Anda di halaman 1dari 16

KONSEP KURIKULUM, HUBUNGAN ANTARA

KURIKULUM DAN PENGAJARAN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan


Kurikulum PAI I
Dosen Pengampu: Dr. Nur Afif, M.Pd.I.

Disusun Oleh:

Disusun oleh:

Gisriah Reski 211310169


Khansa Salma Fadiyah 211310175
Muhammad Sahal Zikri 211310182

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PERGURUAN TINGGI ILMU AL-QUR’AN JAKARTA
JAKARTA
1444 H/2022 M
KATA PENGANTAR

‫ــــــــن الّ َر ِحيــــــــم‬


ِ ‫ْــــــــم الّلَــــــــ ِه الّ َر ْح َم‬
ِ ‫بِس‬
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat,
taufik dan inayah-Nyalah, makalah ini dapat terwujud. Sholawat serta salam
semoga tetap terlimpah pada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga sahabatnya
dan kepada seluruh umat Islam selaku pengikutnya, semoga kita semua
mendapatkan syafa’atnya di yaumil qiamat nanti.
Makalah ini diajukan kepada bapak Dr. Nur Afif, M.Pd.I. selaku dosen
pengampu mata kuliah Pengembangan Kurikulum PAI I sebagai tugas kelompok.
Makalah ini berjudul ”Konsep Kurikulum, Hubungan Antara Kurikulum dan
Pengajaran”, in syaa Allah dapat bermanfaat untuk pembaca maupun penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berperan dan ikut membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaaat bagi kita semua. Aamiin.

Jakarta, 22 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I ......................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ...........................................................................................1
BAB II........................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................ 2
A. Konsep Kurikulum ........................................................................................2
B. Hubungan Antara Kurikulum dan Pembelajaran........................................7
C. Pengertian Kaitan Antara Kurikulum Dengan Pembelajaran.....................9
BAB III .................................................................................................................... 11
PENUTUP ............................................................................................................... 11
A. Kesimpulan .................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah merupakan proses pengalaman pembelajaran
yangdirancang/direncanakan yang telah melalui pembimbingan serta
hasilpembelajaran yang diinginkan yang telah dibentuk secara sistematik
melaluipembinaan semua materi yang ada dan pengalaman disekolah, sehingga
gurudapat dituntut tanggung jawabnya terhadap kurikulum yang telah
ada.Penafsiran konsep kurikulum bagi peneliti dan praktisi pendidikan
dapatberbeda satu sama lain. Secara umum, konsep kurikulum dapat
didefinisikansebagai suatu spesifik rangkaian pengetahuan, keterampilan dan
kegiatan untuk disampaikan kepada siswa. Penafsiran lain, konsep kurikulum
dapat didefinisikansebagai suatu rangkaian kegiatan yang direncanakan sebagai panduan
guru untuk mengajar dan siswa untuk belajar.
Penafsiran konsep kurikulum bagi penelit i dan prakt isi pendidikan
dapat berbeda satu sama lain. Secara umum, konsep kurikulum dapat
didefinisikan sebagai suatu spesifik rangkaian pengetahuan, keterampilan
dan kegiatan untuk disampaikan kepada s iswa. P ena fs ir a n la in,
ko nsep kur iku lu m dapat didefinisikan sebagai suatu rangkaian
kegiatan yang direncanakan sebagai panduan guru untuk mengajar dan
siswa untuk belajar
B. Rumusan Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, untuk memudahkan penjelasan
kami akan memberikan pembahasan sebagai berikut :
1. Bagaimana Konsep Kurikulum ?
2. Bagaimana Hubungan antara Kurikulum dan Pengajaran ?
3. Apa Pengertian Kaitan Antara Kurikulum Dengan Pembelajaran ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Konsep Kurikulum
2. Untuk mengetahui Hubungan antara Kurikulum dan Pengajaran
3. Untuk mengetahui Pengertian Kaitan Antara Kurikulum Dengan
Pembelajaran

