TENTANG
TUJUAN DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN PAI
DI SEKOLAH & MADRASAH
Ditulis oleh:
RAFEL SATRIA
21010049
ZULPAN
21010060
Dosen Pengampu:
Dr. Romi Yilhas.N,SS. M.A
Tim Penulis
Kelompok 4 (Empat)
i
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II .....................................................................................................................3
PEMBAHASAN .....................................................................................................3
PENUTUP ............................................................................................................ 11
A. Kesimpulan .......................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya tujuan pendidikan merupakan hal yang dominan dalam
pendidikan, sesuai dengan ungkapan Breiter bahwa Pendidikan adalah persoalan
tujuan dan fokus, belajar itu mempunyai tujuan agar peserta didik dapat
meningkatkan kualitas hidupnya sebagai individu maupun sebagai makhluk
sosial1.
Kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan
peserta didik, maka mata pelajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan
peserta didik dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dikembangkan dan
diapresiasi. Berdasarkan mata pelajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat
ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Guru sendiri adalah sumber
utama tujuan bagi peserta didik, dan dia harus mampu menulis dan memilih
tujuan-tujuan pendidikan yang bermakna, dan dapat terukur2. Oleh karena itu
tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang harus dipertimbangkan
dalam merencanakan pembelajaran, sebab segala kegiatan pembelajaran
muaranya pada tercapainya tujuan pembelajaran tersebut.
Dan juga dalam kehidupan sehari-hari setiap orang pasti menghadapi
berbagai masalah mulai dari masalah yang paling sederhana sampai dengan
masalah yang paling rumit dan kompleks. Masalah yang rumit dan kompleks
merupakan tantangan potensial yang harus dipecahkan oleh orang yang
menghadapi masalah rumit dan kompleks, dia akan berusaha secara sungguh-
sungguh untuk memecahkannya. Dengan melihat dan menganalisis situasi dan
kondisi suatu masalah dan tujuan yang hendak dicapainya, seseorang dapat
menggunakan atau mencari cara atau pendekatan yang dapat dimungkinkan untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya. untuk menerapkan suatu pendekatan
dalam memecahkan suatu masalah di samping pendekatan yang digunakan untuk
1
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, 136.
2
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), 76.
1
memecahkan masalah itu, juga bergantung pada persepsi tentang masalah yang
dihadapi3.
Pendekatan dalam pendidikan Islam merupakan suatu proses, perbuatan
dan cara mendekati peserta didik dan mempermudah pelaksanaan pendidikan
Islam itu sendiri. Dalam proses pembelajaran yang berlangsung pasti akan
didukung oleh pendekatan pembelajaran, karena dalam pembelajaran, apabila
sudah menggunakan sistem diatas maka komponen-komponen pendidikan akan
berjalan dengan baik, khususnya pendidikan Islam baik secara efektif dan efisien.
Dalam pembelajaran tujuan dan pendekatan tidak bisa dipisahkan karena kedua
unsur ini saling berkaitan tidak mungkin bisa mencapai tujuan apabila tidak ada
pendekatan pembelajaran dan begitu pula sebaliknya. Dilihat dari permasalahan
diatas, maka penulis membuat makalah ini dengan judul “Tujuan Dan Pendekatan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah & Madrasah.”
B. Rumusan Masalah
1. Apa Tujuan Pembelajaran PAI di Sekolah dan Madrasah?
2. Bagaimana Pendekatan Pembelajaran PAI di Sekolah dan Madrasah?
3. Apa Macam-Macam Pendekatan Pembalajaran PAI?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui Tujuan Pembelajaran PAI di Sekolah dan Madrasah
2. Untuk mengetahui Pendekatan Pembelajaran PAI di Sekolah dan
Madrasah serta macam-macamnya
3
Dr. H. Muhammad Basir, M.Pd, Pendekatan Pembelajaran, 2.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan agama merupakan salah satu dari tiga subyek pelajaran yang
harus dimasukkan dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan formal di
Indonesia. Hal ini karena kehidupan beragama merupkan salah satu dimensi
kehidupan yang diharapkan dapat terwujud secara terpadu4. Dalam bahasa
Indonesia, istilah pendidikan berasal dari kata “`didik” dengan memberinya
awalan “pe” dan akhiran “an”, mengandung arti “perbuatan” (hal, cara atau
sebagainya). Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani
“paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini
kemudian ditejemahkan dalam bahasa Inggris “education” yang berarti
pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab pengertian pendidikan, sering
digunakan beberapa istilah antara lain, al-ta’lim, al-tarbiyah, dan al-ta’dib, al-
ta’lim berarti pengajaran yang bersifat pemberian atau penyampaian pengetahuan
dan ketrampilan. Al-tarbiyah berarti mengasuh mendidik dan al-ta’dib lebih
condong pada proses mendidik yang bermuara pada penyempurnaan akhlak/moral
peserta didik5.
