Disusun Oleh:
1. Scarviexsa Prasati Susanto (20186206001)
2. Winda Fatmasari (20186206014)
3. Ronatama Simangunsong (20186206026)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah yang berjudul Asas-Asas Pengembangan Kurikulum yang dibimbing oleh
Ibu Ria Fajrin Rizky Ana, M.Pd. ini dapat tersusun hingga selesai. Atas dukungan
moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis
mengucapkan banyak terima kasih.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3
2.1 Pengertian dan Asas- Asas Kurikulum .............................................. 3
2.2 Asas Religius dalam Pengembangan Kurikulum ............................... 4
2.3 Asas Filisofi dalam Pengembangan Kurikum.................................... 4
2.4 Asas Psikologis dalam Pengembangan Kuirikulum ........................... 5
2.5 Asas Social Budaya dalam Pengembangan Kurikulum ..................... 8
2.6 Asas Organisatoris dalam Pengembangan Kurikulum ....................... 9
2.7 Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Pengembangan
Kurikulum ..................................................................................... 10
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 12
3.2 Saran .............................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Bagaimana asas religius dalam pengembangan kurikulum?
3. Bagaimana asas filosofis dalam pengembangan kurikulum?
4. Bagaimana asas psikologis dalam pengembangan kurikulum?
5. Bagaimana asas social budaya dalam pengembangan kurikulum?
6. Bagaimana asas organisatoris dalam pengembangan kurikulum?
7. Bagaimana asas ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengembangan
kurikulum?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
melalui pilihan berbagai disiplin ilmu dan rumusan masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
Jadi Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyeleng-
garaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Jadi,kurikulum bukan hanya dokumen yang berisi tujuan dan garis bersar
program pengajaran akan tetapi akan berarti setelah diterjamahkan secara relevan
dalam bentuk proses belajar mengajar sebagai bentuk operasional system
kurikulum.
4
hal yang muncul dalam keseluruhan lingkup pengalaman manusia, yang berharap
manusia dapat agar mengerti dan mempunyai pandangan menyeluruh dan
sistematis mengenai alam semesta dan tempat manusia didalamnya. Intinya
manusia merupakan bagian dari dunia.
Contoh asas filosofis : perkembangan kurikulum berdasarkan falsafah bangsa
indonesia sendiri yaitu, pancasila.
Ada empat aliran yang di anut oleh masyarakat di dunia ini, yaitu:
a) Falsafah Bangsa
Setiap negara di dunia ini, baik negara berkembang maupun negara
maju, memiliki falsafah atau pandangan pokok mengenai pendidikan.
Setiap individu mempunyai pandangan tertentu yang kadang tidak sama
dengan pandangan umum. Menurut UU No.2 tahun 1989, tentang Sistem
Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan adalah menciptakan manusia
indonesia yang beriman, bertaqwa, berbudi pekerti luhur, berakhlak,
berketerampilan, bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
b) Filsafah Lembaga Pendidikan
Pancasila merupakan falsafah nasional yang tegas dan telah diterima
oleh segenap bangsa indonesia. Dalam konteks pendidikan pancasila
dijadikan pedoman bagi lembaga pendidikan untuk mengembangkan
falsafah atau pandangan masing - masing sesuai dengan misi dan tujuan
nasional serta nilai - nilai masyarakat yang dilayaninya.
c) Falsafah Pendidikan
Adanya pengertahuan tentang falsafah lembaga pendidikan dimana ia
bertugas menjadi suatu tuntutan pokok. Akan sangat tidak berarti suatu
kurikulum yang baik jika pendidik memiliki falsafah berbeda dalam
memahami, menafsirkan dan melaksanakan kurikulum tersebut. Jadi,
dalam konteks operasional kurikulum, pendidikan merupakan pemegang
peran utama.
Keberhasilan seorang anak didik menerima ilmu pengetahuan dan
perubahan tingkah laku yang diharapkan orang tua, masyarakat, dan
bangsa sangat ditentukan oleh falsafah pendidikan terhadap profesinya.
5
Asas psikologis berkaitan dengan perilaku manusia. Sehubungan dengan
pengembangan kurikulum dan pembelajaran, perilaku manusia menjadi landasan
berkenaan dengan psikologi belajar dan psikologi perkembangan anak. Hal ini
meliputi teori-teori yang berhubungan dengan individu dalam proses belajar serta
perkembangannya.
