Anda di halaman 1dari 8

IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI DALAM

PEMBELAJARAN FIQIH GUNA MENDORONG KREATIVITAS


SISWA KELAS XI MA NU DARUL ISLAH, SURENGEDE, KERTEK,
WONOSOBO
Yayuk Istiyawati, Abdul Majid, Muhammad Yusuf Amin Nugroho
Pendidikan Agama Islam
Corresponding author: kangmajid1967@gmail.com

Abstrak
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia, dengan
pendidikan manusia dapat memahami segala hal yang ada di era modernalisasi dan
globalisasi ini. Tanpa pendidikan seseorang tidak akan berkembang dan perilaku manusia
cenderung bertentangan dengan hakikat tujuan hidup yang sebenarnya. Adanya modernalisasi
dan globalisasi mengharuskan setiap guru mengikuti perkembangan zaman dalam
pembelajaran. pemilihan metode yang tepat dalam pembelajaran akan berpengaruh dalam
membangkitkan semangat belajar dan kreativitas siswa. Penelitian ini bertujuan untuk 1)
mengetahui konsep pembelajaran fiqih siswa kelas XI MA NU Darul Islah; 2) mengetahui
bagaimana penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih siswa kelas XI MA NU
Darul Islah, 3) mengetaui bagaimana proses metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih
guna mendorong kreativitas siswa kelas XI MA NU Darul Islah. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data berasal dari kepala sekolah,
guru fiqih dan siswa kelas XI dan data-data yang ada di MA NU Darul Islah. Kemudian data
diperoleh dari metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan
melalui reduksi data, display dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa
1) Konsep pembelajaran fiqih siswa kelas XI MA NU Darul Islah menggunakan beberapa
metode pembelajaran yaitu, metode ceramah, metode demonstrasi, metode kerja kelompok
dan metode diskusi. 2) Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih siswa kelas
XI MA NU Darul Islah dilakukan secara berkelompok, individu dan demonstrasi yang
dilakukan guru secara langsung sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga tercapai tujuan
dari pembelajaran. 3) Proses metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih guna mendorong
kreativitas siswa kelas XI MA NU Darul Islah bahwa dengan metode demonstrasi dapat
menyatukan pola berfikir siswa yang berbeda-beda, pola berfikir siswa yang berbeda
ditampung dalam satu ruang lingkup materi yang sama berupa praktik yang disajikan
sehingga dapat menyatukan arah berfikir siswa, hal tersebut dapat menciptakan sifat siswa
yang kreatif sehingga pola berfikir menjadi cekatan dalam memecahkan permasalahan dalam
pembelajaran, karena terbiasa di hadapkan dengan permasalahan secara langsung dalam
praktik belajar.
Kata kunci: Metode Demonstrasi, Fiqih, Kreativitas.

Abstract
Education is a very important factor for human life. With education, human can
understand everything that exists in this era of modernization and globalization. Without
education one will not develop and human behavior is contrary to the nature of the true
purpose of life. The existence of modernization and globalization requires that every teacher
keep up with the times in learning. The selection of the right methods in learning will have an
effect in arousing the spirit of learning and creativity of students. This research aims to 1)
know the concept of fiqh learning of students of class XI MA NU Darul Islah; 2) knowing

1
how to apply demonstration methods in the fiqh learning of students of class XI MA NU
Darul Islah, 3) understands how the demonstration method process in fiqh learning to
encourage creativity of students of class XI MA NU Darul Islah. The type of research used is
descriptive qualitative research. The data source comes from the principal, fiqh teacher and
class XI student and the data in MA NU Darul Islah. Then data is obtained from observation
methods, interviews, and documentation. Data analysis is carried out through data
production, display and conclusion drawing. The results showed that 1) The concept of fiqh
learning of students of class XI MA NU Darul Islah uses several learning methods, namely,
lecture methods, demonstration methods, group work methods and discussion methods. 2)
The application of demonstration methods in the fiqh learning of students of class XI MA NU
Darul Islah is carried out in groups, individuals and demonstrations carried out by teachers
directly in accordance with the material taught so that the goals of learning are achieved. 3)
The process of demonstration methods in fiqh learning to encourage the creativity of students
of class XI MA NU Darul Islah that with the demonstration method can unite different
student thinking patterns, different student thinking patterns are accommodated in one scope
of the same material in the form of practices presented so that they can unite the direction of
student thinking, it can create a creative student nature so that the thinking pattern becomes
deft in solving problems in learning, because it is accustomed to being faced with problems
directly in learning practice.