4
Chabib Thoha, dkk, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999) 1
5
Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam (Jakarta : Gaya Media
Pratama, 2001) 86-88
3
manusia dengan Allah Ta’ala, diri sendiri, sesama manusia, makhluk
lainnyamaupun lingkungannya (hablun minallah wa hablun minannas)6.
2. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti
ada yang dibimbing, diajari dan/atau dilatih dalam peningkatan keyakinan,
pemahaman, penghayatan, dan pengamalan terhadap ajaran Islam.
6
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan ....Op. Cit. 130
7
Muhaimin et, al., Paradigma.... Op. Cit. 76
4
1) To gain knowledge, comprehension, or mastery of through experience or study;
2) To fix in the mind or memory; memorize; 3) To acquire trough experience; 4)
To become in forme to find out.
Dari beberapa definisi yang telah diuraikan tadi, belajar dapat dipahami
sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relativ menetap
sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif.
8
Fudyartanto, Ki RBS, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jogjakarta: Global
Pustaka ilmu. 2002), 21.
9
UU RI No. 20 tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2006),
5.
10
Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 57.
5
Menurut Meril, Pembelajaran merupakan kegiatan dimana seseorang
secara sengaja diubah dan dikontrol dengan maksud agar bertingkah laku atau
bereaksi terhadap kondisi tertentu11.
Proses pembelajaran adalah sebuah upaya bersama antara guru dan peserta
didik untuk berbagi dan mengolah informasi dengan tujuan agar pengetahuan
yang terbentuk ter-“internalisasi” dalam diri peserta pembelajaran dan menjadi
landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan. Maka kriteria keberhasilan
sebuah proses pembelajaran adalah munculnya kemampuan belajar berkelanjutan
secara mandiri.
11
Muhaimin .et.al, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Islam di
Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), 164.
12
Suti’ah, Buku ajar Teori Belajar dan Pembelajaran, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2003),
8.
13
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2006), 61.
6
lingkungan dengan tujuan terbentuknya kematangan emosional. Ketiga aspek
tersebut bila dapat dijalankan dengan baik akan membentuk kemampuan berfikir
kritis dan munculnya kreatifitas
14
Muhaimin, Peradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 183.
15
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, 135.
7
tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah
pendidikan tertentu16 .
Adapun tujuan utama atau pokok dari Pendidikan Agama Islam yaitu
mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa. Dengan kata lain, tujuan Pendidikan
Agama Islam sejalan dengan misi Islam sendiri, yaitu: mempertinggi nilai-nilai
akhlak, sampai mencapai tingkat akhlak alkarimah.17
16
Armai Arief Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002),
18- 19.
17
Jalaludin dan Usman Sa’id, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1994), 30.
8
kegiatan pendidikan, metode berfungsi sebagai cara mendidik, maka pendekatan
berfungsi sebagai alat bantu agar penggunaan metode tersebut mengalami
kemudahan dan keberhasilan. Selain metode-metode memiliki peranan penting
dalam kegiatan pendidikan Islam, pendekatan-pendekatan juga menempati posisi
yang berarti pula untuk memantapkan penggunaan metode-metode tersebut dalam
proses pendidikan, terutama proses belajar mengajar. Pendekatan dalam
pendidikan Agama Islam merupakan suatu cara untuk mempermudah dalam
kelangsungan belajar mengajar. Sehingga tercapai tujuan pendidikan yang
diharapkan dan lebih bisa menunjukkan keberhasilan pendidikan anak didik yang
berdasarkan skill yang dimilikinya.
Macam-Macam Pendekatan Dalam Pendidikan Agama Islam di Sekolah dan
Madrasah
Pendekatan pendidikan agama Islam yang seharusnya dipahami dan
dikembangkan oleh para pendidik di sekolah dan madrasah adalah meliputi:
1. pendekatan psikologis yang tekanannya diutamakan pada dorongan-
dorongan yang bersifat persuasif dan motivatif, yaitu suatu dorongan yang
mampu menggerakan daya kognitif (mencipta hal-hal baru), konotatif (daya
untuk berkemauan keras), dan afektif (kemampuan yang menggerakkan
daya emosional).18 ketiga daya psikis tersebut dikembangkan dalam ruang
lingkup penghayatan dan pengamalan ajaran agama di mana faktor-faktor
pembentukan kepribadian yang berproses melalui individualisasi dan
sosialisasi bagi hidup dan kehidupannya menjadi titik sentral
perkembangannya.
2. pendekatan sosial-kultural ,yang ditekankan pada usaha pengembangan
sikap pribadi dan sosial sesuai dengan tuntutan masyarakat, yang
berorientasi kepada kebutuhan hidup yang semakin maju dalam berbudaya
dan berperadaban. Hal ini banyak menyentuh permasalahan-permasalahan
inovasi ke arah sikap hidup yang alloplastis (bersifat membentuk
lingkungan sesuai dengan ide kebudayaan modern yang dimilikinya),
18
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai
Pustaka, 1999, h. 218
9
bukannya bersifat auto plastis (hanya sekedar menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang ada)
3. pendekatan religi,yakni suatu pendekatan yang membawa keyakinan (aqidah)
dan keimanan dalam pribadi anak didik yang cenderung ke arah
komprehensif intensif dan ekstensif (mendalam dan meluas). Pandangan
yang demikian, terpancar dari sikap bahwa segala, ilmu pengetahuan itu
pada hakikatnya adalah mengandung nilai-nilai ke- Tuhanan. Sikap yang
demikian harus di internalisasikan (dibentuk dalam pribadi) dan
dieksternalisasikan (dibentuk dalam kehidupan di luar diri pribadinya).
4. pendekatan historis, yang ditekankan pada usaha pengembangan
pengetahuan, sikap dan nilai keagamaan melalui proses kesejarahan. Dalam
hubungan ini penyajian serta faktor waktu secara kronologis menjadi titik
tolak yang dipertimbangkan dan demikian pula faktor keteladanan
merupakan proses identifikasi dalam rangka mendorong penghayatan dan
pengamalan agama.19
5. pendekatan komparatif, yaitu pendekatan yang dilakukan dengan
membandingkan suatu gejala sosial keagamaan dengan hukum agama yang
ditetapkan selaras dengan siatuasi dan zamannya. Pendekatan komparatif ini
sering diwujudkan dalam bentuk komparatif studi, baik di bidang hukum
agama maupun juga antara hukum agama itu sendiri, dengan hukum lain
yang berjalan, seperti hukum adat, hukum pidana/perdata, dan lain-lain.
6. pendekatan filosofis, yaitu pendekatan yang berdasarkan tinjauan atau
pandangan falsafah. Pendekatan demikian cenderung kepada usaha
mencapai kebenaran dengan memakai akal atau rasio. Pendekatan filosofis
sering dipergunakan sekaligus dengan pola berpikir yang rasional dan
membandingkan dengan pendapat-pendapat para ahli filsafat dari berbagai
kurun zaman tertentu beserta aliran filsafatnya.
19
Ibid hal. 219
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan Pembelajaran PAI dapat diartikan sebagai upaya membuat peserta
didik dapat belajar, terdorong belajar, mau belajar dan tertarik untuk terus
menerus mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam kurikulum agama Islam
sebagai kebutuhan peserta didik secara menyeluruh yang mengakibatkan beberapa
perubahan yang relatif tetap dalam tingkah laku seseorang baik dalam kognitif,
afektif dan psikomotorik.
Pemaknaan pembelajaran pendidikan agama Islam merupakan bimbingan
menjadi muslim yang tangguh dan mampu merealisasikan ajaran Pendidikan
Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi insan kamil.
Untuk itu penanaman Tujuan Pembelajaran PAI sangat penting dalam
membentuk dan mendasari peserta didik. Dengan penanaman tujuan pembelajaran
PAI sejak dini diharapkan mampu membentuk pribadi yang kokoh, kuat dan
mandiri untuk berpedoman pada agama Islam.
Sedangkan pendekatan pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses,
perbuatan, dan cara mendekati serta mempermudah pelaksanaan pendidikan. Jika
dalam kegiatan pendidikan, metode berfungsi sebagai cara mendidik, maka
pendekatan berfungsi sebagai alat bantu agar penggunaan metode tersebut
mengalami kemudahan dan keberhasilan. Selain metode-metode memiliki peranan
penting dalam kegiatan pendidikan Islam, pendekatan-pendekatan juga
menempati posisi yang berarti pula untuk memantapkan penggunaan metode-
metode tersebut dalam proses pendidikan, terutama proses belajar mengajar.
11
DAFTAR PUSAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Nur Ubhiyati, 1997 Ilmu Pendidikan Islam II. Bandung : CV. Pustaka Setia.
H. Abudin Nata, 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama.
Arief Armai, 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta :
Ciputat Press.
Hamalik, Oemar, 2011. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Suti’ah, 2003. Buku ajar Teori Belajar dan Pembelajaran. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Jalaludin dan Usman Sa’id, 1994. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.
12