Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH HADIST PENDIDIKAN I

“WAWASAN KURIKULUM DALAM HADIS”

“Disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah “Hadis Pendidikan I”

Disusun Oleh:

KELOMPOK III

REKI SAFITRI NIM. 20210014

TRI SUCI ATHIYYAH NIM. 20210019

Dosen Pengampu : Dr. Muhammad Idris, M.A

PRODI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HIKMAH


MEDAN
T.A 2021-2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "WAWASAN KURIKULUM DALAM
HADIS" dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen pengampu yaitu Bapak Dr. Muhammad Idris M.A pada mata kuliah
Hadis Pendidikan I. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang kurikulum
dalam hadis bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 22 April 2022

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL .....................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii

BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................................................. 2

BAB II : PEMBAHASAN : WAWASAN KURIKULUM DALAM HADIST ......................... 3

A. Pengertian Kurikulum Pendidikan .................................................................................. 3

B. Ciri-ciri dan Komponen Kurikulum Pendidikan............................................................. 5

C. Prinsip dan Landasan Kurikulum Pendidikan................................................................. 7

BAB III : PENUTUP ................................................................................................................ 11

A. Kesimpulan ................................................................................................................... 11

B. Kritik dan Saran ............................................................................................................ 11

C. DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak 15 abad yang lalu, yaitu ketika Rasulullah Saw diutus sebagai Rasul,
pendidikan sudah berlangsung. Masjid-masjid dijadikan sebagai pusat pembelajara, Alquran
dan Hadits dijadikan sebagai kurikulum pendidikan utama dan Rasulullah Saw berperan
sebagai guru dalam proses pendidikan saat itu. Rasulullah Saw bersabda: “Menuntut ilmu itu
wajib bagi laki-laki maupun perempuan”. Hadits ini menyatakan bahwa mencari ilmu adalah
suatu kewajiban kepada seluruh umat muslim. Karena itu berdosalah seroang muslim apabila
tidak mau mencari ilmu.

Agar perencanaan pendidikan dapat berjalan dengan baik maka dibutuhkan


pembentukan kurikulum pendidikan yang merupakan unsur penting, jika tidak ada kurikulum
maka tujuan pendidikan yang ingin direncanakan akan sangat sulit dicapai. Hadits merupakan
pedoman hidup umat muslim kedua setelah Alquran yang secara fungsional berguna sebagai
sarana menggali konsep kurikulum pendidikan. Kurikulum pendidikan Islam yang
dilaksanakan bertujuan untuk membentuk akhlak dengan tujuan penciptaan manusia ialah
mengabdi kepada Allah serta menjadi khalifah di bumi yang menjalankan perintahnya
dengan baik.

Pendidikan sangat berkaitan dengan kurikulum yang dapat diartikan sebagai


seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan atau pengajaran dan hasil pendidikan atau
pengajaran yang harus dicapai oleh peserta didik, kegiatan belajar mengajar, pemberdayaan
sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum itu sendiri.1 Kurikulum merupakan
salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan oleh karena itu,
kurikulum merupakan suatu cara untuk mencapai terlaksananya pendidikan yang baik.

Kurikulun pendidikan Islam berfungsi untuk menjadikan seorang insan kamil yang
dapat berguna untuk dirinya maupun lingkungannya.2 Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan
akhir tersebut pelaksanaan pendidikan tidak dapat dilakukan sekaligus melainkan harus
melalui tahap-tahapan tertentu yang setiap tahapannya menuju kepada tujuan akhir
pendidikan Islam.Proses pembentukan kurikulum dalam pendidikan Islam dapat ditemukan
dari hadist yang merupakan sumber ajaran Islam kedua hal itu berguna agar nilai-nilai
1
Asep Saefudin, Kurikulum Berbasis Kompetensi PAI, ( Bandung : STAIPI, 2003), h.2
2
Rasyidin dan Samsul Nizam, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta : Ciputat presss, 2005), h.55

1
pendidikan tidak terlepas dari syariat Islam. Selain berkedudukan sebagai sumber ajaran
Islam, ia juga berfungsi sebagai penjelas, pemerinci, dan penafsir Alquran. Berdasarkan hal
ini, maka kajian tentang hadis memiliki kedudukan penting di dalam pendidikan sehingga
hadist dapat menjadi landasan kurikulum pendidikan yang relavan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kurikulum pendidikan?

