Anda di halaman 1dari 17

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Pendidikan Islam
Dosen Pengampu:
Dr. H. Ismail, M. Ag.,
Nur Alawiyah, M. Pd.,

Disusun oleh:
Alfina Masruroh (1808076048)
Khaerul Ashabi (1808076049)
Sania Rahmatika (1808076050)
Yulia Widayanti (1808076051)

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Kurikulum Pendidikan Islam” dengan tepat waktu. Makalah ini
membahas mengenai pengertian dan karakteristik kurikulum pendidikan Islam serta
fenomena kurikulum pendidikan Islam terkini. Kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada dosen pengampu dan rekan tim kelompok yang dapat bekerja sama
dengan baik. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan guna
perbaikan pembuatan makalah kami selanjutnya.

Semarang, 20 September 2020

Tim penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3
A. Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam ........................................................ 3
B. Karakteristik dan Isi Kurikulum Pendidikan Islam ......................................... 5
1. Karakteristik Kurikulum Pendidikan Islam .............................................. 5
2. Isi Kurikulum Pendidikan Islam ............................................................... 7
C. Kurikulum Pendidikan Islam pada Konteks Dunia Pendidikan Terkini ......... 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12
A. Simpulan ........................................................................................................ 12
B. Saran .............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu aspek yang penting di dalam kehidupan
setiap individu. Pendidikan bagi manusia meliputi aspek jasmani, rohani, akal
dan sosial. Pendidikan yang paling penting bagi setiap muslim ialah pendidikan
Islam. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih kepekaan (sensibility)
para peserta didik sekaligus sikap hidup dan perilaku, juga keputusan dan
pendekatannya kepada semua jenis pengetahuan yang dikuasai oleh perasaan
mendalam dengan unsur nilai-nilai etik dan spiritual Islam. Peserta didik dilatih
dan mentalnya didisiplinkan, sehingga mereka mencari pengetahuan tidak
sekedar untuk memuaskan keingintahuan intelektual atau hanya untuk
keuntungan dunia material belaka tetapi juga untuk mengembangkan diri
sebagai makhluk rasional dan saleh yang kelak dapat memberikan
kesejahteraan fisik, moral dan spiritual bagi keluarga, masyarakat dan umat
manusia. Upaya untuk menanamkan ajaran-ajaran Islam di kalangan pelajar,
maka diperlukan suatu kurikulum yang lengkap, tersusun rapi serta
berkesinambungan.
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari
dan curare yang berarti tempat berpacu. Istilah kurikulum berasal dari dunia
olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani mengandung pengertian suatu
jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish
(Ramayulis, 2012).
Sejalan dengan perjalanan waktu, pengertian kurikulum mulai
berkembang dan cakupannya lebih luas, yaitu mencakup segala aspek yang
mempengaruhi pribadi peserta didik. Kurikulum dalam pengertian yang
modern ini mencakup tujuan, mata pelajaran, proses belajar dan mengajar serta
evaluasi. Oleh karena itu, dalam rencana ini penulis akan menerangkan
mengenai kurikulum yang berkaitan dengan pendidikan Islam.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kurikulum pendidikan Islam?
2. Bagaimana karakteristik dan isi kurikulum pendidikan Islam?
3. Bagaimana kurikulum pendidikan Islam pada konteks dunia pendidikan
terkini?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum pendidikan Islam
2. Untuk mengetahui karakteristik dan isi kurikulum pendidikan Islam
3. Untuk mengetahui bagaimana kurikulum pendidkan Islam pada konteks
dunia pendidikan terkini

