Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDEKATAN KUALITATIF DALAM PENELITIAN


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Oleh :

Suci Rahmadani
NIM : 21010055

Rafel Satria
NIM : 21010049

Dosen Pembimbing:

Dr. Sri Wahyuni, MA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT (UMSB)

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah Ta’ala yang telah
memberikan rahmat dan karunia nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “PENDEKATAN KUALITATIF DALAM PENELITIAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM” Tidak lupa shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasalam yang merupakan
inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan
terima kasih kepada Dosen mata kuliah Metode Penelitian PAI yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini, orang tua yang
selalu mendukung kelancaran tugas kami, serta pada anggota tim yang selalu
kompak dan konsisten dalam penyelesaian tugas ini.
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap
makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi tim
penulis khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading
yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati,
saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca
guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.

Pasaman Barat, 12 Mei 2022

Tim Penulis
Kelompok 1 (Satu)

i
DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................ 2

BAB II .....................................................................................................................3

PEMBAHASAN .....................................................................................................3

A. Pengertian Penelitian PAI................................................................................3

B. Ruang Lingkup Kajian Penelitian PAI ...........................................................4

C. Model Penelitian Kualitatif dalam PAI ............................................................7

D. Bentuk-bemtuk Rancangan Penelitian kualitatif dalam PAI .........................10

BAB III ................................................................................................................. 12

PENUTUP ............................................................................................................ 12

A. Kesimpulan .......................................................................................................12

DAFTAR PUSAKA ............................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak sekali fenomena-fenomena yang berkaitan dengan perilaku,
tingkah laku, kebiasaan, pola fikir, kecerdasan, dan bahkan kejadian alam yang
sering sekali muncul seketika tanpa adanya sebuah penjelasan nyata di mana
untuk beberapa kasus tersebut dapat menimbulkan suatu permasalahan ataupun
sebaliknya. Oleh sebab itu, dipandang penting untuk melakukan sebuah penelitian
guna menemukan jawaban yang sebenarnya atas hal-hal yang terjadi tersebut.
Penelitian pendidikan merupakan suatu hal yang sulit untuk dipelajari.
Salahsatu sebabnya adalah keterlibatan manusia sebagai variabel yang sukar
dikontrol,berbeda dengan sains yang variabelnya relatif mudah dikontrol. Hal ini
jugamenyebabkan tingkat akurasi dari hasil penelitian kurang tajam. Namun
demikian,penelitian dalam bidang pendidikan tetap sangat diperlukan. Karena
selama ini parapendidik dalam mengembangkan pendidikan hanya bermodalkan
intuisi yang tidak setiap saat muncul dan juga tidak setiap orang meimlikinya.
Sering jugapengembangan pendidikan ini hanya meniru model Barat tanpa
memperhatikankultur, situasi serta kondisi Indonesia. Akibatnya para praktisi
pendidikan menjadikehilngan arah untuk mengembangkan pendidikan di
Indonesia sendiri1.
Pada awalnya yang pertama muncul adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus
merupakan bagian dari filsafat. Sehingga dikatakan bahwa filsafat
merupakaninduk tau ibu dari semua ilmu ( materscientiarum). Karena objek
materialfilsafat bersifat umum yaitu seluruh kenyataan, pada hal ilmu-
ilmumembutuhkan objek khusus. Hal ini menyebabkan berpisahnya ilmu dari
filsafat. Dalam perkembangan berikutnya, filsafat tidak saja dipandang
sebagaiinduk dan sumber ilmu, tetapi sudah merupakan bagian dari ilmu itu
sendiri,yang juga mengaami spesialisasi. Dalam taraf peralihan ini filsafat tidak
mencakup keseluruhan, tetapi sudah menjadi sektoral. Contohnya filsafat agama,
filsafat hukum dan filsafat ilmu adalah bagian dari perkembangan filsafat yang
1
Donald Ary, dkk. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. (Surabaya: Usaha Nasional, 1982),h.
5

