PROPOSAL TESIS
OLEH
DEDI ARIFIN. SY
NIM. 20196013166
DI SD NEGERI 15 OKU
PROPOSAL TESIS
OLEH:
DEDI ARIFIN. SY
NIM. 20196013166
Menyetujui,
Disetujui:
KATA PENGANTAR
Puji Syukur peneliti panjatkan kehadiratan Allah SWT atas rahmad dan
taufik serta hidayah-Nya, sehinga peneliti dapat menyelesaikan proposal tesis ini
OKU.
Dalam penulisan proposal ini tentu tidak terlepas dari bimbingan dari
Palaembang.
2. Yth. Ibu Dr. Happy Fitria, M.Pd selaku Kaprodi Manajemen Pendidikan
3. Yth. Ibu Dr. Yessi Fitriani, M.Pd, Selaku Pembimbing II yang telah banyak
4. Orang tua ku, serta keluarga yang telah banyak mencurahkan doa serta
semangatnya
studi ini.
terdapat kekurangan disana-sini, oleh sebab itu dengan berlapang dada peneliti
Semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, terutama
Peneliti
Dedi Arifin, Sy
v
DAFTAR ISI
B. Fokus Penelitian…………………………………………… 5
C. Perumusan Masalah……………..………………………. 5
C. Metode penelitian………………………………………… 33
B. Guru ....................................................................... 40
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terutama terkait dengan rendahnya mutu pendidikan yang perlu mendapatkan perhatian
yang sangat serius dari berbagai pihak. Di ASEAN bidang pendidikan di Indonesia masih
tertinggal dengan negara tetangga. Dari 10 negara yang ada, Indonesia menduduki
peringkat 5, dan masih kalah dengan dengan negara terdekat seperti: Singapura, Brunai
Darussalam, Malaysia atau Thailand. Tuntutan peningkatan mutu dalam dunia pendidikan
merupakan bagian dari pertanggung jawaban publik. Hal ini terjadi karena dalam dunia yang
pendidikan dilakukan oleh orang-orang yang mampu bertanggung jawab secara rasional,
sosial, dan moral. Secara rasional sistem pendidikan yang dijalankan demi mengejar
ketertinggalan zaman atau tuntutan untuk memakai peradaban modern dapat diterima
Keseimbangan ini karena akan sangat berpengaruh pada kualitas manusia Indonesia
kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang paling dominan dan sangat penting dalam
manajemen, sebab tanpa adanya manajemen yang baik, maka peningkatan mutu
pendidikan tidak akan tercapai dengan baik dan maksimal. Kepemimpinan menempati
urutan teratas sebagai indikator kemajuan suatu sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah
merupakan elemen penting yang sangat mendasar dalam hal kewenangan membuat
1
9
indikator kemajuan suatu sekolah. Pemimpin merupakan roh, jiwa motor penggerak
kemajuan suatu sekolah dalam hal pemberdayaan semua sumber daya yang ada, baik
sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya untuk mencapai tujuannya. Pemimpin
Kompri (2014:7)
Keberhasilan suatu sekolah hanya akan mampu dijalankan oleh manajemen yang
efektif untuk pengembangan dan merespon dengan cepat dan tepat segala tuntutan dan
Pemberdayaan sumber daya manusia agar dapat dilaksanakan secara optimal, maka
kepala sekolah harus memiliki kreatifitas untuk melakukan upaya - upaya pemberdayaan
terhadap stafnya dalam hal misalnya: menyusun visi misi, tujuan, dan strategi yang jelas dan
dapat diterima warganya. Pemimpin adalah inti dari manajemen, yang merupakan motor
menggerakkan, mengayomi, dan memberi rasa aman dan nyaman pada orang-orang di
kerjanya. Mengkomunikasikan secara efektif tentang rencana, implementasi, dan hasil kerja.
Mengupayakan terbentuknya kerja sama kelompok dan pemimpin harus memiliki komitmen
yaitu niat yang kuat untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang diembannya.