2. Apa saja ciri-ciri dan komponen dalam kurikulum pendidikan?

3. Apa saja prinsip dan landasan kurikulum pendidikan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian kurikulum pendidikan

2. Agar dapat diketahui apa saja ciri-ciri dan komponen dalam kurikulum pendidikan

3. Untuk mengetahui apa saja prinsip dan landasan kurikulum pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
WAWASAN KURIKULUM DALAM HADIS
A. Pengertian Kurikulum Pendidikan

Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin,yakni curriculum yang artinya a running
course atau race course,especially a chariot race course. Kemudian, istilah itu digunakan
untuk sejumlah courses atau mata kuliah yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar
atau ijazah.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan pendidikan atau


pengajaran dan hasil pendidikan atau pengajaran yang haruis dicapai oleh peserrta didik,
kegiatan belajar mengajar, pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan
kurikulum itu sendiri.

Istilah kurikulum kemudian berkembang dan dirumuskan dengan berbagai arti. Secara
tradisional, kurikulum diartikan sebagai mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Pengertian
kurikulum yang dianggap tradisional ini masih banyak dianut sampai sekarang termasuk di
Indonesia.

Beberapa defenisi kurikulum menurut pakar pendidikan, yaitu :

1. Saylor dan Alexander merumuskan kurikulum sebagai the total effort of the school
situations, artinya bahwa kurikulum merupakan keseluruhan usaha yang dilakukan oleh
lembaga pendidikan atau sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Defenisi ini menggambarkan bahwa kurikulum tidak sekedar mata kuliah atau mata
pelajaran, tetapi termasuk proses belajar mengajar, dan usaha lain yang berkaitan dengan
sekolah atau lembaga pendidikan. Usaha untuk mencapai tujuan pendidikan, berkaitan
dengan arti kurikulum tersebut, dilakukan di dalam situasi internal kelas maupun eksternal
kelas. Artinya, dapat dilaksanakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah. Oleh karena itu,
kurikulum berkaitan dengan metodologi pendidikan.

2. Smith mengartikan kurikulum sebagai a sequence of potential experiences of


disciplining children and youth in group ways of thinking and acting. Dengan defenisi ini,
kurikulum dipandang sebagai seperangkat usaha dan upaya pendidikan yang bertujuan agar
anak didik memiliki kemampuan hidup bermasyarakat. Anak didik dibina agar memiliki
kemampuan, menyesuaikan diri untuk menjadi bagian dari masyarakat.

3
3. Kurikulum diartikan pula dengan the curriculum of a school is all the experiences
the pupils have under the guidance of the school, yaitu semua pengalaman anak didik di
sekolah yang berada dalam bimbingan sekolah itu sendiri.

4. Harold Rugg mengartikan kurikulum sebagai the entire program of the school. It is
the essential means of education. It is everything the student and their teacher do. Artinya,
kurikulum adalah program sekolah yang di dalamnya terdapat semua anak didik atau siswa –
siswi dan pekerjaa guru-guru mereka. Kurikulum diartikan sebagai rencana pembelajaran
atau program kegiatan sekolah yang telah direncanakan.

5. Menurut Hilda Taba, curriculum is a plan for learning bahwa kegiatan dan
pengalaman anak di sekolah harus direncanakan agar menjadi kurikulum. Adapula yang
berpendapat bahwa kurikulum sebenarnya meliputi pengalaman yang direncanakan dan yang
tidak direncanakan yang disebut hidden curriculum atau kurikulum yang tersembunyi. Murid-
murid mempunyai aturan sendiri sebagai reaksi terhadap kurikulum yang formal, seperti
tentang mencontek, membuat pekerjaan rumah, menjadi juara kelas, sikap terhadap guru, dan
sebagainya.

6. Pendapat lain dari Zakiah Drajat memandang kurikulum sebagai suatu program
yang direncanakan dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah
tujuan-tujuan pendidikan tertentu.3 Dari pendapat beliau dapat dikatakan kurikulum tidak
hanya dipandang dalam artian materi pelajaran namun juga mencakup seluruh program
pembelajaran dalam kegiatan pendidikan. Masih berkaitan tentang pengertian kurikulum,
Pemerintah Republik Indonesia mengatur perundang-undangan dalam bentuk Kebijakan
pendidikan Nasional dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
yang mengatakan bahwa “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” dengan demikian dalam konteks
pendidikan, kurikulum pendidikan dapat dimaknai sebagai circle of instruction yaitu
lingkaran pengajaran sehingga pendidik terlibat didalamnya.4 Secara terminologi atau
pendapat ilmuwan salah satunya adalah pendapat Oemar Hamalik mengatakan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta

3
Zakiah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h.122
4
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis(Jakarta: Ciputat
Press, 2002), h.56

4
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan.5

Kemudian, M.Arifin menambahkan bahwa Kurikulum pendidikan Islam harus sejalan


dengan idealitas serta mengandung tata nilai Islami baik secara intrinsik maupun ekstrinsik
yang mampu merealisasikan tujuan pendidikan Islam.6 Sedangkan menurut al-Syaibani
kurikulum adalah suatu jalan terang yang dilalui oleh lembaga pendidikan maupun pendidik
untuk mengembangkan potensi, keterampilan serta pengetahuan peserta didik, sesuai dengan
tujuan-tujuan pendidikan.7

Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik untuk
mendewasakan peserta didik agar mengeluarkan potensinya melalui bimbingan dan
pengajaran. Kurikulum merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam dunia pendidikan
secara etimologi kurikulum berasal dari bahasa yunani curir yang berarti pelari dan curer
berarti jarak yang di tempuh.8

Selain defenisi kurikulum secara umum, terdapat juga definisi kurikulum menurut
pendidikan Islam, baik secara etimologi (bahasa) maupun secara terminologi (pendapat
ilmuwan). Secara etimologi, kurikulum berasal dari bahasa Arab dari kata manhaj yang
berarti jalan terang yang dilalui manusia dalam berbagai bidang kehidupan. Secara umum
Kurikulum pendidikan ialah segala sesutu atau seperangkat perencanaan yang dijadikan
acuan oleh lembaga pendidikan yang berisi materi (bahan) ilmu pengetahuan yang mampu
berfungsi sebagai alat untuk mencapai atau mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
Sedangkan arti kurikulum dalam kamus al- Tarbiyah ialah seperangkat perencanaan dan
media yang dijadikan acuan oleh lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan
pendidikan.9

B. Ciri-ciri dan Komponen Kurikulum Pendidikan

Ciri kurikulum pendidikan menurut Oemar Muhammad Alsyaibani meliputi:

a. Menonjolnya tujuan utama dan akhlak pada berbagai metode kurikulumnya.

5
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakata: Bumi Aksara, 1995), h.16
6
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h.141
7
Omar Muhammad Al-Toumy As-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, Diterjemahkan Hasan
Langgulung (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 478
8
Hasan Basri, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Personal Press,2008), h.512
9
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), h.61

5
b. Kurikulum memiliki cakupan yang luas
c. Bersikap seimbang diantara berbagai ilmu.
d. Menyeluruh dalam menata seluruh mata pelajaran yang diperlukan oleh peserta didik.
e. Disusun selalu disesuaikan dengan minat dan bakat peserta didik.10
Jika dikaitkan dengan pendidikan Islam, maka kurikulum disusun untuk mewujudkan
tujuan pendidikan Islam dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik pada
kesesuaian dengan lingkungannya. Cakupan definisi kurikulum pendidikan tersebut sangat
luas tergantung bagaimana pengelolahan tersebut dilakukan sehingga sesuai dengan yang
diharapkan.

Komponen Kurikulum Pendidikan :

Kurikulum sebagai sebuah pedoman penyelenggaraan pendidikan, tentunya memiliki


beberapa komponen yang saling terkait dan berhubungan satu sama lain. Hasan Langgulung
menjelaskan bahwa komponen yang terdapat pada kurikulum meliputi: pengetahuan atau isi
materi yang diajarkan, metode atau cara proses pengajaran, dan cara memberikan penilaian.11

Metode atau proses belajar mengajar, dalam proses pendidikan pendidik dapat
mendidik anak dengan memberikan contoh keteladan dalam metode pembelajaran karena itu
sangat berpengaruh kepada peserta didik maka pemberian keteladanan itu dapat dicontohkan
oleh Rasulullah saw dengan cara mencintainya dan mencintai keluarganya seperti yang
dijelaskanpada hadis berikut ini.