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Kurikulum
Kurikulum pada mulanya berasal dari bahasa Yunani yaitu curire yamg
berarti pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. 1 Sedang dalam kamus
webster pengertian kurikulum dalam bidang pendidikan muncul pada tahun
1955 yang memaknai kurikulum sebagai beberapa mata pelajaran di sekolah
atau mata kuliah di perguruan tinggi, yang harus ditempuh untuk mencapai
suatu tingkat tertentu atau ijazah. 2 Dari pengertian tersebut beberapa tokoh
dunia mulai mengembangkan tentang konsep dari definisi kurikulum, berikut
merupakan pendapat para tokoh tentang definisi kurikulum.
1. John Dewey
kurikulum merupakan suatu rekonstruksi berkelanjutan yang
memaparkan pengalaman belajar anak didik melalui susunan suatu
pengetahuanyang terorganisasikan dengan baik.
2. Hilda Taba
Dalam bukunya Curicculum Development Theory and Practice yang
manyatakan bahwa kurikulum adalah pernyataan tentang tujuan –
tujuan pendidikan yang bersifat umum dan khusus serta materinya
dipilih dan diorganisasikan berdasarkan suatu polatertentu untuk
kepentingan belajar mengajar.3
3. David partt
Dalam bukunya Curicculum Design and Development mendefinisikan
kurikulum secara sederhana yaitu sebagai seperangkat organisasi
pendidikan formal atau pusat – pusat latihan.
4. Winarno Surahmat
Kurikulum adalah suatu program pendidikan yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan.
5. Stratemayer

1
Binti maunah, Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta:Teras,
2009), h. 1.
2
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta:Teras, 2009), h. 1.
3
M. Ahmad, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), h. 13-14.

2
“The curiculum is currently defined in three ways; courses and class
activities in which children and you experiences of the learner”.4
6. Undang-undang No. 20 Tahun 2003
Tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 19, kurikulum
didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.5
7. J. G Taylor dan William H. Alexander
“The curiculum is the sum total of school’s efforts to playground or out
of school”, yakni segala usaha yang dilakukan oleh sekolah untuk
mempengaruhi belajar anak baik di dalam atau di luar kelas. 6
8. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada
lembaga pendidikan.
Berdasarkan definisi para ahli tersebut di atas menunujukkan bahwa
kurikulum diartikan tidak secara sempit atau terbatas pada pada mata pada mata
pelajaran saja, tetapi lebih luas dari pada itu. Tetapi mencakup segala
komponen yang ada dalam proses belajar mengajar.
Konsep kurikulum yang ada saat ini selalu berkembang sesuai dengan
situasi dan kondisi. Pada masa lalu kurikulum dipandang sebagai sesuatu yang
sangat sempit yaitu sejumlah mata pelajaran, kemudian dipandang sebagai
sesuatu yang sangat luas yaitu seluruh pengalaman siswa, kemudian pada
perkembangan selanjutnya kurikulum adalah rencana pembelajaran, disusul
pendapat yang menyatakan bahwa kurikulum bukan hanya rencana
(curriculum plan) tetapi juga pelaksanaannya (curriculum fungsional). 7
Konsep kurikulum ini harus dilaksanakan berdasarkan kondisi konsep
pengembangan ilmu pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, sikap dan nilai
moral, sehingga visi misi kurikulum yang dikembangkan dapat membentuk
pribadi yang kuat dalam kondisi temporal dan spiritualnya. Karena kurikulum

4
Abdul Manab, Pengembangan Kurikulum Pendidikan, (Jakarta: Bina Ilmu, 2004), h. 14 -
15
5
Sri Minarti, Manajemen Sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2011), h. 90
6
Maunah, Pengembangan Kurikulum, h. 2.
7
Zaini, Pengembangan Kurikulum, h. 7.