Peningkatan kualitas sekolah merupakan hal yang perlu direncanakan dan dilaksanakan,
sesuai dengan sasaran kerja dan target yang akan dicapai berdasarkan visi misi, dan tujuan
yang ditetapkan dalam jangka waktu yang ditentukan. Kondisi tersebut perlu adanya
berbagai upaya perbaikan dan pemberdayaan untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan
10
“berjuang melawan keadaan” jangan sampai menjadi terbelenggu. James Allen-Marc Allen
(2008:13-14)
tanggung jawab berupa pekerjaan menantang kepada sumber daya manusia khususnya
pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik. Pemberdayaan adalah prinsip dasar
kehidupan dan kesuksesan, yaitu kebanggaan dan perasaan sukses yang datang dari rasa
memiliki pada suatu pekerjaan dan rasa tanggung jawab terhadap hasil kerja. Orang akan
termotivasi untuk melakukan perbaikan secara terus menerus karena mereka menikmati
gabungan kepercayaan diri, kejujuran, kesadaran, dan kearifan yang ada dalam diri
manusia. Pemberdayaan juga dapat diartinkan sebagai otoritas karyawan untuk membuat
keputusan bisnis dan untuk menerima tanggung jawab atas hasil yang telah diputuskan.
terbaik pada kebijakan mereka sendiri. Campion et al dalam Amarjit Gill 1, Alan B Flaschner,
konteks sekolah, Kepala Sekolah perlu memberdayakan stafnya, baik pendidik maupun
tenaga kependidikan serta peserta didiknya, karena pemberdayaan akan menghasilkan rasa
percaya diri pada orang yang diberdayakan. Rasa percaya diri ini akan menumbuhkan
berbagai kreatifitas yang tidak pernah diduga sebelumnya. Adanya komitmen yaitu niat yang
kuat dan penuh kesungguhan untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang diembannya.
Komitmen tersebut yang seharusnya dimiliki oleh setiap warga sekolah yang terlibat dalam
Kinerja pendidik, staff, dan peserta didik dalam proses belajar mengajar akan berlangsung
dengan baik jika didukung oleh manajemen dan kepemimpinan yang baik pula dan peran
B. Fokus Penelitian
Dari berbagai permasalahan yang disebutkan pada latar belakang masalah di atas,
penyusunan tesis ini tentang: “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
penyusunan tesis ini adalah “Untuk mengetahui peran Kepemimpinan Kepala Sekolah
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
sekolah) dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Selain itu, penelitian ini
diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan wacana baru bagi kepala sekolah
2. Manfaat praktis
12
B. Bagi Guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan kajian dan bahan referensi untuk
C. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam meningkatkan
bersama sesuai visi dan misinya. Bagi sekolah, sebagai masukan sehingga
kinerjanya, agar lebih efektif, efisien, aktif, kreatif, dan inovatif dalam rangka
peran serta dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam suatu daerah dan
setempat.
13
“cinta”, dapat didefinisikan dengan berbagai macam cara. Begitu juga dengan
yang melakukan atau menjalankan kepemimpinan (leadership). Jurnal Husni dan Happy
Fitria (2019:46)
pengaruh terhadap orang lain, pola-pola, interaksi, hubungan kerja sama antarperan,
kedudukan dari satu jabatan adminstratif, dan persuasif, dan persepsi dari lain-lain tentang
seseorang, atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok.
Wahjosumidjo (2005:17)
merupakan bentuk strategi atau teori memimpin yang tentunya dilakukan oleh orang yang
pekerjaannya dalam mencapai suatu tujuan. Martinis Yamin dan Maisah (2010:74)
14
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan
melibatkan orang lain pada suatu kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan
mempengaruhi bawahan oleh pemimpin serta adanya tujuan bersama yang harus dicapai.
Tugas seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada
dalam organisasi, anggota, masyarakat untuk berperan aktif sehinnga mereka memberikan
kontribusi positif dalam usaha mencapai tujuan. Faktor penting yang terdapat dalam
Selain hal tersebut, keberhasilan seorang pemimpin bergantung pula pada kompetensi
yang dimilikinya (hard skill dan soft skill), yaitu: kemampuan mempengaruhi orang lain, agar
orang lain mau melaksanakan pekerjaan yang direncanakan untuk mencapai tujuan dan
kemampuan manajerial yang menitik beratkan pada hal – hal yang bersifat implementatif.
memiliki dua peran besar dalam melaksanakan tugasnya yaitu pertama sebagai leader dan
kedua sebagai manajer. Kedua peran ini melekat dan bersatu pada kepala sekolah.
manajemen juga memerlukan kepemimpinan yang profesional, agar apa yang menjadi visi
misinya dan tujuan sekolah yang diembannya terwujud sesuai harapannya. Kepemimpinan
lain untuk bekerja secara bersama atau kolektif dalam mencapai tujuan. Sementara
mengendalikan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Pemimpin
15
memiliki peranan yang sangat dominan dalam suatu organisasi, kegiatan di sekolah.
