Anda di halaman 1dari 16

HAKIKAT KURIKULUM PENDIDIKAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

PENDIDIKAN DALAM ISLAM

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah: Filsafat Pendidikan Islam

Dosen Pengampu: Dr. Humaidah Br. Hasibuan, M.Ag

Disusun Oleh:
Kelompok 10
Semester III/ Tadris Biologi 2

Ayu Riski Aulia (0310212033)


Dedek Azura (0310213091)
Tsabitah Husna Br Nainggolan ( 0310213093)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang atas segala Ridho-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikam Islam, Prodi Tadris Biologi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara yang berjudul tentang “ Hakikat
Kurikulum Pendidikan dan Implikasnya Terhadap Pendidikan Dalam Ialam”.

Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Humaidah Br.
Hasibuan, M.Ag, selaku dosen dari mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam.Semoga tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan.Kami menyadari tugas
kelompok ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami terima demi kesempurnaan tugas kelompok ini.

Medan, 10 November, 2022

Kelompok 10
ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3


A. Pengertian Kurikulum Pendidikan ..................................................................... 3
B. Sumber Kurikulum Pendidikan Islam................................................................ 5
C. Karakteristik Kurikulum Pendidikan Islam ...................................................... 7
D. Implikasinya Terhadap Pendidikan Dalam Islam ............................................. 8

BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 11

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 11
B. Saran ...................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan persoalan yang kompleks, menyangkut semua komponen yang


terkandung di dalamnya. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan Alqur’an dan
As- sunnah selain mempunyai tujuan keilmuan, Pendidikan Islam juga mempunyai tujuan
menjadikan manusia sebagai khalifah yang dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan adanya suatu program yang terencana yang dapat
mengantar proses pendidikan sampai pada tujuan yang diinginkan.

Proses belajar mengajar, pelaksanaannya, sampai penilaian, dalam pendidikan lebih


dikenal dengan istilah kurikulum pendidikan.Di antara pendidikan yang paling penting bagi
setiap manusia ialah pendidikan Islam. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih
kepekaan (sensibility) para peserta didik sedemikian rupa sehingga sikap hidup dan peri-laku,
juga keputusan dan pendekatannya kepada semua jenis pengetahuan dikuasai oleh perasaan
mendalam nilai-nilai etik dan spiritual Islam. Dalam Pendidikan Islam, pendidikan sebagai
aktivitas berarti upaya sadar yang dirancang untuk membantu seseorang, sekelompok orang
dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup, baik yang
bersifat manual maupun mental dan sosial.

Satu hal yang paling penting dalam masalah pendidikan formal adalah pengaturan
kurikulum. Karena kurikulumlah yang dijadikan sebagai acuan bagi berjalannya proses
pendidikan. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam
suatu sistem pendidikan, karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan
pendidikan dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis
dan tingkat pendidikan.Bahkan termasuk sebagai acuan bagi evaluasi berhasil atau tidaknya
proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru atau sekolah. Kurikulum
pendidikan Islam tidak terbatas mempelajari mata pelajaran pengetahuan agama Islam saja
sebagaimana kefahaman kebanyakan masyarakat.Tetapi pendidikan Islam itu sebenarnya
mempunyai jangkauan yang lebih luas meliputi semua cabang ilmu pengetahuan yang
dibenarkan oleh agama Islam.

Pendidikan Islam mula diberikan kepada kanak-kanak sejak mereka berada di peringkat
prasekolah hinggalah ke universiti.Untuk menanamkan ajaran-ajaran Islam di kalangan
pelajar-pelajar dengan lebih berkesan, maka satu kurikulum yang lengkap, dan tersusun rapi
serta berkesinambungan amatlah diperlukan. Oleh itu di dalam rencana ini penulis akan
menerangkan mengenai kurikulum yang berkaitan dengan pendidikan Islam. Kurikulum
pendidikan Islam yang dimaksudkan di sini tidak terbatas setakat mempelajari mata pelajaran
pengetahuan agama Islam saja sebagaimana kefahaman kebanyakkan masyarakat hari
ini.Tetapi pendidikan Islam itu sebenarnya mempunyai skop jangkauan yang lebih luas
meliputi semua cabang ilmu pengetahuan yang dibenarkan oleh agama Islam.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Kurikulum Pendidikan?
2. Apa Saja Sumber Kurikulum Pendidikan Islam?
3. Bagaimana Karakteristik Kurikulum Pendidikan Islam?
4. Bagaimana Implikasinya Terhadap Pendidikan Dalam Islam?

