Anda di halaman 1dari 20

MENCIPTAKAN SUPERVISI MASA DEPAN

(CREATING A FUTURE FOR SUPERVISION)

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Analisis Model dan
Pendekatan Supervisi

Dosen Pengasuh : Dr. H. Muhammad Saleh, M.Pd.

Oleh:

KELOMPOK 11

1. Akhmad Karyadi NIM 2020111310012


2. Bahriadi NIM 2020111310031
3. Baihaki NIM 2020111310006
4. Hairudin NIM 2020111310052
5. Muhammad Noorkhalis NIM 2020111310035
6. Norparidah NIM 2020111320038
7. Nurul Fajriah NIM 2020111320080
8. Qasthalani B. NIM 2020111310010

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan Taufiq dan Hidayah, sehingga kami dapat menyusun salah satu tugas
mata kuliah Analisis Model dan Kebijakan Supervisi.

Tentu saja tugas yang kami paparkan ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangannya di sana sini, baik yang menyangkut isi, tata bahasa
maupun sistematika. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun guna perbaikan selanjutnya yang sangat kami nantikan pada
saat presentasi nanti.

Dengan telah selesainya penyusunan makalah ini dan masukan-masukan


yang sifatnya membangun pada saat presentasi nanti, sebelum dan sesudahnya
kami haturkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Muhammad Saleh, M.Pd selaku Dosen pembimbing mata kuliah
Analisis Kebijakan Pendidikan.
2. Rekan-rekan mahasiswa (i) Program Magister Manajemen Pendidikan
Angkatan 2020.

Semoga makalah ini ada manfaatnya bagi kita semua Amin Ya Rabbal
alamin.

Balangan, Maret 2021

Penyusun
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………..........2


BAB II.....................................................................................................................3

PEMBAHASAN.....................................................................................................3

A. Supervisi pada Zaman Sekarang...................................................................3

B. Pengawasan, perubahan, dan keberhasilan...................................................4

C. Asumsi tentang Perubahan............................................................................5

D. Teori terhadap Perubahan Sekolah...............................................................6

E. Menciptakan Budaya untuk Perubahan.........................................................8

F. Mengubah Kondisi Pengajaran.....................................................................8

G. Apa itu Sekolah Sukses...............................................................................10

H. Kecenderungan Supervisi pada Masa Mendatang......................................10

BAB III..................................................................................................................12

PENUTUP.............................................................................................................12

A. Kesimpulan.................................................................................................12

B. Saran............................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini dunia pendidikan nasional Indonesia berada dalam situasi
kritis baik dilihat dari sudut pandang internal pembangunan bangsa, maupun
secara eksternal dalam kaitan dengan kompetesi antar bangsa. Fakta
menunjukkan bahwa kualitas pendidikan Indonesisa masih rendah dan jauh
ketinggalan dibandingkan dengan Negara-negara lain. Berbagai kritikan
tajam yang berasal dari berbagai sudut pandang terus ditujukan kepada dunia
pendidikan nasional dengan berbagai alasan dan kepentingan. Bahkan ada
beberapa pihak yang menuding bahwa krisis nasional sekarang ini bersumber
pada guru. Meskipun diakui guru sebagai unsur penting dalam pembangunan
bangsa, namun secara ironis guru belum memperoleh penghargaan yang
wajar dengan martabat serta hak-hak azasinya.
Untuk menjadi seorang guru professional yang melaksanakan
tugasnya sebagai pendidik yang baik tidaklah mudah, karena sasaran dari apa
yang dilakukan oleh seorang guru adalah bukan saja sekedar seseorang itu
mengetahui akan tetapi juga harus memahami apa yang ia ketahui selanjutnya
secara sadar ia mampu berbuat dan bertanggung jawab atas apa yang telah ia
lakukan baik terhadap dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara, bahkan lebih
jauh lagi ia mampu mempertanggung jawabkan segalanya di hadapan Tuhan.
Seorang guru tidaklah dapat dikatakan sebagai seorang professional
tanpa ada campur tangan dari orang lain yang membantunya. Kepala sekolah
dan pengawas adalah orang terdekat dari guru yang mampu membantu
memperbaiki segala kekurangan dan masalah yang dihadapi oleh guru di
sekolah.
Seiring dengan berkembangnya zaman, pendidikan, pembelajaran, dan
pengajaran pun juga mengikuti perkembangan. Oleh karena itu, diperlukan
supervisor yang juga dapat melakukan pembaharuan seiring dengan
berubahnya zaman dari masa ke masa.

