DISUSUN OLEH :
BK.4E - Kelompok 6
DOSEN PENGAMPU:
Ade Febrianti , M.Pd
Segala puji bagi Allah swt, Tuhan semesta alam yang menaungi makhluknya
penuh dengan kasih sayang. Yang memberikan nikmat tidak terhitung jumlahnya,
Pemilik kerajaan yang agung di sisinya, serta pemberi karunia nikmat islam kepada dunia
melalui utusanya yang suci Muhammad Saw.
Sholawat serta salam tak lupa kami berikan kepada Nabi agung Muhammad yang
merupakan Nabi pembimbing seluruh alam, yang telah menghantarkan kita dari
kegelapan dunia, menuju terangnya Islam. Dalam makalah ini kami membuat judul
“Kurikulum Dalam Perspektif Pandangan Filsafat”. Kami akan membahas materi
tersebut dengan mendalam sehingga para pembaca dapat mendapatkan manfaat yang
maksimal dari hasil buah pikiran kami ini, berdasarkan data yang kami peroleh. Pada
pembahasan makalah ini, penulis merujuk terhadap beberapa referensi dan memberikan
beberapa komentar atau beberapa pandangan penulis, agar materi ini dapat dicerna
dengan baik oleh pembaca.
Akhir kata, semoga tulisan sederhana kami dapat berguna untuk kita semua, tak
hanya bagi pembaca pada umumnya, namun juga dapat menjadi refleksi bagi penulis
makalah ini sendiri khususnya. Semoga manfaat bisa kita petik dan mendapatkan
pelajaran berharga.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
Kesimpulan ................................................................................................................. 11
Saran........................................................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan esensi manusia. Jika manusia tidak
memiliki pendidikan yang baik maka ia tidak akan bisa berkreasi, berinovasi serta
melangsungkan kehidupannya dengan baik. Oleh karena itu, peranan manusia
menjadi khalifah mempunyai kewajiban buat menempuh pendidikan sepanjang
hayat. Pada proses pendidikan terdapat beberapa komponen yang wajib menjadi
prioritas supaya berlangsungnya pendidikan menggunakan baik. Pada antaranya
pendidik, anak didik serta kurikulum. Bagi orang yang bergelut dalam global
pendidikan, istilah kurikulum bukanlah istilah asing. Sebab kurikulum bagian dari
dunia pendidikan. Berhasil atau tidaknya suatu pendidikan tidak terlepas dari sebuah
kurikulum. Kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta sekaligus
pedoman dalam pelaksanaan pedagogi pada seluruh jenis serta tingkat pendidikan.
Setiap bangsa serta negara tentu mempunyai kurikulum yang tidak sama satu
sama lainnya. oleh sebab setiap bangsa dan negara memiliki pandangan dan tujuan
akhir dari hasil pendidikan. Bahwa hasil akhir dari pendidikan adalah membekali
manusia mempunyai ilmu dan akhlak. Untuk mendapatkan tujuan pendidikan ini ada
beberapa tahap yang dilewati. Di antaranya menggunakan rencana tujuan secara
matang serta menentukan proses dan materi yang akan diberikan kepada anak didik.
oleh sebab pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi pikiran serta pola
tingkah laku anak. Untuk merumuskan ini harus benar-sahih direncanakan
menggunakan matang tanpa melupakan substansi ilmu dan relevansinya dengan
zaman yang dihadapi anak.
Pada saat ini perubahan yang tampak dalam kehidupan masyarakat pada antaranya
arus globalisasi. Globalisasi memberikan dampak terhadap kehidupan masyarakat
semisal kehidupan yang tanpa sekat dan global. Kehidupan masyarakat yang tanpa
jarak ini menjadikan perbedaan kebudayaan masyarakat satu menggunakan yang
lainnya semakin tampak konkret. Jika perbedaan kebudayaan serta latar belakang ini
tidak dikelola dengan baik, dikhawatirkan hal ini akan menyebabkan benturan
kebudayaan. oleh karena itu pendidikan Islam harus bisa masuk pada ruang yang
dibutuhkan agar kekhawatiran akan benturan tersebut tidak menjadi kenyataan.