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah tersebut penulis dapat menyimpulkan tujuan dari makalah ini,
yaitu:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Kurikulum Pendidikan
2. Untuk Mengetahui Sumber Kurikulum Pendidikan Islam
3. Untuk Mengetahui Karakteristik Kurikulum Pendidikan Islam
4. Untuk Mengetahui Implikasinya Terhadap Pendidikan Dalam Islam

D. Manfaat Penulisan
Ada banyak manfaat yang baik dari pembuatan makalah ini, antara lain:

1. Melatih kreatifitas penulis dalam menuangkan gagasan pemikirannya (ide-idenya)


tentang “Hakikat Kurikulum Pendidikan dan Implikasnya Terhadap Pendidikan
Dalam Ialam” .
2. Disini secara tidak langsung juga dilatih untuk menerapkan kemampuan
membahasakan materi dan kemampuan dalam menyampaikan materi dalam
presentasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam

1. Pengertian Kurikulum

Kurikulum adalah semua rencana yangterdapat dalam proses pembelajaran. Kurikulum


dapat diartikan pula sebagai semuausaha lembaga pendidikan yang direncanakanuntuk
mencapai tujuan yang disepakati.Kurikulum merupakan rancangan pendidikanyang
merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan untuk siswa sekolah. Kurikulum
disusun oleh para pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik, pejabat pendidikan,
pengusaha serta masyarakat lainnya. Rencana ini disusun dengan maksud memberi pedoman
kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses pembimbingan perkembangan siswa,
mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa sendiri, keluarga maupun masyarakat.
Kurikulum dalam pengertian mutakhir adalah semua kegiatan yang memberikan pengalaman
kepada siswa (anak didik) di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah.
William B. Ragan, sebagai dikutip S. Nasution, berpendapat bahwa kurikulum meliputi
seluruh program dan kehidupan disekolah. S. Nasution menyatakan, ada beberapa penafsiran
lain tentang kurikulum. Diantaranya : pertama, kurikulum sebagai produk (sebagai hasil
pengambangan kurikulum), kedua, sebagai program (alat yang dilakukan sekolah untuk
mencapai tujuan), ketiga , kurikulum sebagai hal-hal yang diharapkan akan dipelajari oleh
siswa (sikap, keterampilan tertentu), dan keempat, kurikulum sebagai pengalaman siswa. Di
dalam kamus bahasa Arab kurikulum (Manhaj) sering didefinisikan sebagai jalan yang
terang, atau jalan terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupannya.
Seterusnya,Prof. Dr. Omar Al-Syaibani menjelaskan kurikulum (manhaj) dimaksudkan
sebagai jalan terang yang dilalui oleh pendidik atau guru dengan orang-orang yang dididik
atau dilatihnya untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mereka.
Sementara itu Wiles dan Bondi memberikan definisi kurikulum sebagai: “It is the range of
experiences,both indirect and directed,concerned in unfolding the abilities of the individual,or
it is a series of consciously directed training experiences that the school use for completing
and perfecting the individual” Menurut Zuharani”, Kurikulum adalah semua pengetahuan,
kegiatan-kegiatan atau pengalaman belajar yang diatur dengan kaedah yang sistematik, yang
diterima anak untuk mencapai suatu tujuan”.
Sementara itu Kementerian Pelajaran Malaysia menjelaskan ”Kurikulum bermaksud
segala rancangan pendidikan yang dikendalikan oleh sesebuah sekolah ataupun institusi
pelajaran untuk mencapai matlamat pendidikan”. Seterusnya, Pg. Dr. Hj. Abu Bakar (2008)
menjelaskan: “ Kurikulum adalah maklumat dan ilmu pengetahuan yang diajar oleh guru atau
yang dipelajari oleh pelajar di sekolah atau lain-lain institusi pendidikan, dalam bentuk mata
pelajaran yang terdapat dalam buku teks dalam setiap tahap pendidikannya”.
Ini bermakna kurikulum itu ialah segala pengalaman yang diperolehi oleh pelajar di
sekolah yang mempunyai pengaruh yang baik terhadap kelakuan anak di bawah bimbingan

