Anda di halaman 1dari 29

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI (IDEOLOGIS, FILOSOFIS,

PSIKOLOGIS. SOSIOLOGIS, TEKNOLOGIS, YURIDIS, DAN ORGANISATORIS)


Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Metodologi Pengembangan Kurikulum PAI
Dosen pengampu: Dr. Miftahul Huda, M.Pd

Disusun Oleh:
Ahmad Cahin Saputro (23200226)
Fathur Rozak (23200235)
Nashrullah (23200252)

PROGRAM PASCASARJANA
Institut Agama Islam Depok Al-Karimiyah
Jalan H. Maksum No.23, Sawangan Baru, Sawangan, Kota Depok
Tahun Ajaran 2024
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puja dan puji syukur atas kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan
berbagai macam kenikmatan sehingga pemakalah dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, yang telah berjuang
dengan keras mendakwahkan Islam kepada ummatnya, sehingga saat ini kita bisa merasakan
nikmat Islam tersebut.
Penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Miftahul Huda, M.Pd
selaku Dosen pengampu Mata Kuliah Metodologi Pengembangan Kurikulum PAI, yang telah
membimbing penulis sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan. Begitu juga ucapan
terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas
makalah ini.
Semoga penyusunan makalah ini dapat memenuhi tugas mata kuliah dan juga bisa
bermanfaat bagi para pembacanya. Dan penulis juga menyadari makalah ini masih banyak
kekurangan, maka dari itu penulis sangat terbuka jika ada kritik ataupun saran untuk makalah
ini.

Jakarta, 15 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

A. Landasan Ideologis Pengembangan Kurikulum PAI ........................................... 3

B. Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum PAI............................................. 4

C. Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum PAI .......................................... 7

D. Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum PAI .......................................... 9

E. Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum PAI ......................................... 13

F. Landasan Yuridis Pengembangan Kurikulum PAI ............................................... 15

G. Landasan Organisatoris Pengembangan Kurikulum PAI ..................................... 16

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 12

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 18

B. Saran ..................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 20

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, kurikulum merupakan jantungnya pendidikan, maka dari itu,
dalam mengembangkan kurikulum harus memiliki landasan yang kokoh agar dapat dijadikan
acuan atau pegangan oleh semua pihak yang terlibat dalam pengembangan kurikulum.
Landasan, sebagaimana dikemukakan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dimaknai
sebagai alas dan tumpuan. Sebagai landasan atau tumpuan, dalam pengembangan kurikulum
tentunya harus dapat membuat kurikulum tersebut kuat, kokoh, dan mampu melayani dan
memenuhi berbagai tantangan zaman.
Jika kurikulum diibaratkan sebagai sebuah gedung, maka gedung tersebut akan kuat jika
dibangun dengan fondasi yang kuat pula. Maksudnya, kurikulum tersebut memerlukan
landasan atau pijakan yang dapat membangun generasi penerus bangsa yang unggul sesuai
zamannya. Begitu pentingnya landasan pengembangan kurikulum, terutama bagi para
pengembang kurikulum.
Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan nasional dengan
memperhatikan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan
nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis
dan jenjang masing-masing satuan pendidikan. Berkaitan dengan jurusan yang penulis ambil
yakni Pendidikan Agama Islam. Maka dari itu, menjadi sangat penting untuk mahasiswa
jurusan (Pendidikan Agama Islam) untuk mengkaji mengenai landasan pengembangan
kurikulum PAI (Pendidikan Agama Islam), agar dapat meningkatkan kualitas kurikulum pada
suatu hari nanti dan meningkatkan juga kualitas pendidikan di negara ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana landasan ideologis pengembangan kurikulum PAI?
2. Bagaimana landasan filosofis pengembangan kurikulum PAI?
3. Bagaimana landasan psikologis pengembangan kurikulum PAI?
4. Bagaimana landasan sosiologis pengembangan kurikulum PAI?
5. Bagaimana landasan teknologis pengembangan kurikulum PAI?
6. Bagaimana landasan yuridis pengembangan kurikulum PAI?
7. Bagaimana landasan organisatoris pengembangan kurikulum PAI?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui landasan ideologis pengembangan kurikulum PAI

1
2. Untuk mengetahui landasan filosofis pengembangan kurikulum PAI
3. Untuk mengetahui landasan psikologis pengembangan kurikulum PAI
4. Untuk mengetahui landasan sosiologis pengembangan kurikulum PAI
5. Untuk mengetahui landasan teknologis pengembangan kurikulum PAI
6. Untuk mengetahui landasan yuridis pengembangan kurikulum PAI
7. Untuk mengetahui landasan organisatoris pengembangan kurikulum PAI

2
BAB II

PEMBAHASAN

Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh yang penting
terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan
kehidupan manusia. Maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan,
Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan kuat, yang didasarkan pada hasil-
hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan
pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap pendidikan itu sendiri. Dengan
sendirinya, akan berakibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.
Dalam Kamus Besar Indonesia (1995), dikemukakan bahwa landasan diartikan sebagai
alas, dasar, tumpuan, atau fondasi. Mengacu kepada pengertian tersebut, maka landasan yang
dimaksud dalam pengembangan kurikulum ini adalah suatu alas atau dasar pijakan dalam
pengembangan kurikulum, atau suatu titik tumpu atau titik tolak dalam pengembangan
kurikulum, atau suatu fondasi dalam pengembangan kurikulum. Mengacu pada konsep
landasan tersebut, maka di bawah ini dikemukakan landasan-landasan pengembangan
kurikulum.1
A. Landasan Ideologis Pengembangan Kurikulum PAI
Kata ideologi berasal, dan pertama kali di publikasikan dari bahasa prancis oleh seorang
filsuf yang bernama Destutt De Tracy pada tahun 1796 Masehi. ideologi tersusun dari dua kata
yakni “ideo” dan “logie”, Ideo bermakna ide atau gagasan, sedangkan logi bermakna ilmu.
Ideologi adalah ilmu yang mencangkup tentang kajian atau penelitian asal mula dan Hakikat
ide atau gagasan. Ideologi juga mencangkup nilai cita-cita untuk dicapai bagi berbagai bidang
kehidupan masyarakat yang berbangsa, bernegara dan beragama.
Kesimpulanya Ideologi adalah suatu pemikiran seseorang, sekolompok orang atau
bahkan bangsa, negara atau agama yang menjadi dasar untuk mencapai sebuah tujuan.
Ideologie sendiri sangat berguna bagi bangsa dan negara agar masyarakat mengetahui kearah
mana kehidupan masyarakat yang akan di tuju sebagai identitas bersama.
Ideologi pula mempunyai karakteristik utama, yakni orientasi sosial dan orientasi politis.
Yang dimaksud dengan orientasi sosial adalah bahwa idiologi selalu mempunyai satu visi dan
tujuan yang akan di capai oleh masyarakat sosial dengan segala struktural peraturan-peraturan

1
Leli Halimah, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di Era Globalisasi, (Bandung: PT Refika
Aditama, 2020), h. 78.