1
sudah menjadi sektoral dan terotak dalam satu bidang tertentu.Dalam konteks
inilah kemudian ilmu sebagai kajian filsafat sangat relevan untuk dikaji dan
didalami.
Dunia pendidikan Islam saat ini masih dihadapkan pada berbagai
persoalan, mulai dari soal rumusan tujuan pendidikan yang kurang sejalan dengan
tuntutan masyarakat, sampai kepada persoalan guru, metode, kurikulum dan lain
sebagainya.
Salah satu bagian penting dalam kegiatan penelitian adalah menyusun
penelitian yang akan dilakukan. Ini merupakan bagian yang integral dari tahapan-
tahapan dalam rangkaian proses penelitian. Sebuah rancangan akan memberikan
gambaran awal yang jelas dan terarah kepada peneliti tentang proses kegiatan
penelitian. Sebagai gambaran awal, rancangan penelitian diharapkan dapat
menjadi semacam acuan bagi peneliti untuk memasuki tahapan-tahapan penelitian
selanjutnya. Dalam rancangan penelitian kualitatif (qualitative approach),
penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti proses pendidikan Islam baik dalam
lingkup intern maupun ekstern sekolah. Rancangan penelitian kualitatif ini
berbeda dengan kuantitatif, penelitian ini bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak
lazim mendefinisikan suatu konsep, serta memberikan kemungkinan bagi
perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik,
dan unik bermakna dilapangan

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Ruang Lingkup Kajian Penilitian PAI?
2. Bagaimana Model Pendekatan Penelitian Kualitatif dalam PAI?
3. Bagaimana Bentuk-bentuk Rancangan Penelitian Kualitatif dalam PAI?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Kajian Penilitian PAI
2. Untuk mengetahui Model Pendekatan Penelitian Kualitatif dalam PAI
3. Untuk mengetahui Bentuk-bentuk Rancangan Penelitian Kualitatif dalam
PAI

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian PAI


Penelitian berasal dari bahasa Inggris “research”, yang berarti “mencari
kembali”. Dalam bidang ilmu pengetahuan, yang dicari kembali adalah
“pengetahuan yang benar”. Tata cara yang digunakan untuk mencari kebenaran
dengan menggunakan metode ilmiah. Penelitian ilmiah yaitu penelitian yang
sistematik dan terkontrol berdasar atas data empiris2. Dengan demikian dapat
disebut juga, penelitian adalah suatu proses sistematika dan obyektif (bersifat
universal) untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang benar (dapat dipercaya dan
dipertanggungjawabkan).
Jika proses sistematis dan obyektif tersebut untuk mengkaji / menyelidiki
masalah-masalah pendidikan, disebut penelitian pendidikan. Travers menyatakan
“penelitian pendidikan adalah suatu kegiatan yang diarahkan kepada
pengembangan pengetahuan ilmiah tentang kejadian-kejadian yang menarik
perhatian pendidik.
Penggunaan kata tarbiyah untuk arti pendidikan (education) merupakan
pengertian yang sifatnya ijtihad (interpretable). Oleh karena itu, penggunaan kata
tarbiyah dalam pengertian pendidikan yang umum digunakan tidak ada salahnya.
Sebagaimana para pakar pendidikan pada umumnya menggunakan kata tarbiyah
untuk arti pendidikan.
Adapun pengertian Islam berasal dari bahasa arab yaitu dari kata aslama,
yuslimu, islaman yang berarti berserah diri, patuh, dan tunduk. Kata aslama
tersebut pada mulanya berasal dari salima, yang berarti selamat, sentosa dan
damai. Dari pengertian demikian, secara harfiah islam dapat diartikan patuh,
tunduk, berserah diri (kepada Allah) untuk mencaoai keselamatan. Pengertian
islam dari segi kebahasaan ini sudah mengacu kepada misi islam itu sendiri yaitu
mengajak manusia agar hidup aman, damai dan selamat dunia akhirat dengan cara
patuh dan tunduk kepada Allah, dan selanjutnya upaya ini disebut sebagai ibadah.

2
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: CV. Rajawali, 1988), hal. 6

3
Pengertian pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh
seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan
ajaran Islam3. Berikut ini adalah beberapa pengertian Pendidikan Islam secara
terminologi yang diformulasikan oleh para ahli Pendidikan Islam, diantaranya
adalah:
a. Menurut al-Syaibaniy mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah
proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan
pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan
dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktifitas asasi
dan profesi diantara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.
b. Menurut Muhammad Fadhil al-Jamaly, mendefinisikan pendidikan
Islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak
peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang
tinggi dan kehidupan yang mulia. Dengan proses tersebut, diharapkan
bisa membentuk pribadi peserta didik yang lebih sempurna, baik yang
berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun perbuatannya.
c. Ahmad D. Marimba mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah
bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya
kepribadiannya yang utama (insan kamil).
d. Ahmad Tafsir mendefinisikan Pendidikan Islam sebagai bimbingan
yang diberikan oleh seseorang, agar ia berkembang secara maksimal
sesuai dengan ajaran Islam.
Dari batasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penelitian pendidikan Islam
adalah suatu proses sistematika dan obyektif (bersifat universal) untuk
memperoleh ilmu pengetahuan Islam yang benar (dapat dipercaya dan
dipertanggungjawabkan) sehingga mampu membimbing manusia sesuai dengan
ajaran Islam.

