Anda di halaman 1dari 6

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI METODE

DISKUSI PADA BIDANG STUDI PKn

Dewa Ayu Made Suryani¹, Hasdin², Nasran³


suryaniayu773@gmail.com¹, hasdinbangkep@gmail.com², nasranalan94@gmail.com³
Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako, Palu, Sulawesi Tengah

ABSTRAK
Observasi awal pembelajaran PKn yang dilaksanakan dikelas V, peneliti memperoleh
informasi sebagai berikut: (1) guru dalam mengajarkan konsep pada mata pelajaran PKn
kepada siswa kurang melibatkan siswa secara aktif dalam interaksi belajar mengajar sehingga
siswa kurang termotivasi dalam belajar, (2) guru dalam melaksanakan proses pembelajaran
kebanyakan ceramah tanpa membimbing bagaimana cara berdiskusi dan bertukar pikiran
dalam memecahkan masalah yang dihadapi. (3) guru kurang membimbing dalam
mengembangkan dan mengenal secara utuh konsep dalam bidang studi PKn, sehingga dengan
bimbingan guru tersebut siswa dapat mengkontruksi pemikirannya untuk menemukan konsep
pada mata pelajaran PKn lebih kompleks dan mudah untuk dipahami. (4) guru juga dalam
mengajarkan PKn tidak memberikan keterhubungan antara materi dengan fenomena yang ada
di lingkungan sekitar siswa. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada bidang studi PKn, serta mengetahui kemampuan pengelolaan guru dalam
pembelajaran dengan metode diskusi. Penelitian ini merupakan PTK. Penelitian ini
dilaksanakan dalam tiga siklus dan berakhir pada siklus III, dimana tiap siklus terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian siswa kelas V
SD Inpres 2 Tada berjumlah 33 siswa, terdiri dari 16 laki-laki dan 17 perempuan. Hasil belajar
siswa pada bidang studi PKn dengan menggunakan metode diskusi kelas V SD Inpres 2 Tada
menunjukkan bahwa data awal hasil belajar siswa pada bidang studi PKn yaitu memperoleh
nilai awal 20% anak yang memperoleh nilai ≥ 70. Peningkatan pada siklus I naik dengan nilai
26,66% anak yang memperoleh nilai ≤70. Selanjutnya disiklus II meningkat dengan nilai
ketuntasan belajar sebesar 53,33% anak yang memperoleh nilai ≤70, dan pada siklus III siswa
yang memperoleh nilai ≤70 meningkat dengan nilai 100%. Berdasarkan nilai yang dicapai
siswa pada setiap akhir pembelajaran tersebut dari siklus I,II,II menunjukkan peninggkatan
yang baik. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa siswa sudah mengalami peningkatan aktivitas
dan hasil belajar PKn dengan baik.
Kata kunci: Aktivitas Belajar Siswa, Metode Diskusi, Bidang Studi PPKn

ABSTRACT
Initial observation of Civics learning carried out in class V, researcher obtain the following
information: (1) the teacher in teaching the concept to Civics subjects to students do not involve
students actively in teaching and learning interactions so that students are less motivated in
learning, (2) teachers in carrying out the learning process mostly lectures without guiding how
to discuss and exchange ideas in solving problems encountered. (3) the teacher lacks guidance
in developing and fully acquainted with the concepts in the field of Civics studies, so that with
three teacher’s guidance students can construct their thinking for find concepts in Civics
subjects that are more complex and easier to understood. (4) teachers also don’t give it when
teaching Civics the relationship between matter and phenomena in the surrounding
environment student. The research objective is to increase student learning activities in field of
study of Civics, as well as knowing the ability to manage teachers in learning by discussion
method. This research is PTK. Study this is carried out in three cycles and ends in cycle III,
where each cycle consisting of planning, implementation of action, observation, and reflection.
Subject research students of class V SD Inpres 2 Tada totaled 33 students, consisting of 16
boys and 17 girls. Student learning outcomes in the field of study of Civics with using the class
V SD Inpres 2 Tada discussion method shows that the data initial student learning outcomes in
the field of Civics study, namely obtaining an initial value of 20% children who scored ≥ 70.
The increase in the first cycle increased with value 26.66% of children who scored ≤70.
Furthermore cycle II increases with a learning completeness scored of 53.33% of children who
scored ≤70, andin cycle III the students who scored ≤70 increased by value 100%. Based on
the scores achieved by students at the end of each lesson from cycles I, II, II showed a good
increase. This can interpretend that students have experienced an increase in activity and results
learn Civics well.

Keywords: Student Learning Activities, Discussion Methods, Civics Study Fields

I. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan kebutuhan yang mendasar dan memegang peranan yang sangat
srategis dan vital untuk menjamin kelangsungan hidup dalam bernegara dan berbangsa, karena
pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber
daya manusia (Pontoh et al., 2014)

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memiliki tujuan untuk


memberikan pengajaran dan yang merancang untuk pengajaran siswa atau murid dibawah
pengawasan pendidik atau guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal
yang umumnya wajib dalam upaya menciptakan anak didik yang mengalami kemajuan setelah
mengalami proses melalui pembelajaran (Abdullah,2019).

