Anda di halaman 1dari 16

SISTEM DAN KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam


D

OLEH

KELOMPOK 4 : WAHYUDA (21.545)

SITI NURHALIZAH (21.529)

DOSEN PENGAMPU : AHMAD IBRAHIM HASIBUAN, M.PD.I

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

STIT AL-HIKMAH TEBING TINGGI

TA.2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan kemudahan bagi kami untuk meyusun makalah
ini dengan tepat waktu. Makalah ini merupakan tugas perkuliahan yang mana dengan tugas ini kami
sebagai mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh dari materi yang diberikan Dosen Pengampu Bapak
Ahmad Ibrahim Hasibuan, M.Pd.I

Makalah yang berjudul Sistem dan Kurikulum Pendidikan Islam, mengenai penjelasan lebih
lanjut kami memaparkannya dalam bagian pembahasan makalah ini. Dengan harapan makalah ini
dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami untuk
menyelesaikan makalah ini. Saran dan kritik yang membangun dengan terbuka kami terima untuk
meningkatkan kualitas makalah ini.

Tebing Tinggi, Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................. 1`
B. Rumuan Masalah ......................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
A. Pengertian kurikulum dalam pendidikan islam............................................................ 2
B. Ciri-ciri kurikulum pendidikan islam........................................................................... 3
C. Prinsip dasar penyusunan kurikulum pendidikan islam............................................... 4
D. Isi kurikulum pendidikan islam ................................................................................... 10
E. Langkah –langkah mendesain kurikulum pendidikan islam ........................................ 11
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 12
A. Kesimpula .................................................................................................................... 12
B. Kritik dan saran ............................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem
pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan dan sekaligus
sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan. Setiap
pendidik harus memahami perkembangan kurikulum, karena merupakan suatu
formulasi pedagogis yang paling penting dalam konteks pendidikan, dalam kurikulum akan
tergambar bagaimana usaha yang dilakukan membantu siswa dalam mengembangkan potensinya
berupa fisik, intelektual, emosional, dan sosial keagamaan dan lain sebagainya. Dengan memahami
kurikulum, para pendidik dapat memilih dan menentukan tujuan
pembelajaran, metode, teknik, media pengajaran, dan alat evaluasi pengajaran yang sesuai
dan tepat. Untuk itu, dalam melakukan kajian terhadap keberhasilan sistem pendidikan ditentukan
oleh semua pihak, sarana dan organisasi yang baik, intensitas pekerjaan yang realistis tinggi dan
kurikulum yang tepat guna. Oleh karena itu, sudah sewajarnya para pendidik dan tenaga
kependidikan bidang pendidikan Islam memahami kurikulum serta berusaha mengembangkannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum dalam pandangam pendidikan islam?
2. Bagaimana Ciri-ciri kurikulum pendidikan islam?
3. Bagaimana prinsip dasar penyusunan kurikulum pendidikan islam?

C. Tujuan penulisan

1. Agar kita dapat memahami mengenai kurikulum pendidikan islam dan dapat
membedakannya dengan kurikulum yang bersifat umum.
2. Agar kita sebagai calon pendidik dapat menerapkan kurikulum berbasis Agama Islam secara
menyeluruh sehingga menciptakan peserta didik yang berkualitas dalam pendidikan..
3. Menciptakan peserta didik yang memiliki akhlakul karimah.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Dalam Pendidikan Islam

Kata kurikulum mulai di kenal sebagai istilah dalam dunia pendidikan lebih kurang sejak satu
abad yang lalu. istilah kurikulum muncul untuk pertama kalinya dalam Webster tahun 1856. pada
tahun itu kata kurikulum di gunakan dalam bidang olah raga yakni suatu alat yang membawa orang
dari star sampai finish.barulah pada tahun 1955 istilah kurikulum di pakai dalam bidang pendidikan
dengan arti sejumlah mata pelajaran di suatu perguruan. Dalam kamus tersebut kurikulum di artikan
2 macam, yaitu :