Asas psikologi berarti kegiatan yang mengacu pada hal-hal yang bersifat
psikologi. Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu pelayanan yang
diperuntukkan pada siswa, oleh karena dalam psikologi juga dibahas aspek psikis
yang terdapat pada manusia sebagai makhluk yang bersifat unitas multiplex yang
terdiri atas sembilan aspek psikologi yang kompleks. Aspek-aspek tersebut
dikembangkan dengan perantara berbagai mata pelajaran yang tercantum dalam
kurikulum sebagai berikut:
a. Aspek ketakwaan : dikembangkan dengan kelompok bidang pendidikan
keagamaan.
b. Aspek cipta : dikembangkan dengan kelompok bidang studi
ekstrakurikuler, sosial, bahasa, dan filsafat.
c. Aspek rasa : dikembangkan dengan kelompok bidang studi seni
d. Aspek karsa: dikembangkan dengan kelompok bidang studi etika, budi
pekerti, Agama, dan PPKN.
e. Aspek karya (kreatif): Dikembangkan melalu kegiatan penelitian,
independen studi, dan pengembangan bakat.
f. Aspek karya: Dikembangkn dengan berbagai mata pelajaran
keterampilan.
g. Aspek kesehatan: Dikembangkan dengan kelompok bidang studi
kesehatan, olahraga.
h. Aspek social : Dikembangkan melalui kegiatan praktek lapangan, gotong
royong, kerja bakti, KKN, PPL, dan sebagainya.
i. Aspek karya: Dikembangkan melalui pembinan bakat, wirausaha dan
kerja mandiri.
Ada satu aksioma bahwa semua pengetahuan kita adalah pengetahuan
manusia, sehingga studi mengenai bagaimana kita menyeleksi, memproses
dan menggunakan informasi harus memberikan tidak hanya basis pendidikan,
tetapi juga kontribusi untuk mendiskusikan pada apa yang di ajarkan.
6
Contoh asas psikologi : mengembangkan pribadi anak lewat kretifitas dan
seni.
Ketika berusaha mengiluminasi proses pikiran anak didik, baik
JeanPiaget maupun bruner menawarkan bebrapa pertimbangan atas hakikat
ilmu dan pengetahuan.
1. Teori - Teori Belajar
Untuk merencanakan suatu kurikulum, sangat penting memeiliki
teori bagaimana pembelajaran ditentukan dan bagaimanakon disi
pembelajaran menjadi pembelajaran yang lebih efisien.
Teori – teori psikologi yang membantu kita sebagai pendidik
meski tidak secara langsung.
a. Behaviorisme
Prinsip utama aliran behaviorisme adalah berdasarkan
unit belajar. Seorang behavioris melihat anak didik
sebagai organisme yang merespon stimulusdari dunia
sekitarnya. Peranan pendidik adalah menyajikan stimulus
tertentu yang membangkitkan respon tertentu yang
merupakan hasil belajar yang di inginkan.
b. Teori Gestalt (Teori Lapangan)
Kata Gestalt tidak sama dengan yang ada dalam istilah
bahsa inggris. Gestalt mempunyai arti pattern atau
configuration. Awalnya, teori persepsi dikembangkan
untuk pembelajaran, kususnya untuk pemecahan masalah
(problem solving). Gambaran umumnya adalah bahwa
bentuk itu menggambarkan perhatian pada pembawaan
lahir, dan mempelajari pengaturan proses yang kita
miuliki, ketimbang kondisi – kondisi respons yang bersifat
eksternal.
Teori Gestalt sangat mementingkan anak didik dalam
proses belajar mengajar. Individu merupakan sentral
dalam proses belajar bukan sekedar akumulasi ilmu
pengetahuan, yakni menambah suatu segmen pengetahuan
kepada pengetahuan yang telah ada. Teori Gestalt
7
berpendapat tentang keseluruhan lain dan lebih dari
jumlah bagian - bagiannya. Anak tumbuh sebagai
keseluruhan, sehingga perubahan pada suatu aspek akan
memengaruhi anak secara total.
Penganut teori ini cenderung menganjurkan
pendidikan humanistik dengan memupuk konsep diri yang
positif pada anak didik. Hal ini disebabkan karena teori ini
sangat mementigkan individu. Konsep diri yang positif
akan memengaruhi yang baik pada anak didik, sebaliknya
konsep diri negatif akan menghalangi proses belajar.
