Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

SEJARAH KEMUNCULAN ILMU MODERN DAN REVOLUSI


ILMIAH, PRINSIP DAN METODE

Oleh :

Zulpan
NIM : 21010060

Rafel Satria
NIM : 21010049

Dosen Pembimbing:

Dr. Mursal, M.Ag

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT (UMSB)

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah Ta’ala yang telah
memberikan rahmat dan karunia nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “SEJARAH KEMUNCULAN ILMU MODERN DAN
REVOLUSI ILMIAH, PRINSIP DAN METODE” Tidak lupa shalawat dan salam
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasalam yang
merupakan inspirator terbesar dalam segala keteladanannya. Tidak lupa penulis
sampaikan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Filsafat Ilmu yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini, orang tua yang
selalu mendukung kelancaran tugas kami, serta pada anggota tim yang selalu
kompak dan konsisten dalam penyelesaian tugas ini.
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap
makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi tim
penulis khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading
yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati,
saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca
guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.

Pasaman Barat, 12 Mei 2022

Tim Penulis
Kelompok 4 (Empat)

i
DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2

C. Tujuan Pembahasan ........................................................................................ 2

BAB II .....................................................................................................................3

PEMBAHASAN .....................................................................................................3

A. Sejarah Kemunculan Ilmu Modern..................................................................3

B. Revolusi Ilmiah ............................................................................................... 7

C. Metode Ilmiah ..................................................................................................9

BAB III ................................................................................................................. 13

PENUTUP ............................................................................................................ 13

A. Kesimpulan .......................................................................................................13

DAFTAR PUSAKA ............................................................................................. 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah ‫ سبحانه وتعا لى‬atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, dan tidak lupa kita mengirim salam dan salawat kepada
baginda Nabi Muhammad ‫ صلى ا عليه وسلم‬yang telah membawakan kita suatu
ajaran yang benar dan sempurna yaitu Agama Islam.

Dalam mata kuliah “filsafat ilmu” ini, kami mendapatkan tugas untuk
membuat makalah yang berjudul “Sejarah kemunculan ilmu modern”. Isaac
Newton dan Leibniz di tangan dua orang sarjana inilah sejarah ilmu modern
dimulai. Newton, sekalipun ia menjadi pimpinan sebuah tempat pembuatan uang
logam di kerajaan Inggris ia tetap menekuni dalam bidang ilmu. Lahirnya teori
gravitasi perhitungan calculus dan optika merupakan karya besar Newton teori
gravitasi Newton dimulai ketika muncul persangkaan penyebab planet tidak
mengikuti pergerakan lintas lurus apakah matahari yang menarik bumi atau antara
bumi dan matahari ada gaya saling tarik-menarik.

Berdasarkan teori gravitasi dan perhitungan-perhitungan yang dilakukan


Newton dapat di terangkan dasar dari semua lintasan planet dan bulan, pengaruh
pasang air samudra dan lain-lain peristiwa astronomi justru dalam lapangan
ketepatan teori gravitasi makin menyakinkan sehingga tidak ada lagi yang tidak
percaya tentang adanya gravitasi ini. Pertemuan ketiga yang mendasari ilmu alam
adalah pemeriksaan Newton mengenai cahaya dan lazim disebut optika dengan
mempertimbangkan bahwa cahaya masuk melalui lensa sedangkan bagian lensa
mendekati bentuk prisma.

Tidak lupa ucapan terimakasih kepada dosen mata kuliah filsafat ilmu
yang memberikan arahan tentang mata kuliah filsafat ilmu. Makalah ini memang
masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Kemunculan Ilmu Modern?
2. Bagaimana Sejarah Revolusi Ilmiah?
3. Bagaimana Prinsip dan Metode Ilmiah?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Sejarah Kemunculan Ilmu Modern
2. Untuk mengetahui Sejarah Revolusi Ilmiah
3. Untuk mengetahui Prinsip dan Metode Ilmiah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Kemunculan Ilmu Modern


