Anda di halaman 1dari 34

PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZ

DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL


PADA SANTRI SMP MBS KOTA TARAKAN

Proposal Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Seminar Proposal

Diajukan oleh:

M. Ridwan Saidi
2107052008

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2022

1
HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL TESIS
PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZ
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL
PADA SANTRI SMP MBS KOTA TARAKAN

Diajukan oleh:
Ridwan Saidi
2107052008

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

(Dr. Betty Mauli Rosa Bustam, M.A) Tanggal 23 juli 2022

Pembimbing II

(Dr. Djamaluddin Perawironegoro, M.Pd.I) Tanggal 23 juli 2022

2
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL TESIS

PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZ DALAM


MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-QUR’AN PADA
SANTRI SMP MBS KOTA TARAKAN

yang disusun oleh:

Ridwan Saidi

2107052008

Telah dipertahankan dalam Ujian Proposal Tesis Fakultas Agama Islam


Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan
Yogyakarta pada tanggal …………………………..dan dinyatakan Lulus untuk
dilakukan penelitian tahap selanjutnya.

PENGUJI PROPOSAL
Penguji 1:

Penguji 2:

Yogyakata,
Mengetahui,
Kaprodi MPAI

Dr. Suyadi, M,Pd.I NIY. 60171022

3
DAFTAR ISI

PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZ.............................................1

HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................6

Latar Belakang.............................................................................................6

Identifikasi Masalah..................................................................................11

Batasan Masalah.......................................................................................12

Rumusan masalah.....................................................................................12

Tujuan Penelitian.......................................................................................13

Manfaat Penelitian....................................................................................13

Manfaat teoritis........................................................................................13

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi manfaat antara lain:.......13

Manfaat praktis.........................................................................................13

Spesifikasi Produk yang dikembangkan.....................................................14

BAB II.......................................................................................................................15

KAJIAN PUSTAKA....................................................................................................16

Metode Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an..................................................16

Manfaat Menghafal Al Qur’an...................................................................17

Hukum Menghafal Al-Qur’an....................................................................18

Faktor-Faktor Pendukung Menghafal Al -Qur’an.......................................18

Teori Pembelajaran Pada Pendidikan Anak...............................................22

Kerangka Berpikir......................................................................................23

Penelitian Terdahulu yang Relevan...........................................................24

4
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................26

Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................28

Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data................................................29

Teknik Analisis Data...................................................................................31

Daftar Pustaka.........................................................................................................32

5
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Al-Quran adalah intisari dan sumber pokok agama islam yang diturunkan
kepada Rasulullah shalallahu ‘alahi wasallam sebagai pedoman, petunjuk serta
pelajaran bagi umat Islam. Dalam pengertian lain Al-Quran adalah kalam Allah
subhanahu wat’ala diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul, dengan
melalui perantara Malaikat Jibril ditulis dalam berbagai mushaf dinukilkan
kepada kita secara mutawatir membacanya adalah ibadah dimulai dengan surah
Al Fatihah dan ditutup dengan surah An-Naas.[1]
Di dalam Al-Qur’an telah di jelaskan bahwa Allah menjamin
keasliannya,meskipun telah diturunkan ribuan tahun silam,sebagaimana dalam
firman-Nya dalam surah Al hijr.9

Ayat di atas menjelaskan bagaimana Allah menjamin terhadap keaslian


dan kemurnian Al-Qur’an walaupun telah lama diturunkan,sebagai keikutsertaan
umat islam dalam menjaga dan memelihara Al-Qur’an yang salah satunya adalah
dengan cara mengahafalkannya.[2]
Dr.H Ahmad Fathoni Lc dalam artikelnya “sejarah dan perkembangan
Tahfidz Al-Qur’an di indonesia” bahwa semangat menghafal al-Qur’an mulai
bermunculan saat sering diadakanya Musabaqah Hifdzil Qur’an tahun 1981.
Menurut beliau perkembangan pengajaran tahfidz Al-Qur’an di Indonesia pasca
MHQ 1981 bagaikan air bah yang tidak dapat di bendung lagi.[3]

Hal ini menjadi hal positif dikalangan kaum muslimin, dan


berkembangnya minat masyarakat dalam menghafal Al-Quran yang begitu tinggi

6
ini menjadikan banyaknya lembaga-lembaga Tahfidzul Qur’an, halaqah Tahfidz
dimasjid-masjid, hingga daurah Tahfidz termasuk didalammnya adalah pondok
pesantren Tahfidzhul Qur’an.[4]
Fenomena ini merupakan indikasi bahwa keasadaran masyarakat tentang
pentingnya menghafal Al-Qur’an ini sudah meningkat,dan juga sebagai upaya
mengakrabkan kaum muslimin dengan kitab sucinya, menghafalkannya juga
menjadi salah satu upaya dalam proses pemeliharaan Al-Qur’an.
Menghafal Al_Quran bukanlah perkara mudah,masalah yang dihadapi
oleh penghafal Al-Quran banyak dan bermacam-macam. Mulai dari
pengembangan minat, penciptaan lingkungan, pembagian waktu sampai pada
metode menghafal itu sendiri. Saat ini sangat banyak metode yang dapat
digunakan untuk membantu proses penghafalan Al-Quran. Hal ini bisa kita temui
dimedia cetak maupun media elektronik dan sosial media sehingga dapat
mengikuti metode pembelajaran Tahfidzhul Qur’an yang dipakai pada instansi
Pendidikan formal maupun nonformal. Dalam melaksanakan metode
pembelajaran atau metode Tahfidzhul quran hendaknya dipandu atau dibimbing
langsung oleh pengampu Tahfidzh yang berkompeten dalam penghafalan Quran.
Hal ini bertujuan agar Al-Qur’an mudah untuk dihafalkan.
Naufal Fairuzillah dalam penelitiannya mengatakan keberadaan pondok
pesantren Tahfidzhul Quran begitu banyak diminati oleh para orang tua dan
menjadi solusi bagi orang tua yang menginginkan anaknya dididik serta
diarahkan untuk menjadi Hafizh Qur’an sesuai yang mereka harapkan. Keinginan
serta harapan orang tua tersebut menjadi tanggung jawab pondok pesantren untuk
mewujudkannya. Oleh karena itu, pondok pesantren tahfidzul Qur’an berusaha
untuk mencari berbgaai macam metode pembelajaran ataupun metode yang
dianggap baik dan efisien untuk mendukung terlaksananya program Tahfidzhul
quran dan mencetak generasi-generasi Hafizh Quran.[5]
Tentu hal ini merupakan tugas dan tanggung jawab yang sangat besar dan
mulia sehingga harus bersungguh-sungguh dalam menghafalkannya, di sisi lain
ada yang beranggapan bahwa menghafal Al-Quran adalah suatu aktivitas yang
membosankan serta melelahkan, terutama bagi santri yang baru memulai