3
guru bagi mencapai tujuan dan matlamat pendidikan. Akhirnya dapatlah diambil kesimpulan
bahawa kurikulum bukan hanya meliputi mata pelajaran dan pengalaman yang berlaku dalam
kelas, malah ia meliputi semua pengalaman, aktiviti, suasana dan pengaruh yang diberikan
kepada pelajar atau yang mereka kerjakan atau yang mereka jumpai di sekolah atau yang
dikelolakan oleh sekolah. Ini termasuklah , semua kegiatan, pengalaman budaya, seni, sukan
dan sosial yang dikerjakan oleh pelajar di luar jadual waktu dan di luar bilik darjah yang
dikelolakan oleh pihak sekolah.
2. Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan Islam ialah satu ‘kesatuan’ yang terdiri daripada dua aspek yang
bersepadu.Yang pertama ialah bahawa sebahagian daripada ajaran Islam dan undang-undang
serta moral hendaklah diajar dengan begitu rupa untuk membolehkan pelajar memahami,
setakat yang memadai, asas-asas Islam. Aspek yang kedua ialah untuk melatih pemikiran
pelajar dengan cara yang saintifik dan rasional supaya dia dapat menyelaraskan perilakunya
dengan moral, undang-undang dan keimanannya terhadap .

Menurut Mohd Kamal Hasan, pendidikan Islam menyatukan semua ilmu pengetahuan di
bawah authority dan pengendalian Al-Quran dan Sunnah yang merupakan teras dalam sistem
pendidikan dan kebudayaan Islam seluruhnya. Akidah Islam menjadi pusat bagi semua ilmu
serta sifatnya integrated. Menurut beliau pendidikan Islam itu bolah dibahagi dua, iaitu
formal dan
Akhirnya, dapatlah dibuat kesimpulan bahawa tiada makna yang tepat bagi pendidikan
Islam namun dapat difahami oleh semua orang bahawa pendidikan Islam adalah satu usaha
untuk mengembangkan fitrah manusia sesuai dengan ajaran agama Islam berlandaskan al-
Quran dan al-Sunnah yang akhirnya akan mewujudkan satu masyarakat yang bertamadun
tinggi, penuh rahmat dan kebahagiaan serta mendapat keredaan Allah.
3. Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam

Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan,


pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak
didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Atau dengan kata lain kurikulum
pendidikan Islam adalah semua aktivitas, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja
dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka tujuan
pendidikan Islam.
Berdasarkan keterangan di atas, maka kurikulum pendidikan Islam itu merupakan satu
komponen pendidikan agama berupa alat untuk mencapai tujuan. Ini bermakna untuk
mencapai tujuan pendidikan agama (pendidikan Islam) diperlukan adanya kurikulum yang
sesuai dengan tujuan pendidikan Islam dan bersesuaian pula dengan tingkat usia, tingkat
perkembangan kejiwaan anak dan kemampuan pelajar.1

1
Noorzanah, Konsep Kurikulum Dalam Pendidikan Islam, ( Kalimantan: Ittihad Jurnal Kopertais
Wilayah XI Kalimantan, 2017). Vol 15 No 2 . h. 1-2

4
B. Sumber Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum yang baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam adalah bersifat
integrated dan komperhensif serta menjadikan Al-Quran dan Hadits sebagai sumber yang
utama dalam penyusunannya. Karena keduanya merupakan sumber yang utama bagi
pendidikan Islam berisi kerangka dasar yang dapat di jadikan acuan operasional dan
pengembangan kurikulum pendidikan Islam. Adapun HR.Hakim menyataan:

“Telah aku tinggalkan kepada kalian semua dua perkara yang jika kalian berpegang teguh
padanya maka tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnah
Nabi-Nya.” (HR. Hakim)