ٍ‫صال‬ ِ ‫ ا َ ِدّب ُْٕا ا َ ْٔ ََلدَ ُك ْى َعهَٗ ح َ ََل‬: ‫سهَّ َى‬


َ ‫ث ِخ‬ َ َٔ ِّ ْٛ َ‫صهَّٗ هللاُ َعه‬ ُ ‫ قَا َل َز‬: ‫ هللاُ َع ُُّْ قَا َل‬ٙ
َ ِ‫س ْٕ ُل هللا‬ َ ‫ض‬
ِ ‫ ٍّ َز‬ٙ َ ٍْ ‫َع‬
ّ ‫ع ِه‬
ِّ ِ‫َائ‬ٛ‫َ ْٕ َو ََل ِظ ٌّم ِظهَُّّ َي َع ا َ َْ ِب‬ٚ ِ‫ ِظ ِّم هللا‬ْٙ ِ‫تِ ِّ َٔ قِ َسأَة ُ ْانقُ ْسأ َ ٌِ فَئ ِ ٌَّ َح ًْهَتَ ْانقُ ْسأٌَُ ف‬ْٛ ‫ ُك ْى َٔحُبّ ِ ا َ ْْ ِم َب‬ِّٛ ‫ب ََ ِب‬
ِ ّ ‫ُح‬

) ‫هَ ِى‬ْٚ َّ‫(ز َٔاُِ اند‬ ْ َ ‫َٔا‬


َ ِّ ِ‫َائ‬ٛ‫ص ِف‬

Artinya: dari Ali Radiallahuanhu berkata: Rasulullah saw bersabda: didiklah anak
kalian dengan tiga macam perkara yaitu mencintai Nabi dan keluarganya serta membaca Al-
Quran karena sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi Al-Qur’an akan berada dibawah
lindungan Allah diwaktu tidak ada lindungannya bersama para nabi dan kekasihnya. (H.R.
Ad-Dailami)

10
Omar Muhammad Al-Toumy As-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, Diterjemahkan Hasan
Langgulung (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 490
11
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Alhusna Zikra, 1988), h.303

6
Berdasarkan hadist tersebut terdapat nilai pendidikan untuk mencitai nabi dan
keluarganya serta membaca Al-Quran. Hadist tersebut mengenai perintah untuk mengajari
anak agar cinta kepada nabi dan keluarganya hal ini merupakan bahan penting bagi
kurikulum pendidikan terutama sebagai upaya mempersiapkan anak untuk mengenali lebih
dalam sirah nabawi serta dapat menjadikan nabi sebagai teladan yang segala perbuatannya
dapat diikuti oleh anak didik dalam kehidupan. Selanjutnya, pendidik diperintahkan untuk
mendidik anak didiknya membaca serta menjunjung tinggi Al-Qur’an kegiatan tersebut
berguna sebagai petunjuk dalam menjalankan kehidupan sehingga, segala perbuatan yang
diajarkan pendidik terhadap anak didik sesuai dengan syariat Islam.

Maka hadist tersebut sangat berkaitan dengan kurikulum pendidikan jika tiga macam
perkara tersebut tidak diamalkan dengan benar maka kurikulum pendidikan tersebut tidak
mencapai tujuan yang diharapkan karena yang telah diketahui bahwa tujuan kurikulum
tersebut untuk menjadikan manusia insan kamil yaitu yang segala perbuatannya selalu
mengerjakan perintah dan meninggalkan larangan Allah swt.

C. Prinsip dan Landasan Kurikulum Pendidikan


Kurikulum pendidikan memiliki beberapa prinsip didalamnya seperti yang dijelaskan
oleh Zakiyah Drazat prinsip-prinsip kurikulum pendidikan meliputi:
a. Prinsip relevansi, dengan adanya kesesuian atau keserasian pendidikan dengan tuntutan
kehidupan. Relevansi tersebut dilihat dari relevansi pendidikan dengan lingkungan hidup
peserta didik, relevansi pendidikan dengan kehidupan sekarang, relevansi dengan
kehidupan yang akan datang serta relevansi pendidikan dengan tuntutan dalam pekerjaan.
b. Prinsip efektivitas, kurikulum dapat efektif jika kurikulum tersebut dijlankan secara benar
sehingga kurikulum dapat mencapai tujuan yang dinginkan. Prinsip efektivitasnya dapat
dilihat dari proses belajar mengajar.
c. Prinsip efisiensi, prinsip ini mendayagunakan waktu, biaya, peralatan, dan tenaga secara
optimal sehingga mendapatkan hasil yang memadai.
d. Prinsip Fleksibelitas, adanya semacam ruang gerak yang memberikan sedikit kebebasan
dalam bertindah. Kurikulum harus bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi yang ada jika
kurikulum kaku maka akan sulit diterapkan.12

12
Zakiyah Drajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996) h.125

7
Untuk menyusun kurikulum diperlukan dasar-dasar yang disebut juga dengan
landasan penyusunan kurikulum. Secara umum terdapat beberapa landasan penyusunan
kurikulum yaitu landasan filosofi, landasan psikologis, landasan organisatoris, landasan
sosiologis. Herman H. Horne memberikan dasar penyusunan kurikulum yaitu:13

a. Dasar psikologis: the ablityand needs of children, dasar ini digunakan untuk memenuhi dan
mengetahui kemampuan yang diperoleh peserta didik.

b. Dasar sosiologis: the legtimate demands of society, dasar ini digunakan untuk mengetahui
tuntutan masyarakat terhadap pendidikan

c. Dasar filosofis: the kind of universe in which we live, dasar ini digunakan untuk
mengetahui nilai yang akan dicapai.

Seluruh sistem yang terdapat dalam umat Islam termasuk sistem pendidikannya harus
meletakkan dasar falsafah, tujuan, dan kurikulumnya pada ajaran Islam yang meliputi aqidah,
ibadah, muamalah dan sebaginya. Dalam kurikulum pendidikan terdapat penerapan ibadah
hal itu dikarenakan ibadah sebagai penegaknya agama. Sebagai konsep dari dasar agama
tersebut. Hal ini berkaitan dengan sebuah hadis dalam melaksanakan shalat berikut ini.

ُٕ‫از ْبٍُ دَ ُأدَ أَب‬ َ َُٕ َْٔ ‫ َح ًْصَ ة َ قَا َل أَبُٕ دَ ُأد‬ِٙ‫س َّٕ ٍّاز أَب‬
ُ َّٕ ‫س‬ َّ ‫َ ْش ُك ِس‬ٛ‫ ْان‬ُِٙ‫َ ْع‬ٚ ‫َحدَّحََُا ُي َؤ َّي ُم ْبٍُ ِْش ٍَّاو‬
َ ٍْ ‫ ُم َع‬ٛ‫٘ َحدَّحََُا إِ ْس ًَ ِع‬
‫سهَّ َى ُي ُسٔا أَ ْٔ ََلدَ ُك ْى‬
َ َٔ ِّ ْٛ َ‫عه‬ َّ َّٗ‫صه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ َّ ‫سٕ ُل‬ ُ ‫ ِّ َع ٍْ َج ِدّ ِِ قَا َل قَا َل َز‬ٛ‫ب َع ٍْ أ َ ِب‬ ٍّ ْٛ َ‫شع‬ ُ ٍِْ ‫ َع ٍْ َع ًْ ِسٔ ب‬ٙ ُّ ِ‫ َْسف‬ٛ‫ص‬
َّ ‫ ان‬ٙ ُّ َِ َ‫َح ًْصَ ة َ ْان ًُص‬
‫ٍ َحدَّحََُا‬ ٍّ ‫ ُْس ْبٍُ َح ْس‬َْٛ ‫اجعِ َحدَّحََُا ُش‬ ِ ‫َض‬ َ ًَ ‫ ْان‬ِٙ‫َُ ُٓ ْى ف‬ْٛ َ‫ َٓا َٔ ُْ ْى أ َ ْبَُا ُء َع ْش ٍّس َٔفَ ِ ّسقُٕا ب‬ْٛ ‫ٍَ َٔاض ِْسبُٕ ُْ ْى َع َه‬ُِٛ‫سبْعِ ِس‬ َ ‫ص ََلةِ َٔ ُْ ْى أ َ ْبَُا ُء‬ َّ ‫ِبان‬
‫ظ ْس ِإنَٗ َيا دٌَُٔ انس َُّّس ِة‬ ُ ُْ َٚ ‫سُِ فَ ََل‬ٛ ُّ َِ َ‫س َّٕ ٍّاز ْان ًُص‬
َ ‫ ِبئ ِ ْسَُا ِد ِِ َٔ َي ْعَُاُِ َٔشَ ادَ َٔ ِإذَا شَ َّٔ َج أ َ َحد ُ ُك ْى خَا ِد َيُّ َع ْبدَُِ أ َ ْٔ أَ ِج‬ٙ َ ٍُ‫ دَ ُأد ُ ْب‬ُِٙ َ‫ ٌع َحدَّح‬ٛ‫َٔ ِك‬
‫انس ْكبَ ِت‬
ُّ َ‫َٔفَ ْٕق‬

ٙ
ُّ ِ‫ َْسف‬ٛ‫ص‬
َّ ‫از ان‬ َ ‫ َْرَا ْان َحد‬ٙ
ٌ َّٕ ‫ج فَقَا َل َحدَّحََُا أَبُٕ َح ًْصَ ةَ َس‬ِٚ َّ ‫ اس ًِْ ِّ َٔ َز َٖٔ َع ُُّْ أَبُٕ دَ ُأدَ ان‬ِٙ‫ ٌع ف‬ٛ‫قَا َل أَبُٕ دَ ُأد َْٔ َِى َٔ ِك‬
ُّ ‫َا ِن ِس‬ٛ‫ط‬
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Mu`ammal bin Hisyam Al- Yasykuri telah
menceritakan kepada kami Isma'il dari Sawwar Abu Hamzah berkata Abu Dawud; Dia adalah
Sawwar bin Dawud Abu Hamzah Al-Muzani Ash-Shairafi dari Amru bin Syu'aib dari
Ayahnya dari Kakeknya dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
Perintahkanlah anak-anak kalian untuk melaksanakan shalat apabila sudah mencapai umur
tujuh tahun, dan apabila sudah mencapai umur sepuluh tahun maka pukullah dia apabila tidak
melaksanakannya, dan pisahkanlah mereka dalam tempat tidurnya. "Telah menceritakan
kepada kami Zuhair bin Harb telah menceritakan kepada kami Waki' telah menceritakan

13
Iskandar Wiryokusumo dan Usman Mulyadi, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Bina
Aksara, 1998), h.49

8
kepadaku Dawud bin Sawwar Al-Muzani dengan isnadnya dan maknanya dan dia
menambahkan (sabda beliau): "Dan apabila salah seorang di antara kalian menikahkan
sahaya perempuannya dengan sahaya laki-lakinya atau pembantunya, maka janganlah dia
melihat apa yang berada di bawah pusar dan di atas paha." Abu Dawud berkata: Waki' wahm
dalam hal nama Sawwar bin Dawud. Dan hadits ini telah diriwayatkan oleh Abu Dawud Ath-
Thayalisi, dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Hamzah Sawwar Ash-Shairafi.
(H.R. Abu Dawud No. 418)

Berdasarkan kandungan hadist tersebut terdapat beberapa penanaman nilai- nilai


pendidikan yang harus dilakukan orang tua terhadap anaknya. Dalam pandangan Islam anak
merupakan amanat yang diberikan Allah swt kepada orang tua karena itu orang tua memiliki
tanggung jawab yang besar kepada anaknya dengan cara memelihara, menjaga, dan
mendidiknya. Salah satu tanggung jawabnya ialah dengan memberikan pendidikan berupa
bimbingan dan pengarahan dalam kehidupannya.

Penanaman nilai-nilai pendidikan yang terdapat pada hadist tersebut yaitu penanaman
nilai ibadah. Rasulullah saw memerintahkan agar dalam mendidik anak orang tua
memberikan pendidikan shalat. Menurut Abdul Rozak Husein, menjelaskan bahwa shalat
merupakan pendidikan rohani yang memiliki tujuan untuk membantu, mengembangkan dan
memperbaiki akhlak seseorang.14

Orang tua harus mengenalkan perintah shalat kepada anaknya pada usia tujuh tahun
agar terjadi proses pembiasaan terlebih dahulu. Selanjutnya, ketika anak sudah mukallaf pada
usia sepuluh tahun dan tidak mengerjakan shalat maka orang tua boleh memukulnya bukan
memukul dengan cara kasar dan keras tetapi cara yang dianjurkan rasul memukulnya sebagai
peringatan kepadanya dan tidak melampaui batas kasih sayang. Penanaman nilai pendidikan
tersebut akan berhasil jika orang tua mampu mengamalkan perintah shalat itu sendiri dengan
baik karena, sebagai pendidik orang tua menjadi teladan terhadap anaknya sehingga anak
dapat mengikuti perintah tersebut dengan baik.

Selanjutnya, hadist tersebut memiliki kandungan untuk memisahkan tempat tidur anak
antara anak laki-laki dan anak perempuan hal tersebut termasuk ajaran pendidikan yang
dilakukan berguna untuk berhati-hati dari godaan syahwat meskipun saudara kandung. Maka
kandungan yang terdapat pada hadis tersebut sangat berkaitan dengan dasar agamis.

