Anda di halaman 1dari 14

“HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM”

Disusun untuk memenuhi mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam


Dengan Dosen Pengampu Dr. Ahmad Dzaki, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 08

Muhammad AlFarid 21.04.07128


Muhammad Aldi 21.04.07129
Muhammad Aminnullah 21.04.07131

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


RASYIDIYAH KHALIDIYAH (RAKHA)
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM AMUNTAI
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANNTAR

Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta’ala yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini tepat pada waktunya. Serta sholawat dan salam selalu
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
Adapun tujuan dari penulis dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah “Filsafat Pendidikan Islam” . Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang ilmu
pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca dan juga bagi penulis. Kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu Dr. Ahmad Dzaki,
M.Pd pada mata kuliah “Filsafat Pendidikan Islam” yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telahmembagikan sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Amuntai, 28 September 2022

Kelompok 08

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I...................................................................................................................... iii
PENDAHULUAN ................................................................................................. iii
A. Latar Belakang ............................................................................................. iii
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ iii
C. Tujuan .......................................................................................................... iii
BAB II ..................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 1
A. Komponen Komponen Kurikulum Pendidikan Islam .................................. 1
B. Dasar Dasar Kurikulum Pendidikan Islam ...................................................... 3
C. Prinsip dan Ciri Kurikulum Pendidikan Islam.............................................. 4
BAB III .................................................................................................................... 9
PENUTUP .............................................................................................................. 9
Kesimpulan ......................................................................................................... 9
Saran ................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting


keberadaannya dalam suatu sistem pendidikan, karena kurikulum
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus menjadi
pedoman dalam proses pembelajaran untuk semua jenis dan tingkat
pendidikan yang ada, oleh karena itu agar semua dapat berjalan dan
berhasil maka perlu untuk dilakukan pengembangan-pengembangan agar
kemudian kurikulum yang dipakai dapat selalu memenuhi segala
kebutuhan yang diperlukan demi tercapainya sebuah pendidikan yang
berkualitas yang mampu melahirkan generasi-generasi emas untuk masa
depan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Komponen Komponen Kurikulum Pendidikan Islam?
2. Apa saja Dasar-dasar Kurikulum Pendidikan Islam?
3. Apa saja Prinsip dan Ciri Kurikulum Pendidikan Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Komponen Komponen Kurikulum Pendidikan
Islam
2. Untuk mengetahui Dasar-dasar Kurikulum Pendidikan Islam
3. Untuk mengetahui Prinsip dan Ciri Kurikulum Pendidikan Islam

iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. komponen kurikulum Pendidikan Islam
1. Pengertian kurikulum
Secara etimologi kurikulum berasal dari bahasa yunani yaitu curir
yang artinya berlari dan curer yang berati tempat berpacu. Sedangkan dalam
bahasa prancis kurikulum di kaitkan dengan kata courier yang artinya to
run, berlari. Kemudian, istilah ini di gunakan untuk sejumlah mata pelajaran
yang harus di tempuh guna mencapai suatu gelar atau izasah. Adapun
menurut oemar hamalik, kurikulum adalah program pendidikan yang di
sediakan oleh lembaga pendidikan islam ( sekolah ) bagi peserta didik1.
2. komponen kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum sebagai sebuah sistem tentu memeliki beberapa
komponen untuk membentuk satu kesatuan yang harmonis dan tak
terpisahkan. Komponen tersebut saling menguatkan, saling menopang, dan
tidak saling bertentangan, adapun komponen-komponen kurikum
pendidikan islam adalah :
a. tujuan
Tujuan kurikulum pendidikan islam adalah sesuatu hal yang ingin
di capai oleh suatu lembaga pendidikan yang secara keseluruhan, yang
meliputi kognitif, afektif, dan psikamotorik. Namun demikian para pemikir
islam membagi tujuan ini menjadi dua, yaitu :
Pertama, di tujukkan untuk keagamaan untuk dalam hal
memfokoskan pada pembentukan pribadi muslim yang sanggup
melaksanakan syariat islam melalui proses pendidikan spritual dengan
peningkatan iaman dan takwa, dengan demikian tujuan pertama ini dalam
rangka mewujudkan tujuan di ciptakan nya manusia itu sendiri untuk
beribadah kepada allah. Sebagaimana di jelaskan dalam surah adz dzaariyat
ayat 56

