Disusun Oleh:
KELOMPOK VI
MALIK ADLANI SEMBIRING (NIM : 20200013)
M. NAWAWI AL-MUZANI (NIM : 20200032)
Dosen Pengampu:
Dr. Nuraisyah Rahma Siregar, M.A
Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakaatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul "Sarana, prasana, fasilitas dan lingkungan
sekolah " dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen pengampu yaitu Ibu Dr. Nuraisyah Rahma M.A pada mata kuliah
Kapita Selekta Pendidikan Agama/Umum. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan
tentang sarana, prasana, fasilitas dan lingkungan sekolah bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami meyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL.....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Kesimpulan...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah/madrasah merupakan pendidikan yang berlangsung secara formal
artinya terikat oleh peraturan-peraturan tertentu yang harus diketahui dan
dilaksanakan. Di sekolah, murid atau anak tidak lagi diajarkan oleh orang tua, akan
tetapi gurulah sebagai pengganti orang tua. Sekolah/madrasah merupakan lembaga
pendidikan kedua yang bertugas membantu keluarga dalam membimbing dan
mengarahkan perkembangan serta pendayagunaan potensi tertentu yang dimiliki
siswa atau anak, agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manusia,
sebagai anggota masyarakat, ataupun sebagai individual.
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan
peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimami, bertakwa, dan
berakhlak mulia mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamnya kitab suci
Al-Qur’an dan Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta
penggunaan pengalaman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan Islam?
2. Apa fungsi dari lingkungan pendidikan Islam?
3. Apakah pengaruh sarana, prasarana, fasilitas dan lingkungan pendidikan Islam?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sarana, Prasarana, dan Fasilitas Pendidikan Islam
Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua yang bertugas membantu keluarga
dalam membimbing dan mengarahkan perkembangan serta pendayagunaan potensi
tertentu yang dimiliki siswa atau anak, agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan
sebagai manusia, sebagai anggota masyarakat, ataupun sebagai individual. Sekolah
merupakan pendidikan yang berlangsung secara formal artinya terikat oleh peraturan-
peraturan tertentu yang harus diketahui dan dilaksanakan. Di sekolah, murid atau anak
tidak lagi diajarkan oleh orang tua, akan tetapi gurulah sebagai pengganti orang tua.
Hafidz (1989) memberikan pengertian sarana pendidikan adalah peralatan dan
perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan,
khususnya proses belajar mengajar, seperti ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan
media pengajaran. Peralatan dan perlengkapan yang telah disebutkan dalam penjelasan
yang dimaksud oleh Hafidz adalah alat yang digunakan dalam proses belajar mengajar
baik seorang pendidik ataupun seorang anak didik, misalnya dalam menggunakan buku
dan alat tulis lainnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah segala sesuatu
yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti
halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi tidak dimanfaatkan secara
langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi,
halaman sekolah sebagai sekolah lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan
sarana pendidikan1.
Jadi, fasilitas pendidikan Islam adalah segala sesuatu yang bersifat fisik maupun
material, yang dapat diartikan sebagai sarana dan prasarana yang dapat memudahkan
terselenggaranya dalam pembelajaran pendidikan Islam. Sarana yang diperlukan dalam
pembelajaran dibedakan menurut fungsi, jenis,dan sifat barang.
Proses belajar-mengajar akan berjalan dengan baik kalau metode yang digunakan
betul-betul tepat, karena antara pendidikan dengan metode saling berkaitan. Menurut
Zakiah Daradjat, pendidikan adalah usaha atau tindakan untuk membentuk manusia.
Pendidikan agama sebagai salah satu aspek dasar daripada pendidikan nasional.
1
Djamaluddin, 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, hlm: 36
2
Berbicara tentang sarana dalam pendidikan adalah salah satunya metode. Metode
sebagai salah satu sarana penting dalam proses pendidikan agama juga harus dikaji dan
dikembangkan. Sejalan dengan tuntutan perkembangan jiwa anak didik atau remaja agar
mampu membawa dirinya dalam arena kompetisi kehidupan modern. Yaitu kehidupan
yang penuh tantangan dan pertentangnan nilai-nilai sosial- sekuleristik dan nilai sosial-
religius atau nilai-nilai relativisme kultural yang berubah-ubah.
Sarana-sarana lainnya bersifat fisik seperti fasilitas peribadatan dan buku-buku
bacaan yang bernilai moral religius dan memotivasi perilaku susila atau sopan santun
sosial dan nasional. Yaitu sarana yang mendorong terciptanya kemampuan kreatif dalam
berilmu pengetahuan2.
3
mempengaruhi manusia secara bervariasi. Muhammad Joko Susilo (2006) dalam kutipan
bukunya menjelaskan tentang lingkungan pendidikan yaitu dimensi lingkungan dapat
dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik
lebih cenderung dikaji dari sisi bangunan yang berada di sekitar sekolah, sedangkan
lingkungan sosial dilihat dari kondisi masyarakat di sekitar sekolah.