7
menghafalkan Al-Quran dan masih terbata-bata dalam membacanya sehingga
menghafal Al-Quran itu terasa sulit dan tidak mampu mencapai target hafalan
yang diinginkan. Salah satu kendala yang ditemukan adalah sulitnya membaca
Al-Quran karena belum terbiasa dan belum mengerti bagaimana cara yang efektif
dalam menghafal Al-Quran.
Jika metode pembelajaran tahfidz masih monoton dan tidak mengalami
perkembangan, maka akan memudarkan semangat para santri atau murid dalam
menghafalkan AL-Qur’an.Maka dari itu Progam Tahfidz Al-Qur’an harus selalu
di perbarui, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya, terutama
dalam hal metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan santri saat
ini agar pelaksanaannya menjadi efektif dan efesien.
Penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono dan Latifatul Inayati
menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan hafalan santri diperlukan suatu
metode khusus yang diterapkan dalam suatu program kelas Tahfidz yang diampu
oleh dua guru dengan pengawasan dan monitoring terhadap prestasi hafalan[5].
Sebagai lembaga pendidikan yang berbasis Tahfidzh tentu tidak mudah
untuk mencetak generasi penghafal Al-qur’an, harus memiliki program yang baik
dan target-target harian, pekanan, bulanan bahkan tahunan harus tersusun dan
terlaksana dengan baik waktu dan lokasi yang kondusif juga sangat penting agar
target pencapaian bisa maksimal.
Sebagai contoh adalah SMP Muhammadiyah Boarding School (MBS)
Tarakan yang memilik program unggulan yaitu Tahfidz Al-Qur’an dengan target
hafalan 15 juz selama 3 tahun jenjang sekolah, yang dibagi pertingkatan setiap
tingkatan kelulusan wajib menghafalkan 5 juz untuk syarat kelulusan kenaikan
tingkat,metode yang saat ini digunakan belum sepenuhnya memberikan
solusi,terlihat bahwa santri masih belum mampu maksimal dalam kegiatan
menghafal,waktu yang disedikan pihak sekolah terlihat tidak cukup sehingga
membuat santri kewalahan dan kebigungan,dampaknya progaram yang
seharusnya menjadi unggulan malah tidak berjalan secara maksimal sehingga
target-target tidak terpenuhi.

8
Penyebab lainnya dari tidak maksimalnya metode yang saat ini diterapkan
adalah. Santri baru yang mendaftar di SMP MBS ini berasal dari sekolah umum
yang belum memiliki pengalaman atau latar belakang pendidikan Tahfidzhul
Qur’an. Tentu dalam hal ini Santri sangat membutuhkan metode pembelajaran
dengan metode Tahfidzh quran yang efektif dan cocok agar memudahkan bagi
mereka yang masih terbata-bata membaca Al-Quran serta masih sulit dalam
menghafal Al Quran.
Data dari salah seorang pengampu Tahfidz mengungkapkan bahwa saat ini
semangat para siswa dalam mengahfalkan Al-Qur’an sangat menurun penyebab
utama dari penurunan kualitas santri dalam menghafal,adalah santri belum
sepenuhnya memahami target daan pola dalam menghafalkan Al-Qur’an,serta
belum mendapatkan metode pembelajaran yang cocok bagi mereka seiring
dengan pengaruh perkembangan zaman yang merubah pola pergaulan dan
tingkah laku santri sehari-hari, sehingga menggurangi semangat para santri.
Data dari sumber Tata usaha SMP MBS menyampaikan jumlah santri Mbs
sebanyak 155 siswa terdiri dari 3 kelas 7,8,9 dengan masa belajar 3 tahun,dengan
program unggulan Tahfidzul Qur’an, dan target hafalan 15 juz selama 3 tahun.

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022

Series 1

Gambar 1.
Diagram Jumlah Pencapaian Tahfidzh SMP MBS Kota Tarakan Tahun 2019 – 2022
Sumber: Kaur Tahfidz SMP MBS Kota Tarakan tahun 2022.

9
Dalam gambar 1 diatas terlihat jumlah target pencapaian Tahfidzh dari
70% pencapaian ditahun 2019 turun menjadi 10% ditahun 2022.

Tabel 1. Data pencapaian Tahfidz Santri MBS 2021-2022


Jenjang Jumlah hasil
kelas siswa Target Pencapaian Persentase
siswa
Kls 7 60 1-5 juz 40 66%

Kls 8 50 5 -10 juz 40 80%


Kls 9 45 10 – 15 juz 10 22%

Tabel di atas menunjukan bahwa hasil kemampuan awal santri dalam


menghafalkan Al-Qur’an mulai kelas 7 sampai kelas 9 dengan target hafalan 10
juz pertingkatan,dari total target secara keseluruhan 20 juz, menunjukan
kurangnya peningkatan dari target pencapaian khususnya di kelas 9 yang
mengalami penurunan secara signifikan.
Saat ini pola yang diterapkan di SMP MBS masih mengadopsi metode
konvesional yaitu perintah baca lalu hafal, tanpa ada penjelasan, di mana berhenti
dan dimana memulai hafalan serta kata kunci dari ayat-ayat yang dihafal, tentu
bagi santri yang belum memiliki skil menghafal dan belum terbiasa serta bacaan
yang tidak baik tentu sangat sulit, dan efeknya bukan hanya program yang tidak
jalan bahkan pengampunya juga akan kewalahan dalam menghadapi santri-santri
tersebut.
Dalam upaya memperbaiki kualitas Tahfidzh di SMP MBS maka peneliti
ingin menghadirkan suatu inovasi yang dapat memudahkan santri baru dan lama
dalam menghafal secara mandiri sehingga target-target pekanan dan tahunan
yang telah disusun oleh team bidang Tahfidz bisa tercapai,penelitian ini berbeda
dengan penelitian terdahulu dalam beberapa hal,yakni metode tahfidz terdahulu
hanya menggunakan perintah baca,tanpa memberikan penjelasan,maka metode
yang peneliti kembangkan saat ini,menjelaskan poin-poin kata kunci per
halaman di setiap kelipatan 5 fungsinya agar memudahkan santri dalam