Setidaknya, ada empat alasan mengapa seorang pemimpin diperlukan, a. karena banyak
orang yang memerlukan figur pemimpin. Pemimpin adalah inti dari manajemen yang
merupakan motor penggerak utama dalam suatu organisasi, b. dalam beberapa situasi
resiko bila terjadi tekanan terhadap kelompoknya, d. sebagai tempat untuk meletakkan
Pemimpin dan kepemimpinan memiliki kata dasar yang sama, tetapi mempunyai
makna yang berbeda. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemimpin adalah orang
bertindak untuk membantu orang lain dalam suatu organisasi dengan kemampuan yang
dimiliki untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan atau leadership merupakan seni dan
agar melaksanakan aktivitas tertentu yang diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan.
H.U.Syaefullah (2012:139)
daya yang ada untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Pengertian bahwa
pengaruh yang bukan paksaan untuk memotivasi anggota organisasi untuk mencapai
mencapai tujuan – tujuan tertentu dalam situasi yang telah ditetapkan. Sementara Bafadal
mengajak, dan menggerakkan serta menuntun orang lain dalam proses kerja agar berpikir,
bersikap, dan bertindak sesuai dengan arahan yang berlaku dalam mencapai tujuan yang
16
telah ditetapkan. Berdasarkan dari berbagai pandangan tersebut, dapat diambil kesimpulan
mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang untuk bekerja secara bersama dalam
mencapai tujuan dari suatu organisasi. Dalam kepemimpinan terdapat tiga unsur yang
melekat yaitu : kepemimpinan berarti kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan, atau
kelompok, kepemimpinan berarti mengarahkan tingkah laku bawahan atau orang lain,
yang dipusatkan pada pengarahan dan mempengaruhi aktivitas – aktivitas yang ada
hubungannya dengan pekerjaan para anggota dalam suatu organisasi. Makna dari
organisasi, baik pemimpin sebagai atasan maupun anggota sebagai mitra kerja. Setidaknya
ada implikasi penting yang terkandung dalam kepemimpinan, yaitu kepemimpinan itu
menggunakan bentuk kekuasaan yang berbeda atau seni untuk mempengaruhi tingkah laku
anggotanya dengan berbagai cara. Sehingga dapat dikatakan bahwa hakikat kepemimpinan
diantaranya adalah pertama, merupakan proses mempengaruhi atau memberi contoh dari
pemimpin kepada anggotanya dalam rangka mencapai tujuan organisasi, kedua ilmu/seni
kehormatan, dan kerja sama yang bersemangat untuk mencapai tujuan bersama, ketiga,
seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diharapkan, keempat, melibatkan
Kepemimpinan mempunyai peranan sentral yang merupakan salah satu faktor yang
17
kondusif pada seluruh komponen pendidikan secara terpadu dalam rangka meningkatkan
relevansi atau kesesuaian dengan kualitas pendidikan. Jurnal Happy Fitria dan Samsia
(2020:87)
kemampuan sosial, menggerakkan, mengayomi, dan memberi rasa nyaman pada orang –
orang di bawah kepemimpinannya dan orang – orang di luar sekolah yang berkepentingan,
kerjanya. Faktor – faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan tersebut
Hajar Dewantara mendiskripsikan tiga karakter penting bagi seorang pemimpin yaitu :
Kepemimpinan atau leadership berarti being a leader power of leading atau the
qualities of leader. Maksudnya kepemimpinan itu adalah kekuatan atau kualitas seorang
pemimpin dalam mengarahkan apa yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan. Agustus
Hermino (2014:126)
yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja untuk mencapai
tujuan dan sasaran. Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi-
Kepemimpinan dan manajemen merupakan dua istilah yang berbeda, akan tetapi memiliki
makna yang tidak jauh berbeda. Kepemimpinan diarahkan pada penciptaan hasil yang
efektif, sedangkan manajemen lebih diarahkan pada penciptaan proses yang prosedural.
