Proposal Tesis
Diajukan oleh:
M. Ridwan Saidi
2107052008
1
HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL TESIS
PENGEMBANGAN METODE PEMBELAJARAN TAHFIDZ
DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL
PADA SANTRI SMP MBS KOTA TARAKAN
Diajukan oleh:
Ridwan Saidi
2107052008
Pembimbing I
Pembimbing II
2
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL TESIS
Ridwan Saidi
2107052008
PENGUJI PROPOSAL
Penguji 1:
Penguji 2:
Yogyakata,
Mengetahui,
Kaprodi MPAI
3
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................6
Latar Belakang.............................................................................................6
Identifikasi Masalah..................................................................................11
Batasan Masalah.......................................................................................12
Rumusan masalah.....................................................................................12
Tujuan Penelitian.......................................................................................13
Manfaat Penelitian....................................................................................13
Manfaat teoritis........................................................................................13
Manfaat praktis.........................................................................................13
BAB II.......................................................................................................................15
KAJIAN PUSTAKA....................................................................................................16
Kerangka Berpikir......................................................................................23
4
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................26
Daftar Pustaka.........................................................................................................32
5
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Al-Quran adalah intisari dan sumber pokok agama islam yang diturunkan
kepada Rasulullah shalallahu ‘alahi wasallam sebagai pedoman, petunjuk serta
pelajaran bagi umat Islam. Dalam pengertian lain Al-Quran adalah kalam Allah
subhanahu wat’ala diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul, dengan
melalui perantara Malaikat Jibril ditulis dalam berbagai mushaf dinukilkan
kepada kita secara mutawatir membacanya adalah ibadah dimulai dengan surah
Al Fatihah dan ditutup dengan surah An-Naas.[1]
Di dalam Al-Qur’an telah di jelaskan bahwa Allah menjamin
keasliannya,meskipun telah diturunkan ribuan tahun silam,sebagaimana dalam
firman-Nya dalam surah Al hijr.9
6
ini menjadikan banyaknya lembaga-lembaga Tahfidzul Qur’an, halaqah Tahfidz
dimasjid-masjid, hingga daurah Tahfidz termasuk didalammnya adalah pondok
pesantren Tahfidzhul Qur’an.[4]
Fenomena ini merupakan indikasi bahwa keasadaran masyarakat tentang
pentingnya menghafal Al-Qur’an ini sudah meningkat,dan juga sebagai upaya
mengakrabkan kaum muslimin dengan kitab sucinya, menghafalkannya juga
menjadi salah satu upaya dalam proses pemeliharaan Al-Qur’an.
Menghafal Al_Quran bukanlah perkara mudah,masalah yang dihadapi
oleh penghafal Al-Quran banyak dan bermacam-macam. Mulai dari
pengembangan minat, penciptaan lingkungan, pembagian waktu sampai pada
metode menghafal itu sendiri. Saat ini sangat banyak metode yang dapat
digunakan untuk membantu proses penghafalan Al-Quran. Hal ini bisa kita temui
dimedia cetak maupun media elektronik dan sosial media sehingga dapat
mengikuti metode pembelajaran Tahfidzhul Qur’an yang dipakai pada instansi
Pendidikan formal maupun nonformal. Dalam melaksanakan metode
pembelajaran atau metode Tahfidzhul quran hendaknya dipandu atau dibimbing
langsung oleh pengampu Tahfidzh yang berkompeten dalam penghafalan Quran.
Hal ini bertujuan agar Al-Qur’an mudah untuk dihafalkan.