10
menghafal dan mengigatkan ketika lupa pada saat menyetorkan
hafalan.Ditambah dengan modul yang menjelaskan semua poin-poin tersebut.
Sehingga memudahkan santri dan tidak terbebani dengan tugas hafalan lainnya

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti memandang penting untuk


mengembangkan metode pembelajaran Tahfidz yang ada di SMP MBS dengan
judul penelitian“Pengembangan Metode Pembelajaran Tahfidz dalam
Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Qur’an pada Santri MBS Kota
Tarakan”

Identifikasi Masalah
Dari latar belakang maka dapat ditemukan identifikasi masalah sebagai
beriukut:
1. santri baru yang belum memiliki pengalaman dalam menghafal serta belum
memahami metode mengahafal yang mudah namun memiliki keiinginan
untuk menjadi penghafal Al-Qur’an’.
2. Terjadinya kurang efektifan santri dalam Menghafal Al-qur’an karena masih
dianggap sulit dan membosankan bagi santri.
3. Kurangnya motivasi dalam menghafal Al-qur’an di SMP MBS.
4. Adanya kurang efektifan dalam mengelolah Metode pembelajaran Tahfidz
yang belum efektif sehingga menyita waktu yang telah di tentukan.
5. Menurunnya kualitas hasil pembelajaran Tahfidz serta tidak tercapainya
target-target hafalan santri.
6. Kurangnya jumlah pengampuh dalam halaqoh Tahfidz

Batasan Masalah
Mengingat banyaknya permaslahan yang ada,maka diperlukan pembatasan
masalah pada penelitian ini,berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian
ini dibatasi pada permasalahan pengembagan metode pembelajaran yang terkait
langkah-langkah dalam penerapannya di SMP MBS yang masih menggunakan

11
metode konvesional sehingga mengurangi minat dan semangat dalam menghafal
dan mengurangi tingkat efektifitas dalam proses menghafal Al-Qur’an

Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pegembangan metode pemebelajaran Tahfidz untuk
meningkatkan hafalan pada santri SMP MBS?
2. Bagaimana efektefitas pelaksanaan metode pembelajaran métode Basimah
pada santri SMP MBS Kota Tarakan?
3. Bagaiamana uji validasi dari Metode pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di
SMP MBS yang berhasil dikembangan?

Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk :
1. Untuk Mengembangakan metode pembelajaran Tahfidz pada santri sebagai
upaya dalam meningkatkan kualitas dan motivasi hafalan di SMP MBS
tarakan.
2. Untuk mengetahui prosedur pengembangan metode pembelajaran Tahfidz di
SMP MBS Tarakan.
3. Untuk Mengetahui hasil uji validasi ahli/pakar dalam pengembangan metode
pembelajaran Tahfidz di SMP MBS Tarakan

Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi manfaat antara lain:
a. tersedianya metode pembelajaran baru dalam menunjang aktifitas belajar
mengajar
b. sebagai metode baru yang mengajarkan santri untuk aktif dan mandiri
c. Sebagai bahan bacaan bagi mereka yang berminat terhadap masalah ini untuk
melakukan penelitian lebih lanjut.

12
d. Sebagai motivasi untuk peneliti sendiri agar mampu menyelesaikan
penelitian ini sebagai tugas akhir.

Manfaat praktis
a) Bagi sekolah
1. Penelitian ini Sebagai bahan evaluasi Bagi pihak sekolah serta dapat
memberikan masukan sejauhmana perkembangan metode pembelajaran
Tahfidz terhadap santri.
2. Diharapkan dengan adanya program ini dapat memudahkan santri dan
pengampuh dalam menjalankan program Tahfidz tersebut sehingga dapat
menumbuhkan motivasi dalam menghafal dan tercapainya target-target
hafalan yang telah ditentukan.

b) Bagi peneliti.

Penelitian ini diharapkan dapat Menambah wawasan serta


motivasi bagi peneliti tentang bagaimana cara mengembangkan metode
pembelajaran baru dalam proses pembelajaran

Spesifikasi Produk yang dikembangkan


Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah berupa metode-
metode pemebelajaran Tahfidz yang dikemas dalam sebuah modul yang berisi
langkah-langkah pembelajaran dan pemetakan target hafalan santri.
Beberapa asumsi dari pengembangan metode pembelajaran tahfidz Al-
Qur’an adalah:
1. Metode pembelajaran tahfidz al-Qur’an ini dapat di gunakan sebagai bahan
ajar pembimbing atau ustadz pada proses pembelajaran tahfidz al-Qur’an.
2. Metode pembelajaran tahfidz ini dapat menjadi variasi bagi pembimbing
atau ustadz dalam pelaksanaan proses pembelajaran tahfidz al-Qur’an.
3. Dengan metode pembelajaran tahfidz Al-Qur’an yang dikembangkan
harapanya dapat memudahkan serta meningkatkan kerjasama antara ustadz

13
dan santri. Sehingga seuasana dalam menghafal al-Qur’an menyenangkan
dan dapat mencapai tujuan yang ditargetkan.
4. Modul tahfiz yang berisikan petunjuk penggunan metode yang di
kembangkan.