1
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana Supervisi pada Zaman Sekarang ?
2. Bagaimana Pengawasan, Perubahan, dan Keberhasilan ?
3. Bagaimana Asumsi tentang Perubahan ?
4. Bagaimana Teori terhadap Perubahan Sekolah ?
5. Bagaimana Menciptakan Budaya untuk Perubahan ?
6. Bagaimana mengubah kondisi pengajaran ?
7. Bagaimana tentang Sekolah Sukses ?
8. Bagaimana Kecenderungan Supervisi pada Masa Mendatang ?

C. Tujuan Penulisan
Di dalam makalah ini yang dijadikan tujuan penulisan adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan bagaimana supervise pada zaman sekarang
2. Untuk menjelaskan bagaimana pengawasan, perubahan, dan keberhasilan
3. Untuk menjelaskan bagaimana asumsi tentang perubahan
4. Untuk menjelaskan Bagaimana Teori terhadap Perubahan Sekolah
5. Untuk menjelaskan Bagaimana Menciptakan Budaya untuk Perubahan
6. Untuk menjelaskan bagaiman mengubah kondisi pengajaran
7. Untuk menjelaskan Bagaimana tentang Sekolah Sukses
8. Untuk menjelaskan Bagaimana Kecenderungan Supervisi pada Masa
Mendatang
BAB II

PEMBAHASAN

A. Supervisi pada Zaman Sekarang

Supervisi pada zaman sekarang mempunyai ciri-ciri dinamis dan


demokratis yang merefleksikan vitalitas pemahaman kepemimpinan yang
berbobot [ CITATION Nea80 \l 1033 ], karakteristik supervisi modern dikatakan
sebagai berikut.

Pertama, menciptakan dan mempertahankan hubungan yang


memuaskan diantara semua anggota stake holder. Kondisi seperti ini
merupakan dasar yang paling utama dalam melaksanakan supervisi. Sebab
supervisi merupakan proses yang menyangkut aktivitas-aktivas individu yang
didasari oleh pengenalan dan hubungan yang akrab.

Kedua demokratis, istilah demokratis dikatakan mencerminkan


dinamika, dapat mengerti dan memahami, sensitif, dan memegang peranan
kepemimpinan. Supervisi yang dinamis ialah supervis yang aktif, kreatif, dan
banyak inisiatif dalam melaksanakan fungsinya. Supervisi seperti ini ikut
merencanakan agar proses belajar mengajar memberi hasil yang baik,
membantu menciptakan kondisi belajar yang baik, memonitoring guru-guru
agar tidak sampai terlanjur jauh berbuat salah, mencari sebab sebuah
kesalahan, memberi saran dan membimbing. Supervisor tidak hanya mencari
kesalahan guru, tidak pula hanya memperbaiki kesalahan guru, tetapi juga
berusaha mengadakan preventif agar guru-guru sedikit mungkin berbuat salah.
Untuk mempermudah pelaksanaan tugas, supervisor perlu mengerti atau
memahami kepribadian setiap guru. Setiap guru dan personalia sekolah
memiliki kepribadian yang unik. Supervisor harus memahami keunikan setiap
individu yang dibinannya. Pemahaman terhadap individu merupakan strategi
bagi supervisor dalam mempengaruhi, mengarahkan dan memotivasi individu
tersebut. Setiap guru membutuhkan teknik pembinaan tersendiri sesuai
keunikan mereka masing-masing. Supervisor juga membutuhkan kesensitivan

3
4
dalam berkomonikasi dengan guru dan cepat tahu apa permasalahan yang
dihadapi oleh guru. Pengetahuan ini memberikan jalan baginya untuk mengatur
strategi lebih lanjut. Supervisor berusaha mengadakan kerjasama dengan guru-
guru dan personalia sekolah lainnya dalam usaha meningkatkan proses belajar
mengajar disekolah. Supervisor berusaha menciptakan suasana kondusif,
sehingga memungkinkan saling memberi dan saling menerima.

