Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DASAR KURIKULUM

DOSEN PEMBINGBING :
SUWARNO AS, S.Pd.I, M.M.

DISUSUN OLEH :
ALDI RUSDIYANTO
ANDRE SATRIO FERDIAN

UNIVERSITAS STKIP AL AMIN INDRAMAYU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
2020\2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan,sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Dan sholawat serta salam semoga selalu
terlimpah curahkan kepada baginda agung nabi kita nabi muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang menderang ini.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik dan rapi. Kami
berharap semoga makalah ini mampu menambah pengetahuan para pembaca.Namun terlepas
itu,kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

2|Page
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………… 4


BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………. 6
A. KONSEP KURIKULUM ………………………………………………….. 6
1. Hakikat Kurikulum ………………………………………………………... 6
2. Macam Kurikulum ………………………………………………………… 7
3. Kedudukan Kurikulum …………………………………………………….. 8
4. Fungsi Kurikulum …………………………………………………………. 9
5. Peran Kurikulum …………………………………………………………... 10
6. Komponen Kurikulum ……………………………………………………... 10
B. DIMENSI KURIKULUM ………………………………………………….. 12
1. Kurikulum Sebagai Program ……………………………………………….. 12
2. Kurikulum Sebagai Tujuan ………………………………………………… 13
3. Kurikulum Sebagai Rekontruksi Sosial ……………………………………. 14
BAB III PENUTUP ………………………………………………………. 16
Kesimpulan ………………………………………………………………… 16
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 17

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum merupakan salah satu bagian penting terjadinya suatu proses
pendidikan. Karena suatu pendidikan tanpa adanya kurikulum akan kelihatan
amburadul dan tidak teratur. Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai
tujuan pendidikan, dan sekaligus digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar pada berbagai jenis dan tingkat pendidikan. Kurikulum
menjadi dasar dan cermin falsafah pandangan hidup suatu bangsa, akan diarahkan
kemana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa ini di masa depan, semua itu
ditentukan dan digambarkan dalam suatu kurikulum pendidikan. Kurikulum haruslah
dinamis dan terus berkembang untuk menyesuaikan berbagai perkembangan yang
terjadi pada masyarakat dunia dan haruslah menetapkan hasilnya sesuai dengan yang
diharapkan.
Dalam kaitannya dengan usaha membenahi masalah-masalah pendidikan aspek
kurikulum mendapat sentuhan terlebih dahulu. Hal ini bukan berarti aspek yang lain
tidak mendesak untuk ditinjau ulang. Yang menjadi pertanyaan di sini mengapa
kurikulum? Karena kurikulum dipandang sebagai perangkat pendidikan yang akan
membawa arah pendidikan itu sendiri. Kurikulum bagaikan jarum kompas di tengah
gelombang yang menimbulkan ketidakpastian seorang guru dan peserta didik di tengah
samudra pendidikan yang sangat luas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hakikat Kurikulum
2. Apa saja Macam Kurikulum
3. Bagaimana Kedudukan Kurikulum
4. Apa Fungsi Kurikulum
5. Apa Peran Kurikulum
6. Apa saja Komponen Kurikulum
7. Bagaimana Kurikulum Sebagai Program
8. Bagaimana Kurikulum Sebagai Tujuan
9. Bagaimana Kurikulum Sebagai Rekontruksi Sosial

4|Page
C. Tujuan Dan Kegunaan
1. Agar kita dapat memahami mengenai Hakikat Kurikulum
2. Agar kita dapat memahami mengenai Macam Kurikulum
3. Agar kita dapat memahami mengenai Kedudukan Kurikulum
4. Agar kita dapat memahami mengenai Fungsi Kurikulum
5. Agar kita dapat memahami mengenai Peran Kurikulum
6. Agar kita dapat memahami mengenai Komponen Kurikulum
7. Agar kita dapat memahami mengenai Kurikulum Sebagai Program
8. Agar kita dapat memahami mengenai Kurikulum Sebagai Tujuan
9. Agar kita dapat memahami mengenai Kurikulum Sebagai Rekontruksi Sosial