Sedangkan keterbatasan dalam pengembangan ini adalah sebagai berikut:


Metode pembelajaran tahfidz al-Qur’an yang dikembangkan hanya melihat
permasalahan yang ada di SMP MBS. Dan hanya untuk mengatasi permasalahan
yang ada SMP MBS aja.
Produk yang dikembangkan dari metode konvesional ini masih berupa
metode sederhana yang dikembangkan dengan menambahkan beberapa poin
kata kunci berupa no ayat khusus yang wajib di hafalkan dan diulangakan dari
setiap halaman juz, disetiap jam halaqoh Tahfidz dengan target harian

14
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Metode Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an

3. Pembelajaran

Pembelajaran (learning) adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik


belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dalam UU No.
20 Tahun 2013 tentang sisdiknas Pasal 1 Ayat 20, Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran dapat didefinisikan sebaga suatu sistem atau
proses membelajaran dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik atau
pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Suhanji dalam suatu penelitian mengutip pemebelajaran adalah suatu
yang di lakukan oleh guru,tujuan pemebelajaran adalah memahamkan peserta
didik Dari beberapa teori diatas pemebeljaran adalah suatu cara yang digunakan
untuk mendidik santri agar tujuan tercapai.

4. Tahfidzh Quran

Tahfidzh Quran adalah bentuk masdar dari haffadza yang memiliki arti
penghafalan dan bermakna proses menghafal. Sebagaimana lazimnya suatu
proses menulis suatu tahapan, teknik atau metode tertentu. Tahfidz adalah proses
menghafal sesuatu ke dalam ingatan sehingga dapat diucapkan diluar kepala
dengan metode tertentu. Selain itu penghafal Al-Qur'an bisa diungkapkan dengan
kalimat yang diartikan hafal, dengan hafalan diluar kepala[9].
Tahfidz Al-Qur’an dapat diartikan dengan proses mempelajari Al-Qur’an
dengan cara menghafalkanya agar selalu ingat dan dapat mengucapkan di luar
kepala tanpa melihat mushaf. Dalam mengahafal Al.Qur’an tidak lepas dari

15
keberhasilan kinerja memori atau ingatan dalam diri seseorang. Dalam hal ini ada
tiga tahapan kerja dalam memori, yaitu:

Encoding (memasukan informasi dalam ingatan )

Storage ( menyimpan informasi yang telah dimasukan)

Retrieval ( mengingat kembali)[10].

Dalam menghafal dengan didahului proses encoding, dengan memasukan


informasi berupa ayat-ayat al-Qur’an kedalam ingatan melalui indera
pengelihatan dan pendengaran. Dua indera ini selalu beriringan maka dari itu
dianjurkan kepada para guru untuk memperdengarkan suaranya untuk
didengarkan sehingga dua alat ini bekerja dengan baik[11].

Setelah proses encoding , selanjutnya di proses dengan


storage/penyimpanan. Ayat -ayat al- Qur’an yang dihafal yang masuk dalam
memori, menurut darwis hude di simpan di gudang memori yang terletak di
memori jangka panjang (LTM). LTM yang merupakan tempat penyimpanan
permanen suatu pengetahuan yang dapat di panggil sewaktu-waktu, kapasitas
yang sangat besar sehingga dapat menyimpan sejumlah informasi yang besar
untuk periode yang panjang[12].

Dalam hal menghafal Al-Qur’an ini menurut M. Darwis Hude termasuk


dalam kategori yaitu kategori ke dua yaitu penyimpanan yang di usahakan. Salah
satu usaha penyimpanan hafalan al-Qur’an ke memori jangka panjang adalah
mengulang atau takrir.

Setelah proses storage adalah dengan pengungkapan kembali atau


retrievel yang terbentuk dua macam yaitu yang telah tersimpan di gudang
memori secara aktif keluar tanpa adanya pancingan dan dengan pancingan baru
keluar informasi yang tersimpan. Dalam pengungkapan kembali hafalan Al-
Qur’an yang telah tersimpan dalam gudang memori termasuk proses retrievel ,
dimana pengungkapan kembali terjadi dengan pancingan[13]. Dalam menghafal

16
Al-Qur’an tersebut, ayat-ayat yang telah di baca sebelumnya menjadi pancingan
untuk ayat yang dibaca kemudian.

Manfaat Menghafal Al Qur’an


Allah subhanahu wata’ala menciptakan segala sesuatu pasti ada
manfaatnya. Begitu pula dengan orang yang menghafal Al Qur’an pasti banyak
memiliki manfaat. Diantara manfaat menghafal Al Qur’an adalah : Jika disertai
amal dan keikhlasan maka hal ini merupakan kemenangan dan kebahagiaan di
dunia dan akhirat. Didalam Al Qur’an banyak kata-kata bijak yang mengandung
hikmah dan sangat berharga bagi kehidupan. Semakin banyak menghafal Al
Qur’an semakin banyak pula mengetahui kata-kata bijak untuk dijadikan
pelajaran dan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari.
Di dalam Al Qur’an terdapat ribuan kosa kata atau kalimat. Jika kita
menghafal Al Qur’an dan memahami artinya secara otomatis kita telah
menghafal semua kata-kata tersebut.
Demikian manfaat-manfaat mengahafal Al Qur’an. Tentunya masih
banyak lagi yang belum penulis ketahui mengingat betapa besar peran penghafal
Al Qur’an dalam menjaga kemurnian Al Qur’an sebagai hamba- hamba
pilihan[14]

Hukum Menghafal Al-Qur’an


Mengahafal Al-Qur’an hukumnya fardu kifayah. Berarti tidak boleh
kurang dari jumlah mutawatir orang yang menghafal sehingga tidak ada
kemungkinan terjadinya pemalsuan dan pengubahan terhadap ayat suci Al-
Qur’an[15].

Faktor-Faktor Pendukung Menghafal Al -Qur’an


Dalam pelaksanaan pembelajaran Tahfidzul Qur’an, ada beberapa elemen yang
perlu di manage dengan baik untuk menanamkan nilai-nilai dan meningkatkan
kemampuan menghafal al-Qur’an peserta didik, antara lain : guru, sekolah, anak
atau murid, suasana, ruangan, alat bantu, waktu, metode pengajaran, after class
touch.

