Anda di halaman 1dari 15

HAKIKAT METODE DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas rutin mata kuliah Filsafat Pendidikan
Islam

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Al Rasyidin, M.Ag.

DISUSUN OLEH :

Rizky Amalia Syahraini (0301182136)

Sri Rejeki Ilmi (0301182291)

Wan Intan Kurnia Sari (0301182115)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga Tugas makalah Filsafat Pendidikan
Islam tentang Hakikat Peserta Didik dalam Pendidikan Islam. Makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam.

Penulis berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu


menyelesaikan tugas ini, dan salah satunya ada dosen pengampu mata kuliah
Filsafat Pendidikan Islam yaitu Bapak Prof. Dr. Al Rasyidin, M.Ag. dan juga kepada
teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam membantu menyelesaikan tugas
makalah ini.

Terakhir penulis berharap makalah ini bermanfaat dan dapat menambah


wawasan pengetahuan bagi semua pembaca. Penulis mohon maaf apabila terdapat
kekurangan dalam makalah ini, Penulis sangat mengharapkan tanggapan, kritik, dan
saran dari pembaca.

Medan, 28 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3

A. Pengertian Metode Pendidikan Islam .............................................. 3


B. Dasar-dasar Metode Pendidikan Islam ............................................ 5
C. Prinsip-prinsip Metode Pendidikan Islam ......................................... 7
D. Karakteristik Metode Pendidikan Islam ............................................ 9
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 11
A. Kesimpulan ...................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan Islam merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa
komponen penting yang saling berhubungan. Diantara komponen yang ada dalam
sistem tersebut adalah metode. Pengkajian terhadap metode yang seharusnya
menjadi bhan diskusi yang tetap aktual serta menarik, sebab metode turut
menentukan berhasil atau tidaknya proses pendidikan yang dilaksanakan dalam
mencapai tujuan. Untuk itu, metode harus dikembangkan secara dinamis sesuai
dengan kebutuhan dan tuntunan zaman.1

Filsafat Pendidikan Islam pada hakikatnya adalah konsep berfikir tentang


kependidikan yang bersumber atau berlandaskan atas ajaran agama islam, tentang
bagaimana kemampuan manusia untuk dapat dibina dan dikembangkan serta
dibimbing menjadi manusia muslim yang seluruh pribadinya dijiwai oleh ajaran islam
itu sendiri, serta mengapa manusia harus dibina menjadi hamba Allah yang
berkepribadian demikian, sarana dan upaya apa sajakah yang dapat mengantarkan
pencapaian cita-cita tersebut.

Filsafat pendidikan sangat penting untuk dipelajari karena cabang ini yang
akan membawa islam pada masa kejayaan. Dari filsafat pendidikan islam lahirlah
pendidikan yang ideal. Yang demikian tidak hanya berorientasi jasmani dan akal,
tetapi juga ruhaninya. Para pendidik wajib memepelajari ini

Oleh karena itu, pada makalah ini penulis akan membahas hakikat metode
dalam filsafat pendidikan islam. Yang mana metode dalam pendidikan atau
pengajaran, metode yang dipergunakan dalam pendidikan islam baik Dasar dari
metode tersebut, serta karakteristik metode pendidikan islam.

1
Salminawati SS, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2011), hlm, 150

1
B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah pada makalah ini ialah:

1. Apa pengertian Metode Pendidikan Islam?


2. Apa Dasar-dasar Metode Pendidikan Islam?
3. Apa saja Prinsip Metode Pendidikan Islam?
4. Apa saja Karakteristik Metode Pendidikan Islam?