a. Sejumlah mata pelajaran yang harus di tempuh atau di pelajari siswa di sekolah atau
perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu.
b. Sejumlah mata pelajaran yang di tawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau jurusan.
Pengertian tersebut menimbulkan faham bahwa dari sekian banyak kegiatan dalam proses
pendidikan di sekolah, hanya sejumlah mata pelajaran (bidang study) yang ditawarkan itu
kurikulum. Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu program yang direncanakan dan dilaksanakan
untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum dalam pendidikan Islam,
dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui oleh pendidik bersama anak
didiknya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka. Selain itu,
kurikulum juga dapat dipandang sebagai suatu program pendidikanyang direncanakan dan
dilaksanakan untuk mencapai pendidikan.
• M. Arifin memandang kurikulum sebagai seluruh bahan pelajaran yang harus
disajikan dalam proses kependidikan dalam suatu sistem institusional pendidikan.
• S. Nasution menyatakan, ada beberapa penafsiran lain tentang kurikulum.
Diantaranya : Pertama, kurikulum sebagai produk (hasil pengembangan kurikulum), Kedua,
kurikulum sebagai hal-hal yang diharapkan akan dipelajari oleh siswa (sikap,keterampilan tertentu),
dan Ketiga, kurikulum dipandang sebagai pengalaman siswa. Pengertian kurikulum dalam
pandangan modern merupakan program pendidikan yang disediakan oleh sekolah yang tidak hanya
sebatas bidang studi dan kegiatan belajarnya saja, akan tetapi meliputi segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan
yang diharapkan sehingga dapat meningkatkan mutu kehidupannya yang pelaksanaannya tidak
hanya di sekolah tetapi juga diluar sekolah.
Jika diaplikasikan dalam kurikulum pendidikan Islam, maka kurikulum berfungsi sebagai
pedoman yang digunakan oleh pendidik untuk membimbing peserta didiknya ke arah tujuan

2
tertinggi pendidikan Islam, melalui akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Dalam hal ini proses pendidikan Islam bukanlah suatu proses yang dapat dilakukan secara
serampangan, tetapi hendaknya mengacu kepada konseptualisasi manusia paripurna (insan kamil)
yang strateginya telah tersusun secara sistematis dalam kurikulum pendidikan Islam.

B. Ciri –Ciri Kurikulum Pendidikan Islam

Ciri-ciri umum kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai berikut :


1. Agama dan akhlak merupakan tujuan utama. Segala yang diajarkan dan di amalkan
harus berdasarkan pada Al-Qur‟an dan As-Sunnah serta ijtihad para ulama.
2. Mempertahankan pengembangan dan bimbingan terhadap semua aspek pribadi siswa dari segi
intelektual, psikologi, sosial, dan spiritual.
3. Adanya keseimbangan antara kandungan kurikulum dan pengalaman serta kegiatan pengajaran.
Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa sebagai inti dari ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam adalah
kurikulum yang dapat memotivasi siswa untuk berakhlak atau berbudi pekerti luhur, baik terhadap
Tuhan, terhadap diri dan lingkungan sekitarnya.
Menurut Abdurrahman An-Nahlawi dalam buku Ilmu pendidikan islam : Dra.Hj.Nur Uhbiyati
bahwa Sistem pendidikan Islam menuntut pengkajian kurikulum yang Islami, tercermin dari sifat
dan karakteristiknya. Kurikulum seperti itu apabila bertopang yang mengacu pada dasar pemikiran
yang Islami pula, serta bertolak dari pandangan hidup serta pandangan tentang manusia/ pandangan
antropologi serta diarahkan kepada tujuan pendidikan yang dilandasi kaidah-kaidah Islami.
Agar kriteria Kurikulum Pendidikan Islam tersebut dapat terpenuhi maka dalam penyusunannya
supaya selalu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Sistem dan perkembangan kurikulum hendaknya selaras dengan fitrah insani.
2. Kurikulum hendaknya diarahkan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan Islam.
3. Pentahapan serta pengkhususan kurikulum hendaknya memperhatikan periodisasi peserta
didik maupun unisitas (ke-khas-an)nya.
4. Dalam berbagai pelaksanaan, aktivitas, contoh dan nashnya, hendaknya kurikulum
memelihara segala kebutuhan nyata kehidupan masyarakat, sambil tetap bertopang pada
jiwa dan cita-cita ideal Islamnya.
5. Secara keseluruhan struktur dan organisasi kurikulum tersebut hendaknya tidak
bertentangan dan tidak menimbulkan pertentangan.
6. Hendaknya kurikulum itu realistik.
7. Hendaknya metode pendidikan/pengajaran dalam kurikulum itu bersifat luwes.
8. Hendaknya kurikulum itu efektif.
9. Kurikulum itu hendaknya memperhatikan pula tingkat perkembangan siswa yang