3
yang tertata. Sedangkan orientasi politis adalah struktural tananan peraturan agar dilakukan
oleh masyarakat luas yang mana hal itu adalah tujuan dari ideologi tersebut.2
Landasan ideologi dan filsafat memiliki keterkaitan, sebelum lahirnya sebuah ideologi
maka ada filsafat terlebih dahulu. Filsafat berubah menjadi ideologi setelah filsafat tersebut
digunakan untuk cita-cita dan dikerjakan atau dipatuhi oleh manusia tersebut. Filsafat sebagai
pandangan hidup pada hakikatnya merupakan sistem nilai yang secar epistimologis
kebenarannya telah diyakini sehingga menjadi dasar atau pedoman bagi manusia dalam
memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna
hidup serta sebagai dasar dan pedoman bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang
dihadapi oleh hidup dan kehidupan. Filsafat dalam pengertian ini menjadi suatu sistem cita-
cita atau keyakinan (belief system) yang telah menyangkut praksis, karena dijadikan landasan
bidang kehidupan. Hal itu berarti filsafat telah beralih dan menjelma menjadi ideologi.3 Dalam
pengembangan kurikulum landasan ideologi merupakan output atau hasil dari landasan filsafat
yang telah melalui proses pemikiran yang matang, komplit, serta sintesis berupa tawaran-
tawaran terhadap sendi-sendi kehidupan yang lebih kompleks.
B. Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum PAI
Sebagai suatu landasan fundamental, filsafat memegang peranan penting dalam proses
pengembangan kurikulum. Ada empat fungsi filsafat dalam proses pengembangan kurikulum.
Pertama, filsafat dapat menentukan arah dan tujuan pendidikan. Dengan filsafat sebagai
pandangan hidup atau value system, maka dapat ditentukan mau dibawa ke mana siswa yang
kita didik itu. Kedua, filsafat dapat menentukan isi atau materi pelajaran yang harus diberikan
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, filsafat dapat menentukan strategi atau cara
pencapaian tujuan. Filsafat sebagai sistem nilai dapat dijadikan pedoman dalam merancang
kegiatan pembelajaran. Keempat, melalui filsafat dapat ditentukan bagaimana menentukan
tolok ukur keberhasilan proses pendidikan.4
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama halnya
seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti
perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam
pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran aliran filsafat tertentu, sehingga
akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan

2
Ana Sri Rahayu, Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan (PPKn), (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), h.
25.
3
Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta: Paradigma, 2002), h. 117.
4
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2008), h. 43.

4
merujuk kepada pemikiran Ella Yulaelawati (2003), di bawah ini diuraikan tentang isi dari
masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum.5
a. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan
dari warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan
kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini
menekankan pada kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat
dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
b. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan
dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang
berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar
substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan
perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.
c. Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup
dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri.
Aliran ini mempertanyakan bagaimana saya hidup di dunia? Apa pengalaman itu?
d. Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat
pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan
landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
e. Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada
rekonstruksivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Disamping
menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstuktivisme
lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran
ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan
melakukan sesuatu? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dan proses.
Aliran filsafat Perenialisme, Essensialisme, eksistensialisme merupakan aliran filsafat
yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan,
filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan
Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam Pengembangan Model
Kurikulum Interaksional.
Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh
karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung
dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai

5
Naf’an Tarihoran, Pengembangan Kurikulum, (Banten: Loquen Press, 2008), h. 12.

5
kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun demikian saat ini, pada beberapa
negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya mulai terjadi pergeseran landasan dalam
pengembangan kurikulum, yaitu dengan lebih menitikberatkan pada filsafat
rekonstruktivisme.6
Menurut Nasution (1995), tujuan pendidikan yang ingin dicapai dengan pendidikan
ditentukan oleh filsafat yang dianut oleh pemerintah atau penguasa dalam suatu negara.
Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia, maka dengan sendirinya Pancasila yang kita akui
dan diterima sebagai filsafat dan pandangan hidup bangsa kita dijadikan pedoman dalam
kehidupan sehari-hari, dijadikan pula filsafat pendidikan di Indonesia.7
Sesuai dengan filsafat suatu negara, filsafat pendidikan sangat berbeda di antara satu
negara dengan negara yang lain. Misalnya, filsafat negara Amerika Serikat akan jauh berbeda
dengan filsafat negara Indonesia. Dengan demikian, maka tujuan pendidikan yang ingin dicapai
juga akan berbeda satu sama lain. Negara Indonesia telah menetapkan Pancasila sebagai filsafat
negara. Untuk itu, maka setiap warga negara Indonesia harus berpedoman hidupnya pada
Pancasila. Demikian pula tujuan pendidikan nasional Indonesia harus berlandaskan Pancasila.
Di Indonesia, sistem nilai yang berlaku adalah Pancasila, oleh sebab itu membentuk
manusia yang Pancasilais merupakan tujuan dan arah dari segala ikhtiar berbagai level dan
jenis pendidikan. Dengan mengacu kepada filsafat negara, maka para pengembang kurikulum,
termasuk guru sebagai pengembang kurikulum yang besungguhnya dalam menyelenggarakan
pendidikan, harus selalu berorientasi pada kelima sila tersebut.8
Nilai-nilai atau norma yang diakui sebagai pandangan hidup suatu bangsa, seperti
Pancasila bagi bangsa Indonesia, bukan hanya harus menjiwai isi kurikulum yang berlaku, akan
tetapi harus mewarnai filsafat dan tujuan lembaga sekolah serta merembes ke dalam praktik
pendidikan oleh guru di dalam kelas. Dalam melaksanakan kegiatan serta pengambilan
berbagai keputusan guru haruslah mencerminkan nilai-nilai itu. Itulah sebabnya, walaupun
setiap guru dapat saja memiliki norma atau sistem nilai yang dianggapnya baik, akan tetapi
nilai-nilai itu jangan sampai betentangan dengan norma-norma masyarakat, yaitu Pancasila.9
Filsafat merupakan salah satu fondasi kurikulum, memandu pendidik merancang,
melaksanakan, dan mengembangkan kurikulum sekolah. Kurikulum yang tanpa didasarkan

6
Naf’an Tarihoran, Pengembangan Kurikulum, h. 13-14.
7
Leli Halimah, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di Era Globalisasi, h. 84.
8
Leli Halimah, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di Era Globalisasi, h. 84.
9
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP), h. 45.

6
pada suatu filsafat cenderung mudah di pengaruhi stakeholders pendidikan menuruti
kepentingan pribadi atau kelompok masing-masing.10
C. Landasan Psikologis Pengembangan Kurikulum PAI
Pengembangan kurikulum sangat membutuhkan ilmu psikologi. Alasan mendasarnya,
setiap pengembangan kurikulum merupakan upaya memfasilitasi agar peserta didik mencapai
perkembangan sebagaimana yang diharapkan. Psikologi merupakan salah satu ilmu yang
memberikan gambaran tentang perkembangan peserta didik dan cara peserta didik belajar
dalam setiap tahap perkembangannya.
Kondisi psikologis setiap individu berbeda, karena perbedaan tahap perkembangannya,
latar belakang sosial-budaya, juga karena perbedaan faktor-faktor yang dibawa dari
kelahirannya. Kondisi ini pun berbeda pula bergantung pada konteks, peranan, dan status
individu di antara individu dengan individu yang lainnya. Interaksi yang tercipta dalam situasi
pendidikan untuk harus sesuai dengan kondisi psikologis para peserta didik maupun kondisi
pendidiknya. Interaksi pendidikan di rumah berbeda dengan di sekolah, interaksi antara anak
dan guru pada jenjang sekolah dasar berbeda dengan jenjang sekolah lanjutan pertama dan
sekolah lanjutan atas.11
Pentingnya landasan psikologi dalam pengembangan kurikulum, alasan yang sangat
krusial karena kurikulum diciptakan pada dasarnya untuk memberikan layanan yang terbaik
untuk menumbuhkembangkan seluruh potensi yang ada pada peserta didik. Bahkan, melalui
kurikulum, peserta didik akan dibentuk untuk menjadi individu sebagaimana yang diharapkan
oleh masyarakat dan pemerintah suatu bangsa, dengan tetap mempertimbangkan dan
memperhatikan potensi yang ada pada setiap individu peserta didik dan cara-cara mereka
belajar
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang
psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan
psikologi belajar. Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku
individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang
hakikat perkembangan, penahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas
perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang
semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan

10
Mohamad Ansyar, Kurikulum: Hakikat, Fondasi, Desain dan Pengembangan, (Jakarta: Kencana, 2015),
h.105.
11
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 45.

7
kurikulum. Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu
dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakikat belajar dan teori-teori
belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar yang semuanya dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.12
Menurut psikologi perkembangan, bahwa perkembangan manusia merupakan rangkaian
perubahan yang bersifat progresif dan teratur yang merupakan hasil dari kematangan dan hasil
belajar. Perkembangan individu merupakan serangkaian perubahan psikologis secara progresif,
teratur, jalin menjalin, dan terarah menuju kematangan dan kedewasaan.
Perkembangan manusia meliputi perkembangan aspek fisik, intelektual, emosi, sosial,
bahasa, moral, dan kepribadian. Aspek fisik meliputi keadaan fisiologis, anatomis,
tampangnya, dan kesehatannya. Aspek intelektual termasuk kecerdasan, kemampuan bakat
khusus dan bakat umum, serta minat. Aspek emosi meliputi jenis-jenis perasaan cinta, kasih,
benci, riang, takut, cemas, atau giris. Aspek sosial yaitu berkaitan dengan masalah hubungan
individu dengan individu yang lain; individu-individu, individu-sekolah, dan individu-
masyarakat. Aspek bahasa yaitu berkaitan dengan kemampuan berbahasa, baik secara lisan
maupun tulis (mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis). Aspek moral yang meliputi
keyakinan, agama, nilai-nilai, norma-norma. Aspek kepribadian yang meliputi aspek integrasi
psikofisik yang menentukan penyesuaian diri individu terhadap lingkungannya secara unik.13
Jika dilihat dari teori perkembangan, Sukmadinata (1997) mengemukakan tiga
pendekatan tentang perkembangan individu, yaitu pendekatan pentahapan (stage approach),
pendekatan diferensial (diferential approach), dan pendekatan ipsatif (ipsative approach).
Pendekatan pentahapan yaitu melihat perkembangan individu melalui tahap-tahap
perkembangannya, seperti dari masa konsepsi sampai dengan masa adolesen. Salah satu teori
yang banyak dijadikan acuan dalam dunia pendidikan yaitu tahap-tahap perkembangan kognitif
yang dikemukakan Piaget. Menurutnya, perkembangan kognitif meliputi tahap sensorimotor
(0-2 tahun), tahap praoperasional (2-4 tahun), tahap konkret operasional (7-11 tahun), dan
tahap formal operasional (11-15 tahun). Setiap tahap perkembangan mempunyai karakteristik
tertentu yang berbeda dengan tahap lainnya.
Pendekatan diferensial melihat bahwa individu memiliki persamaan dan perbedaan. Atas
dasar itu, individu dikategorikan atas kelompok-kelompok yang berbeda, seperti
pengelompokkan berdasarkan jenis kelamin, ras, agama, status sosial-ekonomi, dan

12
Trianto Ibnu Badar at-Taubany & Hadi Suseno, Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di Madrasah,
(Depok: Kencana, 2017), h. 49.
13
Leli Halimah, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di Era Globalisasi, h. 85-86.

8
sebagainya. Selain itu, terdapat pula pengelompokkan yang bersifat bipolar, seperti introvert-
ekstrovert, dominan-submisif, agresif-pasif, dan aktivitas tinggi-aktivitas rendah.
Pendekatan ipsatif yaitu pendekatan yang melihat karakteristik individu yang berbeda
dari individu yang lainnya. Dalam hal ini, setiap individu peserta didik memiliki keunikan
masing-masing. Oleh karena itu, memerlukan perlakuan layanan pendidikan yang berbeda-
beda sesuai dengan keunikan-keunikannya.14
Adapun psikologi belajar dan pengembangan kurikulum psikologi belajar merupakan
suatu studi tentang bagaimana individu belajar. Pembahasan tentang psikolog belajar erat
kaitannya dengan teori belajar. Pemahaman tentang teori-teori belajar berdasarkan pendekatan
psikologis adalah upaya mengenali kondisi objektif terhadap individu anak yang sedang
mengalami proses belajar dalam rangka pertumbuhan dan perkembangan menuju
kedewasaannya. Pemahaman yang luas dan komprehen tentang berbagai teori belajar akan
memberikan kontribusi yang sangat berharga bagi para pengembang kurikulum baik di tingkat
makro maupun mikro untuk merumuskan model kurikulum yang diharapkan. Pendekatan
terhadap belajar berdasarkan satu teori tertentu merupakan asumsi yang perlu dipertimbangkan
dalam pelaksanaannya berkaitan dengan aspek-aspek dan akibat-akibat yang mungkin
ditimbulkannya.15
D. Landasan Sosiologis Pengembangan Kurikulum PAI
Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang berasal dari
sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum. Mengapa pengembangan
kurikulum harus mengacu pada landasan sosiologis? Anak-anak berasal dari masyarakat,
mendapatkan pendidikan baik informal, formal, maupun nonformal dalam lingkungan
masyarakat, dan diarahkan agar mampu terjun dalam kehidupan bermasyarakat. Karena itu
kehidupan masyarakat dan budaya dengan segala karakteristiknya harus menjadi landasan dan
titik tolak dalam melaksanakan pendidikan.16
Tiap masyarakat mempunyai norma-norma, adat kebiasaan yang harus terinternalisasi
dalam diri anak. Tiap masyarakat memiliki beragam corak yang dianut yang mempengaruhi
latar belakang kebudayaan anak. Hal tersebut seharusnya menjadi pertimbangan dalam

14
Leli Halimah, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di Era Globalisasi, h. 87.
15
Trianto Ibnu Badar at-Taubany & Hadi Suseno, Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di Madrasah,
h. 50.
16
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran, (Depok:
Rajawali Pers, 2017), 36.

9
mengembangkan kurikulum. Selain itu, perubahan masyarakat akibat perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi juga menjadi faktor lain dalam perkembangan.17
Alvior (2015) mengemukakan bahwa terdapat hubungan timbal balik dan meliputi antara
masyarakat dan kurikulum, karena sekolah ada dalam konteks sosial. Meskipun sekolah adalah
lembaga formal yang mendidik sekelompok individu peserta didik, ada unit lain dari
masyarakat yang mendidik atau mempengaruhi cara individu berpikir, seperti keluarga dan
teman-teman serta masyarakat. Karena masyarakat yang dinamis, ada banyak perkembangan
yang sulit untuk mengatasi dan menyesuaikan diri. Oleh karena itu, sekolah dalam
mengembangkan kurikulumnya harus relevan, lebih inovatif, dan interdisipliner dengan
perkembangan kebutuhan masyarakat. Di samping itu, yang tidak kalah pentingnya, negara
harus mempertahankan kurikulum yang mencerminkan dan mempertahankan budaya dan
aspirasi terhadap identitas nasional. Tidak peduli seberapa jauh perkembangan masyarakat,
pengembangan kurikulum merupakan tanggung jawab negara untuk memastikan bahwa
sekolah melayani tujuan untuk mendidik warga negara.18
Landasan sosial budaya merupakan salah satu landasan yang harus dipertimbangkan
dalam mengembangkan kurikulum, baik pada tingkat nasional maupun pada tingkat sekolah
atau bahkan tingkat kelas. Terutama sekali dalam menghadapi situasi pendidikan dewasa ini,
masyarakat pada era globalisasi ini sangat mengharapkan hasil pendidikan yang berkualitas,
yang mampu menghasilkan generasi penerus yang handal, sehingga kelak bila saatnya tiba
generasi penerus tersebut mampu membangun masyarakat dan bangsanya ke arah yang lebih
baik, maju, dan kompetitif dengan masyarakat dari berbagai negara. Masyarakat pada
umumnya lebih menginginkan agar hasil pendidikan lebih baik, lebih berkualitas, sehingga
masyarakat dapat menerima produk pendidikan yang mampu menjadi anggota masyarakat
yang dapat berkontribusi untuk kemajuan masyarakat itu sendiri, baik dalam tatanan lokal
maupun nasional dan juga internasional.19
Untuk itu, kurikulum sekolah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan harus
senantiasa relevan dengan situasi dan kondisi masyarakat masa kini dan masa yang akan
datang. Bahkan, tuntutan dan kemungkinan yang bakal terjadi pada masyarakat generasi
mendatang. Idealnya telah dipertimbangkan dalam pengembangan kurikulum, karena
masyarakat senantiasa tumbuh dan berkembang begitu cepat berkat kemajuan ilmu pengetahun
dan teknologi. Dengan demikian, pengembangan kurikulum harus senantiasa melihat

17
Nasution, Asas-Asas Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksar, 2003), h. 13.
18
Leli Halimah, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di Era Globalisasi, h. 88.
19
Leli Halimah, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di Era Globalisasi, h. 89.

10
perubahan itu, harus senantiasa luwes dan berinovasi sesuai dengan tuntutan yang terjadi dalam
perubahan masyarakat.
Landasan sosiologis dalam pengembangan kurikulum, menurut Muhammad (2004) pada
dasarnya sebagai upaya perubahan dalam menanggapi berbagai perkembangan dalam
masyarakat, baik masyarakat dunia maupun masyarakat lokal, yang saat ini berhadapan dengan
berbagai perubahan yang begitu cepat. Perubahan yang terjadi dalam sistem informasi dan
komunikasi, bioteknologi, rekayasa genetik, teknologi ruang angkasa, knowledge-based
economy di dalam dan di luar negern. Semuanya itu perlu diantisipasi ke dalam kurikulum
secara bermakna dan responsif, yang sekaligus berupaya mengantisipasi berbagai ketimpangan
kehidupan yang di antaranya menyangkut moral, akhlak, jati diri bangsa sosial politik,
ekonomi, serta terobosan peningkatan mutu pendidikan yang belum mencapai taraf yang
memadai.20
Nana Syaodih Sukamdinata, mengemukakan bahwa melalui pendidikan manusia
mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban
masa yang akan datang. Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya
mempertimbangkan, merespon dan berlandaskan pada perkembangan sosial-budaya dalam
suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun global.
Gagasan pemerintah untuk merealisasikan pengembangan kurikulum muatan lokal
tersebut yang dimulai pada sekolah dasar, telah diwujudkan dalam Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0412/U/1987 Tanggal 11 Juli 1987 ten- tang Penerapan
Muatan Lokal Sekolah Dasar kemudian disusul dengan penjabaran pelaksanaannya dalam
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Mene ngah No. 173/C/Kep/M/1987
Tanggal 7 Oktober 1987. Dalam sambutannya Mendikbud menyatakan: "Dalam hal ini harus
diingat bahwa adanya "muatan lokal" dalam kurikulum bukan bertujuan agar anak terjerat
dalam lingkungannya semata-mata. Semua anak berhak mendapat kesempatan guna lebih
terlibat dalam mobilitas yang melampaui batas lingkungannya sendiri." (Umar Tirtarahardja
dan La Sula, 2000: 274)21
Contoh kurikulum muatan lokal yang saat ini sudah dilaksanakan di sebagian besar
sekolah adalah mata pelajaran keterampilan, kesenian, dan bahasa daerah. Tujuan
pengembangan kurikulum muatan lokal dapat dilihat dari kepentingan nasional dan

20
Leli Halimah, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di Era Globalisasi, h. 90.
21
Trianto Ibnu Badar at-Taubany & Hadi Suseno, Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di Madrasah,
h. 51.

11
kepentingan peserta didik. Dalam hubungannya dengan kepentingan nasional muatan lokal
bertujuan:
1. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang khas daerah.
2. Mengubah nilai dan sikap masyarakat terhadap lingkungan kearah yang positif.
Jika dilihat dari sudut kepentingan peserta didik pengembangan kurikulum muatan lokal
bertujuan:
1. Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap lingkungannya (lingkungan alam,
sosial, dan budaya).
2. Mengakrabkan peserta didik dengan lingkungannya sehingga mereka tidak asing dengan
lingkungannya.
3. Menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari untuk memecahkan masalah
yang ditemukan di lingkungan sekitarnya (Umar Tirtarahardja dan La Sula, 2000: 276).22
Untuk menjadikan peserta didik agar menjadi warga masyarakat yang diharapkan, maka
pendidikan memiliki peranan penting karena itu kurikulum harus mampu memfasilitasi peserta
didik agar mereka mampu bekerja sama, berinteraksi, menyesuaikan diri dengan kehidupan di
masyarakat dan mampu meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk yang
berbudaya. Pendidikan adalah proses sosialisasi melalui interaksi insani menuju manusia yang
berbudaya. Dalam konteks inilah anak didik dihadapkan dengan budaya manusia, dibina dan
dikembangkan sesuai dengan nilai budayanya, serta dipupuk kemampuan dirinya menjadi
manusia.23
Kajian fondasi sosiologis pada bab ini memberikan gambaran tentang besarnya tantangan
pendidik dalam mendesain kurikulum. Perubahan atau perkembangan sosial selalu berdampak
pada pendidikan dan tentu juga pada keputusan pemangku pendidikan termasuk pendidik dan
pengembang kurikulum. Kurikulum yang didesain pengembang kurikulum harus
mempersiapkan siswa menghadapi kehidupan di masyarakat multikultural, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta tantangan kehidupan masa depan yang cepat berubah.24
Dalam konteks sosiologis tersebut, terlihat bahwa hari ini, pendidik dan pengembang
kurikulum, dihadapkan pada tantangan berat yang mungkin belum pernah ditemui dunia
pendidikan di abad lalu. Walaupun kita tidak tahu persis apa yang akan terjadi di masyarakat
masa depan, tetapi pendidik dan pengembang kurikulum, perlu menjaga agar kurikulum yang

22
Trianto Ibnu Badar at-Taubany & Hadi Suseno, Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di Madrasah,
h. 51.
23
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran, h. 37.
24
Mohamad Ansyar, Kurikulum: Hakikat, Fondasi, Desain dan Pengembangan, h.171.

12
diberlakukan harus kurikulum yang mengembangkan potensi individu siswa agar siswa
menguasai kompetensi hidup, moral atau akhlak mulia, agar siswa kelak bisa mengambil
keputusan yang tepat dan bijaksana dalam kehidupannya dalam masyarakat era digital, kini,
dan masa depan.25
E. Landasan Teknologis Pengembangan Kurikulum PAI
Dewasa ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami banyak
perubahan dibandingkan dengan waktu pertama kali berkembang beberapa abad lalu. Ilmu
pengetahuan dan teknologi saat ini banyak didasari oleh penemuan pada abad pertengahan oleh
tokoh-tokoh terkenal dibidang-bidang tertentu.
Perubahan-perubahan tersebut memiliki pengaruh yang cukup besar untuk pendidikan
terutama dalam dunia industri. Pendidikan diharapkan mampu membentuk manusia yang
terampil dan handal dalam mengaplikasikan ilmunya dalam dunia industri. Pengembangan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dapat disusun
dengan sebaik mungkin. Penggunaan berbagai peralatan yang menunjang kegiatan belajar
mengajar juga diperlukan mengingat perkembangan teknologi belakangan ini semakin
canggih. Tuntutan ada apa guru atau pendidik dan pelaksana pendidikan untuk terampil dan
cakap dalam menggunakannya sehingga mampu mentransferkannya kepada peserta didik.
Mengingat pendidikan merupakan tempat mempersiapkan manusia dalam
menyongsong masa depan, maka pengembangan kurikulum harus berlandaskan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak secara
tidak langsung mencakup pengembangan isi atau materi dan media pembelajaran. Pendidikan
secara tidak langsung dituntut untuk membekali individu agar mampu memecahkan berbagai
permasalahan dalam kehidupan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki. Dengan
begitu, peserta didik mampu mengubah kehidupan menuju arah yang lebih jelas dan
menguraikan permasalahan yang ada.
Teknologi pada hakikatnya adalah penerapan ilmu pengetahuan. Teknologi memegang
peranan penting dalam kehidupan budaya manusia. Salah satu indikator kemajuan peradaban
manusia dapat diukur dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi banyak
digunakan dalam berbagai bidang kehidupan. Tujuannya adalah untuk menciptakan suatu
kondisi yang efektif, efisien, dan sinergis terhadap pola perilaku manusia. Produk teknologi
tidak selalu berbentuk fisik, seperti komputer, televisi, radio, dan lain sebagainya, tetapi ada
juga non fisik, seperti prosedur pembelajaran, sistem evaluasi, teknik mengajar dan sebagainya.

25
Mohamad Ansyar, Kurikulum: Hakikat, Fondasi, Desain dan Pengembangan, h.171.

13
Produk teknologi tersebut banyak digunakan dalam pendidikan sehingga memberikan
pengaruh yang sangat signifikan terhadap proses dan hasil pendidikan.26
Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang
transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan baru dalam kehidupan manusia.
Oleh karena itu, kurikulum seharusnya arahnya tidak hanya bersifat untuk sekarang tetapi
untuk masa depan dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi untuk kepentingan bersama, kepentingan sendiri dan kelangsungan hidup
manusia. Tidak setiap kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi membawa keuntungan
dan kebahagiaan bagi umat manusia, bahkan sering justru membawa masalah-masalah yang
lebih pelik lagi.
Demikian pula, tidak setiap perubahan atau pembaharuan berarti kemajuan. Hanya saja,
kita sering terlambat mengenal akibat-akibat perkembangan itu. Pengaruh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi cukup luas, meliputi semua aspek kehidupan, politik, ekonomi,
sosial, budaya, keagamaan, etika dan estetika, bahkan keamanan dan ilmu pengetahuan itu
sendiri. Pendidikan, juga mendapat pengaruh yang cukup besar dari ilmu dan teknologi.
Pendidikan sangat erat hubungannya dengan kehidupan sosial, sebab pendidikan merupakan
salah satu aspek sosial.27
Pendidikan tidak terbatas pada pendidikan formal saja, melainkan juga pendidikan
nonformal, sebab pendidikan meliputi segala usaha sendiri atau usaha pihak luar untuk
meningkatkan pengetahuan dan kecakapan, memperoleh keterampilan dan membentuk sikap-
sikap tertentu. Kemajuan di bidang komunikasi massa juga sangat berpengaruh terhadap
pendidikan. Sebab media massa juga merupakan media pendidikan. Dengan kata lain, melalui
media massa, dapat berlangsung proses pendidikan. Baik tayangan-tayangan yang berbentuk
informasi ataupun tayangan yang bersifat hiburan juga mempunyai nilai-nilai pendidikan.28
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung maupun tidak
langsung menuntut perkembangan pendidikan. Pengaruh langsung perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah memberikan isi, materi, atau bahan yang akan disampaikan
dalam pendidikan. Pengaruh tak langsung adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, menyebabkan perkembangan masyarakat, dan perkembangan masyarakat

26
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014). h.
76-77.
27
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 72.
28
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, h. 75-76.

14
menimbulkan problema-problema baru yang menuntut pemecahan masalah dengan
pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan baru yang dikembangkan dalam pendidikan.29
Pembangunan didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
rangka mempercepat terwujudnya ketangguhan dan keunggulan bangsa. Di sisi lain,
perkembangan IPTEK itu sendiri berlangsung semakin cepat, bersamaan dengan persaingan
antar bangsa semakin meluas, sehingga diperlukan penguasaan, pemanfaatan, dan
pengembangan IPTEK.30
Dalam hal ini, implikasi IPTEK dalam pengembangan kurikulum, antara lain: 1)
Pengembangan kurikulum harus dapat meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
berpikir peserta didik untuk lebih banyak menghasilkan teknologi baru sesuai dengan
perkembangan zaman dan karakteristik masyarakat Indonesia. 2) Pengembangan kurikulum
harus difokuskan pada kemampuan peserta didik untuk mengenali dan merevitalisasi produk
teknologi yang telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri.31
Perkembangan IPTEK berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum yang di
dalamnya mencakup pengembangan isi atau materi pendidikan, penggunaan strategi dan media
pembelajaran, serta penggunaan sistem evaluasi. Dalam setiap perkembangan atau kemajuan,
pasti selalu ada dampak yang timbul, baik itu dampak positif maupun negatif. Begitu juga
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak terhadap
pengembangan kurikulum.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung, maupun tidak
langsung menuntut perkembangan pendidikan. Pengaruh langsung perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah memberikan materi atau bahan yang akan disampaikan
dalam pendidikan. Pengaruh tak langsung adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, menyebabkan perkembangan masyarakat, dan perkembangan masyarakat
menimbulkan problema-problema baru yang menuntut pemecahan dengan pengetahuan,
kemampuan, dan keterampilan baru yang dikembangkan dalam pendidikan.32
F. Landasan Yuridis Pengembangan Kurikulum PAI
Setiap pendidikan formal sudah dipastikan akan dikelola oleh badan hukum sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan, termasuk kurikulum yang digunakan. Oleh karena itu,

29
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, h. 78.
30
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.22-23.
31
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, h. 78.
32
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek, h. 78.

15
pengembangan kurikulum yang dilakukan harus mengacu pada landasan yuridis yang telah
ditetapkan. Dalam pengembangan kurikulum, landasan yuridis yakni berupa aturan-aturan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah, baik itu berupa peraturan pemerintah, peraturan menteri
agama, maupun peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan yang terkait dengan
pendidikan.33
Setiap pendidikan formal sudah dipastikan akan dikelolah dengan badan hukum sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan, termasuk kurikulum yang digunakan. Oleh karena itu,
pengembangan kurikulum yang dilakukan harus mengacu pada landasan yuridis yang telah
ditetapkan. Adapun landasan yuridis yang diberlakukan di Indonesia adalah Pertama, UUD
1945 dan perubahannya BAB XII tentang pendidikan dan kebudayaan Pasal 31. Kedua, TAP
MPR No. IV/MPR/1999 tentang GBHN. Ketiga, Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintah Daerah. Keempat, Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan propinsi sebagai daerah otonom, Kelima, Undang-Undang No.
20/2003 tentang Sisdiknas. Keenam, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Ketujuh, standar ini yang ditetapkan Permendiknas
RI No. 22 tahun 2006. Kedelapan, Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan dalam
Permendiknas RI No. 23 Tahun 2006. Kesembilan, Pelaksanaan Permendiknas RI No. 22
Tahun 2006 dan Permendiknas No. 23 tahun 2006 yang ditetapkan dengan Permendiknas RI
No. 24 Tahun 2006 dan regulasi yang terkait Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
yang pada prinsipnya sama dengan implementasi Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005
sebelumnya pada Pasal 2 ayat (1) yang meliputi: a) standar isi; b) standar proses; c) standar
kompetensi lulusan; d) standar pendidik dan tenaga kependidikan, e) standar sarana dan
prasarana; f) standar pengelolaan; g) standar pembiayaan, dan h) standar penilaian
pendidikan.34
G. Landasan Organisatoris Pengembangan Kurikulum PAI
Salah satu tantangan dan beban baru dalam pengembang kurikulum adalah keadaan
masyarakat yang kian berubah dan kemajuan sangat pesat, hal ini terkait dengan masalah apa
yang seharusnya diajarkan dan kepada siapa. Nasution (1989), menyatakan bahwa ada dua
masalah pokok yang harus dipertimbangkan, yakni Pertama, pengetahuan apa yang paling

33
Nurul Sovinah, Ratna Sari, dkk, Pengembangan Kurikulum, (Bengkulu: CV. DOTPLUS Publisher,
2022), h. 30.
34
Rahmat Raharjo, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Membangun Generasi Cerdas & Berkarakter
Menuju Kemajuan Bangsa, (Yogyakarta: Baituna Publishing, 2012), h. 29-30.

16
berharga untuk diberikan untuk anak didik dalam suatu bidang studi, Kedua, bagaimana
mengorganisasi bahan itu agar anak didik dapat menguasainya dengan sebaik-baiknya.35
Lebih lanjut masalah lain tentang organisasi bahan yang juga tak kalah penting dalam hal
ini ada bermacam cara dalam mengorganisasikan bahan sebagai keperluan pengajaran. Salah
satu caranya adalah mengorganisasikan bahan berdasarkan topik, tema, kronologi, konsep, isu
logika, dan proses disiplin. Oleh karena itu dalam landasan organisatoris ada tiga hal utama
yang perlu diperhatikan, yaitu: Tujuan bahan pelajaran, sasaran bahan pelajaran, dan
pengorganisasian bahan. Dengan demikian pemahaman mengenai asas-asas tersebut bagi para
pengembang kurikulum sangat penting dalam menghasilkan suatu kurikulum yang diharapkan.
Adiwikarta (1994), ada tiga hal kecenderungan yang harus diperhatikan bagi pengembang dan
pelaksana kurikulum yaitu: (1) Kekinian dan kedisinian, (2) Kemasa-depanan, (3) Kepentingan
satuan pendidikan.36 Landasan organisatoris dinilai sangat penting sebab menjangkau inti dari
kegiatan pembelajaran yang bersifat sistematis dalam suatu proses pendidikan. Terorganisirnya
bahan pengajaran serta aspek peserta didik yang menjadi objek pembelajaran sangat
memungkinkan tujuan pendidikan akan tercapai dengan sebaik mungkin.

35
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Yogyakarta: AR-Ruzz Media, 2007), h.
92.
36
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, h. 94.

17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan pada bab sebelumnya, menjelaskan mengenai landasan-landasan
pengembangan kurikulum yang harus diperhatikan oleh para pengembang kurikulum,
termasuk oleh guru sebagai pegembang kurikulum tingkat kelas. Adapun landasan-landasan
pengembangan kurikulum tersebut meliputi landasan ideologis, landasan filosofis, landasan
psikologis, landasan sosiologis, landasan teknologis, landasan yuridis, dan landasan
organisatoris.
Landasan ideologi merupakan output atau hasil dari landasan filsafat yang telah melalui
proses pemikiran yang matang, komplit, serta sintesis berupa tawaran-tawaran terhadap sendi-
sendi kehidupan yang lebih kompleks. landasan filosofis meliputi berbagai aliran yang dapat
memberikan warna dalam pengembangan kurikulum. Landasan psikologis merupakan
landasan yang lebih memperhatikan kebutuhan perkembangan peserta didik dan cara-cara
belajar peserta didik. Dalam hal ini, kurikulum harus mempertimbangkan usia, individu, dan
latar budaya kehidupan peserta didik. Landasan sosial merupakan landasan yang lebih
memperhatikan kebutuhan masyarakat, bahwa sekolah dalam mengembangkan kurikulum
harus mempunyai visi yang sama dengan masyarakat, bahkan visi sekolah harus mampu
membangun masyarakat yang lebih baik untuk masa kini dan masa yang akan datang. Landasan
IPTEKS merupakan salah satu tantangan dalam pengembangan kurikulum. Artinya, kurikulum
harus mampu mempersiapkan peserta didik yang siap menghadapi era globalisasi masa kini
dan masa yang akan datang.
Adapun landasan yuridis yakni berupa aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah, baik itu berupa peraturan pemerintah, peraturan menteri agama, maupun peraturan
menteri pendidikan dan kebudayaan yang terkait dengan pendidikan. Dan landasan
organisatoris yang mempunyai tiga hal utama yang perlu diperhatikan, yaitu: Tujuan bahan
pelajaran, sasaran bahan pelajaran, dan pengorganisasian bahan. Dengan demikian pemahaman
mengenai asas-asas tersebut bagi para pengembang kurikulum sangat penting dalam
menghasilkan suatu kurikulum yang diharapkan.
Landasan-landasan tersebut tidak satu pun harus lebih diutamakan atau bahkan
diabaikan. Setiap landasan memberikan kontribusi yang sangat berharga bagi pengembangan
kurikulum. Untuk itu, jika ingin menghasilkan kurikulum yang ideal, maka landasan-landasan
itulah yang harus dijadikan dasar yang fundamental dalam pengembangan kurikulum yang

18
secara eksplisit dituangkan dalam dokumen kurikulum dan direalisasikan dalam implementasi
kurikulum.
B. Saran
Di dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Maka dari itu, penulis meminta maaf dan juga mengharap saran, kritik atau
bahkan koreksi terhadap kekurangan maupun kesalahan yang terdapat dalam makalah ini, demi
penulisan yang lebih baik selanjutnya. Semoga makalah yang sangat sederhana ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA
Ansyar, Mohamad. Kurikulum: Hakikat, Fondasi, Desain dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana, 2015.
Arifin, Zainal. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014.
Halimah, Leli. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di Era Globalisasi. Bandung: PT
Refika Aditama, 2020.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.
Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Yogyakarta: AR-Ruzz Media,
2007.
Kaelan, Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma, 2002.
Nasution, Asas-Asas Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksar, 2003.
Raharjo, Rahmat. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Membangun Generasi Cerdas &
Berkarakter Menuju Kemajuan Bangsa. Yogyakarta: Baituna Publishing, 2012.
Rahayu, Ana Sri. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan (PPKn). Jakarta: Bumi Aksara,
2017.
Sanjaya, Wina. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana, 2008.
Sovinah, Nurul. Sari, Ratna, dkk. Pengembangan Kurikulum. Bengkulu: CV. DOTPLUS
Publisher, 2022.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
Tarihoran, Naf’an. Pengembangan Kurikulum. Banten: Loquen Press, 2008.
At-Taubany, Trianto Ibnu Badar & Suseno, Hadi. Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di
Madrasah. Depok: Kencana, 2017.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajaran. Depok:
Rajawali Pers, 2017.

20
PLAGIARISM SCAN REPORT

Date March 16, 2024

Exclude URL: NO

Unique Content 45 Word Count 994

Plagiarized Content 55 Records Found 0

CONTENT CHECKED FOR PLAGIARISM:

BAB II

PEMBAHASAN

Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh yang penting

terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan

kehidupan manusia. Maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan,

Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan kuat, yang didasarkan pada hasil�hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang

tidak didasarkan

pada landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap pendidikan itu sendiri. Dengan

sendirinya, akan berakibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.

Dalam Kamus Besar Indonesia (1995), dikemukakan bahwa landasan diartikan sebagai

alas, dasar, tumpuan, atau fondasi. Mengacu kepada pengertian tersebut, maka landasan yang

dimaksud dalam pengembangan kurikulum ini adalah suatu alas atau dasar pijakan dalam

pengembangan kurikulum, atau suatu titik tumpu atau titik tolak dalam pengembangan

kurikulum, atau suatu fondasi dalam pengembangan kurikulum. Mengacu pada konsep

landasan tersebut, maka di bawah ini dikemukakan landasan-landasan pengembangan

kurikulum.

A. Landasan Ideologis Pengembangan Kurikulum PAI

Kata ideologi berasal, dan pertama kali di publikasikan dari bahasa prancis oleh seorang

filsuf yang bernama Destutt De Tracy pada tahun 1796 Masehi. ideologi tersusun dari dua kata

yakni “ideo” dan “logie”, Ideo bermakna ide atau gagasan, sedangkan logi bermakna ilmu.

Ideologi adalah ilmu yang mencangkup tentang kajian atau penelitian asal mula dan Hakikat

ide atau gagasan. Ideologi juga mencangkup nilai cita-cita untuk dicapai bagi berbagai bidang

kehidupan masyarakat yang berbangsa, bernegara dan beragama.

Kesimpulanya Ideologi adalah suatu pemikiran seseorang, sekolompok orang atau

bahkan bangsa, negara atau agama yang menjadi dasar untuk mencapai sebuah tujuan.

Ideologie sendiri sangat berguna bagi bangsa dan negara agar masyarakat mengetahui kearah

mana kehidupan masyarakat yang akan di tuju sebagai identitas bersama.

Ideologi pula mempunyai karakteristik utama, yakni orientasi sosial dan orientasi politis.

Yang dimaksud dengan orientasi sosial adalah bahwa idiologi selalu mempunyai satu visi dan

tujuan yang akan di capai oleh masyarakat sosial dengan segala struktural peraturan-peraturan

1 Leli Halimah, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di Era Globalisasi, (Bandung: PT Refika

Aditama, 2020), h. 78.

yang tertata. Sedangkan orientasi politis adalah struktural tananan peraturan agar dilakukan

oleh masyarakat luas yang mana hal itu adalah tujuan dari ideologi tersebut.2

Landasan ideologi dan filsafat memiliki keterkaitan, sebelum lahirnya sebuah ideologi

Page 1 of 6
maka ada filsafat terlebih dahulu. Filsafat berubah menjadi ideologi setelah filsafat tersebut

digunakan untuk cita-cita dan dikerjakan atau dipatuhi oleh manusia tersebut. Filsafat sebagai

pandangan hidup pada hakikatnya merupakan sistem nilai yang secar epistimologis

kebenarannya telah diyakini sehingga menjadi dasar atau pedoman bagi manusia dalam

memandang realitas alam semesta, manusia, masyarakat, bangsa, dan negara tentang makna

hidup serta sebagai dasar dan pedoman bagi manusia dalam menyelesaikan masalah yang

dihadapi oleh hidup dan kehidupan. Filsafat dalam pengertian ini menjadi suatu sistem cita�cita atau keyakinan (belief system) yang telah menyangkut praksis, karena

dijadikan landasan

bidang kehidupan. Hal itu berarti filsafat telah beralih dan menjelma menjadi ideologi.

3 Dalam

pengembangan kurikulum landasan ideologi merupakan output atau hasil dari landasan filsafat

yang telah melalui proses pemikiran yang matang, komplit, serta sintesis berupa tawaran�tawaran terhadap sendi-sendi kehidupan yang lebih kompleks.

B. Landasan Filosofis Pengembangan Kurikulum PAI

Sebagai suatu landasan fundamental, filsafat memegang peranan penting dalam proses

pengembangan kurikulum. Ada empat fungsi filsafat dalam proses pengembangan kurikulum.

Pertama, filsafat dapat menentukan arah dan tujuan pendidikan. Dengan filsafat sebagai

pandangan hidup atau value system, maka dapat ditentukan mau dibawa ke mana siswa yang

kita didik itu. Kedua, filsafat dapat menentukan isi atau materi pelajaran yang harus diberikan

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, filsafat dapat menentukan strategi atau cara

pencapaian tujuan. Filsafat sebagai sistem nilai dapat dijadikan pedoman dalam merancang

kegiatan pembelajaran. Keempat, melalui filsafat dapat ditentukan bagaimana menentukan

tolok ukur keberhasilan proses pendidikan.

Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama halnya

seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti

perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam

pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran aliran filsafat tertentu, sehingga

akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan

2 Ana Sri Rahayu, Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan (PPKn), (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), h.

25.

3 Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta: Paradigma, 2002), h. 117.

4 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Kencana, 2008), h. 43.

merujuk kepada pemikiran Ella Yulaelawati (2003), di bawah ini diuraikan tentang isi dari

masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum.

a. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan

dari warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan

kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini

menekankan pada kebenaran absolut, kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat

dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.

b. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan

dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang

berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar

substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan

perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.

c. Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup

dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri.

Aliran ini mempertanyakan bagaimana saya hidup di dunia? Apa pengalaman itu?

d. Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat

Page 2 of 6
pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan

landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.

e. Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada

rekonstruksivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Disamping

menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstuktivisme

lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran

ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan

melakukan sesuatu? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dan proses.

Aliran filsafat Perenialisme, Essensialisme, eksistensialisme merupakan aliran filsafat

yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan,

filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan

Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam Pengembangan Model

Kurikulum Interaksional.

Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri. Oleh

karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung

dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan berbagai

5 Naf’an Tarihoran, Pengembangan Kurikulum, (Banten: Loquen Press, 2008), h. 12.

MATCHED SOURCES:

Landasan dan Prinsip PengembanganKurikulumBandingkan teks

http://durrohiem.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/19.... (http://durrohiem.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/1973/2015/10/Landasan-dan-Prinsip-PengembanganKurikulum.pdf)

www.kompasiana.com › doerak6087 › 5eb62d59d541df06bPengembangan Kurikulum Madrasah atau Sekolah UnggulanBandingkan teks

https://www.kompasiana.com/doerak6087/5eb62d59d541df06b53339.... (https://www.kompasiana.com/doerak6087/5eb62d59d541df06b5333942/pengembangan-kurikulum-madrasah-sekolah-
unggulan/)

Page 8Bandingkan teks

http://lib.lemhannas.go.id/public/media/catalog/0010-1215000.... (http://lib.lemhannas.go.id/public/media/catalog/0010-121500000011735/swf/211/files/basic-html/page8.html)

Bunga Rampai: Manajemen Kurikulum Pendidikan IslamBandingkan teks

https://books.google.com/books?id=XF-dEAAAQBAJ (https://books.google.com/books?id=XF-dEAAAQBAJ)

(DOC) TUGAS PANCASILA | mulyati ajaBandingkan teks

https://www.academia.edu/35374295/TUGAS_PANCASILA (https://www.academia.edu/35374295/TUGAS_PANCASILA)

Pancasila Dalam Aspek Kehidupan Berbangsa - TIMES JatimBandingkan teks

https://jatim.times.co.id/news/pendidikan/lutzn32rjk/Pancasi.... (https://jatim.times.co.id/news/pendidikan/lutzn32rjk/Pancasila-Dalam-Aspek-Kehidupan-Berbangsa)

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT Disusun oleh: - ...Bandingkan teks

https://www.coursehero.com/file/59956574/pancasila-pdfpdf/ (https://www.coursehero.com/file/59956574/pancasila-pdfpdf/)

6. MAKALAH KEDUDUKAN PANCASILA SEBAGAI DASAR ...Bandingkan teks

https://www.collegesidekick.com/study-docs/726938 (https://www.collegesidekick.com/study-docs/726938)

Pancasila 100 - PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ...Bandingkan teks

Page 3 of 6
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-yogya.... (https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-yogyakarta/pancasila/pancasila-100/45152775)

www.academia.edu › 31574227 › Keterkaitan_landasanKeterkaitan landasan dengan Kurikulum Pembelajaran - Academia.eduBandingkan teks

https://www.academia.edu/31574227/Keterkaitan_landasan_denga.... (https://www.academia.edu/31574227/Keterkaitan_landasan_dengan_Kurikulum_Pembelajaran/)

Tugas Kurikulum - Hendak dibawa ke mana siswa yang ...Bandingkan teks

https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-semar.... (https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-semarang/pendidikan-ipa/tugas-kurikulum/60458051)

www.academia.edu › 62784506 › KEL_2_LANDASAN_FILOSOFI_DALAMKEL.2 LANDASAN FILOSOFI DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM -...Bandingkan teks

https://www.academia.edu/62784506/KEL_2_LANDASAN_FILOSOFI_DA.... (https://www.academia.edu/62784506/KEL_2_LANDASAN_FILOSOFI_DALAM_PENGEMBANGAN_KURIKULUM/)

TM11 Landasan filosofis.pdfBandingkan teks

https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/145252/mod_r.... (https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/145252/mod_resource/content/1/TM11 Landasan filosofis.pdf)

pai.ftk.uin-alauddin.ac.id › artikel › detailPendidikan Agama IslamBandingkan teks

https://pai.ftk.uin-alauddin.ac.id/artikel/detail_artikel/23.... (https://pai.ftk.uin-alauddin.ac.id/artikel/detail_artikel/237/)

(DOC) Landasan Kurikulum (Filosofis) | ERVAN JAYABandingkan teks

https://www.academia.edu/42718079/Landasan_Kurikulum_Filosof.... (https://www.academia.edu/42718079/Landasan_Kurikulum_Filosofis_)

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM (Kurpem #3 ...Bandingkan teks

https://www.academia.edu/31577354/LANDASAN_PENGEMBANGAN_KURI.... (https://www.academia.edu/31577354/LANDASAN_PENGEMBANGAN_KURIKULUM_Kurpem_3_Fix_)

www.academia.edu › 63660023 › MODEL_MODELMODEL -MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM - Academia.eduBandingkan teks

https://www.academia.edu/63660023/MODEL_MODEL_PENGEMBANGAN_K.... (https://www.academia.edu/63660023/MODEL_MODEL_PENGEMBANGAN_KURIKULUM/)

Pengaruh kedudukan filsafat dan ideologi dalam kurikulumBandingkan teks

http://disiplinpengembangankurikulum.blogspot.com/2015/12/pe.... (http://disiplinpengembangankurikulum.blogspot.com/2015/12/pengaruh-filsafat-ideologi-kurikulum.html)

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ESSENSIALISMEBandingkan teks

https://www.academia.edu/27492224/MAKALAH_FILSAFAT_PENDIDIKA.... (https://www.academia.edu/27492224/MAKALAH_FILSAFAT_PENDIDIKAN_ESSENSIALISME)

Landasan Kurikulum - akhmad sudrajat - WordPress.comBandingkan teks

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/landasan-kur.... (https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/landasan-kurikulum/)

Implementasi Perenialisme terhadap Kurikulum dalam ...Bandingkan teks

http://bolokiyai.blogspot.com/2011/12/implementasi-pereniali.... (http://bolokiyai.blogspot.com/2011/12/implementasi-perenialisme-terhadap.html)

www.kompasiana.com › khairotunnihlah1485 › 5ffa629ad541dfMutu Pendidikan Indonesia Ditinjau dari Filsafat Pendidikan -...Bandingkan teks

https://www.kompasiana.com/khairotunnihlah1485/5ffa629ad541d.... (https://www.kompasiana.com/khairotunnihlah1485/5ffa629ad541df117223cc12/mutu-pendidikan-indonesia-ditinjau-dari-filsafat-
pendidikan/)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...Bandingkan teks

Page 4 of 6
https://fadlibae.wordpress.com/2010/03/24/faktor-faktor-yang.... (https://fadlibae.wordpress.com/2010/03/24/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengembangan-kurikulum/)

Landasan Filosofis Kurikulum - Site Title - WordPress.comBandingkan teks

https://eviayunita.wordpress.com/2016/10/18/landasan-filosof.... (https://eviayunita.wordpress.com/2016/10/18/landasan-filosofis-kurikulum/)

www.academia.edu › 8970151 › Faktor_Faktor_YangFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan KurikulumBandingkan teks

https://www.academia.edu/8970151/Faktor_Faktor_Yang_Mempenga.... (https://www.academia.edu/8970151/Faktor_Faktor_Yang_Mempengaruhi_Pengembangan_Kurikulum/)

Pengaruh kedudukan filsafat dan ideologi dalam kurikulumBandingkan teks

http://disiplinpengembangankurikulum.blogspot.com/2015/12/pe.... (http://disiplinpengembangankurikulum.blogspot.com/2015/12/pengaruh-filsafat-ideologi-kurikulum.html)

ALIRAN FILSAFAT DI DALAM KURIKULUM 2013 | Dunia …Bandingkan teks

https://infopendidikansd.blogspot.com/2015/11/aliran-filsafa.... (https://infopendidikansd.blogspot.com/2015/11/aliran-filsafat-di-dalam-kurikulum-2013.html)

Filsafat Pendidikan Aliran RekonstruksionismeBandingkan teks

http://pengetahuan-sekolah-dasar.blogspot.com/2015/02/filsaf.... (http://pengetahuan-sekolah-dasar.blogspot.com/2015/02/filsafat-pendidikan-aliran.html)

Pengaruh kedudukan filsafat dan ideologi dalam kurikulumBandingkan teks

http://disiplinpengembangankurikulum.blogspot.com/2015/12/pe.... (http://disiplinpengembangankurikulum.blogspot.com/2015/12/pengaruh-filsafat-ideologi-kurikulum.html)

www.academia.edu › 18320313 › Pengembangan_KurikulumPengembangan Kurikulum (Curriculum Development) - Academia.eduBandingkan teks

https://www.academia.edu/18320313/Pengembangan_Kurikulum_Cur.... (https://www.academia.edu/18320313/Pengembangan_Kurikulum_Curriculum_Development_/)

4-FILOSOFI-DASAR-DALAM-PENGEMBANGAN- ...Bandingkan teks

http://feri.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/2043/20.... (http://feri.blogs.uny.ac.id/wp-content/uploads/sites/2043/2015/10/4-FILOSOFI-DASAR-DALAM-PENGEMBANGAN-PENDIDIKAN.pdf)

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM - Suwilah BlogBandingkan teks

https://suwilah.wordpress.com/2014/03/28/landasan-pengembang.... (https://suwilah.wordpress.com/2014/03/28/landasan-pengembangan-kurikulum-2/)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ...Bandingkan teks

https://msyafriadi.wordpress.com/2017/03/11/faktor-faktor-ya.... (https://msyafriadi.wordpress.com/2017/03/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-pengembangan-kurikulum/)

www.academia.edu › 38890187 › Pengembangan_Kurikulum(PDF) Pengembangan Kurikulum Berbasis Multikulturalisme Di ...Bandingkan teks

https://www.academia.edu/38890187/Pengembangan_Kurikulum_Ber....
(https://www.academia.edu/38890187/Pengembangan_Kurikulum_Berbasis_Multikulturalisme_Di_Indonesia_PENGEMBANGAN_KURIKULUM_BERBASIS_MULTIKULTURALISME_DI_INDONESIA_LA

www.slideshare.net › EviPaulinaDamayantiS › landasanLANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM | PPT - SlideShareBandingkan teks

https://www.slideshare.net/EviPaulinaDamayantiS/landasan-pen.... (https://www.slideshare.net/EviPaulinaDamayantiS/landasan-pengembangan-kurikulum-54083494/)

Kurikulum - deryjamaluddin - Own-Free-Website.comBandingkan teks

https://deryjamaluddin.page.tl/Kurikulum.htm (https://deryjamaluddin.page.tl/Kurikulum.htm)

Page 42 - Microsoft Word - Lestari_Modul Ajar MK_Tanpa ...Bandingkan teks

Page 5 of 6
https://online.flipbuilder.com/bxkhl/ohkd/files/basic-html/p.... (https://online.flipbuilder.com/bxkhl/ohkd/files/basic-html/page42.html)

Pengembangan Kurikulum (Curriculum Development ...Bandingkan teks

https://www.academia.edu/18320313/Pengembangan_Kurikulum_Cur.... (https://www.academia.edu/18320313/Pengembangan_Kurikulum_Curriculum_Development_)

LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM - Suwilah BlogBandingkan teks

https://suwilah.wordpress.com/2014/03/28/landasan-pengembang.... (https://suwilah.wordpress.com/2014/03/28/landasan-pengembangan-kurikulum-2/)

Report Generated on March 16, 2024 by https://www.check-plagiarism.com/ (https://www.check-plagiarism.com/)

Page 6 of 6

Anda mungkin juga menyukai