1
Fitri, A.Z . Manajemen kurikulum pendidikan islam hlm. 2

1
yang artinya “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada ku”.
Kedua, tujuan yang berorientasi pada keduaniaan untuk
mewujudkan pribadi muslim yang cakap dan terampil untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup di dunia dan kemanfaatannya. Oleh karena itu tujuan
kedua ini dalam rangka mewujudkan fungsi manusia dimuka bumi ini
sebagai khalifah Allah yang berarti sebagai wakil Allah untuk mengelola
bumi demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat manusia. Allah ta'alah

berfirman didalam surat al-Baqarah : 30

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:


"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak
dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu
dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui
b. Materi
Materi dalam kurikulum Pendidikan Islam adalah komponen yang
berfungsi untuk membantu proses pembelajaran yang disusun secara logis
dan sistematis demi terwujudnya tujuan Pendidikan yang sudah ditetapkan.
Adapun isi dari materi ini biasanya berupa bahan ajar yang disesuaikan
dengan jenis bidang studi yang dianggap sesuai dengan standar
kompetensinya.
c. Metode
Metode, dalam sebuah proses Pendidikan seorang pendidik wajib
memiliki metode atau cara yang digunakan untuk membantu proses
pembelajaran agar materi yang diberikan dapat difahami dengan mudah
oleh hati dan pikiran murid dan dapat tercermin dalam kehidupan social
masyarakat, selain itu metode ini juga harus disesuaikan dan relevan dengan
materi yang akan disampaikan.

2
d. Evaluasi
Evaluasi, Kehadiran evaluasi ini tujuannya adalah untuk menilai
kurikulum sebagai sebuah program pendidikan untuk mengetahui sejauh
mana efisiensi, efektivitas, relevansi, dan produktivitas program yang
dilakukan dalam mencapai tujuan pendidikan, selain itu evaluasi fungsinya
sebagai feedback terhadap tujuan, materi dan metode sehingga kedepannya
akan berguna untuk mengembangkan kurikulum2.
B. Dasar Dasar Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum sebagai salah satu komponen pendidikan yang sangat berperan dalam
mengantarkan pada tujuan pendidikan yang diharapkan, harus mempunyai dasar-
dasar yang merupakan kekuatan utama yang mempengaruhi dan membentuk
materi kurikulum, susunan dan organisasi kurikulum.
Yang menjadi dasar-dasar dalam penyusunan kurikulum pendidikan Islam adalah
1. Dasar Agama
Seluruh sistem yang ada dalam masyarakat Islam, termasuk sistem pendidikannya
harus meletakkan dasar falsafah, tujuan,dan kurikulumnyapada ajaran Islam yang
meliputi aqidah, ibadah, muamalat, dan hubungan-hubungan yang berlaku
didalam masyarakat. Hal ini bermakna bahwa semua itu pada akhirnya harus
mengacu pada dua sumber utama syariat Islam yaitu al-Quran dan Sunnah.
2. Dasar Falsafah
Dasar ini memberikan arah dan tujuan pendidikan islam, dengan dasar filosofis
sehingga susunan kurikulum pendidikan Islam mengandung suatu kebenaran,
terutama dari sisi nilai-nilai sebagai pandangan hidup yang diyakini
kebenarannya.
3. Dasar Psikologis
Asas ini memberikan bahwa kurikulum pendidikan islam hendaknya disusun
dengan mempertimbangkan tahapan-tahapan pertumbuhan dan perkembangan
yang dilal Rayah ui anak didik. Kurikulum pendidikan Islam harus dirancang
sejalan dengan ciri-ciri perkembangan anak didik, tahap kematangan bakat-bakat

2
Alfarisi, S. Analisis Pengebangan komponen kurikulum pendidikan islam di Madrasah diniyah,
Al – Islam, Vol. 4 No. 02, 2020. hlm 352

