Anda di halaman 1dari 15

Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Pembelajaran Fiqih

Di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Nurul Iman


Seberang Kota Jambi

Oleh:
Al-Hudori
Rifaat Sholeh

Jurnal Pascasarjana
UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi

Abstract
This research is motivated by the problem The use of demonstration
methods has not been effective because there are still many obstacles
encountered such as the place of practice, pre facilities, time allocation,
and others. Though the demonstration method is very appropriate to be
used for Fiqh lessons, because many require practice in the discussion.
Based on this background, the problem formulation in this research is How
is the Application of Demonstration Method in Fiqh Learning in Islamic
Schools in Nurul Iman Islamic Boarding School in Jambi City? . What is
the Effort to Apply Demonstration Method in Fiqh Learning in Madrasah
Aliyah Pondok Pesantren Nurul Iman Seberang Jambi City?

The type of research I use is descriptive qualitative. Data collection is


done by observation, interview and documentation techniques.
Determination of research subjects using purposive sampling techniques.
Data analysis technique is done by data reduction, data presentation and
conclusion drawing and verification of the reliability of the research results
obtained by triangulation techniques to meet the criteria of credibility,
dispute, dependence and objectivity.

Keywords: Application, Demonstration methods, Fiqh lessons

A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia, bahkan kehidupan sendiri merupakan bagian dari
sebuah pendidikan dalam proses perkembangan manusia untuk dapat

1
menjalani dan memenuhi kebutuhan hidupnya secara lebih efektif dan
efisien. Dunia pendidikan dewasa ini berkembang semakin pesat dan
semakin kompleks, persoalan pendidikan yang dihadapi bukanlah
tantangan yang dibiarkan begitu saja, tetapi memerlukan pemikiran
yang konstruktif demi tercapainya kualitas yang baik.
Pelaksanaan pendidikan bagi Bangsa Indonesia dalam era
pembangunan ini sangatlah penting karena melalui usaha pendidikan
dapat ditentukan keberhasilan dari semua pelaksanaan pembangunan
yang dicita-citakan baik berupa pembangunan fisik, maupun mental
spiritual. Pendidikan juga merupakan syarat mutlak untuk menuju
masyarakat adil, makmur dan sejahtera, sesuai dengan tujuan
pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional
menjelaskan “Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga yang
demokratis serta bertanggung jawab.” (Tim Redaksi, 2003: 5-6)
Pendidikan tidak hanya sekedar menyerap informasi dari guru
tetapi melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan
untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Pembelajaran yang
kondusif penuh interaksi timbal balik sangat didambakan oleh setiap
pihak pada lingkup pendidikan, terlebih jika menyangkut mutu sumber
daya manusia yang ada. Salah satu kegiatan pembelajaran yang
menekankan berbagai kegiatan dan tindakan yaitu menggunakan
metode pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa.
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah,
bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu
komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar
mengajar, kerangka berpikir yang demikian bukanlah suatu hal yang
aneh, tapi nyata dan memang betul-betul dipikirkan oleh seorang guru.

2
Pendidikan juga dapat dipandang sebagai sistem, pendekatan sistem
dalam pendidikan merupakan upaya memahami pendidikan sebagai
suatu yang integral dari seluruh unsur pendidikan. ( Tatang S, 2012: 18)
Banyak metode pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam
menyajikan pelajaran kepada siswa, adapun macam-macam metode
pembelajaran yaitu: 1) metode ceramah, 2) metode demontrasi, 3)
metode Tanya jawab, 4) metode penampilan, 5) metode diskusi, 6)
metode studi mandiri, 7) metode pembelajaran terprogram, 8) metode
latihan bersama teman, 9) metode simulasi, 10) metode pemecah
masalah, 11) metode studi kasus, 12) metode insiden, 13) metode
pratikum, 14) metode proyek 15) metode bermain peran, 16) metode
symposium, 17) metode tutoriak, 18) metode deduktif, 19) metode
induktif, 20). (Martinis Yamin, 2006: 123)
Untuk mencapai kesempurnaan tujuan belajar, secara ideal guru
harus mampu memilih metode dan menerapkannya dalam proses
belajar mengajar, dengan kata lain guru harus menggunakan metode
yang tepat untuk suatu mata pelajaran tertentu. Dalam hal ini metode
demonstrasi adalah salah satu pilihan tepat bagi seorang guru dalam
proses belajar mengajar. Metode demonstrasi baik digunakan untuk
mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang
berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat
sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau
menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu,
membandingkan suatu cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui
atau melihat kebenaran sesuatu. Dengan metode demonstrasi proses
penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara
mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan
sempurna. Siswa juga dapat mengamati dan memperhatikan apa yang
diperlihatkan selama pelajaran berlangsung. (Syaipul Bahri Djamarah,
2010: 90)