3
bersifat subjektif, maka ada kecenderungan bagi sebagian orang untuk
mendefinisikan kata – kata yang sukar dipahami oleh umum. Kurikulum
menunujukkan hasil pengajaran yang diinginkan karena itu penggunaan tes lah
yang lebih jelas menunjukkan arti kurikulum dari pada daftar buku pelajaran
atau bahan yang dibahas dalam pengajaran. 8
Aliran atau teori pendidikan memiliki model konsep kurikulum dan
praktek pendidikan yang berbeda :
A. Model konsep kurikulum dari teori pendidikan klasik disebut
subjek kurikulum akademis.
B. Model konsep kurikulum pendidikan pribaddisebut kurikulum
humanistik.
C. Model konsep kurikulum interaksionis disebut kurikulu
rekonstruksi sosial.
D. Model konsep kurikulum teknologi Pendidikan disebut kurikulum
teknologis.
1. Kurikulum Subjek Akademis
Model konsep kurikulum ini adalah model yang t ert ua, sejak
sekolah yang pert ama berdir i, kur iku lu m n ya m ir ip d e ng a n t ip e
in i s a mpa i sekarang, walaupun telah berkembang tipe-tipe lain,
umumnya sekolah tidak dapat melepaskan tipe ini. Kurikulum ini sangat
praktis, mudah disusun, mudah digabungkan dengan tipe lainnya.
Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik
(perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu.
Semua ilmu pengetahuan dan nilai- nilai telah ditemukan oleh para
pemikir masa lalu. Fungsi pendidikan memelihara dan mewariskan hasil-
hasil budaya masa lalu tersebut. Kurikulum ini lebih mengutamakan
isi pendidikan. Belajar adalah belajar menguasai ilmu sebanyak-
banyaknya. Orang yang berhsail dalam belajar adalah orang yang
menguasai seluruh at au s e ba g ia n be s a r i s i pendidikan yang
diberikan atau disiapkan oleh guru. Kurikulum ini bersumber dari
pendidikan klasik , yang berorientasi pada masa lalu, isi pendidikan
diambil dari set iap disiplin ilmu sesuai dengan bidang disiplinnya
para ahli , masing- masing telah mengembangkan ilmu secara

8
Maunah, Pengembangan Kurikulum, h. 4.

4
sistematis, logis, dan solid. Kurikulum subjek akademis tidak berarti
hanya menekankan pada materi yang disampaikan, dalam
perkembangannya secara berangsur memperhatikan proses belajar yang
dilakukan siswa. Proses belajar yang dipilih sangat bergantung pada segi
apa yang dipentingkan dalam mata pelajaran tersebut9
Ada 3 pendekatan dalam perkembangan kurikulum subjek akademis
1. Melanjutkan pendekatan struktur pengetahuan murid-murid
belajar bagaimana memperoleh dan menguji fakta-fakta dan
bukan sekedar mengingat- ingatnya.
2. Studi yang bersifat int egrat if ini merupakan respon terhadap
perkembangan masyarakat yang menuntut model-model
pengetahuan yang lebih komprehensif - terpadu.
3. Pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah fundamentalis. Mereka
tetap mengajar berdasar mata pelajaran dengan menekankan
membaca ,menulis, dan memecahkan masalah matematis.
Pelajaran yang lain dipelajari tanpa dihubungkan dengan
kebutuhan praktis pemecahan masalah dalam kehidupan. 10
2. Konsep Kurikulum Proses Pengembangan Kognitif
Konsep kurikulum ini sangat didominsi oleh pengembangan otak
anak didik, kemampuan otak menjadi faktor yang sangat mendominasi
dalam keseluruhan proses pendidikan. Konsep kurikulum ini
dimunculkan sebagai jawaban terhadap rendahnya kemampuan berfikir
yang dihasilkan dari proses pembelajaran yang membawa murid tidak
mampu berfikir lebih untuk menghasilkan karya-karya yang sangat
diperlukan oleh kehidupan manusia.
Kurikulum dengan konsep ini menganggap bahwa segala sesuatu
berada dalam konteks proses perubahan, karena itu kebenaran ilmu
pengetahuan theknologi dan sistem nilaipun dianggap tidak abadi dan
selalu bergantung pada prosesnya sendiri. Kurikulum mempunyai fumgsi
untuk membekali anak dengan cara-cara yang benar di dalam cara berfikir