Peranan pendidik sedapat mungkin mendorong anak didik
dalam menegmbangkan konsep diri tersebut.
c. Teori Psikologi Daya
Penganut aliran teori psikologi daya berpandangan
bahwa belajar merupakan mendisiplinkan dan menguatkan
daya-daya mental, terutama daya pikir, melalui latihan
mental yang ketat. Jadi menjadi fokus utama adalah cara
mempelajari materi pelajaran yang sulit, seperti
matematika dan bahsa klasik, agar mendisiplinkan dan
mengembangkan proses-proses mental.
d. Teori Pengembangan Kognitif
Menurut teori ini, kematangan mental tumbuh secara
bertahap pada anak didik. Anak didik mesti dibimbing
dengan teliti, bahan pelajarannya harus seimbang dengan
tingkat perkembangan kognitifnya, dan perlu didorong
agar mereka maju ke arah tingkat perkembangan
selanjutnya.
8
bekerja sama hingga mereka mengatur diri mereka sendiri dan menganggap
sebagai suatu kesatuan sosial.
Sekolah adalah institusi sosial yang didirikan dan ditujukan untuk memenuhi
kepentingan dan kebutuhan asyarakat. Maka kurikulum sekolah dalam
penyusunan dan pelaksanaan banyak dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial
yang berkembang dan selalu berubah di dalam masyarakat.
Asas sosiologi memiliki peran penting dalam mengembangkan kurikulum
pendidikan pada masyarakat dan bangsa di muka bumi ini. Suatu kurikulum pada
prinsipnya mencerminkan keinginan, cita - cita tertentu dan kebutuhn
masyarakat.
Dalam mengambil suatu keputusan mengenai kurikulum, para pengembang
mesti merujuk pada lingkungan atau dunia dimana mereka tinggal, merespon
berbagai kebutuhan yang dilontarkan atau diusulkan oleh beragam golongan
dalam nasyarakat.
Dari sudut pandang sosiologis, dalam sistem pendidikan serta lembaga –
lembaga pendidikan terdapat bahan yang memiliki beragam fungsi bagi
kepentingan masyarakat.
Contoh asas sosiologis : Pengembangan kurikulum berdasarkan apa yang
terjadi dalam sosial masyarakat, apa yang diinginkan masyarakat, apa yang
dibutuhkan masyarakat.
9
Ataukah diusahakan hubungan secara lebih mendalam dengan menghapuskan
segala batas-batas mata pelajaran (dalam bentuk kurikulum terpadu).
Penganut ilmu jiwa asosiasi akan memilih bentuk organisasi kurikulum yang
berpusat pada mata pelajaran, sedangkan penganut ilmu jiwa Gestalt akan
cenderung memilih kurikulum terpadu. 8 Ilmu jiwa asosiasi yang berpendirian
bahwa keseluruhan sama dengan jumlah bagian-bagiannya, cenderung memilih
kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran, yang dengan sendirinya akan
terpisah-pisah. Sebaliknya, ilmu jiwa Gestalt lebih mengutamakan keseluruhan
karena keseluruhan itu bermakna dan lebih relevan dengan kebutuhan anak dan
masyarakat.
Perlu diingatkan kembali, bahwa tidak ada kurikulum yang baik dan tidak
baik. Setiap organisasi kurikulum mempunyai kebaikan akan tetapi tidak lepas
dari kekurangan ditinjau dari segi-segi tertentu. Selain itu, bermacam-macam
organisasi kurikulum dapat dijalankan secara bersama di satu sekolah, bahkan
yang satu dapat membantu atau melengkapi yang satunya. Kurikulum yang
bagaimana yang harus dipilih? Pertanyaan itu diajukan karena macamnya
kemungkinan. Dalam mengembangkan kurikulum harus diadakan pilihan, jadi
selalu ada hasil semacam kompromi antara anggota panitia kurikulum. Sering
dikatakan bahwa, kurikulum adalah soal pilihan. Dalam hal ini pilihan banyak
bergantung pada pendirian atau sikap seseorang tentang pendidikan. Pada
umumnya dapat dibedakan dua pendirian utama, yakni yang tradisional dan yang
progresif.
Contohnya : bagaimana merumuskan tujuan bahan pembelajaran, sasaran
bahan pelajaran, pengorganisasian bahan.
10
pastian.Perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama
dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu mengubah tatanan
kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulumseyogyanya dapat
mengakomodasi danmengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.
Ilmu pengetahuan dan teknologi satu sama lain tidak dapat dipisahkan sebab
ilmu pengetahuan yang hanya sebagai ilmu untuk bahan bacaan tanpa praktikan
untuk kepentingan umat manusia hanyalah suatu teori yang mati. Sebaliknya
praktik yang tanpa didasari oleh ilmu pengetahuan hasilnya akan sia-sia.
Kurikulum tidak boleh meninggalkan kemajuan teknologi pendidikan.
Peningkatan penggunaan teknologi pendidikan akan menyebabkan naiknya
tingkat efektivitas dan efisien proses belajar mengajar selalu menonjolkan
peranan guru, terutama dalam memilih bahan dan penyampaiannya. Dengan
majunya teknologi informasi, diharapkan bahwa mengajar adalah membuat yang
belajar mengajar diri sendiri, selanjutnya, system penyampaiannya tidak harus
dengan tatap muka antara guru dan siswa. Sekarang peran guru dapat digantikan
dengan media instruksional baik yang berupa media cetak maupun non cetak
terutama media elektronik, misalnya komputer, internet, rekaman video, dan
sebagainya.
Dengan teknologi pendidikan modern, proses pembelajaran akan dilakukan
dengan berbagai system penyampaiannya, misalnya system pembelajaran jarak
jauh, yang penyampaiannya dengan cara menggunakan modul, Televisi
Pendidikan Nasional, siaran radio, pendidikan, metode berprogram internet dan
sebagainya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyeleng-
garaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
2. Asas Religius. Kurikulum yang akan dikembangkan dan diterapkan
berdasarkan nilai-nilai ilahiyah sehingga dengan adanya kurikulum
diharapkan dapat membimbing peserta didik untuk membina iman yang kuat,
teguh terhadap ajaran agama, berakhlak mulia dan melengkapinya dengan
ilmu pengetahuan yang bermanfaat di dunia dan di akhirat.
3. Asas Filosofis. Asas filosofis dalam penyusunan kurikulum, berarti bahwa
penyusunan kurikulumhendaknya berdasar dan terarah pada falsafah yang
dianut.
4. Asas Psikologi. Manusia adalah makhluk yang bersifat unitas multiplex yang
terdiri atas sembilan aspekpsikologi yang kompleks tetapi satu.
5. Asas Sosial Budaya/Asas Sosiologi. Kurikulum sekolah dalam penyusunan
dan pelaksanaan banyak dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan social yang
berkembang danselalu berubah di dalam masyarakat.
6. Asas Organisasi. Asas ini berkenaan dengan masalah bagaimana bahan
pelajaran akan disajikan. Apakah dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-
pisah, ataukah diusahakan adanya hubungan antara pelajaran yang diberikan.
7. Asas Teknologi. Kurikulum tidak boleh meninggalkan kemajuan teknologi
pendidikan. Peningkatan penggunaan teknologi pendidikan akan
menyebabkna naiknya tingkat efektivitas dan efisien proses belajar mengajar
selalu menonjolkan peranan guru, terutama dalam memilih bahan dan
penyampaiannya.
3.2 Saran
Sebagai calon pendidik sudah seharusnya kita memperluas pengetahuan
tentang asas asas pengembangan kurikulum. Sehingga dalam penerapan
kurikulum tidak hanya berpengaruh dalam studi dan kegiatan belajar saja, akan
12
tetapi terkaitsegala sesuatu yang menjadi elemen pembentukan karakter siswa
sesuai dengan tujuan sebuah pendidikan yang diharapkan sehingga, dapat
meningkatkan mutu kehidupannya yang dalam pelaksanaannya tidak hanya di
sekolah akan tetapi diterapkan saat siswa berada di luar sekolah.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua, khususnya bagi
pembaca. Kami telah berupaya semaksimal mungkin dengan segala kemampuan
dan usaha, namun kami yakin hasilnya masih jauh dari kesempurnaan, kritik,
saran dan pembenahan dari teman-teman dan dari bapak dosen selalu kami
harapkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14