17
5. Guru

Mulyasa (2009: 37) menyebutkan bahwa guru adalah pendidik, yang


menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik dan
lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus punya standar kuahtas pribadi
tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin.
Berkaitan dengan tanggung jawab; guru harus mengetahui, serta memahami nilai,
norma moral, dan social, serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan
nilai dan norma tersebut. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap segala
tindakannya dalam pembelajaran disekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat
(Christine Woodrow, 2001:26). Berkenaan dengan wibawa, guru harus memiliki
kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial, dan
intelektual dalam pribadinya, serta memiliki kelebihan dalam pemahaman ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni sesuai dengan bidang yang dikembangkan.
Guru juga harus mampu mengambil keputusan secara mandiri {independent),
terutama dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran dan
pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik,
dan lingkungan. Guru harus mampu bertindak dan mengambil keputusan secara
cepat, tepat waktu, dan tepat sasaran, terutama berkaitan dengan masalah
pembelajaran dan peserta didik, tidak menunggu perintah atasan atau kepala
sekolah. Sedangkan disiplin; dimaksudkan bahwa guru harus mematuhi berbagai
peraturan dan tata tertib secara konsisten, atas kesadaran professional, karena
mereka bertugas untuk mendisiplinkan para peserta didik di sekolah, terutama
dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dalam menanamkan disiplin guru harus
memulai dari dirinya sendiri, dalam berbagai tindakan dan perlakuannya. seorang
pendidik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Kesiapan menjadi teladan dan usaha kearah sana
2) Kemampuan komunikasi
3) Bakat
4) Pengetahuan umum
5) Ketrampilan mengajar
6) Kedekatan dengan anak

18
7) Pengetahuan tentang bahan ajar
8) Semangat/Ghiroh
9) memperhatikan kondisi emosi sebelum mengajar.
6. Tempat/Sekolah

Sekolah bisa dipandang sebagai faktor yang bisa mempengaruhi hasil


belajar dari segi dimensinya sebagai lingkungan dimana kegiatan belajar
mengajar dilaksanakan. Dilihat dari dimensi lingkungan ada dua faktor yang
dapat mempengaruhi proses pembelajaran, yaitu faktor organisasi kelas dan
faktor iklim sosial-psikologis (Wina S. 2008: 202). Faktor organisasi kelas
didalamnya meliputi jumlah siswa, kurikulum yang dibebankan, aturan sekolah
yang ditetapkan dalam standar pelaksanaan pengajaran di kelas dan sebagainya.
Sedangkan faktor sosial-psikologis, maksudnya adalah keharmonisan hubungan
antara orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Sekolah penyelenggara
harus memperhatikan beberapa hal diantaranya: Sikap kondusif antar guru,
tanggung jawab dari sekolah yang dibebankan, dana yang tersedia, visi dan misi
sekolah, kurikulum, dan suasana kerja.
7. Suasana belajar

Suasana belajar termasuk aspek lingkungan yang termasuk dalam


organisasi kelas yang dapat mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran.
Membangun suasana yang kondusif menjadi hal yang harus diperhatikan dalam
metode ini. Prinsip dalam membangun suasana ini sebagai berikut:
1) Perancangan pengajaran yang matang, sebelum waktu ajar.
2) Persiapan metode dan media ajar yang matang.
3) Pelibatan seluruh murid.
4) Membuat tema acara/tema kelas yang mendukung makna ajar/pelajaran,
serta mengerahkan seluruh cara penyampaian untuk mendukung makna
pengajaran.
5) Menyediakan media ajar yang cocok.
6) Melihat kondisi murid, dan cepat tanggap untuk mengubah
suasana sesuai kondisi.
7) Pengelolaan emosi dan energi (dengan cooling down, dst).

19
8. Ruang kelas

Ruang kelas juga termasuk lingkungan yang akan mempengaruhi proses


dan hasil belajar. Beberapa pertimbangan dalam mengatur ruang kelas adalah:
1) Fisik kelas
2) Perbandingan luas ruangan yang dapat digunakan dengan
jumlah anak.
3) Kondisi indoor dan outdoor
4) Susunan ruang kelas
5) Cahaya
6) Suhu udara
7) Garis pandang anak
8) Hiasan dan tempelan yang mendukung di dinding.
9) Penyimpanan alat bantu yang akan digunakan.

9. Pengelolaan waktu

Manajemen Waktu Dalam hal ini memanajemen waktu begitu penting,


agar di manfaatkan dengan efektif dan efesien mungkin. Pengasuh harus
membuat perencanaan pembelajaran Program Tahfidzh.
Untuk melihat seberapa banyak waktu yang di perlukan untuk
menyelesikan program yang di rencanakan, maka perlu adanya target harian.
Bukan merupakan aturan yang dipaksakan tetapi hanya sebagai kerangka yang
dibuat sesuai dengan kemampuan santri dan alokasi yang tersedia. Dalam buku
wiwin Alawiyah bahwa menentukan target dalam menghafal Al-Qur’an sangat
diperlukan supaya mampu memacu semangat dalam menghafal Al-Qur’an,
sehingga dapat menyelesaikan hafalan dengan waktu yang tisak lama[16]

10. Faktor Motivasi

Pada dasarnya motivasi adalah suatu dorongan untuk bertindak


melakukan sesuatu sehingga mencapai tujuan atau hasil tertentu[17]. Orang yang
menghafal Al-Qur’an pasti membutuhkan orang terdekat, kedua orang tua,

20
keluarga, saudara, bahkan metode pembelajaran tahfidz yang menyenamgkan
menarik pun dapat menjadikan motivasi dalam bersemangat dalam menghafal
Al-Qu’an.[18]