5|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP KURIKULUM
1. Hakekat Kurikulum
Secara historis, istilah kurikulum pertama kalinya diketahui dalam kamus Webster
(Webster Dictionary) tahun 1856. Pada mulanya istilah kurikulum digunakan dalam dunia
olah raga, yakni suatu alat yang membawa orang dari start sampai ke finish. Kemudian
pada tahun 1955, istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan, dengan arti sejumlah
mata pelajaran di suatu perguruan. Dalam bahasa arab, kurikulum sering disebut dengan
istilah al-manhaj, berarti jalan terang yang dilalui manusia dalam kehidupannya. Istilah
tersebut jika dikaitkan dengan pendidikan, berarti jalan terang yang dilalui oleh pendidik
atau guru dengan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap serta nilai-nilai.
Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 19,
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengertian kurikulum
berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Dalam pandangan
lama (tradisional), kurikulum merupakan kumpulan sejumlah mata pelajaran yang harus
disampaikan oleh guru dan dipelajari oleh siswa. Pandangan ini menekankan pengertian
kurikulum pada segi isi. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa kurikulum adalah
sejumlah mata pelajaran yang disajikan guru kepada siswa untuk mendapatkan ijazah atau
naik tingkat. Pengertian kurikulum ini, sama dengan rencana pelajaran di sekolah, yang
disajikan guru kepada murid. Kurikulum semacam ini, tidak lebih dari daftar singkat
mengenai sasaran dan isi pendidikan yang diajarkan di sekolah atau program silabus atau
pokok bahasan yang akan diajarkan.
Dalam pandangan yang muncul kemudian (modern), penekanan terletak pada
pengalaman belajar. Dengan titik tekan tersebut, kurikulum diartikan sebagai segala
pengalaman yang disajikan kepada para siswa dibawah pengawasan atau pengarahan
sekolah. Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum bukan
hanya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa
yang terjadi dibawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler yang formal juga

6|Page
kegiatan kurikuler yang tidak formal. Kegiatan kurikuler yang tidak formal ini sering
disebut ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler.
Berikut ini beberapa pengertian kurikulum menurut para pakar, yaitu:
• John franklin Bobbit (1918), menjelaskan kurikulum sebagai mata pelajaran.
• Caswell dan Campbell (1935), kurikulum merupakan seluruh pengalaman dari anak yang
berada dalam pengawasan guru.
• Edward A. Krug (1957), kurikulum terdiri dari cara yang digunakan untuk mencapai /
melaksanakan tujuan yang diberikan sekolah.
• Menururt Hilda Taba (1962), kurikulum adalah rencana pembelajaran.
• Schubert (1986), kurikulum merupakan mata pelajaran, program kegiatan pembelajaran
yang direncanakan, hasil pembelajaran yang diharapkan, agenda rekonstruksi sosial, dan
reproduksi kebudayaan.
• Layton (1989), kurikulum dipengaruhi oleh sistem sosial politik, ekonomi, rasional,
teknologi, moral, keagamaan, dan keindahan.
Dari sejumlah pendapat di atas dapat disimpulkan, kurikulum adalah semua
pengalaman, kegiatan, dan pengetahuan murid di bawah bimbingan dan tanggung jawab
sekolah atau guru. Pengertian kurikulum ini memberikan implikasi pada program sekolah
bahwa semua kegiatan yang dilakukan murid dapat memberikan pengalaman belajar.
Kegiatan-kegiatan tersebut dapat meliputi kegiatan di dalam kelas, seperti kegiatan dalam
mengikuti proses belajar mengajar (tatap muka), praktek keterampilan, dan sejenisnya,
atau kegiatan di luar kelas, seperti kegiatan pramuka, wisata karya, kunjungan ke tempat-
tempat wisata/sejarah, peringatan hari-hari besar nasional dan keagamaan, dan sejenisnya.
Bahkan, semua kegiatan yang berhubungan dengan pergaulan antara murid dengan guru,
murid dengan murid, murid dengan petugas sekolah, dan pengalaman hidup murid sendiri.
Tegasnya, pengertian kurikulum ini mengandung cakupan yang luas, karena meliputi
semua kegiatan murid, pengalaman murid, dan semua pengaruh baik fisik maupun non fisik
terhadap pertumbuhan dan perkembangan murid.
2. Macam Kurikulum
Berikut akan kami sajikan tiga macam bentuk kurikulum sebagai berikut:
• Ideal Curriculum berarti kurikulum yang ideal artinya kurikulum mengarah dan mendekati
kesempurnaan suatu kurikulum yang nantinya akan diterapkan. Di dalam ideal curriculum
berisi bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan dan direncanakan serta