Keywords: Demonstration Methods, Fiqh, Creativity

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan faktor utama yang sangat penting bagi kehidupan manusia.
Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi
pembawaan baik jasmani maupun rohani.1 Pendidikan merupakan terobosan yang digunakan
manusia untuk memahami segala sesuatu yang ada di dunia. Tanpa pendidikan seseorang
tidak akan dapat berkembang, dan manusia akan cenderung berperilaku bertentangan dengan
tujuan hidup manusia. Oleh karena itu guru harus memahami model, metode, pendekatan dan
strategi dalam pembelajaran sebagai suatu proses pelaksanaan pendidikan.2
Proses pendidikan membutuhkan metode dalam pembelajaran. pemilihan metode
pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Pemilihan
metode berkaitan langsung dengan usaha-usaha guru manampilkan pengajaran yang sesuai
dengan situasi dan kondisi. Metode dalam pembelajaran mempunyai jenis yang sangat
beragam, sehingga guru bisa memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran
dan karakter peserta didik dalam pembelajaran. Kesiapan guru dalam mengenal bagaimana
karakter dan kemampuan siswa nya adalah hal yang sangat utama di dalam penyampaian
bahan dan metode pembelajaran agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai secara
maksimal.
Penggunaan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran mungkin bisa menjadi
opsi bagi guru dalam mengajar pada tema tertentu. Dengan menggunakan metode
demonstrasi, siswa bisa lebih memahami dan mengamati materi yang disampaikan oleh guru.
Dalam pembelajaran siswa memerlukan inovasi agar pembelajaran tidak membosankan.
Dengan memberikan inovasi dalam pembelajaran dapat mengasah kreativitas siswa dalam
pembelajaran.
1
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan (Cet. 5; Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008) Hal 1-2.
2
Hafsah, Pembelajaran Fiqih (Cet. 2, Bandung:Citapustaka Media Perintis, 2016) hal.23.
2
Mengimplementasikan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dapat
memberikan stimulus dari guru kepada siswa sehingga menghasilkan respon dari siswa.
Dengan menggunakan metode tersebut akan melatih siswa menjadi pribadi yang kreatif dalam
pembelajaran dengan memanfaatkan segala sesuatu yang ada disekitarnya.
Kreativitas merupakan potensi yang dimiliki oleh anak dan perlu dikembangkan dan
harus terus diasah. Sejatinya semua orang mempunyai kreativitas yang ada pada dirinya
dirinya sendiri. Dengan membiasakan penggunaan metode yang dapat memicu terjadinya
kreativitas akan berdampak pada pembiasaan pemikiran yang inovatif dan realistis dalam
memecahkan suatu permasalahan dalam pembelajaran. Guru perlu melakukan inovasi yang
baru dalam penunjang pembelajaran, karena berhasil ataupun tidak tujuan dari pembelajaran
tergantung kepada proses guru dalam menyampaikan pembelajaran. sebenarnya ada banyak
hal yang dapat guru lakukan dalam pembelajaran agar menghasilkan kelas yang
menyenangkan, salah satunya menempatkan siswa sebagai tokoh utama dalam pembelajaran,
dan guru disini berperan sebagai fasilitator dan pengawas, seperti dilakukanya pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi ini, guru hanya mengawasi dan memberi arahan dalam
pembelajaran, siswa berperan aktif dalam pembelajaran yang berlangsung karena mereka
yang melakukan kegiatan demonstrasi.