3
Tayar Yusuf, “demonstrasi berasal dari kata demonstration (to
slow) yang berarti memperagakan atau memperlihatkan proses
kelangsungan sesuatu. (Armai Arif, 2002: 40)
Metode demonstrasi adalah metode panyajian pelajaran dengan
memeragakan dan menunjukkan kepada siswa tetang suatu proses,
situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
Terlepas dari metode penyajian tidak terlepas dari penjelasan guru.
Walau dalam metode demonstrasi siswa haya sekedar memperhatikan.
(Ahmad Mujin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, 2009: 49)
Menurut Drajat metode demonstrasi merupakan metode yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas atau pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada peserta lain.
Demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang efektif, karena
peserta didik dapat mengetahui secara langsung penerapan materi
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. (Miftahul Huda, 2013: 233)
Metode demonstrasi adalah “suatu metode mengajar dimana
seorang guru atau orang lain yang sengaja diminta murid sendiri
memperlihatkan pada seluruh kelas tentang sesuatu proses suatu
kaifah melakukan sesuatu. (Muhammad Zein,, 2008: 177)
Penggunaan metode demonstrasi belum efektif dikarenakan
masih banyaknya kendala-kendala yang dihadapi seperti tempat
praktek, sarana pra sarana, alokasi waktu, dan lain-lain. Padahal
metode demonstrasi sangat tepat digunakan untuk pelajaran Fiqih,
dikarenakan banyak memerlukan praktek dalam pembahasannya.
Dalam proses pembelajaran Fiqih, para siswa diharapkan mampu
memahami secara teori dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Ini merupakan tujuan dari proses pembelajaran Fiqih. Untuk
mencapai tujuan dari pembelajaran Fiqih tersebut diperlukan metode
yang tepat dan sesuai pada saat proses belajar mengajar. Tanpa
adanya metode, proses belajar mengajar (PBM) bisa dikatakan tidak
akan berhasil secara maksimal. Proses pembelajaran akan dapat

4
terlaksana dengan baik apabila guru dapat merencanakan dan
mengelola kelas dengan baik, cara untuk mencapai hasil belajar yang
efektif adalah dengan cara menjadikan murid sebagai pedoman setiap
kali membuat persiapan dalam mengajar. (Nasution, 2010: 53)
Penguasaan metode yang baik yang dilakukan oleh seorang guru
akan mendorong siswa dengan baik pula. Dalam menyikapi hal ini,
metode demonstrasi merupakan pilihan yang sangat tepat dalam
proses pembelajaran Fiqih. Dengan diterapkannya metode ini siswa
diharapkan bisa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran,
terutama dalam membentuk moral siswa secara langsung.

B. Pembahasan
1. Pengertian Penerapan
Pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan.
Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan
adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal
lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan
yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah
terencana dan tersusun sebelumnya. (Pius A Partanto, M. Dahlan Al.
Barry, 2004: 247)

2. Pengertian Metode

Metode adalah cara yang telah diatur dengan pemikiran baik-


baik. Secara etimologis, metode berasal dari kata 'met' dan 'hodes'
yang berarti melalui. Sedangkan istilah metode adalah jalan atau
cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Sehingga 2
hal penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah: cara
melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan. (Indrawan,
2006: 364)
Sedangkan defenisi lain menyatakan bahwa Metode
merupakan cara melakukan, menyajikan, menguraikan, memberi

5
contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk
mencapai tujuan tertentu. (Muktar, 2002: 96). Selain itu, metode juga
merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode dipilih berdasarkan
strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode
merupakan cara, yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk
mencapai tujuan kegiatan. (Moeslichatoen, 2004: 7)