7|Page
dirancangkan secara sistematik untuk mencapai tujuan pendidikan, seperti SKL, standar
isi, silabus, dan RPP.
• Actual Curriculum berarti kurikulum yang nyata artinya kurikulum dalam pelaksanaannya
bersumber dari kurikulum yang ideal agar tidak jauh dari tujuan yang diinginkan dari ideal
curriculum, contohnya dalam pembelajaran.
• Hidden Curriculum berarti kurikulum yang tersembunyi tetapi tidak berarti hilang atau
tidak ada melainkan kurikulum yang tidak direncanakan dan tidak termasuk kedalam
kurikulum sekolah. Kurikulum tersembunyi dapat dipandang sebagai tujuan yang tidak
tertulis, dapat juga diartikan sebagai segala sesuatu yang terjadi tanpa direncanakan
terlebih dahulu yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Hidden curriculum sebagai hal yang berhubungan dengan pendidikan moral dan peran guru
dalam mentransformasikan standar nilai moral, contohnya ketika ada siswa yang terlambat
secara langsung guru memberikan teguran didepan siswa lain sebagai pembelajaran moral
dalam disiplin.
3. Kedudukan Kurikulum
Kedudukan kurikulum adalah sebagai sentral (pusat) dalam seluruh proses pendidikan,
serta memiliki kedudukan strategis dalam mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan
di sekolah/madrasah demi tercapainya tujuan pendidikan. Berkaitan dengan hal itu,
kedudukan kurikulum dalam pendidikan adalah:
• Kurikulum merupakan sesuatu yang sangat strategis untuk mengendalikan jalannya proses
pendidikan. Hal ini menunjukkan kurikulum menjadi tempat kembali dari semua
kebijakan-kebijakan pendidikan yang dilakukan oleh pihak manajemen sekolah atau
pemerintah. Jika batasan yang seperti ini digunakan, maka dengan sendirinya kedudukan
atau posisi kurikulum di dalam keseluruhan proses pendidikan menempati posisi yang
sangat sentral.
• Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan. Kurikulum juga merupakan
suatu rencana pendidikan memberikan pedoman dan pegangan tentang jenis, lingkup, dan
urutan isi, serta proses pendidikan.
• Kurikulum juga merupakan suatu bidang studi, yang ditekuni para ahli atau spesialis
kurikulum, yang menjadi sumber konsep-konsep atau memberikan landasan-landasan
teoritis bagi pengembang kurikulum berbagai institusi pendidikan.

8|Page
4. Fungsi Kurikulum
Fungsi Kurikulum, berkenaan dengan pemanfaatan dan kegunaan kurikulum untuk
semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan. Pada dasarnya kurikulum berfungsi
sebagai pedoman atau acuan untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai yang dicita-citakan.
Bagi guru, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Bagi kepala sekolah, kurikulum berfungsi untuk menyusun perencanaan dan
program sekolah. Bagi pengawas sekolah, kurikulum berfungsi sebagai panduan dalam
melaksanakan supervisi. Bagi orang tua, kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam
membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum berfungsi sebagai
pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah.
Sedangkan bagi siswa, kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik, terdapat enam
fungsi kurikulum, yaitu:
• Fungsi Penyesuaian, mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu mengarahkan siswa agar mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri senantiasa mengalami
perubahan dan bersifat dinamis.
• Fungsi Integrasi, mengandung makna bahwa kurikulum sebagi alat pendidikan harus
mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Siswa pada dasarnya merupakan anggota
dan bagian integral dari masyarakat. Oleh karena itu, siswa harus memiliki kepribadian
yang dibutuhkan untuk dapat hidup dan berintegrasi dengan masyarakatnya.
• Fungsi Diferensiasi, mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu siswa, baik dari aspek fisik
maupun psikis yang harus dihargai dan dilayani dengan baik.
• Fungsi Persiapan, mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya
dan dapat mempersiapkan siswa untuk dapat hidup dalam masyarakat.
• Fungsi Pemilihan, mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan harus
mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih program-program belajar
yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
• Fungsi Diagnostik, mengandung makna bahwa kurikulum sebagi alat pendidikan harus
mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan menerima
kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.

