Anda di halaman 1dari 13

Dosen Pengampu :

TUTIK DINUR ROFI’AH S,Pd.I, M.Pd

LANDASAN
PENGEMBANGAN
KURIKULUm

K E L OM P OK 5
Nisa Akmalun Nisak 21206047

Fatimah Permatasari 21206050

Nilna Kafita Yasyfa 21206055


i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan modul Pengembangan Kurikulum yang berjudul
“LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM” ini dengan baik dan tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan modul ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah Pengembangan Kurikulum. Selain itu, modul ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM” bagi
para pembaca dan juga penulis.

Dalam penyusunannya, kami sampaikan terima kasih kepada dosen pembimbing


mata kuliah, Ibu TUTIK DINUR ROFI’AH S,Pd.I, M.Pd. yang telah memberikan banyak
bimbingan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan modul ini dengan baik.
Ucapan terima kasih juga tidak lupa kami sampaikan kepada teman – teman yang telah
memberikan bantuan dan dukungan dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan langkah yang baik lagi bagi kami dan teman- teman kedepannya.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari mungkin terdapat beberapa


kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata, kami mengucapkan
terima kasih, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

Kediri, 2 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

BAB I LANDASAN KURIKULUM ................................................................................ 1

A. Pengertian Landasan Kurikulum .................................................................................. 1


B. Landasan Filosofis ........................................................................................................ 3
C. Landasan Psikologis ..................................................................................................... 4
D. Landasan Sosial dan Budaya ....................................................................... ................. 6
E. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi .................................................................. 8

DAFATAR PUSTAKA..................................................................................................... 10

iii
BAB I

Landasan Kurikulum

A. Pengertian Landasan Kurikulum

Kurikulum adalah komponen yang berperan penting dalam sistem pendidikan,


kurikulum berisi tentang tujuan yang akan dicapai dan terarah akan tetapi memberikan
pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa. Fungsi dan
peran kurikulum pada setiap pengembangan seluruh jenjang manapun harus berdasarkan
asas-asas tertentu. Fungsi dari landasan pengembangan kurikulum adalah fondasi sebuah
bangunan yang harus kukuh dan terarah.

Kurikulum adalah rencana serta rancangan pendidikan yang memiliki posisi sentral
dalam seluruh proses pembelajaran. Kurikulum menjadikan interaksi pembelajaran
terarah dan berhasil karena pendidikan dan peserta didik tmemiliki pegangan atau
pedoman.

Berdasarkan UU sikdiknas No. 20 tahun 2003 Bab X pasal 36 ayat 1 disebutkan bahwa
pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar nasional pendidikan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya pada ayat 2 disebutkan
bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diverifikasi sesuai dengan satuan Pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.
Dan dalam pasal 38 ayat 2 juga disebutkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan
menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan.
Pendidikan serta komite pada sekolah/madrasah dibawah koordinasi dan arahan dinas
pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan
provinsi untuk pendidikan menengah.

Dalam setiap kegiatan pengembangan kurikulum harus menggunakan landasan yang


kuat sehingga akan melahirkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat
diterima dalam sistem pendidikan. Landasan kurikulum yang dimaksud adalah bidang-

1
bidang yang dapat dijadikan dasar pokok keputusan tentang kurikulum karena
berdasarkan landasan-landasan tersebut dapat dijawab pertanyaan-pertanyaan mendasar
seperti:

1. Bagaimanakah tujuan hidup manusia,


2. Hal-hal apakah yang harus diajarkan kepada generasi muda agar dapat membimbing
mereka ke kehidupan yang baik,
3. Seberapa jauh peranan dan tanggung jawab sekolah dalam hal ini,
4. Relevansi pendidikan terhadap kebutuhan fan struktur masyarakat,
5. Peranan teknologi dan struktur keluarga terhadap praktek kependidikan disekolah,
6. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia lewat jalur pendidikan,
7. Relevansi struktur kurikulum dengan tahap-tahap perkembangan kedewasaan anak
didik, dan masih banyak lagi pertanyaan yang relevan.
Berdasarkan bidang-bidang yang menjadi landasan pengembangan kurikulum, hal-hal
yang bersifat normatif dan ideal yang menjadi tumpuan tujuan penyelenggaraan
pendidikan dapat dianalisis, dan ini sangat bermanfaat untuk mencegah agar program
pendidikan yang lahir tidak mudah goyah dan berubah-ubah karena rapuhnya fondasi
yang mendasarinya.