B. Ruang Lingkup Kajian Penelitian PAI


Adapun ruang lingkup kajian penelitian pendidikan Islam meliputi:

3
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Rosdakarya,2001),
hal.32.

4
1. Pendidikan Islam sebagai mata pelajaran yang diberikan pada lembaga-
lembaga pendidikan umum mulai tingkat sekolah dasar sampai perguruan
tinggi yang berbasis Islam.
2. Pendidikan Islam sebagai lembaga pendidikan formal, non formal dan
informal. Lembaga pendidikan Islam sebagai lembaga pendidikan formal
terdiri dari madrasah, pesantren dan perguruan tinggi. Lembaga
pendidikan Islam sebagai lembaga pendidikan non formal terdiri dari
madrasah diniyah, raudhatul athfal, mesjid, surau dan lain-lain. Lembaga
pendidikan Islam sebagai lembaga pendidikan informal terdiri dari
pendidikan keluarga dan lingkungan.
3. Pendidikan Islam sebagai system. Kajian ini mencakup dasar dan tujuan
pendidikan Islam, tenaga pendidik, peserta didik, lingkungan, kurikulum,
metode dan evaluasi.
4. Pendidikan Islam dalam konsep dan sejarah. Kajian konsep mencakup
penelitian tentang konsep-konsep pendidikan di dalam al-Qur’an dan
Hadits. Kajian sejarah mencakup penelitian tentang sejarah pemikiran dan
sejarah kelembagaan4.
Keempat pernyataan di atas menunjukkan bahwa ruang lingkup kajian
penelitian pendidikan Islam bersifat universal dalam artian mencakup semua
ranah dan dikaji dengan banyak sumber konsep kajian. Selain itu ruang lingkup
kajian penelitian pendidikan Islam, di antaranya berupa komponen-komponen
pendidikan yang mencakup:
a. Interaksi Pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berdasarkan interaksi antara
peserta didik dengan para pendidik serta berbagai sumber pendidikan. Interaksi
antara peserta didik dengan pendidik dan sumber-sumber pendidikan tersebut
dapat berlangsung dalam situasi pergaulan pendidikan, pengajaran, latihan,
serta bimbingan. Situasi pergaulan pendidikan tersebut disebut pergaulan edukatif.
Dalam pergaulan edukatif antara peserta didik dengan para pendidik yang
dikembangkan terutama segi-segi afektif yakni nilai-nilai, sikap, minat,
motivasi, disiplin diri, kebiasaan, dan lain-lain.

4
Masganti Sitorus, Metodologi Penelitian Pendidikan Islam, (Medan: IAIN Press, 2011), h. 18

5
Interaksi edukatif yang terjadi dalam proses pendidikan atau proses
pembelajaran peserta didik sangat mempengaruhi proses pembelajaran untuk
menjapai tujuan yang diharapkan. Dalam konteks proses belajar mengajar,
interaksi edukatif ini ibarat jembatan bagi proses pembelajaran peserta didik.
pencapaian tujuan pendidikan, terutama pencapaian tujuan pembelajaran5.

b. Tujuan Pendidikan
Kegiatan pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu
yang disebut tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan tersebut merupakan kegiatan
mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan, dan karakteristik pribadi
peserta didik. Tujuan pendidikan minimal diarahkan kepada pencapaian empat
sasaran, yaitu:
1) Pengembangan segi-segi kepribadian
2) Pengembangan kemampuan kemasyarakatan
3) Pengembangan kemampuan melanjutkan studi
4) Pengembangan kecakapan dan kesiapan untuk bekerja
Oleh karena tujuannya positif maka proses pendidikannya juga harus
positif, konstruktif dan normatif. Tujuan yang normatif tidak mungkin dapat
dicapai dengan perbuatan yang tidak normatif pula. Oleh sebab itu kepada guru
sebagai pendidik dituntut untuk selalu bersikap, berbuat, berperilaku, dan
berpenampilan sesuai dengan norma-norma6.
c. Lingkungan Pendidikan
Proses pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu
lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup: (a) Lingkungan fisik, terdiri
atas lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia, yang merupakan tempat
dan sekaligus memberikan dukungan kadang-kadang juga hambatan bagi
berlangsungnya proses pendidikan, (b) Lingkungan sosial, merupakan lingkungan
pergaulan antar manusia. Di lingkungan ini pendidik dan peserta didik serta
orang-orang lainnya terlibat dalam pendidikan terjadinya kumunikasi dalam
bentuk pergaulan pendidikan, (c) Lingkungan keagamaan, adalah lingkungan