3
bersangkutan.
10. Hendaknya kurikulum itu memperhatikan aspek-aspek tingkah laku amaliah Islami.
Adapun ciri-ciri kurikulum pendidikan islam Menurut Al Syaibani bahwa Kurikulum pendidikan
Islam seharusnya mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
1. Kurikulum pendidikan Islam harus menonjolkan mata pelajaran agama dan akhlak.
2. Kurikulum pendidikan Islam harus memperhatikan pengembangan menyeruluh aspek
pribadi siswa, yaitu aspek jasmani, akal, dan rohani.
3. Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan keseimbangan antara pribadi dan masyarakat,
dunia dan akhirat;jasmani, akal dan rohani manusia.
4. Kurikulum pendidikan Islam memperhatikan juga seni halus.
5. Kurikulum pendidikan Islam mempertimbangkan perbedaan-perbedaan kebudayaan.

C. Prinsip Dasar Penyusunan Kurikulum Pendidikan Islam

Tentang prinsip-prinsip umum yang menjadi dasar penyusunan kurikulum pendidikan Islam,
diantaranya:
a. Prinsip relevansi adalah adanya kesesuaian pendidikan dengan lingkungan hidup murid,
relevansi dengan kehidupan masa sekarang dan akan datang, dan relevansi dengan tuntutan
pekerjaan.
b. Prinsip efektifitas adalah agar kurikulum dapat menunjang efektifitas guru yang mengajar dan
peserta didik yang belajar.
c. Prinsip efisiensi adalah agar kurikulum dapat mendaya gunakan waktu, tenaga, dana, dan sumber
lain secara cermat, tepat, memadai dan dapat memenuhi harapan.
d. Prinsip kesinambungan adalah saling hubungan dan jalin menjalin antara berbagai tingkat dan
jenis program pendidikan.
e. Prinsip fleksibilitas artinya ada semacam ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan di
dalam bertindak yang meliputi fleksibilitas dalam memilih program pendidikan, mengembangkan
program pengajaran, serta tahap-tahap pengembangan kurikulum.
f. Prinsip integritas antara mata pelajaran, pengalaman-pengalaman, dan aktivitas yang terkandung
di dalam kurikulum, begitu pula dengan pertautan antara kandungan kurikulum dengan kebutuhan
murid dan masyarakat.