9
Anwar Yasin, ,Pembaharuan Kurikulum Sekolah Dari Sejak Proklamasi Kemerdekaan,
(Jakarta, Balai Pustaka, 1987), h. 25
10
Beeby, C.E,, Pendidikan Di Indonesia, Penilaian Dan Pedoman Perencanaan,
Jakarta,LP3ES, h. 88

5
dibanding dari pada membekali anak dengan suatu ilmu, tekhnologi dan
nilai-nilai yang masih harus mereka pikirkan.
Oleh sebab itulah pelaksanaan kurikulum dengan konsep ini
ditekankan pada pemenuhan kegiatan-kegiatan siswa dengan sistem
penemuan, penjelajahan, perumusan masalah, pemecahan masalah dan
penyelenggaraan eksperimen-eksperimen yang berorientasi pada metode
discovery atau inquary. Dengan demikian konsep kurikulum ini tepusat
pada kegiatan siswa dengan kadar cara belajar siswa aktif yang tinggi.
3. Konsep Kurikulum Rekonstruksi Sosial
Konsep kurikulum ini menekankan perhatianya pada perbaikan-
perbaikan atau rekonstruksi nilai-nilai sosial. Pada prinsipnya kurikulum
ini bertolak dari pandangan bahwa sekolah harus dapat mencerminkan
kehidupan sosial. Karna itu fungsi kurikulum harus dapat melakukan
pembaharuan masyarakat dan kebudayaan. Lulusan-lulusan pendidikan
hendaknya mrupakan manusia-manusia baru yang akan membangun
masyarakat dan kebudayaan baru.
Berkaitan dengan itu sekolah harus diberi kebebasan untuk
membangun nilai-nilai baru sebagai syarat nutlak yang menjadi target dari
kurikulum. Dilain pihak konsep kurikulum ini tidak menyukai hal-hal
yang bersifat indoktrinatif, karena sifat yang demikian dianggap
menghilangkan kebebasan siswa untuk berpendapat, mengkritisi dan
mengemukakan bantahan-bantahan dan jika dikaitkan dengan proses
pembelajaran merupakan hal yang sangat penting karna dipandang
sebagai sumber belajar.
4. Konsep Kurikulum Humanistik
Konsep kurikulum ini menekankan perhatian pada pembentukan
kepribadian siswa secara utuh. Kurikulum ini sangat mengakui hak-hak
siswa untuk belajar. Dan untuk tujuan belajar segala sesuatu yang
diperlukan oleh siswa menjadi prioritas yang harus disediakan.
Kurikulum ini menjadi dasar pandangan sekolah terhadap segala sesuatu
tidak ada yang bersifat pasti, karna hal-hal yang pasti selalu cenderung
berlaku umum. Guru dituntut untuk berusaha membantu anak
menemukan identitas dirinya sekaligus menetapkan system nilai yang
diyakininya.