5
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Logos Kencana, 2005),
h. 24
6
Ibid, h. 27

6
yang terkait dengan pola-pola kegiatan, perilaku manusia dalam melaksanakan
kewajiban dan nilai-nilai keagamaan (d) Lingkungan intelektual, merupakan
kondisi dan iklim sekitar yang mendorong dan menunjang pengembangan
kemampuan berpikir. Lingkungan ini mencakup perangkat lunak, seperti sistem
dan program-program pengajaran, perangkat keras seperti media dan sumber
belajar, serta aktivitas-aktivitas pengembangan dan penerapan kemampuan
berpikir, dan (e) Lingkungan nilai, adalah lingkungan yang turut menata
kehidupan nilai bagi individu, kelompok masyarakat, bangsa7.
d. Pergaulan Pendidikan
Pergaulan pendidikan dalam proses pengembangannya berlangsung secara
informal, alamiah, dan mungkin juga tidak disadari, walaupun dari sisi pendidik
seharusnya selalu disadari mengatakan bahwa proses pendidikan dalam situasi
pergaulan berlangsung melalui percontohan.
Para pendidik dengan apa yang mereka perlihatkan, katakan, perbuat, dan
berikan. Pendidikan diberikan dengan “seluruh penampilan pendidik”, dengan
seluruh hal yang pendidik perlihatkan kepada para peserta didik, termasuk hal-
hal kurang baik atau tidak mendidik. Inilah yang disebut kesalahan mendidik.
Seharusnya dalam pergaulan pendidikan, para pendidik hanya memperlihatkan
hal-hal positif, yang ingin tumbuh dan berkembang ada peserta didik, karena
dalam pergaulan pendidikan para pendidik menjadi model dan contoh dari konsep
pendidikan yang dianutnya8.

C. Model Penelitian Kualitatif dalam PAI


Model dan jenis penelitian pendidikan Islam secara umum tidak berbeda
dengan model dan jenis-jenis penelitian dalam penelitian pendidikan lainnya.
Perbedaannya hanya terletak pada objek dan sumber kajiannya.
Penelitian dapat dibedakan menjadi dua bentuk yaitu, penelitian
menggunakan hipotesis dan penelitian tidak menggunakan hipotesis. Penelitian
yang tidak menggunakan hipotesis biasanya penelitian berbentuk deskriptif,
filosofis, historis, dan penelitian evaluasi. Sedangkan menurut jenis data yang
dipergunakan penelitian dibagi menjadi penelitian kualitatif dan kuantitatif.

7
Ibid, h. 29
8
Op.Cit, h. 30

7
Bogdan dan Taylor menjelaskan penelitian adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif tentang orang melalui tulisan atau kata-kata
yang diucapkan yang dapat diamati9. Namun halnya dengan Indra Prasetia
membuat defenisi kualitatif terdiri dari penelitian historis, deskriptif,
perkembangan , kasus dan penelitian lapangan, kausal komparatif, eksperimen
murni atau semu dan kaji tindak10.
Penelitian kualitatif atau sering disebut dengan penelitian kualitatif
naturalistik, yaitu jenis penelitian yang mengkaji dan yang dapat menggambarkan
realita sosial yang komplek dan konkrit. Dapat disimpulkan bahwa penelitian
kualitatif naturalistik adalah penelitian yang mempelajari orang-orang yang
dilakukan dalam latar ilmiah dan lebih menekankan pada dekripsi data yang
diperoleh melalui penelitian lapangan. Dalam penelitian ini, data diperoleh dengan
menggunakan observasi, wawancara dan pemanfaatan dokumen. Secara garis
besar penelitian kualitatif itu meliputi:
a. Pendekatan Metode Bervariasi
b. Latar Belakang Penelitian
c. Sumber Data
Dalam melakukan penelitian ini data-data yang diperlukan di peroleh dari
dua sumber yaitu:
1) Data Primer
2) Data Skunder11
d. Prosedur Pengumpulan dan Teknik Perekaman Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Metode Observasi
2) Metode wawancara12
Adapun wawancara dari segi pelaksanaannya, dibedakan menjadi tiga
macam meliputi : wawancara bebas (Inguided Interview), wawancara terpimpin
(Guided Interview) dan wawancara bebas terpimpin13.Wawancara adalah bentuk