Naufal Fairuzillah dalam penelitiannya mengatakan keberadaan pondok
pesantren Tahfidzhul Quran begitu banyak diminati oleh para orang tua dan
menjadi solusi bagi orang tua yang menginginkan anaknya dididik serta
diarahkan untuk menjadi Hafizh Qur’an sesuai yang mereka harapkan. Keinginan
serta harapan orang tua tersebut menjadi tanggung jawab pondok pesantren untuk
mewujudkannya. Oleh karena itu, pondok pesantren tahfidzul Qur’an berusaha
untuk mencari berbgaai macam metode pembelajaran ataupun metode yang
dianggap baik dan efisien untuk mendukung terlaksananya program Tahfidzhul
quran dan mencetak generasi-generasi Hafizh Quran.[5]
Tentu hal ini merupakan tugas dan tanggung jawab yang sangat besar dan
mulia sehingga harus bersungguh-sungguh dalam menghafalkannya, di sisi lain
ada yang beranggapan bahwa menghafal Al-Quran adalah suatu aktivitas yang
membosankan serta melelahkan, terutama bagi santri yang baru memulai
7
menghafalkan Al-Quran dan masih terbata-bata dalam membacanya sehingga
menghafal Al-Quran itu terasa sulit dan tidak mampu mencapai target hafalan
yang diinginkan. Salah satu kendala yang ditemukan adalah sulitnya membaca
Al-Quran karena belum terbiasa dan belum mengerti bagaimana cara yang efektif
dalam menghafal Al-Quran.
Jika metode pembelajaran tahfidz masih monoton dan tidak mengalami
perkembangan, maka akan memudarkan semangat para santri atau murid dalam
menghafalkan AL-Qur’an.Maka dari itu Progam Tahfidz Al-Qur’an harus selalu
di perbarui, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya, terutama
dalam hal metode pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan santri saat
ini agar pelaksanaannya menjadi efektif dan efesien.
Penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono dan Latifatul Inayati
menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan hafalan santri diperlukan suatu
metode khusus yang diterapkan dalam suatu program kelas Tahfidz yang diampu
oleh dua guru dengan pengawasan dan monitoring terhadap prestasi hafalan[5].
Sebagai lembaga pendidikan yang berbasis Tahfidzh tentu tidak mudah
untuk mencetak generasi penghafal Al-qur’an, harus memiliki program yang baik
dan target-target harian, pekanan, bulanan bahkan tahunan harus tersusun dan
terlaksana dengan baik waktu dan lokasi yang kondusif juga sangat penting agar
target pencapaian bisa maksimal.
Sebagai contoh adalah SMP Muhammadiyah Boarding School (MBS)
Tarakan yang memilik program unggulan yaitu Tahfidz Al-Qur’an dengan target
hafalan 15 juz selama 3 tahun jenjang sekolah, yang dibagi pertingkatan setiap
tingkatan kelulusan wajib menghafalkan 5 juz untuk syarat kelulusan kenaikan
tingkat,metode yang saat ini digunakan belum sepenuhnya memberikan
solusi,terlihat bahwa santri masih belum mampu maksimal dalam kegiatan
menghafal,waktu yang disedikan pihak sekolah terlihat tidak cukup sehingga
membuat santri kewalahan dan kebigungan,dampaknya progaram yang
seharusnya menjadi unggulan malah tidak berjalan secara maksimal sehingga
target-target tidak terpenuhi.
8
Penyebab lainnya dari tidak maksimalnya metode yang saat ini diterapkan
adalah. Santri baru yang mendaftar di SMP MBS ini berasal dari sekolah umum
yang belum memiliki pengalaman atau latar belakang pendidikan Tahfidzhul
Qur’an. Tentu dalam hal ini Santri sangat membutuhkan metode pembelajaran
dengan metode Tahfidzh quran yang efektif dan cocok agar memudahkan bagi
mereka yang masih terbata-bata membaca Al-Quran serta masih sulit dalam
menghafal Al Quran.
Data dari salah seorang pengampu Tahfidz mengungkapkan bahwa saat ini
semangat para siswa dalam mengahfalkan Al-Qur’an sangat menurun penyebab
utama dari penurunan kualitas santri dalam menghafal,adalah santri belum
sepenuhnya memahami target daan pola dalam menghafalkan Al-Qur’an,serta
belum mendapatkan metode pembelajaran yang cocok bagi mereka seiring
dengan pengaruh perkembangan zaman yang merubah pola pergaulan dan
tingkah laku santri sehari-hari, sehingga menggurangi semangat para santri.
Data dari sumber Tata usaha SMP MBS menyampaikan jumlah santri Mbs
sebanyak 155 siswa terdiri dari 3 kelas 7,8,9 dengan masa belajar 3 tahun,dengan
program unggulan Tahfidzul Qur’an, dan target hafalan 15 juz selama 3 tahun.
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Tahun 2022
Series 1
Gambar 1.
Diagram Jumlah Pencapaian Tahfidzh SMP MBS Kota Tarakan Tahun 2019 – 2022
Sumber: Kaur Tahfidz SMP MBS Kota Tarakan tahun 2022.
9
Dalam gambar 1 diatas terlihat jumlah target pencapaian Tahfidzh dari
70% pencapaian ditahun 2019 turun menjadi 10% ditahun 2022.
10
menghafal dan mengigatkan ketika lupa pada saat menyetorkan
hafalan.Ditambah dengan modul yang menjelaskan semua poin-poin tersebut.
Sehingga memudahkan santri dan tidak terbebani dengan tugas hafalan lainnya
Identifikasi Masalah
Dari latar belakang maka dapat ditemukan identifikasi masalah sebagai
beriukut:
1. santri baru yang belum memiliki pengalaman dalam menghafal serta belum
memahami metode mengahafal yang mudah namun memiliki keiinginan
untuk menjadi penghafal Al-Qur’an’.
2. Terjadinya kurang efektifan santri dalam Menghafal Al-qur’an karena masih
dianggap sulit dan membosankan bagi santri.
3. Kurangnya motivasi dalam menghafal Al-qur’an di SMP MBS.
4. Adanya kurang efektifan dalam mengelolah Metode pembelajaran Tahfidz
yang belum efektif sehingga menyita waktu yang telah di tentukan.
5. Menurunnya kualitas hasil pembelajaran Tahfidz serta tidak tercapainya
target-target hafalan santri.
6. Kurangnya jumlah pengampuh dalam halaqoh Tahfidz
Batasan Masalah
Mengingat banyaknya permaslahan yang ada,maka diperlukan pembatasan
masalah pada penelitian ini,berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian
ini dibatasi pada permasalahan pengembagan metode pembelajaran yang terkait
langkah-langkah dalam penerapannya di SMP MBS yang masih menggunakan
11
metode konvesional sehingga mengurangi minat dan semangat dalam menghafal
dan mengurangi tingkat efektifitas dalam proses menghafal Al-Qur’an
Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pegembangan metode pemebelajaran Tahfidz untuk
meningkatkan hafalan pada santri SMP MBS?
2. Bagaimana efektefitas pelaksanaan metode pembelajaran métode Basimah
pada santri SMP MBS Kota Tarakan?
3. Bagaiamana uji validasi dari Metode pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di
SMP MBS yang berhasil dikembangan?
Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk :
1. Untuk Mengembangakan metode pembelajaran Tahfidz pada santri sebagai
upaya dalam meningkatkan kualitas dan motivasi hafalan di SMP MBS
tarakan.
2. Untuk mengetahui prosedur pengembangan metode pembelajaran Tahfidz di
SMP MBS Tarakan.
3. Untuk Mengetahui hasil uji validasi ahli/pakar dalam pengembangan metode
pembelajaran Tahfidz di SMP MBS Tarakan
Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi manfaat antara lain:
a. tersedianya metode pembelajaran baru dalam menunjang aktifitas belajar
mengajar
b. sebagai metode baru yang mengajarkan santri untuk aktif dan mandiri
c. Sebagai bahan bacaan bagi mereka yang berminat terhadap masalah ini untuk
melakukan penelitian lebih lanjut.
12
d. Sebagai motivasi untuk peneliti sendiri agar mampu menyelesaikan
penelitian ini sebagai tugas akhir.