Dalam Alquran dan hadits ditemukan kerangka dasar yang dapat di jadikan sebagai
pedoman operasional dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan Islam,
kerangka dasar tersebut adalah, (1) Tauhid, dan (2) Perintah membaca.
1.Tauhid
Tauhid sebagai kerangka dasar utama kurikulum harus dimantapkan semenjak bayi yaitu
dimulai dengan memperdengarkan kalimat-kalimat tauhid di telinga mereka seperti lapaz
azan dan iqamah terhadap anak yang baru di lahirkan. Apabila di analisis tentang materi
tersebut azan dan iqamah merupakan pendidikan Islam yang paling awal yang di berikan
kepada seorang anak dalam transformasi maupun internalisasi pendidikan Islam. Dengan
pembekalan modal Iman dan Taqwa seperti yang dimaksud maka di harapkan anak tumbuh
dan berkembang menjadi anak yang taat beribadah terlebih mampu melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai khalifah di bumi. Sehubungan dengan itu maka tugas dan fungsi
lembaga pendidikan Islam haruslah di arahkan untuk mengembangkan iman dan ihsan,
sehingga melahirkan amal shalih dan ilmu yang bermanfaat.
2. Perintah membaca

Kerangka dasar yang berikutnya adalah perintah “membaca” ayat-ayat Allah yang
meliputi tiga macam ayat yaitu, (a) ayat-ayat Allah berdasarkan wahyu, (b) ayat-ayat Allah
yang ada pada diri manusia, (c) Ayat Allah yang terdapat dialam semesta diluar diri manusia.
Dalam Qur’an surah al-Alaq apabila di tinjau dari segi kurikulum pendidikan Islam firman
Allah tersebut merupakan pedoman atau bahan pokok pendidikan yang mencakup seluruh
ilmu pengetahuan yang di butuhkan manusia.

Membaca selain melibatkan proses mental yang tinggi, juga pengenalan, pengamatan,
ingatan, pengucapan, pemikiran, daya cipta, juga sekaligus menjadi bahan pendidikan itu
sendiri. Pada dasarnya dalam surah al-Alaq tersebut telah mencakup kurikulum pendidikan
Islam dan yang paling penting adalah bagaimana penjabarannya maupun mendesainnya
dengan sedemikian rupa sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat pendidikan
sehingga menghasilkan tujuan pendidikan yang di harapkan. Oleh sebab itu dalam kaitannya
dengan kerangka dasar kurikulum pendidikan Islam, maka kurikulum pertama yang harus

5
diterapkan sebagai langkah awal terhadap anak adalah membaca, menulis, berhitung, bahasa
dan sajak-sajak yang mengandung akhlak.

Sebagaimana al-Syaibany mengatakan bahwa dasar-dasar umum yang menjadi landasan


kurikulum pendidikan Islam adalah:

1. Dasar Agama, Kurikulum diharapkan dapat menolong siswa untuk membina iman
yang kuat, teguh terhadap ajaran agama, beraklak mulia dan melengkapinya dengan
ilmu yang bermanfaat di dunia dan akhirat.
2. Dasar Falsafah, Pendidikan Islam harus berdasarkan wahyu Tuhan dan tuntutan Nabi
SAW serta warisan para ulama.
3. Dasar Psikologis, Kurikulum tersebut harus sejalan dengan ciri perkembangan siswa,
tahap kematangan dan semua segi perkembangannya.
4. Dasar Sosial, Kurikulum diharapkan turut serta dalam proses kemasyarakatan
terhadap siswa, penyesuaian mereka dengan lingkungannya, pengetahuan dan
kemahiran mereka dalam membina umat dan bangsanya.2

Selama ini, kurikulum pendidikan agama Islam itu adalah ajaran pokok Islam yang
meliputi masalah aqidah (keimanan), syari'ah (keislaman), dan akhlak (ihsan).

1. Keimanan (aqidah)
Bagian aqidah menyentuh hal-hal yang bersifat iktikad (kepercayaan).Termasuk
mengenai iman setiap manusia dengan Allah, Malaikat, Kitabkitab, Rasul-rasul, Hari Qiamat
dan Qada dan Qadar Allah swt.Masalah keimanan mendapat prioritas pertama dalam
penyusunan kurikulum karena pokok ajaran inilah yang pertam perlu ditanamkan pada anak
didik.
2. Keislaman (syariah)