3
jasmani, intelektual, bahasa, emosi dan sosial, kebutuhan dan keinginan, minat,
kecakapan,
dan perbedaan individual antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya.
4. Dasar Sosial
Dasar ini memberikan gambaran bagi kurikulum pendidikan Islam yang tercermin
pada dasar sosial yang mengandung ciri-ciri masyarakat Islam dan
kebudayaannya. Baik segi dari pengetahuan, nilai-nilai ideal, cara berpikir dan
adat kebiasaan, serta seni. Sebab tidak ada suatu masyarakat yang tidak berbudaya
dan tidak ada suatu kebudayaan yang tidak berada pada masyarakat. Kaitannya
dengan kurikulum pendidikan Islam sudah tentu kurikulum ini harus mengakar
terhadap masyarakat dan perubahan serta perkembangan.
5. Dasar Organisatoris
Dasar ini memberikan landasan dalam penyusunan bahan pembelajaran beserta
penyajiannya dalam proses pembelajaran.3

C. Prinsip dan ciri kurikulum pendidikan Agama Islam


1. Pengertian Prinsip Pendidikan Agama Islam
Prinsip pendidikan Islam artinya asas atau fondamen yang mendasari
terbentuknya pendidikan Islam terutama sebagai Sebuah sistem pendidikan yang
memiliki karakteristik tersendiri sekaligus membedakan dengan sistem
pendidikan lainnya. Di dalam istilah fikih, kata prinsip mungkin bisa disamakan
dengan rukun. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, rukun ialah sesuatu yang
harus dipenuhi untuk sahnya suatu pekerjaan; contoh tidak sah sembahyang yang
tidak cukup syarat dan rukunnya.4
Dari segi faktor, maka prinsip pendidikan Islam, maka fondamen
utamanya meliputi tujuan baik, cara yang baik atau proses yang Islami dengan
memperhatikan dasar normatif, filosofis, psikologis, sosiologis; pendidik yang
punya kelebihan dan ikhlas menularkan kelebihan tersebut kepada orang lain,
anak didik yang selalu ikhlas menuntut kelebihan dari pendidik, lingkungan yang
positif atau lingkungan yang Islami terutama keluarga sebagai lingkungan utama
3
Nurmadiah, N. (2014). Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Al-Afkar: Jurnal Keislaman
& Peradaban, 2(2). hlm 51-52
4
Departemen pendidikan Nasional. hlm. 966

4
dan pertama: learned family, lingkungan sosial/learned society, negara bangsa,
dunia serta adanya interaksi positif antara pendidik dengan anak didik.
2. Prinsip Umum Pendidikan Islam
a. Prinsip Ketuhanan
Masalah Ketuhanan, berkaitan dengan masalah ketuhanan, setiap agama
kepercayaan yang ada dan dianut oleh umat manusia di atas dunia ini, senantiasa
berhubungan dengan keyakinan akan adanya kekuatan luar biasa yang datang dari
diri manusia, bahkan terhadap manusia yang tidak mengakui adanya Tuhan
sekalipun mengakui adanya kekuatan diluar diri manusia. Persoalannya kemudian
adalah ketika pengakuan akan adanya kekuatan luar biasa yang ada diluar diri
manusia tersebut terimplementasi dalam bentuk animisme, dinamisme, atau
politeisme bahkan atheisme, maka Islam memandang hal tersebut sebagai suatu
bentuk kemusyrikan dan pengingkaran akan eksistensi Tuhan. Islam sebagai
agama, maka dalam pelaksanaan pendidikannya mengarahkan agar perkembangan
manusia sesuai dengan norma-norma ajaran Islam. Mengenai norma-norma ajaran
Islam telah jalas sebagaimana yang dikandung dalam alQur’an yang merupakan
sumber pertama dan utama ajaran Islam, dan sumber kedua Hadis.5
b. Prinsip Keseimbangan dalam pendidikan Islam
Kata keseimbangan dalam kamus bahas Indonesia diartikan dengan
keadaan seimbang, dalam istilah fisika, keseimbangan dimaknai sebagai keadaan
yang terjadi bila semua gaya dan kecenderungan yang sama besar tetapi
mempunyai arah yang berlawanan. Atau dalam istilah bahasa inggris dikenal
“balance”. Memandang bahwa pendidikan Islam dalam pelaksanaannya
mengemban tiga dimensi pengembangan kehidupan manusia, yaitu: (1) Dimensi
kehidupan duniawi. (2) Dimensi kehidupan ukhrawi. (3) dimensi hubungan antara
kehidupan duniawi dan ukhrawi. Ketiga dimensi hubungan tersebut di atas, tidak
lain adalah dalam rangka tetap menjaga fitrah manusia, yaitu sejak dilahirkan
telah membawa bekal atau potensi iman, akan tetapi potensi tersebut tidak dapat
dibiarkan berjalan sendiri tanpa adanya proses pendidikan. Ketiga proses
pendidikan tersebut mampu menjaga fitrah yang dibawa sejak lahir dalam wujud

