Anda di halaman 1dari 23

Dosen

Pembim-bing :
Prinsip-prinsip dan Prosedur Pengukuran dan Penilaian

Kelompok 3 (PGMI 3B)


Dr. M. Ilman
• Binti Nihayatur Rosyidah (21206077)
Nafi’an, M.Pd
• Ma'rifatul Laily Putri Ragil (21206058)

• Fatimah Permatasari (21206050)


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................ii
BAB I PENGUKURAN..............................................................1
BAB II PENILAIAN..................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................20

ii
BAB I

PENGUKURAN

Dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran dilakukan


proses test, proses pengukuran (measurement) dan dilakukan
assesment (penilaian). (Asep Ediana Latip; 2018). Mengukur pada
dasarnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar
pengukuran bersifat kuantitatif. Pengukuran adalah adalah suatu
proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu. Kata
“sesuatu” bisa berarti peserta didik, guru, gedung sekolah, dan lain

iii
sebagainya. dalam proses pengukuran, guru harus menggunakan
alat ukur (tes atau non tes). Alat ukur tersebut harus standar, yaitu
memiliki derajat validitas dan reabilitas yang tinggi. Jadi di dalam
pengukuran suatu proses pemberian angka-angka pada sesuatu
atau seseorang berdasarkan aturan-aturan tertentu yang hasilnya
berupa angka/skor. Pengukuran ini tidak membuahkan hasil nilai
baik buruknya sesuatu tetapi hasil pengukuran ini dapat di pakai
untuk membuat penilaian/evaluasi.

iv
Berikut ini akan dikutip beberapa definisi pengukuran yang
dirumuskan oleh beberapa ahli pengukuran pendidikan dan
psikologi yang seringkali dijadikan acuan beberapa penulis:

a. Norman E. Gronlund secara sederhana merumuskan


pengukuran sebagai ”Pengukuran terbatas pada deskripsi
kuantitatif dari perilaku murid”.
b. Gilbert Sax menyatakan “Pengukuran: Penetapan angka
untuk atribut karakteristik orang, peristiwa, atau objek

v
menurut formulasi atau aturan eksplisit”. (Jenny Indrastoet
dan Siti Istiyati; 2017).
c. Definisi yang dikemukakan oleh Fenan mengenai
pengukuran yaitu proses pengumpulan data atau informasi
yang dilakukan secara objektif. Hasil atau pokok aktivitas
pengukuran adalah jarak, waktu, jumlah, ukuran dan
sebagainya yang bersifat kuantitas atau berupa angka yang
bisa di olah secara statistik. (Abdul Narlan dan Dicky Tri
Juniar; 2020)

vi
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengukuran merupakan
kegiatan menentukan kuantitas atau suatu objek dan
membandingkan suatu dengan suatu ukuran tertentu. Dalam
bidang pendidikan berarti mengukur dalam jumlah angka atribut
atau karakteristik yang dimiliki oleh peserta didik.

Adapun prinsip pengukuran:

a. Pengukuran hendaknya didasarkan patas hasil pengukur


komprehesif. (Sbastianus Widanarto Prijowuntato; 2016).
Dalam hal ini bukan saja bidang akademik yang menjadi

vii
ukuran tetapi juga kekatifan, tanggung jawab dan sikap
spiritual peserta didik. Guru dapat mengetahui dan menilai
sikap peserta didik dengan cara mengamati bagaimana
peserta didik saat diajarkan pembelajaran dikelas saat
mengerjakan tugas dan saat peserta didik bermain ataupun
bertemu teman warga sekolah.
b. Dilakukan secara objektif. Guru diharuskan melaporkan
hasil pengukuran pesrta didik secara objektif dengan cara
mentaati peraturan yang dituntut dalam kegiatan
pengukuran. Dalam hal ini diartikan hasil pengukuran yang

viii
dilaporkan murni yang dimiliki peserta didik tanpa adanya
campur tangan guru atau pihak manapun.
c. Dilakukan secara kooperatif. Kerjasama ini mencakup
perencanaan dan penyusunan tes prestasi belajar yang
bermutu. (Sbastianus Widanarto Prijowuntato; 2016). Guru
dan kepala sekolah diwajibkan melakukan kegiatan
pengukuran dengan kooperatif sesama guru agar kegiatan
berjalan dengan baik, pastinya dikalangan pendidik banyak
pula yang lebih berpengalaman dalam hal ini dimaksudkan

ix
agar mereka yang lebih berpengalaman mampu
membimbing guru lainnya.
d. Kegiatan pengukuran dilakukan secara otentik. Proses guru
mencari informasi tentang perkembangan dan pencapaian
peserta didik harus menggunakan berbegai tekhnik dan
guru diharuskan menunjukan secara tepat bahwa tujuan
pembelajaran benar-benar tercapai oleh peserta didik.

Dalam evaluasi pembelajaran perlu adanya pengukuran


untuk mengetahui hasil takar yang mampu dianalisis dan dapat

x
menghasilkan kesimpulan dari tujuan yang akan dicapai apakah
sudah berhasil ataupun masih perlu perbaikan, dan untuk
mengetahui bahwa pembelajaran yang sudah terlaksana apakah
berjalan sesuai dengan rencana. Tertulis dalam buku (Yusuf; 2015)
terdapat 3 langkah prosedur yang perlu dilalui dalam
melaksanakan pengukuran, antara lain adalah:

a. Mengidentifikasi dan merumuskan atribut atau kualitas


yang akan diukur.

xi
b. Menentukan seperangkat operasi yang dapat digunakan
untuk mengukur atribut tersebut.
c. Menetapkan seperangkat prosedur atau defisi untuk
menerjemahkan hasil pengukuran.