sifat yang dimiliki oleh seseorang dikarenakan tugas yang diembannya berusaha untuk
memberikan pengaruh kepada pengikutnya (follower) untuk mematuhi terhadap apa yang
menjadi instruksi dari orang yang dipimpinnya. Dalam hal ini Rivai dan Murni
mengemukakan bahwa organisasi yang memiliki kepemimpinan yang baik akan mudah
demikian kepemimpinan kepala sekolah juga perlu memposisikan diri sebagai seseorang
yang mempunyai pengaruh kepada semua warga sekolah dan memberikan motivasi untuk
dapat bekerja dengan baik sejalan dengan visi, misi, dan tujuan yang hendak dicapai oleh
sekolah tersebut. Pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya
kriteria - kriteria tertentu yang merupakan faktor pendukung keberhasilannya, yang meliputi
faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam dirinya, seperti
sifat, kemampuan pribadi (keahlian dan kemampuan), maupun motivasi untuk berprestasi
eksternal yaitu faktor yang ada di luardiri pemimpin, seperti hubungannya dengan orang lain
mewujudkan sekolah yang efektif dan pembelajaran yang berkualitas kepemimpinan kepala
Sebagai tolok ukur keberhasilan pemimpin pada hakekatnya berkaitan dengan tingkat
kepedulian seorang pemimpin terlibat terhadap kedua orientasi, yaitu apa yang telah dicapai
mencapai tujuan yang di inginkan. Faktor keberhasilan seorang pemimpin salah satunya
apa yang dikehendaki. Dengan kata lain, efektif atau tidaknya seorang pemimpin tergantung
mempengaruhi komponen – komponen yang ada di sekolah agar dapat mencapai tujuan
bersama yang telah ditetapkan. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen yang
paling dominan berperan dalam meningkatkan kualitas/mutu pendidikan, baik peran dan
pendidik dan kependidikan, pendayagunaan sumber daya, dan pemeliharaan sarana dan
Sedangkan fungsi kepemimpinan dalam organisasi memiliki dua macam aspek, yaitu :
menyediakanfasilitasnya.
directing, commanding,controling.
Fungsi kepemimpinan secara garis besarnya ada tiga unsur pokok, yaitu :
danmotivator
Tugas dan fungsi pemimpin sangat strategis dalam suatu organisasi, keberhasilan
tidak hanya kecakapan teknis dan konseptual, tetapi yang lebih penting dibutuhkan adalah
dimilikinya kompetensi – kompetensi yang distandarkan (hard skill dan soft skill).
Menyatakan bahwa secara garis besar pemimpin pendidikan memiliki tiga peran
(2015 : 212)
arah kebijakan sekolah yang akan menentukan cara pencapaian tujuan-tujuan sekolah dan
pendidik. Kepala sekolah juga harus dapat menjalin hubungan dengan kelompok internal
dan eksternal. Kelompok internal seperti : pengawas dan pengelola pendidikan pusat,
dewan sekolah, teman sejawat, orangtua, masyarakat sekitar, guru, siswa. Kelompok
eksternal seperti : profesor, konsultan, badan akreditasi, dan lainnya. Kepala sekolah yang
efektif harus percaya pada kemampuan diri dan mampu menyinergikan persepsi, harapan,
mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Dikatakan suatu proses, karena semua
yang dituangkan dalam kurun waktu tiga sampai lima tahun. Kedua, pengembangan
dituangkan dalam kurun waktu tiga sampain lima tahun. Ketiga, pengembangan program
jangka pendek baik itu program akademis dan non-akademis yang dituangkan dalam
kurun waktu tiga sampai lima tahun (program tahunan), termasuk pengembangan rencana
anggaran pendapatan belanja sekolah dan anggaran biaya sekolah. E.Mulyasa (2007:106)
secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. Istilah manajemen biasanya
dikenal dalam bidang ilmu ekonomi, yang memfokuskan pada profit (keuntungan) dan
pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial, olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh
sekolah bagi murid-murid di dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk
berkembang menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai
suatu sistem pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, dan sistematik dalam
serta perlengkapan untuk menyelesaikan tugas tertentu, kepala sekolah akan menampilkan
gaya kepemimpinan tersendiri yang memiliki fokus yang berbeda. Karena gaya
mengatakan memiliki peran penting pemimpin sekolah yang sangat strategis. Tatang S
(2015:221)
yaitu menyediakan suatu sistem komunikasi, memelihara kesediaan bekerja sama, dan
sekolah adalah memberdayakan sekolah yang terkait dengan rencana yang disusun secara
bersama dengan warga sekolah, sehingga sekolah mampu berperan aktif dalam
meningkatkan mutu dan kualitas hasil pendidikan melalui kurikulum-kurikulum yang ada.
Makna mutu pendidikan, kata “mutu” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
berarti kualitas yaitu kepuasan penerima jasa pendidikan terhadap layanan pendidikan.
