Disusun oleh:
1.Ahmad Athariq
2. M. Teddy Syah
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Pengertian
kedudukan dan fungsi metode pembelajaran pai“. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karenaitu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Penulis
BAB l PENDAHULUAN.................................................................................
A.latar belakang ................................................................................................
C.Tujuan ............................................................................................................
BAB ll PEMBAHASAAN................................................................................
A.Kesimpulan .....................................................................................................
A. Latar Belakang
Pada awalnya tugas dan tanggung jawab terhadap perkembangan anak didik adalah murni
tugas kedua orang tua anak didik tersebut, jadi tidak perlu orang tua mengirimkan anaknya ke
sekolah. Akan tetapi karena perkembangan pengetahuan, keterampilan, sikap serta kebutuhan hidup
sudah sedemikian luas, dalam, dan rumit maka orang tua tidak mampu lagi melaksanakan tugasnya
sendiri mendidik anaknya.
Keutamaan dan kemulian seorang guru bukan terletak pada jabatan profesi gurunya, melainkan
terletak pada tugas mulia yang diembannya. Tugas yang diemban seorang guru hampir sama dengan
tugas seorang Rasul yakni menyampaikan risalah kenabian kepada manusia yang kemudian tugas
itu dilanjutkan oleh umat manusia sebagai warasat al anbiya, yang pada hakekatnya mengemban
misi rahmatan li al ‘alamin, yakni suatu misi yang mengajak umat manusia untuk senantiasa tunduk
dan beribadah kepada Allah SWT.
Guru dalam pendidikan Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap upaya perkembangan
jasmani dan rohani serta pengetahuan dan keterampilan hidup menuju ke tingkat yang lebih tinggi
sehingga mampu menunaikan tugas kemanusiaannya baik sebagai kholifah fil ardh maupun sebagai
‘abd (hamba Allah). Oleh karena itu guru dalam hal ini tidak hanya terbatas pada orang-orang yang
bertugas dalam proses pendidikan di madrasah, tetapi semua orang yang terlibat dalam proses
pendidikan murid sejak masa kanak-kanak hingga meninggal dunia .
Sebelum memasuki madrasah, seorang murid telah menerima pendidikan dari orang tua, guru
pertamanya di rumah. Karena keterbatasan orang tua dalam memberikan pendidikan di rumah maka
ia menyerahkan proses pendidkan berikutnya kepada guru di madrasah. Jadi eksistensi guru
sebenarnya memainkan peran dan tugas orang tua pada tahap-tahap pembelajaran berikutnya.
Dalam hal ini, penulisakan membahas mengenai tugas-tugas guru, kedudukan guru serta sifat-sifat
guru dalam pendidikan Islam
Rumus Masalah
Tujuan
Tujuan akhir pendidikan Islam tidak lepas dari tujuan hidup seorang Muslim. Tujuan
pendidikan di samping menekankan keimanan kepada Allah, juga menciptakan seorang Muslim
yang benar.
Menurut Prof Naquib al Attas, tujuan pendidikan adalah mengembalikan manusia kepada
fitrah kemanusiaannya bukan pengembangan intelektual atas dasar manusia sebagai warga negara,
yang kemudian identitas kemanusiaannya diukur sesuai dengan perannya dalam kehidupan
bernegara. Menurutnya, konsep pendidikan Islam pada dasarnya berusaha mewujudkan manusia
yang baik, manusia yang sempurna sesuai dengan fungsi utama diciptakannya. Manusia itu
membawa dua misi sekaligus, yaitu sebagai hamba Allah (abdullah) dan sebagai khalifah di bumi
(khalifah fi al-ardh).
Dalam proses pendidikan, tujuan akhir merupakan tujuan yang tertinggi yang akan dicapai
pendidikan Islam, tujuan akhir merupakan kristalisasi nilai-nilai idealitas Islam yang diwujudkan
dalam pribadi anak didik. Maka tujuan akhir itu harus meliputi semua aspek pola kepribadian yang
ideal.
Dalam konsep pendidikan itu berlangsung sepanjang kehidupan manusia, dengan demikian
tujuan akhir pendidikan Islam pada dasarnya sejajar dengan tujuan hidup manusia dan peranannya
sabagai makhluk ciptaan Allah dan sebagi kholifah di bumi. Sebagaimana diungkapkan Hasan
Langgulung bahwa “segala usaha untuk menjadikan manusia menjadi ‘abidinilah tujuan tertinggi
pendidikan dalam Islam.”
Proses menuju terwujudnya manusia yang beriman dan bertaqwa merupakan tujuan pokok yang
paling penting dalam ajaran Islam itu sendiri. Untuk itu dibutuhkan usaha yang mantap dan
sempurna dalam upaya pengembangannya. Pengembangan iman dan taqwa dapat dilakukan melalui
pendidikan dengan menawarkan dan mengembangkan kembali konsep tauhidsebagai landasan
filsafat pendidikannya.
B. Peran Guru Dalam Metode Pendidikan Agama Islam
Dalam pandangan Islam, guru yaitu subjek yang melaksanakan pendidikan Islam, dan guru
ini juga mempunyai peran penting terhadap berlangsungnya pendidikan.Oleh karena itu, baik
buruknya guru berpengaruh besar terhadap hasil pendidikan Islam dikemudian hari. Guru juga
merupakan sebuah public figure yang akan dijadikan panutan pelajarnya maka guru harus memiliki
akhlak yang luhur. Pembinaan dan pembimbingan murid dari guru yang berakhlak luhur sangat
menentukan terbentuknya perilaku sebagai pencerminan dari al akhlak al-karimah.
