Anda di halaman 1dari 9

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH UMUM

Rif’atus sholehah1

Abstrak

Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar
senantiasa dapat memahami ajaran islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang
dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pedoman hidup. Pendidikan Agama Islam
merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia. Adapun yang menjadi
dasar dari pendidikan Agama Islam adalah Al-Qur’an dan Hadits. Tujuan Pendidikan Agama
Islam yaitu membina manusia beragama yang berarti manusia yang mampu melaksanakan
ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan
tindakan dalam kehidupan sehari-hari. problematika pendidikan agama islam di sekolah umum
terdiri dari beberapa faktor. Diantara solusi yang ditawarkan untuk mengatasi problematika
pendidikan agama Islam di sekolah adalah melalui pendekatan parsial, mengoptimalkan
peranan ranah afektif dan menciptakan iklim religius di lingkungan pendidikan.

Islamic religious education is a effort to construct and take care of student in order to
always can understand learned religious according to all. than getting the purpose can to
apply and to be the religious as orientation live. Islamic religious education is efforts
conscious and the planning to prepare the students to know, comprehend, experience to the
full, to believe, godfearing. as the basic of Islamic religious education is Al- Quran and Al- Hadist.
the aim of Islamic religious education that is building will and the human being which man able to
do teaching of religion of islam well and perfect. so that, attitudes and action in everyday life. the
problem of Islamic religious in public school consist of several factor. range from to solution
offered to solve the problem of Islamic religious education in the school is through persial,
optimirole of active domain and creating religious climate in education area.

Pendahuluan

Dilihat dari sejarahnya, Pendidikan Agama sejak Indonesia merdeka tahun 1945 telah

diajarkan di sekolah-sekolah negeri. Pada masa kabinet RI pertama tahun 1945, Menteri Pendidikan,

Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama Ki Hajar Dewantara telah mengirimkan surat edaran ke

1
IAIN MADURA,pamekasan,email:Refatus.sholehah@gmail.com
daerah-daerah yang isinya menyatakan bahwa pelajaran budi pekerti yang telah ada pada masa

penjajahan Jepang tetap diperkenankan dan diganti namanya menjadi pelajaran Agama. Pada saat

tersebut, pendidikan agama belum wajib diberikan pada sekolah-sekolah umum, namun bersifat

sukarela/fakultatif, dan tidak menjadi penentu kenaikan/kelulusan peserta didik.

Pendidikan Agama berstatus mata pelajaran pokok di sekolah-sekolah umum mulai SD

sampai dengan Perguruan Tinggi berdasarkan TAP MPRS nomor XXVII/MPRS/1966 Bab I Pasal I yang

berbunyi:”Menetapkan pendidikan agama menjadi mata pelajaran di sekolah-sekolah mulai dari

Sekolah Dasar sampai dengan Universitas-Universitas Negeri”. Peraturan ini keluar dengan tanpa

protes, setelah penumpasan PKI.

Pelaksanaan Pendidikan Agama pada umumnya serta Pendidikan Agama Islam pada

khususnya di sekolah-sekolah umum tersebut semakin kokoh oleh berbagai terbitnya perundang-

undangan selanjutnya, hingga lahirnya UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

yang lebih menjamin pemenuhan pendidikan agama kepada peserta didik.Dan diikuti dengan lahirnya

peraturan-peraturan selanjutnya sampai dengan terbitnya Peraturan Menteri Agama RI Nomor 16

Tahun 2010 tentang Pengelolaan Pendidikan Agama Pada Sekolah.

Dengan makin kuatnya posisi Pendidikan Agama Islam di dalam sistem pendidikan Indonesia

setelah mengalami masa pergulatan yang sangat panjang, tentunya secara ideal telah menunjukkan

hasil yang signifikan dan tujuan pendidikan agama Islam telah tercapai yaitu pendidikan jasmani,

pendidikan akal dan pendidikan akhlak2. Namun di dalam kenyataan di lapangan, ada beberapa

beberapa problematika yang muncul sehingga berakibat tidak maksimalnya pendidikan Agama Islam di

sekolah, baik di tingkat SD, SMP, SMA dan SMK.

Dalam dunia pendidikan tentunya ada beberapa masalah ,dan yang akan menjadi

pembahasan saat ini adalah , 1) pengertian problematika, , 2), Apa yang menjadi problema PAI di

sekolah umum,,4) Solusi problema PAI di sekolah umum.

2
Muhammad Haitami Salim, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),
hal.117-119
Adpun tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui problematika pendidikan agama,

2) untuk mengetahui apa yang menjadi problem PAI di sekolah umum, 3) untuk mengetahui solusi

problem PAI di sekolah umum.

Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian library research dengan

menelaah beberapa buku yang mendukung terhadap penelitian ini, juga menganalisis pada jurnal-jurnal

yang terdapat di kampus-kampus ternama di Indonesia. Library research merupakan penelitian pustaka

dengan maksud menelaah, menganalisis, mencari kelebihan dan kekurangan dari pustaka yang

mendukung. Disamping itu, menggunakan jurnal yang relevan dengan penelitian ini. Adapun langkah-

langkah yang dilakukan dalam mengumpulkan data library research ini adalah terlebih dahulu mencari

referensi yang relevan dengan penelitian, membaca berbagai referensi yang bersangkutan,

menganalisis kelebihan dan kekurangan pustaka dan mengambil beberapa argumentasi yang cocok

terhadap penelitian yang dilakukan.

Hasil dan Pembahasan

1. Pengertian problematika Pendidikan Agama Islam

Problematika istilah problema/problemaatika berasal dari bahasa inggris yaitu “problematic”

yang artinya persolan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa indonesia, probema berarti hal yang

belum dapat dipecahkan; yang menimbulkan permasalahan.3 Sedangkan ahli lain mengatakan

bahwa problema/problematika adalah suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan4.

Pendidikan Agama Islam adalah pembentukan kepribadian muslim. Atau perubahan sikap

dan tingkah laku sesuai dengan petunjuk ajaran islam.5

Menurut zakiyah Drajat Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan

mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran islam secara menyeluruh. Lalu

3
Dedikbud ,Kamus besar bahasa indonesia,(Jakarta: Bulan bintang,2000),hal.276
4
Arthur B. Vangudy. Cara mendapatkan ide-ide kreatif dan cemerlang. (Jakarta:Indeks,2011 ).hal.11
5
Zakiyah Drajat ,ilmu pendidikan islam, (Jakarta: Bumi Aksara,2000),hal.28
menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai

pandangan hidup.

2. Probelmatika Pendidikan Agama Islam di sekolah umum

Ada beberapa factor yang menjadi problematika PAI di sekolah antara lain yaitu

1. faktor internal

a. anak didik

Sebagai peserta didik adalah pihak yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan

dalam arti yang dibimbing diajari atau dilatih dalam peningkatan pelayanan, pemahaman,

Penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran agama Islam. di antara komponen terpenting

dalam pendidikan Islam adalah peserta didik, dalam perspektif pendidikan Islam peserta didik

merupakan subjek dan objek. Oleh karena itu aktivitas dan kependidikan tidak akan terlaksana

tanpa keterlibatan peserta didik di dalamnya dalam paradigma pendidikan Islam peserta didik

merupakan orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi kemampuan dasar yang

masih perlu dikembangkan.6

b. Guru

Guru kelambanan dalam belajar kadang disebabkan oleh tidak mencukupinya kegiatan

belajar mengajar bulunya pengajaran guru yang tidak memadai materi yang sulit sehingga

tidak dapat diikuti anak atau tidak ada kesesuaian antara pelajaran-pelajaran yang diterapkan

dan bakat anak.7

2. Faktor institusional

a. kurikulum

6
Samsul Nizar.Filsafat Pendidikan Islam Penddkatan Historis teoritis dan praktis (Jakarta: Ciputat,
2003), hal.47
7
Abdul Azis As Asykhs, Kelambanan dalam belajar dan caea penanganannnya (Jakarta: Gema
Insani, 2001), hal 25
kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam sistem

pendidikan karena kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan sekaligus

sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan.

dalam pengertian ini kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang isi

dan bahan pengajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan belajar mengajar di sekolah. ada empat komponen pokok dalam kurikulum yaitu

tujuan, isi, organisasi dan strategi. sedangkan pengertian yang luas kurikulum merupakan

segala kegiatan yang dirancang oleh lembaga pendidikan untuk sajikan kepada peserta didik

guna mencapai tujuan pendidikan. pengertian ini menggambarkan segala bentuk aktivitas

sekolah yang sekiranya mempunyai efek bagi pengembangan peserta didik adalah termasuk

kurikulum dan bukan terbatas pada kegiatan belajar mengajar saja.

b. manajemen

manajemen merupakan terjemahan dari kata manajemen yang berarti pengelolaan

ketatalaksanaan manajemen berasal dari kata to manage yang baik tujuan jangka pendek

menengah maupun jangka panjang tiga sarana dan prasarana sarana pendidikan agama

Islam adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam

menunjang proses pendidikan khususnya proses belajar mengajar seperti gedung ruang kelas

meja kursi Serta peralatan dan media pengajaran yang lain adapun yang dimaksud dengan

prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses

pendidikan atau pengajaran seperti kebun halaman Taman sekolah jalan menuju sekolah.8

8
Muhammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan pengajaran (Jakarta: Mahaputra adidaya, 2003), hal.
18.
c. Sarana dan prasarana

sarana dan prasarana pendidikan agama Islam yang baik diharapkan dapat

menciptakan sekolah yang bersih rapi dan indah sehingga menciptakan sekolah yang

menyenangkan bagi pendidikan maupun peserta didik yang berada di sekolah.9

3. Faktor eksternal

a. lingkungan

Pendidikan Tidak hanya terpaku pada lingkup sekolah saja akan tetapi lingkungan.

selain sekolah seringkali mengambil peran penting dalam pendidikan tersebut begitu juga

dengan pendidikan agama Islam berhasil atau tidaknya Pendidikan Agama Islam, lingkungan

sosial berperan penting terhadap keberhasilan pendidikan agama Islam karena perkembangan

anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan melalui lingkungan dapat ditemukan pengaruh yang

baik dan pengaruh buruk dalam problem lingkungan meliputi lingkungan masyarakat yang

berkurang agamis akan mengganggu perjalanan proses belajar mengajar.10

Namun yang menjadi pokok permasalahan atau Probelamtika yang dimaksud secara

urgen yaitu pendidikan keagamaan yang selama ini kurang dalam jam pelajaran.Dimana

untuk yang dibawah naungan dinas hanya memiliki dua jam pelajaran PAI dalam seminggu,

berbeda dengan yang berada dibawah naungan depag yang lebih banyak memiliki jam

pelajaran dan masih di petak petak atau di pecahkan menjadi empat maata pelajaran (Fiqih,Al-

qur’an hadits, Aqidah Akhlak,dan Sejarah kebudayaan islam) , dan hal ini memungkinkan

terjadi ketidak efektifan bagi yang berada di bawah naungan dinas dalam proses belajar

mengajar, sehingga penanaman akhlakul karima dan perubah tingkah laku bagi anak didik

sangatlah minim bahkan memungkinkan ketidak tercapaian dari tujuan pendidikan agama

islam.

9
Ramayulis,Iilmu Pendidikan Islam (Jakarta: kalam mulia, 2002 ), Hal.181
10
Sumardi, Psikologi Pendidikan , (Jakarta: Raja Grafindo persada, 2004), hal.184
Sedangkan realita umumnya dimsayarakat sekakarang untuk pendidikan agama

,orang tua hanya mengandalkan pendidikan agama islam yang di berikan di sekolah saja,

dikarekan mayoritas orang tua mereka adalah pegawai kantoran ,dan tidak sedikit yang

seharusnya menjadidi pendidik pertama(seorang ibu) juga menjadi wanita karir yang di

sibukkan denga urusan-urusan atau pekerjaan kantornya, dan tidak menutup kemungkinan

mereka tak begitu peduli dengan pendidikan Agama anaknya.

3. Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi problematika pendidikan agama Islam di sekolah.

Diantara solusi yang ditawarkan untuk mengatasi problematika pendidikan agama Islam di

sekolah yang pertama melalui pendekatan parsial yakni Untuk mengefektifkan pendidikan agama

Islam di sekolah maka semua guru selain guru agama diharapkan dapat memasukkan nilai-nilai

agama ke dalam mata pelajarannya.11 yang keduan yaitu Upaya Peranan Ranah Afektif Untuk

mengatasi problem kurang maksimalnya hasil pendidikan agama di sekolah adalah maka perlu

dilakukan upaya-upaya yang dapat menumbuhkan kesadaran beragama pada diri peserta didik

melalui sentuhan-sentuhan emosi. Di antara metode pendidikan yang banyak kaitannya dengan

sentuhan emosi yaitu melalui Bimbingan kehidupan beragama yang dapat dilakukan melalui

bimbingan konseling atau halaqah-halaqah, Sholat berjemaah bersama dan sebelum memulai

pelajaran Dapat diisi dengan menampilkan acara-acara yang merangsang untuk semakin tebalnya

emosi beragama, seperti doa, membaca Al-Qur’an, dan istighosah bersama dan lain-lain.12, ketiga

adalah Iklim Religius dimana untuk mengoptimalkan pendidikan agama Islam di sekolah maka

perlu menciptakan suasana religius yang kental di lingkungan pendidikan, meliputi tata pergaulan,

pakaian, lingkungan sekolah, praktik ibadah seperti diadakannya kantin kejujuran dan terutama

cerminan dari semua pihak guru dan lain-lain.13 dan yang terkahir adalah menanamkan kecakapan

Religius/Penambahan muatan lokal yang bernuansa agama. tujuan utamanya yaitu untuk

mendorong dan menyadarkan peserta didik akan pentingnya pengamalan syari’at islam dalam

kehidupan sehari-hari,dengan demikian diharpakan mereka bisa menjalankan ibadah syari’at


11
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Mencerdaskan Bangsa, (Jakarta: Rineka Cipta,
2012), Hal.39
12
Ibid hal 39-41
13
Ibid,hlm42
dengan baik dan benar sesuai ajaran agama islam.seperti SKIM(standart kecakapan ibadah

mahdlah) dan SKUA(Syarat kecakapan ubudiah dan akhlakul karimah).

Penutup

Pendidikan agama islam sangatlah dominan dalam pembentukan karakter siswa agar

menjadi manusia yang berkeribadian mandiri sesuai dengan al- qur’an dan al- hadist. karena

sejatinya tujuan pendidikan agama islam adalah pembentukan akhlakul karimah dengan cara

membina manusia beragama yang berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran

agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam

kehidupan sehari-hari. namun kenyataannya problematika pendidikan agama islam di sekolah

umum nampaknya masih menjalar yang dipengaruhi beberapa faktor, sehingga perlu kiranya

adanya solusi-solusi alternatif untuk mengakomodir atau mengatasi problematika yang sudah

terjadi. dengan demikian pendidikan agama islam di sekolah umum benar-benar terealisasikan

dengan baik dan membawa keberhasilan yang maksimal. Sedangkan realita umumnya sekarang

untuk pendidikan agama ,orang tua hanya mengandalkan pendidikan agama islam yang di berikan

di sekolah saja, dikarekan mayoritas orang tua mereka adalah pegawai kantoran ,dan tidak sedikit

yang seharusnya menjadidi pendidik pertama(seorang ibu) juga menjadi wanita karir yang di

sibukkan denga urusan-urusan atau pekerjaan kantornya, dan tidak menutup kemungkinan mereka

tak begitu peduli dengan pendidikan Agama anaknya. solusinya adalah melalui pendekatan persial,

upaya peranan ranah afektif, iklim religious dan menanamkan kecakapan religious atau

penambahan muatan local yang bernuansa agama.

Daftar pustaka

Arifin, H. Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012


Azis, Abdul As Asykhs, Kelambanan dalam belajar dan caea penanganannnya Jakarta: Gema
Insani, 2001
B. Vangudy, Arthur. Cara mendapatkan ide-ide kreatif dan cemerlang. Jakarta:Indeks,2011
Daulay, Haidar Putra, Pendidikan Islam Dalam Mencerdaskan Bangsa, Jakarta: Rineka Cipta,
2012
Dedikbud ,Kamus besar bahasa indonesia,Jakarta: Bulan bintang,2000
Drajat, Zakiyah ,ilmu pendidikan islam, Jakarta: Bumi Aksara,2000
M.Arifin, Ilmu Pendidikan Islam,(Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner), Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014
M.Athiyah, dasar-dasar pokok pendidikan islam, Jakarta; Bulan Bintang,1970
Nizar, Samsul.Filsafat Pendidikan Islam Penddkatan Historis teoritis dan praktis Jakarta:
Ciputat, 2003
Ramayulis,Iilmu Pendidikan Islam Jakarta: kalam mulia, 2002

Salim, Muhammad Haitami, Studi Ilmu Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012

Sumardi, Psikologi Pendidikan , Jakarta: Raja Grafindo persada, 2004


Surya, Muhammad, Psikologi Pembelajaran dan pengajaran Jakarta: Mahaputra adidaya,
2003

Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang sistem pemdidikan nasional


pasal 1

Anda mungkin juga menyukai