MA NU Darul Islah merupakan sekolah yang masih berkembang, sehingga
membutuhkan pendekatan ekstra yang diberikan guru dalam proses pembelajaran, agar tujuan
dari pembelajaran tersebut dapat tersampaikan secara baik dan diterima baik juga oleh siswa.
Melihat proses pembelajaran yang diterapkan guru fiqih kelas XI MA NU Darul Islah masih
cenderung menggunakan metode ceramah, sehingga peran guru masih sangat mendominasi
saat proses pembelajaran, hal tersebut menyebabkan kebanyakan siswa hanya menjadi
pendengar sehingga pembelajaran yang berlangsung cenderung pasif. Maka dari itu
diperlukan inovasi baru dalam metode pembelajaran yang digunakan guru salah satunya
menggunakan metode demonstrasi.
Rumusan dan tujuan dalam penelitian antara lain: (1) bagaimana metode pembelajaran
fiqih kelas XI MA NU Darul Islah, Surengede, Kertek, Wonosob?, (2) bagaimana penerapan
metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih siswa kelas XI MA NU Darul Islah, Surengede
Kertek, Wonosobo?, (3) bagaimana proses metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih
guna mendorong kreativitas siswa kelas XI MA NU Darul Islah, Surengede, Kertek,
Wonosobo?.
Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan dari
pembelajaran. metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menggunakan peragaan
untuk memperjelas suatu pengertian atau memperlihatkan pada seluruh kelas tentang proses
atau suatu kaifiyah melakukan sesuatu.3 Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat
diperlukan oleh guru, dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Menguasai metode mengajar merupakan keniscayaan, sebab seorang guru tidak akan
dapat mengajar dengan baik apabila ia tidak menguasai metode secara tepat. 4 Berdasarkan
pengertian diatas bahwa metode demonstrasi yaitu cara yang dilakukan guru dalam proses
pembelajaran dengan melakukan peragaan atau mempraktikan secara langsung materi yang

3
Ema Amalia dan Ibrahim, Efektivitas Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Demonstrasi di
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Desa Panggae Muba, Jurnal Ilmiah PGMI , Vol 3, no.1 (2017): hal.103.
http://doi.org/https:doi.org/10.19109/jip.v3i1.1380. (diakses 28 Desember 2021)
4
Pupuh Fathurohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: PT Refika Aditama,
2010), hal. 55.
3
akan diajarkan baik menggunakan alat sebagai media demonstrasi atau tidak, sehingga
diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi yang diberikan.
Guilford dalam Novi Mulyani5, menjelaskan kreativitas adalah kemampuan untuk
melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Kemampuan
seseorang dalam menghasilkan suatu produk, gagasan dan ide yang baru, yang belum ada
sebelumnya merupakan bentuk dari kreativitas. Pada hakikatnya manusia memiliki kreativitas
pada dirinya masing-masing, tetapi kreativitas tersebut akan dikembangkan atau tidak
tergantung pada individu itu sendiri.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan untuk mendapatkan data yang
diperlukan untuk merancang suatu laporan penelitian. Jenis penelitian ini adalah kualitatif
deskriptif. Penelitian kualitatif merupakan aktivitas ilmiah untuk mengumpulkan data secara
sistematik, mengurutkan, mendeskripsikan dan menginterpretasikan data yang diperoleh 6.
Adapun penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang dijukan untuk menggambarkan
fenomena-fenomena yang terjadi yang bersifat alami atau rekayasa manusia.7
Penulis melaksanakan penelitian di MA NU Darul Islah Surengede, Kertek, Wonosobo.