Muslim meriwayatkan dari Jarir bin Abdullah dari Rasulullah SAW bahwa beliau bersabda: “Dalam
Islam itu, barangsiapa yang memberikan teladan suatu kebaikan maka ia akan memperoleh
pahaladitambah pahala seperti yang didapat oleh mereka yang meneladaninya sesudahnya tanpa
mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dalam Islam itu, barangsiapa yang memberikan teladan
suatu keburukan maka dia akan memperoleh dosa ditambah dosa seperti yang didapat oleh mereka
yang meneladaninya sesudahnya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun” .
.Guru adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam pendidikan dan pengajaran, kerana
gurulah yang akan bertanggung jawab dalam membentuk peribadi seorang murid. Oleh karena itu
guru atau pendidik harus sedar akan tugas dan tanggung jawab mereka dan sentiasa menjaga nama
baik mereka sebagai pendidik dan pemimpin masyarakat dengan menjalankan segala tugas dan
tanggung jawab secara ikhlas dan jujur.
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 27 ayat 3 ada tiga peranan guru yaitu:1)
sebagai pengajar; 2) sebagai pembimbing; 3) sebagai administrator kelas.
Seorang pendidik bukan hanya bertugas mentrasfer ilmunya kepada orang lain atau kepada
anak didiknya. Tetapi pendidik juga bertanggungjawab atas pengelolaan, pengarah fasilitator dan
perencanaan. Oleh karena itu, fungsi dan tugas pendidik dalam pendidikan dapat disimpulkan
menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Sebagai instruksional (pengajar), yang bertugas merencanakan program pengajaran dan
melaksanakan program yang telah disusun serta mengakhiri dengan pelaksanaan penilaian
setelah program dilakukan.
2. Sebagai educator (pendidik), yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan dan
berkepribadian kamil seiring dengan tujuan Allah SWT menciptakannya.
3. Sebagai managerial (pemimpin), yang memimpin, mengendalikan kepada diri sendiri,
peserta didik dan masyarakat yang terkait, terhadap berbagai masalah yang menyangkut .
Sebaupaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan dan partisipasi atas
program pendidikan yang dilakukan.
Dalam tugas itu, seorang pendidik dituntut untuk mempunyai seperangkat prinsip keguruan.
Prinsip keguruan itu dapat berupa:
1. Kegairahan dan kesediaan untuk mengajar seperti memerhatikan: kesediaan, kemampuan,
pertumbuhan dan perbedaan peserta didik.
2. Membangkitkan gairah peserta didik
3. Menumbuhkan bakat dan sikap peserta didik yang baik
4. Mengatur proses belajar mengajar yang baik
5. Memerhatikan perubahan-perubahan kecendrungan yang mempengaruhi proses mengajar
6. Adanya hubungan manusiawi dalam proses belajar mengajar
Fungsi guru dalam pendidikan Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap upaya
perkembangan jasmani dan rohani serta pengetahuan dan keterampilan hidup menuju ke tingkat
yang lebih tinggi sehingga mampu menunaikan tugas kemanusiaannya baik sebagai kholifah fil
ardh maupun sebagai ‘abd (hamba Allah). Oleh karena itu guru dalam hal ini tidak hanya terbatas
pada orang-orang yang bertugas dalam proses pendidikan di madrasah, tetapi semua orang yang
terlibat dalam proses pendidikan murid sejak masa kanak-kanak hingga meninggal dunia .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan Agama Islam, sebagai sebuah pogram pMaka dada prinsipnya mempelajari ilmu
Agama di SMP adalah membekali siswa kemampuan berbembelajaran diarahkan pada aqidah dan
ketaqwaan, serta prilaku yang bersifat Islami dalam kehidupan sehari-hari. agai cara mengetahui
dan suatu cara mengerjakan yang dapat membantu siswa untuk memahami alam beserta isinya
secara mendalam, serta untuk terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT, berbudi pekerti yang luhur, memiliki pengetahuan tentang ajaran pokok Agama Islam dan
mengamalaknnya dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki pengetahuan yang luas tentang Islam
Pada awalnya tugas dan tanggung jawab terhadap perkembangan anak didik adalah murni
tugas kedua orang tua anak didik tersebut, jadi tidak perlu orang tua mengirimkan anaknya ke
sekolah. Akan tetapi karena perkembangan pengetahuan, keterampilan, sikap serta kebutuhan hidup
sudah sedemikian luas, dalam, dan rumit maka orang tua tidak mampu lagi melaksanakan tugasnya
sendiri mendidik anaknya.
Keutamaan dan kemulian seorang guru bukan terletak pada jabatan profesi gurunya, melainkan
terletak pada tugas mulia yang diembannya
B.Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini.
Agar, penulisan makalah ini agar menjadi lebih baik dan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
Tiga Tujuan Utama Pendidikan Islam - Hidayatullah.com
Roestiyah NK, Masalah-masalah Ilmu Keguruan (Jakarta: Bina Aksara, 1982), 86
Ahmad Tafsir, Dr., Ilmu Pendidikan dalam PerspektifIslam, Penerbit Remaja Rosdakarya,
Bandung,2005