Manfaat praktis
a) Bagi sekolah
1. Penelitian ini Sebagai bahan evaluasi Bagi pihak sekolah serta dapat
memberikan masukan sejauhmana perkembangan metode pembelajaran
Tahfidz terhadap santri.
2. Diharapkan dengan adanya program ini dapat memudahkan santri dan
pengampuh dalam menjalankan program Tahfidz tersebut sehingga dapat
menumbuhkan motivasi dalam menghafal dan tercapainya target-target
hafalan yang telah ditentukan.
b) Bagi peneliti.
13
dan santri. Sehingga seuasana dalam menghafal al-Qur’an menyenangkan
dan dapat mencapai tujuan yang ditargetkan.
4. Modul tahfiz yang berisikan petunjuk penggunan metode yang di
kembangkan.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3. Pembelajaran
4. Tahfidzh Quran
Tahfidzh Quran adalah bentuk masdar dari haffadza yang memiliki arti
penghafalan dan bermakna proses menghafal. Sebagaimana lazimnya suatu
proses menulis suatu tahapan, teknik atau metode tertentu. Tahfidz adalah proses
menghafal sesuatu ke dalam ingatan sehingga dapat diucapkan diluar kepala
dengan metode tertentu. Selain itu penghafal Al-Qur'an bisa diungkapkan dengan
kalimat yang diartikan hafal, dengan hafalan diluar kepala[9].
Tahfidz Al-Qur’an dapat diartikan dengan proses mempelajari Al-Qur’an
dengan cara menghafalkanya agar selalu ingat dan dapat mengucapkan di luar
kepala tanpa melihat mushaf. Dalam mengahafal Al.Qur’an tidak lepas dari
15
keberhasilan kinerja memori atau ingatan dalam diri seseorang. Dalam hal ini ada
tiga tahapan kerja dalam memori, yaitu:
16
Al-Qur’an tersebut, ayat-ayat yang telah di baca sebelumnya menjadi pancingan
untuk ayat yang dibaca kemudian.
17
5. Guru
18
7) Pengetahuan tentang bahan ajar
8) Semangat/Ghiroh
9) memperhatikan kondisi emosi sebelum mengajar.
6. Tempat/Sekolah
19
8. Ruang kelas
9. Pengelolaan waktu
20
keluarga, saudara, bahkan metode pembelajaran tahfidz yang menyenamgkan
menarik pun dapat menjadikan motivasi dalam bersemangat dalam menghafal
Al-Qu’an.[18]
21
yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang
memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau
Perkembangan pada diri santri, Rusman menginformasikan bahwa
metode pembelajaran adalah suatu pola/rencana yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang
bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang
lain. Dengan demikian,teori pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman
bagi guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan beberapa rumusan dan penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa metode pembelajaran merupakan satu kesatuan yang terdiri atas beberapa
komponen yang berinterfungsi, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman bagi
guru dan siswa berkenaan dengan proses kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Metode pembelajaran juga dapat diartikan sebagai rancangan lingkungan
belajar yang menggambarkan proses dan situasi belajar secara rinci sehingga
terlihat dengan jelas interaksi antara individu yang terlibat dalam proses
pembelajaran, baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa lainnya
maupun antara siswa dan guru dengan lingkungan sekitar yang ditujukan untuk
mencapai perubahan positif pada diri siswa dalam segi keterampilan intelektual,
pribadi, dan sosial.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang masalah yang terjadi bahwa perlunya
Identifikasi Masalah
22
Mengkaji metode pembelajaran tahfidz
Indentifikasi masalah
Menerapkan metode
pengembangan
Uji validasi
23
menggunakan deskriptif analisis, ini bertujuan untuk mengatahui metode yang