Penelitian ini dilaksanakan setelah penulis mendapatkan izin dari kampus pada bulan februari
2022 sampai dengan selesai. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data
primer dan data sekunder. Penggunaan data primer karena data diperoleh dari sumber pertama
(responden) yang terlibat langsung dalam obyek penelitian dengan cara melakukan
wawancara. Data dapat diperoleh dari kepala sekolah, guru mata pelajaran fiqih kelas XI, dan
siswa kelas XI MA NU Darul Islah.
Teknik pengumpulan data yaitu observasi partisipasi pasif, wawancara dan dokumentasi.
Observasi partisipasi pasif yang dilakukan dengan cara penulis melakukan pangamatan
terhadap obyek penelitian dengan cara datang langsung ketempat yang akan diamati secara
langsung tetapi tidak ikut dalam kegiatan yang dilakukan. wawancara yang dilakukan yaitu
penulis mengajukan pertanyaan kepada beberapa narasumber yang bersangkutan mengenai
permasalahan yang akan diteliti secara langsung guna memperoleh informasi secara falid.
Dokumentasi yang dilaukan disini yaitu cara yang dilakukan untuk mendapatkan bukti yang
akurat dengan mengacu pada dokumen yang dimiliki sekolah baik journal, tulisan milik
sekolah, dan dokumen berupa gambar.
Teknik analisis data yang dilakukan menggunakan triangulasi. Teknik ini dilakukan
secara terus menerus sampai data yang diperoleh falid. Data dianalisis dengan cara melakukan
pengajian data (Display Data), data disajikan dalam bentuk uraian singkat, data yang telah di
display kemudian direduksi (data reduction) dimana data dirangkum dengan memilih data
yang pokok dari lapangan, setelah itu dilakukan conslussing drawing atau verification dimana
tahap penarikan kesimpulan atau verifikasi data yang telah di display.8

5
Novi Mulyani, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini (Cet. 1; Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2019) hal 7.
6
Abdul Manab, Penelitian Pendidikan (Yogyakarta: Kalimedia, 2015), hal 4.
7
Nana Syaodin Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya). hal 72
8
Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2018) hal. 246-253.
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
MA NU Darul Islah merupakan sebuah lembaga pendidian formal yang bertepat di
desa Surengede, Kertek, Wonosobo, MA NU Darul Islah berdiri pada tahun 2014. Madrasah
ini satu atap dengan Pondok Pesantren Takhfidzul Qur’an Darul Islah yang telah terlebih
dahulu eksis berdiri pada tahun 1981.
Latar belakang berdirinya madrasah ini adalah adanya permohonan dari wali santri
kepada KH. Abdul Halim, AYM, Al-Hafidz yang merupakan pengasuh pondok pesantren
plus Rois Syuriah PC NU Wonosobo, agar pondok juga mengadakan pendidikan formal
setingkat SMA.
Setelah beliau berembuk dengan keluarga dan pengurus inti Nahdlatul Ulama
Kabupaten Wonosobo, maka disepakatilah berdirinya Madrasah Aliyah NU Darul Islah pada
tahun 2014, permohonan wali santri di pondok pesantren Darul Islah ini jumbuh dengan
program Pengurus Cabang (PC) NU Wonosobo mencanangkan pada tahun itu sebagai tahun
pendidikan, dengan berdirinya beberapa sekolah/ madrasah dibawah naungan LP Ma’arif PC
NU Wonosobo salah satunya adalah MA NU Darul Islah Kabupaten Wonosobo
Dari pembahasan yang telah ditemukan oleh peneliti menjelaskan bahwa metode
ceramah menjadi metode yang mendominasi proses pembelajaran. Metode ceramah digunkan
guru untuk menerangkan materi pembelajaran secara jelas dan terperinci, hampir semua
pembelajaran dilakukan menggunakan metode ceramah. Metode ceramah telah digunakan
guru dari zaman dahulu sampai sekarang tetapi penggunannya telah berfariasi mengikuti
perkembangan zaman moderrnalisasi.