5
As-salam jurnal ilmiah ilmu-ilmu keislaman hlm. 251

5
keseimbangan kebutuhan, baik jasmani, maupun rohani, baik dunia maupun
akhirat, maka kebahagiaan yang diidam-idamkan oleh setiap individu dengan
sendirinya dapat terwujud. 6
c. Prinsip kesederhanaan dalam Pendidikan Islam
Dengan adanya prinsip kesederhanaan dalam pendidikan Islam, ajaran
Islam diharapkan tidak akan menjadi beban bagi seseorang, akan tetapi
merupakan kebutuhan yang selalu dicari dan ditumbuh kembangkan sesuai
dengan fitrah kemanusiaan yang dimiliki oleh seseorang. Di samping dalam
metodologi pendidikan Islam kemungkinan demikian harus senantiasa diusahakan
untuk diungkapkan melalui berbagai metode yang didasarkan atas pendekatan
yang multi dimensional sebagai yang dicontohkan dalam uslub dan manhaj dari
firman-firman Allah SWT.
Bila kita pandang bahwa suatu metode adalah suatu subsistem ilmu
pendidikan yang berfungsi sebagai alat pendidikan, maka jelaslah seluruh firman
Tuhan dalam al-Qur’an sebagai sumber ilmu pendidikan Islam mengandung
implikasi-implikasi metodologis yang komprhensif mencakup semua aspek dari
kemungkinan pertumbuhan dan perkembangan pribadi manusia.
Aspek-aspek kemungkinan pertumbuhan manusia itu pada hakekatnya
tercermin dalam gaya bahasa khitab Tuhan yang bersifat direktif sebagai yaitu:
Pertama: untuk mendorong manusia untuk menggunakan akal pikirannya dalam
menelaah dan mempelajari gejala kehidupannya sendiri dan gejala kehidupan
alam sekitarnya. Dalam ruang lingkup perkembangan akal pikiran inilah, Tuhan
mendorong manusia untuk berpikir analitis dan sintetis melalui proses berpikir
induktif dan deduktif.
Aspek kedua: untuk mendorong manusia untuk mengamalkan ilmu
pengetahuan dan mengaktualisasikan keimanan dan ketakwaannya dalam hidup
sehari-hari sebagai terkandung dalam perintah shalat, puasa dan jihad fi Sabilillah.
Metode yang digunakan Allah swt. Dalam hal ini adalah “perintah dan larangan”.
Serta metode praktik sebagai halnya Allah memerintahkan sholat.
Aspek ketiga: untuk mendorong berjihad. Dan dengan melalui berjihad