9
Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Cipustaka Media, 2007),h. 46
10
Indra Prasetia, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Medan: FKIP UMSU, 2012), h. 6
11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Edisi Revisi. (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 129
12
Suharsimi Ari Kunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktis. (Jakarta:Bina Aksara,
1993), 28.
13
Lexy J. Moeleong. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), 118

8
komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung
dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan
mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata secara
verba14.
e. Analisis Data
Dalam proses Analisis data peneliti harus memperhatikan: Transkip
wawancara, catatan lapangan dari pengamatan, catatan harian penelitian, catatan
kejadian penting dari lapangan, memo dan refleksi peneliti.
f. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Adapun tekhnik yang digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data
adalah sebagai berikut:
2) Observasi yang diperdalam
Observasi berasal dari bahasa latin yang berarti memperhatikan dan mengikuti.
Memperhatikan dan mengikuti dalam arti mengamati dengan teliti dan
sistematis sasaran perilaku yang dituju. Cartwright mendefinisikan sebagai
suatu proses melihat, mengamati, dan mencermati perilaku secara sistematis
untuk suatu tujuan tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang
dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan. Inti dari perilkau
observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin
dicapai15
3) Trianggulasi
Trianggulasi data pun dibagi menjadi tiga meliputi: Trianggulasi data,
trianggulasi dengan metode dan trianggulasi sumber16.
g. Tahap-Tahap penelitian
Tahap-tahap penelitian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
berkenaan dengan proses pelaksanaan penelitian. Sebagaimana yang dikutip
Moleong, penelitian kuliatatif dapat dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu tahap Pra
lapangan, tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data17.

14
W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Grasindo, 2002, hal.119
15
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Salemba Humanika, 2012, hal.131
16
Ibid, h. 108-117
17
Ibid, h. 127-147

9
Demikian dapat dikatakan bahwa pertahapan dalam penelitian ini adalah
bentuk urutan atau berjenjang yakni dimulai pada tahap prapenelitian, tahap
pelaksanaan penelitian, tahap paska-penelitian. Namun walaupun demikian sifat
dari kegiatan yang dilakukan pada masing-masing tahapan tersebut tidaklah
bersifat ketat, melainkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

D. Bentuk-bemtuk Rancangan Penelitian kualitatif dalam PAI


Adapun beberapa bentuk-bentuk rancangan penelitian kualitatif antara lain:
1. Grounded Theory (Teoretisasi Data)
Rancangan teori grounded merupakan prosedur penelitian kualitatif yang
sistematik, dimana peneliti melakukan generalisasi satu teori yang menerangkan
konsep, proses, tindakan, atau interaksi mengenai suatu topik terhadap objek yang
akan di teliti dalam sasaran lemabaga pendidikan Islam dengan level konseptual
yang luas. Tujuan ini untuk menentukan kondisi yang memunculkan sejumlah
tindakan yang berhubungan dengan suatu fenomena dan akibatnya18. Dalam dunia
pendidikan teori ini digunakan untuk meneliti bagaimana proses kegiatan
pengajaran, proses bimbingan, pengelolaan kelas/manajemen kelas, dan
bagaimana hubungan antara guru dan siswa di sekolah.
2. Rancangan Penelitian Etnografik
Rancangan penelitian etnografik merupakan prosedur penelitian kualitatif
untuk mendeskripsikan, menganalisa, dan menginterprestasi pola prilaku,
kepercayaan, dan bahasa bersama dari sekelompok budaya yang berkembang pada
seluruh waktu. Dalam lingkungan pendidikan penelitian ini dirancang untuk
meneliti tentang bagaimana kurikulum yang diterapkan, serta metode apa yang
digunakan guru untuk mengajar.
3. Rancangan Penelitian Naratif
Dalam rancangan ini, seorang peneliti mendeskripsikan kehidupan
individual, mengumpulkan dan menceritakan informasi tentang kehidupan
individu-individu, serta melaporkannya secara naratif tentang pengalaman-
pengalaman mereka. Dalam bidang pendidikan misalnya, meneliti bagaimana

18
Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2007), h. 290.