digunakan dalam pembelajaran tahfidzul Qur’an. Berdasarkan hasil penelitian
disimpulkan bahwa metode yang digunakan dalam pembelajran tahfidz yaitu,
metode Takrir, metode setoran, metode juz’I , metode tes hafalan
Penelitian Soha Andrian Sakban, dkk, dengan judul Peran Muddaris
Tahfidz Al-Qur’an Dalam Meningkatkan Motivasi Santri Menghafal Al-Qur’an
Pesantren Tahfidz Husnul Khotimah Cipanas Tahun 2019. Dalam penelitian ini
Muddaris atau guru berperan untuk meningkatkan motivasi hafalan santri dengan
sikap rasa kepedulian terhadap santri dan perhatian. Faktor pendukung suasana
yang nyaman, makanan yang sesuai keinginan santri, dibolehkan menggunakan
speaker Qur’an sebagai alat memudahkan hafalan. Persamaan penelitian dalam
hafalan yang meningkatkan motivasi’
Tesis Rozib Sulistiyo , dengan judul Pengembangan Media
Pembelajaran Tahfidz dengan Metode Hamutabe (Hafal mudah tanpa beban) di
MI Al Islam Tonoboyo 2019. Dalam tesis ini bahwa peneliti menggunakan metode
Hamutabe yang dengan memanfaatkan empat media yaitu pandang dengar
( perwujudan dari metode talaqqi dan tasmi’, metode tulis, metode unjuk kerja,
dan terakhir aplikasi Android. Dari metode sebut sebagai langkah untuk
mengatasi dari memang tidak adanya guru yang benar-benar tahfidz dan bacaan
guru yang kurang menguasai dalam tajwid[32]
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian dan pengembangan atau research and development(R &D). R&D
adalah metode penelitian yang di gunakan untuk menghasilkan produk tertentu
dan menguji kefektifan produk tersebut[33].
B. Model Pengembangan
Model pengembangan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Model
Pengembangan Lima tahap Utama (Mantap) yang dikembangkan oleh Dr. Sri
Sumarni . Penelitian dan pengembangan model Lima Tahap Utama ini adalah
25
hasil modifikasi dari tahapan hasil rancangan Borg and Gall yang diklusterkan
kembali berdasarkan perbedaan jenis penelitian pada masing-masing tahap[34].
Adapun tahapan penelitian dan pengembangan model Mantap ini sebagai berikut:
Tahap I: Penelitian Pendahuluan, pada tahap ini ada dua kegiatan yaitu
melakukan analisis terhadap masalah dan analisis penyebab adanya masalah.
Tahap III : Uji Validitas Model, yaitu dengan melakukan uji validasi
terhadap moel tersebut dengan metode kulaitatif, metode kuantitatif, dan metode
kombinsi, di lanjutkan dengan revisi pertama.
Tahap IV : Uji Coba Model, yaitu melakukan uji coba lapangan terbatas
dilanjutkan revisi kedua dan dilakukan uji coba lebih luas di lanjutkan revisi
ketiga dan diperoleh model final.
C. Prosedur Pengembangan
Dari kelima tahapan penelitian dan pengembangan Mantap tidak semua
tahapan peneliti lakukan. Karena dalam penelitian dan pengembangan yang
peneliti lakukan hanya sampai uji efektifitas, dengan menggunakan
pengembangan model Mantap dari tahap I-IV.
26
Langkah – langkah penelitiannya seperti di dalam gambar di bawah ini.
Spesifikasi model
Tahap III
Validasi Validasi validasi dengan metode
Uji Validasi
dengan dengan kombinasi
metode metode
kualitatif kuantita
tif
Model valid
Revisi
Penilaian dan masukan terhadap 1
model
27
Model final
Revisi 2 Revisi 3
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
dan dipilih peneliti untuk membantu dalam kegiatan pengumpulan data agar
28
kegiatan tersebut menjadi sistematika dan mempermudah peneliti dalam
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
3. Wawancara
mendalam tentang proses pembelajaran tahfidz yang ada di SMP MBS tersebut.
4. Observasi
menghafal al-Qur’an.