Hasil studi penelitian di MA NU Darul Islah, Surengede, Kertek, Wonosobo
menujukan bahwa konsep pembelajaran fiqih pada kelas XI Konsep pembelajaran di MA NU
Darul Islah secara umum menggunakan metode ceramah. Tetapi metode ceramah sering juga
disandingkan dengan metode lain seperti metode demonstrasi, kerja kelopok dan diskusi.
Pemilihan metode pembelajaran tergantung dengan materi yang akan diajarkan.
Metode ceramah merupakan metode yang paling utama digunakan dalam
penyampaian materi, karena dengan menggunakan metode ceramah materi bisa dijelaskan
secara terperinci. Ketika menggunakan metode ceramah, guru menjelaskan materi di depan
kelas dengan menggunakan panduan buku LKS, sedangkan siswa mendengarkan dan
menyimak penjelasan dari guru. Selain itu, guru juga menggunakan matode kelompok dalam
pembelajaran. Metode ini mengharuskan siswa berperan aktif dalam pembelajaran yang
berlangsung. Semua siswa harus mengasah pola berfikir dalam menangani permasalahan atau
menyalurkan idenya.
Metode kerja kelompok juga merupakan metode yang dilakukan dalam pembelajaran
secara berkelompok. Penerapan kerja kelompok di kelas XI MA NU Darul Islah, biasanya
guru memberikan suatu permasalahan dari materi, setiap siswa bekerjasama dengan anggota
kelompoknya dalam menyelesaikan masalah. Metode kerja kelompok sangat penting dalam
membentuk sikap kerjasama antar anggota kelompok. Setiap siswa harus mendiskusikan suatu
permasalah, siswa memberikan pendapat dan menanggapi pendapat siswa yang lain.
Metode demonstrasi juga digunakan dalam pembelajaran fiqih didalam kelas. Metode
demonstrasi merupakan menyampaikan materi pembelajaran yang dilakukan dengan cara
memperagakan atau mempraktikan materi.

5
Penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqih kelas XI tidak bisa berdiri
dengan sendiri, tetapi guru mengimplementasikan dengan metode ceramah, metode diskusi
dan metode kerja kelompok sesuai dengan kebutuhan.
Pada saat penerapan matetode demonstrasi guru terlebih dahudu memberikan
gambaran awal materi sebagai cara guru menstimulus siswa, materi yang diberikan guru
diambil dari buku pegangan siswa (LKS), buku fiqih, atau materi dari internet. Dalam
penerapan metode demonstrasipada mata pelajaran fiqihterdapat beberapa langkah yang
dilakukan guru. Adapun langkah-langkah yang dilakukan yaitu guru terlebih dahulu
menyampaikan materi yang akan di demonstrasikan, sehingga siswa mempunyai gambaran
umum, setelah itu guru merumuskan tujuan yang jelas mengenai materi yang akan di
demonstrasikan, sehingga dalam proses demonstrasi bisa mencapai tujuan dari pembelajaran
tersebut, kemudian guru memberikan garis besar mengenai cara yang harus dilakukan siswa
dalam mendemonstrasikan materi.
Pada saat penggunaan metode demonstrasi kelompok guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok, kemudian materi dibagikan kepada setiap kelompok, setiap kelompok
mencari materi penunjang dengan memanfaatkan Lembar Kerja Siswa (LKS), buku fiqih, atau
mencari materi dari internet tergantung kebutuhan siswa. Selain itu guru juga terkadang
meminta siswa untuk membuat media demonstrasi dan alat peraga sebagai media penunjang
dalam proses demonstrasi. Setelah semua lengkap setiap kelompok mendemonstrasikan
materi didepan kelas. Contohnya pada saat mendemonstrasikan materi pemulasaran jenazah,
setiap kelompok harus menyiapkan media pemulasaran seperti kain kafan, monekin, dan
sebagainya. Setiap kelompok mendemonstrasikan tata cara memandikan, mengafani dan
mensholati mayat, maka setiap kelompok ada yang menjadi pembaca tata cara dan pelaksana
praktik.