Bagian syariah meliputi segala hal yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan peraturan hukum Allah dalam mengatur
hubungan manusia dengan Allah dan antara sesama manusia.Aspek pergaulan hidup manusia
dengan sesamanya sebagai pokok ajaran Islam Yang penting ditempatkan pada prioritas
kedua dalam urutan kurikulum ini.
3. Ihsan (akhlak).
Bagian akhlak merupakan suatu amalan yang bersifat melengkapkan kedua perkara di
atas (keimanan dan keislaman) dan mengajar serta mendidik manusia mengenai cara
pergaulan dalam kehidupan bermasyarakat. 3
Ketiga ajaran pokok tersebut di atas akhirnya dibentuk menjadi Rukun Iman, Rukun
Islam dan Akhlak.Dari ketiga bentuk ini pula lahirlah beberapa hukum agama, berupa ilmu
tauhid, ilmu fiqih dan ilmu akhlak.Sebab Islam perludijabarkan lebih luas, seluas jagat raya

2
Al-Syaibany, Omar Mohammad Al-Toumy, Falsafah Pendidikan Islam, (Terj.Hassan Langgulung),
(Jakarta: Bulan Bintang, 1979). h.169-170
3
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah dan
Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2005 ).h. 75

6
ini.Kurikulum pendidikan agama Islamseharusnya bersentuhan dengan segala
aspekkehidupan manusia yang bersumber pada al- Qur'an dan hadits serta penalaran logis dan
hasil observasi yang kaya dengan pengetahuandan pengalaman hidup dan kehidupan.
Hal yang perlu didahulukan dalam sumber kurikulum pendidikan Islam yang pertama
ialah al-Quran dan Hadis.Kedua ialah bidang ilmu yang meliputi kajian tentang manusia
sebagai individu dan juga sebagai anggota masyarakat. Menurut istilah moden bidang ini
dikenali sebagai kemanusiaan (al-ulum al-insaniyyah). Bidang-bidangnya termasuklah
psikologi, sosiologi, sejarah, ekonomi dan lainlain. Ketiga bidang ilmu mengenai alam atau
sains natural ( al-ulum al-Kauniyyah), yang meliputi bidang-bidang seperti astronomi, biologi
dan lain-lain.
Ruang lingkup materi pendidikan Islam sebenarnya ada terkandung di dalam al-Quran
seperti yang pernah dicontohkan oleh Luqman ketika mendidik anaknya. Bagi Negara Brunei
Darussalam Keluasan ruang lingkup pendidikan Islam tertakluk kepada pihak Kementerian
Pendidikan, Kementerian Hal Ehwal Ugama, Jabatan Perkembangan Kurikulum, tingkat
kelas, tujuan dan tingkat kemampuan pelajar. Bagi sekolah Arab dan agama khas tentunya
mempunyai pembahasan yang lebih luas dan lebih terperinci berbanding sekolah
umum.Begitu juga terdapat perbezaan yang jelas di antara peringkat rendah, menengah dan
peringkat tinggi dan universiti. Sedangkan mengenai sistem pengajaran dan teknik
penyampaian adalah terserah kepada kebijakan guru melalui pengalamannya dengan cara
memperhatikan bahan yang tersedia,waktu serta jadual yang sudah ditetapkan oleh pihak
tertentu.4

C. Karakterstik Kurikulum Pendidikan Islam

Karakterstik kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai berikut :


1. Agama dan akhlak merupakan tujuan utama. Segala yang diajarkan dan di amalkan
harus berdasarkan pada Al-Qur‟an dan As-Sunnah serta ijtihad para ulama.
2. Mempertahankan pengembangan dan bimbingan terhadap semua aspek pribadi siswa
dari segi intelektual, psikologi, sosial, dan spiritual.
3. Adanya keseimbangan antara kandungan kurikulum dan pengalaman serta kegiatan
pengajaran.
Oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa sebagai inti dari Karakterstik kurikulum
pendidikan Islam adalah kurikulum yang dapat memotivasi siswa untuk berakhlak atau
berbudi pekerti luhur, baik terhadap Tuhan, terhadap diri dan lingkungan sekitarnya. 5

Ciri-ciri kurikulum pendidikan islam Menurut al-Shaibani sebagaimana yang dikutip oleh
Anin Nurhayati, dalam bukunya “Kurikulum Inovasi” , dapat dijabarkan sebagai berikut:

