Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KAJIAN DAN ANALISIS KURIKULUM

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Dosen Pengampu:

Ilham Handika, M.Pd.

Ida Ermiana, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1 KELAS 4J

1. Rizka Ayu Aryani ( E1E021290 )

2. Siti Lami’ah ( E1E021298 )

3. Sopia Maulidiah ( E1E021299 )

4. Sri Adi Ningsih ( E1E21300 )

5. Syafa Fitri Sriardani ( E1E021302 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Landasan Pengembangan Kurikulum " dengan
tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas Kajian dan Analisis Kurikulum. Selain
itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang kajian kurikulum bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah
ini.

Mataram, 18 Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................1
D. Manfaat Penulisan………………………..…………………………..…….………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Landasan Pengembangan Kurikulum.............................................................3
B. Landasan Filosofis dalam Pengembangan Kurikulum................................................3
C. Landasan Psikologis dalam Pengembangan Kurikulum..............................................6
D. Landasan Sosiologis dalam Pengembangan Kurikulum..............................................8
E. Landasan IPTEK dalam Pengembangan Kurikulum...................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................................13
B. Saran……………………………………………………………………………..…..13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak orang yang berpendapat bahwa kurikulum selalu berkaitan dengan
bahan ajar atau buku-buku pelajaran yang harus dimiliki anak didik, sehingga
perubahan kurikulum identik dengan perubahan buku pelajaran. Akan tetapi, ruang
lingkup kurikulum bukan hanya persoalan buku ajar, banyak persoalan lainnya
termasuk persoalan arah dan tujuan pendidikan, persoalan materi pelajaran, serta
persoalan-persoalan lainnya yang terkait dengan hal itu. Para ahli pendidikan
memiliki penafsiran yang berbeda tentang kurikulum. Namun demikian, dalam
penafsiran yang berbeda itu, ada juga kesamaan. kesamaan tersebut adalah, bahwa
kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai
dengan tujuan yang hendak diraih.
Pengembangan kurikulum harus dikaji secara selektif, akurat, menyeluruh dan
mendalam landasan apa saja yang harus dijadikan toalk ukur dalam merancang,
mengembangkan serta mengimplementasikan kurikulum. Dengan adanya landasan
yang kokoh, maka kurikulum yang akan dihasilkan akan menjadi kuat sehingga
nantinya program pendidikan akan menghasilkan manusia terdidik sesuai dengan
hakekat dan martabat bangsa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hakikat landasan pengembangan kurikulum?
2. Bagaimana landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum?
3. Bagaimana landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum?
4. Bagaimana landasan sosiologis dalam pengembangan kurikulum?
5. Bagaimana landasan IPTEK dalam pengembangan kurikulum?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menganalisis hakikat landasan pengembangan kurikulum.
2. Untuk menganalisis landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum.
3. Untuk menganalisis landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum.
4. Untuk menganalisis landasan sosiologis dalam pengembangan kurikulum.
5. Untuk menganalisis landasan IPTEK dalam pengembangan kurikulum.

1
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini adalah agar kita sebagai individu yang berilmu
pengetahuan bisa memahami dan mempelajari kajian kurikulum sebagai panduan
dalam melaksanakan pembelajaran dan tugas lainnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Pengembangan Kurikulum


Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam
sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan tentang tujuan
yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan, akan tetapi juga
memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap
siswa. Oleh karena begitu pentingnya fungsi dan peran kurikulum, maka setiap
pengembangan kurikulum pada jenjang mana pun harus didasarkan pada asas-asas
tertentu. Fungsi asas atau landasan pengembangan kurikulum adalah seperti pondasi
sebuah bangunan. Layaknya membangun sebuah gedung, maka menyusun sebuah
kurikulum juga harus didasarkan pada pondasi yang kuat. Kesalahan menentukan dan
menyusun fondasi kurikulum berarti kesalahan dalam menentukan kebijakan dan
implementasi pendidikan.
Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana
tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana cara
mempelajarinya. Namun demikian, persoalan mengembangkan isi dan bahan
pelajaran serta bagaimana cara belajar siswa bukanlah suatu proses yang sederhana,
sebab menentukan isi atau muatan kurikulum harus berangkat dari visi, misi, serta
tujuan yang ingin dicapai; sedangkan menentukan tujuan erat kaitannya dengan
persoalan sistem nilai dan kebutuhan masyarakat. Persoalan inilah yang kemudian
membawa kita pada persoalan menentukan hal-hal yang mendasar dalam proses
pengembangan kurikulum yang kemudian kita namakan asas-asas atau landasan
pengembangan kurikulum (Sanjaya, 2008 dalam Bernadetta, dkk, 2021 ).
Ada empat landasan pokok pengembangan kurikulum, yaitu: Philosophy and the
nature of knowledge, society and culture, the individual, and learning theory. Dengan
berpedoman empat landasan tersebut, maka suatu rancangan dan pengembangan suatu
bangunan kurikulum berdasarkan pengembangan tujuan, pengembangan isi/materi,
pengembangan proses pembelajaran dan pengembangan komponen evaluasi harus
didasari pada landasan filosofis, psikologis, sosiologis serta ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) (Sanjaya, 2008 dalam Bernadetta, dkk, 2021).

B. Landasan Filosofis dalam Pengembangan Kurikulum


3
Filsafat berupaya mengkaji berbagai permasalahan yang dihadapi manusia,
termasuk masalah pendidikan. Pendidikan sebagai ilmu terapan, tentu saja
memerlukan ilmu-ilmu lain sebagai penunjang, di antaranya adalah filsafat. Filsafat
pendidikan pada dasarnya adalah penerapan dan pemikiran-pemikiran filosofis untuk
memecahkan masalah-masalah pendidikan. Menurut Redja Mudyahardjo (1989),
terdapat tiga sistem pemikiran filsafat yang sangat besar pengaruhnya dalam
pemikiran pendidikan pada umumnya dan pendidikan di Indonesia pada khususnya,
yaitu filsafat Idealisme, Realisme dan filsafat Fragmatisme.
Filsafat akan menentukan arah ke mana peserta didik akan dibawa, filsafat
merupakan perangkat nilai-nilai yang melandasi dan membimbing ke arah pencapaian
tujuan pendidikan. Oleh karena itu, filsafat yang dianut oleh suatu bangsa atau
kelompok masyarakat tertentu termasuk yang dianut oleh perorangan sekalipun akan
sangat mempengaruhi tehadap pendidikan yang ingin direalisasikan.
1. Landasan Filosofis Pendidikan Idealisme
Menurut filsafat idealisme, kenyataan atau realitas pada hakikatnya bersifat
spiritual daripada bersifat fisik, bersifat mental daripada material. Dengan
demikian menurut filsafat idealisme, manusia adalah mahluk spiritual, mahluk
yang cerdas dan bertujuan. Manusia diberikan kemampuan berpikir rasional
sehingga dapat menentukan pilihan mana yang harus diikutinya.
Berdasarkan pemikiran filsafat idealisme, tujuan pendidikan harus
dikembangkan pada upaya pembentukan karakter, pembentukan bakat insani dan
kebajikan sosial sesuai dengan hakikat kemanusiaannya. Dengan demikian tujuan
pendidikan dari mulai tingkat pusat (ideal) sampai pada rumusan tujuan yang
lebih operasional (pembelajaran) harus merefleksikan pembentukan karakter,
pengembangan bakat dan kebajikan sosial sesuai dengan fitrah kemanusiannya.
Isi kurikulum atau sumber pengetahuan dirancang untuk mengembangkan
kemampuan berpikir manusia, menyiapkan keterampilan bekerja yang dilakukan
melalui program dam proses pendidikan secara praktis. Implikasi bagi para
pendidik, yaitu bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang kondusif
bagi terselenggaranya pendidikan. Pendidik harus memiliki keunggulan kompetitif
baik dalam segi intelektual maupun moral, sehingga dapat dijadikan panutan bagi
peserta didik.
2. Landasan Filosofis Pendidikan Realisme