10
perkembangan psikososial anak didik serta aktifitas-aktifitasnya baik di dalam
sekolah maupun di luar sekolah.
4. Rancangan Study Kasus
Penelitian dalam rancangan study kasus dilakukan untuk memperoleh
pengertian yang mendalam mengenai situasi dan makna sesuatu/subyek yang
diteliti. Penelitian ini lebih mementingkan proses dari pada hasil, lebih
mementingkan konteks dari pada suatu variabel khusus, lebih ditunjukan untuk
menemukan sesuatu dari pada kebutuhan konfirmasi. Penelitian ini menganalisa
bagaimana keadaan individu peserta didik, dalam persoalan sosialnya maupun
pola kehidupannya baik dalam hal pergaulan maupun sikap di dalam masyarakat.
5. Rancangan Metode Campuran
Dalam penelitian metode campuran, peneliti mengkombinasikan data
kuantitatif dengan data kualitatif, yaitu untuk menerangkan dan mengeksplor
problem penelitian dengan cara terbaik. Rancangan metode ini merupakan
prosedur untuk mengumpulkan data kuantitatif dan data kualitatif dalam satu
penelitian tunggal, dan untuk menganalisa dan melaporkan data ini berdasarkan
prioritas, sekuensi, dan level integrasi informasi.
Biasanya rancangan ini ditujukan dalam pengisian hasil studi/nilai akhir
sekolah, menganalisis nilai siswa, serta untuk menentukan pengembangan diri
masing-masing siswa selama mengkuti pembelajaran.
6. Rancangan Penelitian Tindakan (Action Research)
Penelitian ini memanfaatkan data kuantitatif dengan data kualitatif seperti
metode campuran, akan tetapi fokusnya lebih merupakan terapan. Tujuan
penelitian ini dalam dunia pendidikan adalah untuk meningkatkan praktek
pendidikan dan pengajaran dimana guru melaksanakannya berkaitan dengan
problem yang mereka hadapi dalam setting sekolah. Dalam bidang pendidikan dan
pengajaran rancangan penelitian tindakan merupakan prosedur sistematik yang
dipakai oleh guru (atau peneliti) untuk mengumpulkan data kuantitatif dan atau
data kualitatif tentang cara-cara mereka bekerja, bagaimana mereka mengajar, dan
bagaimana baiknya siswa belajar19.

19
Asmadi Alsa, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya Dalam Penelitian
Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 56

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan Islam merupakan upaya
untuk menyajikan konsep visi misi agama, dan perspektifnya di dalam dunia, dari
segi konsep, prilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti.
Misalkan dapat berupa penelitian tentang kehidupan, riwayat dan perilaku
seseorang. Rancangan penelitian kualitatif dalam pendidikan Islam penelitiannya
bersifat sementara, karena ketika penelitian berlangsung, peneliti secara terus
menerus menyesuaikan rancangan tersebut dengan proses penelitian dan
kenyataan yang terjadi di lapangan khususnya di dalam dunia pendidikan.
Ruang lingkup kajian penelitian pendidikan Islam ialah mata pelajaran,
lembaga, konsep dan sejarah. Model penelitian kualitatif antara lain observasi,
pengumpulan data, perekaman data, wawancara. Bentuk-bentuk rancangan
penelitian kualitatif antara lain grounded theory, penelitian etnografik, penelitian
naratif, Rancangan Study Kasus, Metode Campuran, dan Rancangan Penelitian
Tindakan (Action Research). Sedangkan konteks pendekatan kualitatif, elemen
dan unsur-unsur utama sebagai isi rancangan penelitian dalam pendidikan adalah
konteks penelitian, fokus kajian, tujuan penelitian, ruang lingkup dan setting
penelitian, perspektif teoritik dan kajian pustaka, dan metode yang digunakan.

12
DAFTAR PUSAKA
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT.
Rosdakarya,2001), .
Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007),
Asmadi Alsa, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta Kombinasinya Dalam
Penelitian Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007),
Donald Ary, dkk. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. (Surabaya: Usaha
Nasional, 1982)
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Salemba Humanika,
2012,
Indra Prasetia, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Medan: FKIP UMSU, 2012),
Lexy J. Moeleong. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2002),
Masganti Sitorus, Metodologi Penelitian Pendidikan Islam, (Medan: IAIN Press,
2011),
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Logos
Kencana, 2005),
Salim dan Syahrum, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Cipustaka
Media, 2007),
Suharsimi Ari Kunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktis.
(Jakarta:Bina Aksara, 1993),
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Edisi Revisi. (Jakarta: Rineka Cipta,
2006),
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: CV. Rajawali, 1988)
W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Grasindo, 2002,

13

Anda mungkin juga menyukai