(Abdullah, 2019) Pendidikan yang dilakukan di sekolah haruslah mampu


mengembangkan setiap potensi yang ada pada siswa maupun potensi yang dimiliki guru untuk
menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan serta pencapaian target yang
telah dirumuskan. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Bab I Pasal 1 (Muhibin Syah, 2006:1), pendidikan didefenisikan
sebagai :
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi didik dirinya untuk memiliki
kekuatan spritual secara keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Mata pelajaran Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial kultur, bahasa, usia, dan suku bangsa
untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Fungsinya adalah sebagai wahana untuk
membentuk warga negara yang cerdas, terampil, berkarakter yang setia kepada bangsa dan
negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai
dengan amanat Pancasila dan UUD 1945 (Winataputra, 2008:1.7).
Diskusi merupakan jalan memberi kemungkinan pemecahan jalan yang terbaik. Selain
memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, juga
dalam kehidupan yang demokratis, kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencari
keputusan-keputusan atas dasar persetujuan bersama. Bagi anak-anak, latihan untuk peranan
kepemimpinan serta peranan peserta dalam kehidupan di masyarakat (M.Firdaus Zarkasi
(2009: 93).

II. METODE PENELITIAN


ada 4 macam metode penelitian yaitu metode filosofi, metode deskriptif, metode
historis, dan metode eksperimen. Yang akan digunakan peneliti untuk penelitian tindakan kelas
ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu metode
yang mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas
(classroom action research) adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan
kondisi praktek pembelajaran dan belajar dari pengalaman mereka sendiri, dapat
mengeksperimen suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat
pengaruh nyata dari upaya itu. (Muslich, Masnur 2010:83).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendidikan merupakan proses humanisasi, pengembangan manusia seluas-luasnya agar


manusia berkembang menjadi manusia seutuhnya; sebagaimana disuarakan oleh para praktisi
pendidikan diantara-Nya Fuad Hassan yang mendasarkan pendidikan pada nilai-nilai
adiluhung bangsa sendiri dan (Jayarni, Imra, 2014)

1. Meningkatkan Aktivitas Belajar


Dalam kegiatan belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak
mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan olah anak didik
lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik”. (Djamarah (2000: 67)
Guru harus dapat melakukan suatu inovasi yang menyangkut tugasnya sebagai
pendidik yang berkaitan dengan tugas mengajar siswa. Inovasi-inovasi yang
dilakukan guru dalam tugasnya sebagai pendidik diharapkan mampu meningkatkan
prestasi belajar siswa (Hamalik (1991:44)

2. Pengertian Metode Belajar


Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2011) metode diskusi adalah suatu cara
penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa
(kelompok–kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif
pemecahan atas suatu masalah. Pada umumnya metode diskusi diaplikasikan dalam
proses belajar mengajar untuk :
1) Mendorong siswa berpikir kritis
2) Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas
3) siswa untuk mengkontribusikan buah pikirannya untuk memecahkan
masalah bersama.
4) satu alternatif jawaban atau beberapa jawaban untuk memecakan masalah
berdasarkan pertimbangan yang seksama (Syah,1995:206).
Proses pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik atau siswa untuk mengembangkan potensi yang ada didiri mereka menjadi
kemampuan yang makin lama kelamaan makin meningkat dalam perilaku, pengetahuan serta
keterampilan

IV. PENUTUP

a Kesimpulan

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada suatu
permasalahan. Metode diskusi menjadi salah satu metode yang efektif digunakan dalam
pembelajaran, karena tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan permasalahan,
menjawab pertanyaan dan memahami pengetahuan peserta didik, serta untuk membuatu suatu
keputusan. Oleh karena itu, diskusi bukanlah debat yang mengadu arguementasi. Diskusi lebih
bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.

b. Saran

Diharapkan kepada guru SD yang akan mengajarkan PKn, sebaiknya lebih banyak
menerapkan metode diskusi, karena bidang studi PKn sangat luas cakupannya sehingga mesti
ada interaksi yang aktif dalam pembelajaran sehingga siswa pun mudah memahami dan
dipahami. Diharapkan juga kepada guru didalam menggunakan metode diskusi didalam proses
pembelajaran diharapkan tidak menanggalkan instrumen-instrumen dalam melakukan diskusi
agar diperoleh hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, E. (2019). Home Visit Oleh Guru Atau Wali Kelas Dan Motivasi Belajar Siswa.
Jurnal Kajian Pembelajaran Dan Keilmuan, 3(2), 142.
https://doi.org/10.26418/jurnalkpk.v3i2.41208

Jayarni, Imra, S. D. (2014). Dampak Menonton Siaran Televisi Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran PKN di Kelas IV SD Negeri 1 Posona Kecamatan Kasimbar.
Jurnal Kreatif Tadulako Online, 2(4), 101–113.

Pontoh, H., Jamaludin, & Hasdin. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Siswa Kelas V SD Inpres
Salabenda Kecamatan Bunta. Jurnal Kreatif Taduloko, 4(11), 203.

Anda mungkin juga menyukai