala dari suatu ibadah, bahkan bisa hilang sama sekali
4) Mengurangi kepercayaan dan simpati dari orang lain
5) Menyesal apabila amalnya tidak diperhatikan oleh orang lain
6) Menimbulkan sentimen pribadi dari orang lain karena adanya perasaan iri dan dengki
Cara menghindari sifat riya’ dan sum’ah:
1) Meluruskan niat
2) Menyadari bahwa dirinya adalah hamba Allah Swt.
3) Memohon pertolongan Allah Swt.
4) Menyembunyikan amal ibadah
5) Memperbanyak ingat kematian
6) Membiasakan hidup sederhana
Dampak negatif sikap takabbur bagi kehidupan seseorang, diantaranya
1) Dibenci oleh Allah Swt. dan rasul-Nya
2) Dibenci dan dijauhi oleh masyarakat
3) Mata hatinya terkunci dari memperoleh hidayah kebenaran
4) Mendapatkan siksa dan kehinaan di akhirat
5) Dimasukkan kedalam neraka
Cara menghindari sifat takabur diantaranya adalah :
1) Menyadari kekurangan dan kelemahan dirinya
2) Menyadari bahwa hidup di dunia hanya sementara
15
3) Berusaha selalu menghargai orang lain
4) Bersifat rendah hati (tawadhu’)
5) Meningkatkan kualitas ibadah
6) Ikhlas dalam melakukan ibadah
Dampak negatif dari sifat hasad, diantaranya adalah
1) Menentang takdir Allah Swt.
2) Hati menjadi susah
3) Menghalangi keinginan berdoa kepada Allah Swt.
4) Meremehkan nikmat dari Allah Swt.
5) Merendahkan martabat orang lain
Cara menghindari sifat hasad :
1) Meyakini keadilan Allah Swt.
2) Memperbanyak rasa syukur
3) Menjaga sifat rendah hati (tawadhu’)
4) Senang membantu orang lain
5) Mempererat tali silaturahmi
6) Mendahulukan kepentingan umum
19
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Kurikulum sebagai rancanganpendidikan, mempunyai kedudukan sentral, menentukan kegiatan dan
hasil pendidikan. Penyusunannya memerlukan fondasi yangkuat, didasarkan atas hasil pemikiran
danpenelitian yang mendalam. Kurikulum yanglemah akan menghasilkan manusia yang lemahpula.
Kurikulum pendidikan Islam adalahbahan-bahan pendidikan Islam berupakegiatan, pengetahuan dan
pengalaman yangdengan sengaja dan sistematis diberikankepada anak didik dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan Islam. Kurikulumpendidikan Islam meliputi tiga masalah yangsangat penting yaitu:
masalah keimanan(aqidah), masalah keislaman (syari’ah), danmasalah ihsan (akhlak). Kurikulum
sebagai rancangan pendidikan, mempunyai kedudukansentral, menentukan kegiatan dan hasil
pendidikan. Penyusunannya memerlukanfondasi yang kuat, didasarkan atas hasil pemikiran dan
penelitian yang mendalam. Kurikulum yang baik akan menghasilkanmanusia yang baik juga, kurikulum
yanglemah akan menghasilkan manusia yang lemahpula.
20
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Dafid Slamet Setiana, M.pd & Nuryadi, S.Pd.Si, M.Pd (2020) Kajian Kurikulum Sekolah
Dasar Menengah. Yogyakarta
Noorzanah. (2017). Konsep Kurikulum Dalam Pendidikan Islam
Ittihad Jurnal Kopertais Wilayah XI Kalimantan Volume 15 No.28
gurusumedang.com/2022/07/modul-ajar-pai-sma-fase-e-kelas-x.html/ di akses pada 30 Oktober
2022
21