Ketiga adalah komprehensif. Supervisi berlangsung dari taman kanak-


kanak sampai dengan sekolah menengah tingkat atas yang melingkupi
beberapa sekolah untuk wilayah tertentu. Bentuk dan isi supervisi untuk tiap
sekolah itu tidak boleh berbeda jauh. Kesamaan ini dimaksudkan untuk
menjamin kontinuitas kurikulum sekolah dari taman kanak-kanak sampai
dengan sekolah menengah tingkat atas. Hal ini akan memudahkan para siswa
mengembangkan diri melalui kurikulum tersebut. Selain komprehensif
ditujukan kepada kurikukulum, juga komprehensif terhadap personalia sekolah
mencangkup kepalah sekolah, guru, para pegawai tatausaha dan para siswa
diarahkan dalam pencapaian tujuan pendidikan.

B. Pengawasan, perubahan, dan keberhasilan


Meskipun tidak semua perubahan merupakan kemajuan, kemajuan tidak
mungkin terjadi tanpa adanya perubahan. Memfasilitasi perubahan yang
diperlukan untuk memperbaiki instruksional adalah fungsi pengawasan yang
meliputi lima tugas pengawasan. Memulai program supervise klinis (bantuan
langsung), membantu guru dalam menentukan tujuan seluruh sekolah,
memperbaiki instruksional (kelompok pengembangan), memberikan
keterampilan pengembangan di mana guru belajar model baru pengajaran
(pengembangan professional), bergerak dari disiplin yang didasarkan ke
kurikulum (pengembangan kurikulum), dan membantu guru saat mereka
melakukan penelitian pada sistem manajemen kelas baru merupakan contoh
dari memfasilitasi perubahan.
Sedikitnya empat alasan utama diperlukannya pengawasan oleh guru,
yaitu: (1) guru adalah orang yang menuju terdidik, dan sebagai orang yang
menuju terdidik dia harus belajar sambil mengajar, (2) tidak semua guru berada
dalam keadaan well trained and will qualified, (3) guru dituntut untuk
menyesuaikan kemampuan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
5
teknologi, dan (4) guru merupakan ujung tombak dan factor kunci keberhasilan
pendidikan di sekolah [ CITATION Oli84 \l 1033 ].
Tugas utama seorang pengawas adalah membantu guru dalam hal: (1)
merancang pembelajaran, (2) mengembangkan dan menyajikan materi, (3)
mengevaluasi pembelajaran, (4) mengelola kelas, (5) mengembangkan dan
mengevaluasi kurikulum, (6) program in-service, (7) membangun tim kerja, (8)
mengevaluasi diri sendiri, dan (9) mengembangkan hubungan sekolah dengan
masyarakat [ CITATION Oli84 \l 1033 ].