9|Page
5. Peran Kurikulum
Peran kurikulum, berkenaan dengan tugas dan tanggung jawab kurikulum sebagai salah
satu komponen dalam pendidikan yang memuat tentang arah dan tujuan pendidikan.
Kurikulum sebagai program pendidikan yang telah direncanakan secara sistematis
mengemban peranan sebagai berikut :
• Peranan Konservatif, salah satu tanggung jawab kurikulum adalah mentransmisikan dan
menafsirkan warisan sosial kepada generasi muda. Dengan demikian, sekolah sebagai
suatu lembaga sosial dapat mempengaruhi dan membina tingkah laku para siswa dengan
nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat, sejalan dengan peranan pendidikan sebagai
suatu proses sosial. Karena pendidikan itu sendiri pada hakekatnya berfungsi pula
menjembatani antara siswa dengan orang dewasa di dalam proses pembudayaan yang
semakin berkembang menjadi lebih kompleks, dan disinilah peranan kurikulum turut
membantu proses tersebut.
• Peranan Kritis / Evaluatif, kebudayaan senantiasa berubah dan sekolah tidak hanya
mewariskan kebudayaan yang ada, melainkan juga menilai, memilih unsur-unsur
kebudayaan yang akan diwariskan. Dalam hal ini, kurikulum turut aktif berpartisipasi
dalam kontrol sosial dan menekankan pada unsur berpikir kritis. Niali–nilai sosial yang
tidak sesuai lagi dengan keadaan masa mendatang dihilangkan dan diadakan modifikasi
dan perbaikan, sehingga kurikulum perlu mengadakan pilihan yang tepat atas dasar kriteria
tertentu.
• Peran Kreatif, kurikulum melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif, dalam arti
mencipta dan menyusun sesuatu yang baru sesuai dengan kebutuhan masa sekarang dan
masa yang akan datang dalam masyarakat. Guna membantu setiap individu
mengembangkan semua potensi yang ada padanya, maka kurikulum menciptakan
pelajaran, pengalaman, cara berpikir, kemampuan dan keterampilan yang baru yang dapat
bermanfaat bagi masyarakat.
6. Komponen Kurikulum
Para pemikir pendidikan mempunyai perbedaan ragam dalam menentukan jumlah
komponen kurikulum. Subandijah membagi komponen kurikulum menjadi lima yaitu:
tujuan, isi, strategi, media, dam proses. Sedangkan menurut Nasution komponen kurikulum
ada empat yaitu : tujuan, bahan pelajaran, proses, dan penilaian. Berikut ini akan di uraikan
secara singkat mengenai komponen-komponen tersebut.