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari
dan curare yang berarti tempat berpacu. Istilah kurikulum berasal dari dunia
olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani mengandung pengertian suatu
jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish
(Ramayulis, 2012). Barulah pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam
bidang pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran dalam suatu perguruan.
Ahmad Tafsir (2012) menyatakan bahwa dalam kamus Webster tahun 1856
kurikulum diartikan dua macam, yaitu :
1. Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari peserta didik
disekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu.
2. Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan
atau jurusan.
Kosakata Kurikulum telah masuk kedalam kosakata bahasa Indonesia,
dengan arti susunan rencana pelajaran. Berbagai macam pengertian kosakata
tentang kurikulum dari segi bahasa ini dapat diartikan, bahwa kurikulum ialah
rencana atau bahasan pelajaran, sehingga arah kegiatan pendidikan menjadi
jelas dan terang. Pengertian ini terkait dengan hal yang paling menonjol dari
isi kurikulum, yaitu susunan bahan atau mata pelajaran yang akan digunakan
sebagai acuan dalam kegiatan pendidikan (Abuddin Nata, 2010).
Pandangan tradisional mengenai kurikulum menyatakan bahwa
kurikulum memang hanya rencana pelajaran, sedangkan dalam pandangan
modern kurikulum lebih dari sekedar rencana pelajaran atau bidang studi.
Adanya pandangan tradisional yang mengatakan bahwa kurikulum memang
hanya rencana pelajaran ini sebenarnya tidak terlalu salah, mereka
membedakan kegiatan belajar kulikuler dan kegiatan belajar ekstrakulikuler
dan kokulikuler. Kegiatan kulikuler ialah kegiatan belajar untuk mempelajari
pelajaran wajib, sedangkan kegiatan kokulikuler dan ekstrakulikuler disebut
sebagai kegiatan penyerta. Praktikum kimia, fisika atau biologi, kunjungan ke

3
museum untuk pelajaran sejarah dipandang mereka sebagai kokulikuler
(penyerta kegiatan belajar bidang studi). Apabila kegiatan itu tidak berfungsi
sebagai penyerta, seperti pramuka dan olahraga, maka yang ini disebut
kegiatan di luar kurikulum (kegiatan ekstrakulikuler).
Menurut pandangan modern, kurikulum modern ialah semua yang secara
nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah. Dalam pendidikan, kegiatan
yang dilakukan peserta didik dapat memberikan pengalaman belajar, seperti
berkebun, olahraga, pramuka dan pergaulan serta beberapa kegiatan lainnya di
luar bidang studi yang dipelajari. Semuanya merupakan pengalaman belajar
yang bermanfaat. Pandangan modern berpendapat bahwa semua pengalaman
belajar itulah kurikulum (Imas Kurinasih dan Berlin Sani, 2014)
Atas dasar ini, maka inti kurikulum adalah pengalaman belajar.
Pengalaman belajar banyak berpengaruh dalam pendewasaan anak, tidak hanya
mempelajari mata pelajaran interaksi sosial di lingkungan sekolah, kerja sama
dalam kelompok, interaksi dalam lingkungan fisik, dan lain-lain (Bukhori
Umar, 2010).
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 19 tentang
Sistem Pendidikan Nasional kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Berbagai pengertian-pengertian kurikulum tersebut dapat dipahami
bahwa kurikulum bukan hanya bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada
peserta didik, melainkan juga terdapat seperangkat aturan lain dan kegiatan lain
yang ikut membentuk dan membangun kedewasaan peserta didik di sekolah.
Adapun semua perangkat yang dimaksud bertujuan untuk mencapai tujuan
pendidikan. Dalam pendidikan Islam juga memiliki kurikulum yang menjadi
bahan untuk mencapai tujuan pendidikannya.

4
B. Karakteristik dan Isi Kurikulum Pendidikan Islam
1. Karakteristik Kurikulum Pendidikan Islam
Secara umum karakteritik kurikulum pendidikan Islam adalah
pencerminan Islami yang dihasilkan dari pemikiran kefilsafatan dalam
seluruh aktivitas dan kegiatan kependidikan dalam praktiknya. Konsep
inilah yang membedakan kurikulum pendidikan Islam dengan kurikulum
pendidikan pada umumnya.
Ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam menurut Al-Shaibani
sebagaimana yang dikutip oleh Anin Nurhayati (1979) adalah sebagai
berikut:
a. Kurikulum pendidikan Islam harus mewujudkan tujuan
pendidikannya, materi pelajarannya. Untuk pelajaran agama dan
akhlak diambil dari Alquran dan Hadis serta contoh-contoh suri
tauladan dari tokoh-tokoh terdahulu yang baik.
b. Kurikulum pendidikan Islam sangat memperhatikan pengembangan
menyeluruh tentang aspek pribadi siswa yaitu dari intelektual,
psikologis, sosial dan spitritual.
c. Kurikulum pendidikan Islam juga memperhatikan seni halus, yaitu
seni ukir, pahat, tulis indah, gambar dan sejenisnya. Pendidikan Islam
juga memperhatikan pendidikan jasmani, latihan militer, teknik
keterampilan, latihan kejuruan, pertukangan, bahasa asing serta semua
bakat minat yang menunjang.
d. Kurikulum pendidikan Islam juga memperhatikan perbedaan
kebudayaan di tengah masyarakat, baik itu kaitannya dengan
kebutuhan dan masalah yang dihadapi masyarakat, keluwesan, serta
menerima perkembangan dan perubahan. Kurikulum pendidikan
Islam juga memiliki keserasian dengan kesesuaian perubahan zaman.
Dalam literatur lain, disebutkan bahwa ciri-ciri kurikulum
pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
a. Menonjolkan tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan,
kandungan, metode dan tehniknya yang bercorak agama.

5
b. Memperhatikan dan membimbing segala pribadi peserta didik baik
dari sisi intelektual, psikologis, sosial maupun spiritualnya.
c. Memperhatikan keseimbangan berbagai aspek ilmu pengetahuan.
d. Kurikulum yang disusun selalu disesuaikan dengan bakat dan minat
peserta didik.
e. Bersifat dinamis dan fleksibel yakni sanggup menerima
perkembangan dan perubahan apabila dipandang perlu.
Kurikulum pendidikan Islam mempunyai prinsip tersendiri dalam
mencapai tujuan pendidikan. Menurut Al-Syaibani (1979), prinsip utama
dalam kurikulum pendidikan Islam adalah:
a. Berorientasi pada Islam, termasuk pada ajaran dan nilai-nilainya.
Kurikulum yang baik berupa falsafah, tujuan, metode, prosedur,
langkah-langkah, dan hubungan-hubungan yang berlaku harus
berdasarkan Islam.
b. Prinsip menyeluruh (syumuliyyah) baik dalam tujuan maupun isi
kandungan dari kurikulum tersebut.
c. Prinsip keseimbangan (tawazun) antara tujuan dan isi kandungan
kurikulum.
d. Prinsip interaksi (ittishaliyyah) antara kebutuhan peserta didik dan
kebutuhan masyarakat.
e. Prinsip pemeliharaan (wiqayah) antara perbedaan individu.
f. Prinsip perkembangan (tanmiyyah) dan perubahan (taghayyur) seiring
dengan tuntutan yang ada dengan tidak mengabaikan nilai-nilai
ilahiyah.
g. Prinsip integritas (muwahhadah) antara mata pelajaran, pengalaman,
dan aktivitas kurikulum dengan kebutuhan peserta didik, masyarakat,
daerah peserta didik berada serta tuntutan zaman.

6
2. Isi Kurikulum Pendidikan Islam
Menurut Ibnu Khaldun sebagaimana yang dikutip oleh Al-Abrasyi
(1969) membagi isi kurikulum pendidikan Islam menjadi dua tingkatan
yaitu sebagai berikut:
a. Tingkat pemula (manhaj ibtida’i)
Materi kurikulum pemula difokuskan pada Alquran dan As-Sunnah.
Ibnu Khaldun memandang Alquran merupakan pokok agama yang
mencakup materi penanaman akidah, dan keimanan pada jiwa peserta
didik serta memuat akhlak mulia dan pembinaan pribadi menuju
perilaku yang positif.
b. Tingkat atas (manhaj ‘ali)
Kurikulum mempunyai dua kualifikasi, yaitu pertama ilmu-ilmu yang
berkaitan dengan Ilahi seperti ilmu syariah, fiqih, tafsir, hadis, ilmu
kalam, dan ilmu filsafat. Kedua ilmu-ilmu yang ditunjukkan untuk
ilmu lain seperti ilmu bahasa, ilmu matematika, dan ilmu mantiq
(logika).
Ibnu Khaldun kemudian membagi kategori ilmu menjadi tiga macam
yaitu ilmu-ilmu naqliyah (ilmu yang diambil dari Alquran atau ilmu
agama), ilmu-ilmu aqliyah (ilmu yang diambil dari daya pikir manusia),
dan ilmu-ilmu lisan (linguistik).
Menurut Al-Ghazali isi kurikulum pendidikan Islam terbagi menjadi
empat kategori dengan mempertimbangkan jenis dan kebutuhan ilmu itu
sendiri, yaitu sebagai berikut:
a. Ilmu-ilmu Alquran dan ilmu-ilmu agama, misalnya ilmu fiqih, ilmu
tafsir, dan sebagainya.
b. Ilmu-ilmu bahasa sebagai alat untuk mempelajari ilmu Alquran dan
ilmu agama.
c. Ilmu-ilmu fardhu kifayah seperti ilmu kedokteran, matematika,
industri, teknologi, dan sebagainya.
d. Ilmu-ilmu filsafat.

7
Klasifikasi isi kurikulum tersebut berpijak pada klasifikasi ilmu
pengetahuan dengan tiga kelompok, yaitu sebagai berikut:
a. Ilmu pengetahuan menurut kuantitas yang mempelajari, terbagi
menjadi dua bagian yaitu ilmu fardhu’ain (ilmu yang harus diketahui
oleh setiap muslim yang bersumber pada Alquran) dan ilmu fardhu
kifayah (ilmu yang cukup dipelajari oleh sebagian muslim saja).
b. Ilmu pengetahuan menurut fungsinya, terbagi menjadi tiga bagian
yaitu ilmu tercela (ilmu yang tidak berguna untuk masalah dunia dan
akhirat serta mendatangkan kerusakan seperti ilmu sihir dan
perdukunan), ilmu terpuji (ilmu-ilmu agama yang dapat menyucikan
jiwa dan menghindarkan hal-hal yang buruk), dan ilmu terpuji dalam
batas tertentu (ilmu yang dikhawatirkan mendatangkan ateis/ilhad
seperti ilmu filsafat).
c. Ilmu pengetahuan menurut sumbernya, terbagi menjadi dua bagian
yaitu ilmu syar’iyyah (ilmu-ilmu yang didapat dari wahyu Allah dan
sabda Rasulullah), dan ilmu aqliyah (ilmu yang berasal dari akal
pikiran setelah dilakukan eksperimen dan akulturasi).
C. Kurikulum Pendidikan Islam pada Konteks Dunia Pendidikan Terkini
Dalam era globalisasi sekarang ini, teknologi digital dapat diakses oleh
semua kalangan. Informasi berkembang dengan pesat dan penyebarannya
semakin cepat. Bahkan kredibilitas sumber berita sangat sulit untuk diukur.
Generasi sekarang ini cenderung malas untuk memvalidasi kebenaran berita
yang mereka terima dan cenderung menerima informasi hanya dari satu sumber
yaitu media sosial (Ellysabeth Ratih, 2017).
Inilah kondisi peserta didik saat ini, yang lebih memanfaatkan dan
percaya dengan media sosial dalam kegiatannya sehari-hari. Zaman sekarang,
peserta didik dapat dengan cepat mengakses informasi, menjadikan guru bukan
lagi satu-satunya orang yang paling well informed terhadap berbagai informasi
dan pengetahuan yang sedang tumbuh, berkembang, berinteraksi di jagat raya
ini. Sementara itu, dengan mudahnya informasi diterima peserta didik
mengakibatkan mereka memiliki sikap permisif, mereka belum mampu