C. Asumsi tentang Perubahan


Terdapat 10 asumsi perubahan yang dikemukakan oleh Michael
Fullan (1991) yang diantaranya:
1. Asumsikan interaksi dengan pelaksanaan dan lain-lain yang bersangkutan
antara guru dan pengawas. Dengan kata lain, menganggap bahwa
implementasi sukses terdiri dari beberapa transformasi atau pengembangan
berkesinambungan dari ide awal,
2. Asumsikan bahwa inovasi yang signifikan jika ingin menghasilkan
perubahan, membutuhkan amplementers individu untuk bekerja di luar
makna mereka sendiri. Perubahan signifikan melibatkan sejumlah
ambiguitas, ambivalensi, dan ketidakpastian bagi individu tentang makna
perubahan. Dengan demikian pelaksanaan yang efektif adalah proses
klarifikasi,
3. Asumsikan bahwa konflik dan perbedaan pendapat tidak hanya tak
terelakkan tapi mendasar dengan perubahan untuk meraih kesuksesan,
4. Asumsikan bahwa orang perlu tekanan untuk berubah (bahkan di arah
yang mereka inginkan), tetapi akan efektif hanya dalam kondisi yang
memungkinkan mereka untuk bereaksi, untuk membentuk posisi mereka
sendiri, untuk berinteraksi dengan implementasi lain, untuk memperoleh
bantuan teknis, dll,
5. Asumsikan bahwa perubahan yang efektif membutuhkan waktu. Garis
waktu realistis atau tidak terdefinisi gagal untuk mengenali bahwa
pelaksanaan terjadi tahapan perkembangan. Perubahan signifikan dalam
6
bentuk menerapkan inovasi tertentu dapat diharapkan untuk mengambil
minimal dua sampai tiga tahun; mewujudkan reformasi kelembagaan dapat
mengambil lima tahun atau lebih. Ketekunan adalah sifat kritis perubahan
sukses,
6. Jangan berasumsi bahwa alasan kurangnya implementasi penolakan
langsung dari nilai-nilai yang terkandung dalam perubahan, atau hardcore
resistensi terhadap perubahan semua. Asumsikan bahwa ada sejumlah
kemungkinan alasan: nilai penolakan, sumber daya memadai untuk
mendukung pelaksanaan, waktu tidak cukup berlalu.
7. Jangan berharap semua atau bahkan sebagian besar orang atau kelompok
untuk berubah. Untuk kompleksitas perubahan adalah sedemikian rupa
sehingga tidak mungkin untuk membawa reformasi luas dalam sistem
sosial yang besar. Kemajuan terjadi ketika kita mengambil langkah-
langkah yang meningkatkan jumlah orang yang terpengaruh,
8. Asumsikan bahwa akan memerlukan rencana yang didasarkan pada
aboveassumptions dan yang membahas factor-faktor diketahui yang
mempengaruhi perencanaan evolusioner dan masalah yang dihadapi
berdasarkan pengetahuan dari proses perubahan sangat penting.
9. Asumsikan bahwa tidak ada jumlah pengetahuan yang akan pernah
membuatnya benar-benar jelas apa tindakan yang harus diambil.
Keputusan aksi adalah kombinasi yang berlaku terhadap keputusan spot
dan intuisi,
10. Asumsikan bahwa mengubah budaya intuisi adalah agenda nyata, tidak
menerapkan inovasi tunggal. Dengan kata lain ketika
mengimplementasikan inovasi tertentu, kita harus selalu memperhatikan
apakah lembaga ini berkembang atau tidak [ CITATION Ful91 \l 1033 ].