14
Abdul Rozak Husein, Hak dan Pendidikan Anak Dalam Islam (Jakarta: Fikahat Aneska, 1992), h.111

9
a. Dasar agama, Dasar agama merupakan target tertinggi kurikulum pendidikan Islam
seperti menggunakan dasar Al-Quran dan Hadist.

b. Dasar falsafah, dasar ini memberikan pedoman bagi tujuan pendidikan secara
filosofis sehingga isi dan tujuan kurikulum mengandung nilai kebenaran.

c. Dasar psikologis, dasar ini memberikan landasan dalam perumusan kurikulum yang
sejalan dengan perkembangan psikis yang memperhatikan kecakapan pemikiran peserta didik

d. Dasar sosial, dasar sosial ini mengandung pendekatan terhadap masyarakat berarti
semua perubahan yang terjadi dalam perkembangan masyarakat manusia sebagai makhluk
sosial harus saling terkait agar out put yang dihasilkan dalam pendidikan Islam adalah
manusia-manusia yang dapat mengambil peran dalam masyarakat pada konteks kehidupan
zamannya.

Keempat landasan tersebut harus dijadikan landasan dalam pembentukan kurikulum


pendidikan Islam maka, antara dasar yang satu dengan dasar yang lainnya harus saling
berkaitan karena landasan tersebut tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus menjadi kesatuan
yang utuh sehingga dapat membentuk kurikulum yang baik.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa pengertian atau hakekat kurikulum adalah suatu program
pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan
tertentu. Kemudian, jika disambungkan dengan pendidikan Islam, kurikulum pendidikan
Islam mempunyai arti sebagai suatu rangkaian program yang mengarahkan kegiatan belajar
mengajar secara sistematis dan berarah hingga mencapai tujuan kepada nilai-nilai ke Islaman.

Setiap kegiatan memerlukan suatu perencanaan sistematis agar dapat mencapai tujuan
yang ingin dicapai. Kegiatan pendidikan membutuhkan kurikulum karena, kurikulum
merupakan pedoman penyelenggaraan yang sangat penting di dunia pendidikan, dengan
adanya kurikulum maka tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Seperti
yang dinyatakan oleh Zakiah Dradjat bahwa kurikulum merupakan suatu program yang
direncanakan dalam bidang pendidikan tertentu. Dasar-dasar kurikulum pendidikan Islam
menurut Al-Syaibani yaitu dasar agama, dasar falsafah, dasar psikologis, dan dasar
sosiologis.

Agar pelaksanaan kurikulum dapat berjalan dengan baik, maka sangat diperlukan
keterkaitan seluruh komponen yang ada dalam kurikulum yaitu tujuan, materi atau isi
kurikulum, proses pembelajaran yang meliputi strategi, metode, media dan evaluasi. Tidak
hanya itu dalam menyusun kurikulum tedapat beberapa landasan yaitu landasan agamis,
filosofis, sosiologis, dan psikologis. Jika kurikulum pendidikan berjalan dengan baik maka
dapat mempermudah jalannya kehidupan yang baik pula.

B. Saran

Makalah ini sangat bermanfaat untuk kita pelajari,kita fahami dan kita telaah untuk
menambah ilmu kita dalam memahami Hadis Pendidikan. Bila ada kekurangan dari makalah
ini, kami mohon saran dari dosen pembimbing dan para teman-teman untuk kesempurnaan
makalah ini, Terima kasih

11
DAFTAR PUSTAKA

Arifin. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2011.

Basri, Hasan. Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Personal Press. 2008.

Drajat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 1992.

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksar. 1995.

Husein, Abdul Rozak. Hak dan Pendidikan Anak Dalam Islam. Jakarta: Fikahat

Aneska. 1992.

Langgulung, Hasan. Asas-asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Alhusna

Zikra, 1988.

Nizar, Samsul. Filsafat Pendidikan Islam Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis.

Jakarta: Ciputat Press. 2002.

Rasyidin dan Samsul Nizam. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Ciputat press. 2005

Saebani, Beni Ahmad. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. 2016.

Saefudin, Asep. Kurikulum Berbasis Kompetensi PAI. Bandung: STAIP. 2003.

Wiryokusumo, Iskandar dan Usman Mulyadi. Dasar-dasar Pengembangan

Kurikulum. Jakarta: Bina Aksara. 1998.

12

Anda mungkin juga menyukai