Anda di halaman 1dari 18

PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur

Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu : Dr. Ahsan Hasbullah M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 5

1. ANNISA YULIANA 1817405097

2. CINDY FEBI SAUFIKA 1817405098

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO


2020

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang berjudul “Prinsip
Pengembangan Kurikulum” penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Pengembangan Kurikulum.

Dan tak lupa dalam menyelesaikan makalah ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada pihak yang telah membantu, khususnya kepada Bapak Dr. Ahsan
Hasbullah M.Pd selaku dosen Pengembangan Kurikulum di IAIN Purwokerto yang
telah memberikan petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Kemudian kepada seluruh teman-teman sejawat khususnya anggota kelompok 5 yang
ikut andil dalam penulisan dan penyempurnaan makalah ini penulis ucapkan terima
kasih.

Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun pembahasan, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak yang sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini menjadi sesuatu
yang bermanfaat dalam pembelajaran sekolah di Tanah Air dalam bidang pendidikan di
Indonesia.

Penyusun

Purwokerto, 14 November 2020

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Prinsip Pengembangan Kurikulum.......................................... 3


B. Sumber-sumber Prinsip Pengembangan Kurikulum................................. 4
C. Tipe-Tipe Prinsip Pengembangan Kurikulum........................................... 6
D. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum............................................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum secara umum bisa dikatakan sebagai keseluruhan pengalaman
yang akan disampaikan atau diwariskan kepada peserta didik baik pengalaman
pendidikan, moral, olahraga, kesenian dengan maksud untuk mengembangkan
potensi dan dapat merubah tingkah laku menjadi lebih baik sesuai tujuan
pendidikan. Kurikulum merupakan rencana tingkat pelajaran dan lingkungan
sekolah tertentu. Kurikulum ditujukan untuk mengantarkan anak didik pada
tingkatan pendidikan, prilaku dan intelektual yang diharapkan membawa mereka
pada sosok anggota masyarakat yang berguna bagi bangsa dan masyarakat serta
mau berkarya bagi pembangunan bangsa dan perwujudan idealisme.1
Kurikulum sangatlah berarti karena merupakan operasionalisasi dari
tujuan yang dicita-citakan, dalam arti tujuan pendidikan tak akan berhasil tanpa
adanya kurikulum pendidikan. Kurikulum pendidikan merupakan salah satu
komponen pokok pendidikan dan kurikulum tersebut memiliki komponen-
komponen. Salah satunya adanya prinsip-prinsip yang harus pegang dalam
membuat kurikulum. Penyusunan kurikulum memiliki landasan yang kuat dan
didasarkan atas pemikiran dan penelitianyang mendalam. Penyusunan kurikulum
yang mengikuti prinsip-prinsip tertentu yang menjadi bingkai agar tidak keluar
dari tujuan semula.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengembangan kurikulum?
2. Apa saja sumber-sumber pengembangan kurikulum?
3. Bagaimana tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum?
4. Bagaimana prinsip-prinsip pengembangan kurikulum?
C. Tujuan
1. Agar mengetahui pengertian pengembangan kurikulum.
2. Agar mengetahui materi sumber-sumber prinsip pengembangan kurikulum.
3. Agar mengetahui pembahasan tipe-tipe pengembangan kurikulum.
1
Abdurrahman AnNahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat, (Jakarta, Gema Insani
Press, 1996), hlm:193

1
4. Agar mengetahui prinsip-prinsip pengmbangan kurikulum.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum


Istilah kurikulum muncul pertama kali pada kamus webster pada tahun
1856, yang digunakan dalam bidang olah raga, yaitu Curere yang berarti jarak
yang harus ditempuh oleh pelari atau kereta mulai awal sampai sampai akhir
atau mulai start sampai finish. Kemudian pada tahun 1955 kata kurikulum
muncul pada kamus tersebut, khusus digunakan dalam bidang pendidikan yang
artinya sejumlah mata pelajaran disekolah atau diperguruan tinggi, yang harus
ditempuh untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau ijazah.2
Secara etimologi kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang
artinya pelari dan curere yang artinya jarak yang harus ditempuh oleh pelari.
Berdasarkan pengertian ini, dalam konteksnya dengan dunia pendidikan menjadi
“circle of instruction” yaitu suatu lingkaran pengajaran dimana guru dan murid
terlibat di dalamnya.3
Dalam kosa kata Arab, istilah kurikulum dikenalkan dengan kata manhaj
yang berarti jalan terang yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang
kehidupan. Apabila dikaitkan dengan pendidikan, maka manhaj atau kurikulum
berarti jalan terang yang dilalui pendidikan atau guru dengan orang-orang yang
dididik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap mereka.4
Kurikulum merupakan suatu sistem, yaitu ada tujuan, isi, evaluasi dan
sebagainya yang saling terkait. Di samping kurikulum sebagai guiding
instruction, juga merupakan alat antisipatori, yaitu alat alat yang dapat
meramalkan masa depan, bukan hanya sebagai reportial , yaitu suatu yang hanya
melaporkan suatu kejadian yang telah berjalan.
Carter V. Good dalam Dictionary of education, sebagaimana yang
dikutip oleh M. Zaini dalam bukunya Pengembangan kurikulum konsep

2
Muhammad Zaini, Pengembangan kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi, (Surabaya:
elKAF, 2006), hlm 1
3
Al Rasyid dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam; Pendekatan Historis Teoritis dan Praktis, (Jakarta:
Ciputat Press, 2005),hlm 55.
4
Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Syaibani, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,
2009),hlm 478.

3
implementasi evaluasi dan inovasi menyebutkan bahwa kurikulum adalah
sebuah materi pelajaran yang harus ditempuh dalam suatu mata pelajaran atau
disiplin ilmu tertentu, seperti kurikulum Pendidikan Bahasa Arab, Kurikulum
Pendidikan Bahasa Inggris atau kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial. Kurikulum
juga diartikan sebagai garis-garis besar materi yang harus dipelajari oleh siswa
disekolah untuk mencapai tingkat tertentu atau ijazah, atau sejumlah pelajaran
dan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa di bawah bimbingan dan
pengawasan sekolah atau kampus. Dalam pandangan jamaluddin dan Usman
Said berpendapat bahwa yang menjadi inti dan isi kurikulum pendidikan itu
sendiri adalah bahan-bahan dan pengalaman yang mengandung unsur
ketauhidan.
Sehingga dapat dibuat kesimpulan bahwa kurikulum merupakan sebuah
perangkat yang terencana tidak terpisahkan dengan operasinya pendidikan,
karena penyusunan kurikulum yang tepat harus mengacu pada satu atau
beberapa teori kurikulum dan suatu kurikulum dijabarkan dari teori pendidikan
tertentu.
B. Sumber-sumber Prinsip Pengembangan Kurikulum
Dalam kajian tentang sumber-sumber prinsip pengembangan kurikulum,
Peter F.Oliva mengemukakan bahwa pada prinsip pengembangan kurikulum
paling tidak ada 4 (empat) sumber yang menjadi acuan sebuah pengembangan
kurikulum yaitu5 :
1. Data Empiris
Data empiris adalah data yang bersumber dari hasil observasi atau
percobaan. Data empiris merujuk pada pengalaman yang terdokumentasi dan
terbukti efektif.
2. Data Eksperimen (Eksperiment Data)
Data eksperimen menunjuk pada temuan-temuan hasil penelitian. Data
hasil penelitian merupakan data yang dipandang valid dan reliebel, sehingga
tingkat kebenarannya lebih meyakinkan untuk dijadikan prinsip dalam
pengembangan kurikulum.
3. Kebiasaan yang hidup di Masyarakat (Folkore of Curriculum)

5
Peter.F.Oliva, Developing The Curriculum, III ( Unites States Harper Collins Publishers,1992), hlm 28.

4
Data-data banyak diperoleh dari bukan hasil penelitian yang data-data
terbukti efektif untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan yang
kompleks, diantaranya adat atau kebiasaan yang ada di masyarakat.
4. Akal Sehat (Common Sense)
Data pemikiran umum atau akal sehat juga diperoleh dari hasil penelitian
yang melalui proses pertimbangan dan penilaian akal sehat terlebih dahulu.

Dengan demikian, pada prinsipnya semua jenis data dapat digunakan


atau dimanfaatkan bagi kegiatan pengembangan kurikulum sebagai sumber
prinsip yang akan dijadikan pegangan.

Berdasarkan sumber-sumber pengembangan yang dikemukakan oleh


Oliva tersebut, dapat dikategorikan bahwa hanya ada 2 (dua) sumber yang
menjadi prinsip pengembangan kurikulum yaitu sumber ilmiah dan sumber non
illmiah. Sumber ilmiah didapat dari data-data dari kegiatan yang bersifat ilmiah
seperti halnya penelitian, data-data empiris tentang kelemaham dan kekurangan
kurikulum sebelumnya, informasi faktual dan sebagainya. Sedangkan sumber
non ilmiah seperti cerita rakyat, legenda, mitos, dan sebagainya yang telah
menjadi keyakinan umum oleh suatu masyarakat dan memiliki nilai-nilai
tertentu di dalamnya.

Sedangkan menurut Sukmadinata dalam bukunya “Pengembangan


Kurikulum Teori dan Praktek” 6menyebutkan beberapa sumber pengembangan
kurikulum diantaranya ialah :

1. Kebutuhan dan pekerjaan orang dewasa, di mana sisi kurikulum disesuaikan


sebagai persiapan anak untuk menjalani kehidupan dan pekerjaan orang
dewasa.
2. Budaya masyarakat, termasuk di dalamnya semua disiplin ilmu yang ada
sebagai pengetahuan ilmiah, nilai-nilai, perilaku, benda material dan unsur
kebudayaan lainnya.
3. Anak, sebagai pusat atau sumber kegiatan pembelajaran. Perhatian dalam
menyusun pengembangan kurikulum bukan sesuatu yang diberikan pada

6
N.S.Sukmadinata,Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,(Bandung : Remaja
Rosdakarya,2004),hlm.33.

5
anak tapi bagaimana potensi yang ada pada anak dapat dikembangkan secara
optimal.
4. Tata nilai di masyarakat, termasuk nilai-nilai apa saja yang akan diajarkan di
sekolah atau dalam pelaksanaan kurikulum.
5. Kekuasaan sosial-politik tertentu termasuk lembaga, arah kebijakan, dan
produk-produk politik berupa peraturan perundang-undangan yang berlaku.
C. Tipe-Tipe Prinsip Kurikulum
Prinsip kurikulum dipandang sebagai kebenaran menyeluruh, kebenaran
sebagian atau hipotesa.7
1. Kebenaran Menyeluruh
Kebenaran menyeluruh adalah fakta-fakta atau konsep yang diberikan
melalui eksperimen dan biasanya diterima tanpa bertahan. Fakta, konsep,
dan prinsip yang diperoleh dan telah diperoleh dan telah diuji dalam
penelitian yang ketat dan berulang sehingga bisa dibuat generalisasi dan bisa
berlaku di tempat yang berbeda.
2. Kebenaran Sebagian
Kebenaran sebagian didasarkan pada data yang terbatas dan dapat
diterapkan pada beberapa atau banyak situasi tetapi kebenaran ini tidak
selalu universal.
3. Hipotesa
Para pekerja kurikulum mendasarkan ide-idenya pada penilaian, cerita,
dan anggapan umum yang terbaik.
4. Aksioma
Perubahan kurikulum adalah suatu keharusan. Kurikulum merupakan
produk dari masa yang berdangkutan. Perubahan kurikulum masa lalu sering
terdapat secara bersamaan bahkan tumpang tindih dengan perubahan
kurikulum yang terjadi masa kini. Perubahan kurikulum akan terjadi dan
berhasil jika ada perubahan pada orang atau masyarakat.
D. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Terdapat banyak prinsip yang mungkin digunakan dalam pengembangan
kurikulum. Macam-macam prinsip ini bisa dibedakan dalam dua kategori, yaitu

7
Hendyat Soetopo,Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum,(Jakarta: Bina Aksara,1986).

6
prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum biasanya digunakan hampir
dalam setiap pengembangan kurikulum di mana pun. Di samping itu, prinsip
umum ini merujuk pada prinsip yang harus diperhatikan dalam pengembangan
kurikulum sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang
membangunnya. Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku di tempat
tertentu dan situasi tertentu. Prinsip ini juga merajuk pada prinsip-prinsip yang
digunakan dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara
tersendiri.
1. Prinsip Umum
a. Prinsip Relevansi
Secara umum, istilah relevansi pendidikan dapat diartikan sebagai
kesesuaikan atau keserasian pendidikan dengan tuntunan kehidupan. Dengan
kata lain, pendidikan dipandang relavan bila hasil yang diperoleh dari
pendidikan tersebut berguna atau fungsional bagi kehidupan. 8
Masalah relevansi pendidikan dengan kehidupan dapat ditinjau dalam
tiga aspek :
1) Relevansi pendidikan dengan lingkungan anak didik.
2) Relevansi pendidikan dengan kehidupan yang akan datang.
3) Relevansi pendidikan dengan dunia kerja.
4) Relevansi pendidikan dengn ilmu pengetahuan.

Dapat disimpulkan bahwa relevensi pendidikan dengan kehidupan bukan


hanya berkisar pada segi bahan atau isi pendidikan, juga menyangkut
kegiatan dan pengalaman belajar implikasinya, dalam pengembangan dan
penggunaan kurikulum adalah mengusahakan pengembangan kurikulum
sedemikian rupa, sehingga mutu pendidikan dapat memenuhi jenis dan mutu
tenaga kerja yang dibutuhkan oleh masyarakat.

b. Prinsip Efektifitas
Prinsip ini menunjukkan pada suatu pengertian bahwa kurikulum
selalu beriorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Oleh karena

8
Sanjaya,Wina,Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum,(Bandung :
Rosdakarya,2009),hlm.168.

7
itu, jenis dan karakteristik tujuan apa yang ingin dicapai. Efektifitas
kurikulum dapat dilihat dari dua aspek, yaitu :
1) Efektifitas mengajar pendidikan berkaitan dengan sejauh mana kegiatan
belajar mengajar yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan
baik.
2) Efektifitas belajar anak didik, berkaitan dengan sejauh mana tujuan-
tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan belajar
mengajar yang telah dilaksanakan implikasinya mengusahakan agar
kegiatan pembelajaran dapat membuahkan hasil (mencapai tujuan
pendidikan).
c. Prinsip Efisiensi
Efisiensi suatu usaha pada dasarnya merupakan perbandingan
antara hasil yang dicapai (output) dan usaha efisiensi dalam kegiatan
pendidikan, misalnya efisiensi waktu, tenaga, peralatan, sarana, biaya,
dan sebagainya. Namun prakteknya terkadang untuk memcapai
efektifitas diperlukan biaya, alat, sarana yang memadai. Dengan
perkataan lain, efisiensi terkendali tetapi efektifitas terabaikan. Namun
perlu diingat, tidak setiap yang mahal, lengkap sarana dan fasilitas yang
sudah menjamin efektifitas kegiatan. Hal ini masih tergantung kepada
pemanfaatan dalam prosesnya. Bila dalam penggunaanya, sekalipun
barang bekas atau murah dapat mencapai efektifitas belajar dan
pembelajaran.
d. Prinsip Kontinuitas
Kontinuitas atau kesinambungan dimaksudkan saling hubungan
antara beberapa tingkat pendidikan, jenis progam pendidikan, dan bidang
studi artinya menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan hendaknya
dipertimbangkan hal-hal berikut :
1) Kesinambungan di antara berbagai tingkat sekolah
Bahan pelajaran yang diajarkan pada tingkat pendidikan yang
lebih rendah tidak harus diajarkan lagi pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi, sehingga terhindar dari tumpang tindih dalam
pengaturan bahan dalam proses belajar mengajar.

8
2) Kesinambungan di antara berbagai bidang studi
Kesinambungan diberbagai bidang studi menunjukkan bahwa
dalam pengembangan kurikulum harus memerhatikan hubungan
antara bidang studi yang satu dengan yang lainnya.
e. Prinsip Fleksibilitas (keluwesan)
Fleksibelitas berarti tidak kaku, dan ada semacam ruang gerak
yang memberikan kebebasan dalam bertindak. Fleksibelitas dibagi
menjadi dua macam :
1) Fleksibilitas dalam memilih program pendidikan
Fleksibilitas ini maksudnya adalah bentuk pengadaan program-
rpgram pilihan yang dapat membentuk jurusan, program spesialisasi,
ataupun program-program pendidikan keterampilan yang dapat dipilih
anak didik atas dasar kemampuan dan minatnya.
2) Fleksibelitas dalam pengembangan program pengajaran
Fleksbilitas ini maksudnya adalah memberikan kesempatan bagi
para pendidik dalam mengembangkan sendiri program-program
pengajaran dengan berpatok pada tujuan dan bahan pembelajaran di
dalam kurikulum yang masih bersifat umum.
f. Prinsip berorientasi pada Tujuan dan kompetensi
Tujuan yang dimaksud merupakan sesuatu yang ingin dicapai
dalam pendidikan. Tujuan pendidikan harus mencakup semua aspek
perilaku peserta didik, baik dalam domain kognitif, afektif, maupun
psikomotor.
Kompetensi adalah perpaduan pengetahuan, keterampilan, sikap,
dan nilai-nilai yang direfkesikan dalam pola berpikir dan pola bertindak.
Ciri utama prinsip ini adalah digunakannya pemikiran yang sistematik
dan sistemik (systematic and systemic thinking) di dalam
pengebambangan kurikulum. oleh karena itu, langkah pertama yang
harus dilakukan oleh pengembang kurikulum adalah menciptakan
standar kompetensi kurikulum. prinsip beriorientasi pada kompetensi
digunakan untuk menunjukkan sekurang-kurangnya tiga hal, yaitu
indikator penguasaan kemampuan, sebagai titik awal desain dan

9
implementasi kurikulum, dan sebagai kerangka untuk memahami
kurikulum.
g. Prinsip Sinkronisasi
Kurikulum harus dikembangkan dengan mengusahakan agar
semua kegiatan kurikulerm ekstrakulikuler dan kokurikuler serta
pengalaman belajar lainnya dapat serasi, seimbang, searah, dan setujuan.
Jangan sampai terjadi suatu kegiatan kurikuler menghambat, berlawanan,
dan mematikan kegiatan-kegiatan kurikuler lainnya termasuk dengan
kegiatan ekstra dan kokurikuler.
2. Prinsip Khusus
Prinsip khusus berkenaan dengan prinsip yang hanya berlaku ditempat
tertentu dan situasi tertentu. Media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang
secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”. 9 Ada beberapa prinsip yang lebih
khusus dalam pengembanagan kurikulum. prinsip-prinsip ini berkenaan dengan
penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar, dan penilaian.
a. Prinsip Tujuan Kurikulum
Prinsip tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan
pendidikan. Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya
mengacu pada tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang
bersifat umum atau berjangka pangjang, jangka menengah, dan jangka
pendek (tujuan khusus).
b. Prinsip Isi Kurikulum

Prinsip ini menunjukkan :

1) Isi kurikulum mencerminkan filsafah dan dasar suatu negara.


2) Isi kurikulum harus diintegrasikan dalam nation dan character building.
3) Isi kurikulum harus mengembangkan cipta, rasa, karsa, dan karya agar
peserta didik memiliki mental, moral, budi pekerti yang luhur, tinggi
keyakinan agamanya, cerdas, terampil, serta memiliki fisik yang sehat
dan kuat.

9
Hasan Baharun,Pengembangan Media Pembekajaran PAI Berbasis Lingkungan Melalui Model
ABSURE,Cendekia: Journal of Education dan Society,14.2(2016), hlm 231.

10
4) Isi kurikulum harus mempersiapkan sikap dan mental peserta didik untuk
dapat mandiri dan bertanggung jawab dalam masyarakat.
5) Isi kurikulum harus memadukan teori dan praktik.
6) Isi kurikulum harus memadukan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
nilai-nilai.
7) Isi kurikulum harus diselaraskan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
c. Prinsip Didaktik-Metodik
Prinsip ini meliputi :
1) Semua pengetahuan dan kegiatan yang diajarkan harus fungsional dan
praktis.
2) Pengetahuan dan kegiatan harus diselaraskan dengan taraf pemahaman
dan perkembangan siswa.
3) Guru harus membangkitkan dan memupuk minat, perhatian, dan
kemampuan peserta didik.
4) Peyajian bahan pelajaran harus berbentuk jalinan teori dan praktik.
5) Guru harus dapat mengembangkan sikap dan nilai-nilai peserta didik.
6) Penyajian dalam bahan pelajaran harus dapat meningkatkan keimanan
dan ketakwaan.
7) Guru perlu memberikan bimbingan dan konseling.
d. Prinsip yang Berkenaan dengan Media dan Sumber Belajar

Prinsip ini menunjukkan kesesuaian media dan sumber belajar dengan


standar kompetensi dasar, materi pelajaran, karakteristik media pembelajaran,
tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kemampuan guru, praktis-
ekonomis. Untuk itu, engembangan kurikulum harus memperhatikan faktor-
faktor, antara lain objektivitas, program pembelajaran, sasaran program, situasi
dan kondisi (sekolah dan peserta didik), kualitas media, dan keefektifan efisiensi
penggunaan.

e. Prinsip Evaluasi
Prinsip ini meliputi prinsip mendidik, prinsip keseluruhan, prinsip
kontinuitas, prinsip objektivitas, prinsip kooperatif, prinsip praktis, dan

11
prinsip akuntabilitas. Dilihat dari teknik pengembangan instrumen, perlu
diperhatikan prosedur penyusunan instrumen, jenis, dan teknik penilaian,
kesesuaian instrumen dengan kompetensi, jenjang kemampuan yang diukur,
tingkat perkembangan peserta didik, waktu yang diperlukan, teknik
pengolahan dan alalis item, administrasi penelitian, dan pemanfaatan hasil
penelitian.

Manfaat yang bisa diambil dari prinsip umum dan prinsip khusus pengembangan
kurikulum tersebut adalah kita bisa menggunakannya secara bersamaan, karena akan
saling melengkapi. Semakin lengkap dan komprehensif, kesempurnaan suatu prinsip
akan semakin baik, karena akan semakin memperjelas dalam mengarahkan kerja
para penggembang kurikulum dan kesempurnaan kurikulum yang dihasilkannya.
Meskipun demikian, prinsip-prinsip yang disajikan di atas sifatnya tidak kaku,
masih mungkin dimodifikasi, ditambah atau dikurangi sesui dengan kebutuhan yang
ada.

12
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kurikulum merupakan sebuah perangkat yang terencana tidak


terpisahkan dengan operasinya pendidikan, karena penyusunan kurikulum yang
tepat harus mengacu pada satu atau beberapa teori kurikulum dan suatu
kurikulum dijabarkan dari teori pendidikan tertentu.

Ada 2 (dua) sumber yang menjadi prinsip pengembangan kurikulum


yaitu sumber ilmiah dan sumber non illmiah. Sumber ilmiah didapat dari data-
data dari kegiatan yang bersifat ilmiah seperti halnya penelitian, data-data
empiris tentang kelemaham dan kekurangan kurikulum sebelumnya, informasi
faktual dan sebagainya. Sedangkan sumber non ilmiah seperti cerita rakyat,
legenda, mitos, dan sebagainya yang telah menjadi keyakinan umum oleh suatu
masyarakat dan memiliki nilai-nilai tertentu di dalamnya.

Semua jenis data dapat digunakan atau dimanfaatkan bagi kegiatan


pengembangan kurikulum sebagai sumber prinsip yang akan dijadikan
pegangan.
Manfaat yang bisa diambil dari prinsip umum dan prinsip khusus
pengembangan kurikulum tersebut adalah kita bisa menggunakannya secara
bersamaan, karena akan saling melengkapi. Semakin lengkap dan komprehensif,
kesempurnaan suatu prinsip akan semakin baik, karena akan semakin
memperjelas dalam mengarahkan kerja para penggembang kurikulum dan
kesempurnaan kurikulum yang dihasilkannya. Meskipun demikian, prinsip-
prinsip yang disajikan di atas sifatnya tidak kaku, masih mungkin dimodifikasi,
ditambah atau dikurangi sesui dengan kebutuhan yang ada.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman AnNahlawi. 1996. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat.


Jakarta, Gema Insani Press.
Hasan Baharun. 2016. Pengembangan Media Pembekajaran PAI Berbasis Lingkungan Melalui
Model ABSURE. Cendekia: Journal of Education dan Society,14.2.

Hendyat Soetopo. 1986. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Bina


Aksara

Muhammad Zaini. 2006. Pengembangan kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan


Inovasi. Surabaya: elKAF
N.S.Sukmadinata. 2004. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : Remaja
Rosdakarya.

Omar Muhammad Al-Thoumy Al-Syaibani. 2009. Falsafah Pendidikan Islam. Jakarta:


Bulan Bintang
Peter.F.Oliva. 1992. Developing The Curriculum. III Unites States Harper Collins Publishers.

Samsul Nizar, M. Syaifudin. 2010. Isu-Isu Kontemporer Tentang Pendidikan Islam.


Jakarta: Kalam Mulia

14

Anda mungkin juga menyukai