D. Teori terhadap Perubahan Sekolah


Metafora untuk perubahan adalah pertumbuhan dan perkembangan
organisme (manusia) yang kompleks. Organisme hidup yang kompleks dimulai
pada tahap yang relative kecil. Perkembangannya tidak sepenuhnya dapat
diprediksi. Perubahan yang sehat membutuhkan adanya ketergantungan,
7
konsistensi, dan keseimbangan. Akhirnya organisme yang berkembang
cenderung beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Bahkan mereka sendiri
dalam keadaan konstan melakukan perubahan dan menjadi lebih baik
[ CITATION Gor92 \l 1033 ].
Fakta bahwa sekolah adalah sistem non linier berarti bahwa perubahan
tidak dapat dikendalikan dari atas. Ini hanya bisa dipupuk dengan
mempromosikan suatu budaya untuk perubahan. Pengawas mencoba untuk
memelihara seperti budaya untuk tidak bergantung segalanya kepada seorang
pengawas, melainkan dengan interaksi dari ide-ide dari seorang pengawas
(supervisor) tentang perubahan dengan ide-ide dari anggota lain dari komunitas
sekolah dan interaksi dari proses perubahan dengan variabel lainnya di sekolah
terkait budaya yang akan melakukan perubahan sendiri [ CITATION Ful91 \l
1033 ].
Kompleksitas sekolah berarti bahwa baik penelitian eksternal di sekolah
yang efektif atau standar legisted, juga hasil tes prestasi standar dapat
dilakukan sendiri. Tepat mengukur kebutuhan perbaikan atau tingkat
keberhasilan upaya perbaikan. Keedy dan Achilles (1997) berpendapat bahwa
pendidik local harus mengajukan pertanyaan:
1. Mengapa mereka ingin mengubah ?
2. Apa yang ingin mereka capai ?
3. Bagaimana strategi tentang proses perubahan ?
Efek kupu-kupu berlaku untuk perubahan sekolah: Tidak mungkin
untuk memprediksi jangka panjang dari upaya perbaikan sekolah. Ini bukan
berarti bahwa perencanaan formal untuk perbaikan sekolah seharusnya tidak
terjadi. Ini berarti bahwa berbagai perencanaan harus dilakukan. Perencanaan
dalam sistem untuk sekolah yang kacau harus jarak menengah (satu sampai dua
tahun) daripada jangka panjang (lima sampai sepuluh tahun). Ini harus
menekankan pada tujuan, pedoman, dan fleksibilitas yang membangun
[ CITATION Gor92 \l 1033 ]. Perencanaan formal dalam sistem yang tak terduga
perlu difokuskan pada proses daripada produk, dengan tujuan menghasilkan
aliran keputusan yang bijaksana dirancang untuk mencapai misi organisasi
[CITATION Pat86 \l 1033 ]. 8
Setelah upaya peningkatan sekolah dilakukan, umpan balik menjadi
sangat penting untuk memantau dan menilai perubahan. Mekanisme umpan
balik perlu diciptakan dan dipelihara. Umpan balik dapat berupa data kinerja
siswa, hasil survey, lingkaran kualitas, dan sebagainya. Hal yang terpenting
adalah bahwa hasil perubahan harus bermanfaat bagi guru dan mereka
diberikan sebuah peluang yang mencerminkan perubahan yang mereka
lakukan.

E. Menciptakan Budaya untuk Perubahan


Literatur tradisional menjelaskan budaya organisasi dan perubahan
sebagai kutub yang berlawanan, dengan satu tujuan budaya yang menolak
perubahan. Perlawanan tersebut sepertinya memang menjadi bagian dari
budaya sekolah yang khas. Namun, beberapa budaya sekolah benar-benar
mendorong perubahan kearah yang positif.
Saphiere dan King (1985) menjelaskan 12 norma-norma yang
mendorong perbaikan sekolah diantaranya: 1) kolegialitas, 2) percobaan, 3)
tinggi harapan, 4) kepercayaan dan keyakina, 5) berwujud dukungan, 6)
menjangkau basis pengetahuan, 7) apresiasi dan pengakuan, 8) peduli,
perayaan, dan humor, 9) keterlibatan dalam pengambilan keputusan, 10)
perlindungan, 11) tradisi, 12) jujur, terbuka, dan komunikasi [ CITATION Ful91 \l
1033 ].