6
Oleh karna itu siswa diberi hak untuk menentukan tujuan belajar
yang ingin dicapainya. Sedangkan masalah bimbingan yang diberikan
guru kepada diri siswa umumnya bersifat non direktif. Prinsip ini berarti
mendorong pran guru dalam proses pembelajaran siswa hanya bersifat
pasilitatif, dalam arti guru dipandang sebagai pasilitator yang berfungsi
untuk memperlancar kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh
siswa. Dalam konsep ini guru hanya tahu apa yang diberikan kepada
siswa, tetapi guru tidak menguasai/mengukur pengetahuan-pengetahuan
yang dimiliki oleh siswa.
5. Konsep Kurikulum Teknologik
Konsep kurikulum ini menekankn pada peranan media yang
sangat menentukan didalam kegiatan pembelajaran. Kurikulum ini
menyajikan teori dan prinsip-prinsip pengetahuan yang menjadi landasan
terhadap aplikasinya dilapangan belajar. Kurikulum ini mendorong siswa
untuk mempelajari kebenaran-kebenaran yang bersifat pasti, sebagai hasil
dari pengorganisasian dan pensistimatisasian yang rasional dan faktual
dari semua pengetahuan. Adapun prinsip kebenaran yang dianut adalah
bersifat pasti sehingga siswa dituntut mempelajari, tidak perduli apakah
siswa berminat atau tidak. Dengan menempuh cara yang demikian,
kebenaran dengan sendirinya dapat disampaikan.
Kurikulum theknologi dapat mendorong pengembangan konsep
guru dari yang bersifat pribadi orang menjadi benda-benda yang
dirancang sebagia sumber belajar, antara lain seperti komputer, internet,
dan alat-alat teknologi komunikasi lainnya. Disatu pihak konsep
kurikulum ini dapat meredukasi nilai-nilai kemanusiaan, tetapi dilain
pihak konsep kurikulm ini dapat mengembangkan kemampuan peserta
didik pada tingkat tertentu mengingat prinsip-prinsip pembelajaran yang
dikembangkan mengikuti prinsip-prinsip mesin (mekanik).11
B. Hubungan Antara Kurikulum dan Pengajaran
Kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak terpisahkan,
meski berada pada posisi yang berbeda. Saylor merupakan bahwa kurikulum dan
pembelajaran bagaikan romeo dan juliet. Jika kita berbicara mengenai Romeo,

11
https://emakalahonline.blogspot.com/2017/01/konsep-konsep-kurikulum.html. Diakses
pada 22 Oktober 2022.

7
maka kita juga akan berbicara masalah Juliet. Romeo tidak akan lengkap terasa
tanpa juliet, demikian pula sebaliknya. Artinya, pembelajaran tanpa kurikulum
sebagai rencana tidak akan efektif, atau bahkan bisa keluar dari tujuan yang telah
dirumuskan. Kurikulum tanpa pembelajaran, maka kurikulum tersebut tidak
akan berguna.12
Selain itu, Olivia menyatakan bahwa kurikulum berkaitan dengan apa yang
harus diajarkan, sedangkan pengajaran mengacu pada bagaimana cara
mengajarkannya. 13 Walaupun antara pembelajaran dengan pengajaran dalam hal
ini memiliki perbedaan, namun keduanya memiliki kesamaan tolak ukur dalam
kasus ini, yaitu bagaimana mengajarkan. Hanya saja pengajaran lebih terpusat
pada guru sebagai pengajar, sedangkan pembelarajaran menekankan pada
penciptaan proses belajar antara pengajar dengan pelajar agar terjadi aktivitas
belajar dalam diri pelajar.
Belajar sebagai kegiatan inti dari pembelajaran memiliki arti modifikasi
atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. 14 Yang perlu digaris bawahi
pada kalimat tersebut adalah memperteguh kelakuan melalui pengalaman, ini
membuktikan bahwa belajar sebagai kegiatan inti pembelajaran dipengaruhi
oleh kurikulum yang notabenenya merupakan rancangan pengalaman belajar.
Persoalan yang timbul selanjutnya adalah bagaimana menyusun
kurikulum untuk kepentingan pembelajaran agar dapat dilaksanakan dengan
optimal. Hal ini berbenturan dengan fakta bahwa kurikulum telah dirancang
secara standar (standarized curriculum). Ini berarti bahwa kurikulum yang sama
digunakan digunakan pada setiap sekolah yang notabenenya masing-masing
sekolah tersebut memiliki masalah pelaksanaan pembelajaran yang berbeda.
Maka dari itu diperlukan pengembangan seperlunya yang disesuaikan dengan
kondisi disekolah. Hal ini bisa kita lihat pada perincian RPP.
Peter F. Olivia menggambarkan kemungkinan hubungan antara
kurikulum dengan pembelajaran dalam bagan berikut;
1. Model dualistis

12
Ziddan, “Kurikulum Dan Pembelajaran”, dalam
http://willzen.blogspot.com/2011/12/kurikulum-dan-pembelajaran-kurikulum.html. Diakses pada
22 Oktober 2022.
13
Ziddan, “Kurikulum Dan Pemb ... Loc., Cit.,”, dalam
http://willzen.blogspot.com/2011/12/kurikulum-dan-pembelajaran-kurikulum.html. Diakses pada
22 Oktober 2022.
14
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011), h 27.

8
Pada model ini, kurikulum dan pembelajaran berdiri sendiri.
Kurikulum yang seharusnya memjadi pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran tidak tampak. Begitu juga dengan pembelajaran yang
seharusnya dapat dijadikan tolak ukur pencapaian tujuan kurikulum tidak
terjadi. Model ini digambarkan dalam bagan no.1
2. Model berkaitan
Dalam model ini, kurikulum dengan pembelajaran saling barkaitan.
Pada model ini, ada bagian kurikulum yang menjadi bagian dari
pembelajaran, begitu juga sebaliknya. Model ini bisa dilihat pada bagan no
2.
3. Model konsentris
Pada model ini, keduanya memiliki hubungan dengan kemungkinan
bahwa kurikulum adalah bagian dari pembelajaran atau pembelajaran
adalah bagian dari kurikulum. Lihat bagan no 3.
4. Model siklus
Pada model ini, antara kurikulum dan pembelajaran di anggap dua hal
yang terpisah namun memiliki hubungan timbal balik. Di satu sisi,
kurikulum merupakan rencana tertulis sebagai panduan pelaksanaan
pembelajaran, di sisi lain pembelajaran mempengaruhi pada perancangan
kurikulum selanjutnya.
C. Pengertian Kaitan Antara Kurikulum Dengan Pembelajaran

Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan


krikulum sebagai pedoman untuk menyusun target dalam proses belajar
mengajar. Namun, dalam memahami hakikat kurikulum sering terjadi perbedaan
persepsi dan pemahaman.
Kurikulum dipandang sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian
tentang program pendidikan suatu sekolah yang harus dilaksanakan dari tahun
ke tahun. Kurikulum dilukiskan sebagai bahan tertulis untuk digunakan para
guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Yang dimaksud dengan
kurikulum adalah suatu usaha untuk menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri yang
penting dari suatu rencana dalam bentuk yang sedemikian rupa sehinggga dapat
dilaksanakan guru di sekolah. kurikulum diartikan sebagai tujuan pengajaran,
pengalaman-pengalaman belajar, alat-alat plajaran dan cara-cara penilaian yang
direncanakan dan digunakan dalam pendidikan. kurikulum dipandang sebagai