Setelah Galileo, fermat, pascal, dan keppler berhasil mengembangkan
penemuan mereka dalam ilmu, maka pengetahuan yang terpencar -pencar itu jatuh
ke tangan 2 sarjana yang dalam ilmu modern memegang peran yang sangat
penting mereka adalah Isaac Newton dan Leibniz di tangan dua orang sarjana
inilah sejarah ilmu modern dimulai. Newton, sekalipun ia menjadi pimpinan
sebuah tempat pembuatan uang logam di kerajaan Inggris ia tetap menekuni
dalam bidang ilmu. Lahirnya teori gravitasi perhitungan calculus dan optika
merupakan karya besar Newton teori gravitasi Newton dimulai ketika muncul
persangkaan penyebab planet tidak mengikuti pergerakan lintas lurus apakah
matahari yang menarik bumi atau antara bumi dan matahari ada gaya saling tarik-
menarik.

Persangkaan tersebut kemudian dijadikan Newton sebagai titik tolak untuk


spekulasi dan perhitungan-perhitungan, namun hasil perhitungan itu tidak
memuaskan Newton. Semua persangkaan dan perhitungan lalu ditangguhkan.
Baru kira-kira 16 tahun kemudian, soalnya itu ditanganinya lagi setelah dia
berhasil mengatasi beberapa hal yang ada pada awal penyelidikan belum
disadarinya.Teori gravitasi memberikan keterangan mengapa planet tidak
bergerak lurus sekalipun kelihatannya tidak ada pengaruh yang memaksa planet
harus mengikuti lintasan elips. Sebenarnya pengaruhnya ada tetapi tidak dapat
dilihat dengan mata dan pengaruh itu adalah gravitasi yaitu kekuatan yang selalu
akan timbul jika ada dua benda yang saling berdekatan.

Berdasarkan teori gravitasi dan perhitungan-perhitungan yang dilakukan


Newton dapat di terangkan dasar dari semua lintasan planet dan bulan, pengaruh
pasang air samudra dan lain-lain peristiwa astronomi justru dalam lapangan
ketepatan teori gravitasi makin menyakinkan sehingga tidak ada lagi yang tidak
percaya tentang adanya gravitasi ini. Pertemuan ketiga yang mendasari ilmu alam
adalah pemeriksaan Newton mengenai cahaya dan lazim disebut optika dengan

3
mempertimbangkan bahwa cahaya masuk melalui lensa sedangkan bagian lensa
mendekati bentuk prisma.

Pada masa sesudah Newton berkembang ilmu selanjutnya adalah berupa ilmu
kimia jika pada masa Newton ilmu yang berkembang adalah matematika, fisika,
dan astronomi. Pada periode selanjutnya ilmu kimia menjadi kajian yang amat
menarik. Ilmu kimia tidak mulai dengan logika, axsioma ataupun deduksi.

Semua permulaan ilmu kimia praktis berdasarkan percobaan-percobaan yang


hasilnya kemudian ditafsirkan pada permulaannya semua percobaan bersifat
kualitatif. Di samping perkembangan ilmu kimia zaman yang sama ditemukan
bermacam-macam mesin tanpa ada dasar ilmunya melainkan atas dasar percobaan
misalnya mesin uap, percobaan-percobaan listrik, dan lain-lainnya, penemuan-
penemuan itu semuanya mendasari revolusi industri terutama di Inggris tetapi
kemudian juga meluas di seluruh benua Eropa. Penemuan-penemuan empiris
tentang kekuatan uap dan penemuan lainnya kemudian dijadikan percobaan-
percobaan dalam laboratorium. Pemeriksaan itu akhirnya menghasilkan hukum-
hukum dan rumus empiris yang melandasi perkembangan teoritis selanjutnya.

Kalau penemuan ilmu kimia dan penemuan mesin-mesin pada awalnya tidak
langsung mempunyai hubungan dengan teori ilmu sebagaimana dikembangkan
oleh Galileo, Keppler, Pascal, Newton, dan Leibniz, perkembangan ilmu setingkat
lebih maju dari pada apa yang telah dicapai oleh sarjana-sarjana yang telah
disebut tadi. Percobaan selanjutnya dilakukan oleh J.L. Proust mengenai atom
dalam menganalisis dari berbagai logam sampai pada pendapat bahwa
perbandingan bahan-bahan yang ikut serta dalam proses tersebut selalu tetap
demikian pula dengan sulfida dari logam.