F. Mengubah Kondisi Pengajaran


Setiap membahas perubahan dalam pendidikan tidak akan lengkap jika
tidak membahas kondisi mengajar seluruh bangsa selama beberapa tahun
terakhir. Dan kenyataannya kondisi ini belum optimal. Semua penelitian
tentang perubahan yang sekarang tersedia akan menjadi sedikit bernilai jika
mengubah kondisi pengajaran bukanlah menjadi tujuan utama dari upaya
perbaikan eksternal dan internal sekolah.
Perubahan dibutuhkan, untuk mengobati guru sebagai teknisi yang
diharapkan untuk menjalankan pengembangan kurikulum oleh birokrat,
menggunakan metode yang diterbitkan oleh kepentingan suatu komersial, 9dan
pengukuran hasil belajar yang dianggap cocok digunakan untuk semua tes yang
diberikan oleh pembuat kebijakan. Perubahan diharapkan dapat
memperlakukan guru sebagai seorang professional yang diundang untuk
membuat keputusan professional tentang kurikulum, pengajaran, dan penilaian
siswa.
Perubahan dibutuhkan, karena melihat beban guru sampai-sampai mereka
tidak mampu membangun hubungan antar guru-murid, terlibat dalam
perencanaan reflektif, dan melakukan penilaian kritis diri diperlukan untuk
pengajaran yang efektif. Perubahan diperlukan agar kelas lebih berkualitas dan
mengurangi beban pengajaran.
Perubahan dibutuhkan, jauh dari isolasi fisik dan physichological yang
disebabkan oleh struktur sekolah ketinggalan zaman dan norma individualism.
Menuju struktur dan norma yang memberikan kesempatan bagi dialog
professional dan kerja kolaboratif.
Perubahan dibutuhkan, jauh dari organisasi birokrasi di mana guru
kewalahan oleh peraturan dan dokumen, atau lebih buruk lagi, dianiaya oleh
organisasi otoriter yang menceriminkan gaya lama kediktatoran dari
demokrasi. Menuju komunitas sekolah demokrasi di mana supervisor
mempromosikan berbagai pengambilan keputusan, kolegialitas, dan
kepemimpinan guru.
Perubahan dibutuhkan, jauh dari kebijakan yang memperlakukan guru
sebagai bagian dari masalah dan menganggap pendidikan sebagai prioritas
rendah dalam alokasi atau sumber daya. Terhadap kebijakan yang nilai guru
sebagai bagian dari solusi dan menyediakan sumber daya manusia dan material
guru untuk meningkatkan sekolah dan menyediakan semua siswa dengan
pendidikan yang berkualitas.
Perubahan dibutuhkan, jauh dari guru sebagai karir dengan imbalan yang
minimal. Menuju mengajar sebagai karir di mana guru benar dilantik ke dalam
profesi dan tanggung jawab baru yang disediakan, dukungan yang tepat,
pengakuan meningkat, dan gaji secara signifikan meningkat pada karir masing-
masing. 10
Perubahan dibutuhkan, jauh dari keragaman sebagai kombinasi warna dan
simbol, menuju visi sebagai praktek bahwa nilai-nilai dan penghargaan
kehormatan dan martabat sebagai kekuatan serta bersama dan pengambilan
keputusan.
G. Apa itu Sekolah Sukses
Beberapa sekolah memprioritaskan belajar akademik dan prestasi
sebagai kriteria mereka untuk sukses. Beberapa memprioritaskan kreativitas
dan belajar mandiri sebagai kriteria sukses. Sekolah yang lain memprioritaskan
pemecahan masalah, keterlibatan masyarakat, dan kerjasama sosial sebagai
kriteria mereka untuk sukses. Banyak sekolah yang menginginkan semuanya,
mereka ingin sukses di bidang akademik, kreativitas, belajar mandiri,
pemecahan masalah, keterlibatan masyarakat, dan kerjasama sosial [ CITATION
Goo84 \l 1033 ]. Sekolah harus berusaha untuk mendidik semua siswa dengan
baik, dengan cara yang konsisten, dengan pendidikan dalam masyarakat
demokratis. Meskipun banyak yang menyukai sekolah yang berusaha untuk
memiliki semuanya, keputusan itu harus menjadi masalah sekolah setempat.
Seperti kata Berkmar, tanyakan kepada sekolah apa yang sebenarnya
penting dengan pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apakah kebutuhan akademik siswa kami?
2. Bagaimana kita (sekolah) saat menangani kebutuhan ini?
3. Agar siswa kami menjadi lebih sukses, perubahan apa yang perlu kami
(sekolah) lakukan?

Ini menjadi jelas bahwa meskipun kita bekerja sangat keras untuk
memenuhi kebutuhan siswa, kita terus menerus menggunakan praktek-praktek
yang tidak terbukti berhasil dalam menutup masalah yang ada, dan terlihat
sangat nyata kesenjangan prestasi antara siswa dari berbagai latar belakang.