9
program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan-tujuan pendidikan tertentu.
Fungsi kurikulum terhadap pembelajaran Sehubung dengan pengertian
dasar pendidikan tersebut, maka fungsi kurikulum difokuskan pada tiga aspek
berikut: Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan, yaitu sebagai alat
untuk mencapai seperangkat tujuan pendidikan yang didinginkan dan sebagai
pedoman dalam mengaur kegiatan sehari-hari.
Fungsi kurikulum bagi tataran tingkat sekolah, yaitu sebagai pemeliharaan
proses pendiddikan dan penyiapan tenaga kerja.
Fungsi bagi konsumen, yaitu sebagai keikutsertaan dalam memperlancar
pelaksanaan program pendidikan dan kritik yang membangun dalam
penyempurnaan progran yang serasi.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kurikulum pada mulanya berasal dari bahasa Yunani yaitu curire yamg
berarti pelari dan curere yang berarti tempat berpacu. Sedang dalam kamus
webster pengertian kurikulum dalam bidang pendidikan muncul pada tahun
1955 yang memaknai kurikulum sebagai beberapa mata pelajaran di sekolah
atau mata kuliah di perguruan tinggi, yang harus ditempuh untuk mencapai
suatu tingkat tertentu atau ijazah.
Konsep kurikulum ini harus dilaksanakan berdasarkan kondisi konsep
pengembangan ilmu pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, sikap dan nilai
moral, sehingga visi misi kurikulum yang dikembangkan dapat membentuk
pribadi yang kuat dalam kondisi temporal dan spiritualnya. Karena kurikulum
bersifat subjektif, maka ada kecenderungan bagi sebagian orang untuk
mendefinisikan kata – kata yang sukar dipahami oleh umum.
Aliran atau teori pendidikan memiliki model konsep kurikulum dan
praktek pendidikan yang berbeda :
A. Model konsep kurikulum dari teori pendidikan klasik disebut
subjek kurikulum akademis.
B. Model konsep kurikulum pendidikan pribaddisebut kurikulum
humanistik.
C. Model konsep kurikulum interaksionis disebut kurikulu
rekonstruksi sosial.
D. Model konsep kurikulum teknologi Pendidikan disebut kurikulum
teknologis.
Pembelajaran tanpa kurikulum sebagai rencana tidak akan efektif,
atau bahkan bisa keluar dari tujuan yang telah dirumuskan. Kurikulum tanpa
pembelajaran, maka kurikulum tersebut tidak akan berguna.
Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan
krikulum sebagai pedoman untuk menyusun target dalam proses belajar
mengajar. Namun, dalam memahami hakikat kurikulum sering terjadi
perbedaan persepsi dan pemahaman.
Fungsi kurikulum terhadap pembelajaran Sehubung dengan
pengertian dasar pendidikan tersebut, maka fungsi kurikulum difokuskan

11
pada tiga aspek berikut: Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan,
yaitu sebagai alat untuk mencapai seperangkat tujuan pendidikan yang
didinginkan dan sebagai pedoman dalam mengaur kegiatan sehari-hari.
Fungsi kurikulum bagi tataran tingkat sekolah, yaitu sebagai
pemeliharaan proses pendiddikan dan penyiapan tenaga kerja.
Fungsi bagi konsumen, yaitu sebagai keikutsertaan dalam
memperlancar pelaksanaan program pendidikan dan kritik yang
membangun dalam penyempurnaan progran yang serasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

maunah, Binti, Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi,


(Yogyakarta:Teras, 2009)
Zaini, Muhammad, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta:Teras, 2009)
Ahmad, M., Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Pustaka Setia, 1998)
Manab, Abdul, Pengembangan Kurikulum Pendidikan, (Jakarta: Bina Ilmu, 2004)
Minarti, Sri, Manajemen Sekolah, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media, 2011)
Yasin, Anwar, Pembaharuan Kurikulum Sekolah Dari Sejak Proklamasi
Kemerdekaan, (Jakarta, Balai Pustaka, 1987)
https://emakalahonline.blogspot.com/2017/01/konsep-konsep-kurikulum.html
Diakses pada 22 Oktober 2022.
Ziddan, “Kurikulum Dan Pembelajaran”, dalam
http://willzen.blogspot.com/2011/12/kurikulum-dan-pembelajaran-
kurikulum.html. Diakses pada 22 Oktober 2022.
Ziddan, “Kurikulum Dan Pemb ... Loc., Cit.,”, dalam
http://willzen.blogspot.com/2011/12/kurikulum-dan-pembelajaran-
kurikulum.html. Diakses pada 22 Oktober 2022.
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011)

13

Anda mungkin juga menyukai