Selain itu penggunaan metode demonstrasi dilakukan secara individu, cara ini menjadi
metode yang sangat simpel karena guru menunjuk siswa untuk mendemonstrasikan materi
yang telah diajarkan sebelumnya, contohnya pada materi ijab dan qobul. Siswa
mendemonstrasikan tata cara pelafalan ijab dan qobul secara benar sesuai dengan buku
pegangan siswa. Selain itu demonstrasi yang dilakukan guru secara langsung, pada
demonstrasi ini terlebih dahulu guru menyampaikan materi yang diajarkan kepada siswa dan
guru mempraktikan materi secara langsung untuk menyelingi metode ceramah. Dalam setiap
pelaksanaan metode demonstrasi baik secara kelompok, individu atau demonstrasi langsung
dari guru, guru dan siswa berperan aktif dalam pembelajaran sehingga tercapai atau tidaknya
tujuan dari pembelajaran tergantung bagaimana cara siswa mendemonstrasi dan cara guru
menerangkan.
Penggunaan metode demonstrasi harus disesuaikan dengan materi pelajaran, tujuan
pelajaran, situasi dan kondisi serta minat belajar siswa. Dengan menggunakan metode
demonstrasi pada mata pelajaran fiqih guru mendorong terbentuknya pola berfikir dan
kreativitas siswa. Setiap siswa memiliki pola berfikir yang berbeda-beda dan sulit untuk
disatukan, dengan menggunakan metode demonstrasi pola pikir siswa yang terbentuk menjadi
terarah dan satu pemikiran. Pola berfikir siwa ditampung dalam suatu praktik dalam satu
ruang lingkup materi sehingga menghasilkan hasil yang sama. Dalam kesetaraan pola berfikir
ini menghasilkan cara berfikir yang lebih luas dalam menganalisa suatu permasalahan, dan
menghasilkan inovasi baru berupa kreativitas.
Kreativitas siswa dihasilkan karena adanya stimulus pada otak berupa demonstrasi
sehingga terciptanya pemikiran yang baru mengenai suatu permasalahan. Permasalahan yang
6
dihadapi MA NU Darul Islah yaitu input siswa yang introgen menjadi penghambat dalam
guru menyampaikan materi sehingga tidak bisa maksimal dan ketidak sedianya sarana
prasarana yang memadai menghasilkan kesulitan dalam pelaksanaan praktik.
Pada pembelajaran fiqih saat guru memerintah siswa bekerja kelompok untuk
mendemostrasikan materi mensholati jenazah, karena ketidak tersedianya media demonstrasi
berupa monekin, kain kafan, dan lain sebagainya, maka pola berfikir siswa terstimulus untuk
menggunakan alat-alat yang ada disekitar, mengganti kain kafan dengan kain jarit dan
monekin menggunakan boneka. Hal tersebut merupakan bentuk kreativitas siswa yang
dihasilkan setelah otak siswa terstimulus memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi.
Kreativitas memang sejatinya sudah ada pada diri setiap manusia, tetapi tidak semua
siswa dapat mengasah atau mengembangkan kreativitas yanag mereka miliki. Siswa yang
mengembangkan kreativitas yang dimiliki maka akan memudahkan mereka dalam
pembelajaran sehingga mereka dapat memberikan inovasi baru dan menyalurkan ide-ide
kreatif yang mereka miliki. Sedangkan siswa yang tidak mengembangkan kreativitas yang
dimiliki maka akan stuck pada satu titik dan mereka tidak akan bisa berkembang hanya
mengikuti arus yang berjalan. Ia tidak akan bisa mengeksplor pola berfikir yang mereka
miliki.
