(RPP)
Kompetensi Inti
4.4 Mempresentasikan isi dan kandungan 4.4.1 Menunjukkan perilaku orang yang
ayat-ayat Al-Qur’an dan hadist tentang mengamalkan QS. Al-Kafirun (109): 1-6,
toleransi dan menjunjung tinggi etika QS. Yunus (10): 40-41, QS. Al-Kahfi (18):
pergaulan pada QS. Al-Kafirun (109): 1- 29, QS. Al-Hujurat (49): 10-13, dan hadist
6, QS. Yunus (10): 40-41, QS. Al-Kahfi riwayat Ahmad dari Ibnu Abbas.
(18): 29, QS. Al-Hujurat (49): 10-13,
dan hadist riwayat Ahmad dari Ibnu
Abbas.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melaksanakan berbagai aktivitas dalam pembelajaran dengan pendekatan Saintifik,
Observasi/pengamatan, Diskusi kelompok, Ceramah, Penugasan, dan Tanya
jawabdiharapkan siswa mampu:
1. Menyimulasikan hafalan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis tentang sikap toleransi dan menjunjung
tinggi etika pergaulan,
2. Mengartikan QS. Al-Kafirun (109): 1–6; QS. Yunus (10): 40–41; QS. Al-Kahfi (18): 29; QS.
Al-Hujurat (49): 10–13; dan hadis riwayat Ahmad dari Ibnu Abbas,
3. Menjelaskan kandungan QS. Al-Kafirun (109): 1–6; QS. Yunus (10): 40–41; QS. Al-Kahfi
(18): 29; QS. Al-Hujurat (49): 10–13; dan hadis riwayat Ahmad dari Ibnu Abbas, dan
4. Menerapkan perilaku orang yang mengamalkan QS. Al-Kafirun (109): 1–6; QS. Yunus (10):
40–41; QS. Al-Kahfi (18): 29; QS. Al-Hujurat (49): 10–13; dan hadis riwayat Ahmad dari Ibnu
Abbas.
Sehingga dapat mengimplementasikan sikap toleransi dan menjunjung tinggi etika pergaulan dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Materi Pembelajaran
1. QS. Al-Kafirun (109): 1–6 (Pertemuan I)
2. QS. Yunus (10): 40–41 (Pertemuan I)
3. QS. Al-Kahfi (18): 29 (Pertemuan I)
4. QS. Al-Hujurat (49): 10–13 (Pertemuan II)
5. Hadis riwayat Ahmad dari Ibnu Abbas (Pertemuan II)
6. Penerapan sikap toleransi dan menjunjung tinggi etika pergaulan (Pertemuan II)
D. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model Pembelajaran : Discovery learning
Metode : Observasi/pengamatan, Diskusi kelompok, Ceramah,
Penugasan, dan Tanya jawab.
E. Media Pembelajaran
Media :
Buku pedoman guru mapel Al-Qur’an Hadis MA kelas XI
Buku pegangan siswa mapel Al-Qur’an Hadis MA kelas XI
LKPD
Al-Qur’an dan terjemahnya
Buku penunjang lainnya yang sesuai
Media cetak dan elektronik sesuai materi
Alat/Bahan :
Laptop & infocus
Papan tulis
Spidol
Penghapus
F. Sumber Belajar
Modul HIKMAH Membina Kreatifitas Dan Prestasi, Qur’an Hadist Madrasah Aliyah
Kelas XI, 2017, hal 48
Direktorat Pendidikan Madrasah. Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Kementerian Agama RI,
Buku Siswa Al-Qur’an Hadis, kelas XI, 2015, hal
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Indikator Pencapaian Kopetensi
Guru memasuki ruangan dengan mengucapkan salam.
Guru mengajak siswa berdoa bersama sebelum pembelajaran dimulai dengan meminta salah
satu siswa untuk memimpin doa.
Guru memeriksa kehadiran siswa.
Guru mengomunikasikan indikator, tujuan pembelajaran, dan hasil belajar yang diharapkan
akan dicapai oleh tiap-tiap siswa.
Guru menyampaikan gambaran umum materi pembelajaran yang akan dibahas.
Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok.
Alokasi
NO Kegiatan Pembelajaran
Waktu
Pendahuluan
1. Memberi salam, berdo’a dan membaca Al- Religius
Quran
2. Memeriksa kehadiran peserta didik mengecek
kerapihan berpakain, kebersihan kelas
3. Memberitahukan materi pelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan saat itu 10
4. Melakukan appersepsi Menit
5. Memberi gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
6. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan belajar
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
100
Kegiatan Inti = Discovery learning Menit
Membagi peserta didik menjadi 3 kelompok
(setiap kelompok berjumlah 7 orang)
Mengamati Literasi
Siswa diminta membaca salah satu ayat Al-
Qur’an mengenai sikap toleransi dengan fasih 15
sesuai kaidah ilmu tajwid. Menit
Siswa diminta mengamati gambar yang terkait
dengan salah satu bentuk sikap toleransi
beragama. Critical
Menanya Thinking
Siswa dimotivasi untuk menanyakan
permasalahan yang berkaitan dengan materi
yang sedang dibahas. Misalnya, “Bolehkah
bersikap toleransi terhadap akidah dan ibadah?
Siapa yang memutuskan seseorang beriman
atau tidak?”
Problem
Statement Merumuskan permasalahan terkait Critical 10
(mengidentifikas dalam kehidupan sehari-hari Thinking Menit
i masalah)
Data Collecting Mengumpulkan informasi
(mengumpulkan Siswa ditugaskan mengumpulkan informasi dari Collabor
ation
data) berbagai sumber mengenai sikap toleransi yang
10
sesuai dengan QS. Al-Kafirun (109): 1–6; QS.
Menit
Yunus (10): 40–41, dan QS. Al-Kahfi (18): 29.
Data Processing Mengasosiasikan
(mengolah data) Siswa diminta membuat sebuah tulisan atau Critical
Thinking
10
makalah mengenai kandungan QS. Al-Kafirun Menit
(109): 1–6; QS. Yunus (10): 40–41, dan QS.
Al-Kahfi (18): 29.
Verification Mengkomunikasikan
(memverifikasi) Siswa mempresentasikan informasi yang telah Commun
ication
diperolehnya di depan kelas. Kemudian, 40
informasi tersebut didiskusikan bersama Menit
teman sekelas dan dibandingkan dengan
beberapa informasi yang diperoleh dari
kelompok lainnya.
Siswa diminta melaporkan hasil hafalan QS.
Al-Kafirun (109): 1–6; QS. Yunus (10): 40–
41, dan QS. Al-Kahfi (18): 29 beserta
terjemahnya.
Generalization Setiap kelompok membuat kesimpulan
(Menyimpulkan) bersama tentang sikap tolerasi dan etika
pergaulan berdasarkan hasil presentasi dari 15
kelompok berbeda Menit
Peserta didik mengerjakan soal evaluasi
Kegiatan penutup
Guru dan siswa menyimpulkan tentang materi
yang didapatkan.
Siswa melakukan refleksi dan mengerjakan
tugas pada buku siswa.
Guru menyampaikan cakupan besar materi
10
yang akan diajarkan pada pertemuan Menit
berikutnya.
Pembelajaran diakhiri dengan berdoa agar
materi pembelajaran dapat bermanfaat.
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian
1. Sikap : Observasi dan jurnal
2. Pengetahuan : Tes Tertulis
3. Keterampilan : Praktik
I. Bentuk Penilaian
1. Sikap : Lembar observasi sikap (Lampiran)
2. Pengetahuan : Soal PG dan Essay (Lampiran)
3. Keterampilan : Demontrasi (Lampiran)
J. Remedial
Pembelajaran remedial dilakukan bagis siswa yang capaian KD nya belum tuntas
Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial atau tutor sebaya,
atau tugas dan di akhiri dengan tes
K. Pengayaan
Bagi siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan belajar diberikan kegiatan
pembelajaran pengayaan untuk memperluas atau memperdalam materi tentang
ketentuan shalat masbuk.
Mengetahui
Kepala Sekolah MA Fan Tri Bhakti Guru Mata Pelajaran
Toleransi adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan
yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat
diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama, dimana
penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya.Kata
toleransi sebenarnya bukanlah bahasa “asli” Indonesia, tetapi serapan dari bahasa Inggris “tolerance”,
yang definisinya juga tidak jauh berbeda dengan kata toleransi/toleran. Menurut Oxford Advanced
Learners Dictionary of Current English, toleransi adalah quality of tolerating opinions, beliefs,
customs, behaviors, etc, different from one’s own.Adapun dalam bahasa Arab, istilah yang lazim
dipergunakan sebagai padanan dari kata toleransi adalah ﺳﻤﺎﺣﺔatau ﺗﺴﺎﻣﺢ. Kata ini pada dasarnya berarti
al-jûd (kemuliaan). atau sa’at al-shadr (lapang dada) dan tasâhul (ramah, suka memaafkan). Makna ini
selanjutnya berkembang menjadi sikap lapang dada/ terbuka (welcome) dalam menghadapi perbedaan
yang bersumber dari kepribadian yang mulia.
Etika adalah dalam bahasa Yunani “Ethos”, berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom).
Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu
“Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal- hal tindakan
yang buruk.
Secara doktrinal, toleransi sepenuhnya diharuskan oleh Islam. Islam secara definisi adalah “damai”,
“selamat” dan “menyerahkan diri”. Definisi Islam yang demikian sering dirumuskan dengan istilah
“Islam agama rahmatal lil’ālamîn” (agama yang mengayomi seluruh alam). Ini berarti bahwa Islam
bukan untuk menghapus semua agama yang sudah ada. Islam menawarkan dialog dan toleransi dalam
bentuk saling menghormati. Islam menyadari bahwa keragaman umat manusia dalam agama dan
keyakinan adalah kehendak Allah, karena itu tak mungkin disamakan.
Berikut ini adalah ayat-ayat yang menjelaskan tentang seruan untuk bertoleransi dan beretika dalam
pergaulan.
1. A. QS:al kafirun1-6
“Katakanlah: “Hai orang-orang kafir,aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.dan kamu
bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu
sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. untukmu
agamamu, dan untukkulah, agamaku.”
Surat ini adalah surat makkiyah, surat yang diturunkan pada periode Makkah, meskipun ada juga
pendapat yang menyebutkan bahwa, surat ini turun pada periode Madinah. Imam Ibnu Katsir dalam
tafsirnya menyebutkan bahwa, surat ini adalah surat penolakan (baraa’) terhadap seluruh amal ibadah
yang dilakukan oleh orang-orang musyrik, dan yang memerintahkan agar kita ikhlas dalam setiap amal
ibadah kita kepada Allah, tanpa ada sedikitpun campuran, baik dalam niat, tujuan maupun bentuk dan
tata caranya. Karena setiap bentuk percampuran disini adalah sebuah kesyirikan, yang tertolak secara
tegas dalam konsep aqidah dan tauhid Islam yang murni.
Surat al kafirun turun sekaligus sebagai jawaban atas ajakan kaum musyrikin Quarisy kepada nabi
Muhammad SAW. Mereka itu, antara lain al-As bin Wail as-Sahim, al-Aswad bin Abdul Muthalib,
Umayah bin Khalaf, dan Walid bin Mughirah. Mereka mengajak Nabi Muhammad SAW agar mau
sedikit toleran dan berkompromi dengan bergantian dalam menyembah Tuhan. Kaum Musyrikin akan
menyembah Tuhan yang di sembah Nabi Muhammad SAW. Dan waktu yang lain, Nabi Muhammad
SAW dan pengikutnya di minta untuk menyembah apa yang mereka sembah.
Secara umum, surat ini memiliki dua kandungan utama. Pertama, ikrar kemurnian tauhid, khususnya
tauhid uluhiyah (tauhid ibadah). Kedua, ikrar penolakan terhadap semua bentuk dan praktek
peribadatan kepada selain Allah, yang dilakukan oleh orang-orang kafir.
Kemudian QS Al-Kafirun ini ditutup dengan pernyataan secara timbal balik, yaitu untukmu agamamu
dan untuku agamaku. Dengan demikian, masing-masing pemeluk agama dapat melaksanakan apa yang
dianggapnya benar dan baik sesuai dengan keyakinannya tanpa memaksakan pendapat kepada orang
lain dan sekaligus tidak mengabaikan keyakinan masing-masing serta akan dipertanggung jawabkan
masing-masing dihadapan Allah. Dengan turunnya ayat ini, Hilanglah harapan orang-orang musyrikin
Quraisy yang berusaha membujuk Nabi Muhammad SAW agar bersikap toleran dengan jalan untuk
kompromi dalam bidang Aqidah Islam.
1. Q:S Yunus:40-41
“di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di antaranya ada (pula)
orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang
berbuat kerusakan.jika mereka mendustakan kamu, Maka Katakanlah: “Bagiku pekerjaanku dan
bagimu pekerjaanmu. kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri
terhadap apa yang kamu kerjakan”.
Pada ayat ke 40 surat Yunus Allah menjelaskan orang yang tidak beriman (kaun Kafir) yang
mendustakan Al Qur’an dibagi menjadi dua. Pertama golongan yang benar-benar mempercayai dengan
iktikad baik terhadap Al Qur’an, mereka termasuk orang yang menghormati pendapat orang lain.
Kedua golongan yang sama sekali tidak mempercayai dan terus menerus di dalam kekafiran, mereka
termasuk orang membuat kerusakan.
Pada ayat yang ke 41 surat Yunus “Bagiku pekerjaanku bagi kamu pekerjaan kamu”, bahwa Islam
sangat menghargai perbedaan-perbedaan diantara manusia, karena masing-masing punya hak. Dan
tidak boleh memaksakan orang lain memeluk agama Islam, sekalipun Islam agama yang benar. Yakni
biarlah kita berpisah secara baik-baik dan masing-masing akan dinilai Allah serta diberi balasan dan
ganjaran yang sesuai.
“dan Katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka Barangsiapa yang ingin (beriman)
hendaklah ia beriman, dan Barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah
sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka
meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek”.
Ayat ini menegaskan bahwa manusia semua termasuk kaum Musyrikin yang angkuh itu bahwa “
Kebenaran (al-Qura’an) yang turun dan aku sampaikan ini datangnya dari Tuhan yang memelihara
alam semesta; maka barang siapa yang mau beriman tentang apa yang kusampaikan ini maka
hendaklah ia beriman. Hal demikian sebab keuntungan dan manfaat dari ke imanan mereka akan
kembali kepada dirinya sendiri. Dan barang siapa ingin kafir, ingkar dan menolak ayat-ayat Allah,maka
biarlah ia kafir – walau sekaya apapun dan tingginya kedudukan seseorang baik dalam jabatan formal
maupun sosialnya.Allah SWT tidak akan merasa kerugian dan berkurangnya kekuasanNya dengan
kekefiran mereka. Malah sebaliknya, Mereka akan merasa merugi dan celaka dengan keingkaran dan
menolak ayat-ayat Allah tersebut. Malahan Allah telah menyedikan neraka yang kobaran apinya
mengepung segala arah, Sehingga mereka tidak dapat menghindar.
Kata ﺳﺮادقterambil dari kata Persia, Ahli tafsir mengartikan kata ini dengan Kemah dan ahli tafsir lain
menterjemahkan dengan Penghalang.Yakni neraka menggambarkan bangunan yang mempunyai
penghalang berupa kobaran api, sehingga manusia yang disiksa tidak akan bias keluar dari neraka, dan
pihak lain pun tidak bias masuk untuk member pertolongan. Dengan demikian yang disiksa benar-
benar diliputi oleh api itu.
A. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan kedua
Indikator Pencapaian Kompetensi
Nilai- Alokasi
nilai Waktu
NO Kegiatan Pembelajaran
PTK/4
c
Pendahuluan
1. Memberi salam, berdo’a dan membaca Al- Religius 10
Quran Menit
2. Memeriksa kehadiran peserta didik mengecek
kerapihan berpakain, kebersihan kelas
3. Memberitahukan materi pelajaran yang akan
dibahas pada pertemuan saat itu
4. Melakukan appersepsi
5. Memberi gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
6. Menjelaskan mekanisme pelaksanaan belajar
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
100
Kegiatan Inti = Discovery learning
Menit
Stimulation Membagi peserta didik menjadi 4 kelompok
(memberi (setiap kelompok berjumlah 5 orang)
stimulus) Mengamati Literasi
Siswa diminta membaca salah satu ayat Al-
Qur’an hadis yang berkaitan dengan etika
15
pergaulan.
Menit
Menanya
Siswa dimotivasi untuk menanyakan Critical
permasalahan yang berkaitan dengan materi Thinking
yang sedang dibahas. Misalnya, “Apa sajakah
yang tidak boleh dilakukan dalam pergaulan?
Siapakah yang tidak termasuk golongan umat
Nabi Muhammad Saw.?”
Problem
Statement Merumuskan permasalahan terkait dengan
(mengidentifikas Etika Pergaulan dalam kehidupan sehari-hari Critical
i masalah) Thinking 10
Menit
Verification Mengkomunikasikan
(memverifikasi) Siswa mempresentasikan informasi yang telah Commun
ication
diperolehnya di depan kelas. Kemudian, 40
informasi tersebut didiskusikan bersama teman Menit
sekelas dan dibandingkan dengan beberapa
informasi yang diperoleh dari kelompok
lainnya.
Siswa diminta melaporkan hasil hafalan QS.
Al-Hujurat (49): 10–13 dan hadis riwayat
Ahmad dari Ibnu Abbas beserta terjemahnya.
Generalization Setiap kelompok membuat kesimpulan
(Menyimpulkan) bersama tentang shalat masbuk dan halangan
shalat berjamaah berdasarkan hasil presentasi 15
dari kelompok berbeda Menit
Peserta didik mengerjakan soal evaluasi
Kegiatan penutup
Guru memberikan penguatan
Dengan bimbingan guru siswa secara bersama-
sama menyimpulkan pembelajaran 10
Refleksi : guru bersama siswa Menit
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
pembelajaran
Guru member umpan balik
Guru menyampaikan rencana untuk
pembelajaran pertemuan yang akan dating
Do’a dan penutup
B. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian
4. Sikap : Observasi dan jurnal
5. Pengetahuan : Tes Tertulis
6. Keterampilan : Praktik
C. Bentuk Penilaian
4. Sikap : Lembar observasi sikap (Lampiran)
5. Pengetahuan : Soal PG dan Essay (Lampiran)
6. Keterampilan : Demontrasi (Lampiran)
D. Remedial
Pembelajaran remedial dilakukan bagis siswa yang capaian KD nya belum tuntas
Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial atau tutor sebaya,
atau tugas dan di akhiri dengan tes
E. Pengayaan
Bagi siswa yang sudah mencapai nilai ketuntasan belajar diberikan kegiatan
pembelajaran pengayaan untuk memperluas atau memperdalam materi tentang
ketentuan shalat masbuk.
Mengetahui
Kepala Sekolah MA Fan Tri Bhakti Guru Mata Pelajaran
Dalam ayat 10 Allah menggunakan kata اﺧﻮةbukan kata اﺧﻮان. Dari segi kandungan makna ternyata
terdapat perbedaan arti antara keduanya, meskipun sama-sama merupakan bentuk jamak dari kata
tunggal اخ. Kata اﺧﻮةmenunjukan arti saudara sekandung. Sedangkan اﺧﻮانberarti teman sejawat.
Disini al-Qur’an menganggap persaudaraan dalam satu agama bagaikan persaudaraan dalam satu
nasab, dan islamlah sebagai orang tuanya.
Pada ayat 10 Allah menegaskan bahwa orang-orang mukmin adalah bersaudara. Meskipun berbeda
bangsa, adat, warna kulit, bahasa, kedudukan, social-ekonomi, tetapi mereka itu satu ikatan
persaudaraan islam. Oleh karennya sesame orang mukmin harus mempunyai jiwa persaudaraan yang
kokoh sebagaimana diajarkan agamanya yaitu islam.
Kandungan ayat 11 merupakan konsekuensi logis dari makna yang terkandung pada ayat 10. Pada ayat
10 orang mukmin itu bersaudara, maka konsekuensinya orang-orang mukmin tidak boleh saling
mengolok-olok. Sebab boleh jadi orang-orang mukmin yang diperolok-olok itu lebih baik dari oarng
yang mengolok-olok. Demikian juga orang mukminah.
Olok-olok disini dapat berupa ejekan atau perkataan, sindiran dan kelakar yang bersifat merendahkan
diri atau menghinanya. Itu semua dapat menimbulkan pertengkaran atau perkelahian. Oleh karena itu
Allah melarang orang-orang mukmin saling memperolok-olok yang lain agar terbina persaudaraan,
kesatuan, persatuan dikalangan orang mukmin.
Pada ayat 11 juga orang mukmin dilarang mengolok-olok diri sendiri. Ahli tafsir menjelaskan
mengolok-olok diri sendiri maksudnya mengolok sesama mukmin karan antara sesama muslim itu satu
tubuh. Begitupun di ayat ini Allah melarang orang mukmin memanggil orang mukmin lain dengan
panggilan atau sebutan yang buruk. Yaitu sebutan yang tidak disukai oleh orang yang dipanggil atau
digelarinya. Seperti memanggil orang beriman dengan panggilan “hai Fasik” atau “hai Kafir”. Dalam
ayat ini Allah memperingatkan kepada orang yang berbuat kesalahan harus segera taubat.
Masih dalam kerangka membina persaudaraan orang-orang mukmin. Dalam ayat 12 Allah melarang
orang-orang yang beriman cepat berperasangka. Sebab sebagian perasangka itu adalah dosa, karena itu
harus di jauhi. Dalam ayat ini juga Allah melarang oarng mukmin mencari-cari kesalahan orang lain,
menggunjing, menceritakan keburukan orang lain (ghibah).Allah menggambarkan orang yang begitu
bagaikan seseorang yang makan daging mentah, yang sebenarnya dia sendiri tidak menyukainya.
Al-Qur’an surat al-hujarat ayat 13 menegaskan kepada semua manusia bahwa ia diciptakan Allah dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan. Menciptakan manusia secara pluralistic, beraneka bangsa,
suku, bahasa, budaya dan warna kulit. Keanekaragaman dan kemajemukan manusia seperti itu adalah
bukan untuk berpecah belah, saling membanggakan kedudukan, yang satu lebih terhormat dari yang
lainnya akan tetapi supaya saling mengenal, bersilaturahmi, berkomunikasi, saling member dan
menerima. Suatu hal penting bahwa semua manusia itu sama di hadapan Allah, yang membedakan
derajat mereka adalah ketaqwaannya kepada Allah SWT.
Hadis Pertama
bersabda:ada lima kewajiban orang islam terhadap orang islam Dari Abi Hurairah ra. berkata, Rasullah
sakit, dan berdoa yaitu membalas salam, memenuhi undangan, melayat jenazah, menengok orang ,lainnya
(hamdallah).(Ibnu majah bagi orang yang bersin yang memuji Allah (membaca
Dalam hadis di atas Rasullah Saw memberi pelajaran kepada orang-orang islam tentang kewajiban
dan haknya dalam pergaulan sehari-hari. Hak dan kewajiban itu antara lain:
Apabila ada orang islam yang memberi salam atau mengucapkan salam, yaitu “assalamu’alaikum”
maka orang islam lainnya berkewajiban membalas atau menjawab salam itu. Memberi salam adalah
sunah.
Orang islam apabila diundang oleh orang islam lainnya, wajib memenuhi atau menghadirinya,
terutama adalah undangan pernikahan atau walimatul ursy.
Apabila ada orang islam yang meninggal dunia, maka orang islam lainnya berkewajiban
melayatnya. Hukumnya adalah wajib kifayah.
Apabila ada oarng islam bengkis lalu ia mengucapkan “alhamdulilah” maka orang islam yang
mendengarkannya berkewajiban mendoakannya dengan mengucapkan doa” Yarhakumullah”.
Perintah yang di pesankan dalam hadis tersebut tampak sangat manusiawi dan sesuai dengan
hukum sosial. Sebagaimana diakui dalam sosialogi bahwa pada kehidupan masyarakat apapun dan
dimana pun beradanya sangat memerlukan adanya perilaku yang seimbang diantara anggotanya.
Oleh karena itu apa yang di anjurkan hadis tersebut merupakan tata aturan/hukum sosial
kemasyarakatan yang sangat indah dan manusiawi. Lebih dari itu etika sosial tadi hukumnya bukan
hanya mengandung nilai-nilai budaya luhur, tetapi juga mengandung nilai peribadatan, karena
dalam praktiknya banyak mengandung doa guna membesarkan hati, menggembirakan,
menentramkan, menghibur orang yang bersangkutan.
Hadis Kedua
Perumpamaan sesama orang-orang mukmin dalam mencinta, menyayangi, dan merasakan lemah lembut
seperti satu tubuh manusia, Jika diantara satu anggotanya merasa sakit maka seluruh tubuh akan
merasakan
gelisah dan sakit
ﻣﻌﻨﻰ ﻣﻔﺮدة ﻣﻌﻨﻰ ﻣﻔﺮدة
Saling mencintai ﺗَ َﻮا ِد ِھ ْﻢ Perumpamaan َﻣﺜَ ُﻞ
Tubuh ﺴ ِﺪ َ َاْﻟﺠ Saling berlaku lemah َوﺗَﻌَﺎطُﻔِ ِﮭ ْﻢ
lembut
Anggota ﻋُﻀْ ٌﻮ Mengadu ﺳﺘَﻜَﻰ ْ ا
Semua ﺳَﺎﺋِ ِﺮ Mereka ِھ ْﻢ
Gelisah ﺴﮭَﺮ َ اﻟ Sakit panas َواْﻟﺤُ ﻤَﻰ
Saling menyayangi ﺗَ َﺮا ِﺣ ِﻤ ِﮭ ْﻢ Merasakan ﺗَﺪَاﻋَﻰ
panas.(HR.Bukhori dan Muslim)
Hadis ini menerangkan tentang etika atau tata pergaulan sosial kemasyarakatan sesama muslim. Dalam
hadis ini Rasullalah memberi pelajaran bagaimana hubungan sosial orang-orang islam dengan orang islam
lainnya. Cinta kasih sayang dan kemesraan hubungan orang0orang muslim dengan muslim lainnya itu
digambarkan oleh Rasulallah SAW ibarat satu tubuh. Dalam hadis ini juga menjelaskan tentang pentingnya
solideritas dalam kehidupan antara umat islam.
Kita tahu dan sadar bahwa manusia tidak bisa hidup kecuali dalam kebersamaan. Kebersamaan baru dapat
diwujudkan manakala solideritas tercermin dalam kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu anjuran
hadist tersebut kepada umat islam untuk mewujudkan solideritas dalam kehidupan antra mereka
merupakan ajakan yang positif dan itulah etika pergaulan sesama umat islam.
1. Sesama orang mukmin harus mempunyai jiwa persaudaraan yang kokoh, meskipun berbeda
bahas, suku bangsa, adat kebiasaan, tingkat ekonomi-sosial tetapi mereka satu ikatan
persaudaraan.
2. Sesama orang mukmin tidak boleh mengolok-olok, mengejek, menghina satu sama lainnya.
3. Sesama orang mukmin tidak boleh memanggil orang mukmin lain dengan panggilan atau
sebutan yang buruk.
4. Orang mukmin dilarang berburuk sangka.
5. Orang mukmin harus mengikuti perintah untuk sadar dan mengakui bahwa disisi Allah
SWT semua manusia sama kedudukannya, yang membedakan derajat mereka adalah
ketaqwaannya.
5.Hadis Pertama
1. Etika pergaulan masyarakat sesama orng islam dilandasi dengan ajaran islam. Tercakup di
dalam nilai budaya perlunya berperilaku yang seimbang demi mewujudkan masyarakat yang
indah dan menyenangkan.
2. Sesama orang islam berkewajiban memenuhi hak dan kewajiban mereka masing-masing.
3. Dalam kehidupan sehari-hari orang islam perlu doa untuk mendoakan sesama demi
kesejahteraan mereka sendiri.
6.Hadis kedua
Orang-orang mukmin harus mempunyai solideritas, ta’awun dan kepedulian sosial terhadap orang-
orang mukmin.
Penilaian
Prosedur penilaian :
kelompok.
kreatif.
d. Menerapkan nilai-nilai
materi pembelajaran.
Abbas.
f. Mengimplementasikan
terjemahnya.
b. Terampil menerapkan
Ibnu Abbas.
Lampung Tengah, November 2022
Mengetahui
Kepala Sekolah MA Fan Tri Bhakti Guru Mata Pelajaran