Teori Pembelajaran Pada Pendidikan Anak


Menurut Good dan Travers dalam Wina Sanjaya (2008:82), metode
adalah abstraksi dunia nyata atau representasi peristiwa kompleks atau
sistem, dalam bentuk naratif matematis, grafis, serta lambang-lambang
lainnya. Metode bukanlah realitas, akan tetapi merupakan representasi realitas
yang dikembangkan dari keadaan. Dengan demikian, metode pada dasarnya
berkaitan dengan rancangan yang dapat digunakan untuk menerjemahkan
sesuatu ke dalam realitas, yang sifatnya lebih praktis. Metode berfungsi
sebagai sarana untuk mempermudah berkomunikasi, atau sebagai petunjuk
yang bersifat perspektif untuk mengambil keputusan, atau sebagai petunjuk
perancangan untuk kegiatan pengelolaan.
Sedangkan teori pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam tutorial. Metode pembelajaran mengacu pada
pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, dan
pengelolaan kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Joyce bahwa, "Each
metodes guides us as we design instruction to help students achieve various
objectives ". Maksud kutipan tersebut adalah bahwa setiap metode
mengarahkan kita dalam merancang pembelajaran untuk membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran.
Sukmadinata (2004:209) mendefinisikan teori pembelajaran sebagai
"suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi
lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi
perubahan atau perkembangan pada diri siswa". Selain itu salah satu rumusan
yang banyak digunakan adalah metode pembelajaran merupakan suatu desain

21
yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang
memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau
Perkembangan pada diri santri, Rusman menginformasikan bahwa
metode pembelajaran adalah suatu pola/rencana yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang
lain. Dengan demikian,teori pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman
bagi guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan beberapa rumusan dan penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa metode pembelajaran merupakan satu kesatuan yang terdiri atas beberapa
komponen yang berinterfungsi, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman bagi
guru dan siswa berkenaan dengan proses kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Metode pembelajaran juga dapat diartikan sebagai rancangan lingkungan
belajar yang menggambarkan proses dan situasi belajar secara rinci sehingga
terlihat dengan jelas interaksi antara individu yang terlibat dalam proses
pembelajaran, baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa lainnya
maupun antara siswa dan guru dengan lingkungan sekitar yang ditujukan untuk
mencapai perubahan positif pada diri siswa dalam segi keterampilan intelektual,
pribadi, dan sosial.

Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang masalah yang terjadi bahwa perlunya

mengembangkan metode pembelajaran tahfidz dalam meningkatkan motivasi

menghafal santri. Maka dari itu dalam mengembangkan metode pembelajaran

tahfidz Al-Qur’an, peneliti merumuskan -kerangka berpikir yaitu :

 Identifikasi Masalah

22
 Mengkaji metode pembelajaran tahfidz

 Menerapkan model pengembangan

 Melakukan Uji validasi.

Kerangka beripikir dapat di gambarkan sebagai berikut:

Indentifikasi masalah

Mengkaji metode pembelajaran


Tahfidz

Menerapkan metode
pengembangan

Uji validasi

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir

Penelitian Terdahulu yang Relevan


Beberapa studi penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang
relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan olah Al
Mukaromah (2009) dan Tim Rumah Tahfidz Qur’ani (2011). Tesis dari Al
Mukaromah (2009) yang berjudul “Pengembangan Metode Pembelajaran
Tematik dengan Metode Rumah Qurani untuk menumbuhkembangkan Multiple
Intelligences Siswa”. Temuan penelitian ini, menghasilkan kesimpulan bahwa
metode pembelajaran tematik dengan Metode Rumah Qurani yang menggunakan
langkah bermain, bercerita dan isyarat tangan, efektif untuk
menumbuhkembangkan multiple intelligences siswa.
Penelitian Ahmad Rony Suryo Widagda, penelitian yang berjudul
“Metode Pembelajaran Tahfidzul Quran (Studi Metode Pembelajaran Tahfidzul
Qur’an Kelas III di SDIT Salsabila Jetid Bantul Yogyakarta. Pada penelitian

23
menggunakan deskriptif analisis, ini bertujuan untuk mengatahui metode yang
digunakan dalam pembelajaran tahfidzul Qur’an. Berdasarkan hasil penelitian
disimpulkan bahwa metode yang digunakan dalam pembelajran tahfidz yaitu,
metode Takrir, metode setoran, metode juz’I , metode tes hafalan
Penelitian Soha Andrian Sakban, dkk, dengan judul Peran Muddaris
Tahfidz Al-Qur’an Dalam Meningkatkan Motivasi Santri Menghafal Al-Qur’an
Pesantren Tahfidz Husnul Khotimah Cipanas Tahun 2019. Dalam penelitian ini
Muddaris atau guru berperan untuk meningkatkan motivasi hafalan santri dengan
sikap rasa kepedulian terhadap santri dan perhatian. Faktor pendukung suasana
yang nyaman, makanan yang sesuai keinginan santri, dibolehkan menggunakan
speaker Qur’an sebagai alat memudahkan hafalan. Persamaan penelitian dalam
hafalan yang meningkatkan motivasi’
Tesis Rozib Sulistiyo , dengan judul Pengembangan Media
Pembelajaran Tahfidz dengan Metode Hamutabe (Hafal mudah tanpa beban) di
MI Al Islam Tonoboyo 2019. Dalam tesis ini bahwa peneliti menggunakan metode
Hamutabe yang dengan memanfaatkan empat media yaitu pandang dengar
( perwujudan dari metode talaqqi dan tasmi’, metode tulis, metode unjuk kerja,
dan terakhir aplikasi Android. Dari metode sebut sebagai langkah untuk
mengatasi dari memang tidak adanya guru yang benar-benar tahfidz dan bacaan
guru yang kurang menguasai dalam tajwid[32]

24
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian dan pengembangan atau research and development(R &D). R&D
adalah metode penelitian yang di gunakan untuk menghasilkan produk tertentu
dan menguji kefektifan produk tersebut[33].

Menurut Borg and Gall 1989, educational research and development is a


proces used to develop and validate educational product, artinya bahwa
penelitian dan pengembangan merupakan sebuah proses yang di gunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Hasil dari penelitian dan
pengembangan adalah tidak hanya pengembangan sebuah produk yang sudah ada
melainkan juga untuk menemukan pengetahuan atau jawaban atas permasalahan
yang praktis[33].

Penelitian dan pengembangan yang peneliti lakukan yaitu berupa


pengembangan metode pembelajaran tahfidz al-Qur’an yang bersifat
memodifikasi dari sebuah metode tahfidz al-Qur’an yang sudah ada kemudian
didesain dengan menjadi sebuah metode baru dengan langkah-langkah dan
tahapan yang terstruktur dan sistematis untuk pelaksanaan pembelajaran Tahfidz
Qur’an di SMP MBS

B. Model Pengembangan
Model pengembangan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Model
Pengembangan Lima tahap Utama (Mantap) yang dikembangkan oleh Dr. Sri
Sumarni . Penelitian dan pengembangan model Lima Tahap Utama ini adalah

25
hasil modifikasi dari tahapan hasil rancangan Borg and Gall yang diklusterkan
kembali berdasarkan perbedaan jenis penelitian pada masing-masing tahap[34].
Adapun tahapan penelitian dan pengembangan model Mantap ini sebagai berikut:

Tahap I: Penelitian Pendahuluan, pada tahap ini ada dua kegiatan yaitu
melakukan analisis terhadap masalah dan analisis penyebab adanya masalah.

Tahap II : Pengembangan Model, yaitu melakukan pengkajian teori-teori


baru dan relevan guna dapat memecahkan masalah.

Tahap III : Uji Validitas Model, yaitu dengan melakukan uji validasi
terhadap moel tersebut dengan metode kulaitatif, metode kuantitatif, dan metode
kombinsi, di lanjutkan dengan revisi pertama.

Tahap IV : Uji Coba Model, yaitu melakukan uji coba lapangan terbatas
dilanjutkan revisi kedua dan dilakukan uji coba lebih luas di lanjutkan revisi
ketiga dan diperoleh model final.

Tahap V : Diseminasi, yaitu dilakukan sosialisasi publikasi jurnal


internasional, maupun seminar, dan menerbitkan buku.

C. Prosedur Pengembangan
Dari kelima tahapan penelitian dan pengembangan Mantap tidak semua
tahapan peneliti lakukan. Karena dalam penelitian dan pengembangan yang
peneliti lakukan hanya sampai uji efektifitas, dengan menggunakan
pengembangan model Mantap dari tahap I-IV.

26
Langkah – langkah penelitiannya seperti di dalam gambar di bawah ini.

Tahap I Analisis Penyeba Hubungan


Penelitian b masalah dan
terhadap
Masalah penyebabnya
Pendahuluan masalah
a

Pengkajian teori-teori baru yang


TahapII Prototyp
relevan untuk menyusun model
Pengembangan e Model
sesuai dengan permasalahan tahap
Model satu

Spesifikasi model

Tahap III
Validasi Validasi validasi dengan metode
Uji Validasi
dengan dengan kombinasi
metode metode
kualitatif kuantita
tif

Model valid
Revisi
Penilaian dan masukan terhadap 1
model

Tahap IV Uji coba terbatas Uji coba lebih


Uji Efektifitas luas

27
Model final
Revisi 2 Revisi 3
D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan Smp Muhammadiyah Boarding School(MBS)


Tarakan yang beralamat di jl. Kp baru Kecamatan Tarakan Tengah, Kota
Tarakan Provinsi Kalimantan Utara. SMP MBS dianggap representatif untuk
dijadikan tempat penelitian, karena ponpes tersebut menetapkan target bagi
siswa-siswinya untuk hafal al-Qur’an 5 Juz pertingkatan dengan total target
secara keseluruhan 15 juz . Selain itu, lokasi penelitian juga sangat dekat dengan
tempat tinggal peneliti yakni berada di Kota tarakan untuk mempermudah dalam
melaksanakan penelitian. Waktu penelitian dilakukan mulai bulan Agustus 2022,
dan akan dilanjutkan tahap-tahap penelitian selanjutnya sesuai dangan situasi dan
kondisi dalam penelitian.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


1. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang peneliti lakukan yaitu dengan observasi ,

wawancara, dokumentasi, dan menyebarkan angket. Pada tahap observasi penulis

mengamati kegiatan pembelajaran tahfidz al-Qur’an di panti. Kemudian

melakukan wawancara pada para pembimbing tahfidz dan santri, kemudian

membuat angket adanya pengembangan metode pembelajaran tahfidz.

2. Instrumen Pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data merupakan suatu alat bantu yang digunakan

dan dipilih peneliti untuk membantu dalam kegiatan pengumpulan data agar

28
kegiatan tersebut menjadi sistematika dan mempermudah peneliti dalam

melakukan penelitian[35]. Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan

peneliti untuk mengukur dan mengumpulkan data informasi kuantitatif tentang

masalah yang diteliti.

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut:

3. Wawancara

Teknik wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi langsung

kepada koordinator tahfidz dan guru tahfidzal-Qur’an sebagai pelaksana

langsung dalam proses pembelajaran tahfidz, untuk mengetahui keadaan

mendalam tentang proses pembelajaran tahfidz yang ada di SMP MBS tersebut.

4. Observasi

Teknik observasi dilakukan selama proses penelitian berlangsung, untuk

mengumpulkan data ketika kegiatan proses pembelajaran tahfidz al-Qur’an di

SMP MBS Tarakan. Pengamatan proses pembelajaran tahfidz, keefektifan

pembelajaran, keefektifan metode yang digunakan, dan antusias santri dalam

menghafal al-Qur’an.

5. Angket

Angket ini digunakan untuk mengumpulkan data-data kuantitatif deskriptif,

kemudian data ini untuk mengetahui kebutuhan guru atau pembimbing tahfidz

dan santri terhadap metode pembelajaran tahfidz al-Qur’an. Tujuan penggunaan

angket ini untuk mendapatkan data sebagai bukti kelayakan produk atau model

yang telah dikembangkan. Adapun kuisioner yang digunakan adalah kuisioner

validasi ahli materi, dan kuisioner ahli produk atau metode yang dikembangkan.

29
6. Kuisioner validasi ahli materi

Pada kuisioner validasi ahli materi, ada beberapa ketentuan yang bisa di

tinjau dari kesesuaian metode yang akan dikembangkan untuk kefeektifan

pembelajaran tahfidz. Ahli materi merupakan dosen yang memang ahli dalam

penelitian ini adalah Dr.Djamaluddin Perawironegoro M.Pd.I.

4. Kuisioner validasi ahli produk atau model

Pada kuisioner ini, untuk mengukur kelayakan metode yang dikembangkan

dengan berbagai ketentuan yang dipakai, konsep dan kefektifan metode tersebut

untuk pembelajaran tahfidz. Untuk ahli model atau produk ini dosen yang ahli

dalam bidangnya yaitu Dr. Ayyub M.Pd.I.

Langkah penghimpunan data pada penelitian ini ialah menggunakan angket.

Dengan tujuan untuk melakukan penilaian pada pengembangan produk. Secara

teknis, digunakan lembaran penilaian untuk mendapatkan informasi yang tepat,

objektif, spesifik,efektif, menyenangkan dan mudah dimengerti. Lembar

penilaian ini diberikan kepada validator. Yaitu, validator materi dengan validator

model atau produk.

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan yaitu teknik analisis kualitatif dan

kuantitatif. Adapun data yang dianalisis meliputi kelayakan model dan

kesesuaian materi. Berikut penjelasan dari teknik analisis kualitatif dan

kuantitatif adalah sebagai berikut:

1. Analisis data kualitatif

Pada tahap analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis data

yang dihasilkan dari reviewer ahli, uji ahli materi, uji coba produk, dan juga uji

30
coba pemakaian yang berupa tanggapan, masukan, saran, dan kritikan. Sehingga

dapat menyenpurnakan atau memperbaiki produk metode pembelajaran tahfidz

al-Qur’an dan merevisi produk yang dikembangkan tersebut. Data ini akan

digunakan ketika melakukan perbaikan produk. Adapun teknik pengolagan

datanya ialah deskriptif kualitatif.

2. Analisis data kuantitatif

Pada tahap analisis data kuantitatif ini diproses dengan menilai validitas,

kepraktisan, dan keefektifan produk pengembangan yang dihasilkan. Secara lebih

operasional, validitas produk diperoleh dari penilaian oleh validator yaitu ahli

materi dan ahli model.

31
Daftar Pustaka

Abu Ammar dan Abu Fatiah Al-Adnani, Negeri-Negeri Penghafal Al-


Qur’an, (Solo: AlWafi, 2015), h. 17
Agustian, Ary Ginanjar. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi
dan Spiritual ESQ. Jakarta: Arga, 2001.
Damopolii, Muljono. Pesantren Modern IMMIM Pencetak Muslim
Modern. Cetakan Pertama, Jakarta : Rajawali Pers, 2011.
Depatemen Agama. “Al-Qur’an Terjemahan”. 2002
DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki. Quantum Learning : Unleashing
The Genius In You, diterjemahkan oleh Alwiyah Abdurrahman dengan judul
Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Cetakan
IV, Bandung: Mizan, 1999.
Zarman, Wendi. Ternyata Mendidik Anak Cara Rasulullah Itu Mudah
dan Lebih Efektif. Cetakan kedua, Jakarta : PT. Kawah media, 2011.
Yuliani, “Konsep Dasar Pendidikan Anak”. Jakarta : PT Indeks, 2009
Wowo Sunaryo Kusnawa, Taksonomi Berpikir, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2011),
Wina, S. “Kurikulum dan Pembelajaran”. Jakarta : Kencana, 2008
Tadzkirotun, M. “Cerdas Melalui Bermain”, Jakarta : PT Grasindo, 2008
Syahidin, Meneluasuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur’an, Bandung :
Alfabet, 2009
Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, cet. 1
(Jakarta: Quantum
Teaching, 2005), h.53.
Sutarip, Sobari. Menghafal Al-Qur’an Dengan Cepat dan Ceria :Metode
Fahim Qur’an. Cetakan ketiga, Jakarta : Iqro kreatif, 2011.
Sukaimi, Mansur. Anak Cerdas Anak Mulia Anak Indah. Jakarta : PT
Arga, 2007

32
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan”. Bandung : CV Alpabeta,
2011
Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar mengajar. Bandung : Sinar
Baru, 2009
Siregar, sofyan. “Statistika Deskriktif untuk penelitian”. Jakarta : PT Raja
Grafindo, 2011
Silalahi, Bennet. “Manajemen integrative “ , Jakarta : LPMI, 2001.
Riyadh, Sa’ad. Kiat Praktis Mengajarkan Al-Qur’an pada Anak.
Surakarta : Ziyad Visi Media, 2007
Rita L. Atkinson dkk, Pengantar Psikologi Jilid 1, oleh Nudjannah Taufiq
dan Rukmini Barhana, (Jakarta: Erlangga, 1983), h. 341
Nashori, Fuad. “Agar Anak Anda Berprestasi”. Cetakan kedua,
Yogyakarta : Pustaka Zeedny, 2011.
Mulyasa. E. “Menjadi Guru Profesional”. Bandung : PT Remaja
RoSMPakarya, 2009
Mujib, Abdul dan Jusuf muzakir. Nuansa-nuansa Psikologi Islam.
Cetakan. 1, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.
Muhaimin, Dkk. “Manajemen Pendidikan” : Aplikasinya dalam
penyusunan rencana pengembangan sekolah/madrasah. Cetakan kedua ,Jakarta :
kencana, 2010.
Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta : PT
Rineke Cipta, 2004
Mimbar Pendidikan Agama Departemen Agama wilayah Jawa Timur,
Surabaya 2010, h. 3 Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan: Membantu
Siswa Tumbuh dan Berkembang, Terj. dari Educational Psychology: Developing
Learners oleh Wahyu Indianti dkk, (Erlangga, 2008), h. 274
Gunadi, Tri. Optimalkan Otak Kanan,Otak Kiri,Otak Tengah dan Otak
Kecil. Cetakan pertama, Jakarta : niaga swadaya 2010.
Ghaffar, A. Purwanto. Yuk Jadi Ummi Abi Nomor Satu Dunia Akhirat:
Aplikasi Metode Fahim Qur’an di Rumah. Cetakan ketiga, Jakarta : Iqro kreatif,
2011.

33
Ghaffar, A. Purwanto. Memeluk Al-Qur’an : sebuah upaya yang
sistimatis dan praktis untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai bahan dasar
pembangun karakter dan pondasi kecerdasan integral. Cetakan pertama,
Jakarta : Iqro kreatif, 2011.
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.
Cetakan kelima, Jakarta : PT Raja Grafindo, 2011.

34

Anda mungkin juga menyukai