10 | P a g e
• Komponen tujuan
Tujuan merupakan hal paling penting dalam proses pendidikan.yaitu hal yang ingin
dicapai secara keseluruhan, yang meliputi :
➢ Tujuan domain kognitif yaitu tujuan yang mengarah pada pengembangan akal dan
intelektual peserta didik.
➢ Tujuan domain afektif yaitu tujuan yang mengarah pada penggerakan hati nurani para
peserta didik.
➢ Tujuan domain psikomotor yaitu tujuan yang menngarah pada pengembangan ketrampilan
jasmani peserta didik.
• Komponen isi dan struktur progam atau materi
Komponen isi dan struktur progam atau materi merupakan bahan yang diprogamkan
guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Uraian bahan pelajaran inilah yang
dijadikan dasar pengambilan bahan dalam setiap belajar mengajar dikelas oleh pihak guru.
Isi atau materi berupa materi-materi bidang studi, seperti Matematika, Bahasa Indonesia,
IPA, IPS, dan sebagainya. Bidang-bidang tersebut disesuaikan dengan jenis, jenjang
maupun jalur pendidikan yang ada. Bidang-bidang tersebut biasanya telah dicantumkan
dalam struktur program kurikulum sekolah yang bersangkutan.
• Komponen media atau sarana dan prasarana
Media merupakan sarana perantara dalam mengajar. Sarana dan prasarana atau media
merupakan alat bantu untuk memudahkan pendidik dalam mengaplikasikan isi kurikulum
agar lebih mudah dimengerti oleh peserta didik dalam proses belajar mengajar. Ketepatan
memilih alat media merupakn suatu hal yang penting dikarenakan akan mempengaruhi
daya tangkap peserta didik.
• Komponen strategi belajar mengajar
Dalam proses belajar mengajar, seorang pendidik perlu memahami suatu Strategi.
Strategi menujuk pada sesuatu pendekatan (approach), metode (method), dan peralatan
mengajar yang diperlukan. Strategi mempunyai arti komprehensif yang mesti dipahami dan
diupayakan untuk pengaplikasiannya oleh seorang pendidik sejak dari mempersiapkan
pengajaran sampai proses evaluasi. Dengan menggunakan strategi yang tepat dan akurat
proses belajar mengajar dapat memuaskan pendidik dan peserta didik khususnya pada
proses transfer ilmu yang dapat ditangkap para peserta didik. Akan tetapi penggunaan
strategi yang tepat dan akurat sangat ditentukan oleh tingkat kompetensi pendidik.

11 | P a g e
• Komponen proses belajar mengajar
Komponen ini sangatlah penting dalam suatu proses pendidikan. Tujuan akhir proses
mengajar adalah terjadinya perubahn tingkah laku peserta didik menjadi manusia yang
lebih baik. Komponen ini erat kaitannya dengaan suasana belajar di dalam ruangan kelas
maupun di luar kelas. Upaya seorang pendidik untuk menumbuhkan motivasi dan
kreatifitas dalam belajar merupakan langkah yang tepat. Komponen proses ini juga
berkaitan dengan kemampuan pendidik dalam menciptakan suasana pengajaran yang
kondusif agar efektivitas tercipta dalam proses pembelajaran. Pada intinya guru harus
mengoptimalkan perannya sebagai educator, motivator, manager, dan fasilitator.
• Komponen Evaluasi atau Penilaian
Untuk melihat sejauh mana tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum, maka
diperlukan evaluasi. Dengan evaluasi atau penilaian akan diketahui tingkat keberhasilan
dari semua komponen. Komponen evaluasi ini tidak hanya memperlihatkan sejauhmana
prestasi peserta didik saja, tetapi juga sebagai sumber input bagi sekolah sebagai upaya
perbaikan dan pembaharuan suatu kurikulum. Evaluasi yang signifikan dan berkelanjutan
sangat diperlukan untuk mendukung terwujudnya suatu pengembangan kurikulum secara
efektif dan bermakna. Dengan evaluasi juga dapat diperoleh informasi yang akurat tentang
penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar siswa. Berdasarkan informasi itu
dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran, kesulitan, dan upaya
bimbingan yang perlu dilakukan. Evaluasi kurikulum membutuhkan pengumpulan,
pemrosesan, dan interpretasi mengenai data terhadap program pendidikan.