1
Diantara ikhtiyar untuk menuju kehidupan yang harmoni dan terhindar dari
pertarungan-konflik yang diakibatkan oleh perubahan dunia sebagaimana disebut di
atas merupakan pendidikan yang sadar akan pengembangan nilai-nilai multikultural
mirip toleransi, demokratis, moderat serta penghargaan terhadap disparitas. pada itu
pendidikan Islam sebagai pendidikan yang bisa mengejawantahkan nilai-nilai ajaran
Islam diharapkan juga merespon nilai-nilai multikultural yang sejatinya juga tidak
bertentangan dengan nilai-nilai dalam aktivitas pendidikannya makna asas kurikulum
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dan Azas Kurikulum?
2. Apa Komponen dan Karakteristik Kurikulum Pendidikan?
3. Apa Organisasi dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dan Azas Kurikulum
2. Untuk Mengetahui Komponen dan Karakteristik Kurikulum Pendidikan
3. Untuk Mengetahui Organisasi dan Pengembangan Kurikulum Pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Langgulung merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah pengalaman
pendidikan, kebudayaan, sosial, olah raga dan kesenian, baik yang ada di dalam
maupun di luar kelas yang dikelolah oleh sekolah.
Dari beberapa definisi di atas, dapat dikemukakan bahwa kurikulum tidak
hanya memuat sejumlah mata pelajaran di sekolah, tetapi juga mencakup sejumlah
pengalaman yang diperoleh, baik di sekolah maupun di luar sekolah, yaitu di
lingkungan masyarakat sekitarnya. 1
2.Asas Kurikulum
Asas kurikulum dalam pendidikan islam adalah menghasilkan dan
mengembangkan kurikulum, harus sesuai hal-hal yang bisa mewujudkan tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Tidak hanya membentuk tanpa terdapat dasar
yang jelas, sehingga terkesan kurikulum abal-abal. Maka dari nasution, hendaknya
kurikulum memiliki 5 asas yaitu:
a. Asas filosofis
Berperan menjadi penentu tujuan umum pendidikan islam. Bisa diartikan bahwa
kurikulum tidak tanggal dari filsafat.Filsafat dan tujuan pendidikan berkenaan
dengan sistem nilai. Sistem nilai merupakan pandangan seseorang tentang sesuatu
terutama berkenaan dengan arti kehidupan.Sekumpulan masyarakat tentunya
menginginkan agar setiap warganya merupakan insan-insan yang baik, sesuai
dengan cita-cita dan nilai sosial masyarakat tersebut. Pendidikan merupakan proses
sosial yang bertujuan membentuk manusia yang baik. Menurut cita-cita dan nilai
tersebut, pandangan tentang manusia yang dicita-citakan tergambar dari falsafah
pendidikan yang mendasari sistem pendidikan masyarakat tersebut.
b. Asas sosiologi
Berperan untuk menyampaikan dasar dalam menentukan apa saja yang akan
dipelajari sesuai menggunakan kebutuhan masyarakat kebudayaan, perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Asas ini berhubungan dengan ilmu sosiologi yakni
ilmu pengetahuan yang menyelidiki berbagai gejala sosial hubungan antar individu,
golongan, lembaga sosial atau masyarakat.
c. Asas organisatoris
1
Nuryanti, “Filsafat Pendidikan Islam Tentang Kurikulum”,Jurnal Hunafa ,Vol.5, No.3,
Desember 2008
4
Berfungsi untuk menyampaikan dasar pada bentuk bagaimana bahan pelajaran itu
disusun serta penentuan luas urutan mata pelajaran.
d. Asas psikologi
Tentang perkembangan siswa dalam berbagai aspek, serta cara menyampaikan
bahan pelajaran agar dapat dicerna serta dikuasai oleh anak didik sesuai dengan
tahap perkembangannya. Asas psikologis berkaitan dengan perilaku manusia.
Sehubungan dengan pengembangan kurikulum dan pembelajaran, perilaku manusia
menjadi landasan berkenaan dengan psikologi belajar dan psikologi perkembangan
anak Kurikulum dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang
berkaitan dengan proses perubahan perilaku siswa. Adanya kurikulum diharapkan
dapat mengembangkan perilaku baru berupa kemampuan atau kompetensi aktual
dan potensial dari setiap siswa, serta kemampuan kemampuan baru yang dimiliki
untuk waktu relatif lama.
e. Asas Agama
Hendaknya menjadi ruh dan target tertinggi dalam kurikulum. Sistem pendidikan
harus meletakkan dasar falsafah, tujuan, dan kurikulumnya pada ajaran Islam yang
meliputi akidah, ibadah, dan hubungan masyarakat. Hal ini bermakna bahwa semua
itu pada akhirnya harus mengacu pada dua sumber yaitu Alquran, sunnah, dan
sumber-sumber yang bersifat furu’ laiinya. Asas falsafah dasar ini memberikan arah
dan kompas tujuan pendidikan Islam, dengan dasar filosifis, sehingga susunan
kurikulum pendidikan agama Islam mengandung suatu kebenaran,
Jadi asas kurikulum adalah sesuatu yang menjadi tumpuan berfikir dan
pertimbangan dalam mengembangkan kurikulum di lembaga pendidikan untuk
mencapai sebuah tujuan yang telah dicita-citakan oleh sekolah, perguruan tinggi,
bangsa dan negara. Untuk itu agar tujuan kurikulum tercapai sesuai dengan
kebutuhan.2
2
Ananta Pramayshela “Hakikat kurikulum dalam perspektif pendidikan islam”,Jurnal Medika , Vol 1.No
3, Agustus 2023
5
Komponen merupakan bagian-bagian yang saling bekerja sama sehingga
tercipta suatu sistem yang utuh. Komponen adalah bagian dari suatu sistem yang
mempunyai peran penting dalam keseluruhan aspek yang berlangsung dalam
suatu proses untuk pencapaian tujuan.Suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian
atau relevansi. Kesesuaian meliputi dua hal. Pertama kesesuaian antara kurikulum
dengan tuntutan, kebutuhan, kondisi, dan perkembangan masyarakat. Kedua
kesesuaian antar komponen-komponen kurikulum, yaitu antara tujuan, proses, isi
dan evaluasi.
Para ahli berbeda pendapat dalam menetapkan komponen kurikulum. Ada
yang mengemukakan lima komponen kurikulum dan ada yang mengemukakan
empat komponen kurikulum. Untuk mengetahui pendapat para ahli mengenai
komponen kurikulum berikut Subandiyah, mengemukakan ada lima komponen
kurikulum, yaitu:
1. komponen tujuan;
2. komponen isi/materi;
3.komponen media (sarana dan prasarana);
4.komponen strategi
5. komponen proses belajar mengajar.
Sementara Soemanto mengemukakan ada empat komponen kurikulum,
yaitu:
1.tujuan (objectives).
2. isi atau materi (knowledges).
3. interaksi belajar mengajar di sekolah (school learning experiences).
4 .penilain (evaluation).
Pendapat tersebut diikuti oleh Nasution, Fuaduddin dan Karya, serta Nana
Sudjana. Walaupun istilah komponen yang dikemukakan berbeda-beda, namun
pada intinya komponen kurikulum terdiri dari
1. Tujuan.
2. Isi dan Struktur Kurikulum.
3. Strategi pelaksanaan PBM (Proses Belajar Mengajar).
4. Evaluasi.
6
Secara umum karakteristik kurikulum Pendidikan Islam adalah pencerminan
nilai-nilai Islami yang dihasilkan dari pemikiran kefilsafatan dan termanifestasi dalam
seluruh aktifitas dan kegiatan Pendidikan dalam prakteknya. Dalam konteks ini harus
dipahami bahwa arakteristik kurikulum Pendidikan islam senantiasa memiliki keterkaitan
yang tidak dapat dipisahkan dari prinsip-prinsip yang telah diletakkan Allah SWT dan
rasulnya Muhammad SAW.
1.Organisasi
Organisasi kurikulum adalah susunan komponen kurikulum, seperti
konten kurikulum, kegiatan dan pengalaman belajar, yang diorganisasi menjadi
mata pelajaran, program, lessons, topik, unit, dan sebagainya untuk mencapai
efektivitas pendidikan . Organisasi kurikulum adalah susunan pengalaman dan
7
pengetahuan baku yang harus disampaikan dan dilakukan peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang telah ditetapkan.
Organisasi kurikulum merupakan pola atau desain bahan kurikulum yang
tujuannya untuk mempermudah siswa dalam memperlajari bahan pelajaran dapat
dicapai secara efektif. Tujuan pendidikan yang dirumuskan dapat mempengaruhi
pola atau desain kurikulum karena tujuan tersebut dapat menentukan pola atau
kerangka untuk memilih, merencanakan, dan melaksanakan segala pengalaman
dan kegiatan belajar di sekolah.Organisasi kurikulum tertentu sangat
mempengaruhi bentuk-bentuk pengalaman apakah yang akan disajikan kepada
anak-anak, dan tentunya akan mempermudah dalam mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan pengertian di atas bahwa organisasi kurikulum adalah pola
dan susunan komponen-komponen kurikulum yang diorganisasi menjadi mata
pelajaran, program, lessons, topik, unit yang tujuannya untuk mempermudah
siswa memahami apa yang diajarkan sehingga menguasai kompetensi yang telah
ditetapkan.
Menurut Jhon D. McNeil, tidak ada teori organisasi kurikulum yang dapat
dianggap memadai. Sekalipun demikian, terdapat beberapa konsep dan prinsip
yang dapat diterapkan dalam teori dan praktik. Para pengembang kurikulum
diharapkan dapat mengembangkan berbagai program pendidikan yang lebih
bersifat komprehensif, konsisten, dan efektif. Kegiatan belajar di sekolah tentu
berbeda dengan kegiatan belajar di luar sekolah. Di sekolah, semua kegiatan dan
pengalamn belajar diatur dan diorganisasikan secara formal, terutama berkaitan
dengan kapan dan di mana kegiatan belajar dilakukan. Sekalipun demikian, apa
yang harus dipelajari peserta didik tetap harus terstruktur, terutama berkaitan
dengan mata pelajaran (Zainal Arifin, 2011). Berikut terdapat dua dimensi pokok
organisasi kurikulum dalam (Zainal Arifin, 2011) yaitu: dimensi isi dan dimensi
pengalaman belajar
Dimensi isi lebih banyak diterima oleh para pengembang kurikulum
dibandingkan dengan dimensi pengalaman belajar. Padahal, dalam organisasi
kurikulum bukan hanya mengandung dimensi isi melainkan juga dimensi
pengalaman belajar (Zainal Arifin, 2011).
8
Adapun unsur-unsur organisasi kurikulum dalam (Zainal Arifin, 2011) antara lain:
3
a. Konsep
Yaitu definisi secara singkat dari sekelompok fakta atau gejala. Konsep
merupakan definisi dari apa yang perlu diamati, konsep menentukan adanya
hubungan empiris. Hampir setiap bentuk organisasi kurikulum dibangun
berdasarkan konsep, seperti peserta didik, masyarakat, kebudayaan, kuantitas, dan
kualitas, ruangan, dan evolusi.
b. Generalisasi
Membuat kesimpulan-kesimpulan yang jelas dari suatu fenomena di
sekitarnya.
c. Keterampilan
Yaitu kemampuan dalam merencanakan organisasi kurikulum dan
digunakan sebagai dasar untuk menyusun program yang berkesinambungan.
Misalnya, organisasi pengalaman belajar berhubungan dengan keterampilan
komprehensif, keterampilan dasar untuk mengerjakan matematika, dan
keterampilan menginterpretasikan data.
b. Nilai-nilai
Yaitu norma atau kepercayaan yang diagungkan, sesuatu yang bersifat
absolut untuk mengendalikan perilaku. Misalnya, menghargai diri sendiri,
menghargai kemuliaan dan kedudukan setiap orang tanpa memperhatikan ras,
agama, kebangsaan, dan status sosial-ekonomi.
Mengorganiasi unsur-unsur kurikulum bahwa mampu memilih tujuan
yang jelas yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, baik minta maupun
bakat peserta didik. Jika tujuan kurikulum berkaitan dengan domain moral dan
etika sebagai fungsi dan integratif, maka nilai-nilai merupakan unsur
organisasi yang tepat
2.Pengembangan Kurikulum Pendidikan
3
Arifin, Zainal. 2017. Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum. 5th ed. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
9
Pengembangan kurikulum merupakan satu keharusan sebagai bentuk respon positif-
konseptual mengingat pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin kompleks.
Sejarah mencatat ada sebelas kali perubahan kurikulum pasca kemerdekaan
Indonesia, mulai dari kurikulum rencana pelajaran 1947, kemudian menjadi kurikulum
rencana pelajaran terurai 1952, kurikulum rencana pendidikan 1964, kurikulum 1968,
kurikulum 1975 dengan istilah satuan pelajaran nya, kurikulum 1984 dengan konsep
CBSA, kurikulum 1994, kurikulum KBK tahun 2004, kurikulum KTSP.
Kurikulum 2013 dan yang terbaru kurikulum merdeka. Pengembangan kurikulum
harus berdasarkan pada prinsip-prinsip yang meliputi prinsip-prinsip umum berupa
prinsip relevansi, fleksibilitas, efektivitas, efisiensi, kontinuitas, berorientasi pada tujuan,
pendidikan seumur hidup, sinkronisasi, integritas, objektivitas, demokrasi. Prinsip khusus
meliputi penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar, dan penilaian. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengembangan kurikulum diantaranya faktor perguruan tinggi, faktor
masyarakat dan faktor nilai atau norma masyarakat. Selain itu ada faktor filosofis,
psikologis, sosial budaya, politik, pembangunan negara dan perkembangan dunia, serta
ilmu pengetahuan dan teknologi.4
4
Aset Sugiana “Proses pengembangan organisasi kurikulum dalam meningkatkan pendidikan di
Indonesia “, Jurnal pedagogik, Vol.5 No.2 , Juli¬-Desember 2018
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam sistem pendidikan Islam, kurikulum dikenal dengan istilah ‘manhaj’ yang
berarti ‘jalan terang’. Makna tersirat dari jalan terang tersebut adalah jalan yang harus
dilalui oleh para pendidik dan anak-anak didik untuk mengembangkan keterampilan,
pengetahuan, dan sikap mereka. Karakteristik kurikulum sebagai program
pendidikan Islam sebagaimana dikemukakan di atas, memposisikan peserta didik
tidak hanya sebagai objek pembelajaran, tetapi juga sebagai peserta didik yang
mengembangkan dirinya menuju kedewasaan sesuai konsep Islam
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa masih terdapat kesalahan
dan kekurangan dalam hasil makalah yang telah dibuat. Dan masih terdapat
kekurangan dalam materi serta sumber rujukan pada makalah, sehingga kami sangat
berharap kritik dan juga saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini dan
di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
terutama bagi kami sendiri.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2017. Konsep Dan Model Pengembangan Kurikulum. 5th ed. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
12