Sehingga, lingkungan pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam
perkembangan dan pertumbuhan dalam pendidikan, dari bentuk sekitar bangunan
pendukung misalnya gedung sekolah, perpustakaan, dan gedung lainnya yang dapat
digunakan untuk sarana dan prasarana pendidikan3.
1. Fungsi Lingkungan Pendidikan
Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui
pengalaman, pengalaman itu terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya,
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial secara efesien dan efektif.
Berdasarkan berpedaan ciri-ciri penyelenggaraan pendiidkan pada ketiga lingkungan
pendidikan itu, maka ketiganya dibedakan sebagai pendidikan informal, pendidikan
formal, dan pendidikan nonformal.
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik
dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial dan budaya)
utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang bersedia, agar dapat dicapai tujuan
pendidikan yang optimal. Konsep yang dipakai dalam lingkungan pendidikan itu
sendiri agar membantu peserta didik dalam mengikuti pendidikan yang efektif dan
efesien. Dengan mengenal lingkungan sosial seorang anak akan mengalami sebuah
proses yang tidak di ketahui di dalam lingkungan keluarga dan juga sekolah, namun
harus juga memperhatikan batas-batas dalam bersosial.
2. Berbagai lingkungan yang mempengaruhi
Semangat atau dorongan kerja keras disamping ditimbulkan dalam diri pribadi
manusia sendiri, misalnya nafsu egocentris, polemos religius, dan mungkin juga nafsu
eros, juga banyak faktor lingkungan kerja yang mengandung dorongan-dorongan,
baik yang positif dan negatif terhada semangat berproduksi. Kualitas manusia, baik
aspek kepribadian maupun penguasaan ilmu-ilmu pengetahuan, serta kemahiran
dalam spesialisasi tertentu, merupakan hasil kerja ketiga lingkungan pendidikan.
3
Daradjat, Zakiah, 1996. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara. Hlm: 89
4
Kemajuan masyarakat, perkembangan Iptek yang semakin cepat, serta makin
menguatnya era globalisasi akan mempengaruhi peran dan fungsi ketiga lingkungan
pendidikan. Manusia mengalami perubahan dalam menghadapi era globalisasi,
dimana pada era teknologi maka akan menambah peran yang dilakukan oleh keluarga.
Perkembangan teknologi yang mendorong manusia untuk mencukupi segala
keinginan dan kebutuhannya4.
3. Tripusat Pendidikan
Lingkungan pendidikan yang mula-mula terpenting adalah keluarga. Pada
masyarakat yang masih sederhana dengan struktur sosial yang belum kompleks,
cakrawala anak sebagian besar masih terbatas pada keluarga. Pada masyarakat
tersebutr keluarga mempunyai dua fungsi yaitu fungsi produktif dan fungsi konsumsi.
Pada umumnya kehidupan seorang anak didalam masyarakat tradisonal tidak jauh
beda dengan kehidupan orang tuanya, di dalam masyarakat cenderung melihat sosok
dan latar belakang orang tuanya dan lingkungan keluarga. Hal ini dapat menjadi
dampak dan momok yang membingungkan dan membatasi anak dalam bersosial.
Tetapi di dalam masyarakat modern di mana industrialisasi semakin
berkembang dan memerlukan spesialisasi. Maka pendidikan yang semula menjadi
tanggung jawab keluarga itu kini sebagian besar diambil alih oleh sekolah dan
lembaga-lembaga sosial lainnya. Dalam keluarga pada masyarakat yang belum maju,
orang tua merupakan sumber pegetahuan dan keterampilan yang diwariskan atau
diajarkan kepada anak-anaknya. Dalam keluarga ini orang tua memegang otoritas
sepenuhnya. Sedangkan dalam keluarga modern orang tua harus membagi otoritas
dengan orang lain, terutama guru dan pemuka masyarakat, bahkan dengan anak
mereka sendiri yang memperoleh pengetahuan baru dari luar keluarga.
Lain halnya dengan negara yang ada dalam negara barat, negara dengan
materiil dan teknologi yang besar, sangat diperlukan penasehat untuk dapat menjadi
pendiidkan dalam menhadapi era yang semakin maju, dan minim akan akhlak dan
kebajikan. Dalam peraturan dasar perguruan tinggi Nasional Taman Siswa (putusan
Kongres X tanggal 5-10 Desember 1966) pasal 15 ditetapkan bahwa :
a. Untuk mencapai tujuan pendidikan nya, Taman Siswa melaksanakan kerja sama
yang harmonis antara ketiga pisat pendidikan yaitu:
1) Lingkungan keluarga;
4
Daryanto, 2010. Belajar dan Mengajar, Bandung : Yrama Widya. Hlm: 65
5
2) Lingkungan perguruan;
3) Lingkungan masyarakat / pemuda.
b. Sistem pendidikan tersebut dinamakan sistem “tripusat” (suparlan,1984:110).