H. Kecenderungan Supervisi pada Masa Mendatang


Ada beberapa ramalan tentang bagaimana kemungkinan supervisi pada
masa yang akan datang. Yang bisa di kemukakan dua macam yang satu
meninjau supervisi dari sudut professional guru, sedang lain meninjau dari
sudut politik negara. Atau yang satu melihat kecenderungan supervisi terpusat
11
pada pengembangan profesi pendidik, yang lain melihat kecenderungan itu
bertitik pusat pada politik negara.
Marks (1978) menghubungkan pendidikan dengan situasi dunia
sekarang, khususnya dalam bidang politik, Luci (1996) melihat
kecenderungan-kecenderungan sekolah pada masa yang akan datang lebih
banyak dikontrol oleh negara. Negara memandang pendidikan merupakan
suatu alat yang vital untuk menegakkan serta memajukan nusa dan bangsa. Hal
ini memang penting bila dihubungkan dengan situasi dunia yang penuh dengan
usaha merebut pengaruh dan persaingan kekuatan di antara dua negara raksasa.
Pemerintah memandang perlu untuk mengawasi usaha-usaha sekolah agar
anggota masyarakat yang diproduksi mampu mempertahankan kedaulatan
negara, berdiri sendiri, dan tidak hanyut oleh pengaruh negara lain [ CITATION
Luc69 \l 1033 ].
Bila demikian halnya, maka supervisor akan berada diantara sebagi alat
Negara dan sebagai professional. Karena itu disarankan peranan supervisor
sebagai berikut:
1. Sebagai perantara dalam menyampaikan minat para siswa, orag tua dan
program sekolah kepada pemerintah dan badan-badan lain.
2. Memonitor penggunaan dan hasil-hasil sumber belajar.
3. Merencanakan program untuk populasi pendidikan yang baru
4. Mengembagkan program yang baru untuk jabatan baru yang mungkin
muncul mengkombinasikan program yang di ajukan pemerintah,
perdagangan dan industri menilai dan meningkatkan pengertian gaya
kehidupan.
5. Memilih inovasi yang konsisten dengan masa yang akan datang.

Ada beberapa ramalan tentang bagaimana kemungkinan supervisi pada


masa yang akan datang, yakni meninjau supervisi dari sudut professional guru,
dan dari sudut politik negara. Atau yang satu melihat kecenderungan supervisi
terpusat pada pengembangan profesi pendidik, yang lain melihat
kecenderungan itu bertitik pusat pada politik negara. Untuk mencapai maksud
di atas membutuhkan tipe supervisi yang baru [ CITATION Mar78 \l 1033 ] .
12
Supervisi memanfaatkannya untuk kepentingan kemajuan pendidikan daripada
memberi konsultasi langsung kepada guru-guru, membina agar mereka bisa
memimpin diri sendiri, tidak bergantung kepada pengarahan dari luar, dan
percaya kepada sumber-sumber pendidikan yang diperoleh sendiri. Supervisor
juga menanamkan pengertian program sekolah yang baru kepada guru-guru
dalam usaha menyiapkan para siswa menghadapi kehidupan yang semakin
keras.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian makalah di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Supervisi pada zaman sekarang mempunyai ciri-ciri dinamis dan
demokratis yang merefleksikan vitalitas pemahaman kepemimpinan yang
berbobot. karakteristik supervisi modern adalah (1) menciptakan dan
mempertahankan hubungan yang memuaskan diantara semua anggota
stake holder, (2) demokratis, dan (3) komprehensif..
2. Empat alasan utama diperlukannya pengawasan oleh guru, yaitu: (1) guru
adalah orang yang menuju terdidik, dan sebagai orang yang menuju
terdidik dia harus belajar sambil mengajar, (2) tidak semua guru berada
dalam keadaan well trained and will qualified, (3) guru dituntut untuk
menyesuaikan kemampuan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan (4) guru merupakan ujung tombak dan factor kunci
keberhasilan pendidikan di sekolah.
3. Terdapat 10 asumsi perubahan yang dikemukakan oleh Michael Fullan
(1991), diantaranya asumsikan bahwa inovasi yang signifikan jika ingin
menghasilkan perubahan, membutuhkan amplementers individu untuk
bekerja di luar makna mereka sendiri.
4. Perencanaan dalam sistem untuk sekolah harus menekankan pada tujuan,
pedoman, dan fleksibilitas yang membangun.
5. Norma-norma yang mendorong perbaikan sekolah diantaranya: 1)
kolegialitas, 2) percobaan, 3) tinggi harapan, 4) kepercayaan dan
keyakina, 5) berwujud dukungan, 6) menjangkau basis pengetahuan, 7)
apresiasi dan pengakuan, 8) peduli, perayaan, dan humor, 9) keterlibatan
dalam pengambilan keputusan, 10) perlindungan, 11) tradisi, 12) jujur,
terbuka, dan komunikasi.
6. Perubahan dalam kondisi pengajaran diharapkan dapat memperlakukan
guru sebagai seorang professional yang diundang untuk membuat
keputusan professional tentang kurikulum, pengajaran, dan penilaian
siswa.
7. Sekolah sukses harus berusaha untuk mendidik semua siswa dengan baik,
dengan cara yang konsisten, dengan pendidikan dalam masyarakat
demokratis.
8. Kemungkinan supervisi pada masa yang akan datang, yakni meninjau
supervisi dari sudut professional guru, dan dari sudut politik negara. Atau
yang satu melihat kecenderungan supervisi terpusat pada pengembangan
profesi pendidik, yang lain melihat kecenderungan itu bertitik pusat pada
politik negara.