4
Filsafat realisme bisa dikatakan kebalikan dari filsafat idealisme, dimana
filsafat realisme memandang dunia atau realitas bersifat materi. Dunia terbentuk
dari kesatuan yang nyata, substansial dan material, sementara menurut filsafat
idealisme, realitas atau dunia bersifat mental, spiritual. Menurut realisme, manusia
pada hakikatnya terletak pada apa yang dikerjakannya.
Mengingat dalam filsafat realisme segala sesuatu bersifat materi, maka tujuan
pendidikan hendaknya dirumuskan/diarahkan untuk melakukan penyesuaian diri
dalam hidup dan melaksanakan tanggung jawab sosial. Oleh karena itu kurikulum
apabila didasarkan pada filsafat realisme maka harus dikembangkan secara
komprehensif, meliputi pengetahuan yang bersifat sains, sosial, maupun muatan
nilai-nilai. Isi kurikulum lebih efektif diorganisasikan dalam bentuk mata
pelajaran karena memiliki kecenderungan berorientasi pada mata pelakaran
(subject centered).
Implikasi bagi para pendidik yaitu peran pendidik diposisikan sebagai
pengelola pendidikan atau pembelajaran. Untuk itu pendidik harus menguasai
tugas-tugas yang terkait dengan pendidikan khususnya dengan pembelajaran,
seperti penguasaan terhadap metode, media, dan strategi serta teknik
pembelajaran.
3. Landasan Filosofis Pendidikan Fragmatisme
Filsafat fragmatisme memandang bahwa kenyataan tidaklah mungkin dan
tidak perlu. Kenyataan yang sebenarnya adalah kenyataan fisik, plural dan
berubah (becoming). Manusia menurut fragmatisme adalah hasil evolusi biologis,
psikologis dan sosial. Manusia lahir tanpa dibekali oleh kemampuan bahasa,
keyakinan, gagasan atau norma-norma.
Nilai baik dan buruk ditentukan secara ekseperimental dalam pengalaman
hidup, jika hasilnya berguna maka tingkah laku tersebut dipandang baik. Oleh
karena itu dalam filsafat fragmatisme, tujuan pendidikan tidak ada batas akhirnya,
karena pendidikan adalah pertumbuhan sepanjang hayat dengan proses
rekonstruksi yang berlangsung secara terus-menerus. Tujuan pendidikan lebih
diarahkan pada upaya untuk memperoleh pengalaman yang berguna untuk
memecahkan masalah baru dalam kehidupan individu maupun sosial.
Implikasi terhadap pengembangan isi atau bahan dalam kurikulum ialah harus
memuat pengalaman-pengalaman yang telah teruji, yang sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa. Warisan-warisan sosial dan masa lalu tidak mmenjadi masalah,
5
karena fokus pendidikan menurut faham fragmatisme adalah menyongsong
kehidupan yang lebih baik pada saat ini maupun di masa yang akan datang. Oleh
karena itu proses pendidikan dan pembelajaran secara metodologis harus
diarahkan pada upaya pemecahan masalah, penyelidikan dan penemuan. Peran
pendidik adalah memimpin dan membimbing peserta didik untuk belajar tanpa
harus terlampau jauh mendikte para siswa.
Filsafat pendidikan pada dasarnya adalah penerapan dari pemikiran-pemikiran
filsafat untuk memecahkan permasalahan pendidikan. Dengan demikian filsafat
memiliki manfaat dan memberikan kontribusi yang besar terutama dalam
memberikan kajian sistematis berkenaan dengan kepentingan pendidikan.
Menurut Hamalik (2007) dalam Bernadetta, dkk (2021) mengidentifikasi beberapa
manfaat filsafat pendidikan sebagai berikut.
a. Filsafat pendidikan dapat menentukan arah akan dibawa ke mana anak-anak
melalui pendidikan di sekolah. Sekolah ialah suatu lembaga yang didirikan
untuk mendidik anak-anak ke arah yang dicita-citakan oleh masyarakat,
bangsa, dan negara.
b. Dengan adanya tujuan pendidikan yang diwarnai oleh filsafat yang dianut, kita
mendapat gambaran yang jelas tentang hasil yang harus dicapai. Manusia yang
bagaimanakah yang harus diwujudkan melalui usaha-usaha pendidikan itu.
c. Filsafat dan tujuan pendidikan memberi kesatuan yang bulat kepada segala
usaha pendidikan.
d. Tujuan pendidikan memungkinkan si pendidik menilai usahanya, hingga
manakah tujuan itu tercapai.
e. Tujuan pendidikan memberikan motivasi atau dorongan bagi kegiatan-
kegiatan pendidikan.