B. DIMENSI KURIKULUM
1. Kurikulum Sebagai Program
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu.[20] Pada
hakekatnya kurikulum menjadi suatu program kegiatan terencana dan memiliki rentang
yang cukup luas hingga membentuk suatu pandangan yang menyeluruh. Disatu pihak
kurikulum dipandang sebagai suatu dokumen tertulis, dan dilain pihak kurikulum dipandang
sebagai rencana tidak tertulis.
Kurikulum merupakan sebuah program yang didesain, direncanakan, dikembangkan,
dan dilaksanakan dalam situasi belajar mengajar yang sengaja diciptakan di sekolah.
Kurikulum sebagai sebuah program / rencana pembelajaran, tidaklah hanya berisi tentang
program kegiatan, tetapi juga berisi tentang tujuan yang harus ditempuh beserta alat evaluasi

12 | P a g e
untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, disamping itu juga berisi tentang alat
atau media yang diharapkan mampu menunjang pencapaian tujuan tersebut. Kurikulum
sebagai suatu rencana pendidikan disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar
dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf
pengajarnya. Jadi kurikulum adalah suatu program pendidikan yang berisikan berbagai
bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan dan dirancangkan
secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses
pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan
pendidikan.
2. Kurikulum Sebagai Tujuan
Kurikulum sebagai tujuan memiliki arti bahwa kurikulum didesain sebagai usaha / alat
dalam mencapai tujuan pendidikan yang disusun secara hierarki mulai dari tingkat nasional
hingga instruksional. Kurikulum pada suatu sekolah merupakan suatu alat atau usaha dalam
mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan oleh sekolah tertentu yang dianggap
cukup tepat dan krusial untuk dicapai.
Tujuan selalu berkaitan dengan hasil, tetapi tujuan lebih merupakan kegiatan yang
mengandung proses. Tujuan menampilkan aktivitas yang teratur dan pada akhirnya tujuan
akan berdampak pada hasil. Dalam merumusan tujuan harus meliputi:
• Proses mental
• Produk, bahan yang berkaitan dengan itu.
• Tujuan yang kompleks harus dispesifikkan sehingga lebih jelas bentuk kelakuan yang di
harapkan.
• Tujuan harus di nyatakan dalam bentuk kelakuan yang di harapkan dari kegiatan belajar
itu.
• Tujuan yang sering bersifat ”development” yaitu tidak dapat di capai sekaligus akan tetapi
harus di kembangkan secara berkala.
• Tujuan hedaknya realistis atau dapat di capai siswa pada tingkat dan usia tertntu.
• Tujuan harus meliputi segala aspek perkembangan anak yang menjadi tanggung jawab
sekolah / madrasah yang biasanya meliputi aspek kognitif, afektif, serta keterampilan
psikomotorik.
Di Indonesia dapat diketahui ada empat tujuan pendidikan yang secara hierarkis dapat
dijadikan pedoman dalam perencanaan dan pengembangan kurikulum sebagai berikut;

13 | P a g e
• Tujuan Nasional / Tujuan Pendidikan Nasional (TPN), adalah tujuan umum yang sarat
dengan muatan filosofis, yang di rumuskan oleh pemerintah dalam bentuk undang-undang.
• Tujuan Institusional (TI), adalah tujuan yang harus di capai oleh setiap lembaga
pendidikan.
• Tujuan Kurikuler (TK), adalah tujuan yang harus di capai oleh setiap bidang studi atau
mata pelajaran.
• Tujuan Pembelajaran atau Instruksional (TP), adalah kemampuan atau keterampilan yang
di harapkan dapat di miliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses merupakan syarat
mutlak bagi guru.
Keempat tujuan pendidikan diatas bersumber dari tujuan berbangsa dan bernegara yang
termuat dalam pembukaan UUD 1945 sebagai berikut:
• Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
• Untuk memajukan kesejahteraan umum,
• Mencerdaskan kehidupan bangsa,
• Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
3. Kurikulum Sebagai Rekonstruksi Sosial
Masyarakat senantiasa berubah dan akan terus berubah. Masyarakat sekarang jauh
berbeda dengan masyarakat pada masa lalu, dan akan berbeda dengan masyarakat yang
akan datang. Perubahan itu sedikit banyak akan mempengaruhi cara hidup dan cara berpikir
manusia. Masyarakat memiliki ciri dinamis, kedinamisannya menuntut terus
berkembangnya peradaban. Dengan demikian kurikulum harus elastis dan fleksibel
mengikuti detik demi detik perkembangan yang terus diusahakan oleh manusia. Kurikulum
yang fleksibel penting untuk menjaga kelangsungan manusia.
Membicarakan kurikulum sama halnya membincangkan konsensus (kesepakatan)
sosial, produk kesepakatan berbentuk tulisan atau lisan yang akan dijalankan bersama guna
mencapai tujuan. Konsensus lahir karena sebuah keinginan bersama untuk melakukan
sesuatu hal. Konsensus berisikan nilai-nilai yang berasal dari seluruh kelompok masyarakat
yang sangat mendalam dan substansial yang kemudian menjadi konstruksi berfikir,
bersikap, dan bertindak untuk dilaksanakan oleh siapa pun yang telah menyepakati.
Kurikulum sebagai rekonstruksi sosial, merupakan model kurikulum yang lebih
memusatkan perhatian pada problem-problem yang dihadapi dalam masyarakat.
Pendidikan bukan upaya sendiri melainkan kegiatan bersama, kerjasama, dan interaksi.