5. Angket
kemudian data ini untuk mengetahui kebutuhan guru atau pembimbing tahfidz
angket ini untuk mendapatkan data sebagai bukti kelayakan produk atau model
validasi ahli materi, dan kuisioner ahli produk atau metode yang dikembangkan.
29
6. Kuisioner validasi ahli materi
Pada kuisioner validasi ahli materi, ada beberapa ketentuan yang bisa di
pembelajaran tahfidz. Ahli materi merupakan dosen yang memang ahli dalam
dengan berbagai ketentuan yang dipakai, konsep dan kefektifan metode tersebut
untuk pembelajaran tahfidz. Untuk ahli model atau produk ini dosen yang ahli
penilaian ini diberikan kepada validator. Yaitu, validator materi dengan validator
yang dihasilkan dari reviewer ahli, uji ahli materi, uji coba produk, dan juga uji
30
coba pemakaian yang berupa tanggapan, masukan, saran, dan kritikan. Sehingga
al-Qur’an dan merevisi produk yang dikembangkan tersebut. Data ini akan
Pada tahap analisis data kuantitatif ini diproses dengan menilai validitas,
operasional, validitas produk diperoleh dari penilaian oleh validator yaitu ahli
31
Daftar Pustaka
32
Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan”. Bandung : CV Alpabeta,
2011
Sudjana, Nana. Dasar-dasar Proses Belajar mengajar. Bandung : Sinar
Baru, 2009
Siregar, sofyan. “Statistika Deskriktif untuk penelitian”. Jakarta : PT Raja
Grafindo, 2011
Silalahi, Bennet. “Manajemen integrative “ , Jakarta : LPMI, 2001.
Riyadh, Sa’ad. Kiat Praktis Mengajarkan Al-Qur’an pada Anak.
Surakarta : Ziyad Visi Media, 2007
Rita L. Atkinson dkk, Pengantar Psikologi Jilid 1, oleh Nudjannah Taufiq
dan Rukmini Barhana, (Jakarta: Erlangga, 1983), h. 341
Nashori, Fuad. “Agar Anak Anda Berprestasi”. Cetakan kedua,
Yogyakarta : Pustaka Zeedny, 2011.
Mulyasa. E. “Menjadi Guru Profesional”. Bandung : PT Remaja
RoSMPakarya, 2009
Mujib, Abdul dan Jusuf muzakir. Nuansa-nuansa Psikologi Islam.
Cetakan. 1, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.
Muhaimin, Dkk. “Manajemen Pendidikan” : Aplikasinya dalam
penyusunan rencana pengembangan sekolah/madrasah. Cetakan kedua ,Jakarta :
kencana, 2010.
Moeslichatoen, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta : PT
Rineke Cipta, 2004
Mimbar Pendidikan Agama Departemen Agama wilayah Jawa Timur,
Surabaya 2010, h. 3 Jeanne Ellis Ormrod, Psikologi Pendidikan: Membantu
Siswa Tumbuh dan Berkembang, Terj. dari Educational Psychology: Developing
Learners oleh Wahyu Indianti dkk, (Erlangga, 2008), h. 274
Gunadi, Tri. Optimalkan Otak Kanan,Otak Kiri,Otak Tengah dan Otak
Kecil. Cetakan pertama, Jakarta : niaga swadaya 2010.
Ghaffar, A. Purwanto. Yuk Jadi Ummi Abi Nomor Satu Dunia Akhirat:
Aplikasi Metode Fahim Qur’an di Rumah. Cetakan ketiga, Jakarta : Iqro kreatif,
2011.
33
Ghaffar, A. Purwanto. Memeluk Al-Qur’an : sebuah upaya yang
sistimatis dan praktis untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai bahan dasar
pembangun karakter dan pondasi kecerdasan integral. Cetakan pertama,
Jakarta : Iqro kreatif, 2011.
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.
Cetakan kelima, Jakarta : PT Raja Grafindo, 2011.
34