Anda di halaman 1dari 22

KURIKULUM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah pada


Mata kuliah ManajemenKurikulum Pendidikan Islam
Pascasarjana IAIN Bukittinggi

Oleh: ELIZA SUTRIANI. 10221014

ANDRIKO 10221001

DOSEN:
Dr. Iswantir M., M.Ag

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PASCASARJANA IAIN BUKITTINGGI
2022
MAKALAH

KURIKULUM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


AGAMA ISLAM

Nama : ELIZA SUTRIANI, ANDRIKO

NIM : 10221014, 10221001

Mata Kuliah : Manajemen dan Pengembangan Kurikulum

Pendidikan Islam

Semester/ Tahun Akademik : II/ 2021/2022

Dosen Pengampu : Dr. Iswantir M., M.Ag

Waktu Tampil : Jumat, 3 Juni 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipersembahkan ke hadirat Allah SWT yang selalu


mencurahkan nikmat, rahmat, hidayah, dan taufik-Nya. Selanjutnya shalawat dan
salam kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan para
sahabatnya yang mulia, semoga nanti kita semua mendapat syafaat dari Beliau.
Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Makalah berjudul “Kurikulum Pembelajaran Pendidikan Agama Islam” ini
ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen dan Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Islam, pada Program Pascasarjana IAIN Bukittinggi
dengan dosen pengampu Dr. Iswantir M., M. Ag.
Atas terwujudnya makalah ini penulis menyampaikan syukur ke hadirat
Allah SWT, serta terima kasih kepada semua pihak yang mendukung atau
berkontribusi secara langsung maupun tidak langsung, mulai dari kedua orang tua
penulis, para guru dan dosen di semua jenjang pendidikan yang telah ditempuh
(khususnya dosen pengampu mata kuliah ini), keluarga, pimpinan unit kerja yang
memberi izin melanjutkan pendidikan dan seluruh teman sejawat. Semoga Allah
memberi balasan kebaikan berlipat ganda atas jasa dan bantuan-bantuannya
terhadap penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
dan pembaca, serta dimudahkan untuk memahaminya. Atas segala kekeliruan dan
kesalahan, penulis menyampaikan permohonan maaf.

Bukittinggi, Juni 2022


Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Batasan Masalah........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN KURIKULUM PEMBELAJARAN PAI .............. 2
A. Pengertian..................................................................................... 2
1. Pengertian Kurikulum ............................................................ 2
2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam................................. 3
3. Komponen Kurikulum ........................................................... 3
B. Kurikulum Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .................... 4
1. Tujuan Kurikulum Pendidikan Agama Islam ........................ 4
2. Isi Kurikulum Pendidikan Agama Islam................................ 4
a. Struktur Kurikulum .......................................................... 5
b. Muatan Kurikulum ........................................................... 9
3. Media Pengajaran................................................................... 12
4. Strategi Pembelajaran............................................................. 13
C. Penilaian Pendidikan Agama Islam ............................................. 15
BAB III PENUTUP........................................................................................ 17
A. Kesimpulan .................................................................................. 17
B. Saran............................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu faktor penting yang menentukan kualitas pendidikan adalah

kurikulum yang dipakai dalam suatu sistem pendidikan. Pengaruh kurikulum

yang dapat memberi warna atau corak pendidikan di suatu negara, disebabkan

cakupannya yang meliputi aspek tujuan, isi, strategi, dan bahkan sampai pada

sistem evaluasinya.

Pendidikan agama Islam sebagai mata pelajaran juga memiliki

kurikulum yang akan menentukan hasil dari pembelajaran tersebut, terutama

menjadi kunci penting tujuan pendidikan nasional dalam mewujudkan

manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

yaitu Allah SWT, dan berakhlak mulia.

Untuk melihat kurikulum pendidikan agama Islam yang diterapkan

pada lembaga pendidikan di Indonesia, penulis menyajikan makalah ini

dengan mengambil judul “Kurikulum Pengajaran Pendidikan Agama Islam”.

B. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam makalah ini fokus pada tema yang telah

dipilih, maka penulis membatasi permasalahan pada pengertian, dan

komponen-komponen kurikulum pengajaran pendidikan agama Islam yang

meliputi tujuan, isi, media, strategi, dan sistem evaluasi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

KURIKULUM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A. Pengertian

1. Pengertian Kurikulum

Secara etimologis kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu

curir yang artinya berlari dan curure atau tempat berlari. Dalam bahasa

Prancis kurikulum dihubungkan dengan kata courier yang maksudnya tu

run atau berlari.1 Jika dihubungkan dengan pendidikan, maka kurikulum

itu merupakan suatu lingkaran pengajaran di mana guru dan peserta didik

terlibat di dalamnya.

Menurut E. Mulyasa, sebagaimana dikutip oleh Abdul Wafi,

kurikulum adalah rencana mengenai tujuan belajar, kompetensi yang ingin

dicapai, materi dan hasil belajar yang diharapkan sebagai landasan atau

pedoman untuk mencapai kompetensi dasar dan tujuan dari pendidikan. 2

Selanjutnya mengenai kurikulum ini ada pula yang menyebutkan bahwa

kurikulum merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan

sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan

akhir.3

1
Ahmad Taufik, “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam,” El-Ghiroh 17, no. 02
(September 30, 2019): 81–102, diakses Maret 7, 2021, https://jurnal.staibsllg.ac.id/index.php/el-
ghiroh/article/view/106. diakses tanggal 07 Maret 2021 Pukul 17.15
2
Abdul Wafi, “Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan Agama Islam,” Edureligia; Jurnal
Pendidikan Agama Islam 1, no. 2 (Juli 12, 2017): 133–139, diakses Maret 7, 2021,
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia. diakses tanggal 07 Maret 2021 Pukul 18.33
3
Bakri Marzuki, “Falsafah Kurikulum dalam Pendidikan Islam,” Hunafa: Jurnal Studia
Islamika 5, no. 1 (April 15, 2008): 23, diakses Maret 7, 2021,

2
3

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, secara

ringkas dapat dipahami bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana

berupa sejumlah mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik

untuk mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.

2. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Pembalajaran merupakan suatu proses interaksi antara pendidik

dan peserta didik dengan sumber belajar yang dilaksanakan pada suatu

lingkungan belajar. Di mana pembelajaran ini sifatnya berupa bantuan dari

pendidik agar peserta didik dapat belajar dengan baik.

Sedangkan pendidikan agama Islam (PAI) adalah sekumpulan mata

pelajaran tentang agama Islam yang disusun untuk diajarkan pada jenjang

pendidikan tertentu. Mata pelajaran yang dikembangkan di lembaga

pendidikan akan bervariasi sesuai dengan tipe dan jenis lembaga

pendidikannya. Secara umum, mata pelajaran PAI memuat Al-Qur’an,

Hadits, Akidah, Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam, dan

sekumpulan mata pelajaran lain sebagai ilmu alat dalam mempelajari

bahasa Arab.

3. Komponen Kurikulum

Secara umum kurikulum mengandung beberapa komponen utama

yaitu tujuan, isi, strategi, dan evaluasi. Dari sisi tujuan, kurikulum yang

digunakan di lembaga pendidikan meliputi tujuan lembaga atau satuan

pendidikan secara umum dan tujuan mata pelajaran.

https://www.jurnalhunafa.org/index.php/hunafa/article/view/149. diakses tanggal 07 Maret 2021


Pukul 19.24
4

B. Kurikulum Pendidikan Agama Islam

1. Tujuan Kurikum Pendidikan Agama Islam

Tujuan kurikulum meliputi tujuan kurikulum satuan pendidikan

dan tujuan kurikulum mata pelajaran. Tujuan kurikulum satuan pendidikan

mengacu kepada tujuan pendidikan nasional yaitu bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.4

Tujuan kurikulum Pendidikan Agama Islam pada satuan

pendidikan diarahkan untuk memberikan kemampuan dasar kepada peserta

didik tentang agama Islam untuk mengembangkan kehidupan beragama

sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada

Allah SWT, serta berakhlak mulia sebagai pribadi, anggota masyarakat,

warga Negara, dan umat manusia.5

2. Isi Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Isi kurikulum pendidikan Agama Islam pada tiap satuan

pendidikan bisa berbeda sesuai dengan jenjang, jenis, dan kekhasan satuan

pendidikan tersebut. Untuk melihat isi kurikulum dapat ditinjau dari dua

unsur, yaitu struktur kurikulum dan muatan kurikulumnya.

4
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional, 2003). Pasal 3.
5
Maherlina Muna Ayuhana, “Perkembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Sekolah Dasar di Indonesia (Analisis Tujuan dan Materi Ajar Kurikulum 1994, 2004, 2006,
2013),” Jurnal Tarbawi 12 (2015), diakses Juni 11, 2021,
https://ejournal.unisnu.ac.id/JPIT/article/download/512/827#:~:text=Pada dasarnya%2C tujuan
kurikulum pembelajaran,Esa%2C bertakwa dan berakhlak mulia.
5

a. Struktur Kurikulum

Setiap lembaga pendidikan memiliki struktur kurikulum

masing-masing, sehingga struktur kurikulum setiap jenjang pendidikan

bisa berbeda antara satu dan lainnya. Dalam hal ini, pada lembaga

pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan Agama Islam dapat

dilihat pada lembaga sekolah, madrasah, pondok pesantren dan

perguruan tinggi umum maupun keagamaan Islam.

1) Struktur Kurikulum Sekolah

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 34 Tahun 2018, Nomor 35 Tahun 2018, dan

Nomor 36 Tahun 2018 masing-masing tentang Perubahan

Permendikbud 57, 58, 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013

SD/MI, SMP/ MTs, dan SMA/ MA/ SMK diperoleh gambaran

komposisi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti pada struktur kurikulum di SMP/ MTS dalam satu minggu

sebagai berikut:

Jam Tatap Muka Perminggu


No Jenjang PAI Non PAI Jumlah
1 SD/ MI :
- Kelas I 4 26 30
- Kelas II 4 28 32
- Kelas III 4 30 34
- Kelas IV s.d. VI 4 32 36
2 SMP/ MTs 3 35 38
3 SMA/ MA 3 41 44

Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

alokasi jam tatap muka mata pelajaran pendidikan agama Islam

(dan budi pekerti) pada sekolah adalah SD sebanyak 4 JTM (Kelas


6

I = 13,3%, Kelas II = 12,5%, Kelas III = 11,8% dan Kelas IV s.d.

VI = 11,1%), SMP sebanyak 3 JTM (7,9%), dan SMA sebanyak 3

JTM (6,8%).

2) Struktur Kurikulum Madrasah

Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam pada dasarnya

adalah sekolah umum berciri khas Islam, sehingga struktur

kurikulumnya diatur sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan di atas, sama dengan SD, SMP, dan SMA.

Selanjutnya untuk kurikulum madrasah ini diatur lagi dengan

Peraturan Menteri Agama, yaitu Keputusan Menteri Agama Nomor

184 Tahun 2019.

Perbedaan lainnya adalah pengembangan mata pelajaran

pendidikan agama Islam untuk madrasah, oleh Kementerian

Agama dikembangkan lagi menjadi empat atau lima mata

pelajaran, yaitu Al-Qur’an Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, dan

Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), serta Bahasa Arab yang

mendukung pendidikan Agama Islam. Tetapi pada dasarnya

Bahasa Arab tidak dikategorikan sebagai rumpun PAI namun pada

rumpun bahasa. Masing-masing dapat dilihat sebagai berikut:

Jenjang
No Mata Pelajaran MI MTs MA
1 PAI: 8 8 8
a. QH 2 2 2
b. AA 2 2 2
c. Fikih 2 2 2
d. SKI 2 2 2
2 Bahasa Arab 2 3 (4), (2), (2)
3 MP. Non PAI 32 35 41
Jumlah 42 46 51
7

Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

alokasi jam tatap muka pendidikan agama Islam pada madrasah

yang terdiri dari Quran Hadits, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah

Kebudayaan Islam, dan bahasa Arab adalah MI sebanyak 10 JTM

(Kelas I = 27,8%, Kelas II = 26,3%, Kelas III = 25,0%, dan Kelas

IV s.d. VI = 23,8%), MTs sebanyak 11 JTM (23,9%), serta MA

jurusan IPA/ IPS/ Bahasa sebanyak 12 JTM (Kelas X = 22,6%,

Kelas XI dan XII = 19,6%) dan jurusan Keagamaan sebanyak 21

JTM (41,2%) dengan penambahan mata pelajaran penjurusan

berupa ilmu tafsir (2 JTM), Ilmu Hadits (3 JTM), Ushul Fikih (3

JTM), daan Bahasa Arab (3 JTM).6

3) Struktur Kurikulum Pesantren

Pondok pesantren atau pesantren menurut Undang-Undang

Nomor 18 Tahun 2019, merupakan lembaga pendidikan Islam

strategis yang lahir dan tumbuh di Nusantara, serta memiliki

perhatian yang sangat tinggi terhadap pendidikan Agama Islam.

Komposisi muatan Pendidikan Agama Islam dalam kurikulumnya

bisa menjadi sangat dominan dibandingkan mata pelajaran umum.

Komposisi muatan Pendidikan Agama Islam di setiap

pesantren bisa saja berbeda, yang dipengaruhi oleh tipe dan jenis

pesantrennya sendiri. Tipe dan jenis itu bisa dilihat dari jalur

pendidikan pesantren yang terdiri dari pendidikan formal dan/ atau

pendidikan non formal. Kondisi ini menentukan komposisi atau

6
Menag RI, Keputusan Menteri Agama Nomor 183 Tahun 2019 tentang Kurikulum PAI
dan Bahasa Arab pada Madrasah (Jakarta: Kementerian Agama, 2019).
8

persentase mata pelajaran agama dan mata pelajaran umum,

misalnya 70 % mata pelajaran agama Islam dan 30 % mata

pelajaran umum, atau persentase lainnya. Namun yang pasti

komposisi mata pelajaran agama Islam lebih banyak dari mata

pelajaran umum.

Pada prinsipnya kurikulum pendidikan pesantren disusun

oleh dewan masyayikh7 atau dewan guru berupa kajian kitab

kuning maupun dirasah islamiyah. Pada jalur pesantren pendidikan

formal, wajib memasukkan mata pelajaran umum yang terdiri dari

pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, bahasa Indonesia,

matematika, ilmu pengetahuan alam atau ilmu pengetahuan sosial 8

dan seni budaya.

4) Struktur Kurikulum Perguruan Tinggi Umum dan Keagamaan

Islam

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012

tentang Pendidikan Tinggi (pasal 35 ayat 5), mata kuliah

pendididikan agama (termasuk Islam) merupakan mata kuliah

wajib pada perguruan tinggi, baik perguruan tinggi umum apalagi

perguruan tinggi keagamaan Islam. Kurikulum pendidikan tinggi

mengacu kepada kerangka kualifikasi nasional (KKNI) yang

memuat pendidikan agama.

Pada perguruan tinggi umum, pendidikan agama Islam

7
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren
(Jakarta: Kementerian Agama, 2019). Pasal 27 ayat 3.
8
Menag RI, Peraturan Menteri Agama Nomor 31 Tahun 2020 tentang Pendidikan
Pesantren (Jakarta: Kementerian Agama, 2020). Pasal 15.
9

diselenggarakan sebanyak 2 SKS dalam 1 semester dengan jumlah

pertemuan sebanyak 16 kali. Sedangkan pada perguruan tinggi

keagamaan Islam jumlah SKS-nya lebih banyak lagi disesuaikan

dengan jurusan masing-masing.

b. Muatan Kurikulum

Muatan kurikulum pendidikan agama Islam pada lembaga

pendidikan Islam juga berbeda berdasarkan jenis, bentuk, dan

jenjangnya masing-masing. Pendidikan agama Islam di sekolah,

madrasah, pesantren, maupun pendidikan tinggi, akan berbeda dalam

muatan kurikulumnya, terutama dalam hal kedalaman materinya. Ada

yang secara ringkas membahas suatu pokok materi pada mata pelajaran

yang sama, dan ada pula yang mengajarkannya secara mendalam.

Pada sekolah umum seperti SD, SMP, SMA/ SMK, muatan

pendidikan Agama Islam diajarkan hanya pada satu mata pelajaran

yaitu pendidikan agama Islam (dan budi pekerti) yang memuat materi

Al-Qur’an dan Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih, dan Tarikh/

Kebudayaan Islam secara ringkas. Hal ini disebabkan alokasi waktu

yang disediakan hanya tiga atau empat jam pelajaran perminggu, untuk

mencakup semua materi Al-Qur’an dan Hadits, Aqidah, Akhlak, Fiqih,

dan Tarikh/ Kebudayaan Islam sebagaimana tertuang dalam standar isi.

Madrasah sebagai sekolah umum berciri khas Islam, memiliki

muatan pendidikan agama sedikit lebih banyak dari sekolah umum.

Mata pelajaran pendidikan agama Islam dibagi menjadi empat mata

pelajaran, yaitu Al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, dan Sejarah


10

Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab.9 Walaupun pada dasarnya bahasa

Arab tidak termasuk dalam rumpun pendidikan agama Islam, tetapi

dapat dikategorikan sebagai bagian dari pendidikan agama Islam itu

sendiri, karena bahasa Arab merupakan mata pelajaran yang wajib

diajarkan di madrasah dan mendukung pembelajaran pendidikan

agama Islam di madrasah itu.

Sedangkan muatan pendidikan Pesantren, memiliki banyak

sekali mata pelajaran agama Islam, seperti Al-Qur’an, Tafsir, Hadits,

Tauhid, Fikih, Ushul Fikih, Qawaid Fiqhiyah, Tarikh, Akhlak, Nahwu,

Sharaf, Lughat Al-Arabiyah, Tajwid, Faraid, Manthiq, ‘Arudh, dan

lain-lain yang umumnya menggunakan kitab-kitab kuning atau “kitab

klasik” yang tidak berbaris.10 Alokasi jumlah jam tatap muka juga bisa

berbeda-beda di tiap jenis dan tipe pesantrennya.

Muatan kurikulum PAI di perguruan tinggi juga berbeda antara

perguruan tinggi umum dan perguruan tinggi keagamaan Islam. Materi

yang dikembangkan juga bisa berbeda antar perguruan tinggi sejenis,

karena kurikulum pendidikan tinggi ini disusun oleh tim dari masing-

masing perguruan tinggi. Pendidikan agama pada perguruan tinggi

memiliki keluasan materi meliputi aspek individu, keluarga,

masyarakat, negara, dan peradaban global.

Contoh penerapan isi kurikulum pada perguruan tinggi umum,

diuraikan sebagai berikut:

9
Menag RI, Keputusan Menteri Agama Nomor 183 Tahun 2019 tentang Kurikulum PAI
dan Bahasa Arab pada Madrasah.
10
Abbas Pulungan, Pesantren Musthafawiyah Purba Baru Pesantren Terbesar di
Sumatera Utara Berdiri Tahun 1912 (Medan: Perdana Publishing, 2020),
http://repository.uinsu.ac.id/8763/1/PESANTREN MUSTHAFAWIYAH.pdf.
11

1) Universitas Balikpapan (UNIBA)

Isi Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Universitas

Balikpapan ada dua versi, yaitu:

a) Versi pertama adalah Konsep ketuhanan dalam Islam, Hakikat

manusia menurut Islam, Hukum, hak asasi manusia, dan

demokrasi dalam Islam, Etika, moral, dan akhlak, Ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni dalam Islam, Kerukunan antar

umat beragama, Kebudayaan Islam, Sistem politik Islam dan

demokrasi.

b) Versi kedua adalah Manusia dan alam semesta, Manusia

menurut agama Islam, Agama: arti dan ruang lingkupnya,

Hubungan manusia dengan agama, Hakekat agama Islam,

Wahyu Allah sebagai sumber ajaran Islam, Assunnah sebagai

sumber ajaran, Ijtihad, aqidah, syariah, akhlak, Arti dan ruang

lingkup aqidah, Iman kepada hari kiamat, Iman kepada qada

dan qadar, Manfaat beriman dan syariah, Ibadah dan

Muamalah

2) Universitas Mulawarman (Unmul)

Isi kurikulum Universitas Mulawarman (UNMUL) adalah

Konsep manusia dan alam, Konsep iman, Islam dan ihsan, Konsep

ibadah dalam Islam, Konsep dan hakikat agama dalam Islam,

Konsep akhlak dalam Islam, Pernikahan dalam Islam, Hukum

Islam, Hak asasi manusia, dan demokrasi, Sistem ekonomi Islam,

Politik dalam Islam, Kesehatan dalam Islam, Sains dan teknologi


12

dalam Islam, Seni dan budaya dalam Islam, Toleransi dan

kerukunan dalam Islam, Pendidikan dalam pandangan Islam,

Sejarah peradaban Islam, Aliran dan organisasi dalam Islam, Fikih

konservasi dan ekologi dalam Islam, dan Islam, wawasan

kebangsaan dan pancasila.11

3. Media Pengajaran PAI

Media pengajaran merupakan alat perantara atau pengantar, alat

bantu mengajar, sarana pembawa/ penyalur pesan, sumber belajar, dan alat

perangsang siswa agar pembelajaran menjadi lebih konkrit dan siswa

terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Media pembelajaran digunakan sebagai upaya meningkatkan

pemahaman siswa terhadap pembelajaran atau mempertinggi mutu proses

kegiatan belajar mengajar. Media pembelajaran yang digunakan secara

umum, pada prinsipnya dapat digunakan juga dalam pembelajaran

pendidikan agama Islam. Media dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Media yang bersifat benda, yang terdiri dari:

1) Media visual atau media yang mengandalkan penglihatan,

misalnya grafik, diagram, chart, bagan, poster, dan komik.

2) Audial atau media yang mengandalkan pendengaran, misalnya

radio, tape recorder, dan laboratorium.

3) Projected still media atau media yang ditampilkan melalui

proyeksi, misalnya slide, OHP, dan infocus.

11
Muhammad Nasir dan Syeh Hawib Hamzah, “Kurikulum Pendidikan Agama Islam
(PAI) di Perguruan Tinggi Umum di Kalimantan Timur,” Repository IAIN Samarinda, last
modified 2019, diakses Juni 14, 2021, http://repository.iain-
samarinda.ac.id/handle/123456789/735.
13

4) Projected motion media atau media yang mengandalkan gambar

bergerak, misalnya film, televisi, video, komputer, dan internet.

b. Media yang bersifat bukan benda. Media ini meliputi segala bentuk

media selain benda, misalnya keteladanan, perintah/ larangan, dan

ganjaran/ hukuman.

4. Strategi Pembelajaran PAI

Strategi pembelajaran dimaksudkan sebagai cara-cara yang dipilih

guru untuk menyampaikan materi pembelajaran yang bertujuan untuk

memudahkan siswa menerima dan memahami materi pembelajaran yang

diberikan, sehingga tujuan pembelajaran sudah dikuasainya pada akhir

kegiatan belajar.

Terlebih pada era education 4.0., menurut Ali Mudhofir perlu

dilakukan ivovasi-inovasi, di mana guru masa kini harus bisa

menginspirasi semua siswanya, guru harus mendidik supaya siswa mampu

berpikir tingkat tinggi atau HOTS (Higher Order Thinking Skill).12

Strategi pembelajaran telah banyak dikembangkan oleh para ahli,

namun ada yang perlu disadari bahwa pada prinsipnya tidak ada strategi

pembelajaran yang dipandang paling baik, karena setiap strategi memiliki

keunggulan masing-masing, dan ada kondisi di mana suatu strategi tepat

digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran, dan ada juga ada kondisi

strategi tersebut tidak baik digunakan. Oleh sebab itu seorang pendidik

harus menguasai beberapa model pembelajaran, sehingga dapat

12
Muhammad Ryan Fahlevi, “Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di
Era Education 4.0,” IAIN Metro Lampung, last modified 2020, diakses Juni 12, 2021,
https://metrouniv.ac.id/?page=berita&&cur=e64ee63c582a5876af08cca277edc769#.YMQRv6gzZ
nI.
14

menerapkannya di waktu dan kondisi yang tepat.

Pembelajaran pendidikan Agama Islam dapat diterapkan dengan

menggunakan beberapa model yang ada, dan memilih model yang tepat

sesuai situasi dan kondisi yang dihadapinya saat pembelajaran itu. Model-

model pembelajaran yang sering digunakan antara lain:

a. Model Classroom Meeting. Model ini dikemukakan oleh William

Glasser, di mana pembelajaran dilakukan secara tatap muka di dalam

ruangan kelas.

b. Cooperative Learning. Model ini dikembangkan antara lain oleh

Robert E. Siavin, di mana guru membagi siswa ke dalam kelompok-

kelompok diskusi yang terdiri dari 4 atau 5 orang, kemudian masing-

masing kelompok menyesaikan topik maupun tugas diberikan atau

dipilihnya.

c. Integrated Learning atau model pembelajaran terpadu. Model ini

merupakan sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa mencari,

menggali, dan menemukan konsep keilmuan secara holistik (dari

berbagai sisi disiplin ilmu), bermakna, dan otentik.

d. Constructive Learning. Pada model ini proses pembelajaran diawali

dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif terjadi ketika

interaksi antara konsepsi awal yang telah dimiliki siswa dengan

fenomena baru yang ditemukannya, dan perlu perubahan struktur

kognitif untuk mencapai keseimbangan. Misalnya guru meminta siswa

untuk mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan

dibahas, kemudian siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan


15

menemukan konsep melalui pengumpulan dan penginterpretasian data

dalam suatu kegiatan yang telah dirancang guru. Hasilnya didiskusikan

yang akan menjawab keragu-raguan siswa terhadap konsep yang

benar.

e. Inquiry Learning. Pada model ini kegiatan pembelajaran memberi

kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan, melakukan

penyelidikan atau pencarian, eksperimen, hingga penelitian secara

mandiri untuk mendapatkan pengetahuan yang mereka butuhkan. Pada

model ini, peserta didik diarahkan agar dapat mencari tahu sendiri

materi yang disajikan dalam pembelajaran dengan cara mengajukan

pertanyaan dan investigasi mandiri.

f. Quantum Learning. Model ini dikemukakan oleh Bobbi DePorter yang

mulanya digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan ilmu

kimia dan fisika. Model ini merupakan desain proses pembelajaran

yang menyenangkan, menciptakan interaksi yang edukatif antara guru

dengan siswa serta mengoptimalkan lingkungan belajar yang efektif

(fisik dan mental) dalam pembelajaran.

C. Penilaian Pendidikan Islam

Penilaian hasil belajar dimaksudkan sebagai proses pengumpulan

informasi/ data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis

yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil

belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar.


16

Penilaian pendidikan agama Islam juga bisa dilakukan secara berbeda

sesuai dengan jenis lembaga dan satuan pendidikan Islam itu sendiri. Namun

secara umum sesuai prinsip dalam standar penilaian, maka penilaian

pendidikan agama Islam dilakukan melalui penilaian oleh guru mata pelajaran,

penilaian oleh satuan pendidikan dan juga penilaian oleh pemerintah.

Secara umum penilaian oleh guru dilakukan melalui penilaian tiap

kompetensi dasar, penilaian oleh satuan pendidikan dilakukan melalui

penilaian akhir semester atau penilaian akhir tahun, dan penilaian oleh

pemerintah dilakukan melalui ujian akhir sekolah/ madrasah berstandar

nasional.
BAB III

PENUTU

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian makalah tentang kurikulum pengajaran Pendidikan

Agama Islam di atas, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:

1. Kurikulum pengajaran pendidikan agama Islam adalah seperangkat

rencana pembelajaran agama Islam yang akan ditempuh peserta didik

melalui interaksi dengan guru pada suatu lingkungan pembelajaran;

2. Komponen kurikulum pengajaran PAI meliputi tujuan, isi, strategi dan

evaluasi yang diteapkan pada setiap jenjang dan jenis pendidikan Islam

terutama PAI pada sekolah, madrasah, pondok pesantren dan perguruan

tinggi umum dan keagamaan Islam.

3. Pembelajaran pendidikan agama Islam dapat menggunakan berbagai

metode yang sesuai dengan situasi dan kondisi di mana pembelajaran itu

dilaksanakan.

B. Saran-Saran

Setelah membaca makalah ini, penulis menyarankan pembaca untuk

memberikan saran dan kritik membangun untuk kesempurnaannya, serta tidak

berpuas diri dengan memadakan makalah, tetapi membaca sumber-sumber

lain yang sesuai dengan tema yang dibahas.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ayuhana, Maherlina Muna. “Perkembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam


Sekolah Dasar di Indonesia (Analisis Tujuan dan Materi Ajar Kurikulum
1994, 2004, 2006, 2013).” Jurnal Tarbawi 12 (2015). Diakses Juni 11, 2021.
https://ejournal.unisnu.ac.id/JPIT/article/download/512/827#:~:text=Pada
dasarnya%2C tujuan kurikulum pembelajaran,Esa%2C bertakwa dan
berakhlak mulia.

Fahlevi, Muhammad Ryan. “Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam


(PAI) di Era Education 4.0.” IAIN Metro Lampung. Last modified 2020.
Diakses Juni 12, 2021.
https://metrouniv.ac.id/?page=berita&&cur=e64ee63c582a5876af08cca277e
dc769#.YMQRv6gzZnI.

Indonesia, Republik. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.


Jakarta: Kementerian Agama, 2019.

———. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional, 2003.

Marzuki, Bakri. “Falsafah Kurikulum dalam Pendidikan Islam.” Hunafa: Jurnal


Studia Islamika 5, no. 1 (April 15, 2008): 23. Diakses Maret 7, 2021.
https://www.jurnalhunafa.org/index.php/hunafa/article/view/149.

Menag RI. Keputusan Menteri Agama Nomor 183 Tahun 2019 tentang Kurikulum
PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah. Jakarta: Kementerian Agama, 2019.

———. Peraturan Menteri Agama Nomor 31 Tahun 2020 tentang Pendidikan


Pesantren. Jakarta: Kementerian Agama, 2020.

Nasir, Muhammad, dan Syeh Hawib Hamzah. “Kurikulum Pendidikan Agama


Islam (PAI) di Perguruan Tinggi Umum di Kalimantan Timur.” Repository
IAIN Samarinda. Last modified 2019. Diakses Juni 14, 2021.
http://repository.iain-samarinda.ac.id/handle/123456789/735.

Pulungan, Abbas. Pesantren Musthafawiyah Purba Baru Pesantren Terbesar di


Sumatera Utara Berdiri Tahun 1912. Medan: Perdana Publishing, 2020.
http://repository.uinsu.ac.id/8763/1/PESANTREN
MUSTHAFAWIYAH.pdf.

Taufik, Ahmad. “Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam.” El-Ghiroh 17,


no. 02 (September 30, 2019): 81–102. Diakses Maret 7, 2021.
https://jurnal.staibsllg.ac.id/index.php/el-ghiroh/article/view/106.

Wafi, Abdul. “Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan Agama Islam.” Edureligia;


Jurnal Pendidikan Agama Islam 1, no. 2 (Juli 12, 2017): 133–139. Diakses
Maret 7, 2021. https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia.

18

Anda mungkin juga menyukai