dua perspektif, yaitu mutu absolut dan mutu relatif. Mutu absolut merupakan mutu dalam
arti ketetapan lembaga yang tidak bisa ditawar – tawar lagi atau bersifat mutlak yang
ditentukan secara sefihak oleh produsen atau layanan jasa. Sedangkan mutu relatif
diartikan sebagai mutu yang ditetapkan selera konsumen. Dari dua pandangan mengenai
mutu tersebut mengimplikasikan bahwa barang atau jasa yang diproduksi harus selalu
Artinya setiap barang atau jasa yang diproduksi harus memuaskan pelanggan dan
memenuhi spesifikasi yang dimiliki produsen. Pada hakikatnya mutu absolut merasa
nyaman dengan layanan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan berbagai sumber
23
daya yang dimiliki oleh sekolah untuk memenuhi kepuasan pelanggan, sehingga organisasi
memiliki arah dan gambaran mengenai apa yang harus dilakukan ketika memproduksi
Mutu pendidikan merupakan salah satu indikator untuk melihat produktifitas hasil
(output). Hal ini sangat erat hubungannya dengan manajemen. Sekolah sebagai suatu
organisasi, dalam memperbaiki kualitas tidak dapat hanya memperhatikan salah satu
aspek saja tetapi menyangkut seluruh aspek di sekolah tersebut. Dikarenakan produk yang
baik akan dipengaruhi oleh suatu proses yang baik, proses yang baik dipengaruhi oleh
organisasi atau manajemen yang baik, manajemen yang baik dipengaruhi oleh pemimpin
yang profesional serta didukung dengan komitmen bersama dalam suatu team. Latar
sekolah saat ini menjadi sorotan banyak pihak, tidak saja orangtua peserta didik, tetapi juga
dan masyarakat secara luas. Yang menjadi sorotan publik terhadap penyelenggaraan
pendidikan saat ini adalah rendahnya manajemen sekolah dalam memfasilitasi layanan
pembelajaran yang bermutu, hasil pendidikan yang jauh dari harapan, dan dampak
pendidikan yang dirasakan tidak memuaskan oleh para pemangku kepentingan sekolah
baru dalam melaksakan pekerjaannya untuk mengadakan perubahan yang inovatif dari
pemikirannya sendiri yang minginginkan adanya perubahan dan kemajuan dalam prestasi
sekolah yang berupa kualitas, jangan hanya tergantung pada atasan saja. Hal yang sangat
penting dalam pengelolaan yang menginginkan adanya perubahan adalah lahirnya ide-ide
baru dari para pengelola yang dapat mendorong pengembangan kualitas sumber daya
manusia dan peningkatan mutu pendidikan itu sendiri. Salah satu upaya untuk mengatasi
pendidikan ini dari sudut pandang sistem, yaitu masalah yang ada pada komponen
masukan (input), proses, hasil pendidikan (output), dan dampak (outcome pendidikan).
Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses, dan output
pendidikan. Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia yang meliputi
sumber daya manusia dan sumber daya lainnya karena dibutuhkan untuk berlangsungnya
proses. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik.
Tinggi rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input, dan semakin tinggi
kesiapan input, makin tinggi juga kesiapan input. Proses pendidikan merupakan
berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sedangkan sesuatu yang berpengaruh
terhadap berlangsungnya proses itu adalah input, dan sesuatu yang dihasilkan proses
adalah output. Proses belajar mengajar memiliki tingkat kepentingan tertinggi dibandingkan
learning), sehingga mampu memotivasi minat belajar dan mampu memberdayakan peserta
didik. Output pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah, yaitu prestasi sekolah yang
dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya,
sekolah, khususnya prestasi siswa menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam : prestasi
akademik, prestasi non akademik, dan berkepribadian yang baik. Mutu sekolah dipengaruhi
oleh tahapan kegiatan yang saling terkait misalnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
Masalah mutu pendidikan apabila dilihat dari sudut pandang sistem memiliki kaitan
yang kuat antar masalah pada masukan, proses, hasil, dan dampak pendidikan. Dampak
25
pendidikan yang tidak sesuai dengan harapan para pemangku kepentingan dipengaruhi
oleh hasil pendidikan yang kurang bermutu. Hasil pendidikan yang kurang bermutu
dipengaruhi oleh proses yang kurang bermutu. Proses pendidikan yang kurang bermutu
dipengaruhi oleh masukan pendidikan yang tidak memenuhi standar. Untuk meningkatkan
masukan pendidikan dapat dipenuhi sesuai standar supaya proses pendidikan dapat
kualifikasi yang distandarkan. Sehingga hasil pendidikan memiliki dampak yang sangat
pendidikan yang paling dominan adalah disebabkan oleh rendahnya profesionalitas sumber
daya manusia pendidikan, di samping sumber daya lainnya yang belum memiliki kapasitas
memadai untuk memberikan layanan pendidikan yang berkualitas bagi peserta didik. Untuk
itu kita perlu memetakan apa yang menjadi akar permasalahan dalam upaya peningkatan
Secara umum ada potensi yang cukup besar untuk menyelenggarakan otonomi
pendidikan. Potensi tersebut terdapat pada empat aspek kapasitas sekolah yaitu: anggaran
sekolah dan tingkat partisipasi orang tua siswa. Meskipun demikian, pada masing – masing
aspek itu masih ada hal –hal yang perlu ditingkatkan. Cepi (2015:13)
kategori output, proses, dan input. Untuk meningkatkan mutu sekolah melibatkan lima
faktor yang dominan: (1) Kepemimpinan kepala sekolah, (2) Siswa / anak sebagai pusat,
(3) Pelibatan guru secara maksimal, (4) Kurikulum yang dinamis, (5) Jaringan kerjasama.
diberikan kepada anak untuk proses pendewasaan anak tersebut, atau lebih tepat
membantu anak agar cukup, cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Jurnal Happy
26
didik setelah mempelajari suatu materi pelajaran, dalam hal ini yang dibuktikan
berdiplomasi.