8
memilah aktivitas internet yang bermanfaat, dan cenderung mudah terpengaruh
oleh lingkungan sosial tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu efek positif
atau negatif ketika berinteraksi di internet. Terdapat beberapa karakteristik
generasi saat ini diantaranya:
1. Generasi saat ini lebih percaya User Generated Content (UGC) dari pada
informasi searah. Bahkan tidak percaya lagi kepada distribusi informasi
yang bersifat satu arah. Mereka lebih percaya kepada UGC atau konten
dan informasi yang dibuat oleh perorangan.
2. Generasi saat ini kurang suka membaca secara konvensional. Populasi
orang yang suka membaca buku turun drastis pada generasi ini dan
memandang tulisan dinilai memusingkan dan membosankan.
3. Generasi saat ini lebih paham dan terbuka terhadap teknologi. Kini semua
serba digital dan online, tak heran juga generasi ini menghabiskan
hidupnya hampir senantiasa online.
4. Bersifat kreatif dan inovatif. Tidak ragu menciptakan start-up bussines
yang sesuai passion nya.
Berdasarkan uraian tentang karakteristik generasi saat ini, maka nilai
modernisasi juga berakibat pada pendidikan. Sehingga pendidikan juga harus
mengikuti perkembangan zaman. Nata Abuddin (2014) menyatakan bahwa
karakteristik kurikulum pendidikan Islam di masa kini diantaranya sebagai
berikut:
1. Humanis
Menjunjung tinggi hak asasi manusia dan menghargai manusia sebagai
manusia. Pendidik dalam pembelajaran memperlakukan peserta didik
sebagai manusia (diterima apa adanya lengkap dengan kelebihan dan
kekurangannya) dan mengarahkan peserta didiknya untuk menghormati
kebebasan mendasar manusia. Pendidik juga mampu menjadi tenaga yang
profesional, hangat, menarik, inspiratif, dan menyenangkan sehingga
peserta didik merasa nyaman dalam pembelajaran.

9
2. Membangun kerjasama (networking),
Pendidik mampu membangun kemitraan dengan berbagai kalangan yang
dapat mendukung proses pendidikan. Pendidik tidak hanya menyampaikan
teori belaka yang bisa mereka cari di dunia maya, tetapi pembelajaran
secara nyata, langsung di lapangan sehingga tidak membosankan dan
menarik bagi peserta didik.
3. Sosial-profetik
Pendidik mampu menjelaskan dan mengubah fenomena sosial, dan
memberikan petunjuk ke arah mana transformasi itu dilakukan. Pendidik
mampu membantu peserta didik menghadapi masalah-masalah yang
muncul ke arah yang sesuai dengan aturan atau ajaran Islam.
4. Nilai toleransi dan pluralisme
Pendidik menghindari sikap tertutup, dendam, benci, dan rasa permusuhan
dan diganti dengan sikap yang senantiasa mencari titik temu dengan
mengedepankan sikap yang inklusif, toleran, moderat, pemaaf, saling
menghormati, berbaik sangka, dan tolong menolong. Pendidik mampu
menjelaskan peserta didik agar bisa memberi kesempatan kepada yang lain
untuk melakukan sebagaimana yang diyakininya, dengan penuh rasa
damai dan memiliki relasi tanpa memandang suku, bangsa, agama, ras
ataupun titik lainnya yang membedakan antara satu orang dengan orang
lain.
5. Keseimbangan
Pendidik mengembangkan pendidikan yang seimbang antara kekuatan
penalaran dan pengembangan wawasan intelektual, penguasaan sains dan
teknologi (head), pengembangan spiritualitas dan akhlak mulia (heart),
dan keterampilan bekerja vokasional (hand), yang antara satu dan lainnya
saling menopang.
6. Keteladanan
Pendidik memiliki ilmu keagamaan yang luas dan mendalam disertai sikap
dan kepribadian yang mulia taat beribadah, tawadlu, peduli pada masalah
sosial kemasyarakatan, juga memiliki wawasan pengetahuan umum.