3. Metode Demonstrasi
Demonstrasi adalah peragaan yang ditampilkan di depan
umum tentang petunjuk melakukan sesuatu. (Indrawan, 2006: 126)
Yang dimaksud dengan Metode Demonstrasi ialah metode
mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu
pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu
proses pembentukan tertentu pada siswa. Untuk memperjelas
pengertian tersebut, dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru
atau anak didik itu sendiri. Metode Demonstrasi cukup baik apabila
digunakan dalam penyampaian bahan pelajaran Fiqih, misalnya
bagaiamana cara berwudhu’, shalat, memandikan jenazah, tawaf
pada waktu haji, dan yang lainnya.
Dalam pengertian lain metode demonstrasi adalah proses
belajar-mengajar yang dilakukan guru yang khusus diminta murid
memperhatikan suatu proses pada sejumlah murid di dalam kelas.
(Hadafi Nawawi, 2003: 277)
Metode demonstrasi adalah “cara penyajian bahan pelajaran
dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada peserta didik
suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik
sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai penjelasan lisan”.
(Syaiful Bahri Djamarah, 2000: 102)
Berdasarkan apa yang sudah dipaparkan di atas, dapat kita
ketahui bahwa metode demonstrasi merupakan salah satu metode
mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu

6
pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan
sesuatu dengan jalan mendemonstrasikan terlebih dulu kepada
siswa.

(1) Tujuan dan Fungsi Metode Demonstrasi


a. Tujuan Metode Demonstrasi
Sesuai dengan definisi metode demonstrasi yaitu
memperlihatkan, memperagakan dan mempraktikkan, maka
tujuan metode demonstrasi yaitu anak dibimbing dan diarahkan
untuk menggunakan mata dan telinganya secara terpadu
sebagai hasil dari pengamatan kedua indera sehingga dapat
menambah penguasaan materi pelajaran yang diberikan.
Penerapan tujuan metode demonstrasi lebih banyak digunakan
untuk memperjelas cara mengerjakan atau kaifiyat suatu proses
ibadah, misalnya berwudlu, shalat, haji dan materi lain yang
bersifat motorik.
b. Fungsi Metode Demonstrasi
1) Memberikan gambaran yang jelas dan pengertian yang
konkrit tentang suatu proses atau keterampilan dalam
mempelajari konsep ilmu PAI dari pada hanya mendengar
penjelasan secara lisan
2) Menunjukkan dengan jelas langkah-langkah sesuatu proses
keterampilan ibadah pada siswa
3) Lebih mudah dan efisien dibandingkan metode lain karena
siswa langsung mengamati
4) Memberikan kesempatan dan sekaligus melatih siswa
mengamati sesuatu dengan cermat
5) Melatih siswa untuk mencoba mencari jawaban atas
pertanyaan pertanyaan guru

7
6) Membantu meningkatkan daya pikir dalam peningkatan
kemampuan mengingat, berpikir konvergen, berpikir
evaluatif.
Dilihat dari fungsi di atas, metode demonstrasi memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperkirakan apa yang akan
terjadi, bagaimana hal itu terjadi, dan mengapa hal itu terjadi.
Metode demonstrasi sebagai dramatisasi memberikan pengalaman
belajar kepada anak untuk mendapat gambaran tentang kejadian
dalam kehidupan sehari-hari yang mendekati kenyataan.
(2) Pembelajaran
Pembelajaran adalah kemampuan dalam mengelola secara
operasional dan efesien terhadap komponen-komponen yang
berkaitan dengan pembelajaran sehingga menghasilkan nilai
tambah terhadap komponen tersebut menurut norma atau standar
yang berlaku. (Martinis Yamin., 2011: 69)
(3) Jenis-Jenis Metode Mengajar
Dalam proses belajar mengajar, para guru metode sebagai
saran dalam penyampaian materi yang diajarkan. Ada beberapa
jenis metode yang dapat digunakan dalam pembelajaraan, yaitu:
a. Metode Ceramah. Guru memberikan uarain atau penjelasan
kepada sejumlah siswa pada waktu tertentu (waktu terbatas)
dan pada tempat tertentu pula. Dilaksanakan dengan bahasa
lisan untuk memberi pengertian terhadap suatu masalah.
b. Metode Diskusi. Metode ini biasanya erat kaitanya dengan
metode lainya, misalnya metode ceramah, karyawisata dan
lain-lain kerena metode diskusi adalah bagian yang penting
dalam memecahkan sesuatu masalah (problem solving)
c. Metode Eksperimen. Metode ini biasanya dilakukan dalam
suatu pelajaran tertentu seperti menggunakan metode yang
sifatnya objektif, baik dilakukan di dalam atau di luar kelas
maupun dalam suatu laboratorium.

8
d. Metode Demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode
megajar yang menggunakan peragaan untuk menjelaskan suatu
pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan
sesuatu kepada siswa.
e. Metode pemberian tugas. Yang dimaksud metode ini ialah suatu
cara dalam proses belajar-mengajar bilaman guru memberi
tugas tertentu dan siswa mengerjakannya, kemudian tugas
tersebut dipertanggung jawabkan kepada guru. Dengan cara
demikian diharapkan agar siswa belajar secara bebas tapi
bertanggung jawab dan siswa akan berpengalaman mengetahui
berbagai kesulitan kemudian berusaha untuk ikut mengatasi
kesulitan-kesulitan itu.
f. Metode Sosiodrama. Drama atau sandiwara dilakukan oleh
sekelompok orang, untuk memainkan suatu cerita yang telah
disusun naska ceritanya dan dipelajarin sebelum dimainkan.
Adapun para pelakunya harus memahami lebih dahulu tentang
peranan masing-masing yang akan dibawakannya.
g. Metode drill (latihan). Penggunaan istilah ”latihan” sering
disamakan artinya dengan istilah “Ulangan”. Padahal
maksudnya berbeda. Latihan bermasud agar pengetahuan dan
kecakapan tertentu dapat menjadi milik siswa dan dikuasai
sepenuhnya, sedangkan ulangan hanyalah untuk sekadar
mengukur sejauh mana dia telah enyerap pengajaran tersebut.
h. Metode kerja kelompok. Apabila guru dalam menghadapi siswa
di kelas merasa perlu membagi-bagi siswa dalam kelompok-
kelompok untuk memecahkan suatu masalah atau utuk
menyerahkan suatu pekerjaan yang perlu dikerjakan bersama-
sama, maka cara mengajar tersebut dapat dinamakan metode
kerja kelompok.
i. Metode Tanya jawab. Metode Tanya jawab adalah sesuatu
teknik mengajar yang dapat membantu kekurangan-kekurangan

9
yang terdapat pada metode ceramah. Ini disebabkan karena
guru dapat memperoleh gambaran sejauh mana murid dapat
mengerti dapat mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.
j. Metode Proyek. Metode ini disebut juga dengan teknik
pengajaraan unit. siswa di suguhkan bermacam-macam
masalah dan siswa bersama-sama menghadapi masalah
tersebut dengan mengikuti langkah-langkah tertentu secara
ilmiah, logis dan sistematis. Cara demikian adalah teknik yang
modern, karena siswa tidak dapat begitu saja menghadapi
persoalan tanpa pemikiran-pemikiran ilmiah. (Sriwati, 2010: 10)
(4) Langkah-Langkah Menetapkan Metode Demonstrasi
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harus
dilakukanoleh seorang guru:
1) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah
proses demonstrasi berakhir
2) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang
akan dilakukan
3) Lakukan uji coba demonstrasi.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Langkah pembukaan, sebelum demonstrasi dilakukan ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya:
a) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua
siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang
didemonstrasikan
b) Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa
c) Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh
siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-
hal yang dianggap penting dari pelaksanaan
demonstrasi.
2) Langkah pelaksanaan demonstrasi.

10
a) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang
merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui
pertanyaanpertanyaan yang mengandung teka-teki
sehingga mendorong siswa untuk tertarik
memperhatikan demonstrasi
b) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan
menghindari suasana yang menegangkan
c) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya
demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh
siswa
d) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat
dari proses demonstrasi itu.
3) Langkah mengakhiri demonstrasi
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses
pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-
tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.
Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa
memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain
memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan
siswa melakukan evaluasi bersama tentang jalannya
proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
(5) Penerapan Metode Demonstrasi
Dalam pelaksanaan Metode demonstrasi, ada hal-hal penting
yang harus di perhatikan seorang guru. Metode demonstrasi dapat
dilaksanakan apabila:
a. Manakala ketegangan pembelajaran bersifat formal, magang,
atau latihan sederhana.

11
b. Bila materi pembelajaran berbentuk keterampilan gerak, petunjuk
sederhana untuk melakukan keterampilan dengan menggunakan
bahasa asing dan prosedur melaksanakan suatu kegiatan.
c.Manakala guru, pelatih, instruktur bermaksud menyederhanakan
penyelesaian kegiatan yang panjang, baik yang menyangkut
pelaksanaan suatu prosedur maupun dasar teorinya.
d. Pengajar bermaksud menunjukkan sesuai standar penampilan.
e. Untuk menumbuhkan motivasi siswa tentang latihan/Praktik
yang dilaksanakan.
f. Untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan
dengan kegiatan hanya mendengar ceramah atau membaca di
dalam buku, karena siswa memperoleh gambaran yang jelas dari
hasil pengamatan.
g. Bila beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada
siswa dapat dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi atau
eksperimen.
h. Bila siswa turun aktif bereksperimen, maka ia akan memperoleh
pengalaman-pengalaman praktik untuk mengembangkan
kecakapan dan memperoleh pengakuan dan pengharapan
lingkungan sosial.
(6) Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi
Setiap metode pembelajaran sudah pasti mempunyai
kelebihan dan kekurangan dalam proses pelaksanaannya. Begitu
juga dengan Metode Demontrasi.
a. Kelebihan metode demonstrasi
1) Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran.
2) Dapat membantu siswa untuk lebih lama mengingat tentang
materi yang disampaikan.
3) Dapat memfokuskan pengertian siswa terhadap materi
pelajaran dalam waktu yang relatife singkat.

12
4) Dapat memusatkan perhatian siswa
5) Dapat menambah pengalaman siswa.
6) Dapat mengurangi kesalahpahaman karena pengajaran
menjadi lebih jelas dan kongkrit.
7) Dapat menjawab semua masalah yang timbul dalam pikiran
setiap siswa karena mereka ikut serta berperan secara
langsung. (Armai Arief, 2002:190)
b. Kelemahan Metode Demonstrasi
1) Metode ini memerlukan keteramplan guru secara khusus,
karena tanpa ditunjang dengan hal itu pelaksanaan
demonstrasi tidak akan efektif
2) Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang
memadai tidak selalu tersedia dengan baik
3) Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang
matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang,
yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam
pelajaran lain. (Djamarah Bahri Syaipul, Zain Aswan, 2010:
91)
C. Penutup
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Penerapan
metode demonstrasi ialah perbuatan mempraktekkan metode mengajar
dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian
atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses
pembentukan tertentu pada siswa. Untuk memperjelas pengertian
tersebut, dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik
itu sendiri. Metode Demonstrasi cukup baik apabila digunakan dalam
penyampaian bahan pelajaran Fiqih, misalnya bagaiamana cara
berwudhu’, shalat, memandikan jenazah, tawaf pada waktu haji, dan
yang lainnya.
Adapun tujuan metode demonstrasi lebih banyak digunakan untuk
memperjelas cara mengerjakan atau kaifiyat suatu proses ibadah,

13
misalnya berwudlu, shalat, haji dan materi lain yang bersifat motorik.
Kemudian beberapa fungsi dari metode demonstrasi ialah dapat
memberikan gambaran yang jelas dan pengertian yang konkrit tentang
suatu proses atau keterampilan dalam mempelajari konsep ilmu PAI
dari pada hanya mendengar penjelasan secara lisan, menunjukkan
dengan jelas langkah-langkah sesuatu proses keterampilan ibadah
pada siswa, dan agar lebih mudah dan efisien dibandingkan metode
lain karena siswa langsung mengamati.

Daftar Pustaka
Armai Arif, Pengantar Ilmu Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat
Pers, 2002.
Ahmad Mujin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Tehnik
Pembelaaran Agama Islam Bandung:PT Refika Aditama, 2009.
Armai Arief, Pengantar Ilmu Metodologi Penelitian Islam, Jakarta: Ciputat
Pres, 2002.
Hadafi Nawawi., Pendidikan Dalam Islam, Surabaya:Al-Iklas, 2003.
Indrawan., Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jombang: Lintas Media,
2006.
Martinis Yamin., Profesionalisasi Guru &Implementasi KTSP, Cipayung
Ciputat: Gaung Persada Press, 2006.
Martinis Yamin., Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta, Gaung Persada
Press, 2011.
Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2013.
Muktar., Kiat Sukses Mengajar Di Kelas, Jakarta: PT Nimas Multima,
2002.
Moeslichatoen., Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak, Jakarta,
Rineka Cipta, 2004.
Muhammad Zein, Metodologi Agama, Yogyakarta: AK Group dan Indra
Buana, t.th.

14
Nasution., Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.
Pius A Partanto, M. Dahlan Al. Barry., Kamus Ilmiah Populer, Surabaya:
Arkola, 2004.
Sriwati., Problem Penerapan Metode Demonstrasi pada Pembelajaran
PAI, Jambi, 2010.
Syaipul Bahri Djamarah., Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Tim Redaksi Undang-Undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional),
Jakarta: Sinar Grafika, 2006.
Tatang S., Ilmu Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2012.

15

Anda mungkin juga menyukai