Secara substantif, mutu pendidikan diartikan sebagai suatu kondisi yang dinamis
yang berkaitan dengan produk atau output, jasa atau pelayanan, manusia, proses dan
lingkungan yang dapat memenuhi harapan. Kriteria untuk menentukan mutu pendidikan
dapat dilihat dari 5 aspek, yaitu (1) Kepemimpinan kepala sekolah, (2) Siswa / anak
sebagai pusat, (3) Pelibatan guru secara maksimal, (4) Kurikulum yang dinamis, (5)
Mutu sekolah harus didahului oleh efektivitas program sekolah sebagai organisasi
yang dijalankannya ke dalam sistem yang terorganisasi dan terintegritas. Sebagai sebuah
mengelolahnya (proses), dan memproduksi hasil (output). Efektif yang dimaksudkan di sini
27
adalah sebuah keadaan dimana tujuan menjadi output yang berbeda. Berbeda disini bukan
berarti menghasilkan sesuatu yang sama sekali berbeda, tetapi menjadikan input yang ada
menjadi memiliki nilai tambah bersifat abstrak setelah melalui proses, namun tetap dengan
keadaan serupa. Oleh karenanya, secara konseptual, mutu input dan proses instruksional
berpengaruh, yaitu:
ii. Faktor tim. Sekolah perlu membentuk tim yang melibatkan semua guru, untuk
menunjang dan menumbuhkan kerja sama dalam tim. Setidaknya ada dua hal
yang perlu diperhatikan yaitu sebaiknya supervisor maupun guru harus memiliki
perlu mempelajari bagaimana menjadi penyelia yang baik dan efektif, dan guru
atau karyawan perlu mempelajari cara menjadi pengajar yang baik pula.
untuk mendidik, mengilhami, dan membuat guru atau karyawan sadar akan
pentingnya kualitas.
28
bagi guru atau karyawan, sehingga guru atau karyawan tersebut tahu apa yang
sebenarnya membutuhkan sasaran dan tujuan yang jelas, sehingga tidak salah
Sarana dan prasarana juga sangat dibutuhkan dalam mendukung proses belajar
mengajar di sekolah, baik itu sarana dan prasarana yang bergerak maupun tidak bergerak
seperti gedung-gedung dan barang-barang yang habis pakai atau tidak habis pakai
semuanya digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan agar peserta didik memperoleh pendidikan yang bermutu
dari guru-gurunya di sekolah. Kepala sekolah dalam mensiasati kekurangan sarana dan
prasarana yang ada di sekolah dengan mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana
yang ada serta bersama semua warga, sekolah dan komite mencari solusi terbaik agar
sarana dan prasana yang belum ada atau tidak layak lagi digunakan bisa diadakan serta
digunakan lagi. Di samping itu, ada hal-hal penting yang berkaitan erat dan berpengaruh
dan saling menguatkan terhadap keberhasilan peningkatan mutu pendidikan yaitu: produk
yang merupakan tujuan serta pencapaian organisasi. Mutu produk tidak mungkin ada tanpa
mutu dalam proses. Mutu dalam proses tidak mungkin ada tanpa organisasi yang tepat.
Organisasi yang tepat tidak mungkin ada tanpa adanya pemimpin yang memadai.