Secara singkat dapat ditarik sebuah sejarah ringkas ilmu-ilmu yang lahir saat
itu. Perkembangan ilmu pada abad ke-18 telah melahirkan ilmu seperti taksonomi,
ekonomi, kalkulus, dan statistika. Di abad ke-9 lahir semisal geofisika, antologi,
arkeologi, sosiologi. Abad ke-20 mengenal ilmu teori informasi, logika,
matematika, mekanika-mekanika fisika nuklir, kimia nuklir, antropologi, budaya
psikologi dan sebagainya.

4
Sekitar tahun 1900 sampai tahun 1914 terjadi berbagai perubahan
berdasarkan teori kenisbian. Ada Tori baru yang mengatakan bahwa ruang dan
waktu tidak lagi berpisah sebagaimana dipahami oleh ahli fisika sebelumnya
ruang dan waktu merupakan satu kesatuan mutlak untuk memeriksa dan
menerangkan semua peristiwa. Perlu diketahui pula bahwa pada zaman modern
ini terjadi revolusi industri di Inggris sebagai akibat peralihan masyarakat agraris
dan perdagangan abad pertengahan ke masyarakat industri dan perdagangan maju.
Pada abad inilah menemukan mesin uap, alat tenun, dan Inggris menjadi penghasil
tekstil terbesar kemudian diikuti Amerika serikat dan Jepang menjadi negara
industri.

Setelah abad ke-18 berakhir maka perkembangan ilmu modern. Selanjutnya


yaitu abad ke-19 pada abad ini penemuan yang dianggap sebagai penemuan abad
tersebut adalah dengan ditemukannya planet Neptunus, sedangkan pada abad 20
secara garis besar terjadi perkembangan yang sangat luas dalam beberapa bidang
ilmu besarnya ilmu pasti ilmu kimia, ilmu fisika, ilmu kimia organic, biokimia
ilmu astronomi, ilmu geologi dan ilmu fisika nuklir di samping ilmu-ilmu yang
jelas bersifat kualitatif tersebut berkembang pula ilmu-ilmu yang permulaannya
bersifat kualitatif seperti ekonomi, psikologi dan sosiologi. Perkembangan pesat
dalam bidang astronomi pada abad ke-20 ini seperti ditemukannya planet terakhir
itu Pluto. Setelah abad sebelumnya yaitu abad 19 telah ditemukan planet
Neptunus dengan didasari perhitungan yang menggunakan sistem Newton. Dalam
abad 20 ini pengetahuan diperluas. kalau dalam abad ke-11 tidak dapat
diterangkan sumber energi matahari sekarang dapat diketahui bahwa energi
tersebut terjadi berdasarkan perubahan atom yang zaman sekarang menjadi tenaga
nuklir1

Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah.


Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah
dirintis sejak zaman renaissance. Seperti tokoh yang dikenal sebagai bapak filsafat
modern. Rene Descartes juga seorang ahli ilmu pasti, penemuannya dalam ilmu

1
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu,( Jakarta : PT RajaGrafindo persada, 2014), hlm. 57- 63

5
pasti adalah sistem koordinat yang terdiri atas 2 garis lurus X dan Y dalam bidang
datar.

Berikut penjelasan sekilas dari filsuf-filsuf tersebut

1. Rene Descartes, menemukan dalam ilmu pasti ialah sistem koordinat yang
terdiri atas 2 garis lurus X dan Y dalam bidang datar. Garis X letaknya horizontal
dan disebut sumbu X sedangkan garis Y terletak tegak lurus pada sumbu X.
Karena sistem tersebut didasarkan pada dua garis lurus yang berpotongan tegak
lurus maka sistem koordinat itu dinamakan orthogonal coordinate system.
Kedudukan setiap titik dalam bidang tersebut diproyeksikan dengan garis-garis
lurus pada sumbu X dan sumbu Y

2. Isaac Newton, berperan dalam ilmu pengetahuan modern terutama


penemuannya dalam tiga bidang yaitu teori gravitasi perhitungan dan optika.
Sejarah singkat sebagai berikut.