10
Peserta didik dengan kondisi psikologis yang masih labil tentu
memerlukan figur yang bisa diteladani, dan pendidik sudah selayaknya
mampu menjadi tokoh yang bisa diikuti baik ucapan maupun prilakunya.
7. Dialogis
Pendidik memiliki kemampuan melakukan pemahaman dan pendalaman
secara kritis dan dialektika, yaitu semua persoalan yang muncul
didiskusikan secara baik dan akomodatif terhadap beragam pemikiran
serta menarik kesimpulan yang komprehensif.
8. Peningkatkan kualitas sumber daya yang dimiliki
Pendidik harus menguasai teknologi canggih dan komunikasi sehingga
ketika menghadapi peserta didik menjadi menyatu, sehingga mereka
termotivasi dan terinspirasi untuk selalu meningkatkan kualitas dirinya.

11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan
curare yang berarti tempat berpacu. Dari pengertian tersebut dapat
dipahami bahwa kurikulum bukan hanya bahan pelajaran yang akan
diajarkan kepada peserta didik, melainkan juga terdapat seperangkat
aturan lain dan kegiatan lain yang ikut membentuk dan membangun
kedewasaan peserta didik di sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.
2. Secara umum karakteritik kurikulum pendidikan Islam adalah
pencerminan Islami yang dihasilkan dari pemikiran kefilsafatan dalam
seluruh aktivitas dan kegiatan kependidikan dalam praktiknya. Konsep
inilah yang membedakan kurikulum pendidikan Islam dengan kurikulum
pendidikan pada umumnya. Klasifikasi isi kurikulum terdapat beberapa
pendapat dari para ilmuwan yaitu Ibnu Khaldun dan Imam Al-Ghazali
yang masing-masing menginterpretasikan isi kurikulum berdasarkan pada
kebutuhan dari ilmu itu sendiri.
3. Berdasarkan fenomena dunia terkini, maka nilai modernisasi juga
berakibat pada pendidikan. Sehingga pendidikan juga harus mengikuti
perkembangan zaman. Karakteristik kurikulum pendidikan Islam di masa
kini diantaranya sebagai berikut:
a. Humanis
b. Membangun kerjasama (networking),
c. Sosial-profetik
d. Nilai toleransi dan pluralisme
e. Keseimbangan
f. Keteladanan
g. Dialogis
h. Peningkatkan kualitas sumber daya yang dimiliki

12
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca khususnya kami sebagai penulis. Kami sadar dalam
pembuatan makalah masih banyak kesalahan serta kekurangannya. Oleh karena itu,
kami segenap penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari dosen pembimbing,
teman-teman, serta para pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan
penulisan makalah selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin, Nata. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Abuddin, Nata. 2014. Islam Rahmatan Lil Alamin Sebagai Model Pendidikan Islam
Memasuki ASEAC Community. Jakarta: Raja Grafindo Prasada.
Al-Abrasyi, Athiyah. 1969. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan
Bintang.
Al-Syaibani, Omar Muhammad Al-Toumy. 1979. Falsafah Pendidikan Islam.
Jakarta: Bulan Bintang.
Kurinasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Konsep dan
Penerapan Jilid II. Surabaya: Kata Pena.
Ramayulis. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Ratih, Ellysabeth. 2016. Smart Millenials: Generasi Milenial yang Cerdas. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Tafsir, Ahmad. 2012. Ilmu Pendidikan Islami. Bandung: Remaja Rosda Karya
Tafsir, Ahmad. 2012. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja
Rosda Karya
Umar, Bukhori. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah

14

Anda mungkin juga menyukai