Dalam implementasi metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqih kalas XI MA NU
Darul Islah, masih banyak dijumpai ketika pembelajaran dilakukan secara berkelompok tidak
semua siswa dapat menyalurkan ide-ide yang harus dilakukan dalam demonstrasi. Banyak
dijumpai dalam setiap kelompok terdapat siswa yang sangat aktif dan bersemangat dalam
menyalurkan ide kreatif dan menyalurkan argumen untuk mendapatkan hasil yang terbaik,
tatapi ada juga siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran mereka cenderung hanya
mengikuti teman yang lain, hal tersebut akan menghambat perkembangan pola berfikir siswa.
Siswa yang cenderung pasif akan mengalami kendala ketika pembalajaran tidak dilakukan
secara berkelompok. Ketika pembelajaran demonstrasi dilakukan secara berkeompok maka
siswa yang pasif akan tetap mengikuti pembelajaran walaupun tidak berkontribusi dalam
kelompoknya, tetapi ketika pembelajaran diakukan secara individu mereka akan merasa
kesusahan karena siswa tersebut tidak terbiasa mengembangkan kreativitas yang ia miliki.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang sudah dipaparkan diatas tentag ”Implementasi Metode
Demonstrasi dalam Pembelajaran Fiqih guna Mendorong Kreativitas Siswa Kelas XI MA
NU Darul Islah, Surengede, Kertek, Wonosobo”, dapat disimpulkan bahwa konsep
pembelajaran fiqih yang diterapkan guru pada kelas XI mata pelajaran fiqih menggunakan
metode ceramah, metode demonstrasi, metode kerja kelompok, dan metode diskusi.
Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran dengan cara demonstrasi secara
individu, kelompok dan guru melakukan demonstrasi secara langsung.
Dalam demonstrasi secara individu guru memberikan materi terlebih dahulu kemudian
guru menunjuk siswa untuk mendemonstrasikan materi di depan kelas. Demonstrasi
kelompok, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan setiap kelompok
mendapatkan materi yang akan di demonstrasikan secara berkelompok.Sedangkan
demonstrasi langsung dari guru, guru memberikan materi menggunakan metode ceramah
kemudian guru memperagakan atau mendemonstrasikan materi tersebut kepada siswa.
Proses metode demonstrasi dalam pembelajaran fiqih dapat mendorong kreativitas
siswa karena dengan mengimplementasikan metode dempnstrasi dapat menyatukan pola
berfikir siswa yang berbeda-beda. Pola berfikir siwa ditampung dalam suatu praktik dalam
satu ruang lingkup materi sehingga menghasilkan pribadi yang kreatif dan inovatif.
7
Dengan kesetaraan berfikir akan menciptakan kreativitas siswa dalam mengolah suatu
permasalahan dalam pembelajaran.

REFERENSI
[1] Amalia, Ema, & Ibrahim, 2017, Efektivitas Pembelajaran dengan Menggunakan
Metode Demonstrasi di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Desa Panggae Muba, Jurnal
Ilmiah PGMI 3, no. 1.
[2] Fathurrohman, Pupuh & Sobry Sutikno, 2010, Strategi Belajar Mengajar, Bandung:
PT Refika Aditama.
[3] Hafsah, 2016, pembelajaran Fiqih, Bandung: Citapustaka Media Perintis.
[4] Harisudin, Noor, 2019, Pengantar Ilmu Fiqih, Surabaya: CV Salsabila Putra Pratama.
[5] Islail, Andang, 2007, Education Games; Menjadi Cerdas dan Ceria dengan
Permainan Eduktif, Yogyakarta: Pilar Media.
[6] Ihsan, Fuad, 2018, Dasar-Dasar Kependidikan, Jakarta, PT Rineka Cipta.
[7] Mulyani, Novi, 2019, Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
[8] Manab, Abdul, 2015, Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Kalimedia.
[9] Rahmatullah, Muhammad dkk, 2014, Pembelajaran Fikih, Pontianak: IAIN
Pontianak.
[10] Sukmadinata, Nana Syaodin, 2016, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
[11] Sugiyono, 2017, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai