Anda di halaman 1dari 13

KONSEPSI, DIMENSI, DAN ALIRAN FILOSOFIS

DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum PAI
Kelas : B Semester V
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Agus Pahrudin, M.Pd

Disusun oleh :
Agus Irfan Rahmadi 1911010005
Agustina Nurlatifah 1911010006
Windya Astarina Kusuma Wardani 1911010231

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah melimpahkan segala nikmat, rahmat
beserta karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat
beriringkan salam tak lupa juga semoga selalu tercurahkan kepada kekasih Allah, Nabi
Muhammad SAW beserta para sahabat dan juga para pengikutnya.

Makalah ini kami buat guna memenuhi tugas mata kuliah “Pengembangan Kurikulum
PAI”.Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Prof.Dr. Agus Pahrudin,
M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah “Pengembangan Kurikulum PAI” yang telah
memberikan bimbingan beserta arahan dalam proses pembuatan makalah ini.

Kami sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan jauh dari kata sempurna karena masih dalam tahap pembelajaran.Maka dari itu
Kami mohon saran dan kritik demi terciptanmya makalah yang lebih baik lagi
kedepannya.Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang
lebih luas, khususnya untuk kami dan umunya untuk kita semua.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum .............................................................................................. 2


- Menurut Para Ahli.............................................................................................. 2
- Menurut Undang-Undang Sisdiknas .................................................................. 3
B. Dimensi-Dimensi Kurikulum.................................................................................. 3
C. Aliran-Aliran Filosofis yang Mendasari Pengembangan Kurikulum ...................... 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 9
B. Saran ....................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan sebagai
pedoman untuk menyusun target dalam proses belajar mengajar. Karena dengan
adanya kurikulum maka akan memudahkan setiap pengajar dalam proses belajar
mengajar, maka dari pada itu perlu untuk diketahui apa arti dari kurikulum itu,
kurikulum itu sendiri didefinisikan bermacam-macam oleh para ahli. Namun intinya
semua mengarah pada pengertian yang sama. Dan bedasarkan beberapa pendapat
mengenai kurikulum, dapat disimpulkna bahwa kurikulum adalah suatu usaha
terencamna dan terorganisir untuk menciptakan suatu pengalaman belajaar pada siswa
dibawah tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu
tujuan setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan kurikulum maka perlu untuk
diketahui bagaimana perkembangan kurikulum. Karena seperti halnya tekhnologi
suatu zaman, selalu terjadi perkembangan, begitu juga halnya dengan perkembangan
kurikulum.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pandangan Para Ahli Mengenai Pengertian kurikulum?
2. Apa Pengertian Kurikulum Menurut Sudut Pandang UU Sisdiknas?
3. Apa Saja Dimensi – Dimensi dalam Kurikulum?
4. Apa Saja Aliran - Aliran Filosofis yang Mendasari Pengembangan Kurikulum?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan kurikulum menurut para ahli
2. Untuk mengetahui penjelasan mengenai kurikulum menurut UU Sisdiknas
3. Untuk mengetahui apa saja dimensi – dimensi dalam kurikulum
4. Untuk mengetahui apa saja aliran - aliran filosofis yang mendasari pengembangan
kurikulum

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Secara harfiah, kurikulum berasal dari bahasa latin, Curiculumyang berarti bahan
pengajaran. Kata kurikulum selanjutnya menjadi istilah yang digunakan untuk
menunjukkan pada sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu
gelar atau ijazah.1Definisi kurikulum yang dipakai oleh para ahli cenderung beraneka
ragam, namun dari berbagai pengertian tersebut, semuanya mengandung kebenaran.
Adapun beberapa definisi kurikulum menurrut para ahli adalah sebagai berikut:
1. Pengertian Kurikulum Menurut Para Ahli
a. Menurut Kerr, J.F (1968), kurikulum adalah semua pembelajaran yang diancang
dan dilaksanakan secara individu ataupun secara kelompok, baik disekolah maupun
diluar sekolah
b. Menurut Inlow (1966), kurikulum adalah usaha menyeluruh yang dirancang oleh
pihak sekolah untuk membimbing murid memperoleh hassil pembelajaran yang
sudah ditentukan.
c. Menurut Neagle dan Evans (1767), kurikulum adalah semua pengalaman yang
dirancang dan dikemukakan oleh pihak sekolah
d. Menurut Good V. Carter (1973), kurikulum adalah kumpulan kursus ataupun
urutan pelajaran yang sistematik.2
e. Menurut Wina Sanjaya (2005), kurikulum dapat dimaknai dalam tiga konsep,
yaitu:
- Kurikulum sejumlah mata pelajaran, yaitu yang harus dikuasai oleh anak didik,
dalam proses perencanaan biasanya menggunakan Judgement ahli bidang studi
untuk menentukan mata pelajaran apa yang harus diajarkan pada siswa, tingkat
kesulitan, minat, maupun strategi pembelajaraan yang memungkinkan anak didk
dapat menguasai materi pelajaran.

1
Nana Syaudih SukmaDinata, Pengendalian Mutu Sekolah Menengah, (Bandung : Rafika Aditama,
2003). Hlm. 18
2
Thaib, Razali. Inovasi Kurikulum Dalam Pengembangan Pendidikan. Jurnal Edukasi. Vol 1.No.2.
(Jully. 2005) Hlm. 3.

2
- Kurikulum sebagai pengalaman belajar, yaitu mengandding makna baahwa
seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik didalam maupun diluar sekolah
merupakan kegiatan dari kurikulum
- Kurikulum sebagai program belajar, yaitu tidak hanya berisi tentang program
kegiatan, akan tetapi juga berisi tentang tujuan yang harus ditempuh beserta alat
evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian tujuan3
f. Menurut Oemar Hamalik, kurikulum adalah program pendidikan yang disediakan
oleh lembaga pendidikan (sekolah) bagi siswa. Berdasarkan program pendidikan
tersebut siswa melakukan kegiatan belajar, sehingga mendorong perkembangan
dan pertumbuhannya sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.4
2. Menurut Undang-Undang Sisdiknas
Menurut UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, BAB 1 Pasal 1, kurikulum adalah
seperangkat rencana, dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Sedangkan dalam BAB X Pasal 36 ayat 1,
menyatakan bahwa pengembangaan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada
standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.5

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian


kurikulum sangatlah fundamental yang menggambarkan fungsi kurikulum yang
sesungguhnya dalaam sebuah proses pendidikan. Kurikulum adalah perangkat mata
pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara
pendidikan yang berisi rancangan pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta
pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran
ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam
penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.

B. Dimensi-Dimensi Kurikulum
S.Hamid Hasan (1988), berpendapat bahwa ada empat dimensi kurikulum yang saling
berhubungan, yaitu “ kurikulum sebagai suatau ide atau konsepsi, kurikulum sebagai

3
Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Bebasis Kompetensi, (Jakarta : Prenada
Media Group, 2005). Hlm. 2
4
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010).
Hlm. 10
5
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

3
suatu rencana tertulis, kurikulum sebagai suatu kegiatan (proses), dan kurikulum sebagai
suatu hasil belajar”. Selanjutnya Nana Sy. Sukmadinata (2005) meninjau kurikulum dari
tiga dimensi, yaitu “ kurikulum sebagai ilmu, kurikulum sebagai sistem, dan kurikulum
sebagai rencana”. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa paling tidak
ada enam dimensi kurikulum, yaitu :
1. Kurikulum Sebagai Suatu Ide
Dimensi kurikulum sebagai suatu ide, biasanya dijadikan langkah awal pengembangan
kurikulum, yaitu ketika melakukan studi pendapat. Dari sekian banyak ide-ide yang
berkembang dalam studi tersebut, maka akan dipilih dan ditentukan ide-ide mana yang
dianggap paling kreatif, inovatif, dan konstruktif sesuai dengan visi-misi dan tujuan
pendidikan nasional. Pemilihan ide-ide tersebut pada akhirnya akan dipilih dalam
sebuah pertemuan konsultatif berdasarkan tingkat pengambilan keputusan yang tinggi.
2. Kurikulum Sebagai Suatu Rencana Tertulis
Dimensi kurikulum sebagai rencana biasanya dituangkan dalam suatu dokumen
tertulis.Dimensi ini menjadi banyak perhatian orang, karena wujudnya dapat dilihat,
mudah dibaca dan dianalisis.Dimensi kurikulum ini pada dasarnya merupakan realitas
dari dimensi kurikulum sebagai ide. Aspek-aspek penting yang perlu dibahas, antara
lain : mengembangkan tujuan dan kompetensi, struktur kurikulum, kegiatan dan
pengalaman belajar, organisasi kurikulum, manajemen kurikulum, hasil belajar, dan
sistem evaluasi.
3. Kurikulum Sebagai Suatu Kegiatan
Kurikulum dalam dimensi ini merupakan kurikulum yang sesungguhnya terjadi
dilapangan (real curriculum). Peserta didik mungkin saja memikirkan kurikulum
sebagai ide, tetapi apa yang dialaminya merupakan kurikulum sebagai kenyataan.
Anatara ide dan pengalaman mungkin sejalan, tetapi mungkin juga tidak.Banyak ahli
kurikulum yang masih mempertentangkan dimensi ini, dalam arti apakah suatu
kegiatan termasuk kurikulum atau bukan. Misalnya , MacDonald (1965), Johnson
(1971), Popham dan Baker (1970), Inlow (1973), dan Beauchamp (1975) tidak
menganggap suatu kegiatan sebagai kurikulum. Bagi Beauchamp, Kurikulum adalah a
written document yang masuk dalam dimensi rencana, sedangkan ahli lainnya melihat
kurikulum hanya sebagai hasil belajar.
4. Kurikulum Sebagai Hasil belajar
Hasil belajar adalah kurikulum, tetapi kurikulum bukan hasil dari belajar.Pernyataan
ini perlu dipahami sejak awal, karena banyak orang tahu bahwa hasil belajar
4
merupakan bagian dari kurikulum, tetapi kurikulum bukan hanya hasil belajar.Banyak
juga orang tidak tahu bahwa pengertian kurikulum dapat dilihat dari dimensi hasil
belajar, karena memang tidak dirumuskan secara formal.Begitu juga ketika dilakukan
evaluasi secara formal tentang kurikulum, pada umumnya orang selalu mengaitkannya
dengan hasil belajar.Sekalipun, evaluasi kurikulum sebenar jauh lebih luas dari pada
penilaian hasil belajar.Artinya, hasil belajar bukan satu-satunya objek evaluasi
kurikulum.Meskipun demikian, hasil belajar dapat dijadikan sebagai salah satu dimensi
pengertian kurikulum.Evaluasi kurikulum ditunjukan untuk mengetahui efektivitas dan
efisiensi kurikulum, sedangkan fungsinya adalah untuk memperbaiki, menyerpurnakan
atau mengganti kurikulum dalam dimensi sebagai rencana.
5. Kurikulum Sebagai Suatu Disiplin Ilmu
Sebagai suatu disiplin ilmu, berarti kurikulum memiliki konsep, prinsip, prosedur,
asumsi, dan teori yang dapat dianalisis dan dipelajari oleh pakar kurikulum, peneliti
kurikulum, guru atau calon guru, kepala sekolah, pengawas atau tenaga kependidikan
lainnya yang ingin mempelajari tentang kurikulum. Di Indonesia, pada tingkat sekolah
menengah pertama pernah ada Sekolah Pendidikan Guru (SPG), Sekolah Guru Atas,
Pendidikan Guru Agama (PGA) dan lain-lain. Pada tingkat Universitas ada juga
program studi pengembangan kurikulum, baik dijenjang S.1 (Sarjana), S.2 (Magister),
maupun S.3 (Doktor). Semua peserta didiknya wajib mempelajari tentang
kurikulum.Tujuan kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu adalah untuk
mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum.
6. Kurikulum Sebagai Suatu Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu
kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai tujuan.
Sistem kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan,
sistem persekolahan, dan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum di sekolah
merupakan sistem tentang kurikulum apa yang akan disusun dan bagaimana kurikulum
itu dilaksanakan. Lebih jauh lagi dapat dikatakan bahwa sistem kurikulum mencakup
tahap-tahap pengembangan kurikulum itu sendiri, mulai dari perencanaan kurikulum,
pelaksanaan kurikulum, evaluasi kurikulum, perbaikan dan penyempurnaan

5
kurikulum.Kurikulum sebagai suatu sistem juga menggambarkan tentang komponen-
komponen kurikulum.6

C. Aliran-Aliran Filosofis Yang Mendasari Pengembangan Kurikulum


Sebagai rangkaian cara untuk memahami filosofi sebagai landasan pengembangan
kurikulum kita perlu memahami kajian mengenai filosofi itu sendiri dan penerapan
filosofi dalam pengembangan kurikulum. Menurut Kneller (2000: 46), filosofi adalah
upaya berpikir dalam tataran paling umum dengan cara sistematik mengenai semua hal di
alam semesta, atau mengenai semua realitas. Upaya tersebut disebabkan oleh adanya rasa
ingin tahu pada manusia.Kneller (2000:46) juga menyebutkan bahwa filosofi membantu
manusia dalam mengorganisasikan gagasannya dan menemukan makna dalam pikiran
maupun tindakan.Pemikiran yang dituangkan Kneller (2000:49) juga menyatakan Filosofi
tidak hanya sebagian dari pengetahuan kita atas seni, ilmu alam, dan agama.Filosofi
bahkan menggenggam semua disiplin tersebut dalam tingkat teoritis dan menemukan
serta menjelaskan dan membangun hubungan diantara mereka.Sekali lagi, filosofi
berusaha untuk membangun makna logis diantara semua area.adapun aliran-aliran yang
mendasari pengembangan kurikulum sebagai berikut:7
• Idealisme
Idealisme dibawa oleh pemikiran yang dituangkan Plato. Kaum idealis meyakini bahwa
kenyataan tidak ditemukan pada apa yang dapat kita rasakan. Yang dimaksud sebagai
dunia nyata adalah dunia mental berupa ide atau ideal.Apa yang kita temukan selama
ini hanyalah berupa kenyataan bentuk paling akhir yang bisa diukur. Bagi kaum idealis,
kebenaran umum dan nilai-nilai penting memanglah ada.Sebagai pendidik, tugas anda
adalah untuk membawa ide yang bersifat abstrak ke tingkat kesadaran.Sesuai dengan
pandangan ini, maka sangatlah penting untuk mengajarkan siswa tentang budaya turun
temurun umat manusia dan terutama mengenai usaha manusia di setiap zaman untuk
meningkatkan pemahaman yang lebih sempurna mengenai kebenaran tertinggi. Bentuk
kurikulum yang secara kuat menekankan filosofi, teologi, pengetahuan liberal, dan ilmu
seni biasanya sejalan dengan gaya pikiran kaum idealis.8
• Realisme

6
Arifin Zainal, Konsep dan Pengembangan Kurikulum. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011).
Hlm. 65
7
Badaruddin, K.,Filsafat Pendidikan Islam-Analisis Pemikiran Syeh Muhammad al-Naquib al-Attas.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2007),hlm.71
8
Oliva, Peter F,Developing The Curriculum. (New York: Harper Collins Publisher,1992),hlm 94

6
Realisme menyatakan bahwa sangatlah penting untuk mempelajari kebenaran yang
kekal. Kebenaran yang dimaksud ini akan ditemukan di dunia nyata yang
keberadaannya terpisah dari gagasan terukur. Tokoh Realisme adalah Aristotle.Bagi
kaum realis, ujian kebenaran adalah ketika ada sebuah ide yang ditemukan sesuai
dengan kenyataan. Untuk itulah kaum realis mengandalkan cara berpikir rasional.
Mereka juga menempatkan prioritas tinggi pada pembelajaran siswa yang berfokus
pada pengembangan kemampuan berpikir.Mereka mempercayakan pakar kurikulum
untuk mengidentifikasi pelajaran di sekolah yang membantu pengembangan anak di
dalam mengorganisir pengetahuan dan membuat penilaian dengan didasarkan atas
pertimbangan yang teliti dengan mempertimbangkan bukti-bukti pendukung.Pelajaran
sekolah seperti ilmu alam dan matematika adalah beberapa pelajaran yang paling
ditonjolkan oleh kaum realis.9
• Pragmatisme
Pragmatisme berfokus pada keadaan lingkungan yang terus berubah dan menolak
gagasan adanya ilmu pengetahuan yang bersifat kekal.Kebenaran bagi kalangan aliran
ini selalu berubah sepanjang waktu. Seharusnya orang memperhatikan hal-hal apa yang
dihadapinya dan membuat penilaian tentang kerangka pikir yang sesuai dengan masa
dan budaya diman mereka berada. Tokoh pendidikan pragmatisme yang paling terkenal
adalah John Dewey.Dewey mengutamakan penekanan pada kebutuhan manusia muda
untuk membangun keunggulan dalam keterampilan pemecahan masalah.Kurikulum
sekolah yang menekankan pada metode ilmiah maupun pendekatan sistematik lainnya
dalam rangka memecahkan masalah merupakan gagasan yang paling menonjol dari
aliran pragmatis. Dalam rangka menselaraskan pelajaran yang diberikan, kalangan ini
lebih memperhatikan kemampuan dalam membelajarkan keterampilan berpikir daripada
memusingkan tentang pengetahuan apa yang akan disampaikan, karena pada dasarnya
menurut mereka yang lebih penting adalah keunggulan dalam keterampilan pemecahan
masalah, sedangkan ilmu pengetahuan terus berubah sepanjang waktu.
• Perenialisme
Perenealisme memiliki pandangan bahwa pendidikan adalah pendisiplinan pikiran,
pengembangan nalar, serta memberikan/menyampaikan kebenaran. Bagi perenealis
kebenaran itu tidak berubah dan tidak akan berakhir selamanya. Perenealis
menyarankan penekana kurikulum berdasarkan akademik yang menekankan pada

9
Ella Yulaelawati,Kurikulum dan Pembelajaran,Filosofis,Teori dan Aplikasi, (Bandung: Pakar
Raya,2004), hlm.87

7
logika, tata bahasa, retorika dan bahasa modern (Oliva,1992: 195). Pelajaran di sekolah
telah terlalu jauh menekankan pada percobaan ilmiah dan teknologi.Hasilnya ada
pengurangan tekanan pada pengertian mendalam tentang kehidupan berkualitas yang
selama ini sebenarnya terdapat dalam banyak literatur.Hal tersebut bagi kalangan
perennialisme seharusnya ditonjolka.Pelajaran yang berfokus pada vokasi dan hal-hal
lain yang kurang jelas berpengaruh pada pengembangan akal seharusnya diabaikan
saja.10
• Eksistensialisme
Amstrong (2000: 114) mengemukakan dalam eksistensialisme tidak ada prinsip atau
kebenaran yang bisa diterapkan pada semua orang.Kunci paradigma eksistensialisme
adalah kebebasan individu.Karena pada akhirnya semua orang akan mengalami
kematian, maka yang paling penting adalah memberikan kebebasan semaksimal
mungkin bagi individu untuk memilih apa yang harus dilakukan dan dipikirkan dalam
hidupnya. Jadi, aliran ini tidak memperkenankan adanya pemaksaan bagi semua siswa
untuk menggunakan kurikulum yang sama. Idealnya, siswa harus merasa bebas dalam
memilih apa yang akan dipelajari, selain itu mereka juga harus memiliki pengaruh kuat
pada tata sekolah
• Esensialisme
Ciri paradigma esensialis adalah pengalihan penerusan warisan budaya leluhur kepada
generasi berikutnya.Esensialis membawa manusia ke dalam masyarakat (pembudayaan
manusia).Bagi esensialis, pendidikan adalah kendaraan untuk membawa manusia
kedalam budaya kehidupan (Oliva, 1992: 196).Semua siswa harus diajarkan mengenai
inti umum pengetahuan karena mereka diasumsikan membutuhkannya untuk berperan
sebagai anggota masyarakat kelak.Pengetahuan yang dipandang penting adalah ilmu
alam dan bidang teknik.Menurut pandangan ini, kandungan ilmu seni dan kemanusiaan
biasanya gagal membekali manusia muda, sehingga ilmu jenis tersebut dianggap tidak
penting.Teknologi pembelajaran model baru yang diharapkan meningkatkan efisiensi
pengajaran seharusnya turut disertakan ke dalam pelajaran di sekolah.11

10
Amstrong, David G, Curriculum Today. (New Jersey: Merril Prentice Hall,2003),hal.44
11
Kneller, George F,Foundations of Education. (New York: John Willey & Son Inc,2000),hal.57

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang
diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan
pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode
jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan
keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan
pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.Dengan adanya program
kurikulum siswa melakukan kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan
perkembangan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pembelajaran.Oleh sebab itu kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud
tersebut dapat dicapai.Ada beberapa dimensi-dimensi kurikulum dan aliran-aliran
filosofis yang mendasari pengembangan kurikulum yanhg dapat memperkuat dan
memperjelas tujuan dan maksud dari perkembangan kurikulum.

B. Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran sangat diperlukan guna memperbaiki makalah berikutnya

9
DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, David G.2003. Curriculum Today. New Jersey: Merril Prentice Hall

Badaruddin, K.2007. Filsafat Pendidikan Islam-Analisis Pemikiran Syeh Muhammad al-


Naquib al-Attas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ella Yulaelawati.2004. Kurikulum dan Pembelajaran,Filosofis,Teori dan Aplikasi. Bandung:


Pakar Raya

Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. (Bandung : Remaja Rosdakarya)

Hamalik, Oemar. 2010. Manajemen Pengembangan Kurikulum. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya)

Kneller, George F.2000. Foundations of Education. New York: John Willey & Son Inc

Muhaimin.2010.Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam,di sekolah, Madrasah


dan Perguruan Tinggi,Cet4. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Oliva, Peter F.1992. Developing The Curriculum. New York: Harper Collins Publisher

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Bebasis Kompetensi, (Jakarta :
Prenada Media Group).

Sukmadinata, Syaudih, Nana. 2003. Pengendalian Mutu Sekolah Menengah.(Bnadung : Refika


Aditama)

Thaib, Razali.Inovasi Kurikulum Dalam Pengembangan Pendidikan. Jurnal Edukasi. Vol


1.No.2. Jully. 2005.

10

Anda mungkin juga menyukai