14 | P a g e
Melalui interaksi dan kerjasama, siswa berusaha memecahkan problem-problem yang
dihadapi masyarakat. Percepatan kurikulum rekonstruksi sosial dapat terjadi ketika para
orangtua dan masyarakat terlibat dalam mengajar dan berperan dalam pelayanan sosial.
Kurikulum rekonstruksi sosial bertujuan untuk menghadapkan peserta didik pada berbagai
permasalahan manusia dan kemanusiaan.
Ciri-ciri kurikulum yang berorientasi pada rekonstruksi sosial meliputi :
• Asumsi tujuan utama kurikulum rekontruksi sosial adalah menghadapkan para siswa pada
tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang dihadapi manusia.
• Masalah-masalah sosial yang mendesak bahwa kegiatan belajar dipusatkan pada masalah-
masalah sosial yang mendesak
• Pola-pola organisasi pada tingkat sekolah menengah, pola organisasi kurikulum disusun
seperti sebuah roda, ditengah-tengahnya sebagai poros dipilih sesuatu masalah yang
menjadi tema utama dan dibahas secara pleno.

15 | P a g e
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada hakekatnya kurikulum bisa dipandang sebagai undang-undang pembelajaran
karena didalam rancangan kurikulum termuat berbagai peraturan / pedoman berbagai aspek
/ komponen yang berkaitan dengan proses pendidikan. Komponen – komponen itu meliputi
tujuan, isi dan materi, media / sarana prasarana, strategi belajar mengajar, proses
pembelajaran, dan evaluasi. Kurikulum memiliki kedudukan sentral dan strategis dalam
seluruh proses pendidikan, untuk mengarahkan segala bentuk aktivitas pendidikan di
sekolah/madrasah demi tercapainya tujuan pendidikan. Kurikulum juga berfungsi sebagai
pedoman atau acuan kerja bagi guru, siswa, kepala sekolah, pengawas, orang tua dan
masyarakat dalam rangka mencapai tujuan pendidikan sesuai yang dicita-citakan
Kurikulum merupakan sebuah program yang didesain, direncanakan, dikembangkan,
dan dilaksanakan dalam situasi belajar mengajar yang sengaja diciptakan di sekolah yang
berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan
dan dirancangkan secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku dan dijadikan
pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum sebagai tujuan berarti kurikulum diarahkan
sebagai pedoman dalam mencapai tujuan pendidikan yang dirumuskan secara nasional,
institusional, kurikuler dan pembelajaran / intruksional. Kurikulum sebagai rekonstruksi
social karena perkembangan dan perubahan kurikulum senantiasa bersifat fleksibel dan
dinamis menyesuaikan kebutuhan, keadaan dan perubahan masyarakat serta perkembangan
zaman / peradaban manusia.

16 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

syaifworld.blogspot.com, (2016). Konsep Dasar Kurikulum. Di akses pada tanggal 26


februari 2021, pada http://syaifworld.blogspot.com/2016/12/konsep-dasar-kurikulum.html

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai