Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan tak lepas dari pendidikan, karena manusia di ciptakan tidak

hanya untuk hidup saja. Ada tujuan yang sangat mulia dari hidup itu, yaitu

belajar dan membelajarkan lewat pendidikan agar mendapatkan ilmu yang

bermanfaat. Pendidikan di pandang sesuatu yang mempunyai peranan pokok

dalam membentuk penerus bangsa yang berkarakter dan memiliki akhlaq Al-

Karimah. Dengan adanya pendidikan yang baik, maka bisa diharapkan

penerus bangsa masa depat dibanggakan.

Pendidikan akhlak adalah pendidikan perihal dasar-dasar moral dan

keutamaan perangai, tabiat yang harus di miliki dan dijadikan kebiasaan oleh

anak sejak masa analisa sehingga ia jadi Mukallaf, pemuda yang mengarungi

lautan kehidupan1.

Pendidikan dalam artian luas yakni selalu mempersiapkan dan

membimbing perubahan-perubahan generasi penerus bangsa masa depan.

Karena nasib bangsa kedepan berada di tangan penerusnya maka pemerintah

harus mempersiapkan pendidikan sebaik mungkin untuk menghasilkan

generasi-generasi yang unggul berkarakter baik dan bertanggung jawab.

Seorang manusia apabila mempunyai karakter baik dan berakhlaq, jika

diberi amanah menjadi seorang pemimpin negara, maka akan di kelola dengan

1
Moch. Ishom Achmadi, Kaifa Nurobbi Abnaa’ana, (Yogyakarta : SJ Pres, 2009), 71.

1
2

baik. Begitupun sebaliknya. Satu-satunya yang bisa menyelamatkan negara ini

adalah pengelolaan pendidikan yang baik untuk menghasilkan manusia

berkarakter dan berakhlak.

Pada era masa kini pendidikan karakter menjadi topik perbincangan

yang hangat. Sampai dijadikan pembahasan materi di forum seminar, Sekolah-

sekolah, diskusi di kampus-kampus hingga tersebar di berbagai media

elektronik maupun media cetak. Salah satu pendidikan karakter adalah

istiqomah. Sikap istiqomah maksudnya, bersikap konsisten atau berketetapan

hati pada pendirian atau keputusan yang telah di ambil2. Tidak akan berubah

kapan pun dan karena sebab apa pun. Seperti Thomas Alva Edison walaupun

sudah mengalami ratusan kali kegagalan dalam percobaan yang dilakukanya

tetap dia konsisten melakukan percobaan demi percobaan.

Dapat kita ketahui bersama, Indonesia adalah negara dengan jumlah

penduduk terbanyak ke empat dan populasi penduduk muslim nomer satu,

sebagai orang indonesia kita patut bangga. Namun yang menjadi perhatian

adalah sistem pengelolaan pendidikan yang kalah dengan negara tetangganya.

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa kualitas manusia indonesia

sebagai hasil pelaksanaan pendidikanya masih tergolong yang paling rendah

di dunia.

Hal ini antara lain dapat di lihat dari Human Development Index
(HDI) Indonesia. Pada tahun 1998 Indonesia menempati peringkat 107
dari belakang di tingkat dunia. Kemudian pada tahun 2013 menurun
lagi hingga menempati peringkat 111 dari 148 negara di dunia. Terakhir
tahun 2015 turun lagi jadi urutan ke 121 dari 187 negara di dunia.

2
Jassin Tuloli H. Dian Ekawati Ismail, pendidikan krakter (Yogyakarta: UII Pres Yogyakarta,
2016), 48-49.
3

Dikomporasikan oleh Lembaga di bawah PBB dengan singapore urutan


ke 18, Brunei Darussalam 30, Malaysia 64, Thailand 103, Philipine
114. bener-bener sangat memprihatinkan.Inilah hasil pengembangan
sumber daya manusia yang di perankan oleh lembaga pendidikan kita.
Dari tahun ke tahun mutu hasil pendidikan kita bukanya makin
meningkat kualitasnya tetapi justru makin menurun.3

Mutu pendidikan di Indonesia kondidisinya seperti ini tentu tidak bisa

di biarkan. Para pakar pendidikan tidak bisa hanya turut prihatin. Harus di cari

latar belakangnya yang sebenarnya mengapa kondisinya jadi sperti ini.

Oleh karena itu, penanaman pendidikan karakter bagi peserta didik di

sekolah tidak bisa ditawar lagi, dengan adanya pendidikan karakter, siswa

akan lebih aktif dan berkembang lebih baik. Indonesia merupakan negara yang

dikenal memiliki karakter dan berakhlak mulia, karena memang berdasarkan

dengan asas Pancasila, yang dalam sila pertamanya terserat bahwa indonesia

adalah Negara berketuhanan. Negara yang mengakui keberadaan Tuhan dapat

dipastikan memilki karakter yang baik dalam kaidah-kaidah kenegaraan

maupun budaya-budaya yang berkembag di dalamnya.

Guru sebagai bagian utama dalam pendidikan mempunyai tugas besar

untuk mampu mengimbangi bahkan dalam perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi yang berkembag dikalangan masyarakat. Melalui sentuhan guru

di sekolah diharapkan mampu menghasilkan peserta didik dengan memiliki

kompetensi yang tinggi dan siap menghadapi tantangan kedepan dengan

penuh keyakinan dan percaya diri yang tinggi. Kedepan, sekolah (pendidikan)

harus mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Harapan di

3
Ibid., 13.
4

tangan gurulah yang akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik

secara akademis skil (keahlian), kematangan sosial, dan moral serta spritual.4

Salah satu sekolah yang telah menanamkan pendidikan karakter adalah

MTsN Tambakberas Jombang. Dimana lembaga ini terletak di lingkungan

pondok pesantren Bahrul ‘Ulum. Lembaga yang berbasis pondok pesantren

yang telah menanamkan beberapa karakter. Diantaranya karakter religius,

disiplin, rasa ingin tau dan senyum sapa salam. Ini yang menjadikan tolak

ukur pengambilan studi kasus pada implementasi pendidikan karakter di

MTsN Tambakberas Jombang

Berdasarkan sedikit uraian latar belakang di atas maka penelitian ini

diberi judul “ Implementasi Pendidikan Krakter dalam Meningkatkan Kualitas

Akhlak Siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Tambakberas

Jombang”.

B. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk mencegah melebarnya pembahasan dari penelitian yang

dimaksud, maka peneliti memberikan ruang lingkup penelitian sebagai berikut :

1. Pendidikan karakter disebut pendidikan budi pekerti, sebagai pendidikan

nilai moralitas manusia yang disasari dan dilakukan dalam tindakan nyata5.

4
Kusnandar,Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Sukses
Sertifikasi Guru,(Jakarta: Raja Grafindo Persada,2007), 37
5
Masnur Muslih, Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Kritis Multideminsional, (Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2011), 67.
5

2. Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang melahirkan

tindakan-tindakan mudah dan gampang tanpa memerlukan pemikiran

ataupun pertimbangan6.

3. Penelitian ini memfokuskan pembahasan mengenai implementasi

pendidikan karakter yang ada Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)

Tambakberas Jombang, karakter regilius, disiplin, rasa ingin tahu, senyum

sapa salam dan peningkatan kualitas akhlak siswa.

4. Objek penelitian ini yaitu siswa di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)

Tambakberas Jombang.

5. Lokasi penelitian ini yaitu di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)

Tambakberas Jombang.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pendidikan karakter di MTsN Tambakberas Jombang ?

2. Bagaimana akhlak siswa di MTsN Tambakberas Jombang ?

3. Bagaimana implementasi pendidikan karakter dalam meningkatkan

kualitas akhlak siswa di MTsN Tambakberas Jombang ?

D. Tujuan dan ManfaatPenelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendiskripsikan implementasi pendidikan karakter di MTsN

Tambakberas Jombang.

6
Imam al-Ghazali,Ihya’ Ulumuddin, juzIII (Mesir: Isa Bab al-Halaby,tt), 53.
6

2. Mendiskripsikan Aklak siswa di MTsN Tambakberas Jombang.

3. Mendiskripsikan peningkatan kualitas akhlak siswa di MTsN

Tambakberas Jombang.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat dirumuskan secara teoritis dan praktis. Secara

teoritis berhubungan dengan metodologi dan secara praktis berhubungan

dengan dampak hasil penelitian bagi peneliti. Adapun manfaat penelitian ini

adalah sebagai berkut:

1. Secara Teoretis

Menambah wawasan serta khazanah keilmuan tentang teori dan

aplikasi pendidikan karakter.

2. Secara Praktis

a. Untuk peneliti

Memberikan pengetahuan dalam menerapkan teori-teori

pendidikan terutama pendidikan karakter untuk peningkatan Akhlak

siswa.

b. Untuk madrasah

Sebagai bahan masukan untuk evaluasi madrasah dalam upaya

peningkatan pendidikan krakter dalam peningkatan kualitas akhlak siswa

di pendidikan Madrasah.
7

E. Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan acuan dan perbandingan, peneliti telah menemukan

skripsi yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini. Yaitu:

1. Skripsi yang ditulis oleh Wahyudi, seorang mahasiswa progam studi

Pendidikan Agama Islam Fakultas Pendidikan Agama Islam Unipdu

Jomabng Tahun 2013, yang meneliti tentang “ Problematika Pendidikan

Karakter di Madrasah Aliyah Al-Ichsan Brangkal Sooko Mojokerto”.

Dengan hasil penelitian bahwa kendala pendidikan karakter di Madrasah

Aliyah Al-Ichsan Brangkal Mojokerto adalah ketidak singkronan antara

lingkungan pendidikan anak dengan sekolah, minimnya buku pegangan

yang berkarakter, dan juga minimnya keteladanan dari orang dewasa

sekitar anak.7

2. Amanatus Shobroh, seorang mahasiswa progam studi Kependidikan

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2013, meneliti tentang “Pengaruh

pendidikan Karakter terhadap Pembentukan Kejujuran Siswa MTs Negeri

Galur Kulon Progo Yogyakarta” dengan hasil penelitian yang di peroleh

bahwa secara simultan kedua karakter ini (karakter kepribadian dan

kebangsaan) berpengaruh dalam pembentukan kejujuran siswa. Dari

kedua variabel yang signifikan, karakter kepribadian yang paling

Wahyudi, “ Problematika Pendidikan Karakter di Madrasah Aliyah Al-Ichsan Brangkal Sooko


7

Mojokerto” ( Skripsi, Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang, 2013), 56.
8

berpengaruh terhadap pembentukan kejujuran siswa dibandingkan dengan

karakter kebangsaan.8

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa yang

membedakan penelitian saat ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya

adalah penelitian pertama menjelaskan Problematika Pendidikan

Karakter. Pada penelitian kedua memfokuskan pada pembentukan

kejujuran Siswa. Sedangkan penelitian ini menitikberatkan Implementasi

Pendidikan Karakter dalam Meningkatkan Kualitas Akhlak Siswa di

MTsN Tambakberas Jombang.

F. Sistematika Pembahasan

Bab I : Pendahuluan

Meliputi latar belakang masalah, ruang lingkup penelitian,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

penelitian terdahulu dan sistematika pembahasan.

Bab II : Landasan teori

Kajian tentang pendidikan karakter, Pengertian Pendidikan,

pengertian Karakter, Pengertian pendidikan karakter,

Macam-macam Karakter, Dasar Pembentukan Pendidikan

Karakter, Tujuan dan manfaat pendidikan Karakter,

Pelaksanaan Pendidikan Karakter. B. Kajian tentang

8
Amanatus Shobroh, “Pengaruh pendidikan Karakter terhadap Pembentukan Kejujuran Siswa
MTs Negeri Galur Kulon Progo Yogyakarta” ( Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2013), 53.
9

Akhlak, Pengertian Akhlak, Macam-macam Akhlak,

Keutamaan Akhlak dalam Islam.

Bab III : Metode penelitian

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai desain penelitian,

objek penelitian, metode pengumpulan data, jenis dan

sumber data dan analisis data.

Bab IV : Penyajian dan analisis data

Bab ini berisikan tentang paparan sejumlah data empiris

yang diperoleh melalui studi lapangan. Penyajian data hasil

penelitian dan analisisnya.

Bab V: Penutup

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Pada

bagian akhir akan disertakan daftar pustaka sebagai rujukan

beserta lampiran-lampirannya.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Tentang Pendidikan Karakter

Sebelum penulis mengutarakan pengertian pendidikan karakter,

terlebih dahulu mengutarakan tentang pengertian pendidikan.

1. Pengertian pendidikan

Pendidikan dalam bahasa asing adalah education merupakan

fenomena turunan dari verba latin educare. Secara etimologi dalam bahasa

Latin kata pendidikan/educare memikili konotasi melatih. Pendidikan

dalam pengertian ini merupakan sebuah proses yang membantu

menumbuhkan, mengembangkan, mendewasakan, menata, mengarahkan.9

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranya di masa

yang akan datang. Di mana pendidikan diarahkan terhadap anak, generasi

muda, manusia agar nantinya bisa berkehidupan dan melaksanakan

peranan serta tugas-tugas hidupnya dengan sebaik-baiknya.10

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan(Intelegensi),
akhlak mulia, keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa,
dan negara.11

9
Yahya Khan, Pendidikan Karakter Berbasis diri, (Yogyakarta: Pulangi Publising, 2010, 1.
10
Muhaimin, Dasar-dasar Kependidikan Islam Suatu Pengantar Ilmu Kependidikan
Islam,(Surabaya: Karya Aditama, 1996), 6.
11
Republik Indonesia, Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional,(Cet.I; Jogjakarta: Laksana, 2012), 11.

10
11

Pendidikan merupakan proses pembentukan manusia untuk

memperoleh kemampuan menyesuaikan diri dengan realitas. Pengertian

realitas yang dimaksudkan lebih luas daripada sekedar kenyataan-

kenyataan objektif bahkan mencakup segenap dunia manusia itu sendiri.12

Hasan Langgulung didalam tulisanya mengartikan bahwa

pendidikan adalah aktifitas manusia untuk memelihara kelanjutan

hidupnya sebagai individu dan sebagai masyarakat . di dalam proses

pemeliharaan diri ini termasuk didalamnya pewarisan berbagai nilai, ilmu,

daan keterampilan dari orang le orang dan dari generasi ke generasi untuk

memelihara identitasnya dari zaman ke zaman.13

2. Pengertian pendidikan karakter

a. Karakter

Karakter berasal dari bahasa Ingris character, yang juga berasal

dari bahasa Yunani character yang berarti membuat tajam, membuat

dalam.14 Menurut Doni Koesoma A. yang dikutip oleh Mu’in memahami

bahwa karakter sama dengan kepribadian, kepribadian dianggap sebagai

ciri atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari seseorang yang

bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan,

misalnya keluarga pada masa kecil, juga bahwa sejak kecil juga bawaan

sejak lahir.15sedangkan, pengertian karakter menurut Thomas Lickona

12
Nasaruddin Umar,Kiyai Multi Talenta, Cet I (Jakarta: Al-Ghazali Center, 2006), 9.
13
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad ke-21, (Jakarta: Pustaka Al-Husna
1988), 4
14
Fathul Muin, Pendidikan Karakter Kontruksi Teoritik dan Praktik,(Yogyakarta: Ar Ruzz Media,
2011), 162
15
Fathul Muin, 160-161
12

yang dikutip oleh Zuchdi adalah karakter mulia (good chracter) yang

meliputi pengetahuan tentang kebaikan, lalu menimbulkan komitmen

(niat) terhadap kebaikan, dan pada akhirnya benar-benar melakukan

kebaikan.16

Menurut Mansur muslich dalam bukunya, pendidikan karakter

adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yag melibatkan aspek teori

pengetahuan , perasaan, dan tindakan. Menurut Thomas Lickona, tanpa

ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan efektif, dan

pelaksanaanya pun harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan.

Dengan pendidikan karakter seorang anak akan cerdas emosinya.17

Pendidikan karakter adalah usaha membuat aktif untuk membentuk

kebiasaan sehingga sifat anak akan terukir sejak dini, agar dapat

mengambil keputusan dengan baik dan bijak serta mempraktikkan dalam

kehidupan sehari-hatri.

Karakter menurut Kemendiknas, “karakter adalah watak, tabiat,

akhlak atau kepribadian seseorang, yang terbentuk dari hasil internalisasi

berbagai kebijakan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan sebagai

cara pandang, berfikir, bersikap, dan bertindak”.18

Pendidikan karakter merupakan program pengajaran di sekolah

yang bertujuan mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara

16
Damiyati Zuhchdi, dkk, Pendidikan Karakter Konsep Dasar dan Implementasi di Perguruan
Tinggi, (Yogyakarta:UNY Pres), 16.
17
Mansur Muslich, Pendidikan Karakter menjawab tentang krisis multidimensional (Jakarta:PT.
bumi aksara,2011),29
18
Pedoman sekolah, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.(Jakarta:
Kementeriaan Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.2011),
8.
13

menghayati nilai-nilai dan kenyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral

dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan

kerjasama yang menekankan ranah efektif (perasaan dan sikap) tanpa

meninggalkan ranah kognitif (berfikir rasional)dan ranah

skil/psikomotorik(keterampilan, terampil mengelola data mengungkapkan

pendapat dan kerjasama. 19

3. Dasar pembentukan pendidikan karakter

Pertama harus dimulai dari para guru/pendidik. Artinya, para guru

harus membenahi diri mereka terlebih dahulu dengan karakter-karakter

mulia, baru membentuk karakter peserta didik. Akan menjadi kerja yang

sia-sia, ketika menganjurkan peserta didik untuk berprilaku mulia dan

berkarakter, sementara gurunya sendiri tidak berkarakter. Pendek kata, dari

sosok guru yang memancarkan karakter luhur itulah besar kemungknan

internalisasi pendidikan karakter akan efektif.20

4. Tujuan dan manfaat pendidikan karakter

Pendidikan karakter bertujuan membentuk dan membangun pola

pikir, sikap, dan perilaku peserta didik agar menjadi pribadi tangguh,

berjiwa luhur, dan bertanggung jawab. Dalam konteks pendidikan ,

pendidikan karakter adalah usaha sadar yag dilakukan untuk membentuk

19
Nurul Zuuriah, Pendidikan Moral dan Budi Pekerti dalam Perspektif Perubahan (Jakarta: PT
Bumi Aksara,2010), 19-20.
20
Agus Wibowo, Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2013), 5-6.
14

peserta didik menjadi peribadi tangguh sesuai dengan standar kompetensi

lulusan sehingga dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.21

UU Nomor 20 2003 tentang sistem Pendidikan


Nasional (Sisdiknas) Bab II Pasal 3 menyatakan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bertabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab22

Pendidikan karakter pada intinya adalah membentuk bangsa yang

tangguh, kompetetif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong

royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa

kepda Tuhan yang Maha Esa berdasarkan pancasila23

5. Macam-macam karakter

Dari pengertian karakter di atas, bahwa karakter adalah sifat,

tabiat, watak, dan lain lain. Jelas diantara banyak manusia atau siswa-

siswa di setiap lembaga pastilah mempunyai karakter yang bermacam

macam.

Banggsa indonesia telah menerapkan karakter-karakter dan sudah

banyak diterapakn di lembaga-lembaga pendidikan, dengan tujuan setiap

siswa di sekolah itu bisa menerapkan beberapa karakter yang ada.

21
Agus Zainal Fitri, Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di sekolah(Jogjakarta:Arus-
media 2012), 22
22
UU RI Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
(Bandung: Citra Umbara, 2006) , 76.
23
Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi,(Bandung:Alfabeta,2012), 29-30.
15

Berbicara mengenai nilai-nilai yang ditanamkan di sekolah indonesia,

pemerintah melalui Kementrian Pendidikan Nasional merumuskan nilai-

nilai karakter yang harus ditanamkan pada setiap lembaga pendidikan.

Nilai-nilai karakter yang dirumuskan oleh Kementrian Pendidikan

Nasional berupa 18 nilai karakter.

Adapun macam-macam karakter tersebut sebagai berikut:

a. Religius

Sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah

agama, dan selalu hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

b. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan

pekerjaan.

c. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,

suku, pendapat, sikap dan tindaka orang lain yang berbeda dari

dirinya.

d. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai peraturan.
16

e. Kerja keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

f. Kreatif

Berfikir melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau

hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

g. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang

lain dalam menyelesaikan tugas.

h. Demokratis

Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak

dan kewajiban dirinya dan orang lain.

i. Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan

didengar.

j. Semangat kebangsaan

Cara berfikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan

kelompoknya.

k. Cinta tanah air


17

Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan rasa

kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap

bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik

bangsa.

l. Menghargai perestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan

mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

m. Bersahabat/komonikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,

bergaul, dan bekerjasama denga orang lain.

n. Cinta damai

Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang

lain meras senang dan aman atas kehadiran dirinya.

o. Gemar membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai

bacaan yang memberikan kebijakan bagi dirinya.

p. Peduli Lingkungan

Sikap dan tindakan yag selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembagkan

upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah

terjadi.
18

q. Peduli sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi batuan pada

orang lain dan masyarakat yang membutuhka.

r. Tanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas

dan kewajiban, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,

masyarakat, linhkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa.24

6. Pelaksanaan pendidikan karakter

Merujuk pada kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, pendidikan

karater dapat dilaksanakan melalui beberapa hal, yaitu pertama melalui

mata pelajaran atau proses pembelajaran, kedua melalui pengembangan

diri siswa, dan yang ketiga melalui budaya madrasah tersebut.25

Dalam pelaksanaan pendidikan karakter yang telah dirumuskan

oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dapat diketahui bahwa

pelakasanaan pendidikan karakter tidak hanya berlaku dalam proses

pembelajaran di dalam kels saja, akan tetapi pada keseluruhan sekolah atau

madrasah sebenarnya terdapat proses pendidikan karakter yaitu melalui

budaya madrasah atau lingkungan sekolah yang terdpat nuansa interaksi

sosial dan sebagainya, dalam pengembangan diri siswa baik kegiatan yang

berada di dalam maupun di luar sekolah. Oleh karenanya bila dicermati

lebih dalam lagi, pelaksanaan pendidikan karakter juga terdapat dalam

pendidikan formal, informal, dan non fomal.

24
Muchlas Samani, pendidikan karakter (bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2012), 9.
25
Kemdiknas, Pengembagan Pendidikan Budaya karkter bangsa, (Jakarta: Puskur, 2010), 12.
19

Pendidikan karakter yang diintregrasikan didalam mata

pelajaran, ada ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti:

a. Kebijakan sekolah dan dukungan admnistrasi sekolah terhadap

pendidikan yang meliputi: visi dan misi pendidikan karakter,

sosialisasi, dokumen pendidikan karakter dan lain lain.

b. Kondisi lingkungan sekolah meliputi: sarana dan prsarana yang

mendukung, lingkungan yang bersih, kantin kejujuran, ruang

keagamaan dan lain lain.

c. Pengetahuan dan sikap guru ysng meliputi: konsep pendidikan

karakter, cara membuat perencanaan pembelajaran, kurikulum,

silabus, RPP, bahan ajar, penilaian, pelaksanaan pendidikan karakter

terintegrasi dalam mata pelajaran dan lain lain.

d. Peningkatan kompetensi guru.

e. Dukungan masyarakat.26

B. Akhlak

1. Pengertian akhlak

Kata akhlaq berasal dari bahasa Arab khuluq yang jamaknya

akhlaq. Menurut bahasa, akhlaq adalah perangai, tabiat, dan agama. Kata

tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalq yang

26
Yulia Citra, Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus (http:
//ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu.2012), 240, diakses pada tanggal 12 Desember 2017.
20

berarti “kejadian”, serta erat hubungannya dengan kata khaliq yang berarti

“pencipta” dan makhluk yang berarti “yang diciptakan”.27

Imam Al-Ghazali (1055-1111 M) dalam Ihya Ulumuddin

menyatakan:

َ ‫س ُه ْولَ ٍة ِم ْن‬
‫غي ِْر َحا َج ٍة‬ ْ ُ‫ع ْن َها ْاْلَ ْفعَا ُل بِي‬
ُ ‫س ٍر َو‬ ْ َ ‫فس ت‬
َ ‫صد ُُر‬ ِ ‫َه ْي َهةَ َرا‬
ِ َّ‫س َخةُ فِى الن‬

‫اِلَى فِك ٍْر َو ُر ِويَّ ٍة‬

Artinya : “ Akhlak adalah daya kekuatan (sifat) yang tertanam

dalam jiwa yang mendorong perbuatan-perbuatan yang spontan tanpa

memerlukan pertimbangan pikiran.28

Hakikat makna akhlak itu, ialah gambaran batin manusia yang

tepat (yaitu jiwa dan sifat-sifatnya), sedang khalqun merupakan gambaran

bentuk luarnya (bentuk muka, warna kulit, tinggi rendahnya tubuh dan lain

sebagainya.

Para ahli bahasa mengartikan akhlak dengan istilah watak, tabiat,

kebiasaan, perangai, dan aturan dalam hidup.29 Sedangkan menurut para

ahli ilmu akhlak, akhlak adalah sesuatu keadaan jiwa seseorang yang

menimbulkan terjadinyaperbuatan-perbuatan seseorang dengan mudah.

Dengan demikian, bilamanaperbuatan, sikap, dan pemikiran itu baik,

niscaya jiwanya baik.30

27
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf (Bandung : Pustaka Setia, 2010), 11
28
Ibid., 13.
29
Aminuddin, Membangun Karakter Dan Kepribadian Jati Diri, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006),
11.
30
M. Mayhur Amin, dkk. Aqidah dan Akhlak, (Yogyakarta: Kota Kembang, 1996), Cet. Ke-3, 47.
21

Pada intinya, maksud dari akhlak yaitu mengajarkan bagaimana

seseorang seharusnya berhubungan dengan sang penciptanya, sekaligus

bagaimana seseorang harus berhubungan dengan sesama manusia.

Kesimpulan dari ajaran akhlak adalah niat kuat untuk berbuat atau tidak

berbuat sesuatu sesuai dengan ridho Allah SWT.31 Aklak merupakan suatu

yang terbentuk dari kepribadian bukan dari hasil perkembangan pikiran

semata, akan tetapi merupakan tindakan atau tingkah laku dari seseorang,

akhlak tidaklah bisa dipisahkan dari kehidupan beragama dan manusia.

Sumber untuk menentukan akhlak dalam islam, apakah termasuk

akhlak yang baik atau akhlak tercela, sebagaimana keseluruhan ajaran

Islam menjadi pegangan dan sumber adalah al-Quran dan Sunnah Nabi

Muhammad SAW. baik dan buruk dalam akhlak, ukuranya adalah baik

dan buruk menurut kedua sumber itu, bukan baik dan buruk menurut

ukuran manusia. Sebab jika ukurannya adalah manusia, maka baik dan

buruk itu bisa berbeda-beda. Seseorang mengatakan bahwa sesuatu itu

baik, tetapi orang lain belum tentu menganggapsnya baik. Begitu juga

sebaliknya, seseorang menyebut sesuatu itu buruk, bisa saja orang

menyebut baik.32

Berbicara tentang Akhlak mulia bagi manusia, Ahmad Syauqi

seorang penyair terkenal pada abad 19 pernah menulis puisi yang

menunjukkan betapa sangat pentingnya masalah akhlak dalam kelestarian

31
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel, Pengantar Study Islam, (Surabaya: IAIN Sunan
Ampel Pres, 2011), 65
32
Hamzah Ya’qub, Etika Islam Pembagian Akhlaqul Karimah (suatu pengantar), (bandung: CV.
Diponegoro, 1988), 35
22

suatu masyarakat karena sesungguhnya masyarakat dapat bertahan apabila

meraka mempunyai akhlak. Akan tetapi jika akhlak mereka buruk, maka

dengan pasti masyarakat sangat tidak suka dengan anak tersebut.33

2. Pembentuk Akhlak

Pembentuk akhlak dapat diartikan sebagai usaha sungguh-sungguh

dalam rangka membentuk kepribadian manusia dengan menggunakan

sarana pendidikan dan pembinaan yang terprogram dengan baik serta

dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan konsisten pembentukan atau

pembinaan akhlak merupakan inti dari risalah islam34

3. Pembagian dan Macam Akhlak

Kali ini penulis akan menjelaskan pembagia dan macam-macam

akhlak. Adapun akhlak akan di bagi dua, yaitu.

a. Akhlak Mahmudah (akhlak terpuji).

Yang dimaksud akhlak terpuji adalah segala macam

sikap/keadaan dan tingkah laku baik (terpuji). Akhlak ini dilahirkan

oleh sifat-sifat mahmudah yang terpendam dalam jiwa,hati seseorang.

Sedangkan mempunyai akhlak terpuji artinya menghapus semua

adat kebiasaan buruk yang sudah digariskan dalam agama islam serta

menjahuhkan diri dari perbuatan buruk tersebut, kemudian

membiasakan kebiasaan baik, melakukanya dan mencintainya.35

33
Ahmad Syauqi, Al-syauqiyyat, (beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, tt), 166.
34
Agus Zainal Fitri,Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolh (Jogjakarta:Arruz
2012), 129
35
Asmaran As, Pengantar Study Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1994),131, 140
23

1) Taubat adalah suatu sikap yang menyesali perbuatan buruk yang

pernah dilakukanya dan berusaha menjahuinya tanpa ada niat untuk

mengulangi serta melakukan perbuatan baik.

2) Amar Ma’ruf Nahi Munkar, yaitu perbuatan baik yang dilakukan

kepada manusia untuk memeberi kebaikan dan meninggalkan

kemaksiatan dan kemungkaran yang dilakukanya.

3) Tawakkal, yaitu menyerahkan diri kepada Allah setelah berusaha.

Apabila kita telah berusaha sekuat tenaga dan masih mengalami

kegagalan dalam kehidupan apapun maka manusia itu harus

bersabar dan memohonlah kepada Allah agar di buka jalan

keluarnya.36

4) Sabar, adalah keadaan jiwa yang kokoh, stabil, dan konsekuen

dalam pendirian.37

5) Tawadhu’, Tawadhu adalah sikap merendahkan diri atau rendah

hati, dapat menghargai siapa saja yang dihadapinya baik tua, muda,

kaya maupun miskin.38

6) Berbuat baik, Berbuat baik adalah salah satu perbuatan terpuji

memulai dari saling menghargai, toleransi, menolong dan

memaafkan.39

36
Sayyid Abdullah Al-Haddad, thariqoh Menuju Kebahagiaan,(Bandung: Mizan, 1998),254
37
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak (Jakarta : Hamzah, 2016), 204.
38
Muhammad Yunus, Kamus Arab Indonesia (Jakarta : Yayasan Penyelenggara Penerjemah,
1973), 501.
39
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, 212.
24

b. Akhlak Mazhmumah (akhlak tercela)

1) Maksiat Lahir

Maksiat berasal dari bahasa Arab, yaitu ma’siyah yang

artinya pelanggaran oleh orang yang berakal dan sudah baligh,

karena melakukan perbuatan yang sudah dilarang dan

meninggalkan pekerjaan yang diwajibkan oleh syariat Islam.

2) Takabbur (al-Kibru)

Yaitu suatu sikap yang selalu menyombongkan dirikepada

manusia yang tidak mau mengakui kekuasaan Allah di muka bumi

ini, termasuk mengingkari nikmat Allah yang sudah di

dapatkannya.40

3) Syirik yaitu sikap yang menyekutukan Allah dengan makhluk lain,

dengan menganggap bahwa ada suatu makhluk lain yang

menyamai kekuasaan-Nya.41

4) Nifak, yaitu suatu sikap yang menampakkan dirinya bertentangan

dengan kemauan hatinya. Pelaku nifak ini disebut dengan

munafik. Sebab sifat nifak inilah, si pelaku akan melakukan

perbuatan tercela, diantaranya yaitu berbohong, ingkar janji,

khianat, dan lain lain.42

40
Mahjuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 1991),15
41
Mahjuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, 16
42
A. Zainuddin dan Muhammad Jamhari, al-islam 2: Muamalah dan Akhlak,(bandung: pustaka
SETIA, 1999), 77-78
25

5) Iri hati atau dengki, yaitu sikap kejiwaan manusia yang selalu

menginginkan agar kenikmatan dan kebahagiaan yang di dapatkan

orang lain bisa hilang.

6) Marah, yaitu kondisi emosi manusia yang tidak ditahan oleh

kesadaranya sehingga menampakkan perbuatan dan perilaku yang

tidak menyenangkan orang lain.43

4. Keutamaan akhlak dalam islam

a. Akhlak adala faktor dari risalah Rosulullah SAW dimana beliau

bersabda yang berbunyi: “Sesungguhnya aku diutus untuk

menyempurnakan akhlak yang baik” (HR. Abu Ya’la dan Al-Hakim).

b. Akhlak adalah setandar kebaikan seseorang, sebagaimana dijelaskan

oleh hadist Rosulullah SAW yang berbunyi: “Sesungguhnya orang

yang terbaik diantara kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya”

(HR. al-Tirmidzi).

c. Akhlak adalah salah satu tanda kesempurnaan iman. Rosulullah SAW

bersabda: “Mukmin yang paling sempurna keimananya adalah yang

paling baik akhlaknya” (HR. al-Tirmidzi dan Ahmad).44

5. Kualitas akhlak

a. Upaya penjagaan seorang muslim terhadap dirinya tidak lain adalah

upaya melindunginya dari siksa Allah ta’ala dan neraka-Nya

b. Jika ia tidak menjaga diri sendiri, ia kehilangan waktu-waktu ketaatan

dan moment-moment kebaikan.

43
Mahjuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, 26.
44
Ali Maulida, Jurnal Ilmiah Konsep dan Desain Pendidikan Akhlak dalam Islamisasi Pribadi dan
Masya
rakat (http://Jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/article/view/36.2013), 371, diakses pada
tanggal 12 Desember 2017.
26

c. Hisib kelak bersifat individual “Dan setiap mereka datang kepada Allah

pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri”(QS Maryam:95)

d. Penjagaan diri lebih mampu mengadakan perubahan . seseorang lebih

tau akan dirinya sendiri, maka upaya penjagaan diri merupakan hal

yang bagus dan sekaligus menimbulkan perubahan pada seseorang

tersebut

e. Muhasabah diri, melakukan muhasabah (evaluasi) terhadap dirinya atas

kebaikan dan keburukan yang telah ia kerjakan, meneliti kebaikan dan

keburukan yang ia miliki, agar ia tidak terperamjat kaget dengan

sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya pada hari kiamat 45

45
Gifan Setyarso, Upaya Peningkatan Kualitas Akhlak, Artikel Penelitian (07,September,2014).
www, scribd.com. diakses pada 02, Mei, 2018
27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research)

yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud untuk mempelajari secara

intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan

sesuatu unit sosial: individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.46

Penelitian ini dilakukan secara mendalam untuk mendapatkan hasil yang

berupa gambaran lengkap dan terorganisasi baik mengenai unit yang

diteliti.

2. Pendekatan

Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang

sifatnya deskiptif. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara,

analisis dokumen, disusun peneliti dilokasi penelitian dan tidak dituangkan

dalam bentuk angka47. Peneliti segera melakukan analisis data dengan

memperkaya informasi, hasil analisis data tersebut disajikan dalam bentuk

uraian naratif yang hakikatnya adalah untuk menjawab pertanyaan apa dan

mengapa fenomena tersebut terjadi. Data dihimpun dengan pengamatan

yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai

catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis

46
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), 80.
47
Ibid., 80.

14
28

dokumen dan catatan-catatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengahsilkan

teori berdasarkan data empiris (lapangan) untuk memandang realitas atau

fenomena yang dapat diklasifikasikan yang berkaitan dengan implementasi

pendidikan karakter dalam meningkatkan kualitas akhlak siswa di MTsN

Tambakberas Jombang. tugas seorang peneliti adalah memahami apa yang

terjadi di lapangan, atas dasar situasi dan kondisi.

B. Objek penelitian

Objek atau informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk

memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.48 Dalam

penelitian ini yang dijadikan sebagai narasumber untuk memperoleh informasi

guna mengumpulkan data dilapangan ialah kepala sekolah guru dengan 7

orang dan siswa kelas VIII sebanyak sampel 56 siswa dari yang ada di MTsN

Tambakberas Jombang.

C. Metode pengumpulan data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga cara dalam

mengumpulkan data, yaitu :

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu instrument penggali data yang

dilakukan dengan tanya jawab searah terhadap objek penelitian tentang

topic tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung. Wawancara

48
Lexy J. Mleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosdakarya, 2011), 132.
29

dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat

dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan

menggunakan telefon.49 Dalam penelitian ini menggunakan wawancara

terstruktur.

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan

data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti

tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam

melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan instrument

penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif

jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini pula,

pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai

pengumpul data. Supaya setiap pewawancara mempunyai keterampilan

yang sama, maka diperlukan training kepada calon pewawancara.50

2. Observasi

Setelah peneliti mengadakan wawancara untuk mecari data yang

banyak serta menguji data yang diperoleh maka peneliti mengadakan

observasi ke lokasi yang diteliti sesuai dengan permasalahan yang akan

diteliti secara mendalam. Observasi adalah suatu instrument penggali

data yang dilakukan dengan pengamatan sungguh-sungguh terhadap

objek tertentu dengan memanfaatkan panca indra terutama indra

penglihatan dan penglihatan yang terencana dan diikuti dengan proses

49
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan(Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), 216.
50
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2011), 194.
30

pencatatan.51 Observasi dapat dilakukan sesaat ataupun mungkin dapat

diulang.

Adapun jenis observasi ini adalah participant observation,

dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang

yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa

yang dikerjakan oleh sumber data. Dengan observasi partisipan ini,

maka data yang diperoleh akan lebih lengkap dengan daya pengingat

yang tajam dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap

perilaku yang nampak.52

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik

tertulis, gambar maupun elektronik.53 Metode dokumentasi ini oleh

peneliti digunakan untuk mengumpulkan data sekunder (peristiwa yang

sudah dialami seseorang dan disampaikan kepada orang lain, baik

berupa tulisan, rekaman video, foto, dll). dan semua itu ada kaitannya

dengan permasalahan yang peneliti kaji dan dalam banyak hal dokumen

ini akan dijadikan alat untuk menguji dan menafsirkan data non

dokumen yang diperoleh dilapangan.

51
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial(Jakarta:Rineka Cipta, 1999), 21.
52
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), 145.
53
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, 221.
31

D. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Dalam penelitian ini yang menjadi jenis data yaitu Pelaksanaan

Pendidikan Karakter dalam peningkatan kualitas akhlaq siswa di MTsN

Tambakberas.

2. Sumber Data

Adapun sumber data yang diperlukan antara lain guru, siswa,

dokumen-dokumen atau arsip, foto, buku maupun jurnal ilmiah yang

berkaitan dengan tema yang diangkat.

E. Metode Analisa Data

Penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian kualitatif dengan

menggunakan metode analisis induktif, yaitu Contoh-contoh kongkrit dan fakta-

fakta diuraikan terlebih dahulu, baru kemudian dirumuskan menjadi suatu kesimpulan

atau jeneralisasi. Pada metode induktif, data dikaji melalui proses yang berlangsung

dari fakta. Analisis induktif digunakan karena proses induktif lebih dapat menemukan

kenyataan-kenyataan penelitian sebagai yang terdapat dalam data, dan juga lebih

dapat membuat hubungan peneliti-responden menjadi eksplisit, dapat dikenal dan

akuntabel.54

Teknik analisis data ini setelah data diperoleh melalui beberapa

metode, selanjutnya penulis menyusun data tersebut, kemudian agar data

mempunyai arti maka data tersebut diolah dan dianalisis. Adapun analisis

54
Suwardi Endraswara, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan (Yogyakarta : Pustaka
Widyatama, 2006), 89.
32

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif kualitatif

yaitu menggambarkan dan menjelaskan data-data yang telah diperoleh selama

melakukan penelitian. Maka analisis data dimulai dari lapangan dengan

menggunakan deskriptif analisis yaitu menyusun dengan cara

mendeskripsikan, menafsirkan dan menganalisis semua hal yang menjadi

fokus dalam penelitian analisis data ini dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung, dan setelah pengumpulan data dalam periode tertentu. Penelitian

ini dalam menganalisis menggunakan empat tahapan proses analisis data,

yaitu:

1. Reduksi Data

Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak maka

data-data yang ada perlu dicacat secara rinci. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal

yang penting serta mencari tema dan polanya.55 Karena data yang

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan akan

mempermudah untuk mendapatkan data selanjutnya.

2. Penyajian Data

Maksud dari penyajian data ini adalah mengumpulkan data dan

mengorganisir data dari informasi yang dikumpulkan dari berbagai cara

baik yang berbentuk uraian singkat maupun teks yang bersifat naratif

sehingga dengan penyajian data akan mempermudah untuk memahami apa

yang terjadi.

55
Sugiyono, Metode Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2015), 247.
33

3. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data/metode

pengumpulan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu, dalam penelitian ini, triangulasi yang digunakan ialah

triangulasi dengan sumber.Triangulasi dengan sumber berarti menguji

kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber.56 Data yang diperoleh dari hasil

wawancara , angket, observasi, dan analisis dokumentasi dibandinglan

seingga menjadi kumpulan data yang komprehensif dan dapat

dipertanggungjawabkan.

4. Penarikan Kesimpulan

Tahapan selanjutnya adalah menarik kesimpulan berdasarkan

temuan dan melakukan verivikasi data, karena kesimpulan awal masih

bersifat sementara dan belum ditemukan bukti-bukti kuat untuk

mendukungnya, maka akan dilakukan verivikasi data yaitu proses untuk

mendapatkan bukti-bukti tersebut.57

56
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, 373.
57
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Jakarta: Gaung Persada Pers, 2010),
222.
34

BAB IV

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

A. Latar Belakang Objek Penelitian

1. Sejarah MTsN Tambakberas Jombang.

Kota Jombang merupakan basis dari pondok pesantren.Hal tersebut

dapat diketahui dengan adanya berbagai pondok pesantren yang tumbuh

dan berkembang dengan pesat. Salah satu dari pesantren tersebut adalah

Pondok Pesantren Bahrul Ulum. Bahrul Ulum merupakan pemberian nama

oleh KH. Abdul Wahab Hasbullah tahun 1967. Pada tahun 1969, ketika

Menteri Agama waktu itu KH. M. Dahlan berkunjung ke Tambakberas

telah disepakati bersama antara KH. Abdul Wahab dan KH. M. Dahlan

untuk mendirikan madrasah. Secara resmi Madrasah Tsanawiyah Negeri

(MTsN) Tambakberas Jombang dibuka pada tanggal 4 Maret 1969 sesuai

dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Agama RI No. 23 Tahun 1969

dengan nama Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Negeri (MTsAIN)

Tambakberas Jombang. Pada saat itu keberadaan MTsN masih bergabung

dengan Muallimin dengan masa pendidikan selama 6 tahun, yaitu :

a. Kelas I, II dan III Mualimin menjadi MTs.AIN (Madrasah Tsanawiyah

Agama Islam Negeri).

b. Kelas IV, V dan VI Mualimin menjadi MAAIN

(MadrasahAliyahAgama Islam Negeri).


35

Pada saat diresmikannya Muallimin menjadi MTs.AIN jumlah

kelasnya sudah lengkap yaitu 3 (tiga) kelas dengan jumlah peserta didik

191 orang, sedang untuk peserta didik putri pada saat itu belum ada.

Pendaftaran peserta didik putri dibuka pada tahun ajaran berikutnya, tahun

1973. Pembukaan pendaftaran peserta didik putri tidak mengalami

hambatan, karena kelas I Muallimin telah siap menerima lulusan peserta

didik kelas VI MI Bahrul Ulum 1972 untuk tahun ajaran 1972. Dan kedua

madrasah tersebut sama-sama masih eksis serta sama-sama berkembang

pesat sampai sekarang.

Sejak didirikan hingga menjadi MTsN, Lembaga ini sudah lima

kali mengalami pergantian kepala madrasah,namun selalu terus mengalami

kemajuan dan perkembangan. Masyarakat dan orang tua yang tergabung

dalam BP 3 diwakili oleh pengurusnya selalu berperan aktif sebagaimana

fungsinya memberikan kontribusi dalam memajukan madrasah.

2. Periode Kepla Sekolah

a. periode pertama.

Drs. KH. M. Syamsul Huda As.SH, M.Hi. Masa Jabatan

Tahun 1969 s/d1980.

Alih tugas pada periode pertama terjadi pada tanggal 1

Oktober1980. Pada saat alih tugas tersebut peserta didik MTs. AIN

Tambakberas berjumlah 334 orang. Pada periode pertama ini program

dari kepala madrasah adalah menegerikan madrasah. Untuk

menegerikan madrasah, dibutuhkan tenaga tenaga pendidik dan


36

pegawai yang profesional serta menata organisasi madrasah. Pada

masa tersebut gedung dari madrasah masih meminjam pada Yayasan

Pondok Pesantren Bahrul Ulum.

b. Periode kedua.

KH. Ach. Fatih. Masa Jabatan 1980 s/d 1993.

Mempunyai program, yaitu meningkatkan mutu SDM tenaga

pendidik dan pegawainya. Kemudian meningkatkan kualitas

dankuantitas peserta didik. Karena gedung sekolah masih meminjam

gedung Yayasan Bahrul ‘Ulum yang ada di sebelah timur jalan raya,

maka pada periode ini merintis dan mengusulkan proyek pengadaan

tanah dan gedung seperti Aula Putra dan lapangan basket.

c. Periode ketiga

Drs. KH. Amanullah AR. Masa jabatan 1993 s/d 1998

Sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja dan manajemen

MTsN, maka selain melanjutkan program-program yang telah dirintis

oleh dua kepala madrasah sebelumnya, mak a hal pertama yang

dilakukan oleh beliau ada;ah membangun gedung bertingkat yang

difungsikan sebagai kantor Madrsah dan ruang laboratorium untuk

pembagunan peserta didik dan siswi.

d. Periode keempat.

Drs. KH. Hasan, M.PdI. Masa Jabatan 1999 s/d 2008.

Program pada periode keempat ini kepala madrasah sudah mulai

memfungsikan gedung baru (proyek pemerintah) secara maksimal serta


37

melengkapi sarana-sarana penunjang lainnya. Sedangkan untuk lebih

meningkatkan kualitas dan kuantitas peserta didik maka pada periode ini

program yang dilaksanakan

e. Periode kelima.

Drs. H. Anshori. Masa Jabatan 2008 s/d 2014.

Sesuai dengan Renstra ke 1VMTsN Tambakberas yang

berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.

f. Periode Sekarang .

H. Moch. Syuaib, S.Ag. M.PdI.

Sesuai dengan Renstra ke V MTsN Tambakberas yang

berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan.

3. Kondisi Objektif Madrsah

a. Visi

Madrasah Unggul, berakhlaqul Karimah, Kompetetif, Peduli, lingkungan.

b. Misi

1. Mewujudkan peserta didik yang religius dan berakhlaqul karimah

serta memiliki pemahaman terhadap pelastarian lingkungan hidup.

2. Mengimplementasikan 5b karakter madrasah (kesolehan, kejujuran,

kearifan, kepedulian dan keserderhanaan.

3. Mewujudkan peserta didik berprestasi dan memiliki daya kompetetif

tinggi,

4. Mewujudkan peserta didik yang terampil berbahasa asing (Arab dan

Inggris), dan berjiwa entrepreneur.


38

5. Meningkat proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif

dan menyenangkan yang terintegrasi pendidikan lingkungan hidup.

6. Meningkatkan profesionalisme guru dan pegawai dalam bidang

pengetahuan, kinerja dan mampu memanfaatkan lingkungan sekitar.

7. Meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan umum dan agama semua

warga madrasah dalam kehidupan sehari-hari.

8. Memenuhi dan meningkatkan sarana dan prasarana yang memadai

dan ramah lingkungan .

9. Memberikan pelayanan kepada stakeholder (guru,pegawai, peserta

didik dan masayarakat) dengan standart pelayanan prima.

10. Menciptakan hubungan yang baik dan efektif antar sesama warga

madrasah dan masyarakat.

4. Tujuan

a. Terbebasnya peserta didik dari segala macam dekadensi moral

dan memiliki kebiasaan berperilaku religius dan berakhlakul

karimah serta mampu menerapkan pemahaman terhadap

pelestarian lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari.

b. Tercapaiannya peserta didik yang terampil membaca Kitab

Kuning dasar sebagai sarana penguasaan mata pelajaran

Muatan Lokal Kepesantrenan.

c. Terwujudnya output peserta didik berprestasi baik bidang

akademis maupun non akademis dengan peningkatan bobot

KKM dan Nilai UN minimal Rata-rata 8,00 dan memiliki daya


39

kompetitif tinggi dalam setiap kejuaraan baik tingkat

kabupaten, propinsi maupun nasional.

d. Tercapaiannya Kelulusan peserta didik 100%

e. Terwujudnya peserta didik yang terampil berbahasa asing

(Arab dan Inggris) yang dijadikan sebagai bahasa pengantar

proses pembelajaran dan komunikasi antar warga madrasah.

f. Terwujudnya peserta didik yang berjiwa entrepreneur sebagai

implementasi mata pelajaran Kuliner.

g. Terciptanya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif,

efektif dan menyenangkan yang terintegrasi pendidikan

lingkungan hidup.

h. Tercapainya peningkatan profesionalisme guru dan pegawai

dalam bidang pengetahuan, kinerja dan mampu memanfaatkan

lingkungan sekitar antara lain Pengolahan sampah lingkungan.

i. Tercapainya peningkatan kualitas ilmu pengetahuan umum,

teknologi (IT) dan agama bagi semua warga madrasah dalam

kehidupan sehari-hari.

j. Terpenuhinya sarana dan prasarana yang memadai dan ramah

lingkungan.

k. Terpenuhinya pelayanan kepada stakeholders

(guru,pegawai,peserta didik,masyarakat) dengan Standar

pelayanan prima sehingga meningkatkan kinerja dan hasil

belajar peserta didik.


40

l. Terciptanya hubungan yang baik dan efektif antar sesama

warga madrasah dan masyarakat sehingga terjalin hubungan

yang harmonis dan bermakna.

m. Tercapainya prestasi Madrasah Adiwiyata Mandiri.

5. Target Input.

Pada tahun 2016-2060 Input peserta didik MTsN Tambakberas

mempunyai dasar pengetahuan Agama dan praktik ibadah.

6. Target Proses

Menyelenggarakan sistem pembelajaran dengan menggunakan

Kurikulum Nasional (kurikulum 2013/K13 dan kurikulum muatan lokal

kepesantrenan yang terintegrasi dengan pendidikan Lingkungan Hidup ,

dengan konsentrasi keunggulan.

a. Keagamaan: Aqidah-Akhlaq, Fiqih 5 (Thoharoh, Sholat,

Puasa, Zakat dan Haji) dengan penekanan padapraktik sholat

dan membaca Al-Qur'an

b. Matematika

c. Sains

d. Bahasa: Indonesia, Inggris, Arab

e. Menyelenggarakan pembelajaran sains dengan pengantar

bahasa Inggris, sedangkan pembelajarapendidikan Agama

dengan pengantar bahasa Arab.

f. Seluruh penyelenggaraan pembelajaran dengan TI.


41

7. Letak Geografis MTsN Tambakberas Jombang.

Madrasah Tsanawiyah Negeri Tambakberas Jombang terletak di

jalan KH. Abd Wahab Hasbullah, Gg. III Tambakberas, Tambak Rejo,

Jombang, Kabupaten Jombang Jawa Timur.

8. Struktur Organisasi MTsN Tambakberas Jombang.

 Kepala Madrasah H. Moch. Syuaib, S.Ag.,M.PdI

 Badan Pemberdaya Mutu Madrasah KH. Masduqi Abdurrohman

Al-Hafidz

 Komite Sekolah KH. Abdul Adhim Dimyati

 Wakabidang Kesiswaan Yahya Chudlori, S. Ag

 Waka Bidang Kurikulum Muhlas Ubaidillah, SP

 Ka. Tata Usaha Fauziyah Munitun , SH

 Wakabidang Sarpas Muhammad Masrul, S,Ag.,M.PdI

 Waka Bidang Humasy Hj. Elfi Ni’MAH Hamidah H., S.Ag.

M.Pd.I

 Kordinator Pembina UKS Dra. Rahayu Sri Utami

 Kord. Proses Pembelajaran H. Maksus, S,Ag

 Pengadmnistrasi Umum Zainul Arifin, S.Ag

 Koordinator Bidang Sarpras Vendik Indarmanto. S.Pd

 Kordinator Bidang Humasy Dila Ila Rahmatika, S.Pd

 Kordinator Pembina Tahfid Nurul Muhyiddin, S.Ag


42

Tabel 4.1 daftar Guru

NO KG NAMA GURU

1 1 H. M. Syuaib, S. Ag, M. PdI

2 3
Drs.H.Ach.Hasan, M.PdI
3 6
Hj. Hindun Khurriyah .D., S.Ag
4 Hj. Aminatus Surur, MA

5 9
H. Atho'illah Mahfud
6 11 Hj. Ilil Maidah, S.Pd

7 14
Dra. Istiqomah
8 15
M. Masrul, S.Ag., M.PdI.
9 16
Hj. Dwi Ajuni LCHM, S.Pd
10 17
Abd. Rozaq Husni
11 18
Hj. Zumrotus Sholikhah,S.Pd
12 20
H. Maksus, S.Ag
13 21
Dra. Hj. Siti Aisyah
14 24
Immadul Ummah, S.PdI., M.PdI
15 25
Ummi Maisaroh S.Pd
16 27
Chabibullah, S.PdI
17 31 Dra. Hj. Muniroh, M.MPd.

18 35 Lilik Lailatul .F.

19 36
Dra. Lilik Umul Mas'udah
20 37
Muklas Ubaidillah, S.P
43

21 45
Rohmatun Inayah, S.Ag
22 46
Adatul Istiqomah, S.Ag., M.MPd
23 48
H.M.Salman Al-Faries, LC
24 49
Yahya Chudlori, S.Pd.I
25 51
Hj. Elfi Ni'mah HH, S.Ag, M.PdI
26 52
Sofiyah, S.PdI
27 54
Endang Nur Hamidah, S.Ag
28 56
Endang Puji Rahayu, S.Si
29 57
Iva Sofia, S.Pd
30 62
Hj. Luluk Syarifatul H, S,Pd., M.Pd.
31 64
Nurdjannah, S.Pd
32 65
S. Sholihah, S.Pd
33 67
Hj. Umi Mahmudah, S.Pd,M.Ed
34 68
Ida Murtiningsih, S.Pd
35 70
Sulton Agung, S.PdI
36 71
Dina Ila Rahmatika, S.Pd
37 72
Hj. Elok Bashiroh M., S.PdI.
38 73
Dra. Hidayati
39 74
Nisa'ul Khoiriyah, S.PdI
40 76 Siti Qomariyah, S.PdI

41 77
Moh. Fathurrohman, S.Pd
42 80
Arifatul Hasanah, S.PdI
44

43 81
Rahmi Nur Azizah, S.Si
44 89
Vendik Indarmanto, S.Pd
45 92
H. Amin Awal Amaruddin, S.Psi
46 95
Maimunatus Syafiqoh, S.PdI
47 100
Erna Setyawati, S.Pd
48 101
Fitria Rahmawati, M.Pd
49 103
M. Khoirul Anwar
50 105
Moh. Khoirul Anwar, S.PdI
51 106 Abd. Faqih, S.PdI

52 107
Muhammad Irham, S.PdI
53 108
Mokhamad Basori, S.PdI
54 110
Arna Widiya, S.Pd
55 113
Fiqriyah Eka Ningrum, S.Pd
56 115
Hanik Izzah Fitriana, S.Pd
57 119
Ana Zulfatur Rosyidah, S.Pd
58 121 Faqihatul Fitriyah, S.PdI

59 122
Fauziyah, S.H
60 123
Rossa Haibati, S.Pd
61 124
Muhammad Munib, S.PdI
62 127
Ida Meipurwati, ST
63 128
Nur Hadi, S.PdI
64 130
Hartin Atas Asih, S.Pd
45

65 131
Dwi Rahajeng, S.Pd
66 132
Sefi Setyaningsih, S.Pd
67 134
Kholisotus Sa'adah, S.PdI
68 136
Rosita Umami Budi, S.PdI
69 144
Arna Widya, S.Pd
70 146 Masrifah, S.PdI

71 147 Annisa Elvi Lafz, S.Pd

72 148 Anniyatus Sa'diyah, S.PdI

73 154
Santi Purwanti, S.Pd
74 152 Malikah Busonowati, S.Pd

75 156 Hj. Suniah Wibawati, S.Ag

76 167 M. Ismumandhirin

77
Ni'matus Sholikhah, S.PdI
78 Cholilotul Chumaizah, S.Pd

79 Idham Kholid, S.Pd

80 Hj. Nanik Zahiroh, S.Hi

81 Kholidah Hanum, S.Pd

82 Dra. Nurani Endayani

83 Dwi Aniyatul Lu'luil Ma'nun, S.PdI

84 Mahmud

85
M. Fathoni
86
M. Affan Wahidi, S.PdI
46

87 Alfian Nasrun

88 Ismail

89 M. Patkul Anam

90
Ach. Chumaidi
91
Elok Fitria, S.Pd
92
B.Arab MAUWH
93
Imam Azijudin, S.Pd, M.Si
94
M. Sofi, S.Pd
95
Afrizal

Tabel 4.2 Data Tenaga Pendidik /Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan

TINGKAT JUMLAH TENAGA


JUMLAH PEGAWAI
PENDIDIK PENDIDIK KET.
AN GT GTT DPK JML PT PTT DPK JML
S2 9 8 - 17 - 1 - 2
S1 31 20 - 51 1 6 - 8
D3 - 2 - 2 - - - -
D1/SLTA - 1 - 1 7 10 - 22
SLTP - - - - - 3 - 5
SD - - - - - - - -
Jumlah 40 31 - 68 8 20 - 37

Tabel 4.3 Data Peserta Didik


Jumlah Keseluruan Putra Putri Total
VII 36 90 126
VIII 56 74 130
IX 29 65 74
Jumlah 121 229 330
47

9. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Tabel 4.4 Jumlah dan Kondisi Fasilitas Sarana Prasarana

Jumlah Luas Kondisi Ruang (Jml. Rg)


Jenis Ruang
(Ruang) (M-2) B RR RB
Ruang Tamu 1 12 B
Laboratorium IPA 1 72 B
Laboratorium Bahasa 1 72 B
Laboratorium
1 80 B
Komputer
Perpustakaan 2 64 B
Ruang Koperasi/Toko 2 24 B
Ruang BP/BK 2 16 B
Ruang Kepala Sekolah 1 24 B
RuangTenaga Pendidik 1 136 B
Ruang Kurikulum 1 68 B
Ruang Humasy 1 34 B
Ruang Kesiswaan 1 68 B
Ruang kelas 58 3248 B
Ruang TU 1 63 B
Ruang OSIS 2 21 B
Ruang Usaha
2 98 B
Kesehatan Sekolah
Ruang
2 160 B
lbadah/Musholla
Ruang Aula/GSG 1 350 B
Kamar Mandi/WC
5 80 B
Tenaga Pendidik
Kamar Mandi/WC
35 958 B
Peserta didik
Gudang 5 48 B
Kantin UKS 22 748 B
Green House 1 18 B
Lapangan Olahraga
(Basket, Voli, Tennis
Meja, Takrow,Lompat 2 750 B
Jauh, Bulu Tangkis,
Futsal)
Radio UKS FM 1 55 B
Audio Visual 43 - B
R. ICT Center 1 12 B
R. Kuliner 1 24 B
48

B. Penyajian Data Hasil Penelitian

1. Pendidikan Karakter di MtsN Tambakberas Jombang

Pendidikan karakter merupakan usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam

segenap peranannya sekarang dan masa yang akan datang serta upaya

pendidik untuk membentuk peserta didik menjadi pribadi seutuhnya yang

berkarakter melalui kegiatan bimbingan, pembiasaan, pengajaran, dan

latihan serta keteladanan.

Berdasarkan observasi ketika wawancara di lapangan menurut

Bapak Moch. Syuaib selaku Kepala Madrasah di MTsN Tambakberas

Jombang berpendapat tentang pendidikan karakter yang ada disana yaitu

sebagai berikut:

Pendidikan karakter yang ada di MTsN Tambakberas Jombang


adalah pendidikan yang mengacu kepada sikap dan perilaku siswa,
yang merupakan bentuk kegiatan yang di dalamnya terdapat
tindakan yang mendidik dikhususkan bagi peserta didik. Tujuan
pendidikan karakter adalah membangun watak dalam
menghasilkan penyempurnaan diri secara berkelanjutan dan
melatih kemampuan diri untuk hidup yang lebih baik.58

Bapak Moch. Syuaib juga berpendapat tentang pentingnya dan

tujuan pendidikan karakter yaitu sebagai berikut:

Pendidikan karakter itu sangatlah penting. Pendidikan yang


membentuk siswa berprilaku baik. Karena sekarang ini siswa tidak
hanya pinter dan cerdas saja, tetapi harus mempunyai karakter.
Tujuanya adalah supaya para siswa dapat mencerminkan prilaku
yang baik ketika di sekolah maupun di keluarga dan di masyarakat.
Dalam menanamkan karakter di sekolah itu dengan mengacu
kepada nilai-nilai akhlak, setiap kali mengajar menanamkan sikap-
sikap akhlak yang mulia dan mengacu kepada pelajaran yang

58
Moch. Syuaib,Wawancara, Jombang, 21 april 2018.
49

sedang di ajarkan. Contoh sikap disiplin ketika mengumpulkan


tugas selama KBM diberikan waktu khusus dan siswa harus
mengumpulkan tugsnya tepat waktu jika tidak, tugas tersebut tidak
akan diterima guru sehingga siswa tersebut nantinya akan merasa
disiplin dan bertanggungjawab terhadap dengan tugasnya. Dalam
karakter religius contohnya adalah saat awal KBM membaca doa
bersama-sama dan ketika akan selesai juga membaca doa
bersama.59

Sedangkan menurut bapak Muhlas Ubaidillah selaku waka

kurikulum dapat diketahui bahwa pendidikan karakter adalah:

suatu bentuk kegiatan siswa, artinya pendidikan yang dikelola


manusia yang didalamnya itu terdapat beberapa kegiatan ataupun
tindakan yang mendidik, ini diperuntukkan bagi siswa atau
generasi-generasi selanjutnya. Pendidikan karakter di lakukan di
madrasah maupun sekolah memang kita lihat bahwa situasi
generasi kedepan ataupun sekarang itu harus dibentuk karakternya
ketika berada di Tingkat Dasar, Menengah, sampai Tingkat atas.
Nah tentunya dalam hal ini untuk bisa mencapai itu tidak lepas dari
satu bagaimana madrasah atau sekolah itu mengelola.60

Jadi pendidikan karakter itu dasar dari pembentukan watak

manusia, dan pada bagian watak itulah siswa harus memiliki

kecendrungan untuk merespon segala sesuatu yang ada di madrasah

maupun di lingkungan.

Seorang siswa kelas VIII bernama Daud Putra Cahyono juga

berpendapat mengenai pendidikaan karakter yaitu:

Pendidikan karakter suatu pendidikan yang sangat penting dalam


lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga. Dengan
mempunyai karakter yang baik dan kita dapat menghormati orang
lain dan menjadi pribadi yang unggul.61

Tujuan pendidikan karakter :

59
Ibid.,
60
Muhlas UbaidillahWaka Kurikulum MTsN Tambakberas Jombang, Wawancara 23 April 2018
61
Daud Putra Cahyono Siswa MTsN Wawancara tanggal 19 April 2018
50

a. Terbentuknya kepribadian peserta didik, kematangan dan integritas

pribadi.

b. Menguatkan dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang

diangg ap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian /

kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang

dikembangkan.

c. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak sesuai dengan nilai-

nilai yang dikembangkan oleh sekolah.

d. Mengembangkan koneksi harmoni dengan keluarga dan

masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan

karakter secara bersama.

2. Akhlak Siswa di MTsN Tambakberas Jombang.

Berikut ini adalah hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti

berikut gambaranya.

Sebelum diterapkan pendidikan karakter akhlak siswa yang ada di

MTsN Tambakberas Jombang sudah baik, namun dalam hal kedisiplinan

sangatlah kurang, terutama dalam hal berangkat sekolah, mereka yang

mayoritas anak pondok pesantren sering datang terlambat karena bangun

kesiangan, mengantri kamar mandi, karena seragam yang hilang, antri

mengambil makanan dan lain sebagainya. Perilaku seperti itu harus

dihilangkan dan dirubah. Dengan diterapkannya pendidikan karakter

lambat laun perilaku seperti itu hilang sedikit demi sedikit karena

pendidikan karakter memberikan pemahaman, didikan, bimbingan, dan


51

tuntunan kepada siswa untuk selalu menerapkan kedisiplinan, berperilaku

baik, sopan santun dan tawadhu’ kepada guru. Sehingga, terbentuklah

akhlakul karimah.

Pada hari senin jam 06:50 WIB semua murid mulai berdatangan

ke sekolah dan berkumpul di halaman madrasah, di depan gerbang ada

beberapa guru yang selalu menunggu, guru tersebut bersalaman dengan

siswanya penuh rasa hormat kemudian siswa siswi mengambil wudhu.

Setelah siswa siswi kumpul semua, ada salah satu guru yang panggilan

akrabnya gus Yahya maju kedepan untuk menjadi imam sholat dhuha,

Gus Yahya Takbirotul Ihram yang di ikuti oleh semua jamaah kemudian

salam dan melantunkan doa sholat dhuha. Setelah salam lalu siswa siswa

bersalaman dengan guru, siswa dengan bapak guru dan siswi dengan ibu

guru. Disitulah siswa siswi terlihat tawadhu’nya terhadap seorang guru.

Semua itu karena tertananamnya pendidikan karakter terutama karakter

religius.

Akhlak sangatlah penting yang harus dilahirkan oleh seseorang

dari dhohirnya. Akhlak itu adalah pondasi islam yang mana orang islam

tanpa akhlak bagaikan jasad tidak bernyawa. Karena salah satu misi yang

dibawa oleh Rosulullah kemuka bumi ini adalah untuk menyempurnakan

akhlaknya manusia. Karena pada zaman jahiliyah dimana akhlaknya

manusia adalah runtuh, yang di penuhi dengan tradisi meminum arak,

membuang anak, membunuh, melakukan kedholiman. Dengan di utusnya

Rosulullah, ahklaknya manusia menjadi lebih baik.


52

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti, ada beberapa

pengertian Akhlak yang telah menjadi budaya di Madrasah Tsanawiyah

Negeri (MTsN) Tambakberas jombang yaitu akhlak sopan santun,

tawaddu’, menghormati sesama temanya, hal ini yang disampaikan oleh

bapak Muhlas Ubaidillah selaku Waka Kurikulum sekolah:

Akhlak itu kalau secara umum sebagai perilaku seseorang maupun


perilaku manusia yang di dalamnya adalah menunjukkan satu
sistem nilai-nilai tindakan tanpa berfikir yang dilakukan oleh
manusia. Sitem ini kalo di agama islam harus bersumber dari Al-
Quran dan Al-Hadist. Maka kemudian kalo kita membagi Akhlak
itu kan ada akhlak terpuji dan akhlak tercela. Dan juga ada akhlak
dengan sang kolik dan makhluknya. Antara makhluk dan makhluk
lainya itu juga bagian dari akhlak yang harus kita bentuk kepada
anak-anak kita, maka kemudian dari situlah akan timbul sebuah
sikap kepedulian, peduli kepada sesama, peduli kepada makhluk
yang lain. Dan akhlak siswa yang ada di MTsN Tambakberas
Jombang ini bisa dikatakan baik, karena disini juga lingkungan
pondok pesantren sehingga siswa juga mendapatkan pendidikan
akhlak dari pondok pesantren tersebut seperti tawadhu’ kepada
guru, sopan santun, menghargai dan saling tolong menolong
sesama teman. 62

Jadi akhlak itu suatu ilmu yang memperlihatkan baik buruknya

manusia dan begitu penting karena untuk membangun sikap atau perilaku

seorang diri menjadi lebih baik. Ahklak yang menjadi tujuan adalah ahklak

yang baik seperti sopan santun terhadap guru, terhadap teman dan taat

kepada orang tua dan menjadi pemimpin kedepan yang sangat mulia

sesuai kepribadian Rosulullah.

62
Muhlas Ubaidillah Waka kurikulum MTsN Tambakberas Jombang Wawancara tanggal 22 April
2018
53

Sedangkan menurut siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri

Tambakberas Jombang yang bernama Daud Putra Cahyono berpendapat

tentang akhlak siswa MTsN Tambakberas Jombang bahwa:

Akhlak siswa yang ada disana cukup baik, karena kita sangat
toleransi sesama teman, meskipun kita berasal dari daerah yang
berbeda-beda, kita juga saling tolong menolong sesama teman,
serta tawadhu’ dan selalu mengucap salam kepada guru. karena
akhlah itu sangat penting bagi manusia terutama siswa MTsN
Tambakberas jombang. Dengan berakhlak siswa akan dihormati
oleh seseorang.63

Ciri dalam perbuatan akhlak islami yaitu:

a. Perbuatan yang tertanan kuat dalam jiwa yang menjadi kepribadian

peserta didik.

b. Perbuatan yang dilakukan tanpa memerlukan pemikiran dan

pertimbangan.

c. Perbuatan itu merupakan kehendak sendiri yang di biasakan tanta ada

paksaan.

d. Perbuatan itu berdasarkan petunjuk al-Quran dan al-Hadist.

e. Perbuatan itu untuk berperilaku terhadap Allah, manusia, diri sendiri,

dan makhluk lainya.

3. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Meningkatkan Kualitas

Akhlak Siswa di MTsN Tambakberas

Pendidikan karakter yang di implementasikan di sekolah maupun

di rumah diharapkan mampu meningkatkan akhlak siswa, namun tidak

mudah untuk melakukan tersebut karena harus butuh dengan kebiasaan.

63
54

Adapun pendidikan karakter yang diterapkan di MTsN

Tambakberas Jombang dalam meningkatkan kualitas akhlak siswa.

Diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Religius

Sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama, dan selalu hidup

rukun dengan pemeluk agama lain. Karakter regilius ini begitu penting

terhadap orang muslim dan terkhusus untuk peserta didik. Dengan

karakter regilius ini akan mengacu pada tatanan larangan dan perintah

yang telah diabadikan oleh sang Maha Pencipta.

Adapun pendidikan karakter religius di MTsN Tambakberas

Jombang ini dapat dilihat pada keterangan yang diberikan oleh Bapak

Yahya khudori selaku Waka Kesiswaan sebagai berikut:

Implementasi pendidikan karakter religius sangatlah


penting dalam meningkatkan kualitas akhlak siswa, karena adanya
pendidikan karakter akhlak siswa menjadi lebih baik. Dengan
menerapkan pendidikan karakter religius maka sikap dan perilku
siswa menjadi patuh dalam menjalankan ajaran agama yang
dianutnya, siswa menjadi toleran terhdap plksanaan ibadah dan
selalu hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Dengan karakter
religius ini siswa dapat melaksanakan perintah dan menjahui
larangan yang ditetapkan Allah Swt .64

Berdasarkan pendapat di atas dapat simpulkan bahwa implementasi

pendidikan karakter religius telah berhubungan dengan akhlaknya siswa.

Hal ini dapat dilihat pada pembiasaan berdoa bersama sebelum masuk ke

kelas, juga di dalam kelas di budayakan berdoa sebelum memulai

64
Yahya Chudori,Waka Kesiswaan MTsN Tambakberas Jombang Wawancara tanggal 21 April
2018
55

pelajaran yang akan dimulai maupun akan selesai. Kemudian

implementasi pendidikan karakter religius ini dapat dilihat dengan adanya

kegiatan rutin bagi para peserta didik selalu terbiasa mngucapkan salam

ketika bertemu dengan guru dan temanya. Kemudian implementasi

pendidikan karakter religius dapat dilihat dengan adanya kegiatan rutin

bagi para peserta didik untuk melaksanakan kegiatan sholat berjemaah

duha dan jemaah sholat duhur di halaman madrasah dan tidak lupa juga

siswa dituntut untuk selalu mempunyai wudu. Sebagai mana dikatakan

oleh Yahya Chudori selaku waka kesiswaan dan guru Pendidikan Agama

Islam sebagai berikut:

Penerapan pendidikan karakter religius yang ada di MTsN


Tamabakberas dapat dilihat dengan kebiasaan-kebiasaan guru dan
siswa seperti berdoa bersama sebelum masuk kelas, melaksanakan
Sholat Dhuha dan Sholat duhur berjemaah serta ketika akan
pulang sekolah selalu bersalaman kepada guru. Guru selalu
mencontohkan kepada siswa kebiasaan-kebiasaan tersebut .65

karakter religius dapat dilihat pada kebiasaan berdoa sebelum dan

sesudahnya kegiatan belajar mengajar dimulai. Kemudian karakter religius

ini dapat di lihat dengan adanya kegiatan rutin bagi peserta didik untuk

melaksanakan kegiatan sholat berjemaah duha dan duhur di halaman

madrasah.

b. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan prilaku tertib dan merupakan

kepatuhan terhadap peraturan yang ada. Adapun tujuan kedisiplinan itu

65
Yahya Chudori, Wawancara , Tanggal 21 April 2018
56

sendiri agar peserta didik dapat mengembangkan dirinya berperilaku tertib

dengan aturan yang ada khususya pada lingkungan sekolah. Adapun

implementasi pendidikan karakter kedisiplinan yaitu dapat dipahami

melalui penjelasan yang disampaikan oleh Kepala Madrasah Bapak Moch.

Syuaib di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tambakberas Jombang yaitu

sebagai berikut:

Penerapan pendidikan karakter sangat menunjang sekali dalam


peningkatan kualitas akhlak siswa seperti pendidikan karakter
kedisiplinan karena dengan adanya pendidikan karakter ini siswa
diharapkan tidak datang terlambat ke sekolah, bagi siswa yang
terlambat tanpa menunjukkan surat keterangan dari pondok
maupun rumah akan diberikan teguran langsung jika hal tersebut
masih terulang maka akan diberikan sanksi membersihkan halaman
sekolah dan menghafalkan surat-surat pendek.66

Penjelasan tersebut hampir sama dengan pendapat ibu Endan Puji

Rahayu selaku guru di MTsN Tambakberas mengatakan bahwa

Implementasi pendidikan karakter kedisiplinan di sekolah ini


sangat ditekankan, diantaranya adalah ketegasan kepala sekolah
yang menekankan kedisiplinan terhadap guru maupun siswa,
kepala sekolah selalu datang tepat waktu itu menjadi contoh
kepada guru dan siswa. Guru akan memberikan sanksi kepada
siswa yang datang terlambat. Itu hal yang sangat penting sehingga
siswa mampu disiplin. Keteladanan kepala sekolah terhadap semua
elemen lingkungan sekolah bisa dicontoh. Itulah yang menjadi
dasar kedisiplinan.67

Berdasarkan keterangan yang di jelaskan di atas terlihat dengan

jelas mengenai penegakan kedisiplinan di Madrsah Tsanawiyah Negeri

Tambakberas Jombang dengan menerapkan jam masuk 07:00 secara

konsisten. Kemudian contoh keteladanan kepala sekolah kepada semua

66
Moch Syuaibselaku kepala MTsN tambakberas jombang, Wawancara tanggal 20 mei 2018
67
Endan Puji Rahayu, Wawancara tanggal 20 mei 2018
57

elemen yang ada di lingkungan skolah terutama kepada siswa. Adapun

siswa yang melanggar akan diberikan teguran oleh guru kemudian apabila

masih melanggar akan dikenanakan sanksi.

Siswa MTsN Tambakberas Daud Putra Cahyono memberikan

keterangan mengenai penyebab siswa datang terlambat yaitu:

Siswa yang datang terlambat dikarenakan karena antri saat mau


mandi di pondok dan jaraknya kesekolah, dan terkadang seragam
tiba-tiba hilang mas, budaya gosob di pondok masih berjalan,
itulah yang penyebab mengalami keterlambatan terkadang.68

Berdasarkan keterangan di atas ternyata peserta didik yang

terlambat tidak sepenuhnya karena kemalasan peserta didik tetapi karena

keadaan yang tiba-tiba menghambat.

Kemudian hasil wawancara dengan ibu guru Endan Puji Rahayu

mengatakan bahwa ada beberapa sanksi yang diberikan kepada peserta

didik yang melanggar terutama mengenai kedisiplinan datang terlambat

sebagai berikut:

1) Teguran secara lisan dan mebuat surat pernyataan yang diketahui oleh

wali kelasnya.

2) Hukuman pemberian tugas yang sifatnya mendidik, misalnya membuat

rangkuman buku tertentu, menulis istigfar 500x, surat An Nas, Ad

Duha dan membaca doa-doa khusus.

3) Peserta didik disuruh berdiri dan membuat surat pernyataan

Kedisiplinan ini sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu guru adalah menjadi tolak ukur dalam kedisiplinan.

68
Daud Putra Cahyono Siswa MTsN Tambakberas Jombang, Wawancara 20 April 2018
58

Disiplin sudah menjadi budaya dalam lingkungan sekolah, dan contoh

tidak ditemukan peserta didik berkeliaran diluar kelas pada jam pelajaran

sedang berlangsung serta tidak ada laki-laki berambut panjang, sehingga

dapat dilhat bahwa peserta didik memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi.

Terlihat jelas pada kepatuhan peserta didik terhadap peraturan-peraturan

atau tata tertib yang telah dibuat oleh sekolah. Peserta didik ketika

mengikuti kegiatan di sekolah tidak terlepas pada peraturan dan tata tertib

yang ada di sekolah, dan peserta didik diharapkan untuk berprilaku sesuai

peraturan tersebut. Berbagai konsekuensi yang diterapkan dari pihak

sekolah terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik, membuat

peserta didik tersebut sangat memperhatikan dengan masalah kedisiplinan.

Karena itu pendidik sangat dianjurkan agar tidak bosen-bosenya

mengingatkan dan mencontohkan peserta didik untuk tetap mengikuti dan

mematuhi peraturan yang berlaku.

c. Rasa Ingin Tahu

Sikap tindakan yang selalu berusaha untuk mengetahui lebih

mendetail sesuatu yang dipelajari, baik yang dilihat maupun yang

didengar. Rasa ingin tahu ini juga dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan,

selalu muncul dengan rasa penasaran, ingin menggali, dan menyilidiki.

Rasa ingin tahu yang berkembang tanpa batas itu menimbulkan kekayaan

pengetahuan pada seorang itu sendiri. Terkadang rasa ingin tahu itu

muncul karena ia sadar dengan kemampuanya sebagai manusia. Dengan

kesadaran itu barulah bangkit untuk belajar yang merasa belum tahu.
59

Oleh karena itu, implementasi pendidikan karakter rasa ingin tahu

pada peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tambakberas terlihat

banyaknya peserta didik yang selalu dengan kegiatan membaca.

Dengan adanya karakter Rasa ingin tahu yang telah

diimplemtasikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Tambakberas, maka

peneliti mewawancarai Muhlas Ubaidillah selaku Waka kurikulum sekolah

MTsN Tambakberas bahwa:

Penerapan pendidikan karakter yang ada di MTsN Tambakberas


Jombang yang membudayakan membaca, menulis dan mengarang
buku. Sejak 10 tahun terakhir sekolah kami telah diresmikan
sebagai madrasah literasi. Madrasah literasi adalah madrasah yang
menumbuh kembangkan dan meningkatkan budaya menulis,
membaca dan mengarang buku, yang mana itulah disebut
pendidikan karakter rasa ingin tahu. Dengan diterapkannya
pendidikan karakter tersebut siswa lebih gemar membaca, menulis
dan mengarang buku serta siswa lebih memahami, ingin menggali,
menyelidiki apa yang ia pelajari.69

Sudah jelas pendidikan karakter rasa ingin tahu di MTsN sudah

tertanam melalui kegiatan-kegiatan membaca. Dengan membaca itulah

akan mebuka jendela untuk mengetahui tentang dunia. Kegiatan membaca

rasa ingin tahu tersebut dapat dilakukan oleh siapa saja, terutama siswa-

siswi MTsN Tambakberas Jombang ini. Harus kita sadari, manfaat

membaca dapat memberikan inspirasi kepada kita.

Menurut bapak Moch. Syuaib selaku kepala Madrasah Tentang

penerapan pendidikan karakter yang ada di MTsN Tambakberas Jombang

69
Muhlas Ubaidillah, Wawancara di MTsN Tambakberas Tanggal 21 April 2018
60

seperti, pendidikan karakter religius, karakter disiplin dan karakter rasa

ingin tahu beliau berpendapat bahwa :

Semua pendidikan karakter itu sangat penting terutama untuk

meningkatkan kualitas akhlak siswa karena dengan pendidikan karakter ini

dapat membentuk dan membangun pola pikir, sikap, perilaku siswa. Agar

menjadi pribadi tangguh, berjiwa luhur, berakhlak mulia, serta

bertanggung jawab dan tidak lupa karakter yang menjadi budaya di MTsN

Tambakberas Jombang yaitu 3S (senyum, salam, sapa).

C. Analisis Data Hasil Penelitian

1. Pendidikan Karakter di MtsN Tambakberas Jombang

Pendidikan karakter merupakan program pengajaran di sekolah

yang bertujuan mengambangkan watak atau tabiat siswa dengan cara

menghayati nilai-nilai dan kenyakinan masyarakat sebagai kekuatan

moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan

lain sebagainya dan upaya pembentukan, pengembangan, peningkatan,

pemeliharaan, dan perilaku siswa agar mereka mampu melakasanakan

tugas hidupnya secara selaras, seimbang (lahir batin, material spiritual,

dan individual sosial). Pendidikan ini juga merupakan upaya untuk

membekali siswa melalui bimbingan, pengajaran dan latihan selama

pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai bekal masa depanya,

agar memiliki hati nurani yang bersih, berperilaku baik serata menjaga

kesusilaan dalam melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan dan sesama


61

makhluk. Dengan demikian terbentuklah pribadi seutuhnya yang

tercermin pada perilaku berupa ucapan, perbuatan, sikap, pikiran,

perasaan, kerja dan hasil karya berdasarkan nilai-nilai agama serta norma

dan moral luhur bangsa.

2. Akhlak Siswa di MTsN Tambakberas Jombang

Akhlak merupakan bentuk kejiwaan yang tertanam dan melekat

pada diri siswa yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa

pertimbangan pemikiran terlebih dahulu. Tingkah laku itu dilkukan

secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan

baik atau hanya sewaktu-waktu saja. Maka siswa dapat dikatakan

berakhlak jika timbul dengan sendirinya, didorong oleh motivasi dari

dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran, apalagi

pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai

keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan

dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak. Pada dasarnya

akhlak mengajarkan bagaimana siswa seharusnya berhungan dengan

Allah sekaligus bagaimana siswa harus berhubungan dengan sesama

manusia. Inti dari ajaran akhlak adalah niat kuat untuk berbuat atau tidak

berbuat sesuatu sesuai dengan ridho Allah SWT. Akhlak merupakan

realisasi dari kepribadian bukan dari hasil perkembangan pikiran semata,

akan tetapi tindakan atau tingkah laku dari siswa dan akhlak tidaklah bisa

dipisahkan dari kehidupan beragama.


62

3. Implementasi Pendidikan Karakter dalam Meningkatkan Kualitas

Akhlak Siswa di MTsN Tambakberas Jombang

implementasi pendidikan karakter sangatlah penting dalam

meningkatkan kualitas akhlak siswa. Berdasarkan gambaran di atas dapat

dilihat bahwa MTsN Tambakberas jombang telah mengimplementasikan

pendidikan karakter dengan baik bagi siswa. Guru mempunyai peranan

yang sangat penting dalam membantu peserta didik dalam memiliki

karakter yang mulia. Guru juga yang selalu memberikan semangat dan

dorongan agar peserta didik mempunyai sifat istiqomah dan tak bosan-

bosan melakuam ibadah. Dalam mengimplementasika pndidikan karakter

ini guru juga harus memberi ketaladanan, memberikan uswah yang baik

kepada siswanya agar dapat ditiru. Keberhasilannya bergantung kepada

kesungguhan pendidik yang sangat diteladani sifat dan tingkah laku oleh

muridnya. Seorang guru yang membiasakan mengucapkan salam,

membiasakan berjemaah sholat duhur, maka secara tidak langsung siswa

akan menirukan. Dengan keadaan seperti ini maka pengaruh akhlak

teladan dari guru sangat diharapkan. Oleh karena itu teladan guru itu

sangat diharapkan oleh siswa dan menjaga tingkah lakunya. Harus

disadari pula bahwa mereka akan diminta pertanggungjawaban dihadpan

Allah SWT. Karena akhlak guru sangat di pandang oleh orang lain,

terutama oleh siswa. Dan saat ini implementasi pendidikan karakter

dalam meningkatkan kualitas akhlak siswa di Madrasah Tsanawiyah


63

Negeri Tambakberas Jombang sangat berjalan baik dan menghasilkn

akhlak yang baik dengan adanya pembiasaan-pembiasaan tersebut.


64

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan dan berdasarkan deskripsi data yang peneliti uraikan

pada bab sebelumnya, maka akhirnya studi hasil penelitian tentang

“Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Meningkatkan Kualitas Akhlak

Siswa di MTsN Tambakberas Jombang”, peneliti dapat memberikan suatu

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pendidikan karakter di MTsN Tambakberas Jombang ialah pendidikan

yang mengacu kepada sikap dan perilaku siswa, yang merupakan bentuk

kegiatan yang di dalamnya terdapat tindakan yang mendidik dikhususkan

bagi siswa. Tujuan pendidikan karakter ini adalah watak dalam

menghasilkan penyempurnaan diri secara berkelanjutan dan melatih

kemampuan diri untuk hidup yang lebih baik.

2. Akhlak siswa di MTsN Tambakberas Jombang dari hasil wawancara

yang dilakukan peneliti, adalah memiliki akhlak yang sopan santun,

tawaddu’, menghormati sesama temanya, disiplin dalam segala hal baik

dalam pelajaran maupun ibadah dan lain sebagainya.

3. Implementasi pendidikan karakter dalam meningkatkan kualitas akhlak

siswa di MTsN Tambakberas Jombang sangatlah penting dengan melalui

penerapan pendidikan karakter religius yang mana dapat membangun

sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang


65

dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama, dan selalu hidup

rukun dengan pemeluk agama lain, kemudian penerapan pendidikan

karakter kedisiplin yang mana tindakan yang menunjukkan prilaku tertib

dan merupakan kepatuhan terhadap peraturan yang ada disekolah, dan

juga penerapan pendidikan karakter rasa ingin tahu merupakan sikap

tindakan yang selalu berusaha untuk mengetahui lebih mendetail sesuatu

yang dipelajari, baik yang dilihat maupun yang didengar, serta

menerapakan karakter senyum, salam, sapa yang sudah menjadi budaya

di Madrsah Tsanawiyah Negeri Tambakberas Jombang.

B. SARAN

Berdasarkan pada hasil studi penelitian tentang “Implemntasi

Pendidikan Karakter Dalam Meningkatkan Kualitas Akhlak Siswa di MTsN

Tambakberas Jombang”, akhirnya peneliti memberikan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Bagi pihak sekolah hendaknya terus mendukung, memberikan motivasi

pada semua kelas agar senantiasa berkarakter yang baik, dan menerapkan

pada kehidupan sehari-hari serta pihak sekolah unuk menambah sanksi

yang mendidik untuk anak-anak yang kurang disipli.

2. Bagi guru-guru, agar senantiasa memberi arahan bahwa kedepannya

nanti semua siswa harus memiliki karakter yang baik, dengan melakukan

hal-hal yang kecil di sekolah seperti saling menghargai, peduli

lingkungan, dan lain sebagainya.


66

3. Bagi para siswa untuk selalu melakukan hal-hal yang baik, senantiasa

menaati peraturan yang berlaku di sekolah. Karena itu sangat penting.

Dan senantiasa belajar dengan sungguh-sungguh agar apa yang dicita-

citakan dapat tercapai, serta menjadi orang yang cermat, cerdas, tangkas,

cepat tanggap dan lain sebagainnya.

Anda mungkin juga menyukai