Beberapa landasan menurut para ahli adalah seperti berikut:

a. James A. Beane, et al. Menyebutkan adanya tiga landasan dalam pengembangan


kurikulum, yaitu landasan filsafat, sosiologi dan spikologi.
b. Nana Sudjana menyebutkan adanya tiga landasan, yaitu landasan filosofis,
landasan sosial budaya dan landasan spikologis.
c. Nana Syaodih Sukmadinata menyebutkan ada empat landasan, yaitu tiga seperti
yang dikemukakan oleh Nana Sudjana dan yang satunya lagi adalah
perkembangan ilmu dan teknologi.
d. S. Nasution menambahkan satu lagi yaitu landasan organisatoris.
e. As-Syaibany juga menambahkan satu landasan yaitu landasan agama.

2
f. Rahmat Raharjo dalam bukunya yang berjudul /Pengembangan dan Inovasi
Kurikulum/, ditambahkan dua landasan pengembangan kurikulum, yaitu yuridis
dan landasan empiris. 1

Landasan dimaksud yaitu: landasan filosofis, psikologis, Sosiologis,


perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1. Landasan Filosofis

Pandangan-pandangan filsafat sangat dibutuhkan dalam pendidikan, terutama


dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Filsafat akan menentukan arah ke
mana peserta didik akan dibawa. Untuk itu harus ada kejelasan tentang pandangan hidup
manusia atau tentang hidup dan eksistensinya 2.

Filsafat atau pandangan hidup yang dianut oleh suatu bangsa atau kelompok
masyarakat tertentu atau bahkan yang dianut oleh perorangan akan sangat mempengaruhi
tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Sedangkan tujuan pendidikan sendiri pada
dasarnya merupakan rumusan yang komprehensif mengenai apa yang seharusnya
dicapai.

Tujuan pendidikan memuat pernyataan-pernyataan mengenai berbagai


kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik selaras dengan sistem
nilai dan falsafah yang dianutnya. Dengan demikian, sistem nilai atau filsafat yang
dianut oleh suatu komunitas akan memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan
rumusan tujuan pendidikan yang dihasilkannya. Dengan kata lain, filsafat suatu negara
tidak bisa dipungkiri akan mempengaruhi tujuan pendidikan di negara tersebut.

1 Lismina. 2019 “Pengembangan Kurikulum Di Sekolah Perguruan Tinggi”. Ponorogo: Uwais


Inspirasi Indonesia. Hal:12-19
2
Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan, Jakarta,Rosdakarya, 3-8

3
Oleh karena itu, tujuan pendidikan di suatu negara akan berbeda dengan
tujuan pendidikan di negara lainnya, sebagai implikasi dari adanya perbedaan filsafat
yang dianutnya. Pengembangan kurikulum membutuhkan filsafat sebagai acuan atau
landasan berpikir. Kajian-kajian filosofis tentang kurikulum akan berupaya menjawab
permasalahan-permasalahan sekitar:

a. bagaimana seharusnya tujuan pendididikan itu dirumuskan,

b. isi atau materi pendidikan yang bagaimana yang seharusnya disajikan kepada
siswa,

c. metode pendidikan apa yang seharusnya digunakan untuk mencapai tujuan


pendidikan dan

d. bagaimana peranan yang seharusnya dilakukan pendidik dan peserta didik 3.

Jawaban atas permasalahan tersebut akan sangat bergantung pada landasan


filsafat mana yang digunakan sebagai asumsi atau sebagai titik tolak pengembangan
kurikulum. Landasan filsafat tertentu beserta konsep-konsepnya yang meliputi konsep
metafisika, epistemologi, logika dan aksiologi berimplikasi terhadap konsep-konsep
pendidikan yang meliputi rumusan tujuan pendidikan, isi pendidikan, metode
pendidikan, peranan pendidik dan peserta didik.

2. Landasan Psikologis

Pendidikan senantiasa berkaitan dengan perilaku manusia. Dalam setiap proses


pendidikan terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, baik lingkungan
yang bersifat fisik maupun lingkungan sosial. Melalui pendidikan diharapkan adanya
perubahan perilaku peserta didik menuju kedewasaan, baik dewasa dari segi fisik, mental,
emosional, moral, intelektual, maupun sosial. Harus diingat bahwa walaupun
pendidikan dan pembelajaran adalah upaya untuk mengubah perilaku manusia, akan

3
Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta:Rineka cipta,m 2001, 133-135

4
tetapi tidak semua perubahan perilaku manusia/peserta didik mutlak sebagai akibat dari
intervensi program pendidikan.

Perubahan perilaku peserta didik dipengaruhi oleh faktor kematangan dan


faktor dari luar program pendidikan atau lingkungan. Kurikulum sebagai alat untuk
mencapai tujuan/program pendidikan, sudah pasti berhubungan dengan proses perubahan
perilaku peserta didik. Kurikulum diharapkan dapat menjadi alat untuk mengembangkan
kemampuan potensial menjadi kemampuan aktual peserta didik serta kemampuan-
kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama.

Pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh asumsi-asumsi yang berasal


dari psikologi yang meliputi kajian tentang apa dan bagaimana perkembangan peserta
didik, serta bagaimana peserta didik belajar. Kondisi Psikologis adalah kondisi
karakteristik psikofisik manusia sebagai individu yang dinyatakan dalam berbagai bentuk
prilaku dalam interaksinya dalam lingkungan. Prilakunya merupakan cirri dari
kehidupannya yang tampak maupun yang tidak tampak, yakni prilaku kognitif, afektif
maupun psikomotorik.

Minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum


yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan merupakan
ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu pribadi anak didik berkenaan dengan
perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan yang dalam term tertentu disamakan
dengan ilmu Jiwa Perkembangan, di dalamnya dikaji tentang hakekat perkembangan,
pentahapan perkembangan anak, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan
individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum.
Untuk dijadikan landasan dalam mempertimbangkan bobot belajar pada masing-masing
tingkatan dan jenjang serta beban belajar yang mesti diselaraskan dengan tingkat
perkembangan psikologi dan kejiwaan peserta didik.4

4
Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Jakarta:Sinarbaru Algesindo,
1988,14-16

5
3. Landasan Sosial dan Budaya

Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu


rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kita maklumi
bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan peserta didik untuk terjun ke
lingkungan masyarakat. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun
memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan
mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Peserta didik berasal dari
masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal dalam lingkungan
masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat pula.

Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya


menjadi landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan. Dengan pendidikan, kita
mengharapkan melalui pendidikan dapat lebih mengerti dan mampu membangun
kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus
disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang
ada di masyakarakat. Karena setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki
sistem-sosial budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antar
anggota masyarakat.

Ada dua pertimbangan sosial budaya yang dijadikan landasan dalam


pengembangan kurikulum: pertama,Setiap orang dalam masyarakat selalu berhadapan
dengan masalah anggota masyarakat yang belum dewasa dalam kebudayaan. Maksunya
manusia belum mampu menyesuaikan dengan cara kelompoknya. Kedua, Kurikulum
dalam setiap masyarakat merupakan refleksi dari cara orang perfikir, berasa, bercita-cita
atau kebiasaan. Karena itu untuk membina struktur dan fungsi kurikulum, perlu
memahami kebudayaan5

Karena itu, para pengembang kurikulum harus:

5
A.Hamid Syarief, Pengembanga Kurikulum, Bandung

6
a. Mempelajari dan memahami kebutuhan masyarakat.
b. Menganalisis budaya masyarakat tempat sekolah berada.
c. Menganalisis kekuatan serta potensi daerah.
d. Menganalisis syarat dan tuntunan tenaga kerja.
e. Menginterpretasi kebutuhan individu dalam kerangka kepentingan masyarakat 6

Dari penjelasan tersebut dapat diungkapkan bahwa melalui pendidikan manusia


mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang dan membuat
peradaban masa yang akan datang. Penerapan teori, prinsip, hukum, dan konsep-konsep
yang terdapat dalam semua ilmu pengetahuan yang ada dalam kurikulum, harus
disesuaikan dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat, sehingga hasil belajar
yang dicapai oleh siswa lebih bermakna dalam hidupnya. Pengembangan kurikulum
hendaknya memperhatikan kebutuhan masyarakat dan perkembangan masyarakat.

Disinilah tuntutan masyarakat adalah salah satu dasar dalam pengembangan


7
kurikulum. Tujuh fungsi sosial pendidikan, yaitu:

a. Mengajar keterampilan,
b. Mentransmisikan budaya,
c. Mendorong adaptasi lingkungan,
d. Membentuk kedisiplinan,
e. Mendorong bekerja berkelompok,
f. Meningkatkan perilaku etik, dan
g. Memilih bakat dan memberi penghargaan prestasi.

Faktor kebudayaan merupakan bagian yang penting dalam pengembangan kurikulum


dengan pertimbangan: Pertama, Individu lahir tidak berbudaya, baik dalam hal
kebiasaan, cita-cita, sikap, pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya. Semua itu
dapat diperoleh individu melalui interaksi dengan lingkungan budaya, keluarga,

6
Abdullah Idi , Pengembangan Kurikulum, teori & praktek , yoyakarta, arr ruzz media,2007,77
7
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, Teoritis dan praktis, Bandung;Rosdakarya, 1995, 18-23

7
masyarakat sekitar, dan sekolah/lembaga pendidikan. Oleh karena itu,
sekolah/lembaga pendidikan mempunyai tugas khusus untuk memberikan
pengalaman kepada para peserta didik dengan salah satu alat yang disebut kurikulum.

Kedua Kurikulum pada dasarnya harus mengakomodasi aspek-aspek sosial dan


budaya. Aspek sosiologis adalah yang berkenaan dengan kondisi sosial masyarakat yang
sangat beragam, seperti masyarakat industri, pertanian, nelayan, dan sebagainya.
Pendidikan di sekolah pada dasarnya bertujuan mendidik anggota masyarakat agar
dapat hidup berintegrasi , berinteraksi dan beradaptasi dengan anggota masyarakat
lainnya serta meningkatkan kualitas hidupnya sebagai mahluk berbudaya. Hal ini
membawa implikasi bahwa kurikulum sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan bermuatan kebudayaan yang bersifat umum seperti: nilai-nilai, sikap-sikap,
pengetahuan, dan kecakapan.

4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Sejak abad pertengahan ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami


perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung hingga
saat ini dan dipastikan kedepannya akan terus semakin berkembang. Dalam abad
pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan dengan standar
mutu yang tinggi.

Terlebih berkaitan dengan teknologi komunikasi dan jaringan. Sifat pengetahuan


dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan sangat canggih,
maka disinilah diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan
kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn) dalam
mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta mengatasi situasi yang ambigu dan
antisipatif terhadap ketidakpastian karena berbagai penemuan teknologi baru terus
berkembang.

Ilmu pengetahuan adalah seperangkat pengetahuan yang disusun secara


sistematis yang dihasilkan melalui riset atau penelitian. Sedangkan teknologi

8
adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah praktis
dalam kehidupan.

Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam


bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia.
Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat
mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
kepentingan bersama, kepentingan sendiri dan kelangsungan hidup manusia.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung berimplikasi


terhadap pengembangan kurikulum yang di dalamnya mencakup pengembangan
isi/materi pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta penggunaan
sistem evaluasi. Secara tidak langsung menuntut dunia pendidikan untuk dapat
membekali peserta didik agar memiliki kemampuan memecahkan masalah yang
dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain
itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan
masalah pendidikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

A.Hamid Syarief, Pengembanga Kurikulum, Bandung 2010

Abdullah Idi , Pengembangan Kurikulum, teori & praktek , yoyakarta, arr ruzz media,2007,77

Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta:Rineka cipta,m 2001

Lismina. 2019 “Pengembangan Kurikulum Di Sekolah Perguruan Tinggi”. Ponorogo: Uwais


Inspirasi Indonesia.

Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Jakarta:Sinarbaru

Algesindo, 1988

Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan, Teoritis dan praktis, Bandung;Rosdakarya, 1995

Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan, Jakarta,Rosdakarya

10

Anda mungkin juga menyukai