a. Teori gravitasi adalah perbincangan lanjutan mengenai soal pergerakan yang


telah dirintis oleh Galileo. Galileo mempelajari gerakan dengan lintasan tertutup
atau elips. Berdasarkan perhitungan yang diajukan oleh Keppler menunjukkan
bahwa tentu ada faktor penyebab mengapa planet tidak mengikuti pergerakan
dengan lintas lurus.

b. Perhitungan calculus yaitu hubungan antara X dan Y. X bertambah maka Y


akan bertambah pula, tetapi menurut ketentuan yang tetap atau teratur misalnya,
ada benda bergerak panjangnya jarak yang ditempuh tergantung dari kecepatan
tiap detik dan panjangnya waktu pergerakan cara perhitungan ini banyak
manfaatnya untuk menghitung berbagai hubungan antara dua atau lebih. Hal yang
merubah bersama dengan ketentuan yang teratur.

c. Optical atau mengenai cahaya, jika cahaya matahari dilewatkan sebuah prisma
maka cahaya asli yang kelihatannya homogen menjadi terbiasa antara merah
sampai ungu menjadi pelangi. Kemudian kalau pelangi itu dilewatkan sebuah
prisma lainnya yang terbalik. maka pelangi terkumpul kembali menjadi cahaya

6
homogen dengan demikian dapat dibuktikan bahwa cahaya itu sesungguhnya
terdiri atas komponen yang terbentang antara merah dan ungu.2

B. Revolusi Ilmiah
Kemunculan dan perkembangan pengetahuan pada zaman batu dan logam
sekitar empat juta tahun sebelum masehi ditemukan adanya konsep tentang alat
untuk kegiatan manusia. Konsep tersebut menjelma sebagai benda-benda yang
dipakai oleh sekelompok manusia dan menunjukkan adanya perubahan-perubahan
itu, adanya hubungan dengan perbaikan fungsi dan perbaikan bahan. Perbaikan
fungsi berarti adanya kecenderungan menuju kepada fungsi yang lebih baik.
Perbaikan bahan adalah bukti adanya hasil karya manusia yang disebut
kebudayaan yang diciptakan oleh manusia.

Secara historis periodisasi perkembangan dapat dikelompokkan kedalam


beberapa masa yaitu sebagai berikut:

Zaman prasejarah. Zaman prasejarah ini sering juga disebut dengan zaman
batu tua atau masyarakat purba. Pada zaman ini manusia telah mampu
menciptakan konsep tentang alat berbagai perkakas untuk keperluan kehidupan
manusia. Hal tersebut menunjukkan telah adanya pemikiran ke arah ilmu
pengetahuan kemudian pada masa ini mereka sudah mampu memelihara tanaman
dan hewan liar, Hingga menjadi hewan dan tanaman yang kualitasnya sesuai serta
memenuhi kebutuhan manusia. Filsafat pada abad ke-16 dan 17 merupakan masa
kebangkitan berarti masa untuk menghidupkan kembali kebudayaan klasik dengan
meninggalkan kebudayaan tradisional. Filsafat ilmu pada abad ke 18 dan 19 pada
masa ini kecepatan perkembangan ilmu pengetahuan pada abad-abad berikutnya
benar-benar sangat menakjubkan ilmu pengetahuan empiris, makin mendominasi
ilmu pengetahuan satu penemuan diikuti dengan penemuan lain saling mengisi
penemuan-penemuan di akhir abad 18 didominasi oleh pengetahuan bidang fisika.

2
Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia,( Jakarta: PT bumi aksara, 2013),
hlm. 78-88

7
Tokoh-tokoh fisika, penemuan di bidang kelistrikan dan semuanya itu membuka
jalan bidang ilmu yang lainnya.

Aliran baru dalam lapangan ekonomi, sosial dan alam pikiran terus berkarya
masih adanya hukum-hukum alam dan manifestasinya sebagai hak asasi manusia
timbul aliran falsafah baru yang dipimpin oleh Karl Marx yang dinamakan
dialektika materialisme secara ringkas pandangan-pandangan dan ajaran-ajaran itu
terdapat dalam Manifesto Communist. Filsafat ilmu pada abad ke-20 menurut
Burhanudin. Abad ke-20 merupakan abad percobaan bagi ilmu pengetahuan
perang dunia ke-1 dan perang dunia kedua sebagai seorang sejarah menandai
ketidaksanggupan ilmu pengetahuan yang diambil dirinya. Di sini menunjukkan
bahwa ilmu yang semula tujuannya baik ternyata malah berdampak negatif
bahkan membinasakan manusia. Sebagai contoh penemuan bom atom yang
digunakan pada perang dunia ke-2 telah membinasakan banyak manusia.

Ada tiga teori yang datang di abad ke-20 yang cukup menggelisahkan ilmu
pengetahuan yaitu teori relativitas, teori elektris tentang materi. Dalam abad ke-20
ilmu pengetahuan empiris bertambah banyak dan maju dan ilmu pengetahuan
mulai memasuki kesadaran baru mulai menyadari batas-batas kemampuannya.3

Prinsip Berpikir Ilmiah

1 Objektif: Cara memandang masalah apa adanya, terlepas dari faktor-faktor


subjektif misal : perasaan, keinginan, emosi, sistem keyakinan, otorita . 2 Rasional:
Menggunakan akal sehat yang dapat dipahami dan diterima oleh orang lain.
Mencoba melepaskan unsur perasaan, emosi, sistem keyakinan dan otorita. 3
Logis: Berfikir dengan menggunakan azas logikaruntut konsisten, implikatif.
Tidak mengandung unsur pemikiran yang kontradiktif. Setiap pemikiran logis
selalu rasional, begitu sebaliknya yang rasional pasti logis. 4 Metodologis: Selalu
menggunakan cara dan metode keilmuan yang khas dalam setiap berfikir dan
bertindak misal: induktif, dekutif, sintesis, hermeneutik, intuitif. 5 Sistematis:

3
Susanto, Filsafat Ilmu suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis dan Aksiologis
(Jakarta : PT bumi aksara, 2016), hlm.57-65

8
Setiap cara berfikir dan bertindak menggunakan tahapan langkah prioritas yang
jelas dan saling terkait satu sama lain. Memiliki target dan arah tujuan yang jelas.

C. Metode Ilmiah
Seperti apa prosedur metode ilmiah itu? Bagaimana langkah, teknik dan apa
alat yang dipergunakan dalam metode ilmiah itu? Sebagaimana diulas pada
pembahasan bahwa dalam metode ilmiah mensyaratkan aspek rancangan
penyelidikan, pengolahan, pengumpulan dan penggolongan data survei, analisis,
generalisasi, pengukuran dan perbandingan serta pemeriksaan terhadap hasil
generalisasi. Langkah-langkahnya: 1). Perumusan masalah 2). Penyusunan
kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis 3). perumusan hipotesis 4).
penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang
diajukan itu ditolak atau diterima. Penguasaan metode ilmiah ini secara ketat dan
disiplin harus diterapkan oleh siapapun, agar langkah-langkah penelitian itu jelas,
dapat dipahami dan pada gilirannya teori yang dihasilkannya pun dapat di
pertanggungjawabkan. Semua teori ilmiah harus memenuhi dua syarat utama:

1. Konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan tidak terjadinya


kontradiksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan.

2. Cocok dengan fakta-fakta empiris, sebab teori yang bagaimanapun


konsistensinya sekira tidak didukung oleh pengujian empiris tidak dapat diterima
kebenarannya secara ilmiah.4

Menurut senn (1982 ) mengatakan berpikir ilmiah untuk menghasilkan


metode ilmiah harus menempuh tahapan sebagai berikut: pertama merumuskan
masalah yakni mengajukan pertanyaan untuk dicarikan jawabannya pertanyaan itu
bersifat problematis yaitu mengandung banyak kemungkinan. Jawaban kedua
mengajukan hipotesis yaitu jawaban sementara atau dugaan jawaban dari
pertanyaan yang telah diajukan di atas dugaan jawaban hendaknya mengacu dari
kajian teoritis melalui penalaran deduktif. Tiga melakukan verifikasi data yakni
melakukan pengumpulan data secara empiris, mengolah data dan menganalisis

4
Asep Salahudin, Filsafat Ilmu, ( Depok : PT RajaGrafindo Persada, 2020), hlm. 76-79

9
Untuk menguji kebenaran hipotesis. Apabila proses pengujian dilakukan
berulang-ulang dan kebenaran selalu ditunjukkan melalui fakta maka hipotesis itu
telah menjadi tesis. Empat, menarik kesimpulan yaitu menentukan jawaban
definitif dari setiap masalah yang diajukan secara empiris untuk setiap hipotesis.

Adapun schroeder mengungkapkan metode ilmiah dimulai dari identifikasi


dan perumusan masalah. Setelah masalah di tetapkan dan dibatasi diambil suatu
hipotesis untuk dilakukan pengujian. Berdasarkan hipotesis yang ditetapkan data
dikumpulkan dan diolah lalu dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang telah
ditetapkan dan dari hasil pengujian dapat ditarik kesimpulan sementara. Urutan
langkah yang terdapat dalam penelitian dengan metode ilmiah tidak selalu
sekuensial. Pada suatu langkah tertentu dapat dimungkinkan kembali ke langkah
sebelumnya apabila dirasakan perlu atau harus.

Davis dan Cosenza mengatakan, meskipun tidak ada konsensus tentang


urutan dalam metode ilmiah. Metode ilmiah umumnya memiliki beberapa
karakteristik umum sebagai berikut kritis dan analitis: mendorong suatu kepastian
dan proses penelitian untuk mengidentifikasi masalah dan metode untuk
mendapatkan solusinya. Selanjutnya dikatakan sekarang, suatu penelitian
dikatakan penelitian ilmiah yang baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Menyatakan tujuan secara jelas. 2. Penelitian ilmiah menunjukkan proses


penelitian yang dilakukan secara hati-hati dengan berbasis teori dan rancangan
penelitian yang baik akan menambah kekuatan dari penelitian ilmiah. 3.
Menggunakan landasan teoritis dan metode pengujian data yang relevan. 4.
Mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah teoretis atau berdasarkan
pengungkapan data. 5. Mempunyai kemampuan untuk diuji ulang. 6. Memiliki
data dengan posisi sehingga hasilnya dapat dipercaya tidak ada penelitian yang
sempurna dan ketetapannya tergantung pada keyakinan peneliti yang dapat
diterima umum. 7. Menarik kesimpulan dilakukan secara objektif hasil penelitian
ilmiah akan memberikan hasil dan konklusi yang objektif jika tidak dipengaruhi
oleh faktor subjektif peneliti. 8. Melaporkan hasilnya secara simpel, itu penelitian
ilmiah mempunyai kemudahan di dalam menjelaskan hasil penelitiannya. 9.

10
Temuan penelitian dapat digeneralisasi hasil penelitian ilmiah mampu untuk diuji
ulang dengan hasil yang konsisten dengan waktu objektif dan situasi yang berbeda.

Menurut Umar dalam melakukan riset harus dirumuskan terlebih dahulu


empat hal utama yaitu 1. Riset yang akan dilakukan harus mengikuti metode
ilmiah agar hasilnya ilmiah. 2. Riset ditunjukkan untuk menjawab pertanyaan riset.
Jadi tidak boleh menyimpang ketiga pemahaman atas berapa luas dan dalam
kajian yang akan dilakukan tempat riset harus disesuaikan dengan sumber daya
yang tersedia baik tenaga SDM yang akan terlibat waktu dan biaya yang tersedia,
dukungan teori dan alat ukur yang diperlukan termasuk menggunakan teknologi.

Pertimbangan risiko kemungkinan gagal dan penyimpangan yang dapat saja


terjadi metode riset yang dipilih hendaknya dibuat dengan mempertimbangkan
kondisi di atas dengan tujuan khusus untuk mendukung tujuan riset banyak jenis
metode penelitian ilmiah yang dapat dilakukan baik metode penelitian kualitatif
maupun perpustakaan, tergantung kemampuan peneliti sendiri. Setiap metode
tentu saja memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri. Selanjutnya Umar
memberikan penjelasan dan pertimbangan dalam memilih suatu metode penelitian
ilmiah: 1. pertama metode ilmiah studi kasus menghendaki suatu kajian yang rinci,
mendalam, menyeluruh atas objek tertentu yang biasanya relatif kecil selama
kurun waktu tertentu termasuk lingkungannya. Penelitian bersama dengan
mengambil keputusan harus berusaha menemukan hubungan atas faktor yang
dominan atas permasalahan risetnya.

2. Metode ilmiah survei itu riset yang diadakan untuk memperoleh fakta tentang
gejala atas permasalahan yang timbul kajiannya sampai pada tahap menyelidiki
mengapa gejala itu ada serta menganalisis hubungan atas gejala tersebut. Fakta
yang ada lebih digunakan untuk pemecahan masalah daripada digunakan untuk
pengujian hipotesis.

3. Metode ilmiah pengembangan dengan metode pengembangan berguna untuk


mendapatkan informasi tentang perkembangan suatu objek tertentu dalam kurun
waktu tertentu. Riset pengembangan juga menekankan pada inovasi produk dalam
konteks teknologi pendidikan mengungkapkan hasil penelitiannya ada 3 model

11
penelitian pengembangan yaitu aktivitas pembelajaran di kelas, sistem desain dan
model produk pengembangan pembelajaran5

5
Mukhtar Latif, Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu ( Jakarta: Kencana Frenadamedia,
2014), hlm. 129- 132

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan teori gravitasi dan perhitungan-perhitungan yang dilakukan
Newton dapat di terangkan dasar dari semua lintasan planet dan bulan, pengaruh
pasang air samudra dan lain-lain peristiwa astronomi justru dalam lapangan
ketepatan teori gravitasi makin menyakinkan sehingga tidak ada lagi yang tidak
percaya tentang adanya gravitasi ini. Pertemuan ketiga yang mendasari ilmu alam
adalah pemeriksaan Newton mengenai cahaya dan lazim disebut optika dengan
mempertimbangkan bahwa cahaya masuk melalui lensa sedangkan bagian lensa
mendekati bentuk prisma.

Pada masa sesudah Newton berkembang ilmu selanjutnya adalah berupa ilmu
kimia jika pada masa Newton ilmu yang berkembang adalah matematika, fisika,
dan astronomi. Pada periode selanjutnya ilmu kimia menjadi kajian yang amat
menarik. Ilmu kimia tidak mulai dengan logika, axsioma ataupun deduksi. Semua
permulaan ilmu kimia praktis berdasarkan percobaan-percobaan yang hasilnya
kemudian ditafsirkan pada permulaannya semua percobaan bersifat kualitatif.

Ada tiga teori yang datang di abad ke-20 yang cukup menggelisahkan ilmu
pengetahuan yaitu teori relativitas, teori elektris tentang materi. Dalam abad ke-20
ilmu pengetahuan empiris bertambah banyak dan maju dan ilmu pengetahuan
mulai memasuki kesadaran baru mulai menyadari batas-batas kemampuannya.

pada pembahasan bahwa dalam metode ilmiah mensyaratkan aspek


rancangan penyelidikan, pengolahan, pengumpulan dan penggolongan data survei,
analisis, generalisasi, pengukuran dan perbandingan serta pemeriksaan terhadap
hasil generalisasi. Langkah-langkahnya: 1). Perumusan masalah 2). Penyusunan
kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis 3). perumusan hipotesis 4).
penarikan kesimpulan yang merupakan penilaian apakah sebuah hipotesis yang
diajukan itu ditolak atau diterima.

13
DAFTAR PUSAKA
Bakhtiar Amsal, 2014. Filsafat Ilmu. Jakarta : PT RajaGrafindo persada.

Surajiyo, 2013. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: PT


bumi aksara.

Susanto, 2016. Filsafat Ilmu suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis,


Epistemologis dan Aksiologis. Jakarta : PT bumi aksara.

Salahudin Asep ,2020. Filsafat Ilmu. Depok : PT RajaGrafindo Persada.

Latif Mukhtar, 2014. Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu. Jakarta:


Kencana Frenadamedia.

14

Anda mungkin juga menyukai