C. Tujuan

Adapun Tujuannya:

1. Untuk mengetahui pengertian Metode Pendidikan Islam


2. Untuk Mengetahui Dasar-dasar Metode Pendidikan Islam
3. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip Pendidikan Islam
4. Untuk mengetahui Karakteristik Metode Pendidikan Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pendidikan Islam


Metode berasal dari dua kata yaitu meta dan hados. Meta artinya “Melalui”,
sedangkan hodos berarti “jalan atau cara”.2 Jadi, metode dapat dipahami sebagai
jalan yang harus ditempuh atau dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini
jika kita kaitkan dengan Pendidikan, maka metode adalah jalan atau cara yang
ditempuh untuk mencapai tujuan pendidikan.
Terdapat dalam bahasa Arab, kata metode diungkapkan dalam berbagai kata.
Terkadang digunakan dengan kata al-thariqah, manhaj, atau al-wasilah. Al-Thariqah
berarti jalan, manhaj yakni sistem, sedangkan al-wasilah berarti perantara atau
mediator. Namun, yang lebih dekat dengan dengan metode adalah al-Thariqah
istilah Thariqah yang berarti jalan, cara, sistem, langkah-langkah strategis yang
dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan dengan
pendidikan maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam
rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima
pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik.3
Dari berbagai pendekatan kebahasaan tersebut tampak bahwa metode lebih
menunjukkan kepada jalan dalam bentuk ide-ide yang mengacu kepada cara yang
mengantarkan seseorang untuk sampai tujuan yang di inginkan. Namun, secara
terminologis kata metode bisa membawa kepada pengertian yang beragam sesuai
dengan konteks. Sehubung dengan hal tersebut, Ahmad Tafsir secara umum
membatasi bahwa metode pendidikan adalah semua cara yang digunakan dalam
upaya mendidik.4
Dalam pengertian umum, metode diartikan cara mengerjakan sesuatu, cara
itu mungkin tidak baik. Baik dan tidaknya sesuatu metode banyak bergantung
kepada beberapa faktor. Faktor-faktor itu mungkin berupa “situasi dan kondisi”,
menggunakan metode itu sendiri yang kurang memahami penggunaannya atau tidak
sesuai dengan seleranya, atau secara objektif metode itu kurang cocok dengan
kondisi dari objek. Juga mungkin karena metodenya sendiri yang secara intrinsik

2
Fachruddin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. (Medan: IAIN Press, 2003), hlm, 35
3
Heris Hermawan, Filsafat Pendidikan Islam, (direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2009), hlm, 234
4
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 1992), hlm, 131

3
tidak memenuhi persyaratan sebagai metode, hal itu semua sangat bergantung
kepada metode yang diciptakan di satu pihak dan pada sasaran yng akan dikerjakan
dengan metode itu di lain pihak.5
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode
merupakan jalan yang dapat digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, agar
peserta didik mudah memahami materi yang diampaikan oleh guru tersebut serta
dapat memudahkan dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan dari
pembelajaran tersebut.
Dalam pendidikan yang diterapkan dibarat, metode pendidikan hampir
sepenuhnya tergantung kepada kepentingan peserta didik. Pendidik hanya bertindak
sebagai motivator, stimulator, ataupun hanya sebagai instruktur. Sistem ini
cenderung meletakkan peserta didik sebagai pusat (child centre) pendidikan dan
menghargai adanya perbedaan individu para peserta didik. Hal ini menyebabkan
pendidik hanya merangsang dan mengarahkan peserta didikuntuk belajar dan diberi
kebebasan untuk mengembangkan pembelajaran. Sedangkan pembentukan
karakter hampir kurang menjadi perhatian pendidik. Dampak dari penerapan metode
tersebut, menyebabkan pendidikan kurang membangun watak dan kepribadian
peserta didik, terutama bila dihubungkan dengan fenomena yang timbul di
masyarakat, dimana pendidik semakin tidak dihormati oleh peserta didik.
Batasan ini memperlihatkan perbedaan besar antara metode pendidikan
Islam (yang dianggap sebagai metode pendidikan tradisional) dengan metode
pendidikan Barat (yang dianggap sebagai metode modern). Metode pendidikan
Islam sangat menghargai kebebasan individu, selama kebebasan tersebut sejalan
dengan fitrah-Nya. Akan tetapi sebaliknya, pendidik harus bertanggung jawab dalam
membentuk karakter peserta didiknya. Pendidik tidak boleh duduk, ketika peserta
didiknya memilih jalan yang salah.6

Perlu dipahami bahwa penggunaan metode dalam pendidikan islam pada


prinsipnya adalah pelaksanaan sikap hati-hati dalam pekerjaan mendidik dan
mengajar. Hal ini mengingat bahwa sasaran pendidikan islam adalah manusia yang
telah memiliki kemampuan dasar untuk dikembangkan. Sikap kurang hati-hati akan
berakibat fatal sehingga mungkin saja kemampuan dasar yang telah dimiliki peserta

5
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm, 89
6
Ramaliyus dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), hlm, 115

4
didik itu tidak akan berkembang secara wajar, atau pada tingkat paling fatal dapat
menyalahi hukum-hukum dan arah perkembangannya sebagaimana telah digariskan
oleh Allah SWT. Untuk itusangat dibutuhkan pengetahuan yang utuh untuk
mengenai jati diri manusia dalam rangka membawa dan mengarahkannya untuk
memahami realitas diri, Tuhan alam semesta, sehingga ia dapat menemukan esensi
dirinya dalam lingkaran realitas itu.

B. Dasar-dasar Metode Pendidikan Islam

Dasar-dasar metode pendidikan islami adalah Al-Qur’an dan Hadits. Pada


dasarnya, bila ditelaah secara cermat, dalam Al-Qur’an dan hadits banyak dijumpai
metode pendidikan yang bisa digunakan dalam membelajarkan peserta didik
mencapai tujuan pendidikan islami.Secara spesifik, metode pendidikan tersebut
relevan dengan konsepsi Islam tentang manusia sebagai makhluk dwi dimensi, yang
terdiri dari jism dan ruh dan konsepsi Islam tentang cara kedatangan ilmu
pengetahun kedalam diri manusia. Karena itu, metode pendidikan islami adalah
metode pendidikan yang mengakomodir kedirian manusia dan cara sampainya ilmu
ke dalam diri mereka.

Untuk memudahkan peserta didik dalam menalar al-‘ilm yang ditarbiyah, di


ta’lim, atau dita’dibkan ke dalam diri mereka, idealnya para pendidik memilih dan
menerapkan metode pendidikan yang dapat atau memungkinkan peserta didik
mencapai hal itu. Dalam konteks ini, pertimbangan utama yang harus di ingat para
pendidik bahwa pemilihan dan penggunaan suatu metode adalah untuk
menghantarkan peserta didik pada kemampuan melakukan penalaran yang sehat
dan cerdas terhadap seluruh tanda-tanda kekuasaan Allah (al-Ayah), sehingga
mereka berkemampuan bersyahadah terhadap-Nya. Dalam hal ini, diantara metode
pendidikan yang dapat digunakan adalah metode membaca (iqra’), metode dialog,
diskusi, musyawarah, metode perdebatan (mujadalah), metode mengajukan
pertanyaan, metode perumpamaan (amsal), metode perbandingan), metode
perenungan, metode analogi (qiyas), dan metode lainnya yang dapat membantu
peserta didik melakukan penalaran yang sehat dan cerdas terhadap seluruh tanda-
tanda kekuasaan Allah (al-Ayah), baik yang terdapat di alam semesta maupun pada
diri mereka sendiri.

5
Untuk memudahkan peserta didik dalam mensucikan jiwa dengan al-‘Ilm yang
ditarbiyah, di ta’lim atau dita’dib ke dalam diri mereka, para pendidik juga harus arif
dalam memilih dan menerapkan metode yang relevan untuk itu. Dalam konteks ini,
diantara metode tersebut ialah metode pemeliharaan jiwa, metode pensucian jiwa
(tazkitah al-nafs), metode pemberian nasehat (mau’izah), metode intropeksi atau
evaluasi diri (muhasabah al-nafs), metode pemberian peringatan, metode qishah,
dan metode lainnya yang dapat atau memungkinkan untuk mengantarkan peserta
didik agar berkemampuan mensucikan jiwa dengan al-‘Ilm yang ditarbiyah, di ta’lim
atau dita’dibkan pendidik ke dalam diri mereka.

Kemudian, untuk membantu peserta didik dalam mendisiplinkan jasmaninya


dengan al-Ilm yang ditarbiyah, di ta’lim atau dita’dibkan ke dalam diri mereka, para
pendidik idealnya harus mampu dalam memilih dan menerapkan metode yang
relevan untuk itu. Dalam konteks ini, metode-metode pendidikan islami yang dapat
digunakan guru diantaranya adalah metode latihan, metode pembiasaan, metode
demonstrasi, metode pemberian nasehat, metode rihlh ilmiah, dan metode lainnya
yang dapat mendisiplinkan jasmaninya dengan al-‘Ilm yang ditarbiyah, di ta’lim atau
dita’dibkan para pendidik ke dalam diri mereka.

Pemilihan dan penerapan metode harus mempertimbangkan beberapa hal


berikut:

1. Tujuan dan target pembelajaran yang ingin dicapai


2. Ruang lingkup dan urutan materi/bahan pembelajaran
3. Pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik
4. Kebutuhan dan karakteristik peserta didik
5. Motivasi/minat peserta didik
6. Kemampuan peserta didik dalam melakukan sesuatu
7. Ukuran kelas dan suasana lingkungan pembelajaran
8. Alokasi waktu atau jam pembelajaran yang tersedia
9. Kemampuan pendidik
10. Sarana dan fasilitas pembelajaran yang tersedia.7

7
Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islami, (Bandung: Citapustaka, 2019), hlm, 179

6
Untuk memilih dan menetapkan penggunaan suatu metode dalam
pembelajaran, seorang pendidik Muslim perlu memperhatikan dasar-dasar umum
yang menjadi landasan penggunaan metode tersebut. Dalam hal ini al-Syaibany8
memaparkan empat dasar metode pendidikan islami, yaitu:

1. Dasar agama, yaitu merujuk atau menjadikan Al-Qur’an sebagai landasan


atau dasar pertimbangan dalam memilih dan menetapkan metode yang
digunakan dalam pembelajaran. Setelah itu baru kemudian menggnakan
sumber-sumber lain dengan berbagai cabangnya dan dari peninggalan serta
praktik orang-orang shlih terdahulu.
2. Dasar biologis, yaitu landasan atau pertimbangan yang didasarkan pada
keadaan dan kebutuhan jasmani peserta didik serta tingkat perkembangan
dan usia mereka.
3. Dasar Psikologis, yaitu pertimbangan terhadap sejumlah kekuatan psikologis,
seperti motivasi, kebutuhan, emosi, minat, sikap, keinginan, kesediaan, bakat-
bakat, dan kecakapan intektual peserta didik.
4. Dasar sosial, yaitu mempertimbangkan latar sosial lingkungan peserta didik,
termasuk nilai-nilai dan tradisi-tradisi yang berlaku di masyarakat dalam
memilih dan menetapkan metode pembelajaran.

C. Prinsip Metode Pendidikan Islam


Dalam penggunaannya, metode pendidikan Islam perlu memperhatikan
prinsip-prinsip yang mampu memberikan pengarahan dan petunjuk tentang
pelaksanaan metode pendidikan tersebut. Dengan prinsip ini nantinya metode
pendidikan Islam dapat berjalan dengan efektif dan efisien dengan tidak
menyimpang dari tujuan semula pendidikan Islam. Oleh karena itu seorang pendidik
perlu memperhatikan prinsip-prinsip nmetode pendidikan., sehingga pendidik
mampu menerapkanmetode yang pas dan cocok sesuai dengan kebutuhannya.
Diantara prinsip-prinsip dalam memilih metode pendidikan adalah:9

a. Prinsip Kemudahan

8
Omar Mohammad al-Thoumy al-Syaibany, Falsafah, hlm 561
9
Ramaliyus dan Samsul Nizar, Op.cit, hlm, 220

7
Metode pendidikan yang dapat digunakan pendidik pada dasarnya
adalah menggunakan sebuah cara yang memberikan terhadap peserta didik
untuk menerapkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sekaligus
mengidentifikasi dirinya dengan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan keterampilan
tersebut. Dalam menggunakan metode pendidikan, seorang pendidik
hendaknya memformulasikan metode yang tidak membuat peserta didik
menjadi jenuh dan bosan ataupun tertekan dengan materi-materi yang sulit,
sementara peserta didik belum memiliki bekal yang cukup untuk memahami
materi yang diberikan.
b. Prinsip Berkesinabungan
Berkesinabungan menjadi prinsip metode pendidikan Islam, karena
dengan asumsi bahwa pendidikan Islam adalah sebuah proses yang akan
berlangsung terus-menerus. Untuk itu, dalam menggunakan metode
pendidikan, seorang pendidik perlu memperhatikan kesinabungan
pelaksanaan pemberian materi. Metode pendidikan yang digunakan oleh
pendidik pada waktu yang lalu merupakan landasan dan pijakan metode yang
akan digunakan. Sementara yang sekarang dipakai menjadi dasar
perencanaan bagi metode berikutnya, demikian seterusnya. Dengan
beraneka metode yang saling berkesinabungan tersebut, dimungkinkan
materi pendidikan dan pengajaran dapat berjalan dengan sistematis dan
gambling. Oleh karena itu, setelah menggunakan metode tertentu, seorang
pendidik perlu memperhatikan letak kekurangan dan kelemahan metode yang
digunakan sebelumnya untuk memformulasikan metode yang lebih baik pada
pelaksanaan proses pembelajaran selanjutnya.
c. Prinsip Fleksibel
Metode pendidikan Islam harus menggunakan dengan prinsip fleksibel dan
dinamis. Sebab, dengan kelenturan dan kedinamisan metode tersebut,
pemakaian metode tidak hanya menonton dengan satu macam metode.
Seorang pendidik mampu memilih salah satu dari berbagai alternatif yang
ditawarkan oleh pakar yang dianggapnya cocok dan sesuai dengan materi,
multi kondisi peserta didik, sarana dan prasarana, situasi dan kondisi
lingkungan, serta tujuan yang ingin dicapai. Dengan memperhatikan prinsip
felksibelk dan dinamis dalam pemilihan sebuah metode, diharapkan akan
muncul metode-metode yang realtif baru dari para pendidik Islam. Prinsip
8
kelenturan dan kedinamisan ini, memberikan peluang yang sangat luas bagi
para pendidik untuk mengembangkan metode yang sudah ada.

D. Kakteristik Metode Pendidikan Islam


Karakteristik metode pendidikan islam tentunya harus sesuai dengan
karakteristik sistem pendidikan islam itu sendiri. Karakteristik yang paling menonjol
adalah pendidikan islam berdasarkan kepada Al-Qur’an dan sunnah serta
pendidikan islam sarat nilai (full value) bukan bebas nilai. Maka metode pendidikan
yang diterapkan dan dikembangkan harus berlandaskan kepada Al-Qur’an dan
Sunnah serta sarat akan nilai yang sesuai dengan sumber islam itu sendiri.
Nizar dan al-Rasyidin merumuskan ada delapan yang menjadi karakteristik
metode Pendidikan Islam, Yaitu:
1. Keseluruhan proses penerapan metode Pendidikan Islam mulai
pembentukannya, penggunaannya sampai pada pengembangannya tetap
didasarkan pada nilai-nilai asasi Islam sebagai ajaran yang universal.
2. Proses pembentukan, penerapan dan pengembangannya tetap tidak dapat
dipisahkan dengan konsep al-akhlak al-karimah sebagai tujuan tertinggi dari
Pendidikan Islam.
3. Metode Pendidikan Islam memiliki sifat luwes dan fleksibel dalam artian
senantiasa membuka diri dan dapat menerima perubahan sesuai dengan
situasi dan kondisi yang melingkupi proses ke Pendidikan Islam tersebut, baik
dari segi peserta didik, pendidik, materi pelajaran, dan lain-lain.
4. Metode Pendidikan Islam harus berusaha sungguh-sungguh untuk
menyeimbangkan antara teori dan praktek.
5. Metode Pendidikan Islam dalam penerapannya, Metode menekankan
kebebasan peserta didik untuk berkreasi dan mengambil prakarsa dalam
batas-batas kesopanan dan al-akhlak al-karimah.
6. Dari segi pendidik, metode Pendidikan Islam lebih menekankan nilai-nilai
keteladanan dan kebebasan pendidik dalam menggunakan serta
mengkombinasikan berbagai metode pendidikanyang ada dalam mencapai
tujuan pengajarannya.
7. Metode Pendidikan Islam dan penerapannya berupaya menciptakan situasi
dan kondisi yang memungkinkan terciptanya interaksi edukatif yang kondusif.

9
8. Metode Pendidikan Islam merupakan usaha untuk memudahkan proses
pengajaran dalam mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.10

Dalam konteksnya dengan pengembangan metode Pendidikan Islam, Mulkan


telah mendeskripsikan beberapa petunjuk Al-Qur’an sebagai rujukan pengembangan
metode Pendidikan Islam, antara lain:11
a. Alalh SWT menyuruh hamba-Nya untuk mencontoh Rasulullah, sebab
sesungguhnya didalam diri Rasulullah tempat teladan yang baik (Q.S. Al-
Azhab/33: 21).
b. Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk menyeru manusia ke jalan
Tuhan dengan hikmah, pengajaran yang baik dan argumentasi yang dapat
dipertanggung jawabkan (Q.S An-Nahl/16: 125).
c. Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk mengembangkan sikap arif dan
bijaksana dalam melakukan dan meyelesaikan suatu aktivitas (berdiskusi
atau bermusyawarah) serta bertawakal kepada-Nya (Q.S. Ali Imran: 3/159,
As-Syura /42: 38).
d. Manusia diperintahkan untuk melakukan eksplorasi di muka bumi dan
memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan
Aallah SWT. (Q.S . Al-An’aam /6: 11).

10
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm, 44
11
Salminawati SS, Op.cit, hlm, 154

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Metode dalam pendidikan islam ini ialah suatu cara atau jalan yang ditempuh
atau dilakukan oleh pendidik, agar peserta didik lebih mampu memahami
materi yang disampaikan serta terciptanya suatu tujuan dari pendidikan itu
sendiri.
2. Terdapat empat dasar dalam metode pendidikan islam menurut al-syaibany,
yang pertama dasar agama yang mana pada dasar ini merujuk pada Al-
Qur’an dan Hadits, dimana di dalam Al-Qur’an terdapat beberapa metode
yang bisa digunakan untuk para pendidik. Seperti metode Qishah, metode
tanya jawab dan lainnya. Yang kedua dasar biologis yakni melihat dari segi
perkembangan serta usia peserta didik. Yang ketiga dasar Psikologis yakni
seperti kekuatan psikolosis yang berupa motivasi. Yang ke empat dasar
sosial memperhatikan latar belakang lingkungan peserta didik.
3. Dalam menentukan metode yang akan diterapkan oleh pendidik kepada
peserta didik, maka terlebih dahulu pendidik mengetahui prinsp metode
pendidikan islam yakni prinsip kemudahan, prinsip kesinabungan dan prinsip
fleksibel.
4. Terdapat beberapa karakteristik metode dalam pendidikan islam yakni
berdasarkan pada nilai-nilai islam, menedepankan akhlakul karimah, serta
mnekankan pada nilai keteladanan.

B. Saran

Penulis mohon maaf kepada semua pihak apabila dalam penyusunan


makalah ini masih ada kata atau kalimat yang tidak sesuai, kami sadari makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Penulis selaku penyusun akan menerima kritikan
dan saran dari pembaca dengan lapang dada dengan tujuan agar makalah ini bisa
lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fachruddin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam. (Medan: IAIN Press,


2003)

Heris Hermawan, Filsafat Pendidikan Islam, (direktorat Jenderal Pendidikan Islam,


2009)

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam perspektif Islam, (Bandung: Remaja


Rosdakarya. 1992)

Salminawati SS, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Citapustaka Media Perintis,


2011)

Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)

Ramaliyus dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,
2010)

Al Rasyidin, Falsafah Pendidikan Islami, (Bandung: Citapustaka, 2019)

Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002)

12

Anda mungkin juga menyukai