4
Ibid., h. 85
5
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajara,(Bandung: Bumi Aksara, 1994).h. 75

7
1. Kurikulum pendidikan islam harus mewujudkan tujuan pendidikannya, materi
pelajarannya. Untuk pelajaran agama dan akhlak harus diambil dari al-qur’an dan
Hadist serta contoh-contoh suri tauladan dari tokoh-tokoh terdahulu yang baik.
2. Kurikulum pendidikan islam sangat memperhatikan pengembangan menyeluruh
tentang aspek Pribadi siswa, yaitu dari intelektual, psikologis, sosial dan spitritual.
Untuk pengembangan menyeluruh ini, kurikulum harus dengan tujuan pembinaan
pada setiap aspek tersebut. Untuk para peserta didik harus diajarkan berbagai ilmu
pengetahuan.

3. Kurikulum pendidikan islam harus memperhatikan keseimbangan antara pribadi dan


masyarakat, dunia dan akhirat, jasmani, akal dan rohani manusia. Keseimbangan itu
tentunya bersifat relatif karena tidak dapat di ukur secara obyektif
4. Kurikulum pendidikan islam juga memperhatikan seni halus, yaitu seni ukir, pahat,
tulis indah, gambar dan sejenisnya. Selain itu harus memperhatikan pendidikan
jasmani, latihan militer, teknik ketrampilan, latihan kejuruan, pertukangan dan bahasa
asing. Semuanya berdasarkan bakat dan minat.
5. keterkaitan antara kurikulum dalam pendidikan islam dengan kesediaan-kesediaan
pelajar-pelajar dan minat, kemampuan kebutuhandab perbedaan-perbadaan
perseorangan dengan mereka. Dan juga keterkaitan dengan alam sekitar budaya dan
social dimana sebuah kurikulum itu dilaksanakan.
Dapat disimpulkan karakteristik yang harus dimiliki kurikulum pendidikan menurut Omar
Muhammad al-Toumy al-Syaibani yaitu: menonjolkan tujuan agama dan akhlaq pada tujuan
kandungan kurikulum dan metode, kandungan dan cakupannya harus luas dan menyeluruh
sehingga mencerminkan semangat, berkesinambungan antara ilmu pengetahuan yang
dikembangan, bersikap menyeluruh dalam mengatur mata pelajaran yang diperlukan para
peserta didik, slalu disesuaikan dengan bakat dan minat peserta didik.6

D. Implikasi Terhadap Pendidikan Islam

Para ahli pendidikan muslim pada umumnya sependapat bahwa teori dan praktek
kependidikan Islam harus didasarkan pada konsepsi dasar tentang manusia. Pembicaraan
diseputar persoalan ini adalah merupakan sesuatu yang sangat vital dalam pendidikan.
Tanpa kejelasan tentang konsep ini, pendidikan akan meraba-raba, dan bahkan bisa jadi
pendidikan Islam tidak akan dapat dipahami secara jelastanpa terlebih dahulu memahami
konsep Islam yang berkaitan dengan pengembangan individu seutuhnya.Identitas manusia
muslim secara sempurna dapat diperoleh setelah fungsinya sebagai makhluk, pendidik dan
siterdidik, hamba Allah (‘abd) dan khalifah Allah, serta potensi lainnya benar-benar telah
dilakukan integrasi secara seimbang dalam kesatuan yang utuh. Penekanan padasalah

6
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Isalam , (Jakarta : Kencana Prenada Media, 2010).
h. 124-126

8
satunya sembari meninggalkan yang lain berakibat tidak sempurnanya identitas
manusiasebagai insan kami atau muslim kaffah.7

Bila pendidikann Islam semata-mata menekankan pembentukan pribadi muslim yang


sanggup mengabdi, beribadah, dan berakhlak karimah, akibatnya pribadi yang terbentuk
adalah kesalehan individual yang mengabaikan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan bisa dipastikan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan diambil oleh umat
yang lain. Begitu juga sebaliknya, bila pendidikan Islam hanya memfokuskan perannya
sebagai pembentuk khalifahdi muka bumi yang sanggup menguasai ilmu dan teknologi dan
menguak rahasia alam untuk dikelola demi kemakmuran hidup di dunia, tanpa memberi
keseimbangan terhadap fungsinya sebagai hamba Allah SWT, maka manusia bisa pandai,
tetapi jiwa dan hatinya kosong dari cahaya ilahi.
Dari uraian terdahulu tentang hakekat manusia dalam konsep Islam, dapat dilihat
implikasi penting konsep terbsebut dalam hubunganya dengan pendidikan Islam, yaitu:
1. Pertama, sudah diketahui bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki dua
komponen materi dan immateri (jasmani dan rohani), maka konsepsi itu menghendaki
proses pembinaan yang mengacu ke arah realisasi dan pengembangan komponen-
komponen tersebut. Hal ini berartibahwasistem pendidikan Islam harus dibangundi
atas konsep kesatuan (integrasi) antara pendidikan qalbiyahdan aqliyahsehingga
mampu menghasilkan manusia muslim yang pintar secara intelektual danterpuji
secara moral.Jika kedua komponen itu terpisah atau dipisahkan dalam proses
kependidikan Islam, maka manusia akan kehilangan keseimbangannya dan tidak
akan pernah menjadi pribadi-pribadi yang sempurna (insan kamil).
2. Kedua, Al-quran menjelaskan bahwa fungsi penciptaan manusia di alam ini
adalah sebagai khalifahdan ‘abd. Untukmelaksanakan fungsi ini Allah SWT
membekali manusia dengan seperangkat potensi. Dalam konteks ini, maka pendidikan
Islam harus merupakan upaya yang ditujukan ke arah pengembangan potensi yang
dimiliki manusia secara maksimal, sehingga dapat diwujudkan dalam bentuk
kongkrit, dalam kompetensi-kompetensi yang bermuatan hard skilldan soft skill.
3. Ketiga, fungsionalisasi pendidikan Islamdalam mencapai tujuannya sangat
bergantung kepada sejauh mana kemampuan umat Islam menterjemahkan dan
merealisasikan konsep tentang hakekat manusia dan fungsi penciptaanya dalam
alam semesta ini. Dalam hal ini, pendidikanIslam harus dijadikan sarana yang
kondusif, proses transformasi ilmu pengetahuan dan budaya Islami dari satu
generasikepada generasi berikutnya. Posisi manusiasebagai khalifahdan
‘abdmenghendaki program pendidikan yang menawarkan sepenuhnya penguasaan
ilmu pengetahuan secara totalitas, agar manusia tegar sebagai khalifahdan
taqwa sebagai dari aspek ‘abd.
4. Keempat,agar pendidikan Islam berhasil dalam prosesnya, maka konsep hakekat
manusia dan fungsi penciptaannya dalam alam semesta harus sepenuhnya
diakomodasikan dalam perumusan teori-teori pendidikan Islam melalui pendekatan

7
Assegaf, Abd Rahman, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.)h. 163

9
kewahyuan, empirik keilmuan dan rasional filosofis. Dalam hal ini harus difahami
pula bahwa pendekatan keilmuan dan filosofis hanya merupakan media untuk
menalar pesan-pesan Allah yang absolut, baik melalui ayat-ayat-Nya yang bersifat
tekstual (quraniyah), maupun ayat-ayat-Nya yang bersifat kontekstual (kauniyah),
yang telah dijabarkan-Nya melalui sunnatullah.
5. Kelima, proses internalisasi nilai-nilai Islam kedalam invividu ataupribadi seseorang
harus dapat dipadukan melalui peran individu maupun orang lain (guru), sehingga
dapat meperkuat terwujudnya kesatuan pola dan kesatuan menuju terbentuknya
mentalitas yang sanggup mengamalkn nilai dan norma Islam dalam diri insan kami.8

8
Arifin, Muzayyin. Filsafat Pendidikan Islam,( Jakarta: Bumi Aksara., 2010) h. 158

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum pendidikan Islam itu merupakan satu komponen pendidikan agama berupa alat
untuk mencapai tujuan. Ini bermakna untuk mencapai tujuan pendidikan agama (pendidikan
Islam) diperlukan adanya kurikulum yang sesuai dengan tujuan pendidikan Islam dan
bersesuaian pula dengan tingkat usia, tingkat perkembangan kejiwaan anak dan kemampuan
pelajar.

Kurikulum yang baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam adalah bersifat
integrated dan komperhensif serta menjadikan Al-Quran dan Hadits sebagai sumber yang
utama dalam penyusunannya. Karena keduanya merupakan sumber yang utama bagi
pendidikan Islam berisi kerangka dasar yang dapat di jadikan acuan operasional dan
pengembangan kurikulum pendidikan Islam. Dalam Alquran dan hadits ditemukan kerangka
dasar yang dapat di jadikan sebagai pedoman operasional dalam penyusunan dan
pengembangan kurikulum pendidikan Islam, kerangka dasar tersebut adalah, (1) Tauhid, dan
(2) Perintah membaca.

Ciri-ciri umum kurikulum pendidikan Islam adalah sebagai berikut :


1. Agama dan akhlak merupakan tujuan utama. Segala yang diajarkan dan di amalkan
harus berdasarkan pada Al-Qur‟an dan As-Sunnah serta ijtihad para ulama.
2. Mempertahankan pengembangan dan bimbingan terhadap semua aspek pribadi siswa
dari segi intelektual, psikologi, sosial, dan spiritual.

3. Adanya keseimbangan antara kandungan kurikulum dan pengalaman serta kegiatan


pengajaran.

Ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam adalah kurikulum yang dapat memotivasi siswa
untuk berakhlak atau berbudi pekerti luhur, baik terhadap Tuhan, terhadap diri dan
lingkungan sekitarnya.Dari uraian terdahulu tentang hakekat manusia dalam konsep
Islam, dapat dilihat implikasi penting konsep terbsebut dalam hubunganya dengan
pendidikan Islam, yaitu:
1. Pertama, sudah diketahui bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki dua
komponen materi dan immateri (jasmani dan rohani), maka konsepsi itu menghendaki
proses pembinaan yang mengacu ke arah realisasi dan pengembangan komponen-
komponen tersebut.
2. Kedua, Al-quran menjelaskan bahwa fungsi penciptaan manusia di alam ini
adalah sebagai khalifahdan ‘abd. Untuk melaksanakan fungsi ini Allah SWT
membekali manusia dengan seperangkat potensi.
3. Ketiga, fungsionalisasi pendidikan Islam dalam mencapai tujuannya sangat
bergantung kepada sejauh mana kemampuan umat Islam menterjemahkan dan
merealisasikan konsep tentang hakekat manusia dan fungsi penciptaanya dalam
alam semesta ini.
11
4. Keempat, agar pendidikan Islam berhasil dalam prosesnya, maka konsep hakekat
manusia dan fungsi penciptaannya dalam alam semesta harus sepenuhnya
diakomodasikan dalam perumusan teori-teori pendidikan Islam melalui pendekatan
kewahyuan, empirik keilmuan dan rasional filosofis.
5. Kelima, proses internalisasi nilai-nilai Islam kedalam invividu ataupribadi seseorang
harus dapat dipadukan melalui peran individu maupun orang lain (guru), sehingga
dapat meperkuat terwujudnya kesatuan pola dan kesatuan menuju terbentuknya
mentalitas yang sanggup mengamalkn nilai dan norma Islam dalam diri insan kami.

B. Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami buat , dengan adanya makalah ini diharapkan
akan menjadi bahan pembelajaran sehingga dapat lebih memahami materi yang kami
paparkan, sebagai manusia biasa kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat
kontruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan berikutnya.

12
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir. 2010 . Ilmu Pendidikan Isalam . (Jakarta : Kencana
Prenada Media).
Al-Syaibany, Omar Mohammad Al-Toumy. 1979. Falsafah Pendidikan Islam (Terj.Hassan
Langgulung. (Jakarta: Bulan Bintang,).
Arifin, Muzayyin.2010. Filsafat Pendidikan Islam,( Jakarta: Bumi Aksara)
Assegaf, Abd Rahman. 2011. Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Raja Grafindo Persada)
Noorzanah.2017. Konsep Kurikulum Dalam Pendidikan Islam. ( Kalimantan: Ittihad Jurnal
Kopertais Wilayah XI Kalimantan). Vol 15 No 2
Oemar Hamalik 1994. .Kurikulum dan Pembelajara.(Bandung: Bumi Aksara)
Muhaimin.2005. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah
dan Perguruan Tinggi. (Jakarta: Kencana)

13

Anda mungkin juga menyukai