4
Menurut Al-Taumi Dalam buku ilmu pendidikan islam karangan Dra.Hj.Nur Uhbiyati
bahwasannya prinsip-prinsip kurikulum pendidikan islam harus diajadikan pegangan pada waktu
menyusun kurikulum, prinsip-prinsip itu terdiri dari:
a. Prinsip pertama adalah prinsip yang berkaitan dengan agama , termasuk ajaran dan nilainya,
artinya segala sesuatu yang berkaitan dengan kurikulum, termasuk falsafah, tujuan, metode
mengajar dan lain sebaginya harus berdasarkan pada agama dan akhlak islam.
b. Prinsip yang kedua adalah prinsip yang bersifat menyeluruh,( universal ) pada tujuan dan
kandungan kurikulum.
c. Prinsip ke tiga adalah keseimbangan yang relative antara tujuan dan kandungan kurikulum.
d. Prinsip yang keempat adalah berkaitan dengan bakat,minat,kemampuan,dan kebutuhan pelajar,
begitu juga dengan lingkungan sekitar fisik dan social damana pelajar hidup dan berinteraksi untuk
memperoleh pengetahuan,kemahiran pengalaman dan sikapnya.
e. Prinsip kelima adalah pemeliharaaan perbedaan individual di antara pelajar dalam bakat, minat,
kemampuan, kebutuhan dan masalahnya, dan juga memelihara perbedaan dan kelainan di antara
alam sekitar dan masyarakat.
f. Prinsip keenam adalah prinsip perkembangan dan perubahan Islam yang menjadi sumber
pengambilan falsafah, prinsip, dasar kurikulum, metode mengajar pendidikan Islam mencela keras
sifat meniru (taklid) secara membabi buta dan membeku pada yang kuno yang diwarisi dan
mengikuti tanpa selidik.
g. Prinsip ketujuh adalah prinsip peraturan antara mata pelajaran, pengalaman dan kativita yang
terkandung dalam kurikulum.
Selanjutnya menurut Prof. H. M. Arifin, MEd., bahwa prinsip-prinsip yang harus
diperhatikan pada waktu menyusun kurikulum mencakup 4 macam, yaitu:
1. Kurikulum pendidikan yang sejalan dengan identitas Islam.
2. Berfungsi sebagai alat yang efektif mencapai tujuan tersebut.
3. Kurikulum yang bercirikan Islam.
4. Antara kurikulum, metode dan tujuan pendidikan Islam harus saling berkaitan dan saling
menjiwai dalam proses mencapai produk yang bercita-citakan menurut ajaran Islam.
Sedangkan menurut Dr. Asma Hasan Fahmi menyatakan bahwa prinsip-prinsip yang dijadikan
pegangan dalam menentukan kurikulum ada 6 macam, yaitu:
1. Nilai materi atau mata pelajaran, karena pengaruhnya dalam mencapai kesempurnaan jiwa
dengan cara mengenal Tuhan Yang Maha Esa.
2. Nilai mata pelajaran karena mengandung nasihat untuk mengikuti jalan hidup yang baik dan
utama.
5
3. Nilai mata pelajaran, karena pengaruhnya yang berupa latihan, atau nilainya dalam memperoleh
kebiasaan yang tertentu dari akal yang dapat berpindah ke lapangan-lapangan yang lain bukan
lapangan mata pelajaran yang melatih akal itu pada kali pertama.
4. Nilai mata pelajaran, yang berfungsi pembudayaan dan kesenangan otak (intellect).
5. Nilai pelajaran, karena diperlukan untuk mempersiapkan seseorang guna memperoleh pekerjaan
atau penghidupan.
6. Nilai mata pelajaran, karena ia merupakan alat atau media untuk mempelajari ilmu yang lebih
berguna.
Identik dengan pendapat tersebut di atas yaitu sebagaimana dikemukakan oleh M. Athiyah Al-
Abrasyi yang mengatakan:
a. Pengaruh mata pelajaran dalam pendidikan jiwa serta kesempurnaan jiwa.
b. Pengaruh suatu pelajaran dalam bidang petunjuk dan tuntunan.
c. Mata pelajaran yang dipelajari oleh orang-orang Islam karena mata pelajaran tersebut
mengandung kelezatan ilmiah dan kelezatan ideologi.
d. Orang muslim mempelajari ilmu pengetahuan karena ilmu iu dianggap yang terlezat bagi
manusia.
e. Pendidikan kejuruan, teknik dan industrialisasi buat mencari penghidupan. Mempelajari
beberapa mata pelajaran adalah alat dan pembuka jalan untuk mempelajari ilmu-ilmu lain.
f. Kurikulum pendidikan Islam merupakan salah satu komponen yang amat penting dalam
proses pendidikan Islam. Ia juga menjadi salah satu bagian dari bahan masukan yang
mengandung fungsi sebagai alat pencapai tujuan (input instrumental) pendidikan Islam.
Imam Al-Ghazali menyatakan ilmu-ilmu pengetahuan yang harus dijadikan bahan kurikulum
lembaga pendidikan yaitu:
a) Ilmu-ilmu yang fardu‟ain yang wajib dipelajari oleh semua orang Islam meliputi ilmu-ilmu
agama yakni ilmu yang bersumber dari dalam kitab suci Al Qur‟an.
b) Ilmu-ilmu yang merupakan fardu kifayah, terdiri dari ilmu-ilmu yang dapat dimanfaatkan untuk
memudahkan urusan hidup duniawi, seperti ilmu hitung, ilmu kedokteran, ilmu pertanian dan
industri.
Dari kedua kategori ilmu-ilmu tersebut, Al-Ghazali merinci lagi menjadi 4, yaitu:
1. Ilmu-ilmu Al Qur‟an dan ilmu agama seperti Fiqih, Hadis dan Tafsir.
2. Ilmu bahasa, seperti nahwu saraf, makhraj, dan lafal-lafalnya yang membantu ilmu agama.
3. Ilmu-ilmu yang fardu kifayah, terdiri dari berbagai ilmu yang memudahkan urusan kehidupan
duniawi.
4. Ilmu kebudayaan, seperti syair, sejarah, dan beberapa cabang filsafat.
6
Ibnu Sina memberikan klasifikasi ilmu pengetahuan untuk diajarkan kepada anak didik ada 2
macam, yaitu:
1. Ilmu Nadari atau ilmu teoretis adalah ilmu yang mengandung iktibar tentang maujud dari
alam dan isinya yang dianalisis secara jujur dan jelas, akan diketahui Maha Penciptanya.
Yang termasuk dalam jenis ilmu ini adalah ilmu matematika, ilmu alam.
2. Ilmu –ilmu „Amali (praktis) yang terdiri dari beberapa ilmu pengetahuan yang prinsip-
prinsipnya berdasarkan atas sasaran-sasaran analisisnya. Misalnya ilmu yang menganalisis
tentang perilaku manusia dilihat dari aspek individual maka timbullah ilmu akhlak. Jika
menganalisis tentang perilaku manusia dilihat dari aspek sosial, maka timbul ilmu politik
(ilmu siasah).
Adapun prinsip kurikulum ilmu pendidikan menurut Mujib (2006 ; 131-133), yaitu :
a. Prinsip yang berorientasi pada tujuan. “ Al Umur Bi Maqashidiha” merupakan prinsip
adagium ushuliyah yang berimplikasi pada aktifitas kurikulum yang terarah, sehingga tujuan
pendidikan yang tersusun sebelumnya dapat tercapai
b. Prinsip relevansi implikasinya adalah mengusulkan agar kurikulum yang ditetapkan harus di
bentuk sedemikian rupa, sehingga tuntutan pendidikan dengan kurikulum tersebut dapat
memenuhi jenis dan mutu tenaga kerja yang di butuhkan oleh masyarakat.
c. prinsip efisiensi dan efektifitas implikasinya adalah mengusulkan agar kegiatan kurikulum
dapat mendayagunakan waktu, tenaga, biaya, dan sumber-sumber lain secara cermat dan
tepat sehingga hasilnya memadai dan memenuhi harapan serta membuahkan hasil
sebanyaknya..
d. Prinsip fleksibilitas implikasinya adalah kurikulum disusun begitu luwes, sehingga mampu
disesuaikan dengan situasi setempat waktu dan kondisi yang berkembang, tanpa mengubah
tujuan pendidikan yang di inginkan.
e. Prinsip integritas implikasinya adalah mengupayakan kurikulum agar menghasilkan manusia
seutuhnya
f. Prinsip kontinuitas (istiqamah) implikasinya adalah bagaimana susunan kurikulum yang
terdiri dari bagian yang berkesinambungan dengan kegiatan- kegiatan kurikulum lainnya.
g. Prinsip sinkronisme implikasinya adalah bagaimana suatu kurikulum dapat seirama, searah,
dan setujuan.
h. Prinsip objektifitas implikasinya adalah adanya kurikulum tersebut dilakukan melalui
tuntunan kebenaran ilmiah yang objektif.
i. Prinsip demokratis impilikasinya adalah pelaksanaan kurikulum harus dilakukan secara
demokrasi .
7
Prinsip analisis kegiatan prinsip ini mengandung tuntutan agar kurikulum di kontruksikan
melalui proses analisis isi bahan mata pelajaran, serta analisis tingkah laku yang sesui dengan
materi.
a. Prinsip individualitas prinsip kurikulum yang memperhatikan perbedaan pembawaan dan
lingkungan pada umumnya yang meliputi seluruh aspek pribadi peserta didik.
b. Prinsip pendidikan seumur hidup. prinsip ini di terapkan dalam kurikulum mengingat
keutuhan potensi subjek manusia sebagai subjek yang berkembang.
Menurut Asy-syaibani (1979: 519-522) prinsip utama dalam kurikulum pendidikan islam, sebagai
berikut :
1. Berorientasi pada islam, termasuk ajaran dan nilai-nilainya.
2. Prinsip menyeluruh (syumuliyyah) baik dalam tujuan maupun isi kandungannya.
3. Prinsip keseimbangan (tawazun), antara tujuan dan kandungan kurikulum.
4. Prinsip interaksi (ittishaliyyah), antara kebutuhan siswa dan kebutuhan masyarakat.
5. Prinsip pemeliharaan (wiqayah), antara perbedaan-perbedaan individu.
6. Prinsip perkembangan (tanmiyyah) dan perubahan (taghayyur) seiring dengan tuntutan yang
ada dengan tidak mengabaikan nilai-nilai absolute ilahiyyah.
7. Prinsip integritas (muwahhadah), antara mata pelajaran, pengalaman, dan aktifitas
kurikulum dengan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan tuntutan zaman.
Fungsi kurikulum dalam pendidikan islam antara lain, yaitu :
Alat untuk mencapai tujuan dan untuk menempuh harapan manusia sesuai dengan tujuan yang di
cita-citakan.
1. Pedoman dan program yang harus dilakukan oleh subjek dan objek pendidikan.
2. Fungsi kesinambungan untuk persiapan pada jenjang sekolah berikutnya dan penyiapan
tenaga kerja bagi yang tidak melanjutnya.
3. Standarisasi dalam penilaian kriteria keberhasilan suatu proses pendidikan atau sebagai
batasan dari program kegiatan yang akan dijalan kan pada semester tingkat pendidikan
tertentu.
Isi Kurikulum pendidikan Islam, yaitu :
1. Materi yang disusun tidak menyalahi fitrah manusia,
2. Adanya relevansi dengan tujuan pendidikan Islam yaitu sebagai upaya mendekatkan diri
kepada Allah SWT dengan penuh ketaqwaan dan keikhlasan,
3. Disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik
4. Perlunya membawa peserta didik kepada objek empiris, praktik langsung, dan fungsi
pragmatis
8
5. Penyusunan kurikulum bersifat integral, terorganisasi dan terlepas dari segala kontradiksi
antara materi satu dengan materi lainnya.
6. Materi yang disusun memiliki relevansi dengan masalah-masalah yang mutakhir, yang
sedang di bicarakan, dan relevan dengan tujuan negara setempat.
7. Materi yang disusun mempunyai relevansi dengan tingkat perkembangan peserta didik.
8. Memperhatikan aspek-aspek sosial, misalnya dakwah islamiyah.
9. Materi yang disusun mempunyai pengaruh positif terhadap jiwa peserta didik, sehingga
menjadikan kesempurnaan jiwa.

Tingkatan isi kurikulum pendidikan islam oleh ibnu khaldun dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Tingkatan Pemula
Materi kurikulum pemula di fokukan pada pembelajaran Al- Qur‟an dan As-Sunnah. ibnu
khaldun memandang bahwa Al- Qur‟an merupakan asal agama, sumber sebagai ilmu pengetahuan
dan asas pelaksanaan pendidikan islam disamping itu mengingat isi Al- Qur‟an mencangkup isi
materi penanaman aqidah dan keimanan pada jiwa pesrta didik serta memuat akhlak mulia dan
pembinaan pribadi menuju perilaku yang positif.
2. Tingkatan Atas
Kurikulum tingkat ini mempunyai dua kualifikasi, pertama ilmu-ilmu yang berkaitan dengan
zatnya sendiri, seperti ilmu syariah yang mencangkup fiqh, hadist, ilmu kalam dll.
Kedua Ilmu-ilmu yang ditujukan untuk ilmu-ilmu lain dan bukan berkaitan dengan zatnya sendiri,
seperti ilmu matematika, ilmu bahsa, dan ilmu mantiq. Ibnu khaldun membagi ilmu dengan 3
kategori, yaitu : a. Ilmu-ilmu naqliyah.
b. Ilmu-ilmu aqliyah.
c. Ilmu-ilmu lisan.
Klasifikasi isi kurikulum tersebut berpijak pada klasifikasi ilmu pengetahuan dengan 3 kelompok,
yaitu : a. Ilmu pengetetahuan menurut kuantitas yang mempelajari.
b. Ilmu pengetahuan menurut fungsinya.
c. Ilmu pengetahuan menurut sumbernya

9
D. Langkah-Langkah Mendesain Kurikulum Pendidikan Islam.

Dalam kurikulum terdapat komponen-komponen yang tidak boleh diabaikan keberadaannya,


komponen-komponen yang dimaksud adalah:
1. Tujuan;
2. Isi atau program;
3. Metode atau proses pembelajaran;
4. Evaluasi
Adapun dalam mendesain kurikulum pendidikan Islam berdasarkan komponen-komponen
kurikulum diatas, yaitu harus dimulai dari penyusunan atau perumusan tujuan menurut Islam. Dan
tujuan pendidikan Islam tidak lain sebagai berikut:
1. Jasmaninya sehat dan kuat;
2. Akalnya cerdas dan pandai;
3. Hatinya dipenuhi iman kepada Allah.
Untuk mewujudkan muslim seperti itu, pendesainan kurikulum dapat dilakukan dengan kerangka
sebagai berikut:
1. Untuk jasmani yang sehat dan kuat disediakan mata pelajaran dan kegiatan olahraga dan
kesehatan.
2. Untuk otak yang cerdas dan pandai disediakan mata pelajaran dan kegiatan yang dapat
mencerdaskan otak dan menambah pengetahuan seperti logika dan berbagai sains. Untuk hati yang
penuh iman disediakan mata pelajaran dan kegiatan agama.
Sementara itu, mata pelajaran dapat didesain sesuai dengan:
1. Perkembangan kemampuan siswa yang bersangkutan;
2. Kebutuhan individu dan masyarakatnya menurut tempat dan waktu.
Dan pendesainan kurikulum itu dengan memberikan pertimbangan, sebagai berikut:
1. Prinsip berkesinambungan;
2. Prinsip berurutan; dan
3. Prinsip integrasi pengalaman.
Karena tujuan pendidikan disegala tingkatan dan jenis pendidikan berintikan iman, maka seluruh
mata pelajaran dan kegiatan belajar haruslah bertolak dari dan menuju kepada keimanan kepada
Allah. Dengan cara begitu maka kesatuan pengalaman siswa akan terbentuk dan kesatuan
pengalaman itu dikendalikan oleh otoritas Allah. Dalam keadaan seperti itu, manusia akan mampu
menempati posisinya sebagai kholifah Allah yang memiliki otoritas tak terbatas dalam mengatur
alam ini.

10
kurikulum pendidikan Islam adalah kehendak Allah. Dengan ini maka kesatuan pengetahuan dan
pengalaman akan berpusat pada Allah, pengaturan kehidupan akan sesuai dengan kehendak Allah.
Kerangka kurikulum Islam sebagaimana dilakukan diatas adalah kurikulum yang umum, dapat dan
dijadikan acuan oleh orang islam dalam mendesain kurikulum pendidikan disekolah, dimasyarakat,
dan didalam rumah tangga. Kerangka kurikulum tersebut ialah sebagai berikut:
1. Tujuan;
2. Isi kurikulum (materi)
3. Metode
4. Evaluasi

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kurikulum dalam pendidikan Islam, dikenal dengan kata manhaj yang berarti jalan yang terang
yang dilalui oleh pendidik bersama anak didiknya untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap mereka. Selain itu, kurikulum juga dapat dipandang sebagai suatu program
pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai pendidik. Jika diaplikasikan dalam
kurikulum pendidikan Islam, maka kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang digunakan oleh
pendidik untuk membimbing peserta didiknya ke arah tujuan tertinggi pendidikan Islam, melalui
akumulasi sejumlah pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Pertimbangan-pertimbangan para ahli pendidikan Islam dalam menentukan atau memilih


kurikulum adalah segi agama akhlak/budi pekerti dan berikutnya barulah dari segi kebudayaan dan
manfaat. Kurikulum itu didesain dengan mempertimbangkan:

1. Prinsip berkesinambungan.
2. Prinsip berurutan.
3. Prinsip integrasi pengalaman.

B. Saran

Setelah mempelajari kurikulum pendidikan Islam maka sebagai seorang calon pendidik MI
seharusnya mampu memahami dan kelak mampu menerapkan ilmunya. Untuk itu, apabila dalam
penulisan dan penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan kelebihan, kritik dan saran dari
pembaca kami butuhkan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat, Zakiah dkk. 1996. Ilmu Pendidikan Islam. Cet. III. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara.

Nur .Hj.Dra ; Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia , 2005),Cet ke-1.

Rosdakarya. Umar, Bukhori. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.

Sudiyono.H.M. Drs; Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Jilid Ke-1.

Umar, Bukhori. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah

13

Anda mungkin juga menyukai