Bagi taman Siswa, di samping siswa yang tetap tinggal di lingkungan keluarga,
sebgaian siswa tinggal di asrama (Wisma Priya dan Wisma Rini) yang dikelola
secara kekeluargaan dengan menerapkan sistem Among. Sedangkan pada
lingkungan masyarakat,taman siswa, menerapkan dengan penekanan pemupukan
semangat kebangsaan. (Suparlan,1984: 119-120).
1) Keluarga
6
Nasrani, atau Majusi bagaikan binatang melahirkan binatang, apakah
kamu melihat kekurangan padanya?” (HR. Al-Bukhari)5
b) Menurut Al-Jamali,” Pendidikan Islam adalah proses yang
mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang
mengangkat derajat kemanusiaannya sesuai dengan kemampuan dasar
(fitrah) dan kemampuan ajarannya (pengaruh dari luar).
c) Menurut Ki Hajar Dewantara, suasana kehidupan keluarga merupakan
tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang-
seorang (pendidikan individual) maupun pendidikan sosial. Peran
orang tua dalam keluarga sebagai penuntun, sebagai pengajar, dan
sebagai contoh.
2) Sekolah/Madrasah
Di antara tiga pusat pendidikan adalah sekolah/madrasah. Semakin
maju suatu masyarakat semakin penting peranan sekolah dalam
mempersiapkan generasi muda sebelum masuk dalam proses
pembangunan masyarakatnya. Dari sisi lain, sekolah juga menerima
banyak kritik atas berbagai kelemahan dan kekurangannya, yang
mencapai puncaknya dengan gagasan Ivan Illich untuk membebaskan
masyarakat dari wajib sekolah dengan buku yang terkenal bebas dari
sekolah (deschooling society, 1972/1982).
Sekolah sebagai pusat pendidikan adalah sekolah yang
mencerminkan masyarakat yang maju karena pemanfaatan secara optimal
ilmu pengetahuan, dan teknologi. Dengan demikian sekolah seharusnya
dapat secara seimbang dalam menghadapi perkembangan dan
kebudayaan, aspek perbudayaan, aspek pengetahuan dan pemikiran
peserta didik.
3) Masyarakat
Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi
yaitu:
5
Al-Asqalani, Ibnu Hajar, Fath AL Bari, 2006. Penjelasan Kitab Shahih Al Bukhari, Juz. III, Jakarta:
Pustaka Azzam
7
a) Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang
dilembagakan (jalur sekolah dan jalur sekolah) maupun yang tidak
dilembagakan (jalur luar sekolah).
b) Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan kelompok sosial di
masyarakat, baik langsung maupun tak langsung, ikut mempunyai
peran dan fungsi edukatif.
c) Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang
dirancang (by design) maupun yang dimanfaatkan (utility).
8
sering menerimanya.pengaruh teman ini diperkuat oleh beberapa sikap
studi yang menyoroti tindakan penyimpangan mereka.
Sebenarnya bila kita lihat dari penjelasan tripusat pendidikan ini,
yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan masyarakat, lebih ke
dalam kesibukan dan teman bermain anak itu sendiri. Lain halnya bila di
sekolah, seorang murid atau peserta didik. Dia mengikuti segala
ketentuan yang berlaku di sekolah tersebut, dengan perintah dan acuan
seorang guru atau lembaga, sedangkan di dalam keluarga seorang anak
akan melihat seberapa besar orang tua meluangkan waktu untuk mereka,
ketika dalam lingkungan keluarga tidak ada keharmonisan seperti yang
anak inginkan, maka ia akan mencari jalan dan kehidupannya sendiri.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung
dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar,
seperti ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran yang digunakan dalam
proses belajar mengajar baik seorang pendidik ataupun seorang anak didik, misalnya
dalam menggunakan buku dan alat tulis lainnya.
Sedangkan yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah segala sesuatu
yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti
halaman, kebun, taman sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi tidak dimanfaatkan secara
langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi,
halaman sekolah sebagai sekolah lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan
sarana pendidikan.
Jadi, fasilitas pendidikan Islam adalah segala sesuatu yang bersifat fisik maupun
material, yang dapat diartikan sebagai sarana dan prasarana yang dapat memudahkan
terselenggaranya dalam pembelajaran pendidikan Islam. Sarana yang diperlukan dalam
pembelajaran dibedakan menurut fungsi, jenis,dan sifat barang.
B. Saran
Makalah ini sangat bermanfaat untuk kita pelajari, kita fahami dan kita telaah
untuk menambah ilmu kita dalam memahami Sarana, prasana, fasilitas dan lingkungan
pendidikan islam. Bila ada kekurangan dari makalah ini, kami mohon saran dari dosen
pembimbing dan para teman-teman untuk kesempurnaan makalah ini, Terima kasih
10
DAFTAR PUSTAKA
Ariffin, Muzayyin, 2011. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Al-Asqalani, Ibnu Hajar, Fath AL Bari, 2006. Penjelasan Kitab Shahih Al Bukhari, Juz. III,
Jakarta: Pustaka Azzam
Daradjat, Zakiah, 1996. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara.
Daryanto, 2010. Belajar dan Mengajar, Bandung : Yrama Widya.
Djamaluddin, 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia
11