6 Ibid hlm. 254

6
Fisabilillah itu manusia akan memperoleh jalan kebenaran Tuhan serta menjadi
orang yang beruntung Berjihad disini berarti bersungguh-sungguh dalam
pekerjaan. Dengan sikap serius (sungguh-sungguh) itu ia akan memperoleh hasil
menguntungkan dirinya sendiri.
Aspek keempat: sebagai upaya untuk meyakinkan manusia bahwa Islam
merupakan kebenaran yang hak. Tuhan sering pula mempergunakan metode
pemberian suasana (situasional) sesuai tempat dan waktu tertentu. Misalnya,
Allah menunjukkan bahwa memeluk Islam itu tidak melalui paksaan malainkan
atas dasar kesadaran dan keikhlasan.
Aspek kelima; metode pendidikan yang baik, yaitu (1) Metode mendidik
secara kelompok disebut “metode mutual education”. Misalnya dicontohkan Nabi
sendiri dalam mengajarkan bersembahyang dengan mendemonstrasikan cara-cara
bersembahyang yang baik.yaitu (2) Metode pendidikan dengan menggunakan cara
instruksional yaitu yang bersifat mengajar tentang ciri-ciri orang yang beriman
dalam bersikap dan bertingkah laku agar mereka dapat mengetahui bagaimana
seharusnya mereka bersikap dan berbuat sehari-hari. (3). Metode mendidik
dengan bercerita yaitu dengan mengisahkan peristiwa sejarah hidup manusia masa
lampau yang menyangkut ketaatannya atau kemungkarannya dalam hidup
terhadap perintah Allah swt. Yang dibawakan oleh Nabi Muhammad saw.7
3. Ciri Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibani, menyatakan bahwa kurikulum
pendidikan Islam, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuannya.
Kandungan, metode, alat, dan tekniknya bercorak agama.
2. Meluaskan cakupannya dan menyeluruh kandungannya, yaitu
kurikulum yang benar-benar mencerminkan semangat, pemikiran dan
ajaran yang menyeluruh. Di samping itu, ia juga luas perhatiannya. Ia
memerhatikan bimbingan, dan pengembangan terhadap segala aspek
pribadi pelajar dari segi intelektual, psikologis, sosial, dan spiritual.

7 Ibid hlm. 255

7
3. Bersikap seimbang di antara berbagai ilmu yang dikandung dalam
kurikulum yang akan digunakan. Selain itu, juga harus seimbang
antara pengetahuan yang berguna bagi pengembangan individual dan
pengembangan sosial.
4. Bersifat menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang
diperlukan oleh peserta didik, seperti seni, bahasa,dll
5. Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan dengan alam sekitar,
budaya, dan sosial masyarakat, serta minat dan bakat peserta didik.8

8
Sidik, F. (2016). Konsep Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. Irfani, 12(1), hlm. 100-
114.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam pelaksanaan pendidikan Islam, senantiasa memperlihatkan
adanya prinsip keseimbangan, baik jasmaniyah maupun rohaniyah,
duniawiyah, ukhrawiyah, serta hubungan antara duniawiyah dan
ukhrawiyah, sehingga diharapkan manusia dapat meraih kebahagiaan
dalam kehidupan ini baik di dunia maupun di akhirat.Pelaksanaan
pendidikan Islam secara metodologi memperhatikan danya prinsip
kesederhanaan dalam melihat subyek dan obyek pendidikannya, yaitu
antara pendidik dan siterdidik, hal mana dalam pelaksanaannya
senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan
seseorang, sehingga diharapkan ajaran agama (ibadah) Islam bukan
merupakan sebuah beban kewajiban yang memberatkan oleh individu,
akan tetapi diharapkan dapat menjelma menjadi sebuah kebutuhan,
yang berimplikasi pada adanya rasa ingin mencari dan terus berupaya
meningkatkan kualitas ibadah dan kualitas intelektual sehingga dapat
mensosialisasikan dalam kehidupannya seharai-hari sebagai insan
kamil, sehingga dapat mencapai kebahagiaan didunia dan diakhirat
kelak.Seperti apa yang menjadi cita-cita bagi setiap insan yaitu
mendapatkan nilai pendidikan, karena dengan nilai tersebut dapat
berbuat yang lebih baik yang mendatangkan manfaat bagi manusia
lainnya.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah diatas terdapat banyak sekali
kesalahan dan kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami berharap kritik dan saran yang membangun dari Bapak
Dosen ataupun kawan-kawan mengenai pembahasan makalah ini yang
sekiranya bisa menjadi evaluasi bagi kami untuk kedepannya.

9
DAFTAR PUSTAKA
Fitri, A.Z . Manajemen kurikulum pendidikan islam
Alfarisi, S. Analisis Pengebangan komponen kurikulum pendidikan
islam di Madrasah diniyah, Al – Islam, Vol. 4 No. 02, 2020
Nurmadiah, N. (2014). Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Al-Afkar:
Jurnal Keislaman & Peradaban, 2(2)
Departemen pendidikan Nasional
As-salam jurnal ilmiah ilmu-ilmu keislaman
Sidik, F. (2016). Konsep Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam.
Irfani, 12(1),

10

Anda mungkin juga menyukai