B. Saran
Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan saat
kegiatan presentasi diskusi kelompok berlangsung, agar terciptanya kegiatan
diskusi yang menarik dan ilmu yang lebih disempurnakan selain dari bahan
literature yang dimuat pada makalah ini.

13
14

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2004). Dasar-dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.


Etek, Y. (2008). Supervisi Akademik dan Evaluasi. Jakarta: Transmisi Media.
Flanders, N. A. (1976). Interaction Analysis and Clinical Supervision. Journal of
Research and Development Education, Volume 9 (2).
Fullan, M. G., & Suzanne, S. (1991). The New Meaning of Educational Change.
Columbia University: Teachers College Press.
Glickman, C. D. (1984). Developmental Supervision: Alternatif Practices for
Helping Teacher Improve Intruction. Alexandria, Virginia: ASCD.
Glickman, C. D., Stephen, G., & Jovita M, R. G. (2009). The Basic Guide to
Supervision and Instructional Leadership. New York: Pearson.
Goodlad, J. (1984). A Place called School. United States: McGraw Hill.
Gordon, M. B. (1992). The Handbook of Human Resource Planning. Oxford:
Blackwell Business Publishers.
Lucio, W., & McNeil, J. D. (1969). Supervision: A Synthesis of Thought and
Actions (2nd ed). New York: McGraw-Hill.
Marks, J. R., Stoops, E., & King-Stoops, J. (1978). Handbook of Education
Supervision: A Guide for The Practitioner (2nd ed). Boston: Allyn and
Bacon.
Neagly, R. L., & Dean, E. N. (1980). Handbook for effective Supervision of
Instruction. New Jersey: Prentice Hall.
Nolan, J. F. (2011). Teacher Supervision and Evaluation. United State of
America: Wiley.
Olivia, P. F. (1984). Supervision for Today's School. New York: Longman, Inc.
Patterson, J. L., Purkey, S. C., & V, P. J. (1986). Productive School System for a
Nonrational World. Alexandria: Association fo Supervision.
Razik, T., & Swanson, A. (1995). Fundamental Concept of Educational
Leadership and Management . New Jersey: Prentice Hall Inc.
Soetopo, H., & Mataheru, F. (1988). Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan.
Jakarta: PT. Bina Aksara.
Wiles, K., & John, T. L. (1975). Supervision for Better Schools. New Jersey:
Prentice-Hall.

Anda mungkin juga menyukai