Komitmen yang kuat dari bawah ke atas merupakan pendukungnya. Novalita (2017:34)
Kajian penelitian terdahulu (prior research on topic) dan hasil-hasil yang terkait dan
relevan dengan persoalan penelitian yang sedang dilakukan, berupa hasil-hasil penelitian
terdahulu: skripsi, tesis, disertasi, jurnal, dll. Untuk mendukung dalam penelitian ini, maka
diperlukan State Of The Art atau penelitian sebelumnya yang relevan atau ulasan tentang
1. Mardi Utomo dalam tesisnya yang berjudul “Peran Kepala Sekolah Dalam
administrator, dan motivator dengan baik. Peran yang menonjol adalah sebagai
leader. b. Untuk peran sebagai supervisor telah dilaksanakan dengan cukup baik,
educator baik. c. Sebagai leader, Kepala Sekolah telah mampu mendorong dan
baik sesuai tujuan sekolah. Upaya – upaya yang dilakukan Kepala Sekolah di SMK
dan tenaga kependidikan ke lembaga yang relevan, pembinaan secara periodik dan
pembinaan guru mapel, peningkatan kualitas siswa dengan penambahan jam dan
Meningkatkan Efektifitas Di MAN Godean Yogyakarta, 2005 hlm 108. Penelitian ini
staf, kesadaran terhadap visi misi sekolah serta selalu mendorong bawahannya
3. Maryadi, Tesis “Upaya Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan (Studi
2008, hlm.vii. Hasil Penelitian : Model Kepemimpinan yang diterapkan oleh Kepala
30
4. Penelitian yang dilakukan oleh Hoer Appandi tentang ; “Peran Kepala Sekolah
inovator, educator, dan supervisor. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam
pendidikan sangat ditentukan oleh pengelola manajemen yang baik, maka peranan
manajemen merupakan salah satu faktor yang paling dominan, tanpa adanya
peranan manajemen yang baik mustahil suatu kegiatan proses peningkatan mutu
pendidikan dan prestasi siswa dapat tercapai dengan baik. Tugas Kepala Sekolah
yaitu terkait dengan upaya mengatasi berbagai hambatan yang ada di sekolah
31
tersebut, sehingga mencapai tujuan yang dicita- citakan. Kendala yang ada di
sekolah tersebut adalah dari segi kualifikasi SDM guru, siswa, kegiatan
7. M. Nur Shalihin, dalam tesisnya, “Peran Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu
SMPN 04 Kec. Pagaran Tapah Kabupaten Rokan Hulu, dapat dikatakan cukup baik
sebab; pertama, masih perlu adanya peninjauan ulang dalam pelayanan, sarpras,
dan anggaran yang dapat meningkatkan mutu pendidikan. Kedua, masih perlu
dalam PBM terhadap siswa di sekolah yang dapat mempengaruhi mutu pendidikan.
pendidik dalam PBM, mencerdaskan peserta didik, melengkapi sarpras yang belum
memadai, dan PBM Kepala sekolah akan perannya dalam meningkatkan mutu
pendidikan.
pembiayaan, SDM, dan sarpras. metode dan waktu belajar, buku teks serta alokasi
hal ini, maka Kepala Sekolah dan para guru dituntut bertanggung jawab terhadap
kualitas proses dan hasil belajar guna meningkatkan mutu pendidikan secara
32
pendidikan yang menjadi wilayah otoritasnya. Pertama yang harus dilakukan adalah
analisis secara terus menerus, dan mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan
sosial bermasyarakat serta berbagai perubahan yang terjadi sangat cepat dalam
kehidupan.
9. Catur Atika Handayani Mutiara dkk, journal, “Peranan Kepala Sekolah dalam
pencipta iklim kerja, dan wirausahawan. Hasail penelitian, Kepala Sekolah sebagai
pendidik yaitu seorang guru, sebagai manajer yaitu mengelola serta evaluasi,
kerja yaitu mengupayakan iklim kerja yang kondusif, sebagai wirausahawan yaitu
Sedangkan perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian ini terdapat pada subyek,
obyek, tempat penelitian, dan fokus penelitian dalam penyusunan tesis dengan penelitian
yang berjudul “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
Di SD Negeri 15 OKU”.
33
Adapun waktu dan tempat penelitian yang penulis lakukan di lapangan sebagaimana
berikut ini:
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 15 OKU dan penelitian ini diperkirakan sekitar 3
bulan.
Tempat penelitian yaitu di SD Negeri 15 OKU yang terletak di Jl. Muhammad Nur,
Baturaja, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten Ogan komering Ulu, Sumatera Selatan.