C. Landasan Psikologis dalam Pengembangan Kurikulum


Landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum ialah suatu landasan
dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan
manusia pada umumnya serta gejala yang berkaitan dengan aspek kurikulum pribadi
manusia serta tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi
anak didik.
Lilis (2008) Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sudah
pasti berhubungan dengan proses perubahan perilaku peserta didik. Adanya
6
kurikulum diharapkan dapat membentuk tingkah laku baru berupa kemampuan atau
kompetensi aktual dan potensial dari setiap peserta didik, serta kemampuan-
kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama.
Psikologi merupakan salah satu landasan dalam pengembangan kurikulum
yang harus dipertimbangkan oleh para pengembang. Hal ini dikarenakan posisi
kurikulum dalam proses pendidikan memegang peranan yang sentral. Dalam proses
pendidikan terjadi interaksi antar manusia, yaitu antara anak didik dengan pendidik,
dan juga antara anak didik dengan manusia manusia lainnya. Manusia berbeda dengan
makhluk lainnya karena kondisi psikologisnya. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata
(2006 : 50) ”kondisi psikologis adalah kondisi karakteristik psikofisik manusia
sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam interaksinya
dengan lingkungan”. Perilaku perilaku tersebut merupakan manifestasi dari ciri-ciri
kehidupannya, baik yang nampak maupun yang tidak nampak; baik perilaku kognitif,
afektif maupun psikomotor. Interaksi yang tercipta didalam situasi pendidikan harus
sesuai dengan kondisi psikologis dari anak didik dan pendidik. Interaksi pendidikan di
rumah berbeda dengan di sekolah. Interaksi antara anak dengan guru pada tingkat
sekolah dasar berbeda dengan pada tingkat sekolah menengah pertama dan atas.
Anak didik merupakan individu yang sedang berada dalam proses
perkembangan. Tugas utama guru adalah membantu mengoptimalkan perkembangan
peserta didik tersebut. Oleh karena itu, melalui penerapan landasan psikologi dalam
pengembangan kurikulum, tiada lain agar upaya pendidikan yang dilakukan dapat
menyesuaikan dengan hakikat peserta didik. Penyesuaian yang dimaksud berkaitan
dengan segi materi atau bahan yang harus disampaikan, penyesuaian dari segi proses
penyampaian atau pembelajarannya, dan penyesuaian dari unsur-unsur upaya
pendidikan lainnya.
Penerapan landasan psikologi dalam pengembangan kurikulumupaya
pendidikan yang dilakukan dapat menyesuaikan dengan hakikat peserta didik, baik
penyesuaian dari segi materi atau bahan yang harus disampaikan, penyesuaian dari
segi proses penyampaian atau pembelajarannya, dan penyesuaian dari unsur-unsur
upaya pendidikan lainnya. Karakteristik perilaku setiap individu pada berbagai
tingkatan perkembangan merupakan kajian dari psikologi perkembangan dan oleh
karena itu dalam pengembangan kurikulum yang senantiasa berhubungan dengan
program pendidikan untuk kepentingan peserta didik, maka landasan psikologi mutlak
harus dijadikan dasar dalam upaya pengembangannya.
7
Dengan demikian, terdapat dua bidang psikologi yang harus mendapat
perhatian para pengembang kurikulum yakni psikologi perkembangan dan psikologi
belajar. Keduanya sangat diperlukan terutama di dalam proses pemilihan dan
penyusunan isi pendidikan serta proses mendidik atau mengajar. Hal ini dimaksudkan
agar anak didik dapat dilayani secara proporsional. Psikologi perkembangan
diperlukan terutama dalam menentukan isi kurikulum yang diberikan kepada siswa,
baik tingkat kedalaman dan keluasan materi, tingkat kesulitan dan kelayakannya serta
kebermanfaatan materi senantiasa disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta
didik. Psikologi belajar memberikan sumbangsih terhadap pengembangan kurikulum
terutama berkenaan dengan bagaimana kurikulum itu diberikan kepada siswa dan
bagaimana siswa harus mempelajarinya, berarti berkenaan dengan strategi
pelaksanaan kurikulum.

D. Landasan Sosiologis dalam Pengembangan Kurikulum


Peserta didik adalah individu yang unik. Setiap individu memiliki latar
belakang yang berbeda. Ada yang berasal dari keluarga petani, keluarga pedagang,
keluarga bos perusahaan dan lain sebagainya. Dan mereka memiliki motivasi yang
berbeda-beda untuk bersekolah. Namun dibalik perbedaan yang kompleks tersebut,
terdapat permasalahan yang harus sangat diperhatikan oleh pihak sekolah. Yakni
kebiasaan, tradisi, adat istiadat, ide-ide, kepercayaan, nilai-nilai yang tumbuh di
lingkungan peserta didik. Sehingga di masa depan siswa tumbuh dalam buaian
kebaikan dan kebenaran yang berkembang di masyarakatnya.
Abdullah (2014) menambahkan bahwasanya dalam mengembangkan
kurikulum pendidikan harus mencerminkan keinginan, cita-cita tertentu dan
kebutuhan masyarakat. Karena itu sudah sewajarnya kalau pendidikan mendengarkan
keinginan masyarakat, dan pendidikan harus memberi jawaban atas tekanan-tekanan
yang datang dari kekuatan sosio-politik-ekonomi yang berlaku.
Oleh karena itu, sekolah berfungsi untuk mempersiapkan peserta didik
sedemikian rupa sehingga mereka dapat berpartisipasi aktif dalam masyarakat.
Kurikulum sebagai alat dan pedoman dalam proses pendidikan lsekolah harus
memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Dengan demikian sekolah tidak hanya
berfungsi untuk mewariskan kebudayaan dan nilai-nilai suatu masyarakat, akan tetapi
juga sekolah berfungsi untuk mempersiapkan peserta didik dalam kehidupan

8
masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum tidak hanya berisi berbagai nilai suatu
masyarakat akan tetapi bermuatan segala sesuatu yang dibutuhkan masyarakatnya.
Hamalik (2007) dalam Bernadetta, dkk (2021) bahwa faktor sosiologis sebagai
landasan dalam mengembangkan kurikulum dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi
kebudayaan dan kurikulum serta dari unsur masyarakat dan kurikulum sebagai
berikut.
1. Kebudayaan dan Kurikulum
Faktor kebudayaan merupakan bagian yang penting dalam pengembangan
kurikulum dengan pertimbangan sebagai berikut.
a. Individu lahir tidak berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, cita-cita, sikap,
pengetahuan, keterampilan dan lain sebagainya. Semua itu dapat diperoleh
individu melalui interaksi dengan lingkungan budaya, keluarga, masyarakat
sekitar, dan tentu saja sekolah/ lembaga pendidikan mempunyai tugas khusus
untuk memberikan pengalaman kepada para peserta didik dengan salah satu
alat yang disebut kurikulum.
b. Pada dasarnya, kurikulum setiap masyarakat mencerminkan cara berpikir,
merasakan, bercita-cita atau memiliki kebiasaan. Oleh karena itu, penting
untuk memahami budaya ketika mengembangkan kurikulum.
c. Kebudayaan juga dapat diartikan sebagai gagasan, konsep, gagasan, nilai,
standar, peraturan dan segala nilai yang telah disepakati dalam masyarakat.
2. Masyarakat dan Kurikulum
Kurikulum dipandang sebagai program pendidikan yang harus mampu
menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat, agar apa yang diberikan kepada
peserta didik bermakna dan berguna bagi kehidupan peserta didik di masyarakat.
Dalam mengembangkan kurikulum hendaknya memperhatikan kebutuhan dan
perkembangan masyarakat. Kebutuhan masyarakat merupakan salah satu dasar
dalam pengembangan kurikulum. Adapun tujuh fungsi sosial pendidikan antara
lain sebagai berikut.
a. Mengajar keterampilan
b. Mentransmisikan budaya
c. Mendorong adaptasi lingkungan
d. Membentuk kedisiplinan
e. Mendorong bekerja berkelompok
f. Meningkatkan perilaku etik
9
g. Memilih bakat dan memberi penghargaan prestasi.

E. Landasan IPTEK dalam Pengembangan Kurikulum


Landasan pengembangan kurikulum layaknya fondasi bangunan. Gedung
menjulang tinggi akan roboh jika berdiri di atas fondasi yang rapuh, oleh karena itu
sebelum membangun sebuah gedung maka perlu membangun fondasi yang kokoh
terlebih dahulu. Perkembangan IPTEK juga sebagai pemacu kemajuan pembangunan.
Perkembangan IPTEK secara langsung berimplikasi terhadap pengembangan
kurikulum yang di dalamnya mencakup pembaruan isi atau materi pendidikan,
penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta penggunaan sistem evaluasi.
Materi pelajaran sepatutnya hasil perkembangan IPTEK kontemporer, baik
berhubungan dengan hasil perolehan informasi, ataupun cara memperoleh informasi
tersebut dan memanfaatkannya untuk masyarakat. Tentu dalam proses pengembangan
kurikulum harus tetap mengacu kepada prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
Dukungan IPTEK kepada pembangunan dapat mewujudkan masyarakat maju,
mandiri dan sejahtera sehingga dibutuhkan pemanfaatan, pengembangan dan
penguasaan IPTEK yang mana akan memberi implikasi terhadap pengembangan
SDM.
Tercapainya kemampuan SDM agar dapat memanfaatkan, mengembangkan dan
menguasai IPTEK maka ada beberapa hal yang dijadikan sebagai dasar sebagai
berikut.
a. Pembangunan IPTEK selayaknya berada dalam keseimbangan yang efektif juga
dinamis dengan pembinaan SDM, pelaksanaan penelitian, pengembangan sarana
prasarana IPTEK,
b. Penyusunan IPTEK terarah pada peningkatan kehidupan bangsa dan kualitas
kesejahteraan,
c. Pembangunan IPTEK sepadan dengan nilai-nilai agama, kondisi sosial budaya,
nilai luhur, dan lingkungan hidup,
d. Penyusunan IPTEK harus berdasar pada upaya peningkatan efektivitas penelitian,
efisiensi, produktivitas dan pengembangan yang lebih tinggi,
e. Pembangunan IPTEK harus dapat memberikan solusi penyelesaian masalah
konkret.
Pengembangan kurikulum bukan tentang abstraksi, akan tetapi mempersiapkan
berbagai alternatif untuk tindakan yang merupakan inspirasi dari ide-ide dan beberapa
10
penyesuaian lain yang dinilai penting. Supaya kurikulum sesuai dengan
perkembangan IPTEK maka harus memperhatikan kebutuhan masyarakat, industri,
menyesuaikan dengan teknologi yang berkembang saat itu, menyesuaikan pola hidup,
syarat dan tuntunan tenaga kerja, serta menginterpretasi kebutuhan individu dalam
kerangka kepentingan IPTEK.
Beberapa kajian bahwa IPTEK harus digunakan sebagai landasan kurikulum
adalah (Sanjaya, 2008) dalam Bernadetta (2021) sebagai berikut.
1. Kemajuan IPTEK membawa manusia pada masa yang tak pernah terbayangkan
sebelumnya 2. Banyaknya muncul permasalahan- permasalahan akibat
penyalahgunaan kemajuan IPTEK 3. Kurikulum perlu diupdate agar sesuai dengan
perkembangan teknologi
4. Perubahan yang perlu diperhatikan dan diantisipasi dalam pengembangan
kurikulum berupa perubahan pola hidup dan perubahan sosial politik
Audrey Nicholls dan Howard Nicholls dalam artikel Farrah Camelia, SAP
(Susunan Artikel Pendidikan) 5 (1), 2020, mereka berpendapat bahwa pengembangan
kurikulum ialah perencanaan kesempatan-kesempatan belajar agar membawa peserta
didik ke arah perubahan-perubahan yang diinginkan dan mengukur sampai di mana
perubahan tersebut telah terjadi dalam diri peserta didik. Saat ini pemerintah dan
seluruh penggerak pendidikan terus berjuang dan bekerja sama untuk
mengembangkan kurikulum. Sebagaimana perkembangan saat ini, banyak inovasi
pembelajaran yang diimplementasikan di berbagai sekolah, contohnya multimedia
pembelajaran interaktif online, untuk media pembelajaran online baik audio, visual,
maupun audio visual sebagai berikut.
1. Radio edukasi Kemdikbud,
2. Suara edukasi,
3. Jogja belajar radio,
4. Podcast English first (podcast untuk belajar listening bahasa Inggris),
5. Sumber belajar Kemdikbud audio,
6. Google classroom,
7. Microsoft teams,
8. Moodle,
9. Kelas digital rumah belajar Kemdikbud,
10. Zoom,
11. Ruang guru,
11
12. Zenius,
13. Quipper,
14. Visual novel berbasis gamifikasi
dan banyak lagi aplikasi serta media lainnya, kemudian evaluasi pembelajaran dengan
menggunakan web yang dapat diakses melalui smartphone, iphone, ataupun
komputer.
Dengan demikian, pengembangan IPTEK dalam pengembangan kurikulum
harus dilakukan oleh pendidik melalui pemanfaatan media belajar, sumber belajar,
sistem penyampaian, pengembangan dimulai dengan unit-unit belajar yang
melibatkan berbagai langkah disertai dengan uji coba diteruskan dengan unit-unit lain.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana
tentang bahan pelajaran yang harus dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya
serta landasan-landasan sebagai petunjuk untuk mengembangkan kurikulum bagi para
pendidik. Landasan filosofis akan menentukan arah ke mana peserta didik akan
dibawa, filsafat merupakan perangkat nilai-nilai yang melandasi dan membimbing ke
arah pencapaian tujuan pendidikan. Landasan psikologis dalam pengembangan
kurikulum ialah suatu landasan dalam proses pendidikan yang membahas berbagai
informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala yang berkaitan
dengan aspek kurikulum pribadi manusia serta tahapan usia perkembangan tertentu
untuk mengenali dan menyikapi anak didik. Faktor sosiologis sebagai landasan dalam
mengembangkan kurikulum dapat dilihat dari kebudayaan dan kurikulum serta
masyarakat dan kurikulum. Agar kurikulum berkesinambungan dengan
perkembangan IPTEK maka harus memperhatikan kebutuhan masyarakat, industri,
menyesuaikan dengan teknologi yang berkembang saat itu, menyesuaikan pola hidup,
syarat dan tuntunan tenaga kerja, serta menginterpretasi kebutuhan individu dari
segala bangsa.

B. Saran
Mengingat utamanya kajian kurikulum terhadap suatu sistem pendidikan serta
dengan mempertimbangkan tujuan serta pengaruhnya terhadap perkembangan dunia
pendidikan, penulis berharap dengan adanya evaluasi pembelajaran dapat tercapai
tujuan suatu pendidikan secara optimal dan bermanfaat bagi generasi lainnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Azis, R. (2018). Implementasi pengembangan kurikulum. Jurnal Inspiratif Pendidikan, 7(1),


44-50.
Bernadetta, dkk. 2021. Kurikulum dan Pembelajaran. Kalimantan: Penerbit Yayasan Kita
Menulis.
Camelia, F. (2020). Analisis Landasan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Dalam
Pengembangan Kurikulum. SAP (Susunan Artikel Pendidikan), 5(1).
Idi, Abdullah. 2014. Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktik. Jakarta: Raja Grafindo.
Manurung, L. (2019). Sejarah Kurikulum di Indonesia. Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan, 5(2), 88-95.
Purba, P. B., Siregar, R. S., Purba, D. S., Iman, A., Purba, S., Purba, S. R. F., ... & Purba, B.
(2021). Kurikulum dan Pembelajaran. Yayasan Kita Menulis.
Syaodih Sukmadinata, N. (2006), Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Yuliawati, L. Pentingnya Landasan Psikologis dalam Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Inovasi Kurikulum, 5(1), 99-112.

14

Anda mungkin juga menyukai