Prosedur langkah langkah diatas harus dikuasai oleh setiap


guru ataupun pendidik agar pengukuran terlaksana dengan baik
dan sesuai prosedur. Dalam pengukuran harus menggunakan data
kuantitatif itu dikarenakan untuk mempermudah dalam
menyimpulkan hasil yang dilaporkan.

xii
BAB II

PENILAIAN

Penilaian adalah proses yang dilakukan seorang guru agar


mendapatkan informasi tentang tingkat peserta didik dan bagian
integral dari proses pembelajaran. Informasi tersebut diperoleh
melalui berbagai cara, sehingga hasil penilaian dapat dijadikan
sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan tingkat
keberhasilan proses dan hasil akhir pembelajaran. Penilaian adalah
proses pengambilan keputusan terhadap sesuatu yang bersifat

13
kualitatif. Penilaian merupakan bagian dari evaluasi. Fungsi dari
suatu penilaian yaitu penilaian yang memantau belajar siswa,
memberikan materi dan mengetahui kelemahan siswa dalam
proses pembelajaran. Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus
memiliki kompetensi yang mumpuni. (Saringatun Mudrikah et al;
2021)
No. Prinsip penilaian Keterangan
1. Valid/sahih Penilaian didasarkan
pada data yang
mencerminkan
kompetensi diukur

14
sesuai pembelajaran.
2. Objektif Penilaian harus
didasarkan pada
prosedur kerja dan
kriteria yang jelas serta
meminimalkan
pengaruh baik dari
eksternal maupun
internal atau pribadi.
3. Adil Penilaian tidak
menguntungkan dan
merugikan peserta didik
atau salah satu pihak
dengan alasan
berkebutuhan khusus

15
atau perbedaan latar
belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat,
gender, dan status
ekonomi.
4. Terpadu Penilaian oleh guru
merupakan salah satu
kegiatan terpadu dalam
proses pembelajaran.
5. Terbuka Prosedur, kriteria, dan
dasar pengambilan
penilaian diketahui
dengan jelas oleh pihak
yang berkepentingan.
6. Menyeluruh dan Penilaian oleh guru

16
berkesinambungan mencakup semua aspek
kompetensi dengan
menggunakan berbagai
teknik penilaian yang
sesuai untuk memantau
perkembangan
kemampuan peserta
didik dari segi
akademik atau tidak.
7. Sistematis Penilaian dilakukan
secara terencana dan
bertahap sesuai dengan
langkah-langkah yang
baku.
8. Beracuan kriteria Penilaian didasarkan

17
pada ukuran
pencapaian kompetensi
yang ditetapkan.
9. Akuntabel Penilaian dapat
dipertanggungjawabkan
baik dari segi teknik,
prosedur, maupun
hasilnya.

Prosedur penilaian:

a. Melakukan analisis KD sesuai dengan muatan pelajaran.

18
b. Menyusun kisi-kisi yang akan menjadi pedoman dalam
penulisan soal.
c. Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan mengacu pada
kaidah-kaidah penulisan soal
d. Melakukan penskoran berdasarkan pedoman penskoran,
hasil penskoran dianalisis guru dipergunakan sesuai dengan
bentuk penilaian.

Hasil penilaian dan diagnosi membantu guru menentukan


tujuan instruksional mana yang akan diajarkan (atau diajarkan

19
kembali), metode dan strategi apa yang digunakan, dan bahan apa
yang sesuai. Jika sebuah guru terlibat dalam penilaian dan
diagnosis dan tidak menggunakan hasilnya, maka kegiatan
pengukuran tidak produktif. Sama seperti penilaian yang tidak
menghasilkan informasi yang produktif adalah kegiatan yang tidak
berguna, keputusan berdasarkan informasi yang tidak memadai
dapat mengakibatkan instruksi yang tidak efektif. Ini berarti bahwa
penilaian didasarkan oleh sanpel prestasi yang cukup banyak, baik
macamnya (pekerjaan rumah, kuis, ulangan harian, tugas dan

20
sebagainya) maupun jenisnya (benar-salah, kasus, partofolio,
objektif esai dan sebagainya).

Selain penilaian dan pengukuran peserta didik dibidang


akademik kemampuan non akademik, kongnitif, afektif dan
psikomotorik juga perlu mendapatkan pengukuran. Kewajiban
seorang guru adalah melakukan pengukuran penilaian terhadap
peserta didik sehingga guru dapat mengetahui sampai tingkat mana
peserta didik menguasai materi yang didapatkan.

21
Daftar Pustaka

Indrastoet, Jenny & Siti Istiyati. 2017. Asesmen dan Evaluasi


Pembelajaran di SD. Surakarta: UNS Press.
Latip, Asep Ediana. 2018. EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
DAN MI Perencanaan dan Pelaksanaan Penilaian
Hasil Belajar Autentik. Jakarta: ROSDA.
Prijowuntanto, Sbastianus Widanarto. 2016. Evaluasi
Pembelajaran. Yogyakarta: Sanata Dharma University
Press.

22
Yusuf, Muri. 2015. Asasemen dan evaluasi pendidikan. Jakarta:
Kencana.
Mudrikah, Saringatun & et al; 2021. PERENCANAAN
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH TEORI DAN
IMPLEMENTASI. Sukoharjo: Pradina Pustaka.
Narlan, Abdul & Dicky Tri Juniar. 2020. PENGUKURAN DAN
EVALUASI OLAHRAGA PROSEDUR PELAKSANAAN
TES DAN PENGUKURAN DALAM OLAHRAGA
PENDIDIKAN DAN PRESTASI. Yogyakarta:
PENERBIT DEEPUBLISH (Grup Penerbitan CV
BUDI UTAMA.

23

Anda mungkin juga menyukai