Sekolah ini terletak di tengah kota Baturaja dan sangat mudah dijangkau oleh masyarakat
C. Metode Penelitian
32
34
penelitian kualitatif, yaitu: (1). Kondisi objek penelitian alamiah, (2). Penelitian sebagai
instrumen utama, (3) Bersifat deskriptif, karena data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata
bukan angka-angka, (4). Lebih mementingkan proses dari pada hasil, (5). Data yang
terkumpul diolah secara mendalam. Penelitian kualitatif adalah penelitian penelitian yang
obyeknya bersifat alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan
data secara induktif, dan hasil penelitiannya lebih menekankan makna. Sugiyono (2010:1)
Menuliskan penelitian kualitataif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi objek alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci. Penelitian kualitatif
adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,
peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual
maupun kelompok. Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yaitu menggambarkan
dan mengungkap. (to describe and explore) serta menggambarkan dan menjelaskan (to
peristiwa sebagaimana terjadi secara alami, melalui pengumpulan data dan latar belakang
alami. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
menginterpretasikan data yang ada, di samping itu penelitian deskriptif terbatas pada usaha
mengungkapkan suatu masalah atau dalam keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya,
D. Fokus Penelitian
Karena penelitian ini berbentuk penelitian kualitatif deskriptif, maka data- data yang
dibutuhkan harus berupa perkataan, catatan/tulisan, rekaman, gambar, dan lainnya. Selain
35
dari pada itu, dalam penelitian ini juga terjadi proses pengamatan dan pemaknaan terhadap
kasus atau permasalahan yang terjadi. Oleh sebab itu, data yang dikumpulkan berupa
1. Wawancara
informasi dengan bertanya langsung kepada responden. Wawancara adalah salah satu
kaedah menggumpulkan data yang paling biasa digunakan dalam penelitian. Adapun nama-
nama yang ingin di wawancara ialah (1) Kepala Sekolah SD Negeri 15 OKU bapak Fajri
(responden) dan peneliti berada langsung bertatap muka dalam proses mendapatkan
informasi bagi keperluan data primer. Dalam penelitian ini, proses wawancara dilakukan
secara terstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan berdasarkan item-item pertanyaan yang
telah tersusun dan terencana. Di samping itu juga, adakalanya peneliti melakukan
wawancara non-struktur, yang mana wawancara dilakukan guna memperkuat jawaban dan
informasi yang diterima dan itu tidak dicantumkan dalam pedoman wawancara
2. Observasi
pencatatan secara fenomena terhadap hal yang diselidiki”. Metode ini digunakan peneliti
menggunakan teknik observasi agar dapat mengamati secara realistik tentang peranan
observasi agar dapat mengamati secara realistik tentang “Peran Kepemimpinan Kepala
3. Dokumentasi
menggunakan metode dokumentasi. Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data
36
diteliti, sehingga akan memperoleh data yang lengkap, sah dan bukan berdasarkan
perkiraan. Hasil penelitian juga akan semakin kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau
karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Dokumentasi menjadi data penunjang yang
sangat urgent untuk memperkuat data-data dari hasil wawancara dan observasi yang telah
dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengumpulkan data tulis, gambar, foto, dan
rekaman yang ada terkait fokus penelitian, seperti susunan kepengurusan lembaga
pendidikan, jadwal rapat bulanan, data peserta didik yang ada, foto kegiatan, dan
sebagainya, sehingga tidak ada kesan manipulasi data terkait penelitian yangdilakukan.
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Seperti pada
wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila
jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti
akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap
kredibel. Miles dan Huberman dalam Sugiono mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam anasisis data adalah data reduction,
Data reduction (reduksi data). Artinya merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, diceri tema dan pola. Dengan demikian data yang
telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti
Data display (penyajian data). Setelah direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplay data, yaitu suatu cara untuk memaparkan data secara rinci dan lembagaatis
setelah dianalisis ke dalam format yang disiapkan. Namun data yang disajikan ini masih
dalam bentuk sementara untuk kepentingan peneliti dalam rangka pemeriksaan lebih lanjut
37
secara cermat hingga diperoleh tingkat keabsahannya. Jika ternyata data yang disajikan
telah teruji kebenarannya dan telah sesuai, maka dapat dilanjutkan pada tahap
disajikan belum sesuai, maka konsekuensinya belum dapat ditarik kesimpulan, melainkan
dilakukan reduksi kembali bahkan tidak menutup kemungkinan untuk menjaring data baru.
Dalam penarikan kesimpulan awal masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak detemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang kemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel dan menjadi
Untuk menguji terhadap kevalidan data yang diperoleh di lokasi penelitian, metode
validitas data sangatlah penting untuk dipergunakan. Adapun validitas data yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah melalui teknik triangulasi. Yaitu pemeriksaan
kembali terhadap data yang sudah didapatkan sebelumnya dengan teknik atau sumber yang
yang dilakukan peneliti pada saat mengumpulkan dan menganalisa data. Hadi.S (2017)
Dengan metode ini, maka peneliti secara langsung akan menguji kredibilitas data
sewaktu proses melakukan pengumpulan data. Sedangkan teknik yang digunakan dalam
peneltian ini adalah triangulasi sumber. Yaitu teknik pemeriksaan balik terhadap keabsahan
data yang sudah diperoreh dari suatu sumber tertentu, kemudian dibandingkan data yang